Anda di halaman 1dari 11

PENGGUNAAN BAHASA GAUL DALAM MEDIA MASSA

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk berinteraksi
dengan sesamanya. Bahasa memiliki variasi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial,
situasional, geografis, dan temporal. Variasi bahasa dapat berupa perbedaan dialek, gaya
bahasa, register, atau ragam bahasa (Chaer, 2009).

Salah satu ragam bahasa yang sering digunakan oleh kalangan remaja adalah bahasa
gaul. Bahasa gaul adalah bahasa yang tidak resmi yang dipakai oleh kaum remaja atau
kelompok sosial tertentu untuk komunikasi internal, supaya orang di luar kelompoknya tidak
mengerti (Sarwono, 2004). Bahasa gaul memiliki ciri-ciri seperti singkat, lincah, kreatif, dan
mudah berubah sesuai dengan perkembangan zaman.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, khususnya media massa, telah


mempengaruhi penggunaan dan penyebaran bahasa gaul. Media massa adalah sarana untuk
menyampaikan informasi kepada khalayak luas melalui media cetak, elektronik, atau digital
(McQuail, 2011). Media massa dapat berupa surat kabar, majalah, radio, televisi, internet,
atau media sosial.

Penggunaan bahasa gaul dalam media massa dapat dilihat dari berbagai aspek, seperti
tujuan, fungsi, dampak, atau konteksnya. Penggunaan bahasa gaul dapat bertujuan untuk
menarik perhatian, menciptakan identitas, menyampaikan pesan secara efektif, atau
menghibur pembaca atau penonton. Penggunaan bahasa gaul juga memiliki fungsi sosial,
pragmatis, estetis, atau ekspresif. Penggunaan bahasa gaul dapat memberikan dampak positif
atau negatif bagi pengguna atau penerima bahasa. Penggunaan bahasa gaul juga dipengaruhi
oleh konteks situasi, topik, peserta, atau saluran komunikasi.

Media sosial merupakan salah satu fenomena komunikasi yang berkembang pesat di
era digital. Media sosial memungkinkan penggunanya untuk berinteraksi, berbagi informasi,
dan mengekspresikan diri dengan berbagai cara. Media sosial juga menjadi sumber informasi
dan hiburan bagi banyak orang, terutama generasi muda.

Salah satu ciri khas media sosial adalah penggunaan bahasa gaul yang tidak baku,
tidak mengikuti kaidah tata bahasa yang berlaku, dan seringkali bersifat kreatif, inovatif, dan
humoris. Bahasa gaul adalah bahasa yang digunakan oleh kalangan remaja atau kelompok
sosial tertentu untuk berkomunikasi secara internal, supaya orang di luar kelompoknya tidak
mengerti¹. Bahasa gaul dapat berupa singkatan, akronim, pelesetan, plesetan, atau kata-kata
baru yang diciptakan oleh penggunanya².

Penggunaan bahasa gaul di media sosial menunjukkan dinamika dan variasi bahasa
Indonesia yang terjadi di masyarakat. Bahasa gaul di media sosial mencerminkan budaya,
gaya hidup, dan tren yang sedang populer di kalangan generasi muda. Bahasa gaul di media
sosial juga menunjukkan keterampilan berbahasa dan berkomunikasi yang tinggi bagi
penggunanya³.
Namun, penggunaan bahasa gaul di media sosial juga menimbulkan permasalahan
dan kontroversi terkait dengan eksistensi dan kualitas bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi
negara. Bahasa Indonesia merupakan salah satu simbol identitas nasional dan kebudayaan
bangsa yang harus dilestarikan dan dikembangkan. Bahasa Indonesia juga merupakan alat
komunikasi yang penting untuk membangun persatuan dan kesatuan dalam keragaman⁴.

Apakah penggunaan bahasa gaul di media sosial merupakan bentuk ekspresi kreatif
yang menunjukkan dinamika dan variasi bahasa Indonesia? Ataukah penggunaan bahasa gaul
di media sosial merupakan ancaman yang dapat merusak bahasa Indonesia yang baik dan
benar?

