Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Bahasa dan Sastra

Volume 5 No 4 (2020)
ISSN 2302-2043
PENGGUNAAN BAHASA GAUL DALAM
KOMUNIKASI LISAN DI LINGKUNGAN SMA
NEGERI 7 PALU
NORMA
Email : Normatomoshirinka@yahoo.com
Prodi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, jurusan pendidikan bahasa dan seni, fakultas
keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas Tadulako

ABSTRAK - Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk bahasa gaul
dalam komunikasi lisan di lingkungan SMA Negeri 7 Palu dan apa saja faktor penyebab
munculnya bahasa gaul tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-
bentuk pemakaian bahasa gaul dalam komunikasi lisan di lingkungan SMA Negeri 7 Palu
dan untuk mendeskripsikan faktor penyebab munculnya bahasa gaul tersebut. Jenis
penelitian adalah kualitatif. Prosedur pelaksanaan penelitian meliputi tiga tahap yaitu tahap
pengumpulan data, tahap analisi data, dan tahap penyajian data. Metode yang digunakan
dalam tahap pengumpulan data yaitu metode simak, metode rekam dan metode catat. Hasil
penelitian menemukan 54 bentuk tuturan bahasa gaul yang dapat dibagi menjadi 7 jenis
bahasa gaul yaitu (1) kata ganti, (2) akronim, (3) singkatan, (4) serapan, (5) pemenggalan,
(6) inversi, dan (7) kreatif. Bentuk bahasa gaul yaitu sa, mantul, garing, sota, BAE, gan,
bro, sis, gabut, semok, kepo, afgan, GWS, hoax, kuy, takis, baper, kongkow, hugel, LDR,
cidaha, mager, hadija, pecah, jaim, PHP, keles, rempong, kudet, spupet, kuper, unyu, japri,
bucin, dorang, COD, mainstrem, modus, BTW, jones, mabar, HBD, peres, cogan, cecan,
salting, roti sobek, kamorang, ko,dan julid. Faktor Penyebab Munculnya Bahasa Gaul di
Lingkungan SMA Negeri 7 Palu antara lain yaitu (1) penutur, (2) mitra tutur, (3) media
sosial, (4) film dan televisi, serta (5) situasi wicara.

Kata Kunci : Pengunaan Bahasa, Bahasa Gaul, Komunikasi Lisan, Lingkungan SMA Negeri 7
Palu.

PENDAHULUAN tersebut tampak dalam kehidupaan


masyarakat yang disebut sosiolinguistik.
Bahasa merupakan alat komunikasi
antarindividu masyarakat yang satu Sosiolinguistik adalah bidang ilmu
dengan masyarakat yang lainnya. Dengan antardisiplin yang mempelajari bahasa
bahasa, sebuah ide pemikiran atau dalam kaitannya dengan penggunaan
maksud tertentu dapat tersampaikan bahasa itu di dalam masyarakat.
dengan jelas. Sehingga terciptalah sebuah Sosiolinguistik berasal dari ilmu sosiologi
pemahaman yang selaras akan sesuatu dan linguistik. Linguistik adalah bidang
hal. Bahasa merupakan alat komunikasi ilmu yang mempelajari bahasa, atau
lingual manusia, dapat berupa lisan bidang ilmu yang mengambil bahasa
maupun tulisan. Bahasa dalam sebagai objek kajiannya. Sosiologi adalah
kedudukannya sebagai bahasa nasional, kajian yang objektif dan ilmiah mengenai
berfungsi sebagai (1) lambang manusia di dalam masyarakat, dan
kebanggaan nasional, (2) lambang mengenai lembaga-lembaga, dan proses
identitas nasional, dan (3) alat pemersatu sosial yang ada di dalam masyarakat.
bangsa Indonesia. Fungsi-fungsi bahasa Sosiologi berusaha mengetahui
bagaimana masyarakat itu terjadi,
berlangsung, dan tetap ada.

