Anda di halaman 1dari 17

PROSAL PROGRAM KEGIATAN MAHASISWA IMPLEMENTASI

METODE PEMBELAJARAN AUDIOLINGUAL UNTUK MENINGKATKAN


PENGETAHUAN BAHASA INDONESIA YANG BAKU TERHADAP SISWA
SDN TOPEJAWA

BIDANG KEGIATAN

PKM RISET SOSIAL HUMANIORA

DISUSUN OLEH:

ANASTASYAH (21040750040)

HARDIA (210407502093)

MIFTHA ANUGRAH ALDA (210407502100)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

2021/2023

2
BAB I PENDAHULUAN

1
1.1 Latar Belakang

Bahasa atau sarana dengan orang lain.merupakan cara berbicara melalui


pikran dan perasaan dalam bentuk lisan,gerak atau isyarat dan tulisan. Dengan
begitu bahasa merupakan jati diri manusia menggunakan kata- kata maupun
tingkah laku, perkembangan bahasa anak biasanya di pengarui oleh lingkungan
sekolah dan dan keluarga.Pelajaran bahasa di sekolah di bertujuan agar siswa
dapat menggunakannnya sebagai alat berkomunikasi dengan baik ke orang
lain.sehingga dapat mengenal dirinya ,dan sesama teman dilingkungan .serta
dapat juga mengekspresikan pendapat yang dimiliki kepada semua orang.

Anak di sekolah diharapkan untuk bisa menggunakan bahasa Indonesia itu


dengan benar dan tepat, akan tetapi masih banyak anak yang menggunakan
bahasa daerah atau bahasa tdk baku di dalam kelas maupun diluar, bahasa daerah
ini seing di ucapkan anak karena dia menggunakannya di kesehariannya. Serta
terbiasa untuk terbiasa menggunakan bahasa daerahnya ini di kelas maupun di
tempat bermainya jarang sekali ada anak yang menggunakan bahasa Indonesia
yang baku. Bahasa daerah atau bahasa local ini sering digunakan anaka di
sebabkan oleh keberagaman suku yang berbeda-beda serta bahasa yang di
gunakan itu banyak setiap daerahnya.bahasa daerah atau bahasa regional adalah
bahasa yang di tuturkan di duatu wilayah yaitu daerah kecil, provinsi atau yang
lebih luas.

2
Pembelajaran bahasa Indonesia itu sangat penting di bangku SD agar siswa
lebih mengerti mengenai bahasa Indonesia ini khususnya di Negara Indonesia
dengan bahasa ini di mulai semua aktivitas sehari- hari dengan bahasa
Indonesia .maka dari itu bahasa Indonesiajuga merupakan kunci penting dari
naiknya kualitas pendidikan untuk meningkatkan pemguasaan pengetahuanyang
digunakan untuk berpikir logis, kritis dan tersrutur.serta dengan mengenalkan
bahasa Indonesia ini dapat meningkatkan kepekaan social siswa ,memperluas
cakrawala, melatih kepribadian dan meningkatkan rasa bagga pada bahasa
Indonesia sebagai bahasa Negara.Menurut Daryanto (1997:544), sekolah adalah
bangunan atau lembaga untuk belajar serta tempat menerima dan memberi
pelajaran. Jadi, sekolah sebagai suatu sistem sosial dibatasi oleh sekumpulan
elemen kegiatan yang berinteraksi dan membentuk suatu kesatuan sosial sekolah
yang demikian bersifat aktif kreatif artinya sekolah dapat menghasilkan sesuatu
yang bermanfaat bagi masyarakat, dalam hal ini adalah orang-orang yang
terdidik.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa faktor penyebab kurangnya pengetahuan berbahasa baku pada siswa SDN
TOPEJAWA?
1.2.2 Bagaimana pengaruh pengetahuan berbahasa baku pada siswa SDN
TOPEJAWA?
1.2.3 Bagaimana upaya meningkatkan pengetahuan berbahasa baku pada siswa
SDN TOPEJAWA?
1.3 Tujuan Khusus Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apa saja faktor penyebab,
pengaruh, dan upaya meningkatkan berbahasa baku pada siswa SDN TOPEJAWA

3
1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan


berbahasa baku pada siswa SDN TOPEJAWA

1.5 Urgensi Penelitian

Penelitian ini penting dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan berbahasa baku


terhadap siswa SDN TOPEJAWA

1.6 Luaran Penelitian


1.6.1 Laporan kemajuan.
1.6.2 Laporan akhir
1.6.3 Jurnal artikel ilmiah yang berjudul “Implementasi metode pembelajaran
audiolingual untuk meningkatkan pengetahuan bahasa indonesia yang baku
terhadap siswa SDN TOPEJAWA “ yang di publikasikan di jurnal
pendidikan.

