Anda di halaman 1dari 4

Bahasa Gaul dan Keterbukaan Komunikasi Para Millenial

Hanifan Nabila ‘Ullayya , IAIN Ponorogo

Pendahuluan
Berkomunikasi menjadi hal yang harus dan wajar bagi setiap individu, baik untuk
menggali informasi, bertukar maupun mengemukakan pendapatnya. Maka diperlukan sebuah
akomodasi untuk menjembatani kegiatan tersebut yakni berwujud bahasa. Di Indonesia
sendiri terdapat berbagai macam bahasa, terdiri dari bahasa nasional, bahasa negara dan
bahasa daerah. Demi mencapai proses komunikasi yang lancar, penggunaan bahasa
mengalami berbagai modifikasi. Seiring berjalannya waktu, manusia sebagai makhluk sosial
yang berakal menciptakan kemudahan dalam berkomunikasi. Contohnya terdapat pada
terciptanya bahasa gaul yang diasumsikan lebih efektif dan efisien untuk pemahaman dan
penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari terutama di kalangan para milenial. Disini akan
dibahas mengenai apa yang menjadi tolak ukur pemahaman dari asumsi tersebut mengenai
bahasa gaul dan keterbukaan pada komunikasi para milenial.
Perkembangan teknologi dan komunikasi yang ada dewasa ini telah memengaruhi
dimensi kultural yang ada di tengah-tengah masyarakat, termasuk praktik berbahasa di
tengah-tengah masyarakat penuturnya. Gejala ini berlangsung dengan cepat seiring dengan
adanya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang secara tidak langsung telah
menentukan perubahan di sektor lainya, seperti maraknya penggunaan media sosial di
kalangan anak-anak muda. Praktik komunikasi yang disebabkan oleh perkembangan
teknologi ini telah berpengaruh terhadap lingual yang digunakan sebagai media komunikasi
di kalangan penuturnya. Gejala ini telah menyebabkan adanya disparitas dan kesenjangan
bahasa yang digunakan oleh kaum tua dan kaum muda. Pada praktiknya, tidak sedikit kaum
tua yang merasa kesulitan untuk memahami cara berbahasa yang digunakan kaum muda
dalam praktik komunikasinya.
Perkembangan bahasa gaul, merupakan salah satu dampak yang ditimbulkan oleh
kemajuan teknologi. Salah satu contoh perkembangan teknologi yang memengaruhi
perkembangan bahasa gaul antara lain, yaitu media sosial. Media sosial merupakan tempat
yang paling cepat dalam menyebarkan berita atau informasi kepada orang-orang. Dalam hal
ini, media sosial seperti Facebook, Instagram, Line, Twitter, WhatsApp, dll. merupakan
media sosial yang populer yang bukan hanya anak remaja saja yang mengaksesnya tetapi
hampir semua jenjang usia bisa dengan mudah mengaksesnya. Praktik lingual berbasis media
sosial tersebut ternyata telah memengaruhi praktik lingual kaum muda di dalam kehidupan
sehari-hari, khususnya dalam ranah pergaulan di antara mereka. Menurut pemahaman para
kaum tua, praktik lingual dengan memunculkan bahasa baru tersebut masih terasa aneh di
telinga dan di pikiran mereka, tetapi bagi kaum muda praktik lingual tersebut merupakan
sesuatu yang biasa, wajar, kreatif, dan komunikatif.