70
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 5 No 4 (2020)
ISSN 2302-2043
Sosiolinguistik berguna dalam (siapa). Bahasa gaul Vikinisasi merupakan
memberikan pengetahuan bagaimana cara bahasa gaul yang dipopulerkan oleh
menggunakan bahasa serta menjelaskan mantan tunangan penyanyi dangdut
bagaimana menggunakan bahasa itu Zaskia Gotik bernama Viki Prasetyo.
dalam aspek atau segi sosial tertentu. Bahasa gaul ini berciri menggunakan
Sosiolinguistik menempatkan kedudukan kosakata yang berkesan tinggi atau
bahasa dalam hubungannya dengan berintelek namun tidak bermakna atau
pemakaian bahasa dalam masyarakat. Hal tidak sinkron dengan maksud
ini menunjukkan bahwa sosiolinguistik pembicaraan. contoh bahasa gaul
memandang bahasa sebagai sistem sosial Vikinisasi yaitu „Labil Ekonomi‟.
dan sistem komunikasi serta merupakan
bagian dari masyarakat dan kebudayaan. Banyaknya bermunculan bentuk-
bentuk bahasa gaul mengakibatkan
Adanya faktor-faktor sosial dan banyaknya remaja yang lebih tertarik
situasional tersebut mengakibatkan menggunakan bahasa gaul dari pada
timbulnya variasi-variasi bahasa. Variasi menggunakan bahasa Indonesia yang baik
bahasa merupakan penerapan dari tidak dan benar. Sehingga di khawatirkan
adanya keseragaman dalam bahasa. eksistensi penggunaannya akan semakin
Variasi bahasa akan tampak apabila menurun karena remaja menganggap
berasal dari daerah yang berlainan, menggunakan bahasa gaul lebih menarik.
kelompok sosial berbeda, situasi bahasa Keaslian tuturan kosakata bahasa
yang berlainan, serta zaman yang Indonesia akan terancam. Lebih parahnya
berbeda. lagi jika penggunaan bahasa gaul
berkembang di lingkungan sekolah dan
Salah satu contoh variasi bahasa dalam situasi proses belajar mengajar.
yaitu bahasa gaul. Bahasa gaul
merupakan jenis tuturan yang digunakan Dalam penggunaan bahasa dalam
oleh para remaja dalam berkomunikasi proses komunikasi, penggunaan bahasa
antaranggota kelompoknya dalam situasi gaul dapat ditemukan di lingkungan
nonformal. Bahasa gaul dapat berupa sekolah. Salah satunya di lingkungan SMA
tuturan lisan maupun tulisan. Bahasa gaul Negeri 7 Palu. Munculnya kosakata bahasa
terus berubah dan berkembang seiring gaul dapat terjadi dalam situasi santai.
berjalannya waktu. Dahulu kita mengenal
bahasa Prokem, Waria, Alay, serta Oleh karena itu diangkat judul
Vikinisasi yang memiliki keunikan penelitian “Penggunaan Bahasa Gaul
tersendiri. Misalnya pada bahasa gaul dalam Komunakasi Lisan di Lingkungan
Prokem yang berasal dari kalangan SMA Negeri 7 PALU” agar masyarakat
preman Jakarta yang mengubah dan lingkungan SMA Negeri 7 Palu menyadari
menyesuaikan dengan bahasa Betawi bahwa bahasa gaul tidak seharusnya
sehingga tercipta kosakata baru yang digunakan secara berlebihan hingga
artinya hanya dimengerti oleh kelompok masuk dalam situasi proses belajar
mereka sendiri, contoh bahasa gaul mengajar yang seharusnya memberikan
prokem yaitu „Lo‟ (anda/kamu) dan „Gue‟ pengajaran tentang bangganya
(saya). menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dengan benar. Bahasa Indonesia
Bahasa gaul Waria merupakan merupakan jati diri bangsa Indonesia yang
bahasa gaul yang digunakan di kalangan tertera pada ikrar Sumpah Pemuda ketiga
waria (wanita pria), contohnya „Lekong‟ yaitu “Kami poetra dan poetri Indonesia
(pria) dan „Pewong‟ (wanita). Bahasa gaul mendjoendjoeng bahasa persatoean,
Alay (anak layangan) merupakan bahasa bahasa Indonesia.”.
gaul yang menggunakan metode
penulisan kata dengan menggabungkan KAJIAN PUSTAKA
huruf dan angka, seperti kata „5i4P4‟

71
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 5 No 4 (2020)
ISSN 2302-2043
2.1 Sosiolinguistik 2.3 Teori Speaking Dell Hymes

Sosiolinguistik merupakan ilmu Dell Hymes mengemukakan


interdispliner antara sosiologi dan adanya faktor-faktor yang menandai
linguistik. Sosiolinguistik dapat terjadinya peristiwa tutur dengan
didefinisikan sebagai kajian tentang singkatan SPEAKING, yang masing-
bahasa dalam hubungannya dengan masing bunyi merupakan fonem awal dari
masyarakat. Menurut J.A Fishman faktor-faktor yang dimaksudkan ialah :
(Rokhman 2013: 2) kajian sosiolingustik
lebih bersifat kualitatif. Sosiolinguistik S : Setting and scene
lebih berhubungan dengan perincian- Yaitu tempat bicara dan
perincian penggunaan bahasa yang suasana bicara (misalnya
sebenarnya, seperti deskripsi pola-pola ruang diskusi dan suasana
pemakaian bahasa/dialek dalam budaya diskusi).
tertentu, pilihan pemakaian bahasa/dialek P : Participants
tertentu yang dilakukan penutur, topik, Pembicara, lawan bicara dan
dan latar pembicaraan. Sosiolinguistik pendengar. Dalam diskusi
bermanfaat dalam memberikan pedoman adalah seluruh peserta
dalam berkomunikasi dengan diskusi.
menunjukkan bahasa, ragam bahasa atau E : Ends atau tujuan
gaya bahasa apa yang harus kita gunakan Tujuan akhir diskusi.
jika kita berbicara dengan orang tertentu. A : Act secuence
Suatu peristiwa dimana
2.2 Variasi Bahasa eorang pembicara sedang
mempergunakan
Bahasa mempunyai dua aspek kesempatan bicara.
mendasar, yaitu bentuk dan makna. K : Key
Aspek bentuk meliputi bunyi, tulisan, dan Nada suara dan ragam
strukturnya. Aspek makna meliputi makna bahasa yang dipergunakan
leksikal, fungsional, dan struktural. Jika dalam menyampaikan
diperhatikan lebih rinci lagi, bahasa dalam pendapatnya, dan cara
bentuk dan maknanya menunjukkan mengemukakan
perbedaan kecil maupun perbedaan yang pendapatnya.
besar antara pengungkapan yang satu I : Instrumentalities
dengan pengungkapan yang lainnya. Alat untuk menyampaikan
Misalnya perbedaan dalam pengucapan pendapat. Misalnya secara
/a/ yang diucapkan oleh seseorang dari lisan, tertulis, lewat telpon
waktu satu ke waktu yang lain. Begitu dsb.
juga dengan pengucapan /benar/ dari N : Norms of interaction and
waktu yang satu ke waktu yang lain interpretation
mengalami perbedaan-perbedaan bentuk Yaitu aturan permainan
bahasa seperti ini dan lainnya dapat yang mesti ditaati oleh
disebut dengan variasi bahasa. Contohnya setiap peserta diskusi.
perubahan huruf /a/ menjadi /e/ ketika G : Genres
diucapkan pada kosakata /benar/ Jenis kegiatan diskusi yang
sehingga pengucapannya berubah mempunyai sifat-sifat lain
menjadi /bener/. dari jenis kegiatan lain.
Setting and scane, dalam setting
Variasi bahasa dapat dibedakan berkenaan dengan waktu dan tempat
berdasarkan segi penutur, segi tutur sedang berlangsung. Sedangkan
pemakaian, segi keformalan, dan segi scene mengacu pada situasi tempat dan
sarana. (Suandi 2014: 34) waktu, atau situasi psikologis pembicara
misalnya kecurigaan atau ketegangan.

