Anda di halaman 1dari 11

RAGAM BAHASA PADA MASYARAKAT DI DESA OHEO

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH

FITRAH FEBRINA

G201 20 004

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sosiolinguisti adalah bahan ilmu antar disiplin yang mempelajari bahasa dalam

kaitannya dengan penggunaan bahasa itu dalam masyarakat. Sosiolinguistik dapat

didefenisikan sebagai kajian tentang bahasa dan hubungannya dengan masyarakat.

Salah satu bidang kajian bahasa adalah linguistik yang terdiri dari beberpa disiplin

ilmu, diantaranya sosiolinguistik. Sosiolinguisti adalah cabang ilmu linguistik yang

bersifat interdisipliner dengan ilmu sosiologi dengan objek penelitian hubungan

antara bahasa dengan faktor-faktor sosial di dalam suatu masyarakat tutur.

Bahasa memiliki peranan terpenting dalam kehidupan manusia. Manusia

tidak dapat berkomunikasi tanpa mengunakan bahasa, karena bahasa digunakan

masyarakat untuk saling berinteraksi dan berkomunikasi dalam lingungan sosial.

Bahasa sudah menyatu dengan kehidupan manusia, sehingga manusia sebagai

mahluk sosial membutuhkan bahasa untuk berkomunikasi. Salah satu cirri atau sifat

bahasa adalah bahasa itu dinamis, tidak statis. Oleh karena bahasa bersifat dinamis,

maka bahasa selalu mengalami peruahan dari waktu ke waktu.

Bahasa dan masyarakat tidak dapat dipisahkan karena bahasa merupakan

bagian dari masyarakat itu sendiri. Masyarakat memerlukan bahasa untuk

berkomunikasi. Penggunaan bahasa oleh masyarakat memunculkan berbagai macam


ragam bahasa. Sama halnya dengan bahasa Indonesia yang memiliki bahasa baku

sebagai salah satu ragam bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia selayaknya digunakan oleh seluruh masyarakat sebagai alat

berkomunikasi antar warga, antar daerah, dan antar suku bangsa. Adapun

penggunaan bahasa Indonesia dalam percakapan terbagi menjadi dua jenis, yaitu

gaya bahasa formal dan nonformal. Bahasa Indonesia bukanlah sbuah sistem yang

tunggal. Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang hidup mempunyai berbagai variasi

penggunaan yang masing-masing ada fungsinya sendiri dalam kegiatan

berkomunikasi

Masyarakat pemakai bahasa secara sadar atau tidak menggunakan bahasa yang

hidup dan dipergunakan dalam masyarakat. Bahasa juga dapat mengikat anggota-

anggota masyarakat pemakai bahasa yang bersangkutan menjadi satu masyarakat

yang kuat, bersatu dan maju (Mardikantoro, 2006). Jika masyarakat bersatu maka

perkembangan bahasa juga akan tetap eksis. Problematika komunikasi di masyarakat

Indonesia adalah banyaknya bahasa daerah yang ada serta pengaruhnya

perkembangan bahasa persatuan, yakni bahasa Indonesia (Subiyantoro, 2018).

Penggunaan bahasa daerah sekarang banyak digunakan akan tetapi juga

mempengaruhi keberterimaan informasi yang diperoleh.hal ini dapat ditemukan

dalam berbagai kumpulan kelompok masyarakat. Seperti halnya masyarakat yang

berada disutu kelompok tertentu yang dominan menggunakan bahasa Indonesia di

banding bahasa daerahnya, namun tetap menggunakan Bahasa daerah untuk

berkomunikasi sesama suku. Seperti halnya pada masyarakat yang ada di desa Oheo.
Desa Oheo memiliki 600 KK. 300 KK Suku Tolaki, 150 KK suku jawa, 100

KK suku bugis dan 50 KK suku campurn (muna, buton dan wawonii) dalam

pergaulan sehari-hari di pasar, di sekolah dan di kantor desa, puskesmas

menggunakan bhs Indonesia. Tetapi dlm lingkungan suku masing2 menggunakan

bahasa daerah dlm komunikasi sesama mereka baik sesama orang tua maupun orang

tua kepada Anak mereka. Sebaliknya suku Tolaki menggunakan bahasa Tolaki hanya

pd acara-acara adat budaya saja pada sesama orang tua, tetapi pada level anak2

sesama mereka dalam bermain menggunakan Bahasa Indo baik diluar maupun di

dalam sekolah dan kira2 70 % org tua suku tolaki menggunakan bahasa Indonesia

bila berkomunikasi dgn anak-anak mereka sehari-hari.

