Anda di halaman 1dari 12

PERAN MAHASISWA DALAM PENGGUNAAN BAHASA

INDONESIA PADA SKALA INTERNASIONAL

Universitas Negeri Semarang


Email:
Aulia Arkan Ismaeli Nugroho auliaarkan9@students.unnes.ac.id
Yuli Febrianti yfebrianti232@students.unnes.ac.id
Anisa maesaroh anisasafitria1234@students.unnes.ac.id
Intana Najmagita Zahrasari intannajma1@students.unnes.ac.id
Sabiila Yassarhah lalasabiila43@students.unnes.ac.id
Ra'iffatih Hafizh Sabillah raiffatihhafizh9c@students.unnes.ac.id
Findhi Astuti afindhi@students.unnes.ac.id
Nimas ayu nimasamr@students.unnes.ac.id
Abstrak: manusia agar oleh Tuhan Yang Maha Esa banyak karunia, salah satunya adalah
kemampuan berbahasa. Bahasa adalah alat komunikasi yang paling efektif bagi manusia dan
dapat dimanfaatkan dalam berbagai situasi. Bahasa adalah suatu sistem yang dibentuk oleh
sejumlah komponen yang berpola tetap dan dapat dikaidahkan. Dalam penggunaan bahasa
pada saat ini, banyak ragam bahasa yang dipakai berdasarkan media dan situasi
pemakaiannya. Berdasarkan medianya, ragam bahasa dapat dibagi menjadi ragam tulis dan
ragam lisan. Berdasarkan situasi pemakaiannya, ragam bahasa dibagi menjadi tiga macam,
yaitu ragam formal, semiformal dan nonformal. Bahasa setiap negara mempunyai ciri khas
dan keunikan masing-masing, sehingga akan sulit untuk berkomunikasi antar negara. Oleh
karena itu bahasa Inggris dipilih sebagai bahasa internasional. Banyak negara yang
menggunakan bahasa Inggris bukan hanya sebagai bahasa internasional saja tapi juga sebagai
bahasa sehari-hari. Eksistensi bahasa Indonesia sangatlah penting untuk menjaga identitas
negara. Oleh karena itu sangat penting peran mahasiswa untuk berpartisipasi dalam
penggunaan bahasa Indonesia bukan hanya sebagai bahasa sehari-hari, tapi juga mampu
bersaing dengan bahasa internasional lainnya. Diperluhkannya) disiplin penggunaan bahasa
Indonesia sehingga mampu menyebarkannya secara skala internasional