72
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 5 No 4 (2020)
ISSN 2302-2043
Participants adalah pihak-pihak “Selamat Datang” dan “Selamat Jalan”
yang terlibat dalam petuturan, bisa yang terdapat di pintu masuk suatu kota,
pembicara dan penengar, penyapaan daerah, atau perkampungan.
pesapa, atau pengirim dan penerima Kedua kalimat di atas memiliki
pesan. Status sosial partisipan sangat keterkaitan. Kalimat “Selamat Jalan”
menentukan ragam bahasa atau variasi merupakan ungkapan dari adanya kalimat
yang digunakan. sebelumnya, yaitu “Selamat Datang”.
Ends yaitu merujuk pada maksud Kalimat “Selamat Datang” dapat dimaknai
dan tujuan petuturan peristiwa yang erjadi secara utuh ketika adanya kalimat
guna bermaksud untuk menyelesaikan sesudahnya, yaitu “Selamat Jalan”, begitu
suatu masalah. juga sebaliknya.
Act secuence yaitu mengacu pada Keberadaan koteks dalam suatu
bentuk ujaran ini berkenaan dengan kata- wacana menunjukkan bahwa struktur
kata yang digunakan, bagaimana suatu teks memiliki hubungan dengan
penggunaannya, dan hubungan antara teks lainnya. Hal itulah yang membuat
apa yang dikatakan dengan topik suatu wacana menjadi utuh dan lengkap.
pembicaraan. Ko-teks dapat menjadi alat bantu untuk
Key adalah kode tertentu yang menganalisis wacana. Dalam wacana yang
digunakan dalam tindak tutur yang dapat cukup panjang sering sebuah kalimat
dipahami bersama-sama oleh peserta harus dicarikan informasi yang jelas pada
komunikasi. Kode tersebut merupakan bagian kata yang lainnya. Perhatikan
sistem lambang yang digunakan untuk contoh berikut ini.
menyampaikan pesan. Baik lambang Bisa ular itu bisa mematikan
verbal (bahasa) maupun non verbal
(isyarat). Key berfungsi untuk memahami Kata bisa pertama yang terdapat
sebuah makna misalnya salam situasi pada kalimat di atas mengacu kepada
seperti gurauan, cemooh dan sebagainya. “racun”. Sedangkan kata bisa kedua pada
Instrumentalities yaitu mengacu kalimat diatas mengacu pada makna
pada jalur bahasa yang digunakan, seperti “dapat/mampu”. Jadi, ular pada kalimat
jalur lisan, tertulis, ataupun telepon. itu menjadi koteks bagi kata bisa petama
Tetapi dalam penelitian ini, jalur yang yang berarti racun dan kata bisa kedua
diteliti adalah penggunaan jalur lisan. yang berarti dapat/mampu.
Norm of interaction and Makna sebuah kalimat baru dapat
interpretation yaitu mengacu pada norma, dikatakan benar bila kita mengetahui
aturan, dan etika dalam berinteraksi. siapa pembicaranya, siapa pendengarnya,
Genre yaitu mengacu pada bentuk bagaimana mengucapkannya, dan lain-
penyampaian atau bentuk ragam bahasa lain. Oleh sebab itulah, perlu menganalisis
yang digunakan. (Chaer, 2010:48). kalimat-kalimat terlebih dahulu dengan
menganalisis konteksnya. konteks adalah
2.4 Koteks dan Konteks ruang dan waktu yang spesifik yang
dihadapi seseorang atau kelompok orang.
Dilihat berdasarkan makna dalam konteks adalah teks yang menyertai teks.
Kamus Linguistik koteks diartikan sebagai Artinya konteks itu hadir menyertai teks.
kalimat atau unsur-unsur yang konteks adalah (1) aspek-aspek
mendahului dan/atau mengikuti sebuah lingkungan fisik atau sosial yang kait
unsur lain dalam wacana. Koteks adalah mengait dengan ujaran tertentu, (2)
teks yang mendampingi teks lain dan pengetahuan yang sama-sama memiliki
mempunyai keterkaitan dan kesejajaran pembicara dan pendengar sehingga
dengan teks yang didampinginya. pendengar paham apa yang dimaksud
Keberadaan teks yang didampingi itu bisa pembicara. konteks adalah lingkungan
terletak di depan (mendahului) atau di atau keadaan tempat bahasa digunakan.
belakang teks yang mendampingi Konteks yaitu sesuatu yang inheren dan
(mengiringi). Sebagai contoh pada kalimat hadir bersama teks, sehingga dapat