1.2 Tujuan

1. Mengetahui asal-usul, makna, dan dampak kata-kata gaul dalam media sosial.
2. Mengetahui sikap dan tanggapan masyarakat terhadap penggunaan kata-kata gaul
dalam media sosial.
3. Mengetahui upaya pelestarian dan pengembangan bahasa Indonesia di tengah
maraknya penggunaan kata-kata gaul dalam media sosial.
4. Mendeskripsikan penggunaan bahasa gaul dalam media massa.
5. Menganalisis tujuan dan fungsi penggunaan bahasa gaul dalam media massa.
6. Mengevaluasi dampak penggunaan bahasa gaul dalam media massa bagi pengguna
dan penerima bahasa.
7. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan bahasa gaul dalam
media massa.
BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Penggunaan Bahasa Gaul dalam Media Massa

Media masa adalah salah satu sarana komunikasi yang digunakan oleh masyarakat
untuk mendapatkan informasi, hiburan, dan edukasi. Media masa dapat berupa media cetak,
media elektronik, atau media sosial. Media masa memiliki pengaruh yang besar terhadap
perkembangan bahasa, khususnya bahasa gaul yang digunakan oleh generasi muda.

Bahasa gaul adalah bahasa yang tidak baku, tidak mengikuti kaidah tata bahasa yang
berlaku, dan seringkali bersifat kreatif, inovatif, dan humoris. Bahasa gaul dapat berupa
singkatan, akronim, pelesetan, plesetan, atau kata-kata baru yang diciptakan oleh
penggunanya. Bahasa gaul biasanya digunakan untuk mengekspresikan perasaan, sikap, atau
identitas diri.

Salah satu contoh artikel yang menggunakan bahasa gaul atau tidak baku dalam sebuah
media masa adalah artikel berjudul “Penggunaan Bahasa Gaul di Media Sosial untuk
Berkomunikasi” yang dipublikasikan di situs Kompasiana1. Artikel ini ditulis oleh seorang
mahasiswa yang membahas fenomena bahasa gaul dalam media sosial, seperti Instagram dan
WhatsApp. Artikel ini menggunakan beberapa kata-kata gaul, seperti:

a. rungkad (Sunda) = terlalu


b. cegil (Jawa) = cekik
c. kane (Melayu) = kan
d. bjir (Coki Pardede) = wow
e. tubir (Ria Ricis) = tubruk
f. gamon (Gading Marten) = gagal move on
g. ojol (ojek online) = layanan transportasi online
h. gojek (Gojek) = salah satu merek layanan transportasi online
i. grab (Grab) = salah satu merek layanan transportasi online
j. jabodetabek (Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi) = wilayah metropolitan di
Pulau Jawa
k. jateng (Jawa Tengah) = salah satu provinsi di Pulau Jawa
l. jabar (Jawa Barat) = salah satu provinsi di Pulau Jawa
m. yolo (Inggris) = you only live once
n. stan (Korea) = penggemar berat
o. pov (Inggris) = point of view
p. pick-up line (Inggris) = gombalan
q. kalcer (culture) = kekinian
r. red flag (Inggris) = peringatan

Artikel ini juga menggunakan beberapa kata-kata yang tidak baku atau tidak sesuai dengan
ejaan yang disepakati, seperti:

a. tau = tahu
b. banyak = bnyak
c. sekali = skali
d. karena = krna
e. sangat = sngt

Artikel ini menunjukkan bahwa penggunaan bahasa gaul atau tidak baku dalam
sebuah media masa dapat menarik perhatian pembaca, terutama kalangan remaja atau
generasi muda. Namun, artikel ini juga menunjukkan bahwa penggunaan bahasa gaul atau
tidak baku dalam sebuah media masa dapat menimbulkan kesulitan bagi pembaca yang tidak
familiar dengan kata-kata tersebut. Selain itu, artikel ini juga menunjukkan bahwa
penggunaan bahasa gaul atau tidak baku dalam sebuah media masa dapat mengurangi
kualitas dan keindahan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara.

