Bahasa Indonesia
Kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar dan menulis sesuai dengan
EyD
Program Tatap
Fakultas Kode MK Disusun Oleh
Studi Muka
Fasilkom Sistem 01 Elvira Junisa, M.Pd
informasi
Abstract Kompetensi
Pertama, tugas mingguan berupa quiz. Kedua, tugas makalah: mahasiswa diminta membuat
sebuah makalah mengenai karya ilmiah lalu memasukkan beberapa jurnal nasional min 5
jurnal untuk membandingkan teorinya.
Ketentuan penulisan kertas A4 spasi 1,5 dengan huruf arial 11, margin kiri kanan atas
bawah 1. Tugas ini diberikan pada minggu keempat dan dikumpulkan pada pertemuan ke 11
untuk diberikan feedback oleh dosen secara bertahap sampai dengan pertemuan ke 15.
Pembahasan
3. Penggunaan ejaan resmi dalam ragam tulis. Ejaan yang kini berlaku dalam bahasa
Indonesia adalah ejaan yang disempurnakan (EYD). Bahasa baku harus mengikuti aturan
ini.
4. Penggunaan lafal baku dalam ragam lisan. Meskipun hingga saat ini belum ada lafal baku
yang sudah ditetapkan, secara umum dapat dikatakan bahwa lafal baku adalah lafal yang
bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau bahasa daerah. Misalnya: /atap/ dan bukan
/atep/; /habis/ dan bukan /abis/; serta /kalaw/ dan bukan /kalo/.
5. Penggunaan kalimat secara efektif. Di luar pendapat umum yang mengatakan bahwa
bahasa Indonesia itu bertele-tele, bahasa baku sebenarnya mengharuskan komunikasi
efektif: pesan pembicara atau penulis harus diterima oleh pendengar atau pembaca persis
sesuai maksud aslinya.
Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi
logis terkait dengan pemakaiannya yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada suatu
kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal, penggunaan bahasa Indonesia yang benar
menjadi pilihan atau prioritas utama dalam berbahasa. Penggunaan bahasa seperti ini
sering menggunakan bahasa baku. Masalah yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa
baku antara lain adalah disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi,
integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa informal yang tanpa kita sadari sering
digunakan dalam komunikasi resmi. Hal seperti ini mengakibatkan bahasa yang digunakan
menjadi tidak sesuai dan tidak baik.
Contoh nyata dalam pertanyaan sehari-hari dengan menggunakan bahasa yang baku:
Kata-kata diatas adalah kata yang sesuai untuk digunakan dalam lingkungan sosial.
Contoh lain, seperti kegiatan sosialisasi yang dilakukan antara masyarakat. Contohnya,
pemakaian ragam baku akan menimbulkan keheranan, keraguan atau kecurigaan. Ini akan
terlihat sangat aneh bila dalam komunikasi kita dalam bersosialisasi dengan orang lain, kita
menggunakan bahasa baku seperti ini.
Contoh di atas merupakan contoh bahasa Indonesia yang baku dan benar, tetapi tidak baik
dan tidak efektif karena tidak cocok dengan situasi pemakaian kalimat-kalimat itu. Untuk
situasi seperti di atas, kalimat (3) dan (4) berikut akan lebih tepat.
Perbedaan penggunaan bahasa antara bahasa yang baku dan non baku, dan dapat terlihat
dari pengucapan dan dari tata cara penulisan bahasa tersebut. Bahasa Indonesia yang baik
dan benar merupakan bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti, bentuk bahasa baku
yang sah dibuat agar secara luas masyarakat Indonesia dapat berkomunikasi menggunakan
bahasa nasional.
Bahasa yang benar adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa baku, baik kaidah
untuk bahasa baku tertulis maupun bahasa baku lisan.
• Bahasa sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan alat untuk merumuskan maksud kita.
• Dengan komunikasi, kita dapat menyampaikan semua yang kita rasakan, pikirkan, dan
ketahui kepada orang lain.
• Dengan komunikasi, kita dapat mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh
nenek moyang kita dan apa yang telah dicapai oleh orang-orang sejaman kita.
• Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi melalui lisan (bahsa primer) dan tulisan (bahasa
sekunder). Berkomunikasi melalui lisan (dihasilkan oleh alat ucap manusia), yaitu dalam
bentuk symbol bunyi, dimana setiap simbol bunyi memiliki cirri khas tersendiri. Suatu simbol
bisa terdengar sama di telinga kita tapi memiliki makna yang sangat jauh berbeda. Misalnya
kata ’sarang’ dalam bahasa Korea artinya cinta, sedangkan dalam bahasa Indonesia artinya
kandang atau tempat.
• Tulisan adalah susunan dari simbol (huruf) yang dirangkai menjadi kata bermakna dan
dituliskan. Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat
bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Lidah setajam
• Bahasa sebagai sarana komunikasi mempunyaii fungsi utama bahasa adalah bahwa
komunikasi ialah penyampaian pesan atau makna oleh seseorang kepada orang lain.
Keterikatan dan keterkaitan bahasa dengan manusia menyebabkan bahasa tidak tetap dan
selalu berubah seiring perubahan kegaiatan manusia dalam kehidupannya di masyarakat.
Perubahan bahasa dapat terjadi bukan hanya berupa pengembangan dan perluasan,
melainkan berupa kemunduran sejalan dengan perubahan yang dialami masyarakat.
Terutama pada penggunaan Fungsi komunikasi pada bahasa asing Sebagai contoh
masyarakat Indonesia lebih sering menempel ungkapan “No Smoking” daripada “Dilarang
Merokok”, “Stop” untuk “berhenti”, “Exit” untuk “keluar”, “Open House” untuk penerimaan
tamu di rumah pada saat lebaran. Jadi bahasa sebagai alat komunikasi tidak hanya dengan
satu bahasa melainkan banyak bahasa.
Bahasa sebagai alat ekspresi diri dan sebagai alat komunikasi sekaligus pula merupakan
alat untuk menunjukkan identitas diri. Melalui bahasa, kita dapat menunjukkan sudut
pandang kita, pemahaman kita atas suatu hal, asal usul bangsa dan negara kita, pendidikan
kita, bahkan sifat kita. Bahasa menjadi cermin diri kita, baik sebagai bangsa maupun
sebagai diri sendiri.
1. Penggunaan huruf tebal. Dalam EYD, fungsi huruf tebal ada tiga, yaitu menuliskan
judul buku, bab, dan semacamnya, mengkhususkan huruf, serta menulis lema atau
sublema dalam kamus. Dalam EBI, fungsi ketiga dihapus.
2. Penambahan huruf vokal diftong. Pada EYD, huruf diftong hanya tiga yaitu ai, au, oi,
sedangkan pada EBI, huruf diftong ditambah satu yaitu ei (misalnya pada kata geiser
dan survei).
Sesuai dengan ketentuan dari Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. Ruang
lingkup EYD meliputi 5 aspek yaitu:
Ejaan bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) dikenal paling banyak menggunakan
huruf abjad. Sampai saat ini jumlah huruf abjad yang digunakan sebanyak 26 buah.
A. Huruf Abjad
Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri dari huruf berikut ini. Nama
setiap huruf disertakan disebelahnya.
Huruf Abjad
B. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri dari huruf a, i, u, e, dan o.
Contoh pemakaian huruf vokal dalam kata adalah.
C. Huruf Konsonan
E. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi.
Contoh pemakaiannya dalam kata
Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat, petikan langsung, ungkapan
yang berhubungan dengan nama Tuhan, unsur nama jabatan, nama gelar kehormatan,
keturunan, nama orang, nama bangsa, suku, nama geografi, bulan, tahun, dll.
B. Huruf Miring
Huruf Miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, surat kabar,
yang dikutip dalam tulisan, nama ilmiah atau ungkapan asing (kecuali yang telah
disesuaikan ejaannya), dan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata,
atau kelompok kata.
Ada bebrapa hal yang pelru diperhatikan dalam penulisan kata, yaitu :
A. Kata Dasar
Kata dasar adalah kata yang belum mengalami perubahan bentuk, yang ditulis sebagai
suatu kesatuan.
Misalnya :
Kata Turunan (Kata berimbuhan) Kaidah yang harus diikuti dalam penulisan kata turunan,
yaitu :
Misalnya :
Menulis
Membaca
Awalan dan akhrian ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau
mendahuluinya jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata.
Misalnya :
Sebar luaskan
Bertepuk tangan
Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan dan akhiran,
kata itu ditulis serangkai.
Misalnya :
Keanekaragaman
Menandatangani
Mahaadil
Antarkota
C. Kata Ulang
Tanda Seru ( ! )
Tanda seru digunakan sesudah ungkapan atau pertanyaan yang berupa seruan atau
perintah yang menggambarkan kesungguhan, rasa emosi yang kuat dan ketidakpercayaan.
Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan
setara. dan digunakan untuk memisahkan kalimat yang setara dalam kalimat majemuk
sebagai pengganti kata penghubung.
Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan
tertulis lain.
Mengapit kata atau bagian kalimat yang mempunyai arti khusus, kiasan atau yang
belum
Mengapit judul karangan, sajak, dan bab buku, apabila dipakai dalam kalimat.
Tanda penyingkat dipakai untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka
tahun.
Misalnya:
Penulisan unsur serapan pada umumnya mengadaptasi atau mengambil dari istilah bahasa
asing yang sudah menjadi istilah dalam bahasa Indonesia. Contoh : president menjadi
presiden
Unsur asing itu merupakan istilah teknis sehingga tidak ada yang layak mewakili
dalam bahasa Indonesia, akhirnya dibenarkan, diterima, atau dipakai dalam bahasa
Indonesia.
Konsep yang terdapat dalam unsur asing itu tidak ada dalam bahasa Indonesia.
Berdasarkan taraf integritasnya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dikelompokkan dua
bagian, yaitu :
1. Secara adaptasi, yaitu apabila unsur asing itu sudah disesuaikan ke dalam kaidah
bahasa Indonesia, baik pengucapannya maupun penulisannya. Salah satu contoh
yang tergolong secara adaptasi, yaitu : fungsi, koordinasi, manajemen, atlet, sistem,
material, ekspor.
2. Secara adopsi, yaitu apabila unsur asing itu diserap sepenuhnya secara utuh, baik
tulisan maupun ucapan, tidak mengalami perubahan. Contoh yang tergolong secara
adopsi, yaitu : bridge, de facto, civitas academica, editor.