Kata Kunci: Peran mahasiswa, bahasa Indonesia, Internasional

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa merupakan sebuah alat yang penting bagi kehidupan manusia
untuk memperoleh suatu informasi baik secara lisan maupun tulis. Secara
sederhana menurut Suriasumantri (dalam Setyonegoro, 2012: 64) bahasa
dapat dicirikan sebagai serangkaian bunyi.Pendapat Chaer (dalam Rohmadi
dan Saddhono, 2014: 83) mengatakan bahwa ciri atau sifat yang hakiki dari
bahasa antara lain bahasa itu adalah sebuah sistem, berwujud lambang, berupa
bunyi, bersifat arbitrer, bermakna, konvensional, unik, universal, produktif,
bervariasi, dinamis, bahasa berfungsi sebagai alat interaksi sosial, dan bahasa
merupakan identitas penuturnya.
Bahasa tidak lepas kaitannya dengan sebuah wilayah bagi para
masyarakat penuturnya sebagai pengguna bahasa.Hipotesis . Sapir-Worf
(dalam Suwarno, Saddhono, dan Wardani, 2018:195) menyatakan bahwa
penggunaan bahasa memengaruhi cara seseorang berpikir dan berperilaku.
Sehingga penutur yang menepati suatu wilayah dan kebudayaan yang berbeda
satu dengan yang lain, pasti akan menggunakan sebuah bahasa yang berbeda
pula. Begitu pula dengan Negara Indonesia sebagai sebuah negara yang
berada di wilayah tertentu dan memiliki suatu kebudayaan pasti memilki
bahasa yang berbeda dengan negara yang lainnya.
Bahasa Indonesia adalah bahasayang dimiliki oleh Negara Indonesiasejak
peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 dan sebagai bahasa
nasional pemersatu bangsa. Menurut Suminar (2016 : 114) Bahasa Indonesia
merupakan Bahasa nasional, yang berfungsi sebagai alat komunikasi yang
mempunyai peran sebagai penyampaian informasi.Menurut Rahayu (2015)
bahasa Indonesia sebagai Bahasa basional yang berfungsi sebagai alat
komunikasi mempunyai peran sebagai penyampai informasi.Menurut Alwi
(dalam Daimun, 2013). Sebagai bahasa persatuan maksudnya Bahasa
Indonesia berfungsi sebagai alat untuk mempersatukansuku-suku di Indonesia
yang masing-masing memiliki bahasa dan dialek berbeda. Maka, dalam
mengintegrasikan semua suku tersebut, bahasa Indonesia memainkan peranan
yang penting; Sebagai bahasa kebudayaan, yakni Bahasa Indonesia memilki
peran sebagai wadah untuk menampung kebudayaan, yang artinya bahasa
Indonesia berfungsi sebagai alat pengantar untuk pengajaranilmu pengetahuan
dan kebudayaan.
Berkembangnya waktu, penggunaan bahasa Indonesia bukan hanya
digunakan sebagai alat untuk pertukaran informasi dan sebagai bahasa
persatuan untuk seluruh rakyat Indonesia, namun pada era globalisasi saat ini
bahasa Indonesia juga digunakan sebagai penghela ilmu pengetahuan dan
digunakan ole penutur asing. Seperti penggunaan bahasa Indonesia yang
banyak digunakan mahasiswa asing dalam pembelajaran BIPA. Hal ini
merujuk pada pendapat Saddhono (2012: 179) bahasa yang paling dominan
adalah bahasa Indonesia(BIN) oleh karena dalam pembelajaran BIPA
diwajibkan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar.
Era globalisasi yang berkembang saat ini, suatu negara bukan hanya
dapat menggunakan satu bahasa dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk
bidang keilmuan, tetapi juga bahasa asing terutama Bahasa Inggris yang
ditetapkan sebagai Bahasa Internasional.Menurut Marsudi (2009: 135) era
digital yang menuntut penguasaan teknologi dan bahasa asing pada berbagai
bidang kehidupan saat ini makin meminggirkan posisi Bahasa
Indonesia.Penetapan bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional berdampak