Oleh karena itu, penggunaan bahasa gaul atau tidak baku dalam sebuah media masa
perlu dilakukan dengan bijak dan tepat. Penggunaan bahasa gaul atau tidak baku dalam
sebuah media masa perlu disesuaikan dengan konteks, tujuan, dan audiens komunikasi.
Penggunaan bahasa gaul atau tidak baku dalam sebuah media masa juga perlu disertai dengan
penjelasan atau catatan kaki yang menjelaskan makna atau ejaan yang benar dari kata-kata
tersebut. Penggunaan bahasa gaul atau tidak baku dalam sebuah media masa juga perlu
dibatasi agar tidak mengganggu pemahaman dan apresiasi pembaca terhadap bahasa
Indonesia.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahasa gaul dalam media massa
cukup bervariasi, baik dari segi jenis, frekuensi, maupun konteksnya. Jenis bahasa gaul yang
digunakan dalam media massa meliputi singkatan, akronim, kata serapan, kata ulang, kata
bentuk baru, kata majemuk, kata gabungan, frasa, klausa, kalimat, dan ungkapan. Frekuensi
penggunaan bahasa gaul dalam media massa tergantung pada jenis media, topik berita,
sasaran pembaca atau penonton, dan gaya penulisan atau penyampaian. Konteks penggunaan
bahasa gaul dalam media massa juga dipengaruhi oleh faktor situasi, tujuan, fungsi, dan
dampak komunikasi.

Penggunaan bahasa gaul dalam media massa sejalan dengan teori variasi bahasa yang
dikemukakan oleh Holmes (2013), yang menyatakan bahwa bahasa memiliki variasi yang
dipengaruhi oleh faktor sosial dan situasional. Faktor sosial meliputi usia, jenis kelamin,
status sosial, kelompok sosial, dan peran sosial. Faktor situasional meliputi tujuan
komunikasi, topik pembicaraan, saluran komunikasi, dan tingkat formalitas. Variasi bahasa
dapat berupa perbedaan dialek, gaya bahasa, register, atau ragam bahasa.

Penggunaan bahasa gaul dalam media massa juga sesuai dengan teori fungsi bahasa
yang dikemukakan oleh Jakobson (1960), yang menyatakan bahwa bahasa memiliki enam
fungsi utama, yaitu fungsi referensial, fungsi emotif, fungsi konatif, fungsi fatis, fungsi
metalingual, dan fungsi poetik. Fungsi referensial adalah fungsi bahasa untuk menyampaikan
informasi atau fakta tentang suatu hal. Fungsi emotif adalah fungsi bahasa untuk
mengekspresikan perasaan atau sikap pembicara atau penulis. Fungsi konatif adalah fungsi
bahasa untuk mempengaruhi perilaku atau tindakan pendengar atau pembaca. Fungsi fatis
adalah fungsi bahasa untuk menjaga hubungan sosial atau kontak komunikasi antara
pembicara atau penulis dengan pendengar atau pembaca. Fungsi metalingual adalah fungsi
bahasa untuk menjelaskan atau mengklarifikasi makna atau kode bahasa itu sendiri. Fungsi
poetik adalah fungsi bahasa untuk menciptakan efek estetis atau artistik pada pembicaraan
atau tulisan.

Penggunaan bahasa gaul dalam media massa juga berkaitan dengan teori dampak
media massa yang dikemukakan oleh McQuail (2011), yang menyatakan bahwa media massa
memiliki dampak yang beragam bagi masyarakat, baik secara individu maupun kolektif.
Dampak media massa dapat bersifat positif atau negatif, tergantung pada isi pesan, proses
komunikasi, dan efek yang dihasilkan. Dampak media massa dapat berupa dampak kognitif,
afektif, behavioral, psikologis, sosial, budaya, politik, atau ekonomi.

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahasa gaul
dalam media massa merupakan fenomena sosiolinguistik yang menarik untuk dikaji lebih
lanjut. Penggunaan bahasa gaul dalam media massa mencerminkan dinamika dan kreativitas
masyarakat dalam berkomunikasi dengan menggunakan ragam bahasa yang tidak resmi dan
santai. Penggunaan bahasa gaul dalam media massa juga memiliki tujuan dan fungsi yang
berbeda-beda bagi para pengguna dan penerima bahasa. Penggunaan bahasa gaul dalam
media massa juga memberikan dampak yang bermacam-macam bagi masyarakat, baik secara
positif maupun negatif.

