Anda di halaman 1dari 11

ALIH KODE, CAMPUR KODE DAN NILAI PENDIDIKAN KARAKTER

PADA FILM ONAMA ANAK MENTENG


Nur Azijatus Shoibah
Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas Islam Majapahit
Email : Nurazijatus15@yahoo.com

Abstract
This study aims to describe: Code switching, mixed code and character education values in the
Menteng obama children's film using sociolinguistic studies. Researchers play a direct role as the
main instrument of research, and film as the second instrument. The method used in this study is a
descriptive qualitative method with a sociolinguistic approach. Data sources in this study are
documents. The document used is a film titled Obama, Menteng's son. Data in the form of
character dialogue on the film. Data collection techniques use techniques to see and note. Data
validation was obtained through theory. Data analysis used was an interactive analysis model by
collecting data, reducing data, displaying data, and verifying data.The results obtained from the
study indicate that there are elements of internal and external code switching, and mixed code
outer code mixing and inner code mixing as well as the value of character education in Obama's
film Menteng children. The value of character education contained in the film is in the form of
religious values, tolerance, discipline, hard work, creative, democratic, curiosity, national spirit,
love for the homeland, respect for achievement, communicative, social care, responsibility.
Keywords: code switching, mixed code of Character Education Value

1. PENDAHULUAN bermasyarakat manusia tidak lagi sebagai


individu, akan tetapi sebagai masyarakat
Alih kode, campur kode berkaitan dengan Sosial. Oleh karena itu, segala sesuatu yang
bahasa yang memiliki peran penting dalam dilakukan oleh masyarakat dalam bertutur
kehidupan manusia, kiranya tidak perlu akan selalu dipengaruhi oleh kondisi dan
diragukan lagi. Bahasa tidak hanya situasi di sekitar masyarakat tersebut (Wijana,
dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari, 2012:7).
tetapi bahasa juga telah digunakan untuk Sosiolinguistik berhubungan dengan
menjalankan aktivitas hidup manusia, seperti dialek tentang variasi bahasa, ilmu yang
penyuluhan, penelitian, pemberitaan bahkan mempelajari berbagai dialek dalam suatu
untuk hanya sekedar menyampaikan pikiran, bahasa yang tersebar di berbagai wilayah.
pandangan serta tentang apa saja berkaitan Tujuannya untuk mencari hubungan
dengan perasaan. Bidang-bidang seperti ilmu kekeluargaan, dalam dialek tersebut bentuk
pengetahuan, hukum, kedokteran, politik, kata beserta artinya, jika kita berbicara tentang
pendidikan rupanya juga memerlukan peran bahasa maka bahasa mempunyai beberapa
bahasa. Bahasa manusia adalah suatu alat yang pilihan kata yaitu Alih kode dan campur kode.
mampu mengkomunikasikan segala hal. Pengetahuan sosiolinguistik dapat membawa
Bahasa juga merupakan alat komunikasi yang manfaatkan dalam berkomunikasi atau
paling sempurna, dibanding dengan lainnya, berintekrasi, Sosiolinguistik akan memberikan
berbicara bahasa sebagai alat komunikasi akan pendoman dalam hal berkomunikasi dengan
terkait erat dengan sosiolinguistik. . . menunjukkan bahasa dan ragam bahasa atau
Sosiolinguistik, yaitu cabang ilmu bahasa yang gaya bahasa apa yang kita gunakan jika kita
memandang atau menempatkan kedudukan berbicara dengan orang tertentu (chaer ,2010:
bahasa dalam hubungannya, dalam pemakaian 7). Hadirnya alih kode dan campur kode
di dalam masyarakat, karena dalam kehidupan
merupakan akibat dari kemampuan anggota merupakan media visual yang banyak di
masyarakat berbahasa lebih dari satu, selain itu gemari oleh kalangan masyarakat
bila dua atau lebih bahasa bertemu karena menggunakan kajian sosiolinguistik yang
digunakan oleh penutur dari komunitas bahasa mencakup tentang bahasa di kehidupan sosial,
yang sama, maka akan terjadi bahwa selain itu film alasan mengapa film tersebut
komponen – komponen tertentu dapat karena Masyarakat tidak mengerti tentang
tertransfer dari bahasa yang satu, yakni bahasa kisah masa kecil dari Obama dan bahasa
sumber ke bahasa yang lain, di sebut sebagai Inggris yang digunakan oleh pemeran dalam
interferensi yang memiliki hubungan bahasa film Obama anak Menteng, yang dibintangi
dengan alih kode dan campur kode. Kemajuan Hasan Faruq Ali , Cara Lachelle, Teuku Zaki,
ilmu pengetahuan dan teknologi pun telah Radhit Syam.
mempengaruhi perkembangan bahasa. Banyak
penutur bahasa semakin terbiasa dalam 1. Sosiolinguistik
Sosiolinguistik adalah ilmu
menggunakan bahasa asing atau beralih bahasa
antardisiplin antara sosiologi dan
dalam berkomunikasinya. Peristiwa ini dalam linguistik,dua bidang ilmu empiris yang
ilmu kebahasaan disebut alih kode. Peristiwa mempunyai kaitan sangat erat (Chaer, 2010:
ini hampir terjadi pada semua bahasa, 2). Sosiolinguistik adalah studi atau
termasuk bahasa Indonesia. Pengaruh tersebut pembahasan dari bahasa sehubungan dengan
juga mempengaruhi dunia Perfilman di penutur bahasa itu sebagai anggota masyarakat
Indonesia seperti yang terjadi pada Film yang (Nababan, 1993: 2). Menurut Sumarsono pada
Sosiolinguistik (2012:1), Sosiolinguistik
berjudul Obama anak Menteng, film ini menyangkut sosio dan linguistik, Sosio adalah
menceritakan tentang masa kecil Obama yang masyarakat dan linguistik adalah kajian
Tinggal di Indonesia ikut ayahnya, ceritanya bahasa, jadi Sosiolinguistik adalah kajian
yang penuh dengan kisah Pendidikan dari tentang bahasa yang dikaitkan dengan kondisi
sosok Presiden Amerika yang hidup di masyarakat. Dapat disimpulkan dari beberapa
Indonesia ini membuat film ini banyak ahli bahwa Sosiolingustik adalah bahasa yang
menyangkut dengan Masyarakat sosial yang
diminati masyarakat khususnya semua
mempunyai ragam bahasa. kode adalah suatu
kalangan karena mengandung banyak sekali sistem tutur yang penerapan
manfaat dan pelajaran dari kisahnya. Film ini unsur bahasanya mempunyai ciri khas