pada kewajiban bagi masyarakat terutama di kalangan akademisi untuk dapat
menguasai bahasa asing ini. Menurut Wijana (2018: 92) fenomena untuk
semakin melemahkan kedudukan dan peran bahasa Indonesia agaknya sudah
semakin maraknya penggunaan bahasa asing, semakin diunggul-
unggulkannya sekolah bertaraf internasional, dan semakin merebaknya
program-program yang berbau internasional di perguruan tinggi. Hal ini
menimbulkan masalah mengenai penggunaan bahasaIndonesia dan bahasa
Inggris sebagai penghela ilmu pengetahuan di Indonesia.
Permasalahan mengenai penggunaan bahasa di Indonesia dalam ilmu
pengetahuan dapat di atasi dengan mengetahui hakikat, kedudukan, dan peran
bahasa yang ada di Indonesia.Mengetahui suatu hakikat Bahasa masyarakat
secara umum maupun di kalangan akademisi menjadi memahami mengenai
sejarah dan penggunaan bahasa secara baik dan benar.Keduduka suatu bahasa
juga perlu dipahami sebagai perantara untuk mengetahui peran suatu bahasa,
sehingga suatu bahasa dapat digunakan sesuai denga kedudukan dan
fungsinya.
Sikap bahasa (language attitude)adalah peristiwa kejiwaaan dan
merupakan bagian dari sikap (attitude) pada umumnya. Menurut Kridalaksana
(1982), sikap bahasa adalah posisi mental atau perasaan terhadap bahasa itu
sendiri atau orang lain. Sikap bahasa dari seorang pemakai Bahasa atau
masyarakat bahasa baik yang dwibahasawan maupun yang multibahasawan
akan berwujud perasaan bangga atau mengejek, menolak atau sekaligus
menerima suatu bahasa tertentu atau masyarakat pemakai bahasa tertentu,
baik terhadap bahasa yang dikuasai oleh setiap individu maupun oleh anggota
masyarakat (Rusyana, 1984). Sikap bahasa itu dapat dikelompokkan menjadi
dua bagian, yaitu sikap terhadap bahasa dan sikap berbahasa. Sikap terhadap
bahasa penekanannya tertuju pada tanggung jawab dan penghargaannya
terhadap bahasa, sedangkan sikap berbahasa ditekankan pada kesadaran diri
dalam menggunakan bahasa secara tertib (Pateda, 1987:30). Spolsky
(1989:149) menyatakan bahwa seseorang yang mempelajari suatu bahasa
dilatarbelakangi oleh sikapnya terhadap bahasa yang dipelajarinya, sikap itu
meliputi 1) sikap terhadap tujuan praktis penggunaan bahasa target, dan 2)
sikap pada orang yang menggunakan bahasa target.
Esensi dari semuanya itu menyatakan bahwa sikap bahasa merupakan
sikap yang dimiliki oleh para pemakai bahasa. baik yang dwibahasawan
maupun yang multibahasawan terhadap suatu bahasa. Reaksi yang
ditimbulkannya dapat berupa perasaan bangga, mengejek, menolak ataupun
sekaligus menerima. Sikap berbahasa, dengan kata lain, bisa bersifat positif
maupun negatif, serta memiliki ciriciri yaitu kebanggaan berbahasa, kesetiaan
berbahasa, dan kesadaran berbahasa. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan
(1) sikap berbahasa Indonesia mahasiswa terhadap Bahasa indonesia; (2)
sikap mahasiswa terhadap bahasa Indonesia sebagai upaya Nyata agar bahasa
Indonesia menuju bahasa Internasional. Peneliti beranggapan bahwa
mahasiswa yang tidak memiliki sikap positif terhadap mata kuliah yang
dipelajarinya akan sukar memperoleh hasil yang baik.
1.2 Rumusan Masalah
a) Bagaimana sikap mahasiswa dalam penggunaan bahasa Indonesia?
b) Bagaimana upaya mahasiswa agar bahasa Indonesia setara dengan bahasa
lain?
1.3 Tujuan
a) Untuk mengetahui sikap mahasiswa dalam menggunakan bahasa Indonesia
b) Untuk mengetahui upaya mahasiswa agar bahasa Indonesia setara dengan
bahasa lain.

