Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH KEBERADAAN BAHASA INGGRIS TERHADAP

KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA

HARVINA FATMA ALIFIANI

Pendidikan Bahasa Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

email: harvina_fatma@yahoo.com

Abstrak

Masyarakat melakukan kehidupan sehari-harinya selalu membutuhkan bahasa


untuk dapat berkomunikasi satu sama lain. Tanpa bahasa, komunikasi tidak dapat
dilakukan dengan baik.Bahasa tidak memiliki arti apabila bahasa tersebut tidak
digunakan dalam kegiatan komunikasi. Suatu bahasa dikhawatirkan akan punah
apabila penggunanya mulai meninggalkan bahasa tersebut. Tujuan artikel ini,
untuk mengetahui kedudukan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris bagi
kehidupan masyarakat di era global. Pengaruh penggunaan bahasa Inggris
terhadap kedudukan bahasa Indonesia, faktor penyebab bahasa Inggris mampu
mempengaruhi kedudukan bahasa Indonesia dan dampak yang ditimbulkan dari
penggunaan bahasa Inggris bagi masyarakat di Indonesia.

Kata kunci: bahasa, pengaruh dan kedudukan

Abstract

The community took daily life always need language to be able to communicate
each other .Without language, communication cannot be done well. Language
having no meaning when that language not used in activities communication. A
language it is worried extinct when the user began leaving that language. The
purpose of this article, to know a Indonesian language and English language for
social life in the era of global. The influence of English usage of position
Indonesian language, the causes of English can influence a Indonesian language
and impacts generated from the use of English for the people in Indonesia.
Keywords: language, influence and raised

PENDAHULUAN

Di dunia ini setiap masyarakat memiliki bahasanya sendiri, tak terkecuali


masyarakat Indonesia. Bangsa Indonesia sudah sepatutnya bangga memiliki
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang dapat mempersatukan berbagai
suku, budaya, adat, ras dan berbagai perbedaan yang ada di Indonesia.
Kebanggaan itulah yang seharusnya ditanamkan sejak dini kepada generasi
penerus bangsa melalui cara pembiasaan penggunaan bahasa Indonesia dalam
kehidupan. Generasi penerus bangsa merupakan cerminan bagi kondisi bangsa di
masa yang akan datang. Apabila generasi penerusnya saja tidak bangga dengan
bahasa yang dimilikinya, dikhawatirkan di masa depan bahasa tersebut tidak dapat
dijaga eksistensinya dan tanpa disadari hilang secara perlahan.

Kekhawatiran tersebut memang sangat wajar, mengingat manusia kini


hidup di zaman globalisasi. Semua hal yang ada di dunia ini dapat diperoleh
dengan mudah, salah satunya bahasa. Berbagai bahasa sudah mulai mengalami
perluasan penggunanya, salah satunya bahasa Inggris. Bahasa Inggris memang
kitakenal sebagai bahasa internasional atau bahasa yang digunakan untuk
berkomunikasi antar bangsa. Semua bangsa kini mulai menyadari betapa
pentingnya bahasa Inggris di zaman sekarang sehingga bangsa-bangsa di dunia
mulai mempelajarinya dan membiasakan menggunakan bahasa tersebut di
kehidupan sehari-hari. Tujuannya agar dapat berbicara bahasa Inggris dengan
fasih. Hal tersebut tentu akan berpengaruh bagi kedudukan bahasa Indonesia,
makalah ini akan membahas lebih lanjut mengenai pengaruh bahasa Inggris
terhadap kedudukan bahasa Indonesia.
METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian


kualitatif menurut Sukmadinata (2009:53-60) adalah penelitian yang digunakan
untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial,
sikap, kepercayaan, presepsi, dan orang secara individual maupun kelompok.

Penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan


memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap
berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan (Creswell, 2010: 4). Penelitian
kualitatif menurut Idrus (2009: 23) adalah penelitian yang menjadikan informan
dalam lingkungan hidup kesehariannya sebagai subjeknya. Noor (2009: 32)
mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian dan
pemahaman yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia,
menekankan sifat realitas yang timbul secara sosial, hubungan erat antara peneliti
dengan subjek yang diteliti berdasarkan pada metodologi.

Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, mengetahui


makna yang tersembunyi, memahami interaksi sosial, mengembangkan teori,
memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan (Noor, 2009: 34).
Proses penelitian kualitatif ini melibatkan berbgai hal penting, seperti mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang spesifik
dari partisipan, dan menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema yang
khusus ke tema-tema umum, dan menafsirkan makna data. Creswell (2010: 20)
menerangkan bahwa berbagai pendekatan dapat digunakan dalam metodologi
kualitatif antara lain: penelitian partisipatoris, analisis wacana, etnografi,
grounded theory, studi kasus, fenomenologi, dan naratif.
Pada penelitian kualiatiatif kali ini, penulis menggunakan metode
kualitatif pendekatan analisis. Pendekatan analisis digunakan karena penulis akan
menganalisis dua jurnal yang berbeda untuk dicari perbedaan dan persamaannya
apa saja.
KAJIAN TEORI

Bahasa menurut Suratno dkk (2009: 126) merupakan struktur dan makna
yang bebas dari penggunanya, sebagai tanda yang menyimpulkan suatu tujuan.
Secara umum bahasa adalah sistem lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia yang bersifat arbitrer untuk menyimpulkan suatu makna.Bahasa sangat
dibutuhkan bagi kehidupan manusia di muka bumi karena tanpa bahasa manusia
tidak dapat berkomunikasi satu sama lain. Dengan kata lain, bahasa tidak dapat
dipisahkan dengan kehidupan masyarakat. Masyarakat yang baik tentu akan
menghargai bahasa yang dimiliki bangsanya dan menjaga keberadaan bahasa
tersebut agar tidak punah dengan cara bangga menggunakan bahasa tersebut
secara baik dan benar. Kebanggan terhadap bahasa yang dimiliki bangsanya sudah
cukup menunjukan kondisi masyarakat bangsa tersebut.

Setiap bahasa mempunyai peranan masing-masing. Peranan merupakan


aspek yang dinamis dari kududukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak
dan menjalankan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka hal ini berarti
ia menjalankan suatu peranan. Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan dan saling
berlawanan satu sama lain. Setiap orang mempunyai berbagai macam peranan
yang berasal dari pola-pola pergaulan hidupnya. Hal tersebut berarti bahwa
peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat kepadanya. Peranan
lebih banyak menekankan pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses
(Soekanto, 2002: 268-269).

Bahasa yang dimaksud berwujud simbol yang kita lihat dan kita dengar
dalam lambang yang digunakan masyarakat dalam berkomunikasi. Indonesia
memilki beraneka ragam bahasa sehingga masyarakat Indonesia memiliki variasi
bahasa masing-masing, namun dalam keberaneka ragam bahasa Indonesia
memilki bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia. Penjelasan diatas menunjukkan
bahasa memilki peranan yang sangat penting dalam kehidupan khususnya di
lingkungan pendidikan (Simatupang dkk, 2018: 442-443).
Bahasa yang satu dengan bahasa yang lain ternyata saling mempengaruhi.
Pengaruh adalah daya yang ada atau tercipta dari sesuatu (orang atau benda) yang
ikut membentuk watak kepercayaan dan perbuatan seseorang (Depdikbud,
2001:845). Pengaruh menurut Poerwardaminta (2003: 731). adalah daya yang ada
atau terbentuk dari sesuatu, baik orang maupun benda dan sebagainya yang
berkuasa atau yang berkekuatan dan berpengaruh terhadap orang lain. Bila
ditinjau dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh adalah
sebagai suatu daya yang ada atau timbul dari suatu hal yang memiliki akibat atau
hasil dan dampak yang ada

Pengembangan merupakan usaha sadar atau disengaja, yang bertujuan


untuk mengembangkan (Muslich, 2010: 175). Memang bersifat mengikuti zaman
sehingga penggunanya dapat dengan mudah menyesuaikan dengan perkembangan
zaman. Penyesuaian yang bernilai pengembangan itulah yang membawa dampak
baik bagi suatu bahasa. Namun jika penyesuaian yang dilakukan justru
menghilangkan kaidah asli dari suatu bahasa, itulah yang dilarang dalam proses
pengembangan.

