Oleh
ANITA VALENTINA MUNTHE
Kelas : XI MIA 2
B. Study : Bahasa Indonesia
KAJIAN PUSTAKA
Bahasa dan Peranannya
Bahasa adalah suatu media yang digunakan untuk menyampaikan dan memahami
gagasan, pikiran, dan pendapat. Bahasa juga media komunikasi utama di dalam kehidupan
manusia untuk berinteraksi (Surahman, 1994: 11).
Melalui bahasa, kehidupan berinteraksi suatu bangsa dapat dibentuk, dibina, dan
dikembangkan serta dapat diturunkan pada generasi mendatang. Dengan adanya bahasa sebagai
alat komunikasi, maka semua yang ada di sekitar manusia, dapat disesuaikan dan diungkapkan
kembali kepada orang lain sebagai bahan komunikasi (Craff, 1987: 1).
Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia
Bahasa Nasional
Sehubungan dengan kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki empat
fungsi. Keempat fungsi tersebut ialah sebagai:
1.lambang identitas nasional,
2.lambang kebanggaan nasional,
3.alat pemersatu berbagai masyarakat yang mempunyai latar belakang sosial budaya dan bahasa
yang berbeda-beda, dan
4.alat perhubungan antarbudaya dan daerah.
Bahasa Negara
Berkaitan dengan statusnya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
1.bahasa resmi negara,
2.bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan,
3.bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan, dan
4.bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta
teknologi.
PEMBAHASAN
Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar
Berbahasa yang baik ialah berbahasa sesuai dengan “lingkungan” bahasa itu digunakan.
Dalam hal ini beberapa faktor menjadi penentu. Pertama, orang yang berbicara; kedua orang
yang diajak berbicara; ketiga, situasi pembicaraan apakah situasi itu formal atau nonforml;
keempat, masalah atau topik pembicaraan.
Bahasa Indonesia baku
Bahasa Indonesia yang baku ialah bahasa Indonesia yang digunakan orang-orang terdidik
dan yang dipakai sebagai tolak bandingan penggunaan bahasa yang dianggap benar. Ragam
bahasa Indonesia yang baku ini biasanya ditandai oleh adanya sifat kemantapan dinamis dan ciri
kecendekiaan.Yang dimaksud dengan kemantapan dinamis ini ialah bahwa bahasa tersebut selalu
mengikuti kaidah atau aturan yang tetap dan mantap namun terbuka untuk menerima perubahan
yang bersistem.
Penggunaan Bahasa Indonesia Di Kalangan Remaja
Penggunaan Bahasa Indonesia oleh remaja masa kini, terutama di kota-kota besar, sangat
tidak sesuai dengan kaidah berbahasa yang baik dan benar. Remaja mencampur-adukkan Bahasa
Indonesia dengan bahasa-bahasa daerah dan asing kemudian menyebutnya sebagai ‘bahasa gaul’.
Kosa kata baru banyak muncul untuk mengganti kata-kata dalam Bahasa Indonesia. Misalnya
‘gue’ yang berasal dari Bahasa Betawi, digunakan untuk mengganti kata ‘saya’; ‘loe’ untuk
mengganti kata ‘kamu’; ‘nyokap-bokap’ untuk mengganti kata ‘ayah-ibu’ dan muncul kosa kata
yang tidak jelas artinya seperti ‘jijay’, ’lebay’, ‘kamseupay’ dan muncul partikel-partikel
seperti ‘-sih’ dan‘dong’.
Ironisnya, penggunaan ‘bahasa gaul’ ini tidak hanya di lingkungan pergaulan, namun
telah mendarah daging dan tak jarang digunakan remaja di sekolah, bahkan ketika tes atau
pelajaran Bahasa Indonesia sekalipun. Di sekolah, remaja spontan berbicara atau menulis dengan
‘bahasa gaul’ dengan teman dan guru karena telah terbiasa menggunakannya dalam percakapan
sehari-hari dan menulis sms.
PENUTUP
Kesimpulan
Penggunaan bahasa Indonesia di kalangan remaja saat ini hampir sudah tidak ada yang
menggunakannya dengan benar. Sedikit sekali remaja yang menggunakan bahasa Indonesia
dengan benar. Selang waktu yang berjalan, pengguna bahasa Indonesia dengan benar telah di
geser dengan bahasa-bahasa yang tidak di kenal. Dikarenakan datangnya penduduk luar negeri
ke dalam negeri, yang membaur bahasa Indonesia dengan bahasa asing.
Proposal Penelitian Bahasa Gaul
D
I
S
U
S
U
N
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian tentang Pengaruh Bahasa Gaul terhadap Perilaku Remaja ini berkaitan dengan
suatu gejala kebahasaan yang sifatnya alamiah. Artinya data yang dikumpulkan berasal dari
lingkungan nyata dan situasi apa adanya, yaitu dialog antartokoh dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Hal ini
disebabkan oleh karena data yang terkumpul dan dianalisis dipaparkan secara deskriptif .
Hal ini sejalan dengan pendapat Arikunto (1990: 194) yang menyatakan bahwa penelitian
deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji suatu hipotesis tertentu, tetapi hanya
menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan. Dalam penelitian ini,
data yang terkumpul berupa kata-kata dan dalam bukan dalam bentuk angka. Maka dari itu,
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.
Subjek Penelitian
Berkaitan dengan hal di atas, yang dikaji dalam penelitian ini adalah Pengaruh Bahasa Gaul
terhadap Perilaku Remaja dialog antartokoh dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut meliputi
pola bentuk morfologis dan pola makna bahasa gaul tersebut. Sedangkan subjek dari penelitian
ini adalah anak-anak remaja di kota Jember ketika berdialog.
Data Penelitian dan Sumber Data
Data dari penelitian ini berupa kata yang digunakan dalam berkomunikasi antar satu tokoh
dengan tokoh yang lainnya. Sumber data dari penelitian ini adalah percakapan antartokoh
sebagai interaksi komunikasi.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik observasi sebagai
teknik utama. Observasi dilakukan dengan cara mendengar-mencatat, yaitu peneliti mencatat
data bahasa dan konteksnya yang meliputi (1) topiknya, (2) suasananya, (3) tempat pembicaraan,
serta (4) lawan bicaranya.
Melalui teknik observasi, dengan cara pengamatan partisipan oleh peneliti sendiri, maka akan
diperoleh data yang wajar dan alami. Berikut adalah hal-hal yang diperlukan dalam observasi (1)
gambaran keadaan tempat dan ruang berlangsungnya pembicaraan, (2) pelaku-pelaku yang
terlibat, (3) aktivitas atau kegiatan saat berlangsungnya percakapan, dan (4) topik dari isi
pembicaraan.
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
Jocky P. Hutabarat
Kelas : XI MIA 1
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1. Bagaimana pengaruh bahasa daereh terhadap penggunaan bahasa Indonesia
2. Apa tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah pnggunaan bahasa daerah
terhadap bahasa Indonesia
Tujuan Penelitian
Berikut tujuan penelitian makalah ini :
1. Untuk mengetahui penggunaan bahasa daerah terhadap penggunaan bahasa Indonesia
2. Untuk mengetahui tindakan pencegahan penggunaan bahasa campuran (bahasa daerah dan
Bahasa Indonesia )
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu:
1. Penulis dapat nengetahui keterkaitan penggunaan bahasa daerah terhadap bahasa Indonesia
2. Masyarakat dapat mengerti tentang penggunaan bahasa yang sesuai dengan tata bahasa
yang baik.
KAJIAN TEORI
Pengertian bahasa
Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat berupa lambang bunyi, yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa juga merupakan perwujudan tingkah laku manusia baik
lisan maupun tulisan sehingga orang dapat mendengar, mengerti, serta merasakan apa yang
dimaksud. Sudah sewajarnya bahasa dimiliki oleh setiap manusia di dunia ini yang secara rutin
dipergunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari untuk menjalin hubungan antara sesama
manusia.
Pengertian bahasa indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa
Indonesia[2]. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor
Leste, Bahasa Indonesia berposisi sebagai bahasa kerja.
Pengertian Bahasa Daerah
Bahasa daerah adalah suatu bahasa yang dituturkan di suatu wilayah dalam sebuah negara
kebangsaan; apakah itu pada suatu daerah kecil, negara bagian federal atau provinsi, atau daerah
yang lebih luas
Definisi dalam hukum internasional
Dalam rumusan Piagam Eropa untuk Bahasa-Bahasa Regional atau Minoritas:"bahasa-bahasa
daerah atau minoritas" adalah bahasa-bahasa yang:
1. secara tradisional digunakan dalam wilayah suatu negara, oleh warga negara dari
negara tersebut, yang secara numerik membentuk kelompok yang lebih kecil dari
populasi lainnya di negara tersebut; dan
2. berbeda dari bahasa resmi (atau bahasa-bahasa resmi) dari negara tersebut.