terdapat dua bahasa yaitu bahasa Inggris dan sesuai dengan latar belakang penutur dengan
bahasa Indonesia yang digunakan dalam lawan tutur, dan situasi tutur yang ada.
berkomunikasi sehari-hari, Inilah salah satu Menurut pandangan Sosiolinguistik
keistimewaan bahasa itu. Atas dasar inilah mekanisme perumpamaan bahasa dapat
dipahami dengan mempelajari dorongan –
yang pada akhirnya membuat peneliti tertarik
dorongan sosial yang memacu penggunaan
untuk mengkaji atau meneliti peristiwa bentuk – bentuk yang bervariasi di tengah
kebahasaan berupa alih kode dan campur lingkungan yang beraneka ragam (Ohoiwutun,
kode, serta menambahkan unsur nilai 2002 :9 )
Pendidikan karakter yang ada dalam film Sosiolinguistik menempatkan
tersebut. kedudukan bahasa dalam hubungannya dengan
Peneliti menemukan adanya peristiwa pemakaianya di dalam masyarakat. Berarti
bahwa sosiolinguistik memandang bahasa
alih kode dan Campur kode pada film Obama
pertama – tama sebagai sistem sosial dan
anak Menteng tersebut. Peristiwa ini sangat sistem komunikasi, serta merupakan bagian
menarik jika di teliti, terutama pemakaian dari masyarakat dan kebudayaan tertentu,
bahasa yang di gunakan, dari bahasa Indonesia sedangkan yang dimaksud dengan pemakaian
ke bahasa Inggris, bahasa lndonesia ke bahasa bahasa ( language use ) adalah bentuk interaksi
Jawa dan sebaliknya. Peneliti juga tertarik sosial yang terjadi dalam situasi kongkret (
Appel, 1976: 9). Bahasa Indonesia, bahasa
untuk menjadikan film sebagai sumber data
Jawa dan sebagainya, semuanya merupakan
yang nantinya akan di teliti karena film
bagian dari bahasa alat komunikasi yang cenderung mendukung fungsi masing-masing,
merupakan varian dalam melakukan masing-masing fungsi sesuai dengan
pembicaraan, mengirimkan kode-kode kepada konteksnya. Batasan alih kode sebagai gejala
lawan bicaranya. Pengkodean ini melalui suatu peralihan pemakaian bahasa, karena perubahan
proses yang terjadi baik pada pembicara, dalam berbagai keadaan serta situasiyang
hampa suara dan pada lawan bicara.Kode terjadi. Alih kode dibagi menjadi dua, yaitu
berbentuk varian-varian bahasa yang secara :a. kode ekstern bila alih bahasa, seperti dari
nyata dipakai dalam berkomunikasi, dan bahasa Indonesia beralih ke bahasa Inggris,
berinteraksi antara orang orang yang satu dan atau juga sebaliknya. Yang kedua alih kode
yang lainnya (Kunjana, 2015: 56). Kode yang dimaksud dengan intern mempunyai
dimaksudkan untuk menyebut salah satu pengertian bila alih kode berupa alih varian,
varian dalam hierarkhi kebahasaan, selain seperti dari bahasa Jawa ngoko merubah ke
kode kita kenal pula beberapa varian lain krama (Chaer, 2010:114).
misalnya : varian resional, varian klas sosial, Faktor penyebab terjadinya Alih kode
ragam, gaya, varian kegunaan dan sebagainya. adalah yang pertama Penutur, Perilaku atau
Sudut lain varian regional sering disebut juga sikap penutur, yang dengan sengaja beralih
dengan dialek geografis, yang dapat dibedakan kode terhadap mitra tutur, karena tujuan
menjadi dialek resional dan dialek lokal. tertentu. Misalnya mengubah situasi dari
Varian klas sosial sering di sebut dengan resmi menjadi tidak resmi atau sebaliknya.
dialek sosial atau sosiolek. Ragam dan gaya Kemudian ada juga penutur yang
udi rangkum dalam laras bahasa, sedangkan mengharapkan sesuatu dari mitra tuturnya atau
varian kegunaan disebut sebagai register. dengan kata lain mengharapkan keuntungan,
Masing – masing varian merupakan tingkat atau manfaat dari percakapan yang
tertentu dalam hierarkhi kebahasaan dan dilakukanya. Kedua adalah Lawan Tutur,
semuanya termasuk dalam cakupan kode, kode Mitra tutur atau lawan tutur dapat
merupakan bagian dari bahasa (Suwito, menyebabkan peristiwa alih kode. Misalnya
183:67). Kode dapat juga dijadikan sebagai karena si penutur ingin mengimbangi
suatu,lambangsistem ungkapan yang dipakai kemampuan berbahasa lawan tuturnya. Dalam
untuk menggambarkan makna tertentu. Sistem hal ini biasanya kemampuan berbahasa si
bahasa dalam satu masyarakat, suatu varian lawan tutur kurang atau agak kurang, karena
tertentu dalam satu bahasa. Istilah kode juga mungkin bahasa tersebut bukan bahasa
dipakai untuk menyebut salah satu varian di pertamanya. Jika lawan tutur yang latar
dalam hierarki kebahasaan, sehingga selain belakang kebahasaannya sama dengan penutur
kode yang mengacu kepada bahasa seperti biasanya beralih kode dalam wujud alih varian
bahasa Inggris, Belanda, Jepang, Indonesia (baik regional maupun sosial), ragam, gaya,
(Kridalaksana ,1984:102). atau register. Kemudian bila lawan tutur
Mengacu kepada variasi bahasa, seperti varian berlatar belakang kebahasaan berbeda
regional (bahasa Jawa dialek Banyumas, cenderung alih kode berupa alih bahasa.
Jogja-Solo, Surabaya), juga varian kelas sosial Ketiga, adalah Hadirnya Penutur
disebut dialek sosial atau sosiolek (bahasa Ketiga, Kehadiran orang ketiga atau orang
Jawa halus dan kasar), varian ragam dan gaya lain yang tidak berlatar belakang bahasa yang
dirangkum dalam laras bahasa (gaya sopan, sama dengan bahasa yang sedang digunakan
gaya hormat, atau gaya santai), dan varian oleh penutur dan lawan tutur , dapat
kegunaan atau register (bahasa pidato, bahasa menyebabkan peristiwa alih kode. Untuk
doa, dan bahasa lawak). Kenyataan seperti di menetralisasi situasi dan menghormati
atas menunjukkan bahwa hierarki kebahasaan kehadiran mitra tutur ketiga, biasanya penutur
dimulai dari bahasa/language pada level dan mitra tutur beralih kode, apalagi bila latar
paling atas disusul dengan kode yang terdiri belakang kebahasaan mereka berbeda.
atas varian, ragam dan gaya. Keempat adalah Perubahan Situasi, Perubahan
a. Alih Kode salah satu aspek ketergantungan situasi pembicaraan juga dapat mempengaruhi
bahasa (languagedependency) dalam terjadinya laih kode. Situasi tersebut dapat
masyarakat multilingual. Dalam masyarakat berupa situasi formal ke informal atau
multilingual sangat sulit seorang penutur sebaliknya. Kelima adalah topik Pembicaraan.
mutlak hanya menggunakan satu bahasa. Topik merupakan faktor yang dominan dalam