PEMBAHASAN

Banyak orang yang mulai menggunakan dua bahasa meliputi bahasa ibu
dan bahasa kedua dalam berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan
berkomunikasi menggunakan dua bahasa disebut bilingual. Pengguna lebih dari
satu bahasa akan mengetahui bahasa apa yang harus digunakan sesuai dengan
kondisi dan suasana karena setiap bahasa memiliki peranan dan kedudukan
berbeda.

A. Kedudukan bahasa Indonesia di era global.

Setiap bahasa tentu memiliki kedudukan tersendiri bagi masyarakat


penggunanya. Tidak terkecuali, bahasa Indonesia yang ternyata diidentifikasi
memiliki kedudukan sebagai bahasa persatuan, bahasa nasional, bahasa negara
dan bahasa standar atau baku. Setiap kedudukan yang dimiliki bahasa Indonesia
juga memiliki fungsi-fungsi tersendiri.

1. Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan yaitu bahasa


Indonesia digunakan untuk menyatukan berbagai suku, bangsa, agama, ras,
golongan dan berbagai perbedaan lainnya yang dimiliki bangsa Indonesia. Bahasa
Indonesia berkedudukan sebagai bahasa persatuan memang sudah dicanangkan
dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Hal tersebut dapat dilihat pada bagian
“kami poetera dan poeteri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa
Indonesia”. Bagian pada Sumpah Pemuda itulah yang menunjukkan bahwa bahasa
Indonesia memiliki kedudukan menjadi bahasa persatuan.

2. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.

Selain menjadi bahasa persatuan, bahasa Indonesia juga memiliki


kedudukan sebagai bahasa nasional. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional berkaitan dengan fungsi jati diri, lambang kebanggaan yang dimiliki
bangsa Indonesia saat berkomunikasi dengan berbagai bangsa di dunia dan
identitas bangsa di mata internasional. Selain menjadi identitas bangsa, kedudukan
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional juga berkaitan dengan sarana hubungan
antarwarga, antardaerah, dan antar budaya. Apabila bahasa Indonesia masih
menjadi kebanggaan yang dimiliki bangsa Indonesia maka kedudukan bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional masih aman.

3. Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.

Kedudukan bahasa Indonesia menurut Finoza dan Lamuddin (2008) yang


selanjutnya yaitu sebagai bahasa negara. Bahasa negara adalah bahasa yang
digunakan dalam administrasi negara untuk berbagai aktivitas, antara lain: fungsi
bahasa sebagai administrasi kenegaraan, fungsi bahasa sebagai pengantar resmi di
sekolah dan perguruan tinggi, fungsi bahasa sebagai perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan  bagai  negara  Indonesia  sebagai  negara berkembang, dan fungsi
bahasa sebagai bahasa  resmi  berkebudayaan  dan  ilmu teknologi (ILTEK).

Berdasarkan kedudukan tersebut, diketahui bahwa bahasa Indonesia


berhubungan erat dengan berbagai hal seperti budaya, ilmu pengetahuan dan
teknologi. Bangsa yang beradab tentu akan menjaga budaya dan bahasa yang
dimiliki bangsanya karena menganggap kedua hal tersebut merupakan warisan
yang harus dijaga keberadaannya. Perkembangan budaya tidak dapat dilepaskan
dengan perkembangan bahasa, begitu pula sebaliknya. Di era global ini, identitas
dan jati diri suatu bangsa sangat diperlukan agar memiliki kekhasan yang tidak
dimiliki bangsa manapun, Identitas dan jati diri bangsa Indonesia dapat dilihat
dari bahasa dan budayanya.

Bahasa juga memiliki peranan penting bagi ilmu pengetahuan dan


teknologi. Ilmu pengetahuan tentu membutuhkan bahasa untuk menyampaikan
penemuan-penemuan yang didapatkan para ahli untuk dapat disebarkan ke
masyarakat luas. Bahasa yang digunakan juga harus baik dan benar agar tidak
menimbulkan kesalahpahaman sehingga dibutuhkan bahasa yang sesuai dengan
kaidah yang ada.

4. Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar.

Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar di sekolah dan


perguruan tinggi bertujuan untuk membiasakan dan menanamkan rasa bangga
kepada generasi muda terhadap penggunaan bahasa Indonesia. Di era global ini,
bangsa yang tidak memiliki dasar yang kuat tentu akan terbawa arus global yang
dapat menghilangkan identitas yang dimiliki bangsanya. Oleh karena itu
dibutuhkan generasi muda penerus bangsa yang tidak mudah terpengaruh dengan
berbagai hal yang dapat merusak kebanggaannya terhadap penggunaan bahasa
Indonesia.

Anak-anak cenderung lebih mudah menguasai bahasa lain bahkan


mengganti bahasa yang sudah dikuasainya dengan bahasa baru. Berbeda dengan
orang dewasa atau mereka yang masa kritisnya sudah lewat tidak akan mudah
belajar bahasa lain, apalagi mengganti bahasa yang sudah dinuranikan kepadanya
dengan bahasa lain (Chaer, 2003: 243). 

5. Bahasa Indonesia sebagai bahasa baku.

Kedudukan lainnya yang dimiliki bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa


baku. Bahasa baku digunakan dalam acara resmi, dan berguna sebagai acuan
penulisan ilmiah. Kedudukan ini sangat penting, mengingat penulisan ilmiah
sangat dibutuhkan dalam kegiatan penelitian. Era global sekarang ini memang
membutuhkan lebih banyak penelitian untuk mendapatkan berbagai informasi
yang tidak diketahui sebelumnya. Bahasa Indonesia yang berkedudukan sebagai
bahasa baku inilah merupakan jawaban untuk pemenuhan kebutuhan akan acuan
dalam penulisan penelitian.

B. Kedudukan Bahasa Inggris di era global.

Bahasa lain di dunia tentu memiliki kedudukannya masing-masing, salah


satunya bahasa Inggris. Bahasa Inggris berkedudukan sebagai bahasa
internasional, dimana semua bangsa-bangsa di dunia melakukan komunikasi
menggunakan bahasa Inggris. Era global sekarang memang memberi pengaruh
yang sangat besar bagi kehidupan masyarakat. Semua hal yang terjadi di belahan
dunia dapat diketahui dengan mudah, dan banyaknya kerjasama yang terjalin antar
bangsa menuntut semua orang untuk bisa menguasai bahasa Inggris. Orang yang
tidak dapat menguasai bahasa Inggris maka akan sulit dalam berkomunikasi, jika
untuk melakukan komunikasi sulit tentu dalam melakukan kegiatan lainnya akan
mengalami kesulitan. Dibutuhkan penguasaan bahasa Inggris sebagai modal awal
agar diterima di era global ini yang membuat semua orang memulai untuk
mempelajari bahasa Inggris.

C. Pengaruh Penggunaan Bahasa Inggris terhadap Kedudukan Bahasa Indonesia

Masyarakat sekarang banyak menggunakan bahasa Inggris dalam


kehidupan sehari-harinya mulai dari mendidik anak menggunakan bahasa Ingris,
memasukan anak sekolah ke sekolah internasional dan anak muda yang sering
menyisipkan bahasa Inggris dalam pembicaraannya. Fenomena tersebut tentu
memberikan pengaruh terhadap kedudukan bahasa Indonesia.

Penggunaan bahasa Inggris memang tidak dilarang, semakin banyak


generasi muda menguasai bahasa Inggris tentu semakin membuka peluang
Indonesia untuk dapat menjadi negara yang dapat dipandang oleh mata dunia.Jika
generasi muda mampu menguasai bahasa Inggris artinya mereka sudah memiliki
awalan yang baik dalam menghadapi dunia luar dan era global. Namun jika
penggunaan bahasa Inggris yang tidak sesuai dengan kondisi dan suasana, akan
dikhawatirkan mengancam kedudukan bahasa Indonesia.

Bahasa Inggris boleh digunakan oleh siapa saja tetapi sebagai bangsa
Indonesia sudah sepatutnya lebih menjunjung bahasa Indonesia dan menggunakan
bahasa Inggris pada saat yang memang membutuhkan menggunakan bahasa
Inggris. Salah satu contohnya saat berbicara dengan orang asing. Pada saat itu,
fungsi bangsa Inggris sebagai bahasa pendamping bahasa Indonesia bisa
digunakaan, Menggunakan bahasa Inggris kepada orang asing merupakan hal
yang tepat dilakukan namun ketika berbicara dengan orang Indonesia
menggunakan bahas Inggris itulah contoh penggunaan bahasa Inggris yang tidak
tepat.