Pembahasan
Yang dimaksud bahasa yakni bentuk kreatifitas lisan yang tercipta melalui proses
pemikiran suatu individu dalam upaya mengungkapkan pendapatnya maupun berkomunikasi
dengan orang lain. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat berupa lambang
bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Pengertian bahasa itu meliputi dua bidang.
Pertama, bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap dan arti atau makna yang tersirat dalam arus
bunyi itu sendiri. Bunyi itu merupakan getaran yang merangsang alat pendengaran kita.
Kedua, arti atau makna, yaitu isi yang terkandung di dalam arus bunyi yang menyebabkan
adanya reaksi terhadap hal yang kita dengar.1 Adapun bahasa di definisikan sebagai sistem
lambang bunyi arbitrer yang digunakan oleh suatu masyarakat sosial untuk saling
berkomunikasi, bekerjasama , dan mengidentifikasikan diri.2 Pikiran, perasaan, dan keinginan
baru terwujud bila dinyatakan, dan alat yang menyatakan itu adalah bahasa.
Sekitar 6.000-7.000 bahasa ditemukan dari seluruh dunia. Bahasa gaul termasuk
bahasa yang sering diucapkan. Dalam konteks ini, bahasa gaul termasuk dalam hasil terapan
dari proses perkembangan pemikiran, perasaan dan perilaku individu pada bidang linguistik.
Saat ini, bahasa gaul melebur dan umum digunakan dalam percakapan sehari-hari di
lingkungan pergaulan sosial bahkan dalam berbagai media. Seringkali juga digunakan untuk
pengumuman-pengumuman yang ditujukan untuk kalangan remaja. Bahasa gaul merupakan
salah satu bentuk variasi bahasa yang timbul akibat perkembangan zaman.3 Dapat
disimpulkan bahasa gaul adalah bahasa utama yang digunakan untuk komunikasi verbal oleh
setiap orang dalam kehidupan sehari-hari, kecuali untuk keperluan formal. Karena, kita akan
merasa “aneh” untuk berkomunikasi secara verbal menggunakan bahasa Indonesia formal.
Awalnya bahasa gaul atau bahasa slang merupakan bahasa yang digunakan
dikalangan preman sebagai kode untuk percakapan mereka. Namun, pada akhirnya bahasa
slang tersebut sudah semakin banyak diketahui maksudnya dan mulai diterima di masyarakat
khususnya remaja. Nurhasanah berpendapat bahwa bahasa gaul merupakan gaya bahasa yang
berkembang dari berbagai bahasa, salah satunya dari bahasa Indonesia.4 Struktur bahasa gaul
cenderung tidak pasti. Kata-kata dalam bahasa gaul sebagian besar merupakan kata yang sulit
dilacak asal mulanya, karena pada bahasa gaul kata-katanya kadang berupa singkatan,
terjemahan, ataupun sebuah kata yang dipelesetkan.
Kreativitas linguistis kaum muda pada praktiknya telah menimbulkan adanya
divergensi bahasa sehingga tidak aneh jika gejala lingual tersebut malah menimbulkan
disparitas komunikasi antara kaum muda dengan kaum tua di tengah-tengah masyarakat.