Dalam alih kode masing-masing bahasa masih menentukan terjadinya alih kode. Topik
pembicaraan yang bersifat formal biasanya sosial, tingkat pendidikan, rasa keagamaan.
diungkapkan dengan ragam baku, dengan gaya Biasanya ciri menonjolnya berupa kesantaian
netral dan serius dan pokok pembicaraan yang atau situasi informal. Namun bisa terjadi
bersifat informal disampaikan dengan bahasa karena keterbatasan bahasa, ungkapan dalam
nonbaku, gaya sedikit emosional, dan serba bahasa tersebut tidak ada padanannya,
seenaknya (Chaer, 2010:111). Dengan sehingga ada keterpaksaan menggunakan
demikian, dapat disimpulkan bahwa alih kode bahasa lain, walaupun hanya mendukung satu
adalah peristiwa pergantian bahasa yang fungsi. seseorang dikatakan melakukan
terjadi pada pemakaian bahasa, situasi, dan campur kode bilamana dia mencampurkan
ragam bahasa. bahasa atau ragam bahasa dalam suatu
b. Campur kode tindak bahasa tanpa adanya sesuatu dalam
Penggunaan dua bahasa atau lebih situasi berbahasa itu yang menuntut
atau dua varian dari sebuah bahasa dalam satu pencampuran bahasa (Nababan, 1984: 32)
masyarakat tutur dengan kondisi ada sebuah Ciri yang
kode utama atau kode dasar yang digunakan menonjol dalam peristiwa campur kode
dan memiliki fungsi dan keotomiannya, adalah kesantaian atau situasi informal. Jadi,
sedangkan kode-kode lain yang terlibat dalam campur kode umumnya terjadi saat berbicara
peristiwa tutur itu hanyalah berupa serpihan- santai, sedangkan pada situasi .yang
serpihan (pieces) saja tanpa fungsi berbicara formal hal ini jarang sekali terjadi
keotomiannya sebagai sebuah kode (Chaer dan .Apabila dalam situasi formal terjadi campu
Agustina, 2010: 107). Ciri campur kode r kode. hal ini disebabkan tidak adanya
adalah Ketika seseorangmenggunakan satu istilah yang merajuk pada konsep yang
kata atau frase dari satu bahasa, tidak terjadi dimaksud, seperti telah disebutkan bahwa
pengalihan seluruh klausa, terjadi kode dapat berupa idiolek, dialek, register,
pencampuran serpihan kata, frase, dan klausa tindak,tutur, ragam, dan registrasi, maka un
suatu bahasa di dalam bahasa lain yang sur-unsur yang bercampur pun dapat berupa
digunakan. Campur kode dibagi menjadi dua, varian bahasa maupun bahasa (Nababan, 1986:
yaitu campur kode ke dalam (innercode- 32). Penyebab terjadinya campur kode dapat
mixing), Campur kode yang bersumber dari digolongkan menjadi dua, yaitu sikap yakni
bahasa asli dengan segala variasinya Campur latar belakang sikap penutur, dan kebahasaan
kode ke luar (outer code-mixing). yakni latar belakang keterbatasan bahasa,
campur kode yang berasal dari bahasa asing. sehingga ada alasan identifikasi peranan,
Campur Kode hampir sama dengan alih kode, identifikasi ragam, dan keinginan untuk
persamaannya alih kode dan campur kode menjelaskan atau menafsirkan. Dengan
sama-sama memakai dua bahasa dalam satu demikian campur kode terjadi karena adanya
masyarakat tutur. Banyak ragam yang hubungan timbal balik antara peranan penutur,
berpendapat tentang perbedaan keduanya. bentuk bahasa, dan fungsi bahasa. Setelah
Namun, yang jelas, kalau dalam alih kode membahas pengertian Alih kode dan campur
setiap ragam bahasa atau bahasa yang kode maka berdasarkan judul penelitian,
digunakan itu masih memiliki fungsi otonomi Pendidikan adalah seluruh aktivitas atau upaya
masing-masing, dilakukan engan sadar, dan sadar yang dilakukan oleh pendidik kepada
sengaja dengan beberapa sebab tertentu yang peserta didik terhadap semua aspek
sudah dibicarakan, sedangkan di dalam perkembangan kepribadian, baik jasmani, dan
campur kode adalah sebuah kode utama atau rohani, secara formal, informal (Kurniawan,
kode dasar yang digunakan dan memiliki 2013: 27).
fungsi keotonomiannya, sedangkan kode-kode c. Masalah yang terjadi dalam
lain yang terlibat dalam peristiwa tutur itu Sosiolinguistik adalah :
hanyalah sebuah serpihan-serpihan saja, tanpa
fungsi atau keotonomian sebagai sebuah kode Identitas Penutur.
(Chaer , 2010: 114). Terjadi campur kode,
apabila seorang penutur menggunakan suatu Identitas sosial dari pendengar yang terlibat.
bahasa secara dominan mendukung suatu Lingkungan Sosial tempat peristiwa tutur.
tuturan disisipi dengan unsur bahasa lainnya.
Hal ini biasanya berhubungan dengan Analisis Sinkronik dan diakronik dari dialek-
karakteristk penutur, seperti, latar belakang dialek sosial.
Penilaian sosial yang berbeda oleh penutur Nilai dan Deskripsi Nilai pendidikan Karakter
terhadap perilaku bentuk-bentuk ujaran. agar efektif dilakukan melalui nilai-nilai
kebajikan yang menjadi nilai dasar karakter
Tingkat variasi dalam ragam linguistik . bangsa. Nilai-nilai yang dikembangkan di
Indonesia dan diidentifikasi berasal empat
Penerapan praktis dari penelitian sumber. Pertama yaitu agama, Kedua yaitu
Sosiolinguistik (Chaer, 2010: 5). Pancasila. Ketiga, yaitu Budaya, keempat,
d. Film Tujuan Pendidikan. Sumber nilai tersebut
Secara harfiah, film (sinema) adalah Teridentifikasi sejumlah nilai untuk
cinematographie yang berasal dari kata pendidikan karakter.
cinema (gerak), tho atau phytos (cahaya), dan Nilai Pendidikan karakter yang
graphie atau grhap (tulisan, gambar, citra). pertama adalah nilai religius, yaitu sikap dan
Film juga dapat diartikan dari bagian budaya perilaku yang patuh terhadap ajaran agama
yang tidak terpisahkan dari kehidupan yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan
mahsyarakat modern saat ini. Sebagai salah ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan
satu media ekspresi seni, seperti juga teater, pemeluk agama lain. Kedua adalah nilai jujur,
musik, tari, sebuah film dianggap bermutu jika yaitu Perilaku dan upaya orang untuk selalu
tidak hanya menghibur, tetapi juga dituntut dapat dipercaya dalam tindakan, perkataan dll.
untuk memiliki nilai estetika ,baik dari Ketiga adalah nilai toleransi, yaitu sikap dan
segiteknologi, produksi, teknik seni peran, tindakan menghargai perbedaan agama, ras,