2. PEMBAHASAN
1. Sikap berbahasa Indonesia bagi mahasiswa
Penelitian ini bertujuan mengukur sikap berbahasa Indonesia dengan
melihat dari 3 kriteria sesuai dengan Lambert (dalam Chaer dan Agustina,
2004) yang menyebutkan sikap terdiri dari tiga komponen yaitu: (1)
komponen kognitif, (2) komponen afektif, dan (3) komponen konatif.
Komponen kognitif bertalian dengan proses berpikir, jadi bersifat mental;
afektif menyangkut masalah yang berhubungan dengan perasaan, dan nilai
rasa, misalnya rasa senang dan tidak senang, baik dan buruk, suka dan tidak
suka; konatif adalah komponen yang merujuk kepada perilaku atau perbuatan
sebagai putusan akhir kesiapan reaktif terhadap sesuatu keadaan. Melalui
komponen konatif inilah biasaanya orang mencoba mengukur sikap seseorang
terhadap keadaan yang sedang dihadapinya.
sikap berbahasa mahasiswa terhadap bahasa Indonesia berada pada
posisi negatif dengan angka sebesar 76,4%. Mahasiswa yang memiliki sikap
berbahasa Indonesia yang negative. Mahasiswa yang memiliki sikap bahasa
yang positif terhadap Bahasa Indonesia sebesar 8 orang (28,5%).
Rendahnya sikap berbahasa mahasiswa berdasarkan data tersebut menjadi
dilema bagi Indonesia. Mahasiswa yang merupakan aset bangsa, pengemban
kemajuan bangsa, tentunya dituntut memiliki sikap dan kebanggaan yang
tinggi terhadap bahasa Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan cara agar
penutur bahasa memiliki sikap yang positif, yakni dengan menanamkan sikap
setia bahasa, bangga bahasa, dan sadar norma bahasa. Cara yang dapat
dilakukan yaitu melalui kegiatan: (1) pendidikan bahasa yang pelaksanaannya
didasarkan atas asas-asas pembinaan kaidah-kaidah, dan norma bahasa; (2)
pendidikan bahasa yang pelaksanaannya didasarkan atas norma-norma budaya
yang hidup di masyarakat pemakai bahasa yang bersangkutan (Halim dalam
Jendra, 2007:72).
2. sikap mahasiswa terhadap bahasa Indonesia sebagai upaya Nyata agar
bahasa Indonesia menuju bahasa Internasional.
Potensi bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional dapat dilihat
dari beberapa faktor yang mendukung dan atau yang memengaruhinya. Secara
garis besar, faktor tersebut dapat dibagi menjadi dua kelompok, yakni (1)
faktor yang berasal dari bahasa itu sendiri atau biasanya disebut dengan istilah
faktor intrabahasa; (2) faktor yang berasal dari luar Bahasa atau biasa disebut
dengan istilah faktor ekstrabahasa (Widodo, n.d,). Pengelompokan itu
sebenarnya tidak dapat dipisahkan secara tegas karena antara faktor
intrabahasa dan faktor ekstrabahasa kadangkadang hadir bersama-sama.
Pengelompokan tersebut akan memudahkan cara pandang terhadap potensi
bahasa Indonesia menuju bahasa internasional.
Pertama, faktor intrabahasa. Faktor intranahasa dapat dilihat dari segi
tata tulis, bahasa Indonesia telah memiliki aturan yang baku, yakni memiliki
system ejaan yang telah mapan (PUEBI, kamus Bahasa Indonesia, buku tata
bahasa baku, buku pedoman pembentukan istilah). Bahasa Indonesia juga
relatif mudah beradaptasi dengan istilah asing dengan melakukan penyerapan,
misalnya istilah bahasa Inggris yang banyak diserap menjadi bahasa
Indonesia.
Kedua, faktor ekstrabahasa, baik itu yang berpengaruh secara langsung
maupun tidak langsung. Faktor ekstrabahasa yang dapat memengaruhi secara
langsung adalah jumlah penutur Bahasa Indonesia dan sikap penutur bahasa
Indonesia. Berdasarkan data dari Pusat Bahasa, pusat kajian bahasa dan
budaya Indonesia sudah tersebar di 45 negara. Jumlahnya pun kini terus
meningkat dengan semakin banyaknya minat orang asing mempelajari budaya
Indonesia. Di sisi lain, Bahasa Indonesia juga dipakai sebagai Bahasa sehari-
hari di beberapa daerah di luar negeri seperti Malaysia, Singapura, Brunei,
dan Filipina. Bahkan Pemerintah daerah Ho Chi Minch City, Vietnam telah
mengesahkan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kedua sejak 2007.
Belum lagi tersebar luasnya Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di berbagai negara
seperti Korea Selatan, Taiwan, Australia, Malaysia, Kuwait, dan negara-
negara lain yang akhirnya menjadi jembatan penyebaran bahasa Indonesia.
Perkembangan teknologi informasi juga mendukung berkembangnya
pemakaian sebuah bahasa. Mengutip data dari internetworldstat.com, Bahasa
Indonesia masuk dalam 10 bahasa di dunia yang sering dipakai di internet,
khususnya Wordpress.
Faktor ekstrabahasa yang dapat mempengaruhi secara tidak langsung,
antara lain daya tarik kekayaan alam dan budaya Indonesia. Kekayaan alam
Indonesia yang sangat melimpah merupakan daya tarik bagi pelaku ekonomi
dari mancanegara untuk berinvestasi di Indonesia. Banyaknya pelaku ekonomi
dari mancanegara yang berinvestasi di Indonesia mau tidak mau akan
berdampak pada banyak orang asing yang masuk ke Indonesia. Hal itu dapat
berdampak pula pada banyaknya orang asing yang ingin mempelajari bahasa
Indonesia. Sebagaimana diketahui, sudah banyak perguruan tinggi atau
lembaga pendidikan (219 lembaga di 74 negara), baik di dalam negeri
maupun di luar negeri, yang menyelenggarakan BIPA (Bahasa Indonesia bagi
Penutur Asing) (Wahya, 2011). Letak Indonesia yang strategis di persilangan
dunia juga menjadikan Indonesia semakin diperhitungkan dalam
mengembangkan potensi Bahasa Indonesia di kancah dunia internasional.
3. PENUTUP
3.1 Simpulan
Bahasa tidak lepas kaitannya dengan sebuah wilayah bagi para masyarakat
penuturnya sebagai pengguna bahasa.Hipotesis Sapir-Worf (dalam Suwarno,
Saddhono, dan Wardani, 2018:195) menyatakan bahwa penggunaan bahasa
memengaruhi cara seseorang berpikir dan berperilaku. Sehingga penutur yang
menepati suatu wilayah dan kebudayaan yang berbeda satu dengan yang lain,
pasti akan menggunakan sebuah bahasa yang berbeda pula. Begitu pula
dengan Negara Indonesia sebagai sebuah negara yang berada di wilayah
tertentu dan memiliki suatu kebudayaan pasti memilki bahasa yang berbeda
dengan negara yang lainnya.
Sikap bahasa (language attitude)adalah peristiwa kejiwaaan dan
merupakan bagian dari sikap (attitude) pada umumnya. Menurut Kridalaksana
(1982), sikap bahasa adalah posisi mental atau perasaan terhadap bahasa itu
sendiri atau orang lain. Sikap bahasa dari seorang pemakai Bahasa atau
masyarakat bahasa baik yang dwibahasawan maupun yang multibahasawan
akan berwujud perasaan bangga atau mengejek, menolak atau sekaligus
menerima suatu bahasa tertentu atau masyarakat pemakai bahasa tertentu,
baik terhadap bahasa yang dikuasai oleh setiap individu maupun oleh anggota
masyarakat (Rusyana, 1984). Sikap bahasa itu dapat dikelompokkan menjadi
dua bagian, yaitu sikap terhadap bahasa dan sikap berbahasa. Sikap terhadap
bahasa penekanannya tertuju pada tanggung jawab dan penghargaannya
terhadap bahasa, sedangkan sikap berbahasa ditekankan pada kesadaran diri
dalam menggunakan bahasa secara tertib (Pateda, 1987:30).