Bahasa Indonesia sudah seharusnya dijaga oleh semua masyarakat


Indonesia untuk dilestarikan dengan cara menggunakannya agar tidak punah.
Melihat anak-anak muda mencampur adukkan bahasa Inggris di dalam bahasa
Indonesia agar terlihat gaul justru membuat bahasa Indonesia menjadi tidak benar
atau tidak sesuai kaidah yang ada. Bahasa Inggris mampu memberi pengaruh yang
baik kepada bahasa Indonesia yaitu sebagai pendamping bahasa Indonesia ketika
dibutuhkan saat berbicara dengan orang asing namun juga dapat mengancam
kedudukan bahasa Indonesia apabila penggunaannya tidak tepat. Kesalahan
berbahasa yang dibuat penuturnya merupakan suatu bagian belajar yang tidak
terhindarkan (Ariningsih dkk, 2012: 42). Meskipun demikian, kesalahan
berbahasa tersebut harus segera diperbaiki agar tidak menjadi kebiasaan buruk
yang mengancam pelestarian bahasa Indonesia.

Pelestarian bahasa Indonesia juga dapat dilakukan melalui pendidikan


anak sejak dini. Pendidikan anak merupakan tanggung jawab orangtua. Namun
dalam kenyataannya sering kali setelah anak mulai masuk sekolah, orangtua
seakan lepas terhadap tanggungjawab pendidikan anak dengan memasrahkan
sepenuhnya tanggung jawab pendidikan tersebut pada sekolah. Jadi, lingkungan
sekolah akan sangat mempengaruhi penggunaan bahasa yang digunakan anak
dalam berkomunikasi.

D. Faktor Penyebab Bahasa Inggris Mempengaruhi Kedudukan Bahasa Indonesia

Faktor penyebab bahasa Inggris mampu mempengaruhi kedudukan Bahasa


Indonesia itu ada 2 yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
disebabkan oleh aturan pada bahasa Inggris yang lebih pasti, jelas, dan terstruktur
dibanding bahasa Indonesia sehingga membuat masyarakat lebih memilih
menggunakan bahasa Inggris karena dianggap lebih mudah. Selain itu, bahasa
Inggris juga dianggap lebih membantu dalam komunikasi dengan masyarakat luas
karena bertaraf internasional sehingga bangsa-bangsa di dunia tentu akan
menggunakan bahasa Inggris pula dalam pergaulan internasional. Berbeda dengan
bahasa Indonesia yang penggunanya hanya terbatas pada masyarakat Indonesia.
Hal itulah yang dirasa menggunakan bahasa Inggris lebih menguntungkan
dibanding menggunakan bahasa Indonesia.

Faktor eksternal yang menyebabkan bahasa Inggris mempengaruhi bahasa


Indonesia adalah kurangnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan bahasa
Indonesia, kurangnya rasa bangga masyarakat dalam menggunakan bahasa
Indonesia, kurang pahamnya masyarakat dengan kaidah bahasa Indonesia yang
ada, membuat malas masyarakat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar dan adanya pengaruh kebiasaan. Kebiasaan memang susah untuk diubah
karena sudah ditanamkan dan dilakukan sejak dini. Jika lingkungan keluarga atau
lingkungan sekolah sudah menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari
maka anak-anak nantinya tidak terbiasa dan kesulitan dalam menggunakan bahasa
Indonesia.

E. Dampak yang ditimbulkan dari Penggunaan Bahasa Inggris bagi Masyarakat di


Indonesia

Dampak yang ditimbulkan dari penggunaan bahasa Inggris bagi


masyarakat di Indonesia yaitu ada dampak baik dan buruk. Dampak baiknya yaitu
dapat memudahkan masyarakat Indonesia untuk masuk ke dunia luar.Jika banyak
masyarakat Indonesia yang mendapat pengalaman di dunia luar dan dapat
bertahan di era global, harapannya mereka mampu membuat bangsa Indonesia
lebih baik lagi. Melalui penggunaan bahasa Inggris, masyarakat Indonesia jadi
belajar bahasa asing bukan hanya bahasa Indonesia saja.