73
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 5 No 4 (2020)
ISSN 2302-2043
diartikan konteks sebagai situasi atau ruang dan waktu yang meliputi lingkungan
latar terjadinya suatu komunikasi. konteks fisik dan sosial tertentu dalam memahami
dapat dianggap sebagai sebab dan alasan suatu teks. Teks yang dimaksud dalam hal
terjadinya suatu pembicaraan/dialog. ini tidak hanya teks-teks yang dilisankan
Segala sesuatu yang berhubungan dengan dan yang ditulis, melainkan termasuk pula
tuturan, apakah itu berkaitan dengan arti, kejadian-kejadian yang nirkata
maksud, maupun informasinya, sangat (nonverbal) lainnya atau keseluruhan
tergantung pada konteks yang lingkungan teks itu. Selain itu, konteks
melatarbelakangi peristiwa tuturan itu. juga dianggap sebagai penyebab
Salah satu unsur konteks yang cukup terjadinya suatu pembicaraan atau
penting ialah waktu dan tempat. interaksi komunikasi.
Contohnya:
2.5 Bahasa Gaul
Bahasa gaul adalah bahasa yang
Dialog I telah digunakan dan telah di sepakati oleh
Pembicara : Tukang cuci foto kelompok tertentu yang makna dan
Pendengar : Mahasiswa artinya hanya kelompok tersebut yang
Tempat : Tempat cuci foto memahaminya. Bahasa gaul banyak
Situasi : Mahasiswa ingin mencetak dijumpai di kelompok remaja dalam
pas foto berwarna ukuran 2x3 interaksi mereka. Pada awalnya bahasa
Waktu : Pukul 09.00 WiTa. gaul tidak dipermasalahkan namun
kemunculannya mengakibatnya remaja
Ketika mahasiwa bertanya 2x3 berapa, lebih jarang menggunakan bahasa
tukang cuci foto mengatakan, “2x3 Indonesia yang baik dan benar. Remaja
seribu”. lebih suka menggunakan bahasa gaul
daripada bahasa Indonesia yang baik dan
Dialog II benar sesuai dengan Pedoman Umum
Pembicara : Guru matematika Ejaan Bahasa Indonesia. Sehingga
Pendengar : Siswa dihawatirkan dapat membuat bahasa
Tempat : Sekolah Indonesia hilang keasliannya karena
Situasi : Dalam proses belajar kurangnya penutur.
mengajar mata pelajaran matematika
Waktu : Pukul 08.00 WiTa. Selain digunakan pada saat
komunikasi informal, bahasa gaul juga
Ketika siswa bertanya 2x3 berapa, guru sering digunakan kelompok remaja di
mengatakan, “2x3 enam”. situasi formal seperti di lingkungan
Hal ini harus diterangkan secara sekolah yang seharusnya menggunakan
pragmatik karena kata-kata maupun bahasa formal dalam proses
kalimatnya secara semantik tidak komunikasinya. Bahkan ditemukan
menunjukkan makna sebenarnya. Dengan beberapa guru atau tenaga pengajar yang
begitu, pendengar atau pembaca harus ikut menggunakan bahasa gaul dalam
mengetahui konteks kalimat tersebut agar proses belajar mengajar maupun
dapat mengetahui maksud suatu kalimat komunikasi di lingkungan sekolah.
itu dengan tepat. Begitu pentingnya Penggunaan bahasa gaul seperti itu dapat
mengetahui konteks sebuah kalimat atau mengakibatkan proses belajar mengajar
wacana karena hal itu dapat menimbulkan yang kurang maksimal serta bisa
perbedaan antara dua kalimat yang sama mengakibatkan produksi bahasa gaul akan
seperti yang ada dalam contoh di atas. berkembang dengan pesat mengancam
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa eksistensi bahasa nasional bangsa
perbedaan konteks mengakibatkan Indonesia.
perbedaan makna.
Berdasarkan penjelasan di atas
dapat disimpulkan bahwa konteks adalah

74
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 5 No 4 (2020)
ISSN 2302-2043
METODE PENELITIAN Waktu penelitian ini dilakukan
selama satu bulan yaitu bulan Januari
Jenis penelitian ini ialah penelitian 2019. Tempat penelitian ini dilaksanakan
kualitatif serta metode deskriptif. baik di dalam kelas maupun diluar kelas
Menurut Bogdan dan Guba (Suharsaputra, yang masih termasuk dalam lingkungan
2014:181) penelitian kualitatif merupakan SMA Negeri 7 Palu.
prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis 3.2Sumber Data
atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati. Jenis penelitian ini Sumber data dalam penelitian ini
dikatakan sebagai pencarian data dengan adalah data verbal atau lisan yang
interpretasi yang tepat, terutama dalam mengutamakan bentuk tuturan variasi
mengumpulkan data, serta bahasa gaul yang ada di lingkungan SMA
menggambarkan data secara ilmiah. Negeri 7 Palu.
Penelitian kualitatif bertujuan untuk
memahami fenomena kebahasaan yang 3.4 Teknik Pengumpulan Data
diteliti.
Metode pengumpulan data dalam
Metode penelitian deskriptif penelitian ini menggunakan metode
merupakan metode yang digunakan untuk simak. Metode simak berfungsi untuk
memaparkan serta menganalisis data menyimak bahasa gaul yang digunakan
berdasarkan faka-fakta yang ada pada dalam percakapan informal. Dalam hal ini
lapangan. Metode penelitian deskriptif peneliti menggunakan lima teknik untuk
memperoleh data yang akurat mengenai memperoleh data mengenai bahasa gaul
penggunaan bahasa, sehingga didapatkan yang digunakan siswa maupun guru di
data rekaman dan tulisan mengenai lingkungan SMA Negeri 7 Palu.
variasi bahasi di lingkungan SMA Negeri 7
Palu. Menurut Nasution (Soejono & 1. Teknik Sadap
Abdurrahan, 1999:19) metode penelitian Metode simak dapat diwujudkan
deskriptif merupakan suatu metode yang dengan teknik sadap atau penyadapan.
banyak dipergunakan dan dikembangkan Untuk mendapatkan data, peneliti harus
dalam penelitian ilmu-ilmu sosial, karena melakukan penyadapan, yaitu menyadap
memang kebanyakan penelitian sosial pembicaraan atau penggunaan bahasa
bersifat deskriptif. gaul di lingkungan SMA Negeri 7 Palu
yang menjadi objek penelitian.
3.1Tempat dan Waktu Penelitian 2. Teknik Simak Libat Cakap
Kegiatan menyadap dapat
Tempat atau lokasi penelitian ini dilakukan dengan berpartisipasi sambil
berada pada lingkungan SMA Negeri 7 menyimak pembicaraan atau penggunaan
Palu, yang terletak pada Kecamatan bahasa. Peneliti terlibat langsung dalam
Taweli, Kelurahan Baiya. Pemilihan lokasi dialog. Peneliti selain memperhatikan
tersebut didasarkan pada jarak tempat penggunaan bahasa oleh mitratutur, juga
penelitian dengan kediaman penulis ikut serta dalam pembicaraan, baik secara
sehingga diharapkan penelitian ini dapat aktif maupun secara reseptif.
berjalan lebih efisien dan lebih ekonomis, 3. Teknik Simak Bebas Libat Cakap
lingkungan penelitian dan tuturan yang Kegiatan menyadap dapat pula
ada didalamnya menarik bagi peneliti dilakukan dengan tidak berpartisipasi
untuk diteliti, khususnya pada ketika menyimak. Penelitian tidak terlibat
penggunaan bahasa gaul, serta latar dalam dialog, tidak ikut serta dalam
belakang penulis yang merupakan alumni proses pembicaraan. Peneliti bertindak
sehingga penulis memiliki pengetahuan sebagai penyimak.
awal tentang penggunaan bahasa gaul di 4. Teknik Rekam
lingkungan sekolah tersebut.

