Anda di halaman 1dari 4

7 Karakteristik Ragam Ilmiah

Oleh:

Mellanie J.A Bunga

II PJJ E

Politeknik Negeri Kupang

Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang setiap hari kita gunakan layaknya bahasa pada umumnya,
digunakan untuk tujuan tertentu dan dalam kondisi tertentu. Tujuan dan kondisi inilah yang akan
mempengaruhi dan menentukan ragam bahasa indonesia yang harus kita gunakan. Sebagai mahasiswa
kita harus sadar bahwa kita berada dalam dunia akademik atau ilmiah yang menuntut kita untuk
menggunakan “Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah”.

Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan untuk tujuan tertentu dan konteks ini akan
menentukan ragam bahasa Indonesia yang harus digunakan (Faisol, 2012:1) . Faisol (2012) juga
menjelaskan bahwa bahasa Indonesia ilmiah adalah ragam bahasa Indonesia yang digunakan untuk
kegiatan ilmiah oleh kelompok masyarakat terpelajar. Kegiatan ilmiah biasanya bersifat resmi. Sebagai
kegiatan yang bersifat resmi, ragam bahasa Indonesia yang digunakan dalam kegiatan ini adalah ragam
bahasa Indonesia baku. Jadi, bahasa Indonesia ilmiah adalah ragam bahasa Indonesia baku yang
digunakan untuk kegiatan ilmiah oleh kelompok masyarakat terpelajar.

Bahasa Indonesia ragam ilmiah merupakan salah satu bahasa Indonesia yang digunakan dalam menulis
karya ilmiah. Sebagai bahasa yang digunakan untuk memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori atau
gabungan dari keempatnya, bahasa Indonesia diharapkan bisa menjadi media yang efektif untuk
komunikasi ilmiah, baik secara tertulis maupun lisan. Selanjutnya, bahasa Indonesia ragam ilmiah
memiliki karakteristik cendekia, lugas dan jelas, bertolak dari gagasan, formal , objektif , konsisten,
ringkas dan padat.

1. Cendekia
Bahasa Indonesia bersifat cendekia artinya Bahasa Indonesia itu mampu digunakan secara tepat
untuk mengungkapkan hasil berpikir logis, yakni mampu membentuk pernyataan yang tepat dan
seksama. Hal ini sejalan dengan pendapat Soedradjad (2010) bahwa bahasa yang cendekia
mampu membentuk pernyataan yang tepat dan seksama, sehingga gagasan yang disampaikan
penulis dapat diterima secara tepat oleh pembaca.
Contoh :
Kemajuan informasi pada era global ini dikhawatirkan akan menyebabkan pergeseran
nila-nilai moral bangsa Indonesia ke arah budaya barat yang tidak selalu sesuai dengan
nilai-nilai budaya dan moral bangsa Indonesia.

2. Lugas dan Jelas


Sifat lugas dan jelas dimaknai bahwa bahasa Indonesia mampu menyampaikan gagasan ilmiah
secara jelas dan tepat. Untuk itu, setiap gagasan diungkapkan secara langsung sehingga makna
yang ditimbulkan adalah makna lugas. Pemaparan bahasa Indonesia yang lugas akan
menghindari kesalahpahaman dan kesalahan menafsirkan isi kalimat. Penulisan yang bernada
sastra pun perlu dihindari. Gagasan akan mudah dipahami apabila dituangkan dalam bahasa
yang jelas dan hubungan antara gagasan yang satu dengan yang lain juga jelas. Kalimat yang
tidak jelas umumnya akan muncul pada kalimat yang sangat panjang.
Contoh :

1. Mahasiswa sering mendapatkan tugas yang tidak dapat dikatakan ringan sehingga
kemampuan berfikirnya menjadi berada di awing-awang. (Lugas)

2. Struktur cendawan pembentuk mikoriza (CPM) pada apikal akar berbentuk bebas dan
berpengaruh tidak langsung terhadap kapasitas serapan hara oleh akar, misalnya dalam
kompetisi dalam memanfaatkan karbohidrat, karena cendawan pembentuk mikorisa
sangat tergantung kepada kandungan karbon tanaman inang sebagai sumber energinya
serta kapasitas dan mekanisme CPM dalam menyerap hara hanya akan dievaluasi dari
asosiasinya dengan tanaman inang. (Jelas)