4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bahasa baku

Bahasa adalah identitas dari suatu negara sebagai alat untuk berkomunikasi.
Setiap orang membutuhkan bahasa ketika berinteraksi, mengungkapkan ide dan
pendapat serta hubungan sosial lainnya. Dalam perkembangannya pemakaian bahasa
Indonesia mulai bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa anak remaja yang
disebut bahasa gaul. Pemakaian bahasa gaul tidak hanya dipakai oleh remaja, tak
jarang orang berpendidikan pun menggunakan bahasa gaul ini, baik dalam bentuk
lisan maupun tulisan, baik dalam waktu formal maupun non formal mengakibatkan
penggunaan bahasa menjadi tidak baik dan tidak benar. Alangkah baiknya bila kita
dapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga keberadaan
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional tetap terjaga. Bahasa Indonesia adalah
bahasa persatuan, jadi sebagai masyarakat Indonesia yang peduli dan menghormati
bahasa nasionalnya, kita harus menjaga serta turut melestarikan bahasa kita yaitu
bahasa Indonesia. Apabila kita sudah menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar maka secara langsung orang yang berada di sekitar kita akan tertular.

Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, yang berfungsi sebagai alat


komunikasi mempunyai peran sebagai penyampai informasi. Kebenaran berbahasa
akan berpengaruh terhadap kebenaran informasi yang disampaikan. Berbagai
fenomena yang berdampak buruk pada kebenaran berbahasa yang disesuaikan dengan
kaidahnya, dalam hal ini berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Berbahasa
Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis terkait
dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu
pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama.
Penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku. Kendala yang harus
dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala

5
bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang
tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan
bahasa yang digunakan menjadi tidak baik.

Bahasa Indnesia Bahasa Indonesia adalah bahasa yang kita pakai sehari-hari dan juga
bahasa resmi negara kita. Dalam penggunaannya, bahasa Indonesia mempunyai
beberapa aturan yang harus ditaati agar kita bisa menggunakannya dengan baik dan
benar. Bahasa Indonesia dikukuhkan sebagai Bahasa Negara pada tanggal 18 Agustus
1945 pada Undang-Undang Dasar 1945, Bab XV, Pasal 36. Fungsi bahasa Indonesia
sebagai bahasa Negara:

1. Bahasa resmi Negara,


2. Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan,
3. Alat penghubung tingkat nasional, dan
4. Alat pengembanganan ilmu pengetahuan dan teknologi
2.2 Metode audiolingual

Menurut Nuny Sulistiany Idris, Metode Audio-Lingual ini berkembang


tahun1940-an dan 1950-an. Metode Audio-Lingual ini merupakan hasil
perkawinanlinguistik struktural dan psikologi behavioris yang memandang proses
pembelajarandari sudut conditioning. Bahasa merupakan fenomena lisan. Bahasa tulis
merupakan representasi ujaran. Linguistik melibatkan kajian tentang pengulangan
pola-polabahasa. Kajian utama linguistik adalah fonologi dan morfologi. Bahasa
diperolehmelalui pembelajaran pola-pola kebahasaan yang berulang-ulang. Bahasa
ibu dipelajari secara lisan. Oleh karena itu, bahasa kedua harus dipelajari sesuai
dengan urutan alami,yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Menurut Ridwan Abdullah Sani, kegiatan belajar mengajar dengan


menggunakanMetode Audio-Lingual, pada umumnya menggunakan pendekatan oral.
Ciri khaspendekatan oral adalah menggunakan latihan pola atau meniru dan
mengingat. Metode

6
Audio-Lingual berorientasi pada hasil analisis struktur bahasa dan perbandingan
antarabahasa ibu peserta didik dengan bahasa sasaran yang dipelajarinya (Sani,
2013).Selanjutnya, Sani menegaskan dalam Metode Audio-Lingual, peserta didik
menentukan pola kalimat yang harus dipelajarinya dan membiasakan
menggunakanbahasa yang baru dipelajarinya dengan menggunakan latihan terutama
latihan pola.Peserta didik dituntut untuk menirukan dan mengingat atau menghafal
materipengajaran yang telah diperolehnya. Materi pembelajaran diberikan secara
bertahapdari yang mudah ke materi yang sulit. Metode ini dapat digunakan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menguasai empat keterampilan
berbahasa, yakni: (a) menyimak, (b) berbicara, (c) membaca, dan (d) menulis.