maupun ide cerita serta representasi pendapat yg berbeda dari dirinya. Keempat
lingkungan masyarakat di dalamnya. nilai disiplin, yaitu perilaku tertib dan patuh
Kemampuan dan daya inspirasi sineas terhadap ketentuan dan peraturan. kelima
(Orang yang ahli dalam teknik pembuatan adalah nilai Kerja keras, yaitu perilaku
film), yang semakin kreatif dan inovatif dalam sungguh-sungguh dalam mengatasi dan
mewujudkan ide cerita ke dalam penulisan menyelesaikan tugas dengan baik.
skenario dan teknik produksi film juga Keenam adalah nilai kreatif, yaitu
mempengaruhi terhadap keragaman tema, dan memikirkan sesuatu untuk menghasilkan
genre film yang ada saat ini (Akbar, 2015: 3) sesuatu dan ide yang baru. Ketujuh adalah
nilai mandiri, yaitu sikap dan perilaku tidak
e. Pendidikan karakter mudah tergantung pada orang lain. Kedelapan
Karakter merupakan nilai-nilai perilaku adalah nilai demokratis, yaitu cara berpikir dan
manusia yang sangat berhubungan dengan bertindak yang menilai sama hak dan
Tuhan YME, diri kita sendiri, sesama manusia, kewajiban dirinya dan orang lain. Kesembilan
lingkungan, dan Kebangsaan yang terwujud adalah nilai rasa ingin tahu, yaitu sikap selalu
dalam pikiran, sifat, perasaan, perkataan, dan ingin tahu terhadap yang di lihat dan di
perbuatan berdasarkan norma-norma agama , dengarnya. Kesepuluh adalah nilai Semangat
hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat kebangsaan, yaitu tindakan yang
(Kurniawan, 2013:29). Pendidikan karakter mementingkan kepentingan bangsa di atas
adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai kepentingan pribadinya sendiri. Kesebelas
karakter kepada warga sekolah yang meliputi adalah nilai Cinta tanah Air, yaitu cara
komponen pengetahuan, kesadaran atau berfikir, bertindak, dan berwawasan yang
kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan menempatkan kepentingan bangsa dan negara
nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang di atas diri dan kelompoknya.
Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, Kedua belas adalah Nilai Menghargai
lingkungan, maupun kebangsaan sehingga prestasi, yaitu sikap untuk berpikir
menjadi manusia insan kamil (Kurniawan, menghasilkan sesuatu yg berguna bagi
2013: 30). masyarakat serta menghormati keberhasilan
Pendidikan karakter seharusnya di orang lain. Ketiga belas adalah Nilai
tanam sejak usia kanak-kanak, karena pada Komunikatif, yaitu sikap senang berbicara,
usia kanak-kanak terbukti sangat menentukan bergaul dan bekerja sama dengan orang lain.
kemampuan anak dalam mengembangkan Keempat belas adalah nilai Cinta damai, yaitu
potensinya. Namun bagi sebagian keluarga tindakan yang menyebabkan orang lain merasa
yang orangtuanya terjebak pada rutinitas yang senang dan aman atas kehadiran dirinya.
padat, pendidikan karakter sulit di terapkan. Kelima belas adalah nilai Gemar membaca,
yaitu kebiasaan menyediakan waktu untuk Tahap penelitian yang meliputi, rumusan
membaca sesuatu yang berguna bagi dirinya. masalah yang akan diteliti, merancang
Keenam belas adalah Nilai Peduli penelitian, kemudian menyiapkan alat untuk
lingkungan, yaitu sikap dan tindakan yang pengumpulan data. Tahap selanjutnya adalah
selalu berupaya mencegah kerusakan Tahap pelaksanaan yang meliputi, tahap
lingkungan alam di sekitarnya dan pengumpulan data, kemudian data tersebut
mengembangkan upaya untuk memperbaiki dianalisis menggunakan teori yang sudah
kerusakan alam yang terjadi. Ketujuh belas ditentukan, selanjutnya tahap penyimpulan
adalah Nilai Peduli Sosial, yaitu Sikap dan data yang telah dianalisis tersebut.Penelitian
tindakan yang selalu ingin memberi bantuan ini, yang menjadi Instrumen utama adalah
pada orang lain dan masyarakat yang peneliti itu sendiri, dan yang menjadi Intrumen
membutuhkan. Kedelapan belas adalah nilai bantu adalah Film Obama Anak Menteng
Tanggung jawab, yaitu Sikap dan perilaku Sutradara John De Rantau dan Demian
seseorang untuk melaksanakan tugas dan Demantra, tahun rilis 2010 yang dijadikan
kewajibannya, apa yang harus dia lakukan, Objek penelitian. Teknik pengumpulan data,
terhadap diri sendiri, masyarakat, dan merupakan langkah strategis dalam penelitian
lingkungan (alam, sosial, dan budaya) , negara, untuk mendapatkan data. Pengumpulan data
dan Tuhan YME (Kurniawan, 2013: 41). dapat dilakukan dalam berbagai setting,
berbagai cara, dan sumber. Dilihat dari setting-
2. METODE PENELITIAN nya, data dikumpulkan pada setting alamiah
(natural setting). Adapun instrumen penelitian
Jenis penelitian Adapun metode yang adalah human instrument karena bersumber
digunakan untuk mengumpulkan dan pada penelitian sendiri. Bila dilihat dari
menganalisis data penelitian ini adalah metode sumber datanya, pengumpulan data dapat
Deskriptif kualitatif. Dikatakan Deskriptif menggunakan sumber sekunder dan sumber
karena dalam penelitian ini mendeskripsikan primer. Sumber sekunder adalah sumber yang
data berdasarkan kenyataan-kenyataan secara tidak langsung memberikan data. Sebaliknya,
objektif sesuai data yang diternukan. sumber primer adalah sumber yang langsung
Dikatakan kualitatif karena dalam menjelaskan memberikan data (Sugiyono, 2014: 137).
konsep-konsep yang berkaitan satu sama lain
dengan menggunakan kata - kata atau kalimat, Dalam penelitian ini data diambil dari
bukan menggunakan angka-angka statistik. sumber data dokumen yaitu film Obama anak
Jenis penelitian ini termasuk penelitian Menteng dengan cara menyimak penggunaan
kepustakaan (library recearch) dan kualitatif, bahasa yang dilakukan oleh tokoh dalam film.
dikatakan kualitatif karena dalam menjelaskan Teknik dasar, yang dilakukan adalah teknik
konsep-konsep yang berkaitan satu sama lain sadap, yaitu dengan mendengarkan
dengan menggunakan kata-kata atau kalimat penggunaan bahasa yang diucapkan tokoh.
bukan menggunakan angka-angka Sementara teknik lanjutan yang digunakan
statistik.Penelitian ini menggunakan objek adalah teknik simak bebas libat cakap, yaitu
penelitian yaitu Film yang Berjudul Obama menyimak dengan memperhatikan percakapan