75
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 5 No 4 (2020)
ISSN 2302-2043
Teknik rekam dilakukan dengan (3) penyajian data, (4) penarikan
merekam pembicaraan atau tuturan kesimpulan.
mitratutur. Perekaman dapat dilakukan
dengan menggunakan alat perekam dari 1. Pengumpulan data
berbagai jenis dan tipe. Kegiatan diawali dengan tahap
5. Teknik Catat pengumpulan data. Pengumpulan data
Selain merekam, pengumpulan yang diperoleh peneliti melalui teknik
data dapat pula dilakukan dengan pengumpulan data dengan melalui
mencatat atau merekam sambil mencatat. percakapan langsung atau wawancara
Peneliti mencatat pembicaraan atau dengan siswa ataupun guru di SMA Negeri
penggunaan bahasa mitratutur. 7 Palu yang diawali dengan observasi
Pencatatan dilakukan peneliti pada sebuah awal. peneliti akan memilih kata dan
buku catatan. Peneliti akan mencatat singkatan yang dikategorikan sebagai
kata-kata yang berhubungan dengan bahasa gaul. Selanjutnya data yang
penggunan bahasa gaul di lingkungan terkumpul akan diubah peneliti menjadi
SMA Negeri 7 Palu dalam peristiwa bentuk tulisan.
tuturan. Pencatatan tersebut dapat juga 2. Reduksi data
dilakukan setelah teknik penyimakan. Tahap selanjutnya pada analisis data
(Karim: 2018) adalah reduksi data. Peneliti akan
menafsirkan data yang telah dikumpulkan
3.5 Instrumen Penelitian pada saat menyimak dan wawancara.
Kemudian peneliti akan membaca dan
Dalam penelitian ini peneliti memahami hasil dari wawancara dengan
menggunakan instrumen penelitian para siswa dan guru di lingkungan SMA
berupa buku catatan, pulpen, dan alat Negeri 7 Palu. Setelah tahap reduksi data
perekam.. selesai, peneliti akan mengidentifikasikan
data-data tersebut sesuai dengan
Buku catatan dan pulpen akan rumusan masalah Penggunaan Bahasa
digunakan peneliti untuk mencatat bentuk Gaul di Lingkungan SMA Negeri 7 Palu
tuturan dan hal-halnya yang dapat yang menunjukkan bentuk-bentuk kata
membantu dalam memperjelas hasil dan singkatan yang dikategorikan sebagai
rekaman tuturan langsung yang direkam bahasa gaul.
menggunakan alat perekam, Seperti 3. Penyajian data
situasi tuturan dan keterangan penutur Langkah selanjutnya dalam kegiatan
dan mitra tutur. Alat perekam digunakan analisis data adalah penyajian data. Data
untuk merekam tuturan yang berlangsung yang disajikan adalah mengenai bentuk
berkaitan dengan penggunaan bahasa bahasa gaul di lingkungan SMA Negeri 7
gaul. Palu. Penyajian data mengenai bentuk
bahasa gaul di penelitian ini akan
3.6 Teknik Analisis Data disajikan dalam bentuk tulisan.
4. Penarikan kesimpulan
Tahap selanjutnya yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah menganalisis Penarikan kesimpulan mengenai
data. Analisis data itu sendiri pada penggunaan bahasa gaul dilakukan
dasarnya sejak pertama telah dilakukan, setelah kegiatan reduksi data dan
dimulai pada proses pengumpulan data. penyajian data. Kesimpulan merupakan
Analisis data yang digunakan dalam hasil dari kegiatan mengaitkan antara
penelitian ini adalah analisis data yang rumusan masalah penelitian, yaitu
menggunakan model alir yang bagaimana bentuk dan penggunaan
dikemukakan oleh Miles dan Huberman. bahasa gaul di lingkungan SMA Negeri 7
Analisis ini mencangkup empat tahap Palu baik siswa maupun guru.
yaitu (1) pengumpulan data, (2) reduksi,
PEMBAHASAN