Berdasarkan hal tersebut, Bahasa di lingkungan sosial masyarakat

dipengaruhi oleh kultur budaya setiap suku. Bahasa Indonesia selayaknya digunakan

oleh seluruh masyarakat sebagai alat berkomunikasi antar warga, antar daerah, dan

antar suku bangsa. Adapun penggunaan bahasa Indonesia dalam percakapan sehari-

hari antara masyarakat atau yang berbeda suku.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, Adapun rumusan masalah dalam penulisan ini

adalah bagaimana ragam Bahasa pada masyarakat yang ada di deso Oheo?

1.2 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, Adapun tujuan dalam penulisan ini adalah

untuk pengetahui ragam Bahasa yang ada pada masyarakat desa Oheo.
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Teori Pragmatik

Pragmatik adalah studi tentang hubungan antara bentuk-bentuk linguistik dan

pemakai bentuk-bentuk itu. Manfaat dari belajar Bahasa melalui pragmatik ialah

bahwa seorang dapat bertutur kata tentang makna yang dimaksudkan orang, asumsi

mereka, maksud dan tujuan mereka dan jenis-jenis Tindakan yang mereka

perlihatkan saat berbicara. Dalam sebuah komunikasi atau percakapan, penutur dan

mitra tutur tidak dapat meluputkan konteks situasi tuturan. Mitra tutur tidak hanya

memahami maksud dari tuturan penutur, tetapi juga harus memahami konteks

tuturan tersebut .

Pragmatik sebagai salah satu cabang sosiolinguistik, sesungguhnya baru

mulai mencuat dan kemudian berkembang sejak tahun 1970-an. Sementara itu,

istilah ilmu Bahasa pragmatik, yang semula disebut dengan pragmatik, sebenarnya
sudah mulai dikenal sejak masa hidupnya seorang filsuf ternama, yakni Charles

Morris. Berdasarkan gagasan dan pemikirannya, sosok pragmatic lalu dapat

dikatakan mulai terlahir di dunia, dan mulai bertengger di atas bumi linguistic dan

hingga kini kian terbukti, bahwa sosok ilmu Bahasa pragmatic berkembang secara

signifikan dan menjadi bagian dari ilmu Bahasa yang tidak dapat diabaikan

(Rahardi, 2003: 3-8).

Rahardi (2003: 16) mengatakan bahwa ilmu Bahasa pragmatik

sesungguhnya mengkaji maksud penutur di dalam konteks situasi dan

lingkungansosial budaya tertentu. Kemudian, Scure (2000 : 16) dalam Cummings

(2007 :2) memaparkan bahwa pragmatik dapat dianggap berurusan dengan aspek-

aspek aspek-aspek informasi yang disampaikan melalui Bahasa yang tidak

dikodekan oleh konvensi yang diterima decara umum dalam bentuk-bentuk

linguistik yang digunakan, tetapi yang juga muncul secara alamiah dari dan

tergantung pada makna-makna yang dikodekan secara konvensional dengan

konteks tempat penggunaan bentuk-bentuk tersebut. Seperti yang telah

dicantumkan sebelumnya bahwa pragmatic merupakan cabang ilmu linguistic yang

membahas tentang apa yang termasuk struktur Bahasa sebagai alat komunikasi

antara penutur dan pendengar, dan sebagai tangda-tanda pengacuan Bahasa pada

hal-hal “ekstralingual” yang dibicarakan (Verhaar, 2016: 14)

Pragmatik adalah studi tentang hubungan antar bentuk-bentuk

linguistik dan pemakai bentuk-bentuk tersebut. Manfaat belajar Bahasa melalui

kajian pragmatik ialah bahwa seorang dapat bertutur kata tentang makna yang
dimaksudkan orang, asumsi mereka, maksud atau tujuan mereka dan jenis-jenis

Tindakan yang mereka perlihatkan Ketika mereka sedang berbicara.

2.2 Ragam Bahasa

Bahasa di dunia tidaklah sama. Dalam suatu negara, ada beragam bahasa

yang dipergunakan, bahkan pada suatu daerah tertentu kita dapat mendengar berbagai

ragam bahasa yang dipergunakan orang. Ragam bahasa merupakan istilah yang

dipakai untuk menunjukkan salah satu dari sekian banyak variasi yang ada dalam

pemakaian bahasa. Ragam bahasa ditentukan oleh pemakaiannya yang tercipta

karena kebutuhan penutur untuk berkomunikasi sesuai dengan situasi dalam konteks

sosialnya.

2.2.1 Pengertian Ragam Bahasa

Ragam Bahasa adalah variasi Bahasa menurut pemakaian yang berbeda-

beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara,

orang yang dibicarakan dan menurut medium pembicara. Penggunaan variasi atau

ragam Bahasa menyangkut beberapa faktor seperti usia, pendidikan, jenis kelamin,

tingkat kedewasaan, keadaan sosial ekonomi, dan sebagainya. Istilah ragam Bahasa

dapat disejajarkan dengan variasi Bahasa. Seperti halnya jika orang mengatakan

bahwa modelnya sangat beragam, didalmnya terkandung maksud bahwa modelnya

sangat bervariasi. Adanya ragam atau variasi mengaplikasikan bahwa dari berbagai

ragam atau variasi itu terdapat satu model yang menjadi acuannya. Dengan

demikian, bagaimanapun model variasinya terdapat intisari atau ciri-ciri umum


yang sama. Jika variasi itu sudah menyimpang jauh dari inti yang menjadi

acuannya, melainkan merupakan model lain yang baru sama sekali (Suharsono,

1993)

Pemilihan terhadap salah satu ragam Bahasa dipengaruhi oleh faktor

kebutuhan penutur sebagai alat komunikasi yang disesuaikan dengan situasinya.

Tidak tepat apabila komunikasi di pasar menggunakan ragam Bahasa yang

dugunakan dalam rapat kedinasan. Demikian pula, komunikasi antara penumpang

dan supir angkot antar mentri dalam siding cabinet. Dengan demikian terdapat

berbagai variasi pemakaian Bahasa sebagai alat komunikasi. Terdapat aberbagai

ragam Bahasa sesuai dengan fungsi dan situasinya.

Harimurti (2001:184) menyatakan bahwa “ragam bahasa adalah variasi

bahasa yang berbeda-beda menurut pemakaian, menurut topik yang dibicarakan,

menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut

medium pembicara.” Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa faktor-

faktor sosial dan situasional menimbulkan variasi-variasi bahasa. Adanya variasi

bahasa menunjukkan pemakaian bahasa itu bersifat aneka ragam (heterogen).

Keanekaragaman bahasa nampak dalam pemakaiannya baik secara individu atau

kelompok. Setiap orang berbeda cara pemakaian bahasanya, perbedaan itu dapat

dilihat dari intonasi, pilihan katanya, susunan kalimat, cara mengungkapkannya,

dan sebagainya.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan Penelitian merupakan suatu strategi penelitian dalam

mengidentifikasi penelitian sebelum perencanaan akhir pengumpulan data dan

digunakan untuk mendefinisikan struktur dimana penelitian dilaksanakan (Silalahi,

2010:83). Rancangan penelitian ini digunakan dalam penelitian adalah metode

deskriptif kualitatif, dimana peneliti menggambarkan secara detail tentang ragam

bahasa pada masyarakat desa Oheo.

3.2  Data dan Sumber Data


3.2.1 Data
Data dalam penelitian ini adalah para pengguna media sosial khususnya

facebook. Data pada dasarnya merupakan bahan mentah yang dikumpulkan oleh

peneliti dari dunia yang dipelajarinya (Sutopo, 2002, 73). Adapun data dalam

penelitian ini menggunakan data berupa hasil observasi (metode partisipan) dan

Teknik catat yang dipeoleh dari beberapa masyarakat yang ada di desa Oheo.

3.2.2 Sumber Data


Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berasal dari hasil

observasi atau pengamatan dengan Teknik catat yang diperoleh dari beberapa suku

masyarakat yang ada di desa Oheo.

3.4  Metode Pengumumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data

yang memenuhi standar yang ditetapkan. Selain itu menurut Sujarweni (2014: 74)

pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau

menjaring informasi.

       Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang

berhubungan dengan objek penelitian, yakni data primer dan data sekunder. Data

primer berupa hasil obser pengamatan yang diperoleh dari sumber data secara

langsung di wilayah penelitian. Sedangkan data sekunder diperoleh dari sejumlah


referensi berupa buku, jurnal, skripi dan penelitian-penelitian lainnya yang

berhubungan dengan objek penelitian.

3.5 Teknik Analisis Data

1. Mengidentifikasi langsung proses masalah penggunaan ragam bahasa pada

masyarakat di desa Oheo

2.  Mengelola data hasil observasi yang telah dikelompokkan

3. Mengelompokan jenis ragam bahasa yang digunakan masyarakat di desa Oheo

    pengamatan berdasarkan teks      percakapan       yang digunakan oleh masyarakat.

4. Menganalisis hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti   untuk

mengetahui bentuk penggunaan ragam bahasa pada masyarakat di desa Oheo

Daftar Pustaka

Mardikantoro, H.B. (2006. Penggunaan Bahasa Terbatas pada Masyarakat Tutur


Bahasa Indonesia di Jawa Tengah. Jurnal Humaniora, (18), hal 46-54.

 Subiyantoro,S., Mughofar, M & Suwandi (2018) Tindak Tutur Direktid dalam


Family Development Session (Fds). Vol 4, No 2 (2018).

Rahardi, Kunjana. 2003. Berkenalan dengan Ilmu Bahasa Pragmatik.

Silalahi. Ulber. 2010. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Rafika Aditama.

Sutopo, H.B. 1996. Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret University

Anda mungkin juga menyukai