Anak Menteng. Sutradara John De Rantau dan tokoh. Selain itu, teknik pengumpulan data
Damien Dematra pada tahun 2010 yang juga dilakukan dengan teknik pencatatan.
dibintangi oleh Hasan Faruq Ali, Cara Pencatatan data dilakukan sambil menyimak
Lachelle, Teuku Zaki,Radhit Syam. Naskah dialog tokoh. Pencatatan hanya dilakukan
yang sunting oleh Andhy Pulung, Distributor pada data yang akan mendukung penelitian ini
oleh Tripatar Multivision Plus, durasi 100 saja. Teknik validasi data, atau keabsahan data
Menit, Negara pembuatan Indonesia, dalam penelitian dilakukan dengan cara
Anggaran mencapai 10 Miliyar. Produser mengumpulkan data dengan berbagai teknik
Raam Punjabi, Damien Dematra, Musik, Tya yang sesuai dan tepat untuk menggali data
Subiyakto Satrio, Sinematografi, German G. dalam bagi peneliti. Ketepatan data tersebut
MintaPradja. Penelitian kualitatif biasanya tidak hanya tergantung dari ketepatan
didesain secara longgar, tidak ketat, sehingga memiliki sumber data dan teknik pengumpulan
dalam pelaksanaan penelitian berpeluang datanya, akan tetapi juga diperlukan teknik
mengalami perubahan dari apa yang telah pengambilan validasi datanya. Penelitian ini
direncanakan. Perencanaan pertama, yaitu menggunakan teknik triangulasi, yaitu
melakukan pembandingan kebenaran antara temuan.Oleh karena itu, kalau peneliti dalam
data yang satu dengan yang lain. Triangulasi melakukan penelitian, menemukan segala
adalah teknik pemeriksaan keabsahan data sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal,
yang memanfaatkan sesuatu yang lain belum memiliki pola, justru itulah yang harus
(Moleong, 2007 : 330). Denzin (dalam dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan
Moleong,2007 :330-331) membedakan empat reduksi data. Reduksi data merupakan proses
macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan berfikir sensitive yang memerlukan kecerdasan
yang memanfaatkan penggunaan sumber, dan keluasan kedalam wawasan yang tinggi
metode, peneliti dan teori.Triangulasi sumber
berarti membandingkan dan mengecek balik b.Data Display (Penyajian Data)
derajat kepercayaan suatu informasi yang
diperoleh melalui sumber berbeda. Triangulasi Setelah data di reduksi, maka langkah
metode berarti pengecekan derajat selanjutnya adalah mendisplaykan data.Dalam
kepercayaan data dengan beberapa teknik penelitian kualitatif, penyajian data bisa
pengumpulan yang berbeda.Triangulasi berarti dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
pengecekan derajat kepercayaan data dengan hubungan antar kategori, flowchart dan
memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya. sejenisnya. Sugiyono (2017: 249) menyatakan
Triangulasi teori berarti pengecekan derajat “the most frequent from of display data for
kepercayaan data dengan teori yang berbeda. qualitative research data in the past has been
Dalam penelitian ini, narrative text”. Yang paling sering digunakan
peneliti menggunakan Teknik Validasi data untuk menyajikan data dalam penelitian
teori. Teori yang dipakai mengacu pada teori kualitatif adalah dengan teks yang bersifat
Hymes dan Appel tentang kajian naratif.
Sosiolinguistik, Pendidikan karakter di ambil 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
pada buku pengarang kurniawan samsul guna
untuk menganalisis data tersebut. Analisis
Bentuk alih kode dalam Film Obama
data merupakan proses lanjutan yang
anak Menteng dan faktor ,
dilakukan setelah data terkumpul. Berdasarkan
penyebabnya Berdasarkan
permasalahan yang telah didapat maka
hasil penelitian yang telah dilakukan, maka
langkah-langkah yang dilakukan untuk
didalam pembahasan ini akan dipaparkan
menganalisis data, menggunakan model
secara rinci dan faktual hasil dari penelitian
analisis lnteraktif, teknik ini dikembangkan
yang telah peneliti lakukan pada film Obama
oleh Milles dan Huberman (Sutopo, 2002: 95-
anak Menteng. Berdasarkan hasil penelitian
96 aktivitas dalam analisis data kualitatif
pada film Obama anak Menteng, peneliti akan
dilakukan secara interaktif dan berlangsung
memaparkan secara jelas bentuk alih kode dan
secara terus menerus sampai tuntas, sehingga
faktor penyebab terjadinya pada film Obama
datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis
anak Menteng yang dialognya menggunakan
data, yaitu :data reduction, data display, dan
bahasa sehari - hari dalam proses komunikasi.
conclusion drawing/verification.
Penelitian tentang alih kode dalam film
a.Data Reduction
Obama anak menteng telah ditemukan 14
Data yang diperoleh dari lapangan dialog yang di dalamnya termasuk bentuk dari
jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu alih kode dan faktor penyebab terjadinya,
dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah Teori yang dikemukakan oleh Appel ( 1976-
dikemukakan, semakin lama peneliti ke 79) pada buku Chaer (2010 ) menyatakan
lapangan, maka jumlah data akan semakin bahwa alih kode sebagai gejala peralihan
banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perl pemakaian bahasa karena berubahnya situasi,
dilakukan analisis data melalui reduksi pada beberapa cuplikan dialog pada film
data.Dalam situasi sosial tertentu, peneliti Obama anak menteng, dapat ditemukan
dalam mereduksi data mungkin akan beberapa peralihan penggunaan dari bahasa
memfokuskan pada kegiatan yang berlangsung jawa ke Indonesia, bahasa Inggris ke bahasa
pada saat upacara siram james dan adat lndonesia atau sebaliknya, bahasa lngris
panggih.Dalam mereduksi data, setiap peneliti beralih pada bahasa lndonesia, bila dalam
akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. suatu peristiwa tutur terjadi peralihan dari satu
Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah klausa suatu bahasa ke klausa bahasa lain,
maka peristiwa ini juga di sebut dengan alih Teori dalam menganalisis alih kode
kode. terutama pada dialog film obama anak
Hymes ( 1875 ) dalam Chaer ( 2010 : menteng , berdasarkan pada beberapa teori
107) mengatakan bahwa alih kode bukan yang yang dapat mendukung penelitian ini