76
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 5 No 4 (2020)
ISSN 2302-2043
Dalam penelitian ini dikemukakan digunakan dalam komunikasi masyarakat
data-data yang telah diperoleh peneliti Indonesia bagian timur.
sebagai bukti dari hasil penelitian yang
dilakukan di lingkungan SMA Negeri 7 4.2Bahasa Gaul Bentuk Akronim
Palu. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bentuk-bentuk bahasa gaul Akronim adalah pemendekan dua
yang tercipta dan digunakan oleh anggota buah suku kata atau lebih yang hanya
masyarakat sekolah, khususnya bentuk diambil beberapa buah huruf saja dari
tuturan lisan serta untuk mengetahui setiap suku kata dimaksud sehingga dapat
penyebab timbulnya bentuk-bentuk ditulis dan dilafalkan sebagai sebuah kata.
bahasa gaul tersebut. Salah satu satu contoh akronim, yaitu
BaPeDa yang merupakan akronim dari
Data-data yang dipaparkan di Badan Pendapatan Daerah yang dimaknai
bawah ini merupakan hasil temuan dari sebuah instansi pemerintahan yang
penelitian yang dilaksanakan di mengatur pengelolaan pendapatan suatu
lingkungan SMA Negeri 7 Palu. daerahnya sendiri. Dalam penelitian ini,
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap ditemukan juga bentuk akronim dalam
bentuk tuturan lisan bahasa gaul di kosakata bahasa gaul di lingkungan SMA
lingkungan SMA Negeri 7 Palu dengan Negeri 7 Palu yaitu :
menggunakan metode simak beserta
beberapa teknik pengumpulan yang 1. P1 : “Sebentar pulang sekolah
mendukung penemuan data-data kita ke rumah ku ya. Apa
penelitian, ditemukan beberapa bentuk mama ku tadi ba masak
tuturan lisan bahasa gaul beserta pola bubur manado banyak.”
interaksinya yang digunakan di lingkungan P2 : “Wih...Mantul tuh. Jadi
SMA Negeri 7 Palu itu sendiri. naorotaiku le.”
Tuturan ke-1 menggunakan
4.1 Bahasa Gaul Bentuk Kata Ganti bentuk akronim dari dua buah kata yaitu
Orang “mantap betul” yang bermakna keadaan
dimana seseorang mengakui sesuatu yang
Kata ganti orang merupakan kata dapat benar-benar hebat atau
yang digunakan untuk menggantikan menyatakan menyetujui dan menyukai
nama orang. Kata ini terdiri atas kata tuturan mitratutur atau dapat pula
ganti bentuk tunggal dan bentuk jamak. bermakna hebat.
Untuk kata ganti tunggal orang pertama,
yaitu saya dan aku, untuk orang kedua, 4.3Bahasa Gaul Bentuk Serapan
yaitu kamu dan engkau, dan untuk kata
ganti orang ketiga, yaitu beliau dan dia. Bahasa gaul bentuk serapan adalah
Sedangkan bentuk jamak kata ganti orang kata yang berasal dari kosa kata bahasa
pertama yaitu kita dan kami, untuk orang asing ataupun bahasa daerah yang
kedua yaitu kalian dan kamu sekalian, dan kemudian ejaan, ucapan, dan tulisannya
untuk orang ketiga yaitu mereka. disesuaikan dengan penuturan
masyarakat indonesia dalam komunikasi
1. P1: “Sa mau pergi ke ruang sehari-hari. Dalam penelitian ini,
guru dulu ee..., apa pak ditemukan juga bentuk serapan dalam
Rifaldi tadi ba panggil.” kosakata bahasa gaul di lingkungan SMA
Negeri 7 Palu yaitu :
P2 : “Oh iyo.”
1. P1 : “Ih keren banget ih kak
Tuturan ke-1 menggunakan bentuk Ari itu, ingin deh jadi
kata ganti orang pertama bentuk tunggal pacarnya.”
yaitu Sa yang merupakan pemenggalan P2 : “Ih... jangan mimpi yah,
kata “Saya”. Kata Sa juga sering kak Ari itu bae gue tahu...”