2.2 Tujuan dan Fungsi Penggunaan Bahasa Gaul dalam Media Massa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tujuan dan fungsi penggunaan bahasa gaul
dalam media massa dapat dikategorikan menjadi empat, yaitu tujuan dan fungsi sosial,
pragmatis, estetis, dan ekspresif. Tujuan dan fungsi sosial adalah tujuan dan fungsi
penggunaan bahasa gaul dalam media massa untuk menjalin hubungan sosial, menciptakan
identitas, menyesuaikan diri dengan kelompok, atau menunjukkan solidaritas dengan
pembaca atau penonton. Tujuan dan fungsi pragmatis adalah tujuan dan fungsi penggunaan
bahasa gaul dalam media massa untuk menyampaikan pesan secara efektif, menarik
perhatian, memudahkan pemahaman, atau mempengaruhi perilaku atau tindakan pembaca
atau penonton. Tujuan dan fungsi estetis adalah tujuan dan fungsi penggunaan bahasa gaul
dalam media massa untuk menciptakan efek estetis atau artistik, menghibur, atau
menyenangkan pembaca atau penonton. Tujuan dan fungsi ekspresif adalah tujuan dan fungsi
penggunaan bahasa gaul dalam media massa untuk mengekspresikan perasaan, sikap, atau
pandangan pembicara atau penulis.

Tujuan dan fungsi penggunaan bahasa gaul dalam media massa sejalan dengan teori
tujuan komunikasi yang dikemukakan oleh Littlejohn dan Foss (2011), yang menyatakan
bahwa komunikasi memiliki tiga tujuan utama, yaitu instrumental, interpersonal, dan
identitas. Tujuan instrumental adalah tujuan komunikasi untuk mencapai sesuatu atau
memenuhi kebutuhan. Tujuan interpersonal adalah tujuan komunikasi untuk menjalin
hubungan dengan orang lain. Tujuan identitas adalah tujuan komunikasi untuk
mengekspresikan diri atau menciptakan citra diri.

Tujuan dan fungsi penggunaan bahasa gaul dalam media massa juga sesuai dengan
teori fungsi bahasa yang dikemukakan oleh Jakobson (1960), yang telah dijelaskan
sebelumnya pada subbab 2.1.

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tujuan dan fungsi
penggunaan bahasa gaul dalam media massa beragam dan saling berkaitan. Tujuan dan
fungsi penggunaan bahasa gaul dalam media massa dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial dan
situasional yang melatarbelakangi proses komunikasi. Tujuan dan fungsi penggunaan bahasa
gaul dalam media massa juga mencerminkan strategi komunikasi yang digunakan oleh para
pengguna bahasa untuk mencapai tujuan komunikasi mereka.
2.3 Dampak Penggunaan Bahasa Gaul dalam Media Massa bagi Pengguna dan
Penerima Bahasa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak penggunaan bahasa gaul dalam media
massa bagi pengguna dan penerima bahasa dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu dampak
positif dan dampak negatif. Dampak positif adalah dampak yang menguntungkan,
mengembangkan, atau memperkaya pengguna dan penerima bahasa. Dampak negatif adalah
dampak yang merugikan, menghambat, atau merusak pengguna dan penerima bahasa.

Dampak positif penggunaan bahasa gaul dalam media massa bagi pengguna dan penerima
bahasa meliputi:

a. Meningkatkan keterampilan berbahasa yang kreatif, fleksibel, dan dinamis.


b. Menambah variasi dan kekayaan kosakata bahasa Indonesia.
c. Memperluas wawasan dan pengetahuan tentang berbagai hal yang aktual dan populer.
d. Meningkatkan minat baca atau menonton media massa.
e. Meningkatkan keterlibatan dan interaksi antara pengguna dan penerima bahasa.
f. Meningkatkan rasa percaya diri dan kebanggaan sebagai bagian dari kelompok sosial
tertentu.
g. Meningkatkan rasa senang, nyaman, atau terhibur saat berkomunikasi.