3.2 Saran
Dengan adanya artikel ini, kami harapkan para mahasiswa khususnya
memiliki rasa kepedulian terhadap bahasa Indonesia. Mahasiswa mempunyai
sikap yang dapat menumbuhkan rasa kecintaan terhadap bahasa Indonesia.
Dengan rasa peduli terhadap bahasa Indonesia, diharapkan para mahasiswa
dapat berperan dalam penggunaan bahasa Indonesia di tingkat internasional
sehingga tidak kalah dengan bahasa lain.

4. Daftar Rujukan
Chaer, Abdul dan Leoni Agustina. 2004. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal.
Jakarta : Rineka
Cipta.

Internetworldstat.com. sepuluh bahasa di dunia yang sering digunakan di


internet

Wahya. 2011. “Peningkatan Status Bahasa Indonesia sebagai Bahasa


Internasional: Sudah Lebih Mantapkah Perencanaan Bahasanya?” Dalam
Sugiyono dan Yeyen Maryani (Penyunting). 2011. Perencanaan Bahasa pada
Abad Ke-21: Kendala dan Tantangan (Risalah Simposium Internasional
Perencanaan Bahasa). Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Widodo,S.(http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/artikel/
1362),diakses7 Agustus 2017

Hasil penyuntingan
1. Universitas Negeri Semarang
( letak Universitas Negeri Semarang masih salah, sebaiknya di letakkan
dibawah setelah nama)