hanya antar bahasa, tetapi juga dalam ragam – terdapat pada buku chaer ( 2010) ,kunjana (
ragam dan gaya – gaya yang terdapat dalam 2014) sehingga dapat mendukung penelitian
satu bahasa. Jika suatu klaus jelas jelas tentang alih kode, campur kode pada film
memiliki struktur gramatika satu bahasa ,dan Obama anak Menteng ini.
klausa berikutnya menurut struktur gramatika
bahasa lain, hal ini pun sesuai dengan teori 2. Bentuk campur kode dan faktor
yang di kemukakan pada buku Kunjana ( penyebab terjadinya
2010) bahwa Kode sebenarnya adalah suatu Bila di dalam suatu peristiwa yang
sistem struktur yang penerapan unsur – terjadi, terdapat klausa-klausa maupun frase-
unsurnya mempunyai ciri khas sesuai dengan frase yang digunakan terdiri dari klausa dan
latar belakang penutur, bentuk alih kode frase campuran , dan masing-masing atau frase
mencakup dua hal yaitu peralihan dari kode itu tidak lagi mendukung fungsi sendirI -
yang berstatus tinggi ke dalam kode yang sendiri, maka dapat dikatakan penutur sedang
berstatus rendah. Peristiwa alih kode mungkin melakukan campur kode. Fasold ( 1984)
terjadi kontinuum, yaitu peralihan antara dari menawarkan kriteria gramatika untuk
kode yang satu kode yang lain. Kontinuum membedakan campur kode dari alih kode ,
semacam itu sering terjadi pada alih kode kalau seseorang menggunakan satu kata atau
intern ( baik antara bahasa,bahasa daerah, frase dari satu bahasa. Campur kode (code
varian, ragam, register maupun unda – usuk ). mixing) terjadi apabila seorang penutur
Alih kode dibedakan menjadi dua, yaitu alih menggunakan suatu bahasa secara dominan
kode intern dan alih kode ekstern, yang untuk mendukung suatu tuturan yang disisipi
dimaksud alih kode intern adalah alih kode dengan unsur bahasa lainnya. Gejala campur
yang berlangsung antar bahasa sendiri, kode ini biasanya terkait dengan karakteristik
sedangkan alih kode ekstern terjadi antara penutur, misal, latar belakang sosial,
bahasa sendiri ( salah satu bahasa atau ragam pendidikan, dan kepercayaan. Setidaknya ada
yanag ada dalam masyarakat tutur dengan dua hal yang paling melatar belakangi
bahasa asing. Faktor penyebab penggunaan campur kode. Istilah di lndonesia
terjadinya alih kode bermacam - macam antara dikenal bahasa gado – gado, yang diibaratkan
lain, (1) pembicara atau penutur, (2) pendengar sebagai sajian yang bermacam – macam
atau lawan tutur, (3) perubahan situasi dengan sayuran, seperti bahasa lndonesia yang di
hadirnya orang ketiga, (4) perubahan dari campur dengan bahasa asing lainnya. Film
formal ke informal, atau sebaliknya, (5) Obama anak Menteng termasuk film yang
perubahan topik pembicara, faktor faktor bahasanya di ibaratkan seperti gado – gado.
tersebut yang mengakibatkan penutur Campur kode mempunyai ciri bahwa unsur –
melakukan peristiwa alih kode. Teori yang unsur bahasa atau variasi – variasinya yang
dipakai pada penelitian ini berdasarkan pada menyisip di dalam bahasa lain tidak
teori yang ada pada buku Kunjana ( 2014 ) dan mempunyai fungsi tersendiri, unsur – unsur
Chaer ( 2010) yang membahas tentang alih itu telah meyatu dengan bahasa yang
kode dan faktor penyebabnya. Penelitian ini disispinya dan secara keseluruhan hanya
memiliki persamaan dengan penelitian yang mendukung satu fungsi.
relevan milik Fajar rizky yang meneliti tentang
alih kode film animasi pendek grammar suro Faktor pendorong
dan boyo, kajian yang digunakan adalah terjadinya campur kode oleh Suwito dapat
sosiolinguistik, yang mempunyai bentuk alih dibedakan atas latar belakang sikap (atitudinal
kode dari dua bahasa yang berbeda, sama type) atau nonkebahasaan dan latar belakang
halnya seperti penelitian yang dilakukakan kebahasaan (linguistic type)
oleh Safitri tentang alih kode dialog film sang
pencerah yang disutradai oleh hanung Faktor Nonkebahasaan (atitudinal type)
bramastya yang menggunakan variasi bahasa 1. Need for Synonim maksudnya adalah
pada tuturannya. penutur menggunakan bahasa lain untuk lebih
memperhalus maksud tuturan.
2. Social Value,yaitu penutur sengaja pendidikan, yang sesuai dengan teori
mengambil kata dari bahasa lain dengan pendidikan karakter pada buku Kurniawan (
mempertimbangkan faktor sosial. 2013), tentang nilai-nilai pendidikan karakter
3. Perkembangan dan Perkenalan dengan yang sesuai dengan film Obama anak
Budaya Baru menteng, yang dapat dijadikan contoh dalam
Hal ini turut menjadi faktor pendorong kehidupan. Berikut adalah nilai – nilai
munculnya campur kode oleh penutur, sebab pendidikan karater dalam film Obama anak
terdapat banyak istilah dan strategi penjualan menteng :
dalam bidang telekomunikasi (1) Nilai Religius, (2) Nilai toleransi, (3) Nilai
yangmempergunakan bahasa asing. Sehingga disiplin, (4) Nilai kerja keras, (5) Nilai kreatif,
hal ini mempengaruhi prilaku pemakaian kata- (6) Nilai demokratif, (7) Nilai rasa ingin tahu,
kata bahasa asing oleh penutur yang (8) Nilai semangat kebangsaan, (9) Nilai cinta
sebenarnya bukan merupakan bahasa asli tanah air, (10) Nilai menghargai prestasi, (11)
penutur. Nilai komunikatif, (13) Nilai gemar membaca,
Faktor Kebahasaan (linguistic type) (14) Nilai peduli sosial, (15) Nilai tanggung
Latar belakang kebahasaan yang menyebabkan jawab. Ke lima belas nilai pendidikan tersebut
seseorang melakukancampur kode disebabkan terdapat pada film Onama anak Menteng.
oleh hal-hal berikut ini :
1. Low frequency of word,yaitu karena Interaksi antara orangtua dan anak
kata-kata dalam bahasa asing tersebut juga memicu terjadinya unsur nilai pendidikan
lebih mudah diingat dan lebih stabil karakter, hubungan atau interaksi antara
maknanya. orangtua dengan anak selalu ditandai dengan
2. Pernicious Homonimy, maksudnya perkataan dan perbuatan. Namun, tidak sedikit
adalah jika penutur menggunakankata dari perilaku atau peragi orangtua justru
dari bahasanya sendiri maka kata membuat anak tersebut tertekan atau stres
tersebut dapat menimbulkan masalah bahkan depresi. Rustika Thamnrin seorang
homonim yaitu makna ambigu. psikolog , mengidentifikasi beberapa contoh