Prosedur pelaksanaan Metode Audio-Lingual secara umum adalah sebagai berikut:

a. Tahapan lisan murni yang bertujuan untuk melatih pendengaran dan ucapan.
Guru melakukan proses percakapan berdasarkan aktivitas kehidupan sehari-hari
dengan bantuan gambar dan peragaan.
b. Tahapan permulaan membaca. Peserta didik mulai membaca teks percakapan
yang pernah mereka dengar dan mereka latihkan bahkan dihafalkan. Tulisan
dipelajari secara bertahap dalam tahapan membaca.
Bloomfield dalam Jufri (2002:50) mengemukakan bahwa Audio-Lingual merupakan
dua kata yang berasal dari bahasa latin. Audire = menyimak, kata lingua = bahasa.
Pakar metode ini berpendapat bahwa belajar bahasa adalah pembentukan suatu
kebiasaan. Para pakar ini seperti Skinner, Bloomfield, dan Fries dalam Jufri
(2002:50) yang menekankan bahasa menurut mereka dan diberi nama
“strukturalisme” belajar bahasa membuat pola-pola bahasa menjadi suatu kebiasaan
yang otomatis.

Metode audiolingual pada dasarnya tidak hanya menekankan latihan dan pembiasaan
para pelajar untuk membentuk kecakapan berbahasa, tetapi juga kecermatan pengajar
dalam membimbing mereka sangat diperlihatkan. Oleh sebab itu seorang pengajar

7
harus benar-benar menguasai prinsip-prinsip itu.Untuk mencapai tujuan yang
diharapkan, diperlukan langkah-langkah yang dianggap cocok untuk memudahkan
proses pembelajaran. Metode audiolingual memiliki kelebihan dan kekurangan.
Berdasarkan karakteristik metode ini, kita bisa melihat beberapa aspek kelebihan dan
kekurangannya:

Aspek kelebihannya antara lain:

1. Para pelajar menjadi terampil dalam membuat pola-pola kalimat yang sudah
dilatih.
2. Para pelajar mempunyai lafal yang baik atau benar.
3. Para pelajar tidak tinggal diam dalam dialog tetapi harus terus menerus memberi
respon pada rangsangan yang diberikan oleh guru.
Aspek kelemahannya antara lain:

1. Para pelajar cenderung untuk memberi respon secara serentak atau secara
individual seperti “membeo”, dan sering tidak mengetahui makna yang
diucapkan, respon ini terlalu mekanistis.
2. Para pelajar tidak diberi latihan dari makna-makna lain dari kalimat yang dilatih
berdasarkan konteks. Sebagai akibatnya mereka hanya menguasai satu atau dua
arti dari suatu kalimat dan komunikasi hanya dapat lancar apabila kalimat-
kalimat yang digunakan diambil dari kalimat-kalimat yang sudah dilatihkan di
kelas bahkan pengajaran struktur kalimat lebih menekankan aspek reseptif.
3. Sebetulnya para pelajar tidak berperan aktif tetapi hanya memberikan respon
pada rangsangan yang diberikan oleh guru. Jadi gurulah yang menentukan semua
latihan dan materi pelajaran di kelas. Dialah yang mengetahui jawaban atas
semua pertanyaan yang diajukan di kelas. Dengan kata lain penguasaan kegiatan
dalam kelas dapat disebut “dikuasai sepenuhnya oleh guru.
4. Metode ini berpendirian bahwa jika tahap-tahap awal para pelajar tidak atau
belum mengerti makna dari kalimat-kalimat yang ditirunya, tidak dianggap

8
sebagai hal yang meresahkan. Selanjutnya dengan menyimak apa yang dikatakan
oleh guru, memberi respon yang benar, dan melakukan semua tugas tanpa salah,
pelajar sudah dianggap belajar bahasa tujuan dengan benar.
Jika dianalisa pendirian ini kurang dapat diterima, sebab meniru tanpa mengetahui
makna adalah suatu aktivitas yang mubadzir. Kecuali itu, hafalan pola-pola kalimat
dengan ucapan yang baik dan benar belum berarti bahwa para pelajar dengan
sendirinya akan mampu berkomunikasi dengan wajar. Oleh sebab itu diperlukan
bimbingan yang intensif dalam mencapai kemampuan komunikasi.