2. Anisa maesaroh (Menggunakan huruf kapital) Safitri


anisasafitria1234@students.unnes.ac.id

3. Nimas ayu (Seharusnya kata “Ayu” menggunakan huruf kapital di awal


karena Ayu merupakan nama orang) nimasamr@students.unnes.ac.id

4. manusia (seharusnya huruf M dituliskan dengan huruf kapital karena di


awal kalimat
5. . Diperluhkannya (Terdapat kesalahan penulisan seharusnya “Diperlukan”
bukan “Diperluhkan”) disiplin penggunaan bahasa Indonesia sehingga
mampu menyebarkannya secara skala internasional (Huruf “I” harusnya
dituliskan dengan huruf kapital)

6. serangkaian bunyi.Pendapat (Karena berada pada awal kalimat seletah titik


(.) harusnya menggunakan spasi).

7. bahasa.Hipotesis (Karena berada pada awal kalimat seletah titik (.)


harusnya menggunakan spasi ).

8. adalah bahasayang (Seharusnya penulisan bahasa dan yang ditulis secara


terpisah dibatasi dengan spasi)

9. Menurut (Karena berada pada awal kalimat seletah titik (.) harusnya
menggunakan spasi )

10. Sebagai bahasa persatuan maksudnya Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat
untuk mempersatukansuku-suku di Indonesia yang masing-masing memiliki
bahasa dan dialek berbeda. (Seharusnya penulisan mempersatukan suku
yang ditulis secara terpisah dibatasi dengan spasi)

11. Bahasa Indonesia memilki peran sebagai wadah untuk menampung


kebudayaan, yang artinya bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat pengantar
untuk pengajaranilmu pengetahuan dan kebudayaan. . (Seharusnya penulisan
pengajaran ilmu yang ditulis secara terpisah dibatasi dengan spasi)

12. Berkembangnya waktu, penggunaan bahasa Indonesia bukan hanya digunakan


sebagai alat untuk pertukaran informasi dan sebagai bahasa persatuan untuk
seluruh rakyat Indonesia,( penggunaan katanya kurang sesuai atau kurang
efektif seharusnya menggunakan kata selanjutnya)

13. namun pada era globalisasi saat ini bahasa Indonesia juga digunakan sebagai
penghela ilmu pengetahuan dan digunakan ole penutur asing. Seperti
penggunaan bahasa Indonesia yang banyak digunakan mahasiswa asing dalam
pembelajaran BIPA. ( adanya penulisankata yang salah sehingga sulit
dimengerti mungkin maksudnya oleh tetapi kurang diberi huruf “H”)

14. Hal ini merujuk pada pendapat Saddhono (2012: 179) bahasa yang paling
dominan adalah bahasa Indonesia(BIN) oleh karena dalam pembelajaran BIPA
diwajibkan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar.
(Seharusnya penulisan BIN yang ditulis secara terpisah dibatasi dengan
spasi)

15. .Menurut Marsudi (2009: 135) era digital yang menuntut penguasaan teknologi
dan bahasa asing pada berbagai bidang kehidupan saat ini makin
meminggirkan posisi Bahasa Indonesia. (Seharusnya penulisan menurut dan
titik yang ditulis secara terpisah dibatasi dengan spasi)

16. Penetapan bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional berdampak pada


kewajiban bagi masyarakat terutama di kalangan akademisi untuk dapat
menguasai bahasa asing ini. (Seharusnya penulisan penetapan dan titik
yang ditulis secara terpisah dibatasi dengan spasi)

17. dan semakin merebaknya program-program yang berbau internasional di


perguruan tinggi. Hal ini menimbulkan masalah mengenai penggunaan
bahasaIndonesia dan bahasa Inggris sebagai penghela ilmu pengetahuan di
Indonesia. (Seharusnya penulisan bahasa dan Indonesia yang ditulis
secara terpisah dibatasi dengan spasi)

18. .Mengetahui suatu hakikat Bahasa masyarakat secara umum maupun di


kalangan akademisi menjadi memahami mengenai sejarah dan penggunaan
bahasa secara baik dan benar.Keduduka suatu bahasa juga perlu dipahami
sebagai perantara untuk mengetahui peran suatu bahasa,, (Seharusnya
penulisan mengetahui dan titik yang ditulis secara terpisah dibatasi
dengan spasi serta penulisan kedudukan dengan titik juga harus
menggunakan spasi dan diberi huruf “N”)