1
Rina Devianty, “Bahasa Sebagai Cermin Kebudayaan”, Jurnal Tarbiyah 4, no. 2 (2017): 227-228
2
Suhardi, “Pengantar Linguistik umum”, Ar-Ruzz Media (2013)
3
Suprihatien, “Fenomena Penggunaan Bahasa Kekinian di Kalangan Mahasiswa”, Jurnal Inovasi 18, no. 2
(2016)
4
Nina Nurhasanah, “Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Bahasa Indonesia”, Forum Ilmiah 11, no. 1 (2014)
Gejala lingual di kalangan anak muda berupa munculnya bahasa gaul dan mengaitkannya
dengan aspek komunikasi yang menimbulkan adanya gejala lain berupa divergensi bahasa. Di
saat bahasa digunakan dalam konteks komunikasi, bahasa terjalin dengan kebudayaan dalam
cara yang kompleks dan berbagai cara.5 Kemunculan bahasa gaul di kalangan kaum muda
tidak dapat dilepaskan dari frame of reference (kerangka berpikir) kaum muda itu sendiri
yang menganggap praktik berbahasa tidak ubahnya seperti berpakaian, berpenampilan, atau
berselera musik yang harus selalu mengikuti setiap perkembangan zaman, dinamis,
nonkontamitatif, dan bebas.6 Itulah sebabnya mengapa bahasa gaul di kalangan anak muda
dipahami sebagai suatu identitas kultural yang memiliki nuansa sebagai sebuah praktik
lingual yang komunikatif dan “modern”.
Bahasa gaul berfungsi sebagai ekspresi rasa kebersamaan para pemakainya. Selain itu,
dengan menggunakan bahasa gaul, mereka ingin menyatakan diri sebagai anggota kelompok
masyarakat yang berbeda dari kelompok masyarakat yang lain. Kehadiran bahasa gaul itu
dapat dianggap wajar karena sesuai dengan tuntutan perkembangan nurani anak usia remaja.
Penggunan bahasa gaul ini memiliki perubahan konteks antara masa awal kemunculannya
dengan saat ini. Pada awalnya, bahasa gaul banyak digunakan untuk menyampaikan sesuatu
secara lisan, namun saat ini banyak digunakan dalam sosial media. Dari contoh-contoh di atas
dapat ditarik kesimpulan bahwa fenomena bahasa gaul telah banyak mengubah kata dalam
bahasa Indonesia. Hal ini masih bisa dianggap wajar, bahasa Indonesia sudah sering
mengalami perubahan seiring berjalannya waktu. Di setiap perubahannya, terdapat perbedaan
yang nyata seperti dalam perubahan tulisan dan perubahan lafal. Dampak positif munculnya
bahasa yang digunakan oleh mayoritas masyarakat berusia remaja ini adalah sebagai media
berbasis linguistik antara seseorang dengan invididu lain sehingga dapat menambah
keakraban dan keterbukaan dalam berkomunikasi juga mengasah kreatifitas kemampuan
berbahasa mereka.
Di dalam kelompok orang yang berbicara dalam bahasa yang sama terdapat variasi-
variasi bahasa yang bergantung pada situasi-situasi khusus. Orang-orang yang mempunyai
kegiatan atau profesi yang sama dapat saja memiliki “bahasa” yang khusus, yang merupakan
variasi bahasanya. Variasi khusus inilah yang Membedakan mereka dari orang-orang yang
berada di luar kelompok sosial mereka. Fenomena “bahasa gaul” yang digunakan oleh
kawula muda memperlihatkan hal itu. Artinya, secara umum “anak muda” ingin
menggunakan bahasanya “sendiri” dalam berkomunikasi sehingga mereka kelihatan
“berbeda” dari kelompok sosial yang lain. Dengan bahasanya itu mereka merasa lebih “gaul”,
lebih akrab, dan lebih mudah diterima di lingkungannya.7
Penggunaan bahasa gaul tidak menjadi ancaman yang begitu serius bagi penggunaan
bahasa Indonesia karena bahasa gaul akan tumbuh bersamaan dengan perkembangan usia
remaja.8 Seiring pertambahan usia dan perkembangan zaman, bahasa pun akan terus

5
Rahyono, “Kearifan Budaya Dalam Kata”, Jakarta, Wedatama Widya Sastra 83 (2015)
6
Duddy Zein, Wagiati, “Bahasa Gaul Kaum Muda Sebagai Kreativitas Linguistis Penuturnya Pada Media Sosial di
Era Teknologi Informasi dan Komunikasi”, Jurnal Sosioteknologi 17, no. 2 (2018): 239
7
Muflihah M, “Keberadaan Bahasa Gaul Dalam Komunikasi Kawula Muda”, Seminar Bahasa dan Sastra
Indonesia 1, no. 1 (2017): 130
8
Setyawati, “Pemakaian Bahasa Gaul dalam Komunikasi di Jejaring Sosial”, Sasindo 2 (2016)
mengalami perubahan dan pembaharuan. Tidak menutup kemungkinan bahasa-bahasa slang
justru akan menjadi bagian dari bahasa Indonesia di masa-masa yang akan datang. Kepanikan
memang selalu terjadi, namun hal ini yang harus dipertahankan ialah bagaimana bijaknya kita
dalam menggunakan bahasa sesuai konteks dan penempatannya agar tetap terjaga batasan-
batasannya. Bahasa gaul hendaknya digunakan dalam situasi-situasi nonformal yang tidak
terlampau banyak ketimpangannya dengan bahasa Indonesia.9

9
Novy Dey Safika, “Pengaruh Pemakaian Bahasa Gaul Terhadap Kemampuan Berbahasa Indonesia Remaja”,
INA-Rxiv (2020)

Anda mungkin juga menyukai