9
BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

No. Tahap Kegiatan Hal-hal yang dilakukan


1. Persiapan  Survei lokasi
 Obsevasi
 Wawancara
 Mengadakan kerja sama dengan kepala
sekolah
 Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan

2. Pelaksanaan  Pengenalan metode audiolingual disekolah


 Cara penggunaan metode audiolingual
 Penerapan metode audiolingual dengan
mengguakan KBI
3. Tahap Akhir  Evaluasi kegiatan
 Siswa mempraktekkan bahasa Indonesia
yang baku menggunakan KBI
Tabel 3.1 Alur kegiatan

Kegiatan ini dilakukan dengan 3 tahapan yaitu tahapan persiapan, pelaksanaan dan
tahap akhir. Adapun metode pelaksanaannya yaitu sebagai berikut.

3.1 Tahap Persiapan


Dalam proses persiapan terdapat beberapa kegiatan yang akan dilakukan yaitu :

3.1.1 Survei lokasi.

10
Hal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi dan masalah sekolah diwilayah
TOPEJAWA.

3.1.2 Observasi.
Kegiatan pengamatan secara langsung terkait kurangnya penggunaan bahasa
indonesia yang baku disekolah.

3.1.3 Wawancara.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui terkait kurangnya penggunaan bahasa indonesia
yang baku terhadap siswa disekolah dengan hasil observasi yang kami lakukan.

3.1.4 Mengadakan kerja sama dengan kepala sekolah


dan pemerintah setempat sebagai bentuk pengawasan, transfer ilmu dan
informasi, serta mendapat bimbingan lokal.
3.1.5 Mempersiapkan dan membeli peralatan serta
bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan.
3.1.6 Mempraktekkan bahasa Indonesia yang baku
dengan menggunakan KBI
3.2 Tahap Pelaksanaan
Kegiatan akan dilaksanakan dengan memberikan penyuluhan kepada guru
terkhususnya kepada kepala sekolah SDN TOPEJAWA. Kegiatan yang dilakukan
penuh harapan agar mampu memberikan banyak pemahaman kepada para siswa
terkait penggunaan bahasa yang Indonesia yang baku dengan menggunakan metode
audiolingual. Dalam kegiatan yang dilakukan berupa penyuluhan tersebut, akan
diberikan pengenalan, dan penggunaan metode audiolingual.

3.2.1 Pengenalan Bahasa Indonesia yang baku


Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia adalah bahasa sehari-hari kita dan juga
bahasa resmi negara kita. Bahasa Indonesia memiliki beberapa aturan yang
harus diikuti agar kita dapat menggunakannya dengan baik dan benar.
3.2.2 Penggunaan Bahasa Indonesia yang baku

11
Mengenal bahasa Indonesia dengan baik, memahami definisi dan
penggunaannya, memahami struktur kalimat dan tata bahasa, mengikuti
dinamika perkembangan bahasa dan banyak membaca.
3.2.3 Penerapan Penggunaan Bahasa Indonesia yang
baku
Penerapan yang diharapkan agar siswa dapat menggunakan bahasa Indonesia
yang baku secara terus-menerus baik dilingkungan sekolah maupun diluar
sekolah supaya siswa tidak terbiasa menggunakan bahasa daerah ketika
pembelajaran sedang berlansung.
3.3 Tahap Akhir
3.3.1 Evaluasi Kegiatan
Kegiatan pengawasan yang dilakukan dalam 2 kali seminggu guna untuk
melihat atau memastikan perubahan yang terjadi terhadap siswa SDN
TOPEJAWA setelah menerapkan penggunaan bahasa Indonesia yang baku
dengan melihat seberapa banyak siswa yang paham terhadap penggunaan
bahasa Indonesia yang baku dengan metode audiolingual.
3.3.2 Mempraktekkan bahasa Indonesia yang baku
Siswa mempraktekkan penggunaan bahasa Indonesia yang baku dengan
metode audiolingual yang menggunakan KBI.

12
13
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

Tabel 1. Anggaran Biaya

No. Jenis Pengeluaran Biaya (RP)


1. Perlengkapan yang diperlukan 105.000,-
2. Bahan habis pakai 300.000,-
3. Perjalanan dalam kota 100.000,-
4. Lain-lain 400.000,-
Jumlah 905.000,-

4.2 Jadwal Kegiatan

Tabel 2. Kalender pelaksanaan program

No. Jenis Kegiatan Bulan Person Penanggung Jawab


1 2 3 4
1. Persiapan (survei Seluruh tim
lokasi, kerjasama kepala
sekolah,penyusunan
proposal dan penerapan
penggunaan bahasa
Indonesia yang baku
menggunakan metode
audiolingual dengan
mempersipakan peralatan
yang diperlukan)
2. Pelaksanaan penyuluhan Seluruh tim

14
3. Pengawasan setiap pekan Seluruh tim
4. Laporan hasil kkegiatan Seluruh tim

15

Anda mungkin juga menyukai