3. Oversight, yaitu keterbatasan kata-kata perilaku sebagai orangtua yang dapat membuat
yang dimiliki oleh bahasapenutur. anak tertekan. Interaksi antar - anak
Banyaknya istilah dalam bidang merupakan aspek penting dalam
telekomunikasi yang berasaldari pembangungan nilai pendidikan karakter
bahasa asing menyebabkan penutur dalam lingkungan, hubungan timbal balik,
sulit menemukan padanannyadalam antar anak-anak yang belum dewasa dalam
bahasa penutur.. keluarga pada satu rumah. Penelitian ini telah
4. End (tujuan) meliputi membujuk, mempunyai aspek yang sama dengan
dengan meyakinkan, menerangkan. penelitian milik Ningrum tentang nilai – nilai
Untuk mencapai hasil tersebebut pendidikan karakter pada film si Unyil, yang
penutur harus menggunakan campur mengulas tentang beberapa nilai pendidikan
kode. yang terdapat dalam film tersebut, meliputi
Campur kode itu terjadi karena adanya nilai pendidikan gemar membaca, karakter
hubungan timbal balik antara peranan peduli sosial, kemudian penelitian milik Imam
( penutur ) dengan lawan tutur , bentuk bahasa Subad, dalam judul Pendidikan karakter pada
dan fungsi bahasa. Artinya penutur yang anak usia sekolah dalam film animasi ipin dan
mempunyai latar belakang sosial tertentu, upin episode iqra’, yang lebih pada nilai
cenderung memilih bentuk campur kode toleransi dan tanggung jawab. Peran Obama
tertentu untuk mendukung fungsi – fungsi dalam film telah membawa banyak contoh
tertentu. Pemilihan bentuk campur kode nilai – nilai pendidikan yang telah disebutkan
demikian yang dimaksudkan untuk di atas, selain itu film Obama anak Menteng
menunjukkan status sosial dan identitas merupakan film yang dapat dinikmati oleh
pribadinya di dalam masyarakat. anak – anak sehingga nilai karakter banyak
ditemukan, agar sebagai contoh, dapat di ambil
3., Nilai pendidikan karakter pada film suri tauladannya.
Obama anak Menteng
Film Obama anak menteng telah
ditemukan beberapa aspek nilai karakter
4. KESIMPULAN DAN SARAN perilaku manusia terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, diri sendiri maupun lingkungannya.
A. Kesimpulan Orang tua adalah pembentuk dasar utama
Kontak yang intensif antara dua bahasa karakter anak. Nilai-nilai karakter yang
atau lebih di dalam situasi yang ditanamkan: religius kejujuran, toleransi,
bilingual/multilingual seperti dalam disiplin, kerja keras, kreatif, demokratif, rasa
masyarakat Indonesia cenderung ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah
mengakibatkan timbulnya gejala alih kode air, menghargai prestasi. Orang tua mendidik
(code-switching) dan campur kode (code- anak melalui pengasuhan yang baik,
mixing). Alih kode (code switching) adalah mencontohkan perilaku dan pembiasaan yang
peristiwa peralihan dari satu kode ke kode baik pula. Keluarga memiliki peran yang
yang lain dalam suatu peristiwa tutur. Alih penting dalam pembentukan karakter anak.
kode terjadi untuk menyesuaikan diri dengan Pendidikan di dalam keluarga merupakan
peran, atau adannya tujuan tertentu. Campur pendidikan yang awal dan utama, karena pada
kode (code-mixing) terjadi apabila seorang masa itu adalah masa dimana seseorang
penutur menggunakan suatu bahasa secara masih menerima segala sesuatu dan mudah
dominan mendukung suatu tuturan disisipi terpengaruh.
dengan unsur bahasa lainnya. Campur kode
dapat terjadi tanpa adanya sesuatu dalam B. Saran
situasi berbahasa yang menuntut adanya Alih kode dan campur kode
pencampuran bahasa, tetapi dapat juga seharusnya digunakan pada kondisi dan
disebabkan faktor kesantaian, kebiasaan atau situasi yang tepat. Campur kode
tidak adanya padanan yang tepat. seharusnya hanya digunakan pada situasi
Suatu peristiwa tutur, informal saja sementara pada situasi
alih kode terjadi karena beberapa faktor formal seharusnya menggunakan bahasa
yaitu,(1) penutur dan pribadi penutur, (2) mitra Indonesia yang baku. Sebuah film
penutur,(3) hadirnya penutur ketiga, (4) tempat memang di anjurkan untuk selalu ada nilai
dan waktu tuturan berlangsung, (5) perubahan pendidikan karakter agar dapat di contoh
formal ke informal (6) topik pembicaraan. oleh penonton, apalagi jika film itu
Alih kode dan campur kode memiliki fungsi kategori film anak-anak.
terkait dengan tujuan berkomunikasi,
sedangkan penyebab campur kode antara lain 5. DAFTAR PUSTAKA
adalah (1) faktor kebahasaan, (2) non Aslinda. 2010. Pengantar Sosiolinguistik.
kebahasaan, hal ini terjadi karena pengaruh Bandung: Refika Aditama
bahasa yang timbul karena adanya kontak Akbar, Budiman. 2015. Semua bisa menulis
bahasa antara manusia. Dengan demikian, Skenario: Erlangga
akibat kontak bahasa dan sekaligus
perubahannya, dan dalam dua bahasa atau Chaer Abdul, Agustina Leonie. 2010.
lebih akan kita jumpai penggunaan bahasa atau Sosiolinguistik perkenalan awal: Jakarta
pembicaraan yang belum kita mengerti selama PT Rineka Cipta.
aktivitas berlangsung. Pendengar dengan pasif
mendengarkannya, tentu pendengar yang aktif, Dyah, Alih kode dan Campur kode antara
sekali-kali menyela pembicaraan tersebut. penjual dan pembeli.” Jurnal
Oleh karena itu, adanya penggunaan unsur- dimensi pendidikan dan pembelajaran.
unsur bahasa lain ketika memakai bahasa Vol 3, hal 27-28.
tertentu dengan disengaja dalam percakapan
disebut campur kode. Fajar, (2015) Alih kode dan Campur kode
pendidikan merupakan bagian penting dari dalam
kehidupan manusia yang tak pernah bisa Dialog Film Animasi pendek
ditinggalkan. Nilai-nilai karakter sangat Grammar Suro dan Boyo Karya Cak Ikin
penting bagi anak agar dapat mencapai Kajian Sosiolinguistik.
tujuang sesuai dengan yang diinginkan. Skripsi, Universitas Airlangga.
Karakter juga dapat dianggap sebagai upaya
yang dirancang untuk membantu anak atau
peserta didik untuk memahami nilai-nilai
Subad, Pendidikan karakter pada anak usia Wijana, Putu. 2012. Sosiolinguistik Kajian
sekolah dalam fim animasi Teori dan Analisis . Yogykarta: Pustaka
Ipin Upin episode Iqra’, Jurnal Pelajar
Komunikasi, vol 5, hal 81-95