19. Sikap bahasa (language attitude)adalah peristiwa kejiwaaan dan merupakan


bagian dari sikap (attitude) pada umumnya. (Seharusnya penulisan attitude
dan tanda kurung tutup dengan adalah ditulis secara terpisah dibatasi
dengan spasi)

20. Esensi dari semuanya itu menyatakan bahwa sikap bahasa merupakan sikap
yang dimiliki oleh para pemakai bahasa. baik yang dwibahasawan maupun
yang multibahasawan terhadap suatu bahasa. ( penulisan baik seharusanya
menggunakan huruf kapital karena letaknya setelah titik)

21. Sikap berbahasa, dengan kata lain, bisa bersifat positif maupun negatif, serta
memiliki ciriciri yaitu kebanggaan berbahasa, ( dalam penulisan ciri-ciri
sebaiknya menggunakan garis penghubung agar tidak membuat pembaca
salah arti)
22. Bahasa indonesia; (2) sikap mahasiswa terhadap bahasa Indonesia sebagai
upaya Nyata agar bahasa Indonesia menuju bahasa Internasional. Peneliti
beranggapan bahwa mahasiswa yang tidak memiliki sikap positif terhadap
mata kuliah yang dipelajarinya akan sukar memperoleh hasil yang baik.
(dalam penulisan Bahasa Indonesia sebaiknya Indonesia yang
menggunakan huruf kapital, juga pada kata nyata sebaiknya
menggunakan huruf kecil karena kata nyata bukan awal kalimat)

23. Penelitian ini bertujuan mengukur sikap berbahasa Indonesia dengan melihat
dari 3 kriteria sesuai dengan Lambert (dalam Chaer dan Agustina, ( penulisan
angka 3 kurang tepat yang benar adalah menggunakan huruf)

24. Melalui komponen konatif inilah biasaanya orang mencoba mengukur sikap
seseorang terhadap keadaan yang sedang dihadapinya. (Penulisan biasaanya
terlalu banyak a seharusnya hanya satu a setelah huruf s)

25. sikap berbahasa mahasiswa terhadap bahasa Indonesia berada pada posisi
negatif dengan angka sebesar 76,4%. Mahasiswa yang memiliki sikap
berbahasa Indonesia yang negative. (Penulisan sikap pada awal paragraf
seharusnya menggunakan S kapital karena merupakan awalan kata)

26. Mahasiswa yang memiliki sikap bahasa yang positif terhadap Bahasa
Indonesia sebesar 8 orang (28,5%). (Bahasa dalam kata Bahasa Indonesia
yang benar menggunakan huruf kecil, dan untuk penulisan angka 8
sebaiknya menggunakan huruf)

27. sikap mahasiswa terhadap bahasa Indonesia sebagai upaya Nyata agar bahasa
Indonesia menuju bahasa Internasional. (pada kata nyata sebaiknya
menggunakan huruf kecil karena kata nyata bukan awal kalimat)

28. faktor yang berasal dari luar Bahasa atau biasa disebut dengan istilah faktor
ekstrabahasa (Widodo, n.d,). (Bahasa dalam kata Bahasa Indonesia yang
benar menggunakan huruf kecil, dan pada ekstra Bahasa sebaiknya
dipisah dengan menggunakan spasi)

29. Pengelompokan itu sebenarnya tidak dapat dipisahkan secara tegas karena
antara faktor intrabahasa dan faktor ekstrabahasa kadangkadang hadir
bersama-sama. Pengelompokan tersebut akan memudahkan cara pandang
terhadap potensi bahasa Indonesia menuju bahasa internasional. (dalam kata
kadang-kadang sebaiknya diberi tanda penghubung agar pembaca tidak
bingung)
30. Pertama, faktor intrabahasa. Faktor intranahasa dapat dilihat dari segi tata tulis,
bahasa Indonesia telah memiliki aturan yang baku, (dalam penulisan intra
dan bahasa sebaiknya menggunakan jeda dengan spasi, dan pada
intranahasa merupakan kata asing yang banyak orang tidak
memahaminya sebaiknya diganti dengan kata yang mudah dipahami).