3. Bertolak dari Gagasan


Bahasa ilmiah digunakan dengan orientasi gagasan. Bahasa Indonesia ragam ilmiah mempunyai
sifat bertolak dari gagasan. Artinya, penonjolan diadakan pada gagasan atau hal yang
diungkapkan dan tidak pada penulis. Implikasinya, kalimat-kalimat yang digunakan didominasi
oleh kalimat pasif sehingga kalimat aktif dengan penulis sebagai pelaku perlu dihindari.
Contoh :
Soedjito (1998) menyatakan bahwa yang paling berpengaruh pada mutu proses belajar
mengajar adalah sistem penilaian.

4. Formal
Bahasa yang digunakan dalam komunikasi ilmiah bersifat formal. Kata yang formal adalah
bentukan kata yang lengkap dan utuh sesuai dengan aturan pembentukan kata dalam bahasa
Indonesia. Kalimat formal dalam tulisan ilmiah dicirikan oleh kelengkapan unsur wajib (subyek
dan predikat), ketepatan penggunaan kata fungsi atau kata tugas, kebernalaran isi, dan tampilan
esei formal.
Contoh :
Bagi mahasiswa yang ingin mengikuti sidang skripsi, wajib melunasi biaya pendaftaran
dan SPP (Sumbangan Pembinaan Pendidikan) tetap selama satu semester.

5. Objektif
Sifat objektif tidak cukup dengan hanya menempatkan gagasan sebagai pangkal tolak, tetapi
juga diwujudkan dalam penggunaan kata seperti kosa kata, bentuk kata, dan struktur kalimat.
Sementara sifat konsisten yang ditampakkan pada penggunaan unsur bahasa, tanda baca,
tanda-tanda lain dan istilah yang sesuai dengan kaidah dan semuanya digunakan secara
konsisten.
Contoh :
Daun tanaman kedelai yang mengalami khlorosis disebabkan oleh kekurangan
unsur nitrogen. Kata yang menunjukkan sikap ekstrem dapat memberi kesan
subyektif dan emosional. Kata seperti harus, wajib, tidak mungkin tidak, pasti,
selalu perlu dihindari.

6. Konsisten
Bahasa Indonesia ragam ilmiah bersifat konsisten artinya sifat yang
ditampakkan pada penggunaan unsur bahasa, tanda baca, tanda-tanda lain dan
istilah yang sesuai dengan kaidah dan semuanya digunakan secara konsisten.
Contoh:
Untuk mengatasi bahaya kelaparan pada musim kemarau 2001, masyarakat dihimbau
untuk menghemat penggunaan beras dengan sistem diversifikasi pangan dan
menggalakan kembali lumbung desa.

7. Ringkas dan Padat


Sifat ringkas dan padat direalisasikan dengan tidak adanya unsur-unsur bahasayang mubazir. Itu
berarti menuntut adanya penggunaan bahasa yang hemat. Ciri padat merujuk pada kandungan
gagasan yang diungkapkan dengan unsur-unsur bahasa. Karena itu, jika gagasan yang terungkap
sudah memadai dengan unsur bahasa yang terbatas tanpa pemborosan, ciri kepadatan sudah
terpenuhi.Keringkasan dan kepadatan penggunaan bahasa tulis ilmiah juga ditandai dengantidak
adanya kalimat atau paragraf yang berlebihan dalam tulisan ilmiah.
Contoh:
Nilai etis di atas menjadi pedoman bagi setiap warga negara
Kesimpulan

Bahasa Indonesia ragam ilmiah merupakan salah satu ragam bahasa Indonesia
yang digunakan dalam pertemuan dan penulisan karya ilmiah. Dalam bahasa ragam ilmiah
memiliki ciri khas yakni cendekia, lugas dan jelas, bertolak dari gagasan, formal, objektif,
konsisten, ringkas dan padat.

Anda mungkin juga menyukai