Kunjana, Rahardi. 2015. Kajian


Sosiolinguistik. Bogor: Ghalia Indonesia

Kurniawan, Samsul. 2013. Pendidikan


Karakter. Yogyakarta. Ar-Ruzz Media

Murliaty. Campur Kode Tuturan Guru dalam


Proses Belajar Mengajar di SMP. “
Jurnal bahasa dan sastra Indonesia. Vol 1 ,
hal 241 - 317

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian


Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nababan PWJ. 1993. Sosiolinguistik Suatu


pengantar. Jakarta. PT Gramedia
Pustaka Utama

Ohoiwutun, Paul. 2002. Sosiolinguistik


Memahami bahasa dalam konteks
masyarakat dan kebudayaan.
Jakarta: kesain Blanc

Pateda, Mansoer. 2015. Sosiolinguistik.


Bandung: Angkasa Bandung
Rulyandi, 2014. Alih kode dan campur kode
dalam pembelajaran Bahasa
lndonesia di SMA. Jurnal Paedagogia . Vol 17
, hal 27-39

Safitri, (2012) Alih Kode Dan Campur Kode


Pada Dialog Film Sang Pencerah Yang
Disutradarai Oleh Hanung Bramantyo.
Skripsi, Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

Sugiyono. 2017. Metode penelitian Kuantitatif


kualitatif, dan R&D. Bandung. Alfabeta
Sumarsono. 2012. Sosiolinguistik.
Yogyakarta. Sabda.
Suwito. 1983. Pengantar Awal Sosiolinguistik
Teori dan Problema. Surakarta: Henari Offset
Solo
Ningrum, Nilai-nilai pendidikan karakter pada
film si Unyil tahun 1979-1992, jurnal
pendidikan sejarah, vol 2, hal 88-90

Anda mungkin juga menyukai