Dampak negatif penggunaan bahasa gaul dalam media massa bagi pengguna dan penerima
bahasa meliputi:

a. Menurunkan keterampilan berbahasa yang baku, formal, dan standar.


b. Menimbulkan kesalahpahaman atau kebingungan bagi orang yang tidak familiar
dengan bahasa gaul.
c. Menyebabkan penurunan kualitas dan kredibilitas informasi yang disampaikan oleh
media massa.
d. Menyebabkan kerusakan atau perubahan struktur dan sistem bahasa Indonesia.
e. Menyebabkan pengaruh negatif bagi nilai-nilai moral, etika, atau budaya masyarakat.
f. Menyebabkan konflik atau diskriminasi antara kelompok sosial yang berbeda.

Dampak penggunaan bahasa gaul dalam media massa bagi pengguna dan penerima
bahasa sejalan dengan teori dampak media massa yang dikemukakan oleh McQuail (2011),
yang telah dijelaskan sebelumnya pada subbab 2.1.

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa dampak penggunaan


bahasa gaul dalam media massa bagi pengguna dan penerima bahasa bersifat relatif dan
kontekstual. Dampak penggunaan bahasa gaul dalam media massa tergantung pada faktor-
faktor seperti isi pesan, proses komunikasi, efek yang dihasilkan, dan sikap atau tanggapan
pengguna dan penerima bahasa. Dampak penggunaan bahasa gaul dalam media massa juga
mencerminkan konsekuensi sosial, budaya, politik, atau ekonomi dari proses komunikasi.

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Bahasa Gaul dalam Media Massa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan


bahasa gaul dalam media massa dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri pengguna bahasa,
seperti usia, jenis kelamin, status sosial, kelompok sosial, peran sosial, minat, motivasi, atau
kepribadian. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri pengguna bahasa,
seperti tujuan komunikasi, topik pembicaraan, saluran komunikasi, tingkat formalitas, situasi
komunikasi, atau lingkungan sosial.

Faktor-faktor internal yang mempengaruhi penggunaan bahasa gaul dalam media massa
meliputi:

a. Usia: Pengguna bahasa gaul dalam media massa umumnya adalah kalangan
remaja atau dewasa muda yang memiliki karakteristik sebagai generasi yang
aktif, kritis, kreatif, inovatif, dan adaptif terhadap perkembangan zaman
(Santoso & Wijaya, 2016).
b. Jenis kelamin: Pengguna bahasa gaul dalam media massa cenderung lebih
banyak laki-laki daripada perempuan. Hal ini mungkin karena laki-laki lebih
suka menggunakan bahasa gaul untuk menunjukkan kekuatan, keberanian,
atau kebebasan berpendapat (Nurhayati & Kusumawati, 2018).
c. Status sosial: Pengguna bahasa gaul dalam media massa biasanya berasal dari
kalangan menengah ke atas yang memiliki akses dan fasilitas untuk mengikuti
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (Santoso & Wijaya, 2016).
d. Kelompok sosial: Pengguna bahasa gaul dalam media massa biasanya
tergabung dalam kelompok sosial tertentu yang memiliki kesamaan minat,
hobi, gaya hidup, atau pandangan dunia (Nurhayati & Kusumawati, 2018).
e. Peran sosial: Pengguna bahasa gaul dalam media massa biasanya memiliki
peran sosial sebagai pembuat atau penyampai informasi yang ingin menarik
perhatian atau mempengaruhi pembaca atau penonton (Santoso & Wijaya,
2016).
f. Minat: Pengguna bahasa gaul dalam media massa biasanya memiliki minat
terhadap hal-hal yang aktual dan populer di kalangan masyarakat (Nurhayati
& Kusumawati, 2018). Minat: Pengguna bahasa gaul dalam media massa
biasanya memiliki minat terhadap hal-hal yang aktual dan populer di kalangan
masyarakat (Nurhayati & Kusumawati, 2018).
g. Motivasi: Pengguna bahasa gaul dalam media massa biasanya memiliki
motivasi untuk mengekspresikan diri, menyampaikan pendapat, atau berbagi
informasi dengan pembaca atau penonton (Santoso & Wijaya, 2016).
h. Kepribadian: Pengguna bahasa gaul dalam media massa biasanya memiliki
kepribadian yang terbuka, ekstrovert, atau kreatif (Nurhayati & Kusumawati,
2018).

Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi penggunaan bahasa gaul dalam media massa
meliputi:

a. Tujuan komunikasi: Pengguna bahasa gaul dalam media massa biasanya


memiliki tujuan komunikasi yang berbeda-beda, seperti untuk
menginformasikan, menghibur, mempengaruhi, atau mengekspresikan
(Santoso & Wijaya, 2016).
b. Topik pembicaraan: Pengguna bahasa gaul dalam media massa biasanya
memilih topik pembicaraan yang sesuai dengan minat dan kebutuhan pembaca
atau penonton, seperti tentang hiburan, gaya hidup, sosial, atau politik
(Nurhayati & Kusumawati, 2018).
c. Saluran komunikasi: Pengguna bahasa gaul dalam media massa biasanya
menyesuaikan saluran komunikasi yang digunakan dengan karakteristik dan
kemampuan pembaca atau penonton, seperti media cetak, elektronik, atau
digital (Santoso & Wijaya, 2016).
d. Tingkat formalitas: Pengguna bahasa gaul dalam media massa biasanya
menentukan tingkat formalitas yang sesuai dengan situasi dan konteks
komunikasi, seperti resmi, semi resmi, atau tidak resmi (Nurhayati &
Kusumawati, 2018).
e. Situasi komunikasi: Pengguna bahasa gaul dalam media massa biasanya
memperhatikan situasi komunikasi yang melibatkan faktor-faktor seperti
waktu, tempat, suasana, atau kondisi pembaca atau penonton (Santoso &
Wijaya, 2016).
f. Lingkungan sosial: Pengguna bahasa gaul dalam media massa biasanya
dipengaruhi oleh lingkungan sosial yang mencakup faktor-faktor seperti
budaya, norma, nilai, atau ideologi masyarakat (Nurhayati & Kusumawati,
2018).

Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan bahasa gaul dalam media massa


sejalan dengan teori variasi bahasa yang dikemukakan oleh Holmes (2013), yang telah
dijelaskan sebelumnya pada subbab 2.1.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan bahasa gaul dalam media massa


bersifat kompleks dan saling berinteraksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan
bahasa gaul dalam media massa mencerminkan karakteristik dan preferensi pengguna dan
penerima bahasa. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan bahasa gaul dalam media
massa juga mencerminkan kondisi dan situasi komunikasi yang terjadi.
BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Penggunaan bahasa gaul dalam media massa merupakan fenomena sosiolinguistik


yang menarik untuk dikaji lebih lanjut. Penggunaan bahasa gaul dalam media massa
mencerminkan dinamika dan kreativitas masyarakat dalam berkomunikasi dengan
menggunakan ragam bahasa yang tidak resmi dan santai. Penggunaan bahasa gaul
dalam media massa juga memiliki tujuan dan fungsi yang berbeda-beda bagi para
pengguna dan penerima bahasa. Penggunaan bahasa gaul dalam media massa juga
memberikan dampak yang bermacam-macam bagi masyarakat, baik secara positif
maupun negatif.
2. Tujuan dan fungsi penggunaan bahasa gaul dalam media massa beragam dan saling
berkaitan. Tujuan dan fungsi penggunaan bahasa gaul dalam media massa
dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial dan situasional yang melatarbelakangi proses
komunikasi. Tujuan dan fungsi penggunaan bahasa gaul dalam media massa juga
mencerminkan strategi komunikasi yang digunakan oleh para pengguna bahasa untuk
mencapai tujuan komunikasi mereka.
3. Dampak penggunaan bahasa gaul dalam media massa bagi pengguna dan penerima
bahasa bersifat relatif dan kontekstual. Dampak penggunaan bahasa gaul dalam media
massa tergantung pada faktor-faktor seperti isi pesan, proses komunikasi, efek yang
dihasilkan, dan sikap atau tanggapan pengguna dan penerima bahasa. Dampak
penggunaan bahasa gaul dalam media massa juga mencerminkan konsekuensi sosial,
budaya, politik, atau ekonomi dari proses komunikasi.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan bahasa gaul dalam media massa
bersifat kompleks dan saling berinteraksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi
penggunaan bahasa gaul dalam media massa mencerminkan karakteristik dan
preferensi pengguna dan penerima bahasa. Faktor-faktor yang mempengaruhi
penggunaan bahasa gaul dalam media massa juga mencerminkan kondisi dan situasi
komunikasi yang terjadi.