77
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 5 No 4 (2020)
ISSN 2302-2043
P1 : “Iya deh, terserah. Yang 1. P1 : “Hari minggu nanti saya ke
penting kau bahagia.” rumah mu ee... sekalian
P2 : “Hahaha...” saya bawakan itu film
Tuturan ke-1 menggunakan bentuk korea yang kau minta
serapan singkatan dari bahasa asing lalu.”
(Inggris) yaitu “Before Anyone Else” yang P2 : “Iyo itu ee... jangan ba
merupakan bentuk panggilan atau PHP lagi kau. Saya tunggu.”
sebutan orang yang disukai. P1 : “Iye kasian.”
Tuturan ke-1 menggunakan bentuk
4.4Bahasa Gaul Bentuk Pemendekan singkatan dari “pemberi harapan palsu”
yang bermakna seseorang yang suka
Bahasa gaul bentuk pemendekan berjanji namun hanya omong kosong
adalah bahasa gaul yang berasal dari satu belaka.
kata yang dipenggal sehingga menjadi
bentuk penulisan dan pengucapannya 4.6Bahasa Gaul Bentuk Inversi
lebih pendek dari kata asalnya tanpa
merubah makna dan arti kata tersebut. Inversi adalah pembalikan posisi,
Pemendekan dilakukan agar memudahkan arah, susunan, dan sebagainya.
dalam penggunaan kata yang dianggap Pembalikan susunan bagian kalimat atau
cukup panjang. Dalam penelitian ini, fonem yang berbeda dari susunan yang
ditemukan juga bentuk pemendekkan lazim. Inversi yang terdapat dalam bentuk
dalam kosakata bahasa gaul di lingkungan bahasa gaul merupakan penulisan dan
SMA Negeri 7 Palu yaitu : pengucapan kata yang susunan fonemnya
dimulai dari belakang, walaupun pelafalan
1. P1 : “Gan, main futsal yuk.” bentuk katanya dapat berubah namun
P2 : “Kapan ?” makna dan artinya tetaplah sama. Dalam
P1 : “Hari sabtu sore di tondo.” penelitian ini, penulis menemukan juga
P2 : “Tapi kau yang bayar bentuk inversi dalam kosakata bahasa
sewa lapangan.” gaul di lingkungan SMA Negeri 7 Palu
P1 : “Oke gan, tapi pangil juga yaitu :
dorang Anwar.”
1. P1 : “Rina, pergi beli minum
Tuturan ke-1 merupakan bentuk kita di kantin kuy”
pemendekan dari kata “juragan” yang P2 : “Kuy.”
bermakna merujuk pada seorang bos,
atasan atau orang yang dianggap Tuturan ke-1 merupakan bentuk
disegani. inversi dari kata “yuk” yang bermakna
kalimat ajakan untuk melakukan sesuatu.
4.5Bahasa Gaul Bentuk Singkatan
4.7Bahasa Gaul Bentuk Kreatif
Kata bentuk singkatan dari bebrapa
kata menjadi gabungan beberapa huruf Bahasa gaul bentuk kreatif yaitu
dari setiap kata tersebut sehingga dapat kosakata bahasa yang dibuat atau tercipta
dituliskan dan dilafalkan sebagai sebuah dari kreatifitas seseorang dalam
kata wajar. Salah satu contoh bentuk menyampaikan makna suatu pembicaraan
singkatan yaitu KKN yang merupakan dengan kata yang hampir mendekati
penyingkatan dari tiga kata yaitu Kuliah dengan maksud yang dituju ataupun
Kerja Nyata yang menjadi satu kesatuan dapat pula berupa perumpamaan . Dalam
makna kata. Dalam penelitian ini, penulis penelitian ini, ditemukan juga bentuk
menemukan juga bentuk singkatan dalam kreatif dalam kosakata bahasa gaul di
kosakata bahasa gaul di lingkungan SMA lingkungan SMA Negeri 7 Palu yaitu :
Negeri 7 Palu yaitu :

78
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 5 No 4 (2020)
ISSN 2302-2043
1. P1 : “Main tebak-tebakan yuk, pembicaraan yang rahasia atau terdengar
ayam apa yang paling besar ?” keren.
P2 : “Apa ?”
P1 : “Ayam semesta. 2. Mitratutur
Hahaha...”
P2 : “Garing tahu.” Mitra tutur merupakan faktor
Tuturan ke-1 merupakan bahasa yang berpengaruh dalam penggunaan
gaul bentuk kreatif yang berasal dari bahasa gaul. Jika seorang mitra tutur
suara renyah krupuk ketika digigit. Kata adalahlah seorang penutur bahasa gaul
garing bermakna tidak lucu. dengan usia yang setara dengan penutur,
maka secara otomati dapat memancing
4.8Faktor Penyebab Munculnya penutur untuk menggunakan bahasa gaul
Bahasa Gaul di Lingkungan dalam komunikasi yang sedang
Sekolah berlangsung. Hal ini terjadi karena
Kehadiran bentuk-bentuk adanya rasa gengsi yang mengharuskan
bahasa gaul dalam komunikasi lisan di penutur menggunakan bahasa gaul.
lingkungan sekolah tidak lepas dari teman
dan lingkungan pergaulan serta aktivitas 3. Media sosial
sosial media elektronik. Perkembangan
media elektronik khusunya pada media Media sosial seperti Facebook,
pertukaran informasi berbasis online yang Instagram, Whatshap, dan sebagainya
penggunannya dari berbagai kalangan cukup berpengaruh dalam perkembangan
etnis dapat juga mempengaruhi penggunaan bahasa gaul. Latar belakang
munculnya bentuk-bentuk bahasa gaul. pengguna media sosial yang berasal dari
Bahasa gaul yang dinilai lebih menarik beragam etnis dan bahasa menjadikan
dan dengan adanya alasan untuk munculnya kosakata bahasa gaul dan
membuat suatu bahasa yang hanya pertukaran bahasa gaul semakin mudah
dimengerti oleh kelompok mereka sendiri terjadi karena adanya sifat gengsi antar
membuat bahasa gaul terus berkembang. pengguna media sosial.
Keunikan bahasa gaul yang
banyak digunakan oleh kalangan remaja 4. Film dan televisi
dapat membuat suatu ketertarikan bagi
kalangan orang tua untuk mempelajari Kegemaran menonton film dan
arti dan makna dari setiap kosa kata yang televisi juga berpengaruh dalam
digunakan oleh kalangan yang lebih pemakaian bahasa gaul, dialog tokoh
muda. Hal ini didasari pada kekhawatiran atau pembawa acara yang terdengar
orang tua yang takut anak-anak remaja menarik dapat memungkinkan ditiru oleh
mereka menggunakan bentuk-bentuk penonton secara tidak langsung.
bahasa gaul tersebut untuk kegiatan Walaupun sebenarnya bahasa yang
pembicaraan yang tidak sesuai dengan digunakan oleh para tokoh di film dan
norma-norma yang ada di lingkungan televisi hanya tuntutan skenario.
kemasyarakatannya. Dalam hasil
penelitian yang dilakukan di lingkungan 5. Situasi wicara
SMA Negeri 7 Palu, peneliti menemukan Sebagai gejala sosial, bahasa
faktor penyebab munculnya bahasa gaul dan pemakaian bahasa bukan hanya
di lingkungan sekolah antara lain yaitu; ditentukan oleh faktor linguistik melainkan
1. Penutur juga faktor nonlinguistik antara lain faktor
situasional seperti siapa pembicara,
Penutur biasanya dengan kepada siapa berbicara, kapan dan
sengaja menggunakan bahasa gaul dimana pembicaraan itu berlangsung,
terhadap mitra tutur karena suatu tujuan dengan bahasa apa serta mengenai
salah satunya untuk membuat suatu masalah apa yang dibicarakan. Dahulu
penggunaan bahasa gaul awalnya terjadi

79
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 5 No 4 (2020)
ISSN 2302-2043
pada situasi pembicaraan nonformal 5.2 Saran
namun pada akhir ini penggunaan bahasa
gaul juga ditemukan dalam situasi Peneliti menyarankan Penelitian ini
komunikasi formal yaitu dalam proses dapat memberikan manfaat bagi
kegiatan belajar mengajar. Latar belakang perkembangan dan peningkatan kualitas
bahasa yang menarik perhatian dapat ilmu kebahasaan khususnya bagi
digunakan untuk membangkitkan penggunaan bahasa yang baik dan benar
semangat siswa maupun mempererat di lingkungan sekolah khususnya di
kedekatan hubungan antara guru dengan lingkungan SMA Negeri 7 Palu. Peneliti
siswa. menyarankan penelitian ini dapat
bermanfaat bagi pembaca khususnya
KESIMPULAN DAN SARAN mahasiswa sebagai bahan referensi untuk
penelitian penggunaan bahasa gaul
5.1 Kesimpulan diberbagai lingkungan selanjutnya.

Berdasarkan hasil penelitian dan DAFTAR PUSTAKA


pembahasan dalam penelitian ini, dapat
disimpulkan berbagai bentuk bahasa gaul [1] Chaer, Abdul & Agustina, Leoni. 2010.
dalam komunikasi lisan di lingkungan SMA Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta:
Rineka Cipta.
Negeri 7 Palu dapat belangsung dalam [2] Faradilla. (2016). Pemakaian Bahasa Prokem
situasi nonformal dan formal. Penutur di Kalangan Remaja Desa Wani. Skripsi
bahasa gaul juga bukan hanya sebatas sarjana pada FKIP UNTAD. Palu: tidak
pada komunikasi antarsiswa SMA Negeri 7 diterbitkan.
[3] Karim, Ali. (2018). Metode Penelitian Bahasa
Palu, namun juga ditemui dalam dan Sastra Indonesia (Materi Perkuliahan).
komunikasi antarguru maupun guru Universitas Tadulako; Palu. Tidak diterbitkan.
dengan siswa. [4] Moleong, Lexy J. (2010). Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Bentuk tuturan bahasa gaul dalam
[5] Rauf. Dewi M. (2016). Penggunaan Bahasa
komunikasi lisan di lingkungan SMA Alay di Kalangan Remaja di Kota Palu. Skripsi
Negeri 7 Palu yang penulis temukan dalam sarjana pada FKIP UNTAD. Palu: tidak
penelitian yang dilakukan adalah 54 diterbitkan.
[6] Rendrasari, Retno. (2013). Penggunaan
tuturan bahasa gaul terbagi dalam tujuh
Bahasa Alay di Facebook Siswa SMK Negeri 1
analisis yaitu´; 4 kata ganti orang (sa, Labuan. Skripsi sarjana pada FKIP UNTAD.
ko, dorang, dan kamorang), 15 akronim Palu: tidak diterbitkan.
(mantul, semok, baper, cidaha, mager, [7] Rokhman, Fathur. (2013). Sosiolinguistik
suatu pendekatan pembelajaran bahasa
hadija, jaim, kudet, japro, bucin, modus,
dalam masyarakat multikultural. Yogyakarta:
jones, mabar, cogan, dan cecan), 7 Graha Ilmu.
singkatan (BAE, GWS, LDR, PHP, COD, [8] Soejono, & Abdurrahman. (1999). Metode
BTW, dan HBD), 2 inversi (kuy, dan Penelitian suatu pemikiran dan penerapan.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
takis), 11 serapan (BAE, bro, sis, GWS,
[9] Suandi, I Nengah. (2014). Sosiolinguistik.
hoax, kongkow, LDR, COD, mainstream, Yogyakarta: Graha Ilmu.
BTW, dan HBD), 5 pemendekan (sa, [10] Sugiono. (2009). Memahami Penelitian
gan, bro, sis, dan spupet), serta 10 Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
[11] Suharsaputra, Uhar. (2014). Metode
kreatif (julid, garing, gabut, afgan,
Penelitian kuantitatif, kualitatif, dan tindakan.
pecah, keles, rempong, unyu, peres, dan Bandung: PT. Refikka Aditama.
roti sobek). Sedangkan Faktor Penyebab [12] Sumarsono. (2012). Sosiolinguistik.
Munculnya Bahasa Gaul di Lingkungan Yogyakarta: SABDA.
[13] Youpika, Fitra & Seftiawan, Fiernando.
SMA Negeri 7 Palu antara lain yaitu
(2014). Teks, Koteks, Konteks dan Hubungan
(1)Penutur, (2)Mitra tutur, (3)Media Ketiganya Dalam Kajian
sosial, (4)Film dan televisi, serta Wacana.[Online].Tersedia:
(5)Situasi wicara. http://fitrayoupika.blogspot.com/2014/11/tek
s-koteks-konteks-dan- Hubungan-Ketiganya-
Dalam-Kajian-Wacana.html [15 September
2018].

80

Anda mungkin juga menyukai