Dampak positif bahasa Inggris bagi bahasa Indonesia yaitu memperkaya


kosakata bahasa Indonesia yang sebelumnya tidak ada. Menurut Sumarwati
(2013: 130) dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari
berbgaai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing, salah
satunya bahasa Inggris. Berdasarkan taraf integrasinya unsur pinjaman dalam
bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi dua golongan besar. Pertama, unsur
pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti
reshuffle, shuttle cock dan lain-lain. Unsur-unsur ini digunakan dalam konteks
bahasa Indonesia tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing. Kedua, unsur
pinjaman yang pengucapannya dan penulisannya sudah disesuaikan dengan
kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaanya hanya diubah
seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan
bentuk aslinya, misal subjek, medis, manajemen, kampanye, aksesoris, dan
praktik.

Dampak negatifnya yaitu membuat masyarakat mulai perlahan-lahan


meninggalkan bahasa Indonesia yang sesuai aturan. Jika ini dibiarkan terus
menerus maka tidak menutup kemungkinan bahasa Inggris bisa menggantikan
bahasa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia. Hal ini tentu tidak
boleh terjadi karena jika menjadi kenyataan maka kedudukan bahasa Indonesia
dapat terancam. Krisis tersebut diantaranya disebabkan oleh derasnya arus
globalisasi yang berdampak lahirnya budaya massa (Supriyono dkk, 2017:
153).Oleh karena itu perlunya keseimbangan dalam penggunaan bahasa Indonesia
dan bahasa Inggris. Artinya, penggguaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris
harus sesuai kondisi dan suasana.

Dampak yang dirasakan oleh masing-masing individu berbeda-beda sesuai


dari interpretasi pengguna bahasa itu sendiri. Interpretasi adalah hasil dari
pemikiran berupa penafsiran, pengertian atau pemahaman. Boleh jadi penafsiran,
pemikiran atau pemahaman seseorang dengan orang lain akan berbeda
(Sumarwati, 2013: 16). Ada orang yang merasakan dampak positif saja jika
menggunakan bahasa Inggris tanpa merasakan atau memikirkan dampak negatif
dimana bahasa Inggris dapat mengancam eksistensi bahasa Indonesia di masa
yang akan datang jika pengguna bahasa Indonesianya saja sudah mulai beralih
menggunakan bahasa Inggris dalam kehidupannya. Sebaliknya ada orang yang
merasakan dampak negatif keberadaan bahasa Inggris dimana ketika orang lain
berbicara dengan bahasa Inggris namun dirinya tidak dapat mengerti apa yang
sedang dibicarakan karena ketidakmampuannya menguasai bahasa Inggris.
Dampak-dampak yang ditimbulkan itulah yang akan dirasakan berbeda-beda pada
setiap orang karena tergantung bagaimana interpretasi yang dimiliki masing-
masing orang.

SIMPULAN

Bahasa tidak dapat dilepaskan dari berbagai bidang kehidupan seperti


budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi.Setiap bahasa juga memiliki kedudukan
masing-masing. Bahasa Indonesia memiliki kedudukan sebagai bahasa persatuan,
bahasa nasional, bahasa kenegaraan dan bahasa baku. Bahasa Inggris memiliki
kedudukan sebagai bahasa internasional.

Bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dapat berganti peran saat dibutuhkan,
Contohnya saat masyarakat berbicara dengan orang asing, maka akan tepat
menggunakan bahasa Inggris dalam komunikasinya sedangkan jika komunikasi
dengan sesama masyarakat Indonesia seharusnya menggunakan bahasa Indonesia.
Bahasa Inggris juga mampu menjadi ancaman bagi kedudukan bahasa Indonesia
jika diikuti kurangnya kesadaran, kurangnya kepahaman, dan kurangnya rasa
bangga bangsa Indonesia dalam menggunakan bahasa Indonesia.

Masyarakat sudah sepatutnya menjunjung tinggi dan bangga kepada


bahasa Indonesia tetapi juga harus tetap mengikuti perkembangan zaman yang
ada. Usaha yang dapat dilakukan untuk mengikuti perkembangan zaman melalui
belajar bahasa Inggris agar dapat berkomunikasi dengan bangsa lainnya. Selain
itu, perlu dilakukan penguatan pendidikan karakter. Penguatan pendidikan
karakter (moral education) atau pendidikan karakter (character education) dalam
konteks sekarang merupakan kebutuhan yang sangat mendesak untuk mengatasi
krisis moral yang melanda di negara kita.. Intinya masyarakat harus tetap
melestarikan bahasa Indonesia dan belajar bahasa Inggris atau bahasa asing
lainnya sebagai penambah wawasan baru.
DAFTAR PUSTAKA

Akhmad, Yazidi. 2012. Bahasa Indonesia sebagai Identitas Nasional Bangsa


Indonesia. Bogor: Jurnal Bahasa dan Sastra. 2 (2) 163-177.

Anny, Noor. 2009. Management Event. Bandung: Alfabeta.

Ariningsih, N. E., Sumarwati, Saddhono, K. 2012. Analisis Kesalahan Bahasa


Indonesia dalam Karangan Eksposisi Siswa Sekolah Menengah Atas.
Surakarta: Basastra Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan
Pengajarannya. 1 (1) 40-53.

Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Creswell, J. W. 2010. Penelitian Kualitatif dan Desain Riset. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Depdikbud. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Finoza, Lamuddin. 2008. Komposisi Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa Non


Jurusan Bahasa. Jakarta : Diksi Insan Mulia.

Harun Rasyid, Mansyur & Suratno. 2009. Asesmen Perkembangan Anak Usia
Dini. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Haryatmoko. 2005. Logika Waktu Pendek Media. Jakarta: Harian Kompas,


13/07/05. Hal 4.

Idrus, M. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta: PT. Gelora Aksara
Pratama.

Isah Cahyani, Daris Hadianto. 2018. Rekonstruksionisme Metode Komunikatif


dalam Pemerolehan dan Pembelajaran Bahasa untuk Mengembangkan
Kemampuan Berbahasa. Jakarta: Jurnal Kata. 2 (1) 118-123.
Kusuma, Adriyani. 2016. Motivasi dan Sikap Bahasa Mahasiswa Jurusan
Pendidikan Bahasa Inggris Undhiksa. Bali: Jurnal Pendidikan Bahasa
Indonesia. 5 (1) 749-763.

Lestari, Nanny Sri. 2018. Menelusuri Bentang Alam dalam Karya Sastra yang
Bertema Lingkungan Alam. Depok: Jurnal Kata . 2 (1) 89-100

Muslich, M. 2010. Bahasa Indonesia Pada Era Globalisasi. Jakarta: PT Bumi


Aksara.

Rahmawati, A., Hafidah, R., & Syamsuddin, M. M. 2016. Peningkatan


Ketrampilan Stimulasi Pendidikan Anak Usia Dini melalui Parent Class.
Surakarta: Widya Sari. 18 (6) 89-94.

Poerwadarminta. W.J.S. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai


Pustaka.

Simatupang, R. R., Rohmadi, M., Saddhono, K. 2018. Campur Kode Bahasa


Batak Toba dalam Interaksi Kelas di SMK Multi Karya Medan. Surakarta:
The 1st International Conference on Education Language and Literature
(ICON ELITE). 1 (1) 442-448.

Soekanto, Soerjono. 2002. Teori Peranan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sri Handayani, 2016. Pentingnya Kemampuan Bahasa Inggris Dalam


Menyongsong ASEAN Community. Surakarta: Jurnal ISPI. 3 (1) 102-106.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung :


Remaja Rosdakarya

Sumarwati. 2013. Menulis Karya Ilmiah dalam Bahasa Indonesia. Surakarta:


UNS Press.

Supriyono, S., Wardani, N.E., dan Saddhono, K. 2017. Pendidikan Karakter


Berbasis Sastra Sejarah dalam Puisi “Aku Tidak Bisa Menulis Puisi
Lagi” Karya Subagio Sastrowardoyo. Surakarta: Jurnal Artefak: History
and Education. 4 (2 ) 153-160

Yakobus, Paluru. 2012. Mengembangkan Gairah Peserta Didik dalam Belajar


Bahasa Indonesia Melalui Masalah. Banjarmasin: Jurnal Bahasa dan
Sastra. 2 (2) 178-190.

Anda mungkin juga menyukai