31. kamus Bahasa Indonesia, buku tata bahasa baku, buku pedoman pembentukan
istilah). ( Kata bahasa sebaiknya menggunakan huruf kecil)

32. Kedua, faktor ekstrabahasa, baik itu yang berpengaruh secara langsung
maupun tidak langsung. Faktor ekstrabahasa yang dapat memengaruhi secara
langsung adalah jumlah penutur Bahasa Indonesia dan sikap penutur bahasa
Indonesia. Berdasarkan data dari Pusat Bahasa, (pertama pada penulisan
ekstra dan bahasa sebaiknya diberi jeda dengan menggunakan spasi,
kedua kata bahasa pada huruf b sebaiknya menggunakan huruf kecil,
ketiga pada kata pusat huruf p sebaiknya menggunakan huruf kecil)

33. Jumlahnya pun kini terus meningkat dengan semakin banyaknya minat orang
asing mempelajari budaya Indonesia. Di sisi lain, Bahasa Indonesia juga
dipakai sebagai Bahasa sehari-hari di beberapa daerah di luar negeri seperti
Malaysia, Singapura, Brunei, dan Filipina. (dalam penulisan bahasa huruf b
sebaiknya menggunakan huruf kecil)

34. Perkembangan teknologi informasi juga mendukung berkembangnya


pemakaian sebuah bahasa. Mengutip data dari internetworldstat.com, Bahasa
Indonesia masuk dalam 10 bahasa di dunia yang sering dipakai di internet,
khususnya Wordpress. (dalam penulisan bahasa huruf b sebaiknya
menggunakan huruf kecil)

35. Faktor ekstrabahasa yang dapat mempengaruhi secara tidak langsung, antara
lain daya tarik kekayaan alam dan budaya Indonesia (pada ekstra Bahasa
sebaiknya dipisah dengan menggunakan spasi)

36. Letak Indonesia yang strategis di persilangan dunia juga menjadikan Indonesia
semakin diperhitungkan dalam mengembangkan potensi Bahasa Indonesia di
kancah dunia internasional. (dalam penulisan bahasa huruf b sebaiknya
menggunakan huruf kecil dan pada saat penulisan kata internasional
huruf I nya sebaiknya huruf besar)

37. Bahasa tidak lepas kaitannya dengan sebuah wilayah bagi para masyarakat
penuturnya sebagai pengguna bahasa.Hipotesis Sapir-Worf (dalam Suwarno,
Saddhono, dan Wardani, 2018:195). (dalam penulisan hipotesis dengan titik
sebaiknya diberi jeda dengan spasi)
38. Sikap bahasa (language attitude)adalah peristiwa kejiwaaan dan merupakan
bagian dari sikap (attitude) pada umumnya. (kata asing seharusnya
menggunakan format italic atau huruf miring. Selain itu setelah tanda
kurung harusnya diberi spasi).

39. Chaer, Abdul dan Leoni Agustina. 2004. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal.
Jakarta : Rineka
Cipta.

Internetworldstat.com. sepuluh bahasa di dunia yang sering digunakan di


internet

Wahya. 2011. “Peningkatan Status Bahasa Indonesia sebagai Bahasa


Internasional: Sudah Lebih Mantapkah Perencanaan Bahasanya?” Dalam
Sugiyono dan Yeyen Maryani (Penyunting). 2011. Perencanaan Bahasa pada
Abad Ke-21: Kendala dan Tantangan (Risalah Simposium Internasional
Perencanaan Bahasa). Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Widodo,S.(http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/artikel/
1362),diakses7 Agustus 2017 (penulisan judul pada daftar pustaka
seharusnya miring, seharusnya diberi keterangan halaman lalu tahun
diaksesnya link salah karena sekarang tahun 2021 sedangkan yang
kelompok 11 tulis tahun 2017 serta penulisannya tidak mengikuti kaidah
penulisan daftar pustaka, yaitu menjorok kedalam pada baris kedua dan
seterusnya)

Anda mungkin juga menyukai