Pengaruh Penggunaan Bahasa Daerah Terhadap Penggunaan Bahasa Indonesia
Keanekaragaman budaya dan bahasa daerah mempunyai peranan dan pengaruh terhadap
bahasa yang akan diperoleh seseorang pada tahapan berikutnya, khususnya bahasa formal atau
resmi yaitu bahasa Indonesia. Sebagai contoh, seorang anak memiliki ibu yang berasal dari
daerah Sekayu sedangkan ayahnya berasal dari daerah Pagaralam dan keluarga ini hidup di
lingkungan orang Palembang. Dalam mengucapkan sebuah kata misalnya “mengapa”, sang ibu
yang berasal dari Sekayu mengucapkannya ngape (e dibaca kuat) sedangkan bapaknya yang dari
Pagaralam mengucapkannya ngape (e dibaca lemah) dan di lingkungannya kata “mengapa”
diucapkan ngapo. Ketika sang anak mulai bersekolah, ia mendapat seorang teman yang berasal
dari Jawa dan mengucapkan “mengapa” dengan ngopo. Hal ini dapat menimbulkan
kebinggungan bagi sang anak untuk memilih ucapan apa yang akan digunakan.
METODE PENELITIAN
A.Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian lokasi yang akan dijadikan objek penelitian merupakan hal yang tidak
dipisahkan dalam makalah ini yang berjudul”PENGARUH BAHASA DAERAH TERHADAP
PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA.”
Oleh sebab itu,penulis mengkhususkan lokasi dan waktu penilitian dilakukan di
lingkungan sekolah agar sampel yang diambil benar-benar berdasarkan penelitian dan
pengamatan yang langsung ditujukan kepada sebagian siswa.
B.Desain penelitian
Dalam penyusunan makalah ini,penulis melakukan penelitian dengan menggunakan
angket yang bersifat membandingkan langsung antara remaja yang sering menggunakan bahasa
daerah dan bahasa Indonesia secara bersamaan.
C.Objek penelitian
Objek penelitian telah disesuaikan dengan judul makalah yaitu”PENGARUH BAHASA
DAERAH TERHADAP PENGGUNAAN BAHASA INBONESIA SECARA
BERSAMAAN”Dimana penelitian difokuskan terhadap sebagaian yunior anggota PMR SMA
NEGERI 1 SINJAI TENGAH yang belum memahami dengan jelas pengaruh bahasa daerah
terhadap penggunaan bahasa Indonesia
D.Populasi dan sampel
Populasi sebagai objek penelitian adalah keselruan siswa sebanyak 20 orang anggota
PMR yang ada di SMA NEGERI 1 SINJAI TENGAH yang dijadikan sebagai
responden.Mengingat keterbatasan waktu,maka dalam penelitian ini penulis mengambil 20 orang
anggota PMR untuk dijadikan sampel.
E.Teknik pengumpulan data
1.Riset perpustakaan
Riset perpustakaan dikumpulkan berbagai defenisi dan teori-teori melalui referensi
buku pendidikan dan isinya dapat mendukung variabel judul penelitian yang dilakukan melalui
perpustakaan.buku-buku pelajaran kami ambil dari beberapa media seperti internet dan media
massa lainnya.
2.Riset lapangan
Dalam riset lapangan ini dilakukan pendekatan langsung terhadap objek yang
diteliti.Dalam metode ini dilakukan penyebaran angket yaitu kegiatan pengumpulan data
dilakukan dengan penbagian angket pada sebagian anggota PMR WIRA UNIT 0211 SMA
NEGERI 1 SINJAI TENGAH,Yang kemudian angket ini di isi oleh masing-masing anggota
kemudian dikembalikan kepada penulis.
HASIL PENELITIAN
1. Apakah anda pernah menggunakan bahasa daerah dan bahasa Indonesia secara bersamaan ?
Responden Nilai Persentase
Ya 9 45%
Tidak 11 55 %
Jumlah 20 100 %
Tabel 1 : Dari tabel 1 responden yang menjawab “tidak” lebih besar persentasenya yaitu
55 % dibandingkan dengan responden yang menjawab “ya” yaitu 45 %
2.Menurut anda, apakah ada dampak dampak negatif dari penggunaan bahasa daerah dan bahasa
Indonesia secara bersamaan.
Responden Nilai Persentase
Ya 11 55 %
Tidak 9 45 %
Jumlah 20 100
Tabel 2 : dari tabel 2 responden yang menjawab “ya” lebih besar persentasenya yaitu
55% di bandingkan dengan responden yang menjawab ” tidak “ yaitu 45%.
3.Apakah anda setujuh apabila bahasa daerah dan bahasa Indonesia digunakan secara bersamaan
?
Responden Nilai Persentase
Ya 5 25%
Tidak 15 75%
Jumlah 20 100%
Tabel 3 : Dari tabel 3 responden yang menjawab “tidak” lebih besar persentasenya yaitu 75 %
dibandingkang dengan responden yang menjawab “ ya ” yaitu 25 %.
PENUTUP
Kesimpulan
Studi ini dititik beratkan pada pokok masalah mengenai penggunaan bahasa daerah tehadap
penggunaan bahasa Indonesia. Maka berdasarkan analisis data yang dikemukakan dalam
makalah ini, kami mengemukakan kesimpulan sebagai berikut :
1. Orang tua sangat berperan penting dalam mendidik anak agar berbahasa Indonesia yang baik dan
benar
2. Bahasa daerah merupakan bahasa etnis yang harus dijaga sebagai budaya yang menjadi
pemersatu dalam etnis itu sendiri, namun penggunaannya harus disesuaikan dengan situasi dan
kondisi serta tidak mempergunakan bahasa daerah dan bahasa Indonesia secara bersamaan
karena dapat mengurangi maupun menambah makna dari kata yang di ucapkan dan juga sangat
berpengaruh terhadap etika berbahasa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. Dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, dapat meningkatkan wawasan
pengetahuan siswa tentang bagaimana cara penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
serta segala makna yang ada di dalamnya.
KEMAMPUAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF
MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VII SMP
MUHAMMADIAH 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN
2019/2020
PENELITIAN
OLEH:
NURLELA TAMPUBOLON
Kelas : XI Mia 2
C. Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah disimpulkan, permasalahan yang dapat dirumuskan
sebagai berikut ini.
1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran untuk mengukur kemampuan menulis teks tanggapan
deskriptif melalui media gambar pada siswa kelas VII SMP Muhammadiah 2 Pontianak tahun
pelajaran 2019/2020?
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran untuk mengukur kemampuan menulis teks tanggapan
deskriptif melalui media gambar pada siswa kelas VII SMP Muhammadiah 2 Pontianak tahun
pelajaran 2019/2020?
3. Bagaimanakah evaluasi pembelajaran untuk mengukur kemampuan menulis teks tanggapan
deskriptif melalui media gambar pada siswa kelas VII SMP Muhammadiah 2 Pontianak tahun
pelajaran 2019/2020?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah mengukur kemampuan menulis teks tanggapan
deskriptif pada siswa kelas VII SMP Muhammadiah 2 Pontianak tahun pelajaran 2019/2020.
Berdasarkan tujuan tersebut, tujuan khusus ini dirumuskan sebagai berikut.
1. Mengetahui perencanaan pembelajaran untuk mengukur kemampuan menulis teks tanggapan
deskriptif melalui media gambar pada siswa kelas VII SMP Muhammadiah 2 Pontianak tahun
pelajaran 2019/2020.
2. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran untuk mengukur kemampuan menulis teks tanggapan
deskriptif melalui media gambar pada siswa kelas VII SMP Muhammadiah 2 Pontianak tahun
pelajaran 2019/2020.
3. Mengetahui evaluasi pembelajaran untuk mengukur kemampuan menulis teks tanggapan
deskriptif melalui media gambar pada siswa kelas VII SMP Muhammadiah 2 Pontianak tahun
pelajaran 2019/2020.
E. Manfaat Penelitian
.
a. Manfaat bagi siswa adalah dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis pada
umumnya dan menulis teks tanggapan deskripsi pada khususnya, dan meningkatkan kreativitas
dan keberanian siswa dalam berpikir.
b. Manfaat bagi guruadalah sebagai bahan pertimbangan, perbaikan, dan penyempurnaan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia khususnya untuk menulis karangan.
c. Manfaat bagi peneliti adalah peneliti dapat menegetahui kemampuan siswa dalam menulis
karangan, khususnya karangan deskripsi.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian perlu dilakukan agar penelitian lebih terarah dalam
pengumpulan data. Penelitian ini difokuskan pada pengukuran terhadap kemampuan menulis
teks tanggapan deskriptif melalui media gambar pada siswa kelas VII SMP Muhammadiah 2
Pontianak. Berkaitan dengan ruang lingkup penelitian ini mencakup hal-hal berikut.
1. Perencanaan pembelajaran untuk mengukur kemampuan menulis teks tanggapan deskriptif
melalui media gambar pada siswa kelas VII SMP Muhammadiah 2 Pontianak tahun pelajaran
2014/2015.
2. Pelaksanaan pembelajaran untuk mengukur kemampuan menulis teks tanggapan deskriptif
melalui media gambar pada siswa kelas VII SMP Muhammadiah 2 Pontianak tahun pelajaran
2014/2015.
3. Evaluasi pembelajaran untuk mengukur kemampuan menulis teks tanggapan deskriptif melalui
media gambar pada siswa kelas VII SMP Muhammadiah 2 Pontianak tahun pelajaran 2014/2015.
G. Penjelasan Istilah
Penjelasan istilah dimaksudkan supaya tidak terjadi kesalahpahaman dalam istilah yang
dibuat. Adapun penjelasan istilah yang dimaksudkan adalah sebagai berikut.
1. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan pembelajaran yang mengarahkan peserta didik untuk
terampil berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia, baik itu secara lisan maupun tulisan, serta baik
dalam situasi formal maupun informal. Selain terampil berkomunikasi, peserta didik diharapkan
memiliki sikap apresiatif terhadap karya sastra Bahasa Indonesia.
2. Menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara
tidak langsung tidak secara tatap muka dengan orang lain (Tarigan, 1994:3).
3. Karangan deskripsi adalah semacam bentuk wacana yang berusaha menyajikan suatu obyek atau
suatu hal sedemikian rupa, sehingga obyek itu seolah-olah berada di depan mata kepala
pembaca, seakan-akan para pembaca melihat sendiri obyek itu (Keraf 1995:16). Deskripsi
memberi satu citra mental mengenai sesuatu hal yang dialami, misalnya pemandangan, orang
atau sensasi.
Kesimpulan kemampuan menulis teks tanggapan deskriptif melalui media gambar pada
siswa kelas VII SMP Muhammadiah 2 Pontianak tahun pelajaran 2014/2015 adalah upaya yang
dilakukan untuk mengukur kemampuan menulis teks tanggapan deskripsi siswa melalui media
gambar.
H. Kerangka Teori
1. Keterampilan Menulis
Keterampilan menulis adalah keterampilan yang paling kompleks, karena keterampilan
menulis merupakan suatu proses perkembangan yang menuntut pengalaman, waktu,
kesepakatan, latihan serta memerlukan cara berpikir yang teratur untuk mengungkapkannya
dalam bentuk bahasa tulis. Oleh sebab itu, keterampilan menulis perlu mendapat perhatian yang
lebih dan sungguh-sungguh sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa.
2. Hakikat Menulis
Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif untuk mengungkapkan ide,
pikiran, gagasan dan pengetahuan. Dalam kegiatan menulis ini, maka penulis haruslah teampil
memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. Disebut sebagai kegiatan produktif
karena kegiatan menulis menghasilkan tulisan, dan disebut sebagai kegiatan yang ekspresif
karena kegiatan menulis adalah kegiatan yang mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan
pengetahuan penulis kepada pembaca (Tarigan 1983:3-4).
3. Hakikat Menulis Paragraf Deskripsi
Deskripsi adalah semacam bentuk wacana yang berusaha menyajikan suatu obyek atau
suatu hal sedemikian rupa, sehingga obyek itu seolah-olah berada di depan mata kepala
pembaca, seakan-akan para pembaca melihat sendiri obyek itu (Keraf 1995:16). Deskripsi
memberi satu citra mental mengenai sesuatu hal yang dialami, misalnya pemandangan, orang
atau sensasi.
Fungsi utama dari deskripsi adalah membuat para pembacanya melihat barang-barang
atau obyeknya, atau menyerap kualitas khas dari barang-barang itu. Deskripsi membuat kita
melihat yaitu membuat visualisasi mengenai obyeknya, atau dengan kata lain deskripsi
memusatkan uraiannya pada penampakan barang. Dalam deskripsi kita melihat obyek garapan
secara hidup dan konkrit, kita melihat obyek secara bulat.
4. Pengertian Media
Media adalah sarana yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima pesan untuk mencapai tujuan (Wijaya, 2005:19). Media pengajaran diartikan sebagai
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar
mengajar (Ibrahim & Nana, 2003:112).
Penggunaan media merupakan satu di antara unsur yang juga penting dalam
pembelajaran. Tujuan penggunaan media dalam proses pembelajaran adalah kegiatan
pembelajaran dapat berlangsung secara efisien dan efektif sehingga tujuan pembelajaran yang
telah ditentukan dapat tercapai. Menurut Hamalik (dalam Arsyad, 2002:15), pemakaian media
pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsang kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-
pengaruh psikologis tehadap siswa. Selanjutnya, Arsyad (2002:26―27) menyimpulkan beberapa
manfaat praktis dari penggunaan media pengajaran dalam proses belajar mengajar yaitu: (1)
media pengajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat
memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar, (2) media pembelajaran dapat
meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar,
(3) media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu, dan (4) media
pengajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa
di lingkungan siswa, serta memugkinkan terjadinya interaksi langsung, antara siswa guru,
masyarakat, dan lingkungan.
I. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Sugiyono (2008:1) menyatakan bahwa metode penelitian ada dasarnya merupakan cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dari pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa penelitian adalah suatu cara untuk memecahkan suatu maslah dalam
penelitian.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskritif. Menurut Nawawi
(2007:63), “Metode deskritif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang
diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek/objek enelitian (seseorang,
lembaga masyarakat, dan lain-lain) ada saat seekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau
sebagaimana adanya”.
2. Bentuk penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif karena
analisis data dalam penelitian ini berwujud angka-angka serta dideeskripsikan (digambarkan)
kembali menggunakan kata-kata. Menurut Moleong (2006:6), “Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindaan, dan lain-lain secara holistik, dan dengan carra
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah”.
3. Data dan Sumber Data
a. Data
Data adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006:130). Data dalam penelitian
ini terdiri dari data awal (pratindakan) atau data studi pendahuluan, data pelaksanaan tindakan,
dan data hasil tindakan. Data awal adalah data hasil wawancara, data rekaman aktivitas guru dan
siswa selama proses pembelajaran menulis teks tanggapan deskripsi tanpa menggunakan gambar
dan imajinasi, dan karangan deskripsi siswa sebelum diberi tindakan, yang digunakan untuk
mengidentifikasi dan merumuskan masalah sebagai dasar menyusun rencana tindakan.
b. Sumber data
Sumber data adalah sebagian data yang diteliti. Sumber data penelitian ini berupa
dokumen, guru, dan siswa.
4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
a. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena
tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data terbagi menjadi empat
teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dokumentasi dan gabungan. Teknik yang
digunakan dalam penelitian ini:
1) Teknik wawancara
Teknik wawancara adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan
lisan kepada subjek yang diteliti. Wawancara memiliki sifat yang luwes, pertanyaan yang
diberikan dapat disesuaikan dengan subjek, sehingga segala sesuatu yang ingin diungkap dapat
digali dengan baik.
2) Teknik pengamatan
Pengamatan atau observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian di mana
peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian (Susetyo, 2005:1). Observasi dalam penelitian
ini dilaksanakan dalam dua tahap, yakni observasi awal dan observasi pelaksanaan tindakan.
3) Teknik analisis dokumen
Analisis dokumen dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis
karangan deskripsi. Dokumen yang digunakan adalah hasil karya siswa yang berupa karangan
deskripsi. Analisis dokumen juga dilaksanakan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan
kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi setelah diberi tindakan dengan
menggunakan gambar dan imajinasi.
b. Alat Pengumpulan Data
Penelitian yang penulis lakukan bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa menulis
teks tanggapan deskripsi pada kelas VII SMP Muhammadiah 2 Pontianak tahun pelajaran
2014/2015, maka yang digunakan sebagai alat pengumpulan data oleh peneliti dalam penelitian
ini adalah tes essai yang berbentuk uraian terstruktur yang didalamnya berisi perintah terhadap
subjek ( sampel penelitian) untuk menulis karangan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
Alat pengumpulan data juga berupa kartu pencatat.
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah cara yang digunakan peneliti untuk menganalisis data. Teknik
analisis yang dilakukan yaitu mencari ksalahan penggunaan huruf kapital, kesalahan penggunaan
tanda baca (tanda titik dan tanda koma), kesalahan penggunaan kalimat efaktif dan membetulkan
kesalahan tersebut dalam karangaan deskripsi yang dilakukan siswa kelas VII semester 1 SMP
Muhammadiah 2 tahun pelajaran 2014/2015.
Langkah-langkah Analisis Data
Data yang terkumpul akan diolah sesuai dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Klasifikasi atau pengelompokan hasil pekerjaan siswa mejadi sampel penelitian.
2. Mengelompokan hasil koreksi berdasarkan aspek-aspek yang dikaji.
3. Pemberian skor sesuai rentangan nilai pada tabel setiap aspek yang dikaji.
4. Penentuan nilai presentasi kemampuan masing-masing siswa pada setiap aspek yang dikaji
dengan rumus sebagai berikut:
NP = X 100
Keterangan:
NP = Nilai Persetase Kemamuan pada siswa setiap karangan yang dikaji
R = skor mentah yang diperoleh siswa
Sn = sekor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan
100 = bilangan tetap
5. Penentuan nilai persentase kemampuan siswa yang meliputi siswa semua aspek yang dikaji
dengan rumus sebagai berikut.
K= x 100
Keterangan:
K = nilai persentase kemampuan siswa yang meliputi semua aspek.
S = jumlah dari seluruh siswa
n = jumlah sampel
N = jumlah skor maksimal jika semua aspek dijawab benar pada semua aspek.
Proposal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia
“Peningkatan Kompetensi Menulis Karangan Deskripsi
dengan Pendekatan Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif
Menyenangkan
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
1. Tempat Penelitian
tempat penelitian adalah nama lembaga dan alamat tempat yang dijadikan penelitian.
Penelitian ini di lkaukan di SMP Negeri 1 Balaraja, tepatnya di jln, Raya Serang KM 24,5. Tangerang
Banten.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian yang di lakukan peneliti yaitu terhitung mulai juli 2019 sampai dengan
Januari 2020.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penenelitian ini adalah metode eksperimen.
1. Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah metode penelitian yang di gunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadpa yang ain dalam kondisiyang terkendali kan. Berdasarkan dari rumusan
masalh yang dibuat maka varaiabel peningkatan keterampilan menulis kaaranagan deskripsi
dengan pendekatan pembelajaran aktif,kreatif, efektif, dan menyenagkan (PAKEM), ini diharuskan
untukmmengetahui sejauh mana kemampuan siswa dapat menulis karangan denagn menggunakan
metode PAKEM ini berjalan sehingga metode yang cocok untuk penelitian ini adalah metode
eksprimen yang di perlukan keterlibatan siswa dalam penelitian ini berlangsung.
1. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel peningkatan kemampuan menulis
karanagan deskrisi dan variabel pendekatan Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif Menyenangkan.
2. Variabel Peningkatan Kemampuan Menulis karanagan deskripsi
Variabel kemampuan menulis karangan deskripsi merupakan kemampuan siswa dalam
menulis suatu karanagan, yaitu ketentuan-ketentuan yang patut diturut untuk sesuatu. Hasil yang
ditargetkan yaitu siswa mampu menulis karanagan dengan bahasa yang tepat dan menggunakan
bahasa yang efektif. Kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi akan terlihat dalam
aspek-aspek sebagai berikut, kejelasan bahasa, ketepatan tata urutan, keefektifan kalimat,
penggunaan ejaan dan tanda baca, kesesuaian bahasa yang digunakan dengan isi, dan
kemenarikan tampilan cerita atau karangan.
3. Variabel Pendekatan PAKEM
Pendekatan PAKEM merupakan pembelajaran kooperatif dan interaktif yang bertujuan untuk
menggali kreativitas siswa dengan menggunakan berbagai alat bantu dan lingkungan sebagai
sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa
Dengan menggunakan metode eksperimen penulis dapat mengetahui perbuhan variabel –
variabel tertentu sehingga penulis dapat mengidentifikasi kekeurangan penelitian ini.
C. Instrument Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu instrumen tes dan instrumen
nontes.
1. Tes
Bentuk instrumen tes yaitu tes menulis petunjuk. Kriteria penilaian menulis petunjuk meliputi: (1)
kejelasan isi; (2) ketepatan tata urutan kalimat; (3) keefektifan kalimat; (4) penggunaan ejan dan
tanda baca; (5) kesesuaian bahasa yang digunakan dengan sasaran isi jarangan; dan (6)
kemenarikan tampilan karangan
Tabel 1 Rambu-rambu Penilaian Menulis Petunjuk
No Aspek Penilaian Skor Maksimal
1. Kejelasan kaliamat 20
2. Ketepatan tata urutan kaliamat 20
3. Keefektifan kalimat 20
4. Penggunaan ejaan dan tanda baca 15
5. Kesesuaian bahasa yang digunakan dengan sasaran 15
karangan
6. Kemenarikan tampilan karangan 10
Jumlah 100
Tiga jenis petunjuk yang dibuat siswa dianalisis dan nilai akhir dari setiap petunjuk
digabungkan untuk mendapat nilai rata-rata menulis petunjuk siswa.
Pada tabel berikut dapat dilihat aspek, skor, ketegori, dan kriteria penilaian.
No Aspek Skor Kategori Kriteria
1. Kejelasan 20 Sangat Baik karangan yang dibuat sangat jelas
kalimat 15 Baik dan bisa diikuti dengan baik.
10 Cukup karangan yang dibuat sudah jelas.
5 Kurang karangan yang dibuat masih ada
yang kurang jelas.
karangan yang dibuat tidak jelas.
2. Ketepatan tata 20 Sangat Baik Tata urutannya tepat
urutan kalimat 15 Baik Ada 1 langkah yang terbalik
10 Cukup Ada 2 Langkah yang terbalik
5 Kurang Lebih dari 2 langkah yang terbalik
atau tidak ada
3. Keefektifan 20 Sangat Baik Semua kalimat yang digunakan
kalimat 15 Baik sudah efektif
10 Cukup Ada 1-2 kalimat yang tidak efektif
5 Kurang Ada 3-4 kalimat yang tidak efektif
Lebih dari 4 kalimat yang tidak
efektif
4. Penggunaan 15 Sangat Baik Jumlah kesalahan antara 1-5
ejaan dan 11,25 Baik Jumlah kesalahan antara 6-10
tanda baca 7,5 Cukup Jumlah kesalahan 11-15
3,75 Kurang Jumlah kesalahan lebih dari 15
5. Kesesuian 15 Sangat Baik Bahasa yang digunakan sangat
bahasa yang 11,25 Baik sesuai dengan sasaran petunjuk
digunakan 7,5 Cukup Bahasa yang digunakan sesuai
dengan 3,75 Kurang dengan sasaran petunjuk
sasaran Bahasa yang digunakan cukup
karangan sesuai dengan sasaran
D. Uji Validitas
Bentuk instrumen tes dalam penelitian ini ditampilkan validitas permukaan saja, yaitu soal dan
skor penilaian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan guru mata pelajaran bahasa dan
sastra Indonesia di sekolah tempat penelitian dilakukan.
Kelas XI MIA 1
Dalam dunia pendidikan dan pengajaran, sastra merupakan salah satu materi pengajaran yang
harus disampaikan. Pengajaran sastra termasuk dalam pengajaran yang sudah tua dan sampai
sekarang tetap bertahan dalam pengajaran dan juga tercantum dalam kurikulum sekolah.
Bertahannya pengajaran sastra di sekolah dikarenakan pengajaran sastra mempunyai peranan
yang sangat penting dalam mencapai aspek tujuan pendidikan, seperti aspek pendidikan susila,
sosial, sikap, penilaian, dan keagamaan (Rusyana 1982:26). Rusyana juga mengungkapkan
bahwa tujuan pengajaran sastra adalah agar siswa memperoleh pengalaman sastra dan
pengetahuan sastra.
2. Identifikasi Masalah
3. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam tesis ini dipusatkan pada upaya peningkatan keterampilan menulis
teks drama dengan pendekatan konteskstual komponen konstruktivisme (Constructivism),
bertanya (Questioning), menemukan (Inkuiri), masyarakat belajar (Learning Community),
permodelan (Modeling), refleksi (Reflection) dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment).
4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut.
1) Bagaimanakah peningkatan keterampilan menulis teks drama siswa kelas XI IPA I SMA
PGRI Slawi setelah mengikuti pembelajaran dengan pendekatan kontekstual?
2) Bagaimana perubahan perilaku siswa kelas XI IPA 1 SMA PGRI Slawi setelah mengikuti
pembelajaran menulis teks drama dengan pendekatan kontekstual?
5. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Meningkatkan keterampilan menulis teks drama siswa kelas XI IPA I SMA PGRI Slawi
setelah mengikuti pembelajaran dengan pendekatan kontekstual?
2) mendeskripsikan perubahan perilaku siswa kelas XI IPA 1 SMA PGRI Slawi setelah
mengikuti pembelajaran menulis teks drama dengan pendekatan kontekstual?
6. Manfaat Penelitian
Dalam penyusunan Tesis ini, peneliti berharap hasil penelitian ini akan mempunyai manfaat baik
secara teoritis maupun praktis.
2)Manfaat praktis.
Siswa lebih mudah dan cepat menemukan idea atau gagasan keterampilan menulis teks drama
dan meningkatkan keterampilan menulis teks drama siswa.
Manfaat bagi peneliti adalah dapat memperkaya wawasan mengenai penggunakan pendekatan
kontekstual dalam pembelajaran.
1. Kajian Pustaka
Banyak penelitian yang menyangkut keterampilan menulis siswa SMA, di antaranya hasil
penelitian Thomas Bagyo. Bagyo (2004) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan
Keterampilan Menulis Teks Drama dengan Teknik Modeling pada Siswa Kelas IV D SD PL
Bernardus Semarang, menunjukkan terdapat peningkatan keterampilan menulis teks drama
setelah pembelajaran kontekstual komponen pemodelan diterapkan. Hasil penelitian Astuti
(2004) yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi dengan Pendekatan
Kontekstual Komponen Pemodelan pada Siswa kelas II Ps 4 SMK N 8 Semarang. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan peningkatan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas
II Ps 4 SMK N 8 Semarang setelah menggunakan pendekatan kontekstual komponen pemodelan.
Utami (2005) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Teks
Drama Jawa dengan Media Kaset pada Siswa SMP Negeri 3 Bawang Banjarnegara mengkaji
peran media kaset dalam peningkatan keterampilan menulis teks drama Jawa dan perubahan
tingkah laku siswa. Penelitian relevan lainnya adalah penelitian yang dilakukan Komariyah
(2006). Peneliltian tersebut berjudul Peningkatan Keterampilan Menuis Teks Drama dengan
Pendekatan Kontekstual Komponen Pemodelan pada Siswa Kelas XI IPA 2 MA AL-ASROR
Patemon. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pendekatan kontekstual komponen pemodelan
dapat meningkatkan keterampilan menulis teks drama.
Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kontekstual dapat diterapkan pada pembelajaran keterampilan menulis dengan menggunakan
komponen yang terdapat dalam pendekatan kontekstual.
2. Landasan Teoretis
Konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah hakikat menulis, hakikat menulis
teks drama, dan hakikat pendekatan kontekstual. Deskripsi lengkap tentang hal-hal tersebut
adalah sebagai berikut.
a.Hakikat Menulis
Menulis mempunyai posisi tersendiri dalam kaitannya dengan upaya membantu siswa
mengembangkan kegiatan berpikir dan pendalaman bahan ajar. Menulis merupakan salah satu
kemampuan berbahasa yang paling kompleks. Menulis menuntut pengalaman, waktu,
kesempatan, latihan, keterampilan-keterampilan khusus, dan pengajaran langsung menjadi
seoranng penulis, menuntut gagasan-gagasan secara logis, diekspresikan secara jelas, dan ditata
secara menarik (Tarigan, 1996:8).
Teks drama ditulis dengan dasar untuk dipentaskan bukan untuk dibaca. Sayuti (2001: 79-81)
menyampaikan langkah-langkah menulis teks drama yaitu (1) preparasi atau persiapan yaitu
tahap pengumpulan informasi dan data yag dibutuhkan, (2) inkubasi atau pengendapan, saat
mengolah ‘bahan mentah’ diperkaya melalui inkubasi pengetahuan dan pengalaman yang
relevan, (3) Iluminasi yaitu penulisan karya (penciptaan) dapat diselesaikan, (4) verifikasi atau
tinjauan secara kritis. Pada tahap ini, seorang penulis melakukan evaluasi karya ciptaanya, self
evaluation.
Pembelajaran menulis teks drama dalam penelitian ini adalah untuk melatih keterampilan siswa
dalam menulis teks drama dengan baik dan benar, serta sesuai dengan kaidah penulisan drama.
Pembelajaran menulis teks drama tidak akan maksimal tanpa terlebih dahulu dilakukan latihan.
Latihan menulis teks drama dilakukan secara bertahap agar siswa mampu menulis teks drama
dengan benar.
c. Pendekatan Kontekstual
Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya
dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran
efektif, yakni: konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inkuiri),
masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), refleksi (Reflection), dan
penilaian sebenarnya (Authentic Assessment) (Depdiknas 2002:5).
D. METODE PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Ebbut dalam Kasihani Kasbolah
(2001:9) mendefinisikan penelitian tindakan merupakan studi yang sistematis yang dilakukan
dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis
serta refleksi dari tindakan tersebut.
Ebbut melihat proses pelaksanaan penelitian tindakan ini sebagai suatu rangkaian siklus yang
berkelanjutan. Dalam penelitian tindakan ini menggunakan dua siklus, masing-masing siklus
terdiri dari empat tahap yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) analisis
dan refleksi.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah keterampilan menulis teks drama siswa SMA PGRI Slawi Kelas XI
IPA 1. Kelas XI IPA 1 tersebut terdiri dari 46 siswa, yaitu 15 laki-laki dan 31 perempuan.
Peneliti mengambil subjek tersebut dengan alasan berdasarkan hasil wawancara dengan guru
mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA PGRI Slawi yang mengajar kelas XI IPA 1,
saat ini kondisi kemampuan menulis teks drama siswa kelas tersebut rendah.
3. Variabel Penelitian
Ada dua variabel yang diteliti yaitu: 1) keterampilan menulis teks drama dengan indikator
menulis teks drama dengan menggunakan bahasa yang sesuai untuk: mendeskripsikan perilaku
manusia melalui dialog, menghidupkan konflik, memunculkan penampilan (performance), 2)
variabel penggunaan pendekatan kontekstual.
PENINGATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA
KELAS X SMA NEGERI 1 CURUP SELATAN
TAHUN PELAJARAN 2019/2020MELALUI METODE LANGSUNG
OLEH
Dian Friskila Sitompul
Kelas XI MIA 1
Guru
R. Hutapea
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan dalam penelitian di rumuskan sebagai
berikut:
1. Apa hubungan PTK dalam kaitanya meningkatkan kemampuan berbicara siswa dengan metode
langsung?
2. Apakah ada pengaruh metode langsung terhadap peningkatkan kemampuan berbicara siswa?
C. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada penitian tindakan kelas yaitu melingkup pada peningkatan
kemampuan berbahasa khususnya kemampuan berbicara siswa KELAS X SMA NEGERI 1
CURUP SELATAN TAHUN PELEJARAN 2019/2020 dan metode langsung.
D. Tujuan Penelitian
Penelitan tindakan kelas ini, bertujuan untuk membaiknya proses belajar-mengajar di kelas
sehingga menciptakan keadaan kelas yang aktif, yang diharapkan siswa dapat lebih mudah dalam
menangkap teori yang diberikan. Selain itu siswa pun menjadi tidak terlalu terpaku kepada
penjelasan guru, karena pada penelitian ini muridlah yang diharuskan untuk aktif berbicara.
Dengan demikian guru yang mengajarpun akan semakin bersemangat mengajar karena siswanya
aktif berbicara.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui hubungan siswa dan guru sebelum melakukan PTK
2. Untuk mengetahui upaya guru dalam meningkatkan kemampuan berbicara siswa dengan metode
langsung
3. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada siswa setelah melakukan PTK
4. Untuk mnegetahui apakah metode langsung sangat efektif bagi siswa untuk meningkatkan
kemampuan berbicara
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pada rancangan penelitian ini,
didalam proses belajar-mengajar peneliti menggunakan metode langsung. Metode langsung
tersebut gunanya untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa, dimana metode langsung
berasumsi bahwa, belajar bahasa yang baik, adalah belajar yang langsung menggunakan bahasa
secara intensif dalam komunikasi. Tujuan metode tersebut adalah penggunaan bahasa secara
lisan, agar siswa dapat berkomunikasi secara alamiah seperti penggunaan bahasa Indonesia di
masyarakat.Siswa diberi latihan latihan untuk mengasosiasikan kalimat dengan artinya melalui
demonstrasi, peragaan,gerakan,serta mimik secara langsung supaya tidak kaku dan terbiasa.
D. Prosedur penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini merujuk pada model Kurt Lewin yang terdiri atas
empat komponen pokok penelitian kelas yakni:
1. perencanaan (planning),
2. tindakan (acting),
3. pengamatan (observing), dan
4. refleksi (reflecting). Menurut Zainal Aqib (2007:21).
E. Teknik pengumpulan data
Peneliti menggunakan prosedur pengumpulan data yaitu dengan teknik;
1. Melalui pengamatan/observasi peneliti langsung terlibat pada lokasi, dimana lokasi tersebut
dijadikan tempat penelitian secara terus menerus sampai penelitian itu berhenti. Sehingga ketika
observasi berlangsung peneliti dapat mengamati tingkah laku setiap individu.
2. Wawancara dilakukan kepada setiap siswa yang terlibat dalam penelitian. Disini peneliti
menanyakan apa saja yang menjadi penghambat mereka ketika ingin berbicara, supaya
mengetahui dengan jelas apa yang menjadi masalah.
3. Ujian atau tes, dilakuakan terlebih dahulu sebelum menerapkan metode langsung, supaya
peneliti dapat mengetahui apakah ada perubahan yang terjadi setelah menggunakan metode
lengsung. Tes dimaksudkan agar mendapatkan data hasil belajar siswa.
Siklus I
1. Perencanaan
Pada tahap ini penulis menyusun rencana pembelajaran (RP) pada semua materi bahasa Indonesia
KELAS X SMA NEGERI 1 CURUP SELATAN TAHUN PELAJARAN 2019/2020 pada semester
kedua terhitung dari bulan januari-mei. Pada pelaksanaan siklus I direncanakan sampai ujian tengah
semester.
2. Pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung. Sebelumnya penulis melakukan
beberapa hal antara lain:
a. Persiapan,tujuan dan partisipasi siswa : Guru menjelaskan TPK, informasi latar belakang berbicara,
pentingnya berbicara, dan mempersiapkan siswa untuk belajar, guru menumbuhkan minat belajar siswa
dengan memberi motivasi akan pentingnya kita berbicara (menggungkapkan pendapat).
b. Pendemonstrasian, pengetahuan atau ketrampilan : Guru mendemonstrasikan ketrampilan dengan benar
atau menyajikan informasi tahap demi tahap.
c. Pembimbingan pelatihan : Guru merencanakan dan memberikan bimbingan awal. siswa diberikan
kesempatan berbicara (berpendapat) pada setiap kesempatan pembelajaran, dan siswa lain menyanggah
jika terdapat anggapan yang berbeda.
d. Pengecekan pemahaman dan pemberian umpan balik :Guru mengecek apakah siswa telah berhasil
melakukan tugas dengan dan memberikan umpan balik.
e. Pemberian kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan :Guru mempersiapkan kesempatan
melakukan pelatihan kunjungan, dengan perhatian khusus pada penerapan situasi yang lebih kompleks
dan kehidupan sehari hari.
3. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan pada
tahap ini berisi tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat, serta dampaknya terhadap
proses dan hasil intruksional yang dikumpulkan dengan alat bantu instrumen pengamatan yang
dikembangkan oleh peneliti. Pada tahap ini perlu mempertimbangkan penggunaan beberapa jenis
instrumen ukur penelitian guna kepentingan triangulasi data. Dalam melaksanakan observasi dan
evaluasi, guru tidak harus bekerja sendiri. Dalam tahap observasi ini guru bisa dibantu oleh pengamat dari
luar (sejawat atau pakar). Dengan kehadiran orang lain dalam penelitian ini, PTK yang dilaksanakan
menjadi bersifat kolaboratif. Hanya saja pengamat luar tidak boleh terlibat terlalu dalam.
4. Refleksi
Setelah mengkaji hasil keterampilan berbicara pada pelajaran bahasa Indonesia, siswa dan hasil
pengamatan aktivitas guru, serta menyesuaikan dengan ketercapaian indikator kinerja maka peneliti
mengubah strategi pada siklus dua agar pelaksanaannya lebih efektif.
Siklus II
1. Perencanaan
Pada tahap ini penulis menyusun rencana pembelajaran (RP) pada semua materi bahasa Indonesia
KELAS X SMA NEGERI 1 CURUP SELATAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 pada semester kedua
terhitung dari bulan januari-mei. Pelaksanaan siklus II direncanakan setelah ujian tengah semester sampai
ujian akhir semester.
2. Pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung.
a. Persiapan,tujuan dan partisipasi siswa : Guru mempersiapkan segala kebutukan siswa, seperti mater
pembelajaran, serta media pembelajaran yang dibutuhkan pada pembelajaran tersebut.
b. Pendemonstrasian, pengetahuan atau ketrampilan : guru menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh
murid.
c. Pembimbingan pelatihan : Guru merencanakan dan memberikan bimbingan awal. Selajutnya siswa
diberikan kesempatan berbicara (berpendapat) pada setiap kesempatan pembelajaran, dan siswa lain
menyanggah jika terdapat anggapan yang berbeda.
d. Pengecekan pemahaman dan pemberian umpan balik :Guru mengecek apakah siswa telah berhasil
melakukan tugas dengan dan memberikan umpan balik.
e. Pemberian kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan :Guru mempersiapkan kesempatan
melakukan pelatihan kunjungan, dengan perhatian khusus pada penerapan situasi yang lebih kompleks
dan kehidupan sehari hari.
Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan evaluasi.
3. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan pada
tahap ini berisi tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat, serta dampaknya terhadap
proses dan hasil intruksional yang dikumpulkan dengan alat bantu instrumen pengamatan yang
dikembangkan oleh peneliti. Dalam tahap observasi ini guru bisa dibantu oleh pengamat dari luar (sejawat
atau pakar). Dengan kehadiran orang lain dalam penelitian ini, PTK yang dilaksanakan menjadi bersifat
kolaboratif. Hanya saja pengamat luar tidak boleh terlibat terlalu dalam.
4. Refleksi
Setelah mengkaji hasil keterampilan berbicara pada pelajaran bahasa Indonesia, siswa dan hasil
pengamatan aktivitas guru, serta menyesuaikan dengan ketercapaian indikator kinerja maka peneliti
mengubah strategi pada siklus dua agar pelaksanaannya lebih efektif. Dengan membandingkan hasil
evaluasi pada siklus I dan siklus II.
Selanjutnya setelah siklus telah berjalan, data-data yang dihasilkan dari siklus I dan siklus II, tahapan
ini penelitian menggunakan penelitian kuantitatif, dengan hasil yang diperoleh sebagai berikut; Data-data
tersebut dianalisis mulai dari siklus satu dan siklus dua untuk dibandingkan dengan teknik deskriptif
presentase. Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan tabel kriteria deskriptif prosentase, yang
dikelompokkan dalam 5 kategori, yaitu baik sekali, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang sebagai
berikut:
G. Indikator kinerja
Penetapan Indikator Kinerja Utama yaitu:
1. Untuk memperoleh perubahan yang signifikan sehingga timbul rasa percaya diri dan kuat mental
dalam berbicara dalam keadaan formal dan non formal.
2. Untuk memperoleh ukuran keberhasilan dengan menggunakan metode langsung
yang digunakan untuk perbaikan dan peningkatan kinerja.
Jenis-Jenis Indikator Kinerja yaitu:
1. Indikator Input: gambaran mengenai keberhasilan pembelajaran yang digunakan untuk
menghasilkan output dan outcome (kuantitas, kualitas, dan kehematan)
2. Indikator Process: gambaran mengenai langkah-langkah yang dilaksanakan dalam
menghasilkan nilai yang baik khususnya bidang kebahasaan.
3. Indikator Output: gambaran mengenai output yang dihasilkan dari suatu kegiatan
pembelajaran (kuantitas, kualitas, dan efisiensi)
4. Indikator Outcome: gambaran mengenai hasil aktual atau yang diharapkan dari
proses pembelajaran yang dihasilkan (peningkatan kuantitas, perbaikan proses,
peningkatan efisiensi, peningkatan kualitas, perubahan perilaku, peningkatan efektivitas,
dan peningkatan pendapatan)
5. Indikator Dampak: gambaran mengenai akibat langsung atau tidak langsung dari
tercapainya tujuan. Indikator dampak adalah indikator outcome pada tingkat yang lebih
tinggi hingga ultimate.
PROPOSAL
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA MELALUI TEKNIK PERMAINAN
BAHASA MELENGKAPI CERITA DI SEKOLAH DASAR
Oleh :
C. PERUMUSAN MASALAH
1. Identifikasi Masalah
Menurut Akhadiah (1991/1992: 31), “Pembelajaran membaca permulaan diberikan di
kelas I dan II”. Tujuannya adalah agar siswa memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan
tulisan dengan intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk dapat membaca lanjut. Pembelajaran
membaca permulaan merupakan tingkatan proses pembelajaran membaca untuk menguasai
sistem tulisan sebagai representasi visual bahasa. Tingkatan ini sering disebut dengan tingkatan
belajar membaca (learning to read).
Dalam hal pembelajaran membaca di Sekolah Dasar, kemampuan membaca siswa Kelas
II SD Negeri Cibogo Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya secara umum masih rendah.
Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu minat baca siswa, guru dan metode yang
digunakan dalam pembelajaran, bahan bacaan, serta kondisi perpustakaan sekolah.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, perumusan masalah dalam Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) ini adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana rencana pelaksanaan pembelajaran dalam peningkatan kemampuan membaca
siswa melalui teknik permainan bahasa melengkapi cerita di Kelas II SD Negeri Cibogo?
b. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran dalam peningkatan kemampuan membaca siswa
melalui teknik permainan bahasa melengkapi cerita di Kelas II SD Negeri Cibogo?
Bagaimana peningkatan kemampuan membaca siswa melalui teknik permainan bahasa melengkapi
cerita di Kelas II SD Negeri Cibogo?
3. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah tentang meningkatkan kemampuan membaca siswa melalui teknik
permainan bahasa melengkapi cerita di Kelas II SD Negeri Cibogo, peneliti mengemas dalam
suatu kegiatan kolaboratif PTK, yaitu sebagai berikut :
Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dalam meningkatkan kemampuan membaca
siswa melalui teknik permainan bahasa melengkapi cerita di Kelas II SD Negeri Cibogo.
a. Melaksanakan pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa melalui
teknik permainan bahasa melengkapi cerita di Kelas II SD Negeri Cibogo.
b. Melakukan pembelajaran bersiklus dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai upaya
berkesinambungan dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa melalui teknik
permainan bahasa melengkapi cerita di Kelas II SD Negeri Cibogo.
D. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui rencana pelaksanaan pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan
membaca siswa melalui teknik permainan bahasa melengkapi cerita di Kelas II SD Negeri
Cibogo.
2. Untuk mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan
membaca siswa melalui teknik permainan bahasa melengkapi cerita di Kelas II SD Negeri
Cibogo.
3. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca siswa melalui teknik permainan bahasa
melengkapi cerita di Kelas II SD Negeri Cibogo.
E. MANFAAT PENELITIAN
1) Memberikan pengalaman yang sangat berharga dalam hal pengembangan potensi minat dan
bakat melalui pembelajaran yang menyenangkan.
2) Sebagai wahana dan fasilitas untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa.
3) Memberikan motivasi untuk gemar belajar bahasa Indonesia, sehingga proses belajar siswa
lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
F. LANDASAN TEORI
1. Pembelajaran Membaca
a. Hakikat Membaca
Menurut Vacca (1991:172), “Membaca adalah proses aktif dari pikiran yang dilakukan
melalui mata terhadap bacaan”. Dalam kegiatan membaca, pembaca memproses informasi dari
teks yang dibaca untuk memperoleh makna. Membaca merupakan kegiatan yang penting dalam
kehidupan sehari-hari, karena membaca tidak hanya untuk memperoleh informasi, tetapi
berfungsi sebagai alat untuk memperluas pengetahuan bahasa seseorang. Dengan demikian, anak
sejak kelas awal SD perlu memperoleh latihan membaca dengan baik khususnya membaca
permulaan. Para ahli telah mendefiniskan tentang membaca dan tidak ada kriteria tertentu untuk
menentukan suatu definisi yang dianggap paling benar.
b. Membaca Permulaan
Membaca permulaan dalam pengertian ini adalah membaca permulaan dalam teori
keterampilan, maksudnya menekankan pada proses penyandian membaca secara mekanikal.
Menurut Anderson (1972:209), “Membaca permulaan yang menjadi acuan adalah membaca
merupakan proses recoding dan decoding”. Membaca merupakan suatu proses yang bersifat fisik
dan psikologis. Proses yang bersifat fisik berupa kegiatan mengamati tulisan secara visual.
Dengan indera visual, pembaca mengenali dan membedakan gambar-gambar bunyi serta
kombinasinya. Melalui proses recoding, pembaca mengasosiasikan gambar-gambar bunyi
beserta kombinasinya itu dengan bunyi-bunyinya. Dengan proses tersebut, rangkaian tulisan
yang dibacanya menjelma menjadi rangkaian bunyi bahasa dalam kombinasi kata, kelompok
kata, dan kalimat yang bermakna.
2. Kemampuan Membaca
Membaca adalah suatu keterampilan yang kompleks, yang rumit, yang mencakup atau
melibatkan serangkaian keterampilan-keterampilan yang lebih kecil. Menurut Tarigan (1999:10-
11), “Keterampilan membaca mencakup tiga komponen, yaitu : (1) pengenalan terhadap aksara
serta tanda-tanda baca, (2) korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur
linguistik yang formal, dan (3) hubungan lebih lanjut dari (1) dan (2) dengan makna
atau meaning.”
3. Teknik Permainan Bahasa
Permainan merupakan alat bagi anak untuk menjelajahi dunianya, dari yang tidak
dikenali sampai pada yang diketahui, dan dari yang tidak dapat diperbuatnya sampai mampu
melakukannya. Menurut Semiawan, (2002:21), bahwa :
Bermain bagi anak memiliki nilai dan ciri yang penting dalam kemajuan perkembangan
kehidupan sehari-hari. Pada permulaan setiap pengalaman bermain memiliki resiko. Ada resiko
bagi anak untuk belajar misalnya naik sepeda sendiri, belajar meloncat. Unsur lain adalah
pengulangan. Anak mengkonsolidasikan keterampilannya yang harus diwujudkannya dalam
berbagai permainan dengan nuansa yang berbeda. Dengan cara ini anak memperoleh pengalaman
tambahan untuk melakukan aktivitas lain. Melalui permainan anak dapat menyatakan
kebutuhannya tanpa dihukum atau terkena teguran misalnya bermain boneka diumpamakan
sebagai adik yang sesungguhnya.
G. KERANGKA BERPIKIR
Belajar konstruktivisme mengisyaratkan bahwa guru tidak memompakan pengetahuan ke
dalam kepala pebelajar, melainkan pengetahuan diperoleh melalui suatu dialog yang ditandai
oleh suasana belajar yang bercirikan pengalaman dua sisi. Menurut Semiawan (2002:5), bahwa
“Penekanan bukan pada kuantitas materi, melainkan pada upaya agar siswa mampu
menggunakan otaknya secara efektif dan efisien sehingga tidak ditandai oleh segi kognitif
belaka, melainkan oleh keterlibatan emosi dan kemampuan kreatif”. Dengan demikian proses
belajar membaca perlu disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan siswa. Dalam hal ini guru
tidak hanya sekedar melaksanakan apa yang ada dalam kurikulum, melainkan harus dapat
menginterpretasi dan mengembangakan kurikulum menjadi bentuk pembelajaran yang menarik.
Menurut Rubin (dalam Rofi’uddin, 2003:52), “Pembelajaran dapat menarik apabila guru
memiliki kreativitas dengan memasukkan aktivitas permainan ke dalam aktivtas belajar siswa”.
H. ANGGAPAN DASAR
Anggapan dasar yang dijadikan peneliti dengan berlandaskan pada asumsi (anggapan)
dasar sebagai berikut :
1. Teknik pembelajaran yang cocok dengan karakteristik-karakteristik siswa dalam membaca
siswa adalah teknik permainan bahasa.
2. Teknik permainan bahasa melengkapi cerita dalam pembelajaran Bahasa Indonesia akan
membuat pembelajaran lebih efektif.
I. HIPOTESIS TINDAKAN
Menurut Nazir (2005:151) “Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan
penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris”. Sedangkan menurut Nasution
(2004:38) adalah “Pernyataan tentative yang merupakan dugaan atau terkaan tentang apa saja
yang kita amati alam usaha untuk memahaminya”.
Berdasarkan masalah yang diuraikan dalam latar belakang masalah dan rencana
pemecahan masalah, maka hipotesis tindakan secara umum dirumuskan sebagai berikut “Apabila
guru dapat merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran secara efektif dengan
menggunakan teknik permainan bahasa melengkapi cerita pada pembelajaran membaca mata
pelajaran Bahasa Indonesia, maka kemampuan membaca siswa dapat meningkat”.
J. METODE PENELITIAN
1. Model PTK
Metode yang akan digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian tindakan kelas
(PTK) model Kemmis dan Mc.Taggart. Pertimbangan yang mendasari penelitian metode ini,
karena langkah-langkah penelitian cukup sederhana, sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan
oleh peneliti. Dengan kata lain, model dan teknik PTK tidak bersifat kaku, sehingga sesuai
dengan kemampuan peneliti dan alokasi waktu yang tersedia.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki potensi yang sangat besar untuk
meningkatkan pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar.
Diimplementasikan dengan baik dan benar disini berarti pihak yang terlibat (guru) mencoba
dengan sadar mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah-
masalah pendidikan dan pembelajaran melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan dapat
memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat mengamati
pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya.
PTK model Kemmis dan Mc.Taggart pada hakikatnya terdiri dari empat tahap dalam tiap
siklus, yaitu perencanaan tindakan dalam bentuk pembelajaran dan sekaligus observasi, analisis
dan refleksi yang dapat diulang sebagai siklus. Refleksi dalam rangka memecahkan masalah.
Pada dasarnya dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh guru
harus diawali dulu dengan suatu tahapan pra penelitian tindakan kelas yang meliputi :
Identifikasi masalah, analisis masalah dan rumusan hipotesis tindakan. Tahapan Penelitian
Tindakan Kelas ini sangat esensial untuk dilaksanakan sebelum suatu rencana tindakan selesai
disusun.
2. Setting Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di SDN Cibogo yang beralamat di Kp.
Cibogo, Ds. Janggala, Kec. Sukaraja, Kab. Tasikmalaya 46183. Alasannya karena kepala sekolah
mengizinkan untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada pembelajaran bahasa
dan sastra Indonesia. Selain itu lokasi tersebut dekat dengan tempat tinggal penulis dan sekaligus
sebagai tempat mengajar peneliti.
b. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini aalah siswa kelas II SDN. Cibogo dengan jumlah siswa sebanyak 32
orang terdiri dari 19 orang siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Selain siswa yang dijadikan
subjek penelitian, termasuk guru kelas II, dalam hal ini guru yang dijadikan subjek penelitian dan
sekaligus sebagai observer.
c. Definisi Operasional Variabel
Variabel penelitian dalam PTK terdiri dari variabel input, variabel proses dan variabel
output. Variabel-variabel tersebut dirumuskan sebagai berikut :
1) Variabel input, yaitu pertama pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia tentang
membaca siswa sebelum diberikan tindakan pembelajaran dengan penggunaan teknik permainan
bahasa melengkapi cerita. Kedua, kemampuan awal guru dalam perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran membaca siswa sebelum diberikan tindakan pembelajaran dengan penggunaan
teknik permainan bahasa melengkapi cerita.
2) Variabel proses, yaitu serangkaian tindakan guru dan pembelajaran dengan penggunaan
teknik permainan bahasa melengkapi cerita, termasuk didalamnya tindakan-tindakan khusus
yang dilakukan guru untuk memfasilitasi siswa dalam meningkatkan kemampun membaca siswa.
Melalui unjuk kinerja memperagakan atau menggunakan alat dan media pembelajaran dengan
maksud meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi membaca dan membentuk
mengaktifkan siswa untuk belajar dalam kelas.