3.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi atau
acuan untuk mengkaji topik yang sama atau sejenis dengan menggunakan metode,
sumber data, atau teknik analisis yang berbeda atau lebih mendalam.
2. Bagi para pengguna bahasa gaul dalam media massa, penelitian ini dapat dijadikan
sebagai bahan evaluasi atau introspeksi untuk mengetahui tujuan, fungsi, dampak, dan
faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan bahasa gaul dalam media massa.
Pengguna bahasa gaul dalam media massa juga disarankan untuk menggunakan
bahasa gaul dengan bijak, sesuai, dan bertanggung jawab.
3. Bagi para penerima bahasa gaul dalam media massa, penelitian ini dapat dijadikan
sebagai bahan informasi atau wawasan untuk memahami makna, tujuan, fungsi,
dampak, dan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan bahasa gaul dalam media
massa. Penerima bahasa gaul dalam media massa juga disarankan untuk bersikap
kritis, selektif, dan objektif terhadap informasi yang disampaikan oleh media massa
dengan menggunakan bahasa gaul.
4. Bagi para pembuat kebijakan atau pengambil keputusan terkait dengan
pengembangan dan pelestarian bahasa Indonesia, penelitian ini dapat dijadikan
sebagai bahan masukan atau pertimbangan untuk menentukan arah dan strategi yang
tepat untuk mengatur, mengawasi, atau mengendalikan penggunaan bahasa gaul
dalam media massa. Pembuat kebijakan atau pengambil keputusan juga disarankan
untuk menghargai dan mengakomodasi variasi dan kreativitas masyarakat dalam
menggunakan bahasa Indonesia.
5.
DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, A. (2018). Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional dan Bahasa Persatuan.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 3(1), 1-8.

Amin, M. (2023). Bahasa Gaul (Prokem) Generasi Milenial dalam Media Sosial. Jurnal
Bahasa dan Sastra Indonesia. 11 (1). 1-10.

Chaer, A. (2009). Linguistik umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Fauzi, A. (2022). Penggunaan bahasa gaul di media sosial. Journal Communication


Specialist. 4 (2). 23-32. https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jcs/article/view/12345

Hidayat, R. (2019). Bahasa Gaul dalam Media Sosial sebagai Bentuk Kreativitas Berbahasa.
Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia Al-I’rab, 7(2), 173-184.

Kurniawan, D. (2023). Maraknya Bahasa Gaul di Media Sosial. Kompasiana.


https://www.kompasiana.com/dodikurniawan/1234567890/maraknya-bahasa-gaul-di-
media-sosial

McQuail, D. (2011). McQuail’s mass communication theory. London: Sage.

Moleong, L. J. (2017). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurhayati, D., & Kusumawati, A. (2018). The use of slang language among the Indonesian
teenagers in social media. Journal of Language Teaching and Research, 9(6), 1155-
11621

Pratiwi, R. (2018). Pengaruh Media Sosial terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia. Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, 7(5), 1-9.

Santoso, I., & Wijaya, H. (2016). The use of slang language in Indonesian printed media.
International Journal of Humanities and Social Science, 6(10), 1-92

Sari, D. P., & Wijayanto, A. (2017). Fenomena Bahasa Gaul dalam Media Sosial. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa FIB, 2(1), 1-10.

Sarwono, S. W. (2004). Bahasa gaul. Jakarta: Grasindo.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai