LINGKUNGAN MAHASISWA
Abstrak
Penggunaan bahasa yang tidak baku sering kali kita temui di lingkungan sekitar kita, dan
ironisnya hal tersebut sudah dianggap lumrah. Salah satu penyebab pudarnya penggunaan
Bahasa Indonesia yang baku adalah adanya pengaruh dari bahasa luar atau modernisasi. Hal
ini memicu munculnya istilah bahasa gaul di kalangan mahasiswa. Kemunculan bahasa gaul
inilah yang menjadi penyebab tergesernya Bahasa Indonesia yang baku. Para mahasiswa
yang terbiasa menggunakan Bahasa Gaul, dalam pembicaraan formal pun mereka akan lupa
untuk berbicara dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Maka, hal ini benar-benar
memerlukan perhatian khusus dan tindakan nyata dari semua pihak yang peduli dengan
eksistensi penggunaan Bahasa Indonesia secara baik dan benar. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan adalah dengan cara menyadarkan masyarakat Indonesia terutama para generasi
penerus bangsa ini bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional harus kita utamakan
penggunaannya.
Kata Kunci: Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar, Lingkungan Mahasiswa
PENDAHULUAN
Bahasa sendiri merupakan sarana untuk mempermudah penyampaian gagasan,
perilaku, dan perasaan. Bahasa Indonesia memiliki peran sangat penting yaitu sebagai bahasa
persatuan mengingat banyaknya bahasa daerah yang dimiliki oleh negara Indonesia. Namun,
pada saat ini kesadaran masyarakat terutama kalangan mahasiswa terhadap pentingnya
Bahasa Indonesia masih sangat rendah. Banyak kalangan mahasiswa yang berpendidikan
tinggi tidak memahami tentang kaidah dan standar penggunaan Bahasa Indonesia yang baik
dan benar. Banyaknya budaya luar yang masuk ke Indonesia dan tanpa disadari masyarakat
Indonesia sangat mudah untuk menirunya. Hal ini juga berdampak pada penggunaan Bahasa
Indonesia yang tidak sesuai dengan standar bahasa yang telah ada.
Kalangan mahasiswa sering kali menggunakan Bahasa Indonesia yang dipadukan
dengan Bahasa Gaul. Bukan sekadar itu saja, pada saat mengikuti acara formal, kebanyakan
dari mereka juga masih menggunakan percampuran Bahasa Gaul. Padahal kegiatan formal
seharusnya menggunakan bahasa yang baku dalam komunikasinya. Untuk mengurangi
perluasan penggunaan bahasa gaul di masyarakat terutama pada kalangan remaja, seharusnya
dilakukan upaya untuk menerapkan dan menyadarkan kecintaan terhadap Bahasa Indonesia.
Penyadaran ini dapat dilakukan oleh para orang tua di rumah kepada anak-anak mereka.
Dapat pula dilakukan oleh para guru kepada para siswa mereka. Selain itu, pihak pemerintah
dapat bertindak secara bijak dalam menyadarkan masyarakat untuk mengutamakan
penggunaan bahasa Indonesia di Indonesia seperti dengan menerbitkan Undang - Undang
Kebahasaan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Faktor yang Menyebabkan Berkembangnya Bahasa Gaul di Lingkungan Mahasiswa
1. Berkembangnya Bahasa Gaul di internet dan berbagai media sosial. Penikmat situs–
situs tersebut sebagian besar merupakan kalangan remaja dan dewasa awal.
2. Pengaruh Lingkungan seperti lingkungan keluarga, tetangga, teman sebaya, dan lain-
lain. Karena pengaruh lingkungan umumnya anak-anak sangat mudah sekali menyerap
perkataan yang sering didengar, baik melalui orang dewasa, teman sebayanya, ataupun
keluarganya. Maka dari peran keluarga sangat penting sekali untuk memantau perkembangan
lingkungan anak-anak. Dan faktor lingkungan merupakan faktor yang sangat berpengaruh
sekali terhadap perkembangan bahasa anak.
3. Peran media:
a) Media Elektronik yang menggunakan istilah bahasa gaul dalam film-film
remaja dan iklan, misalnya dari adegan percakapan di televisi. Artinya Bahasa
gaul tidak hanya terjadi karena kontak langsung antara masyarakat, tapi
sebagian besar karena “disuapi” oleh media.
b) Media Cetak, misalnya bahasa yang ada dalam majalah, surat kabar atau koran.
Juga melalui pembuatan karya sastra remaja seperti cerpen atau novel yang
umumnya menggunakan bahasa gaul.
Yang pertama adalah Ragam Beku (Frozen) yaitu suatu bahasa yang digunakan
pada situasi hikmat. Contoh: dalam kegiatan rohani, upacara pernikahan,
keputusan pengadilan.
Yang kedua adalah Ragam Resmi (Formal) yaitu bahasa yang digunakan dalam
kegiatan resmi, oleh karena itu memakai bahasa yang lebih sopan adalah hal yang
tepat. Contoh: dalam kegiatan rapat resmi, pidato dan jurnal ilmiah.
Yang ketiga adalah Ragam Konsultatif (Consultative) yaitu bahasa yang
digunakan dalam kegiatan transaksi maupun pertukaran informasi dalam suatu
percakapan yang membahas tentang suatu hal yang diketahui oleh masing-masing
pembicara. Contoh : Suatu Percakapan disekolah dan dipasar, percakapan di suatu
tempat perbelanjaan.
Yang Keempat adalah Ragam Santai (Casual) yaitu bahasa yang digunakan dalam
situasi tidak resmi dan dipakai dalam suatu percakapan dengan teman, sahabat
maupun orang-orang terdekat. Contoh: dalam perkumpulan dengan teman-teman.
Yang Kelima adalah Ragam akrab (Intimate) yaitu bahasa yang digunakan dalam
suatu percakapan yang memiliki hubungan sangat dekat dan mempunyai suatu
ikatan batin. Contoh: dalam berbicara dalam berumah tangga.
Dalam menggunakan bahasa Indonesia, selain memperhatikan kata yang baik, maka harus
dilakukan dengan benar, maksud dari kata benar adalah bahasa yang sudah disesuaikan
dengan kaidah bahasa baku, baik dalam kaidah untuk bahasa baku tertulis maupun bahasa
baku lisan.
Setelah membahas aturan bahasa Indonesia yang baik dan benar kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa Tata bahasa normatif, ejaan resmi, dan kalimat efektif dapat diterapkan
(dengan menyesuaikan lingkungan di sekitar kita) mulai dari ragam akrab hingga ragam
beku. Penggunaan kata yang baku dan lafal baku pada ragam konsultatif, santai, dan akrab
dapat berakibat bahasa menjadi tidak baik karena tidak sesuai dengan situasi.
Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar” dapat diartikan pemakaian ragam bahasa yang
disesuaikan dengan lingkungan di tempat kita berada dan di samping itu kita mengikuti
kaidah bahasa yang baik dan benar. Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai
beberapa syarat yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu,
yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama.
Penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku.
Oleh karena itu kita harus menghindari pemakaian bahasa seperti interferensi, integrasi,
campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam
komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik.
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Negara Republik Indonesia, sebagaimana yang telah
disahkan pada sumpah pemuda 1928. Selain itu bahasa Indonesia mempunyai kedudukan
yang sangat penting bagi warga Negara Indonesia. Dalam peranannya bahasa Indonesia
dalam penulisan atau dalam konteks ilmiah sangatlah penting. Dikarenakan dalam penulisan
ilmiah membutuhkan penggunaan tata bahasa Indonesia yang baik. Penggunaan tata bahasa
Indonesia dalam konteks ilmiah ialah penggunaan tata bahasa yang telah mengikuti aturan
EYD yang benar. Dimana dalam segi penggunaan tata bahasa, segi pemilihan kata, dan segi
penggunaan tanda baca.
Peranan bahasa Indonesia dalam ragam tulis akademik dalam tata tulis adalah alat
komunikasi manusia, baik secara lisan maupun tertulis. Hal ini merupakan fungsi dasar
bahasa yang tidak dihubungkan dengan status dan nilai-nilai sosial. Setelah dihubungkan
dengan kehidupan sehari-hari—yang di dalamnya selalu ada nilai-nilai dan status—bahasa
tidak dapat ditinggalkan.
Dalam berbagai tulisan ilmiah, bahasa sering diartikan sebagai tulisan yang mengungkapkan
buah pikiran sebagai hasil dari pengamatan, tinjauan, penelitian yang seksama dalam bidang
ilmu pengetahuan tertentu, menurut metode tertentu, dengan sistematika penulisan tertentu,
serta isi, fakta dan kebenarannya dapat dibuktikan dan dapat dipertanggungjawabkan.
Bentuk-bentuk karangan ilmiah identik dengan jenis karangan ilmiah, yaitu makalah, laporan
praktik kerja, kertas kerja, skripsi, tesis dan disertasi. Ragam bahasa karya tulis ilmiah atau
akademik hendaknya mengikuti ragam bahasa yang penuturnya adalah terpelajar dalam
bidang ilmu tertentu.
Ragam bahasa ini mengikuti kaidah bahasa baku untuk menghindari ambiguitas makna
karena karya tulis ilmiah tidak terikat oleh waktu. Dengan demikian, ragam bahasa karya
tulis ilmiah sedapat-dapatnya tidak mengandung bahasa yang sifatnya kontekstual seperti
ragam bahasa jurnalistik. Tujuannya adalah agar karya tersebut dapat tetap dipahami oleh
pembaca yang tidak berada dalam situasi atau konteks saat karya tersebut diterbitkan.
Masalah ilmiah biasanya
menyangkut hal yang bersifat abstrak atau konseptual yang sulit dicari analoginya dengan
keadaan nyata. Untuk mengungkapkan hal semacam itu, diperlukan struktur bahasa dan
kosakata yang canggih.
Ciri-ciri bahasa keilmuan adalah kemampuannya untuk membedakan gagasan atau pengertian
yang memang berbeda dan strukturnya yang baku dan cermat. Dengan karakteristik ini, suatu
gagasan dapat terungkap dengan cermat tanpa kesalahan makna bagi penerimanya.
(Suharsono, 2001)
Sering kali pada konteks ilmiah bahasa diartikan sebagai buah pikir penulis, sebagai hasil dari
pengamatan, tinjauan, penelitian yang dilakukan oleh si penulis tersebut pada ilmu
pengetahuan tertentu. Dalam konteks karya ilmiah isi dari karya ilmiah harus menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik dalam penulisan dan tata bahasanya.
Dalam penulisan karya ilmiah yang harus diperhatikan ialah dalam pemilihan kata,
penggunaan tanda baca, dan harus mengikuti EYD.
SIMPULAN
Banyaknya kalangan mahasiswa yang menggunakan bahasa gaul, singkatan-
singkatan dalam komunikasinya sehari-hari adalah penyimpangan dari penggunaan Bahasa
Indonesia dengan baik dan benar. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan
Bahasa Indonesia. Kurangnya kesadaran untuk mencintai dan menggunakan Bahasa
Indonesia di negeri sendiri akan berdampak lunturnya atau hilangnya Bahasa Indonesia
dalam pemakaiannya dalam masyarakat terutama di kalangan remaja. Apalagi dengan
maraknya dunia kalangan artis menggunakan bahasa gaul di media massa dan elektronik,
membuat remaja semakin sering menirukannya di kehidupan sehari-hari hal ini sudah wajar
karena remaja suka meniru hal-hal yang baru.
DAFTAR PUSTAKA
Warsiman, 2013. Bahasa Indonesia ilmiah untuk penulisan Laporan, Skripsi, Tesis dan
Disertasi. Malang: UB Press
Aqib, Zainal, dan Hendrix Irawan, 2019. Bahasa Indonesia keilmuan. Yogyakarta: ANDI
Yogyakarta
Prihantini, Ainia, 2015. EYD Bahasa Indonesia terbaru & terlengkap. Yogyakarta: B First
Yanti, Prima Gusti, Fairul Zabadi dan Fauzi Rahman, 2016. Bahasa Indonesia konsep dasar
dan penerapan. Jakarta: Grasindo
Ramaniyar, E., Alimin, A. A., & Hariyadi, H. 2019. "Penggunaan Bahasa Indonesia dalam
penulisan artikel ilmiah. Jurnal Pendidikan Bahasa" dalam https://doi.org/10.31571/bahasa.
v8i1.1132
Nurhasanah, N. 2014. "Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Bahasa Indonesia" dalam
https://bit.ly/2KYcGcp
(Mulyono dalam Chaer,2011:5).
(Depdikbud dalam Chaer,2011:134)