3) Variabel output dalam tindakan penelitian ini adalah pertama, peningkatkan
penguasaan guru dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan penggunaan teknik
permainan bahasa melengkapi cerita. Kedua, peningkatan hasil pembelajaran membaca siswa
setelah serangkaian tindakan yang efektif.
3. Prosedur Penelitian
a. Orientasi dan Identifikasi Masalah
Pada tahap ini peneliti mengorientasi dan mengidentifikasi masalah yang merupakan
tahap awal dalam kegiatan penelitian. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah
sebagai berikut :
1) Melakukan kegiatan orientasi tahap program pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia
Kelas II Semester 2
2) Melakukan kegiatan orientasi dengan penelitian terfokus dalam menganalisis perencanaan
pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas II SDN Cibogo.
3) Melakukan kegiatan orientasi dan identifikasi tahap kemampuan guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia dalam aspek pembelajaran membaca.
4) Melakukan kegiatan orientasi dan identifikasi tahap kemampuan siswa dalam pembelajaran.
5) Melakukan kegiatan orientasi tahap fasilitas sekolah yang menunjang terhadap pembelajaran
Bahasa Indonesia pada aspek membaca di kelas II SDN Cibogo pada tahun-tahun sebelumnya.
b. Perencanaan Tindakan Penelitian
1) Penentuan waktu yang tepat untuk melaksanakan penelitian dengan melihat program dan
jadwal pelajaran yang telah dibuat oleh guru.
2) Penentuan siklus tindakan penelitian, siklus tindakan penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus,
sebagaimana dijelaskan di atas bahwa jenis PTK yang akan digunakan oleh model Kemmis dan
Mc. Taggart.
3) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan skenario pembelajaran yang
memfokuskan pada aspek kemampuan siswa yang perlu ditingkatkan dalam membaca.
4) Mempersiapkan fasilitas dan sarana yang akan digunakan didalam kelas.
5) Penetapan instrumen tindakan penelitian dan observasi pembelajaran, instrumen yang
digunakan untuk mengumpulkan data dalam tindakan penelitian ini adalah tes dan observasi.
c. Pelakasanaan tndakan penelitian
1) Tindakan Pembelajaran Siklus I
a) Menyusun perencanaan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia pada materi membaca,
berdasarkan hasil refleksi pada pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di Kelas II SDN
Cibogo terhadap pengalaman.
b) Melaksanakan proses pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia pada materi membaca,
dengan penggunaan teknik permainan bahasa melengkapi cerita di Kelas II SDN Cibogo.
c) Merefleksi pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia pada materi membaca di Kelas II SDN
Cibogo. Hasil refleksi siklus pembelajaran I dijadikan bahan bagi tindakan pembelajaran pada
siklus selanjutnya.
2) Tindakan Pembelajaran Siklus II
a) Menyusun perencanaan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas II SDN Cibogo
pada materi membaca untuk siklus II berdasarkan hasil refleksi pada pembelajaran siklus I.
b) Melaksanakan proses pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas II SDN Cibogo pada
materi membaca siklus II, berdasarkan hasil refleksi dan upaya perbaikan terhadap pembelajaran
siklus I.
c) Refleksi hasil pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia pada materi membaca pada
pembelajaran siklus II serta mengevaluasi hasil tindakan keseluruhan.
d) Mengadakan refleksi dan riview secara keseluruhan.
Oleh :
Kelas : XI MIA 1
Oleh
Palmarum Panggabean
Kelas : XI MIA 2
B. Studi : Bahasa Indonesia
1. Rumusan Masalah
Bagaimana kepedulian siswa terhadap penggunaan bahasa baku dalam mengerjakan tugas dan
ulangan ?
1. Faktor apa yang menyebabkan siswa tidak menggunakan bahasa baku dalam mengerjakan tugas
dan ulangan ?
2. Bagaimana solusi yang tepat agar siswa menggunakan bahasa baku dalam mengerjakan tugas
dan ulangan ?
1. Tujuan Penelitian
Mengetahui penggunaan bahasa baku dalam tugas dan ulangan yang dikerjakan siswa.
1. Meneliti dan mengetahui faktor-faktor yang membuat siswa tidak menggunakan bahasa baku
dalam mengerjakan tugas dan ulangan.
2. Mengetahui solusi mudah agar siswa menggunakan bahasa baku dalam mengerjakan tugas dan
ulangan.
1. Manfaat Penelitian
Mendorong siswa untuk menggunakan bahasa baku dalam mengerjakan tugas dan ulangan.
1. Meningkatkan kepedulian siswa terhadap bahasa dan sastra Indonesia.
2. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai penggunaaan bahasa baku.
3. Dapat dijadikan sumber referensi
1. Batasan Istilah
Dalam karya tulis ini penulis membatasi istilah sebagai berikut
1. Bahasa
Bahasa adalah kapasitas khusus yang ada pada manusia untuk memperoleh dan menggunakan
sistem komunikasi yang kompleks.
2. Bahasa Baku dan non Baku
Bahasa Baku adalah ragam bahasa yang diterima untuk dipakai dalam situasi resmi, seperti
dalam perundang-undangan, surat-menyurat, dan rapat resmi. Bahasa baku terutama digunakan
sebagai bahasa persatuan dalam masyarakat bahasa yang mempunyai banyak bahasa.
Bahasa non Baku adalah ragam bahasa Indonesia yang tidak dikodifikasi, tidak diterima dan
tidak difungsikan sebagai model masyarakat Indonesia secara luas, tetapi dipakai oleh
masyarakat secara khusus
3. Ulangan dan Tugas
Ulangan adalah pengulangan atau evaluasi setelah melakukan proses belajar dalam kurun waktu
tertentu. Sedangkan tugas adalah suatu pekerjaan atau tanggung jawab yang harus dikerjakan
siswa baik secara individu maupun kelompok untuk lebih memahami materi yang diberikan oleh
guru
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Kerangka Teori
2. Bahasa
3. Pengertian
Bahasa adalah kapasitas khusus yang ada pada manusia untuk memperoleh dan
menggunakan sistem komunikasi yang kompleks (Wikipedia.org). Selain pengertian tersebut
banyak juga ahli yang mengemukakan pendapat mereka mengenai pengertian bahasa antara lain
sebagai berikut :
Menurut Gorys Keraf (1997:1), Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat
berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Menurut Fodor (1974), Bahasa adalah system simbol dan tanda. Yang dimaksud dengan system
simbol adalah hubungan simbol dengan makna yang bersifat konvensional. Sedangkan yang
dimaksud dengan system tanda adalah bahwa hubungan tanda dan makna bukan konvensional
tetapi ditentukan oleh sifat atau ciri tertentu yang dimiliki benda atau situasi yang dimaksud.
1. Jenis Penelitian
Jenis Penulisan yang digunakan dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini adalah metode kualitatif,
yaitu penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk
hitungan lainnya. Hasil penelitian yang penulis lakukan ini dititkberatkan pada data deskriptif
(berupa kata-kata) dan tidak memiliki rumus absolute dalam penyimpulannya.
1. Instrumen Penelitian
Instrumen yang penulis gunakan dalam pengumpulan data karya tulis ini adalah melalui
penyebaran angket.
1. Variabel Penelitian
Dalam karya tulis ini, penulis menggolongkan variable penelitian menjadi 2 variabel, yaitu :
1. Variabel bebas yang merupakan variabel yang menyatakan hal yang bersifat umum. Dalam karya
tulis ini yang termasuk variabel bebas adalah pentingnya bahasa baku
2. Variabel terikat, merupakan suatu variabel dalam bentuk yang lebih spesifik dan variabel terikat
dalam karya tulis ilmiah ini adalah penggunaan bahasa baku oleh siswa dalam mengerjakan
ulangan dan tugas
BAB V
PENUTUP
A.Simpulan
1. Masih banyak siswa yang tidak mempedulikan penggunaan bahasa baku dalam mengerjakan
ulangan dan tugas.
2. Faktor yang menyebabkan bahasa baku jarang digunakan dalam mengerjakan tugas dan ulangan
adalah siswa merasa kesulitan menggunakan bahasa baku karena sedikitnya ilmu mengenai
PROPOSAL PENELITIAN
PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR
DI LINGKUNGAN SEKOLAH
Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
B. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang yang telah dikemukakan oleh penulis pada bagian sebelumnya,
maka dapat ditarik beberapa rumusan masalah yakni sebagai berikut:
1. Bagaimana menerapkan keterampilan berbahasa Indonesia pada siswa
2. Apa sajakah hambatan-hambatan yang dapat ditemui dalam penerapan bahasa Indonesia pada
KBM
3. Apa sajakah upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan penggunaan berbahasa Indonesia
yang baik dan benar.
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui cara dalam menerapkan keterampilan berbahasa Indonesia pada siswa
2. Untuk mengetahui hambatan-hanbatan dalam penerapan bahasa Indonesia pada KBM
3. Selain itu tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi persyaratan lulus mata kuliah
Bahasa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN