BAB I
A. KARAKTERISTIK BAHASA
INDONESIA ILMIAH
A.
Dalam
kehidupan
bermasyarakat,
bahasa Indonesia dapat diguakan sebagai
alat komunikais antar individu dalam
setiap kegiatan dan kepentingannya,
contohnya sebagai kepentingan ekonomi,
budaya, politik, bisnis, agama, seni dan
komunikasi ilmiah atau dalam bidang kumpulanskripsi.blogdetik.com
keilmuan. Bentuk komunikasi ilmiah ini
dapat terlihat bahwa salah satu fungsi
bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu
atau ilmiah. Bahasa Indonesia yang
digunakan untuk kepentingan komunikasi dalam bidang keilmuan (ilmiah)
disebut bahasa Indonesia ilmiah. Lebih lanjut, Suparno dkk. (1994:2)
menjelaskan bahwa bahasa Indonesia ilmiah merupakan salah satu ragam
bahasa Indonesia yang digunakan untuk menyampaikan buah pikiran
yang bersifat ilmiah, bersituasi resmi dengan unsur-unsur kebahasaan
yang bersifat baku. Senada dengan pendapat di atas, Yonohudiyono dkk.
(1994) menyatakan bahwa bahasa Indonesia ilmiah adalah salah satu
ragam bahasa yang tidak termasuk ke dalam ragam dialek, dipakai dalam
suasana resmi oleh para cendekiawan untuk mengomunikasikan ilmu
pengetahuan baik secara tulis maupun lisan. (2014:13. Tim Penulis MPK
Bahasa Indonesia).
Suparno dkk. (1994: 2-14) menjelaskan bahwa karakteristik bahasa
Indonesia ilmiah itu (1) lugas dan jelas, (2) objektif, (3) cendekia,(4)
ringkas dan padat, (5) konsisten, dan (6) gagasan sebagai pangkal tolak.
Menulis Ilmiah
1.
Kalimat (1) tidak bermakna lugas. Ungkapan kena getahnya dan tidak ringan merupakan
Menulis Ilmiah
Penanaman moral di sekolah sebenarnya merupakan kelanjutan dari penanaman moral di rumah yang d
Penanaman moral di sekolah merupakan kelanjutan penanaman moral di rumah. Penanaman moral di
Contoh;
Hadirnya kata alangkah dan kiranya pada contoh (1) dan (2) berikut telah menimbulkan ciri subje
2. Objektif
Contoh-contoh itu telah memberikan bukti alangkah besarnya peranan orang tua itu dalam pemb
Dari uarian di atas kiranya dapat disimpulkan bahawa pengajaran berbicara di sekolah dasar tidak
Contoh-contoh itu telah memberikan bukti besarnya peranan orang tua itu dalam pembentuka ke
Indonesia bahwa
dikatakan
objektif
apabila
mengungkapkan
Dari uarai di atasBahasa
dapat disimpulkan
pengajar
berbicara
di sekolah
dasar tidak terpancang
sesuatu itu kedalam keadaan yang sebenarnya, artinya tidak dipengaruhi
oleh emosi pribadi pemakainya. Ciri objektif bermakna bahwa bahasa
Indonesia ilmiah tidak boleh bersifat subjektif, yakni mengemukakan
suatu pandangan dari sudut pribadi saja, tanpa memperhatikan sudut
pandang orang lain secara umum.
Perwujudnya ciri objektif bahasa Indoinesia ilmiah tidak cukup
dengan hanya menempatkan gagasan sebagai pangkal tolak. Ciri objektif
itu dapat dihujudkan dengan penggunaan kata dan struktur. Kata-kata
yang menujukan ciri subjektif/emosional tidak digunakan.
Menulis Ilmiah
Kata-kata yang menujukan sikap ekstri, seperti harus, wajib, pasti,
dapat memberikan kesan emosional. Karena itu, penggunaan kata-kata
yang menujukan sikap ekstrim itu perlu dihindari.
Contoh;
Perhatikan contoh (1) dan (2) berikut masing-masing beciri subjektif/emosional dan objektif/rasion
Di antara etika yang harus ditanamkan pada anak adalah mengambil makan dan minum dengan
Di anatar etika yang ditanamkan kepada anak adalah mengambil makan dan minum menggunaka
3. Cendikiawan
Bahasa Indonesia berisifat cendekia artinya bahasa Indonesia
mampu digunakan secara tepat untuk mengungkapan hasil berfikir logis,
yakin membentuk pernyataan yang tepat dan seksama. Hal ini sejalan
dengan pendapat Soedradjad (2010) bahwa bahasa yang cendekia
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik
Menulis Ilmiah
mampu membentuk pernyataan yang tepat dan seksama, sehinga
gagasan yang disampaikan penulis dapat diterima secara tepat oleh
pembaca.
Contoh;
Jika sebuah kalimat digunakan untuk mengungkapkan dua buah, dan tiap-tiap gagasan itu memili
Pada era global ini dikhawatirkan akan terjadi pergeseran nilai-nilai moral bangsa Indonesia yang
Kemajuan informasi pada era global ini dikhawatirkan akan menyebabkan pergeseran nilai-nilai m
kurang
Menulis Ilmiah
mampu menunjukkan perbedaan-perbedaan itu merupakan hal yang perlu
ada dalam bahasa Indonesia keilmuan.
Kecendekiaan juga tampak pada ketepatan dan kesaksamaan
penggunaan kata. Dalam bahasa Indonesia terdapat perbedaan antara
bentukan peN-an dan bentukan -an. Penggunaan kata bentukan hasil dari
dua imbuhan tersebut berbeda. Dalam laporan penelitian, misalnya, jika
substansi yang ditampilkan adalah kegiatan proses memerikan, kata
yang digunakan adalah pemerian. Jika substansi yang ditampilkan
merupakan hasil kegiatan memerikan, kata yang digunakan adalah
perian. Dengan cara demikian, dapat pula dibedakan penggunaan kata
pembahasan dan bahasan atau pemberian dan berian.
4. Ringkas dan Jelas
Menulis Ilmiah
perwujuan keringkasan dan kepadatan tidak hanya ditandai oleh
penggunaan unsur-unsur bahsa dalam kalimat. Kalimat atau pargraf
tertentu dapat dihilangkan jika tidak diperlukan. Kalimat kedua dalam teks
berikut dapat dihilangkan begitu saja tanpa menggangu pengungkapan
gagasan (bandingkan dengan tek (2)).
Berdasarkan pemriksaan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terungkap bahwa
Berdasarkan pemriksaan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terungkap bahwa
Contoh:
5. Konsisten
Penggunaan untuk dan bagi pada (1) dan (2) konsisten, sedangkan pada (3) dan (4) tidak konsiste
Unsur-unsuryang
bahasa,
ejaan,
dan tanda
baca
dalam
bahasa angkutan d
Untuk menangai penumpang
melimpah
menjelang
dan usai
lebaran,
pengusaha
Indonesia
ilmiah Bosnia
digunakan
secara
konsisten.
Sekali
sebuah
unsur yang penti
Pelucutan senjata
di wilayah
itu tidak
penting
bagi muslim
Bosnis.
Bagi mereka
digunakan
sesuai
dengan
kaidah, unsur
itu untuk
selanjutnya
diggunakan
Untuk penumpang
yang
melimpah
menjelang
dan usai
leberan,
telah disiapkan
kendaraan yang c
secara
konsisten
sesuai
dengan
penggunanya
itu.
Contohnya
adalah
Pelucutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak penting untuk muslim Bosnis.
penggunaan
kataadalah
tugas pencambutan
untuk dan bagi
yang digunakan
dengan kaidah
Untuk mereka
yang penting
embargo
persenjataan.
berikut: kata Untuk digunaka sebagai pengantar keterangan tujuan,
sedangkan kata bagi digunakan sebagai pengantar objek berkepentingan,
Menulis Ilmiah
Istilah-istilah juga digunakan secara konsisten. Istilah bedah
bermakna sama dengan istilah oprasi. Akan tetapi, sekali digunakan
istilah bedah dalam sebuah teks, istilah itu digunakan selanjutnya dalam
teks yang bersngkutan. Demikian juga pengguanan unsur bahasa yang
disingkat. Kalau pada awal penyebuwal penyebutan, sekolah dasar sudah
disingkat dengan SD, singkatan SD itulah yang berlaku selanjutnya dalam
teks itu.
6. Gagasan sebagai Pangkal Tolak
Bahasa Indonesia ilmiah digunakan dengan orentasi gagsan. Hal
itu berarti bahwa penonjolan diarahkan pada gagsan atau hal-hal yang
diungkapkan, tidak pada penulisan. Akibatnya, pilihan kalimat yang
beroposisi, yakni kalimat pasif yang erorentasi pada gagasan dan kalimat
akatif yang berorentasi pada penulis. Jatuh pada
kalimat pasif. Kalimat
Contoh;
aktif dengan penulis sebagai pelalku perlu dihindari.
Dari uraian tadi penulis menyimpulkan bahwa dalam menumbuhkan dan membina anak berbakat
Dari uraian tadi dapat disimpulkan bahwa dalam menumbuhkan dan membina anak berbakat gur
Menulis Ilmiah
Orentasi pelaku yang bukan penulis yang tidak berotentasi pada
gagasan perlu pula dihinari.
Contoh:
Pada contoh (1) berikut berorentasi pada pelaku yang bukan penulis, seadangkan contoh (2) bero
Kita tahu bahwa pendidikan dilingkungan keluarga sangat penting dalam peneneman moral Panca
Perlu diketahui bahwa pendidikan dilingkungan keluarga sangat penting dalam peneneman moral
1.
MENGAMATI
KASUS 1
Menulis Ilmiah
Mambrasar,M.Si, menyebabkan terjadi perseteruan antara Bupati, Kepala
Badan Kepegawaian dan Kadispenda. Pantauan Radar Sorong kemarin
(4/6) di aula Bupati setelah pembacaan nama-nama pejabat Eselon II dan
III yang digeser, ternyata nama Kadispenda Drs. Yance Mambrasar, M.Si
pun termasuk yang di nonjob kan oleh Bupati Raja Ampat Drs. Marcus
Wanma, M.Si.
Begitu dirinya mengetahui kalau dicopot dari jabatannya sebagai
Kadispenda, maka Yance Mambrasar pun geram, dan memukul meja
sambil melabrak (mengata-ngatai dengan suara keras) Bupati Raja
Ampat,Kau kenapa bisa mencantumkan nama saya dalam daftar tersebut
dan kenapa non job kan saya. Saya sama sekali belum menyatakan surat
pengunduran diri saya sebagai Kadispenda,kata Yance Mambrasar
dengan suara keras. Tidak hanya itu, Yance Mambrasar juga membentak
dan memarahi Kepala Badan Kepegawaian Samgar Sosir.Kau Samgar, ko
diam daripada saya pukul kau. Sebenarnya salah saya apa. Kalian
mengerti aturan atau tidak,kata Yance.
Bupati yang terlihat santai, akhirnya menjawab apa yang dilontarkan oleh
Kadispenda.Kau kan mau maju dalam Pilkada, oleh sebab itu sudah
selayaknya mengundurkan diri dari jabatan. Saya sudah memberikan
batas waktu hingga tanggal 26 Mei 2015, bahwa siapapun dia dari
birokrasi yang hendak maju harus mengundurkan diri, tapi nyatanya tidak
kau lakukan,ujar Bupati. Mendengar hal itu Kadispenda dengan lantang
menunjuk bupati, dan mengklaim bahwa dirinya belum memasukkan
surat pengunduran diri.Kenapa Samgar dan kau, non jobkan saya. Kalian
sudah membuka ruang perang kepada saya nanti kita lihat saja,kata
Yance sambil berjalan keluar dari aula Bupati.
Kadispenda Yance Mambrasar saat menggelar konferensi pers di
kediamannya menyesalkam putusan yang diambil bupati.Saya sangat
menyesal kenapa bupati non job kan saya, padahal saya belum
menandatangani surat pengunduran diri saya.Saya akan mengangkat
kasus ini ke jalur hukum biar Bupati dan Samgar Sosir tahu, saya tidak
pernah main-main dan tidak takut pada siapapun,tegasnya.
Dikatakan, pihaknya memang akan maju dalam Pilkada Raja Ampat, dan
aturannya sampai batas waktu pendaftaran di KPU barulah dirinya
mengundurkan diri.Tapi ini kok sepertinya ada setingan dari oknumoknum terkait untuk menjatuhkan saya. Intinya besok (hari ini, red) saya
tetap akan bekerja seperti biasa dan jabatan saya masih sebagai
Kadispenda,pungkasnya.
Radar sorong
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik
Menulis Ilmiah
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik
Menulis Ilmiah
2. MENAYA
Setelah
membaca
kasus
Dicopot. Kadispenda R4 Labrak
Bupati diatas, manakah yang
termasuk ke dalam!.
https://www.g
oogle.co.id/search?
q=FOTO+ORANG+BERTANYA&biw
kalimat
bahasa
..
..
..
Buku Ajar
Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik
..
Menulis Ilmiah
3. MENGUMPULKAN INFORMASI
TUGAS 1
Paragr
af
Struktur Teks
bundderdeutsch-studenten.blogspot.com
A. Dari
bacaan
Dicopot.
Kadispenda
R4
Labrak
Bupati tentukan struktur
teks dengan panduan tabel
berikut!
Kalimat Utama
Menulis Ilmiah
Tahukan
Anda? Bahasa Ilmiah menjelaskan bahwa bahasa Indonesia ilmiah
merupakan salah satu ragam bahasa Indonesia yang digunakan untuk
menyampaikan buah pikiran yang bersifat ilmiah, bersituasi resmi dengan
unsur-unsur kebahasaan yang bersifat baku.
www. Lintas.com
Menulis Ilmiah
Tugas 2
Buntut
Konferensi
Melabrak
Oknum
terjadinya
..
..
..
2. Bagai mana pendapat anda dengan prilaku Kadispend
bupati
Buku Ajarterhadap
Mata Kuliah
Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik
Menulis Ilmiah
4. MENGASOSIASI
Skripsi
Arggumen 2
Argumen 1
..
..
..
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik
2.
Menulis Ilmiah
5. MENGOMUNIKASIKAN
Menulis Ilmiah
B.
Ejaan
Kamus
Besar
(Depdiknas,
bahwa
cara
BAB II
Bahasa
2008:48)
ejaan
adalah
menggambarkan
Indonesia
menerangkan
kaidah-kaidah
bunyi-bunyi
tulisan
penggunaan
(huruf-huruf)
tanda-tanda
serta
baca.
https://www.google.co.id/search?
q=FOTO+MENGEJA+DAN+EJAAN&biw
Menulis Ilmiah
Menurut Ensiklopedi yang dimaksud dengan ejaan adalah cara menulis
kata-kata menurut disiplin ilmu bahasa.
Ejaan tidak sama dengan mengeja. Mengeja berasal dari kata dasar
eja. Eja menjadi mengeja artinya melafalkan atau menyebutkan hurufhuruf satu demi satu. Misalnya kata makan, jika dieja menjadi m-a-k-an. Ejaan diartikan sebagai suatu ilmu yang menerangkan bagaimana kita
harus menyatakan bahasa bentuk lisan, ke dalam bahasa bentuk tulisan.
Atau
pengetahuan
hukum,
bagaimana
cara
menuliskan
atau
dengan EYD, secara lengkap dapat dibaca pada lampiran buku ini.
Ejaan
Van
Ophuijsen
adalah
pernah
digunakan
Menulis Ilmiah
Kebanyakan
catatan
tertulis
bahasa
Melayu
pada
masa
itu
singkat
Indonesia
pada
yang
pertama
kali
oleh
pembakuan
Prof.
ejaan
Charles
van
Ophuijsen dibantu oleh Engku Nawawi gelar Sutan Makmur dan Moh. Taib
Sultan Ibrahim. Hasil pembakuan mereka yang dikenal dengan Ejaan Van
Ophuijsen ditulis dalam sebuah buku. Dalam kitab itu dimuat sistem ejaan
Latin untuk bahasa Melayudi Indonesia.
Van Ophuijsen adalah seorang ahli bahasa berkebangsaan Belanda.
Ia
pernah
jadi
inspektur
Barat,
sekolah
kemudian
di
maktab
menjadi
profesor
Melajoe,
van
Ophuijsen
kemudian
menerbitkan
Maleische
Contoh:
Menulis Ilmiah
2.
Ejaan Republik
Ejaan
Republik
(edjaan
repoeblik)
adalah
ketentuan
ejaan
dalam Bahasa Indonesia yang berlaku sejak 17 Maret 1947. Ejaan ini
kemudian
juga
Pendidikan
dan
disebut
dengan
Kebudayaan
nama
kala
itu.
edjaan
Ejaan
Soewandi,
ini
Menteri
mengganti
ejaan
sebelumnya, yaitu Ejaan Van Ophuijsen yang mulai berlaku sejak tahun
1901. Perbedaan-perbedaan antara ejaan ini dengan ejaan Van Ophuijsen
ialah: huruf oe menjadi u, seperti pada goeroe guru.bunyi hamzah
dan bunyi sentak yang sebelumnya dinyatakan dengan () ditulis dengan
k, seperti pada kata-kata tak, pak, maklum, rakjat.kata ulang boleh
ditulis dengan angka 2, seperti ubur2, ber-main2, ke-barat2-an.awalan
di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya. Kata depan di pada contoh dirumah, disawah, tidak
dibedakan dengan imbuhan di- pada dibeli, dimakan.
Ejaan Soewandi ini berlaku sampai tahun 1972 lalu digantikan
oleh Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) pada masa menteri Mashuri Saleh.
Pada masa jabatannya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, pada
23
Mei
1972
Mashuri
mengesahkan
penggunaan
Ejaan
Yang
mencopot
nama
jalan
yang
melintas
di
depan
kantor
3. Ejaan Malindo
Ejaan
Melindo
adalah
termuat
dalam
hasil
usaha
penyatuan
sistem
ejaan
dengan huruf
Menulis Ilmiah
Latin di Indonesia dan Persekutuan Tanah Melayu. Keputusan ini dilakukan
dalam Perjanjian Persahabatan Indonesia dan Malaysia pada tahun 1959.
Sistem ini tidak pernah sampai diterapkan.
Menulis Ilmiah
B. Pilihan Kata
Menulis Ilmiah
Di samping yang telah dibicarakan di atas, penulisan kata,
pemakaian kata yang lazim, pemakaian kata yang cermat, pemakaian
ungkapan
a. Penulisan kata
seharusnya
dituliskan:
Februari,
November,
Senin,
Jumat,
Menulis Ilmiah
Penulisan bahasa ilmiah sebaiknya digunakan kata-kata yang sudah
lazim di masyarakat, yaitu kata-kata yang sudah dikenal. Pakailah kata
masukan bukan input, sukucadang bukan sparepart, usaha patungan
bukan joint venture, pendekatan bukan approach, peringkat bukan
ranking,: lokakarya bukan work shop, dan sebagainya.
Contoh
C.
d. Ungkapan Idiomatik
Menulis Ilmiah
Kapan idiomatik adalah ungkapan yang sudah senyawa betul. Oleh
karena itu tidak boleh ditambah atau dikurangi. Yang tergolong ungkapan
idomatik antara lain: sesuai dengan, berhubung dengan, bertalian
dengan,: terbuat dari, terdiri atas, tidak berbeda dengan, disebabkan oleh,
Contoh
dan sebagainya.
e. Ungkapan PenPenghubung
Ungkapan
penghubung
bertugas
menghubungkan
kata-kata
1) Dalam rapat itu akan dibicarakan berbagai masalah, baik yang manyangkut konsolidasi ke dala
2) Kami mohon dikirimi bahan-bahan seperti semen, pasir, kayu, semen merah, batu merah, dan
3) Yang harus Anda siapkan adalah hal-hal sebagai berikut.
f.
Kata Khusus
Menulis Ilmiah
Kata-kata khusus yang dimaksud antara lain kami dan kita, secepat
Perhatikanlah
contoh
di bawah
ini!untuk, dan sebagainya.
mungkin,
agar
supaya,
demi
(1) kami dan kita
Kata kami dan kita adalah bentuk jamak dari saya. Kata kami digunakan jika
lawan berbicara tidak termasuk dalam pembicaraan, sedangkan kata kita
sebaliknya.
Kami bangsa Indonesia, dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Mari kita selesaikan masalah ini dengan kepala dingin.
(2) secepat mungkin dan selekas mungkin
Kedua pasangan kata di atas merupakan bentukan bahasa Indonesia dari
bahasa asing. Bentukan yang benar adalah secepat-cepatnya dan selekaslekasnya.
(3) agar supaya dan demi untuk
Agar supaya dan demi untuk
sering digunakan dalam berbahasa
Indonesia. Penggunaan kedua pasang kata itu merupakan penggunaan kata
yang berlebihan sebab pengertian agar sama dengan supaya, dan demi sama
dengan untuk. Karena itu, sebaiknya dipakai salah satu saja.
Misalnya: Kami mohon agar hal itu segera diselesaikan
Atau
Kami mohon supaya hal itu segera diselesaikan.
Kalimat
Penghubung
Kalimat
adalah
satuan
bahasa
yang
sangat
penting
dalam
misalnya,
dalam
menyampaikan
gagasannya
apik
(well
formed)
yang
dapat
menampung
gagasan
yang
Menulis Ilmiah
kalimat efektif perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu kekompakan dan
kesatuan, kehematan, kevariasian, kesejajaran, dan penekanan. Adapun
penjelasannya sebagai berikut.
a.
Kalimat dikatakan kompak dan ada kesatuan jika dalam satu kalimat
hanya terkandung satu pokok pikiran atau gagasan. Kesatuan gagasan ini
terlihat pada kehadiran fungsi subjek (S), predikat (P), objek (O), dan
dapat pula dilengkapi dengan fungsi pelengkap (Pel), serta keterangan
(K). Jadi sebuah kalimat yang kompak dan mengandung kesatuan,
setidaknya mengandung unsur S, P,O serta masing-masing unsur fungsi
kalimat terlihat dengan jelas. Ketidakjelasan kedudukan masing-masing
fungsi ituContoh:
membawa dampak kekaburan makna kalimat.
(1) Menteri hukum dan perundang-undangan sedang menertibkan semua produk hukum masa la
hukum
dan
perundang-undangan)
dengan
(sedang
Menulis Ilmiah
Makna kalimat (3) di atas sangat kabur, sebab tidak jelas apa atau
siapakah yang sudah lazim menggunakan kata pendahuluan sebagai kata
pengantar
isi
surat?
Ketidakhadiran
fungsi
pada
kalimat
(3)
(5) Dalam menulis surat bahasa Indonesia, kita sudah lazim menggunakan kata pendahuluan se
kepada
Puskud.
b. Kehematan Kesatuan
b) Penghubung
Kehematan dalam kalimat efektif meliputi kehematan pemakaian
kata, frase, atau unsur kalimat lainnya yang tidak diperlukan. Unsur-unsur
yang
bisa
dihemat
meliputi,
pengulangan
bagian-bagian
kalimat,
Menulis Ilmiah
Ketika menggabungkan beberapa kalimat tunggal menjadi kalimat
majemuk, kita sering mengulang kata-kata yang sama yang menduduki
fungsi yang sama. Pengulangan semacam ini tidak perlu.
Perhatikan contoh berikut.
(7) Pencari kerja itu segera membuat surat lamaran setelah dia tahu ada lowongan pekerjaan dim
(8) Hasan menulis surat itu kemudian mengirimkan sendiri surat itu ke kantor pos.
Kalimat (7) dan (8) diperbaiki menjadi kalimat (9) dan (10) di bawah ini.
(9) Pencari kerja itu segera membuat surat lamaran setelah tahu ada lowongan pekerjaan dimuat
(10) Hasan menulis surat itu kemudian mengirimkannya sendiri ke kantor pos.
2) Pemakaian hiponimi
Menulis Ilmiah
Kelompok kata yang panjang sering memiliki padanan yang lebih
singkat dan hemat.
Perhatikan kelompok kata berikut.
menjadi sebab
> menyebabkan
mengambil keputusan
> memutuskan
melakukan penguraian
> menguraikan
Perhatikan!
(14) Mahasiswa sering diberi predikat sebagai tulang punggung bangsa dan negara, suatu predika
(15) Mahasiswa sering diberi predikat sebagai tulang punggung bangsa dan negara, suatu predik
C. Kevariasian Kesatuan
c) Penghubung
Kevariasian bentuk-bentuk kalimat untuk menjaga keseimbangan
antara jumlah kalimat panjang dan kalimat pendek, kalimat aktif dan
pasif, kalimat langsung dan tak langsung, kalimat berita, tanya, dan
perintah; serta kevariasian dalam mengawali kalimat, misalnya ada yang
dimulai dengan subjek, predikat, atau keterangan. Kevariasian stuktur
Perhatikan!
kalimat dengan awal yang berbeda-beda ini sangat baik untuk
Menulis Ilmiah
Untuk menghindari kebosanan pembaca, kadang dimunculkan
variasi kalimat aktif dan pasif secara berurutan., misalnya pada kalimat
Perhatikan!
(18) dan (19) berikut.
(18) Pada hari raya Idul Adha yang lalu Haji Malik menyembelih lima ekor kambing.
(19) Di samping itu disembelih seekor lembu jantan.
(20) Menilai sebuah buku berarti memberikan saran kepada pembaca untuk atau menerima kehad
(21) Oleh sebab itu, sebuah buku harus dinilai secara keseluruhan.
d.
Kesejajaran hiponimi
Pemakaian kata, kelompok kata, atau bentuk kata di dalam kalimat
Menulis Ilmiah
sebaliknya, bila suatu gagasan ditempatkan ke dalam struktur kata kerja
( bentuk di-kan, me-kan), kelompok kata yang lain yang menduduki fungsi
gramatikal yang sama dinyatakan ke dalam kata kerja bentuk itu.
(22) Setelah diproduksi dan dipak, barang itu tinggal dipasarkan ke daerah-daerah.
(23) Seorang insinyur telah memecahkan masalah itu dengan caranya sendiri kemudian membua
e.
Penekanan
hiponimi
Penekanan bertujuan untuk
penting
pada
bagian-bagian
tertentu.
Ada
beberapa
cara
untuk
1)
Posisi kalimat
2)
Urutan logis
hiponimi
Menulis Ilmiah
Penekanan bagian kalimat dapat juga ditempuh dengan menyusun
secara logis informasi yang ada dalam kalimat. Urutan dapat berlangsung
secara kronologis sesuai dengan proses, atau secara bertahap semakin
memuncak pada informasi yang lebih penting seperti contoh kalimat (27)
dan bandingkan dengan kalimat (28)di bawah ini.
(27) Kegiatan niaga antara lain meliputi penawaran, pemasaran, pengiriman pesanan, dan penag
(28) Sepulang sekolah Budi langsung tidur, bangun tidur makan, kemudian baru mandi.
3)Pemakaian repetisi
4)
hiponimi
Menulis Ilmiah
4.
Paragraf
5)
hiponimi
utam yang berisi gagasan pokok atau utama; utama; ditambah dengan
kalimat lain yang berisi keterangan tambahan tetntang gagasan utama
itu.(Abdul, 2011:27).
Paragraf merupakan model karangan yang terkecil. Sebagai model
karangan, pernyataan yang terangkai pada paragraf
harus urut,
syarat kesatuan,
tulisan
penyatuan ,
Menulis Ilmiah
Ciri Paragraf
(31) (1) Dibanding planet-planet lain yang dikenal dalam tata surya, Sedna dikenal sebagai planet
Menulis Ilmiah
memperjelas kondisi temperatur di Sedna yang mencapai minus 400
derajat F atau 240 derajat C, sebuah kondisi yang amat dingin.
Berikutnya, kalimat (4) dan (5) menjelaskan bahwa jarak Sedna amat
jauh; sebagai bandingan jarak itu mencapai
(32) (1) Dibanding planet-planet lain yang dikenal dalam tata surya, Sedna dikenal sebagai plane
Menulis Ilmiah
Pengurangan kalimat pada sebuah paragraf juga tidak selalu
menjadaikan paragraf tidak satu lagi, selama pengurangan dilakukan
pada sebagian gagasan penjelas (3) dan (5) dan masih menyisakan
gagasan penjelas yang lain (2) dan (4). Pengurangan yang dimaksud
dapat diperhatikan pada paragraf (34) berikut.
(34) (1) Dibanding planet-planet lain yang dikenal dalam tata surya, Sedna dikenal sebagai plane
Menulis Ilmiah
2) Menyatu
(35) (1) Pamor Hidroponik tengah meroket. (2) Kini, total arealnya di planet bumi sudah mencapai
Menulis Ilmiah
Untuk membuktikan bahwa penyatuan paragraf sudah baik, dapat
dilakukan pengacakan susunan kalimat sebagaimana (36) dan (37)
berikut.
(36) (1) Pamor Hidroponik tengah meroket. (3) Dari luas tersebut, bisa dihasilkan sayuran jutaan t
(37) (4) Itu belum termasuk dari sektor bunga potong yang menyumbang lima miliar dolar AS per
3) Cukup pengembangannya
Menulis Ilmiah
Paragraf yang cukup pengembangannya adalah paragraf yang
menyediakan secara cukup kebutuhan minimal kalimat penjelas sehingga
tema yang telah dirumuskan tercapai. Jika tema paragraf menjanjikan
bahwa pada paragraf tersebut akan dibahas perbedaan antara kereta api
zaman
(38) (1) Penemuan chip pintar yang siap memata-matai manusia itu menguntungkan banyak piha
(39) (1) Penemuan chip pintar yang siap memata-matai manusia itu menguntungkan banyak piha
Paragraf
(38)
tersebut
kurang
memenuhi
syarat
kecukupan
kalimat
(1a),
paragraf
(39)
berikut
telah
memenuhi
kecukupan pengembangan?
Menulis Ilmiah
Jawabnya, ya. Paragraf (39) sudah dapat dikategorikan paragraf
lengkap. Keuntungan penggunaan chip bagi pengusaha dibahas pada
kaimat (1a), sedangkan keuntungan bagi penjahat dibahas pada (2), (3),
dan (4).
4)
Bergaya paparan
5)
Gaya penyajian paragraf dalam bahasa Indonesia ilmiah adalah
paparan.
Gaya
paparan
ini
berfokus
pada
pemberian
informasi,
Menulis Ilmiah
(40), (41), dan (42) berikut merupakan paragraf yang menggunakan gaya
penyajian bukan paparan. Gaya yang digunakan berbeda dengan paragraf
paparan di depan.
(41) Jejak-jejak sepatu besar yang sepasang itu diikutinya. Lewat jalan besar lalu membelok mem
(42) Bocah itu bersama-sama kawan sekelasnya menghabiskan sorenya untuk membongkar sepe
(40) Warga Aceh yang sangat sadar akan kemakmuran karena memiliki kekayaan alam yang meli
Menulis Ilmiah
Paragraf (41) menggunakan gaya persuasi. Paragraf (42) dan (43)
menggunakan gaya penceritaan. Ketiga gaya paragraf di atas tidak dapat
digunakan dalam paragraf karya keilmuan.
7)
Pengembangan dengan analisis penalaran ini dilakukan dengan
penautan secara deduktif antara satu kalimat dengan kalimat yang lain.
Metode ini merupakan panduan umum pengembangan paparan dan
argumen.
1) Pengurutan gagasan yang logis
Pada contoh
(44) berikut terdapat lima cara yang dapat dipilih untuk meninggalkan
kampus, mudik lebaran. Tiap cara dapat dipilih berdasarkan pertimbangan
harga, waktu, keamanan, kepraktisan, kemenarikan, dan keterpercayaan.
Berbagai
pilihan
kendaraan
dianalisis
dari
segi
biaya,
keamanan,
Menulis Ilmiah
(44) Kepada mahasiswa yang belum pernah berdesakan dalam arus mudik lebaran, disampaikan
perlu diperhatikan adalah waktu pemesanan yang sebaiknya dilakukan jauh hari sebelum keberan
Menulis Ilmiah
2) Penghubungan sebab-akibat
8)
Paragraf dengan pengembangan sebab-akibat ini tepat digunakan
untuk melakukan eksplanasi
sebab-sebab
dinyatakan palsu.
(45) Kendati memiliki gambar air sebagai penanda keaslian uang kertas, bahan uang kertas bern
3) Pemprosesan
Menulis Ilmiah
menjelaskan proses penciptaan novel pop yang memiliki perbedaan
dengan novel serius.
4) Pendefinisian
Pendefinisian dilakukan untuk memberikan penjelasan pada satu
konsep. Definisi yang paling lazim digunakan dalam karya keilmuan
adalah difinsi objektif yang diawali dengan menyebutkan kosa kata umum
konsep yang didefinisikan yang kemudian diikuti dengan ciri-ciri khusus
konsep tersebut. Lazimnya, definisi objektif disampaikan dalam satu
kalimat, tetapi sebagai variasi dapat digunakan beberapa kalimat.
Paragraf (47) berikut merupakan paragraf yang dikembangkan
dengan definisi. Penulis memberi batasan istilah gazebo dengan cara
menyebutkan ciri umum yang diikuti dengan ciri khusunya. Ini merupakan
ciri dari definisi objektif; definisi yang banyak digunakan pada karya tulis
keilmuan.
(46) Novel pop diciptakan berdasarkan prinsip-prinsip objektivitas terhadap pembaca massal. Penulis ber
Menulis Ilmiah
(47) Sebutan gazebo bukan asing bagi banyak orang. Sebuah bangunan kecil yang berdiri terpis
Pengembangan
induktif
untuk
dengan
melakukan
ilustrasi
eksplanasi
sering
memanfaatkan
terhadap
gagasan
paragrafnya.
1) Pencontohan
logika
pokok
Menulis Ilmiah
Pengembangan dengan contoh dilakukan dengan menyebutkan
contoh secara lengkap untuk memperjelas proposisi yang disampaikan.
Kelengkapan contoh bukan hanya diukur dari kuantitasnya, tetapi juga
dari proporsinya.
(48) Kata-kata seperti duta, bukit, pesona, taman, hamparan, wisma, dan sebagainya merupakan
(49) Orang-orang primitif hidup dari hasil bumi dengan jalan mengumpulkan biji-bijian, buah-buahan, tanam
12)
Menulis Ilmiah
3) Pengisahan
(50) Pada tahun 1977 ia lulus ujian negara MTs. Satu setengah tahun berikutnya, ia lulus ujian ne
Menulis Ilmiah
C. Salah Nalar dalam Pengembangan Paragraf
Pemanfaatan
dipaparkan
pada
pola-pola
bagian
pengembangan
4.4.2
dapat
paragraf
menuntun
seperti
penulis
yang
dalam
menghasilkan paragraf yang baik. Namun, hal itu tidak cukup. Penulis juga
harus mengatur cara berpikirnya agar tidak muncul salah nalar dalam
pengembangan paragraf. Salah nalar tampak dari gagasan yang salah
akibat digunakannya cara berpikir yang tidak tepat (Moeliono, 1989:126).
Berikut ini merupakan contoh-contoh paragraf yang mengandung salah
nalar.
(51) Hutan Indonesia merupakan sumber kekayaan. Sayang sekali hutan mulai berkurang karena ditebang
(52) Pendekatan komunikatif adalah suatu pendekatan di mana guru dapat mengajarkan bahasa I
Paragraf
(51)
mengandung
salah
nalar
sehingga
terjadi
(1)
penyisipan rincian yang tidak bertalian dan (2) pemasukan kalimat topik
yang kedua atau gagasan pokok yang lain ke dalamnya. Akibatnya terjadi
Menulis Ilmiah
pelanturan dan pembauran dua pokok sehingga campur baur (Moeliono,
1989:137). Berbeda dengan paragraf (51), pada paragraf (52) tampak
adanya penalaran yang melingkar atau berputar-putar sehingga masalah
yang sesungguhnya tidak terungkap dengan baik (Suparno dan Yunus,
2005:52).
D. Jenis
Paragraf
Paragraf Deduktif
terletak pada awal paragraf. Pola pikirnya dari umum ke khusus. Diawali
Dalam kesusasteraan lama Indonesia terdapat karya sastra yang disebut pantun dan syair. Kedu
dari simpulan kemudian dijabarkan rinciannya.
Menulis Ilmiah
Paragraf Induktif
c. Paragraf Kombinasi
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik
Menulis Ilmiah
Paragraf ini sering disebut paragraf campuran, yaitu kombinasi
antara paragraf deduktif dengan induktif. Kalimat utama di awal kemudian
diulang lagi di akhir paragraf. Bunyi kalimatnya boleh berbeda, tetapi
intinya tetap sama. Contoh paragraf (53) tinggal menambah satu kalimat
lagi di akhir paragraf. Misalnya dengan kalimat: Jadi jelaslah sekarang
bahwa pantun dan syair memang benar-benar karya sastra lama.
d. Paragraf Deskriptif
Ayam berkokok satu persatu mulai mengendur. Mereka berlompatan dari kandangnya. Ada yang
Menulis Ilmiah
kalimat topik. (2) Hindari paragraf yang tidak lengkap dan melompatlompat. (3) Hindari pernyataan yang tidak relevan.
1.
MENGAMATI
KASUS 1
Bacalah teks berikut dibawah ini!
Bangsa indonesia terdiri dari bermacam-maca suku bangsa (1).
Sudah barang tentu setiap suku-suku bangsa mempunyai bahasa yang
berbeda-beda,
bahkan
tiap-tiap
daerah
mempunyai
dialek-dialek
Menulis Ilmiah
Karena
itulah
diikrarkan
Meskipun
tanggal
Sumpah
dalam
dinyatakan
Sumpah
satu,
tetapi
menghilangkan
itu
atau
bahasa
(5).
Pemuda
Indonesia
yaitu
bahasa-bahasa daera
Antara
Oktober
Pemuda
bangsa
berbahasa
Indonesia,
28
bahasa
bukan
berarti
mematikan
yang ada (6).
Indonesia
dengan
perbendeharaan
kata
https://w
ww.google.co.id/search?
q=foto+sumpah+pemuda&biw
(7). Hal ini sesuai dengan UndangUndang Dasar 1945 Pasal 36 yang
menyatakan Bahasa Negara adalah Bahasa Indonesia (8). (Abdulah,
2011:5-6)
2. MENAYA
https://ww
w.google.co.id/search?
q=FOTO+ORANG+BERTANYA&biw
Menulis Ilmiah
1. Menurut pendapat anda ada berapa paragraf teks diatas?
..
..
..
..
..
..
3. Termasuk ke dalam teks apakah teks di atas dan?
..
3. MENGUMPULKAN INFORMASI
TUGAS 1
www.edubio.
info
Menulis Ilmiah
A. Dari teks diatas tentukan struktur teks dengan panduan
tabel berikut!
Paragraf
Struktur Teks
Kalita Utama
Suku
Dialek
Budaya
..
Menulis Ilmiah
Daerah
Ikrar
Suku
Dialek
..
..
...
..
..
..
..
Budaya
..
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik
Menulis Ilmiah
TUGAS 2
Paragraf
Inti Kalimat
..
..
2
.
Menulis Ilmiah
..
..
..
Menulis Ilmiah
Foto persentasi dikelas
4. MENGASOSIASI
Kesimpulan
Judul Teks
Teks
Menulis Ilmiah
Argumen 2
Argument 1
..
..
5. MENGOMUNIKASIKAN
dengan
antusia
persentasikan.
memberikan
prasetya.ub.ac.id
Menulis Ilmiah
BAB IlI
kumpulanskripsi.blogdetik.com
Menulis Ilmiah
Karya tulis ilmiah adalah karya yang disusun berdasarkan suatu
hasil penelitian. Bukan berdasarkan hasil rekaan seperti crepen, novel,
atau karya satra lain. Sebagai hasil penelitian maka didalamnya harus ada
komponen (1) masalah penelitian, (2) metode penelitian, (3) tujuan
penelitian, (4) objek penelitian, dan (5) hasil penelitian, diasamping itu,
seabuah karya ilmiah juga harus disertai dengan sebuah daftar pustaka
acuan, ( Abdul, 2011:181).
1. Masalah Penelitian
Menulis Ilmiah
2. Tujuan Penelitian
Setiap penelitaian tentu mempunyai penelitian. Agar penelitian bisa
terarah sejalan dengan permasalajanya, maka tujuan penelitian itu harus
jelas dengan rumusan masalahnya.
Di sini perlu disinggun, meskipun judul penelitian bisa berbeda
dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian; tetapi sebaiknya judul itu
sejalan
dengan
rumursan
masalah dan tujuan penelitian.
Contoh;
Tujuan
Penelitian
3. Metode Penelitian
Menulis Ilmiah
Metode penelitaian kuantitatif digunakan untuk menguji hipotesisi
dengan bentuan analisis statistik; dan untuk membuat generalisisi dari
sampel yang diangkat dari populasi. Dedangkan penelitian kualitatif
digunakan untuk menjelasakan data-data yang ditemukan dari sebuah
penelitian. Kalau tujuan penelitaian kualitatif bertujuan mengujui
hipotesis, maka penelitaian kualitatif bertujuan menemukan atau
menyusun teori-teori baru dari data-adat penelitain yang diguankan.
4. Kajian Teori
Setelah msalah penelitian dirumusakan dan tujuan penelitain
ditetapan, maka harus dilanjutkannya dengan kajian teori yang relevan
dengan masalah dan tujuan penelitian. Kajian teori dapat diambil dari
berbagai sumber, dari buku, dari, atau karangan ilmiah yang telah ada.
Contoh; Kajian Teori
Menulis Ilmiah
Menulis Ilmiah
Data dalam penelitian kuantitatif berupa angka-angka nilai, yang
kemudian akan dianalisis dengan bentuan statidtik. Sedangkan data
dalam penelitian kualitatif berupa hal, keadaan, kejadian dan sebagainya
yang
nantiData
akanKuantitatif
dijelaskan berdasarkan kerangka piker yang dibangun.
Contoh;
6. Hasil Penelitian
Dalam
peneitain kuantitatif hasil penelitiannya berupa hasila
perhitungan ststistik terhadap variable-variable yang diteliti; tergantung
apa yang mau dicari: apakah adanya korelasi antara dua variable atau
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik
Menulis Ilmiah
lebih, atau adanya pengaruh salah satu variable terhadap variable yang
lain. Lalu, hasil perhituang ststistik ini dijadikan dasar untuk menguji
hipotesis yang diajukan.
Berdasarkan hasil penelitaian itu, kemudian diatrik kesimpulan; dan
berdasarkan kesimpulan ditarik saran-saran untuk penelitain lebih lanjut,
(Abdul, 2011: 185).
Menurut Brotowijoyo (1985:89), karya ilmiah adalah karya
berdasarkan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum dan ditulis
menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karena itu, suatu
karya dapat dikatakan ilmiah bila karya tersebut memenuhi syarat
(hukum) ilmu pengetahuan.
Berdasarkan model penulisan, karya ilmiah dapat dikelompokkan
menjadi dua, yakni karya ilmiah resmi dan karya ilmiah subresmi. Karya
ilmiah resmi ialah
karya ilmiah yang model penulisan dan urutan
penulisannya ditentukan secara lengkap. Bagian-bagian yang harus ada
biasanya dieksplisitkan dengan kata yang sama, misalnya judul; kata
pengantar; daftar isi (untuk karya yang lebih dari dua puluh halaman);
pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan seterusnya; landasan teori
(dapat juga dengan istilah lain yang berfungsi sama); metode penelitian;
analisis atau pembahasan; simpulan; daftar pustaka; dan lampiran. Yang
termasuk dalam kelompok ini ialah skripsi, tesis, disertasi, laporan
penelitian, dan lain-lain.
Karya ilmiah subresmi ialah karya ilmiah yang model penulisannya
tidak ditentukan secara lengkap, misalnya cukup ada bagian yang
berfungsi sebagai judul, pendahuluan, isi, dan penutup. Bagian-bagian
tersebut tidak harus dieksplisitkan dengan kata yang sama, yakni judul,
pendahuluan, isi, dan penutup, tetapi dapat juga dengan kata lain yang
berfungsi sama. Selain itu, dapat juga ditambahkan daftar pustaka dan
lampiran. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah makalah, artikel, dan
sebagainya. Karya ilmiah populer masuk dalam kelompok ini.
Menulis Ilmiah
Karya ilmiah resmi ialah karya ilmiah yang model penulisan dan
urutan penulisannya ditentukan secara lengkap. Bagian-bagian yang
harus ada biasanya dieksplisitkan dengan kata yang sama, misalnya judul;
kata pengantar; daftar isi (untuk karya yang lebih dari dua puluh
halaman); pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan seterusnya; landasan
teori (dapat juga dengan istilah lain yang berfungsi sama); metode
penelitian; analisis atau pembahasan; simpulan; daftar pustaka; dan
lampiran. Yang termasuk dalam kelompok ini ialah skripsi, tesis, disertasi,
laporan penelitian, dan lain-lain.
Skripsi, tesis, dan disertasi merupakan karya ilmiah dalam suatu
bidang studi yang ditulis oleh mahasiswa program Sarjana (S1), program
Magister (S2), dan program Doktor (S3) pada akhir studinya. Karya ilmiah
ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program
Sarjana/Magister/Doktor yang dapat ditulis berdasarkan hasil penelitian
lapangan, hasil kajian pustaka atau hasil kerja pengembangan (proyek).
1). Sekripsi
1.
Contoh;
Sekripsi
Sekripsi
adalah karangan ilmiah sebagai tugas akhir dalalm
pendidikan setrata satu (S1). Masalah yang diajukan berkaitan dengan
salah satu aspek yang menjadi substansi bidang kelimuan yang ditekuni.
Menulis Ilmiah
Oleh
Solehun
2). Tesisi
TESIS
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik
Menulis Ilmiah
Oleh
Solehun
3). Disertasi
Contoh; Sekripsi
DISERTASI
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik
Menulis Ilmiah
Oleh
Solehun
1)
Makalah
Menulis Ilmiah
Makalah adalah karya tulis yang memuat pemikiran tentang suatu
masalah atau topik tertentu yang ditulis secara sistematis dan runtut
dengan disertai analisis yang logis dan objektif. Makalah ditulis untuk
memenuhi tugas terstruktur yang diberikan guru/dosen atau ditulis atas
inisiatif sendiri untuk disajikan dalam kegiatan ilmiah seperti seminar,
Contoh; Makalah
simposium,
diskusi, dan sejenisnya.
MAKALAH
Contoh; Artikel
Oleh
SOlehun
2)
Artikel
Artikel adalah karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal
atau buku kumpulan artikel yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan
mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati atau
ditetapkan. Artikel yang ditulis oleh mahasiswa, dosen, peneliti, dan
penulis lainnya dapat diangkat dari hasil penelitian lapangan, hasil
pemikiran, dan kajian pustaka atau hasil kerja pengembangan (proyek),
(Tim MPK Unesa,2014:44).
Menulis Ilmiah
Menulis Ilmiah
a. Penentuan Topik, Judul, dan Identifikasi
Rumusan Masalah
dkk.,
yang
atau
yang
Topik tidak sama dengan tema karena topik merupakan rincian atau
penjabaran tema, sedangkan tema lingkupnya lebih luas dibandingkan
dengan topik. Tema biasanya lebih abstrak dibandingkan dengan topik.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih topik antara lain menarik
(bagi penulis maupun bagi pembaca); apa tujuan penulisan; siapa
pembaca; dan bidang/masalah yang akan diungkapkan adalah yang
dikuasai penulis. Setelah itu, mengumpulkan bahan yang berkaitan
dengan topik terpilih, lalu mengorganisasikan topik tersebut.
Judul tidak sama dengan topik, tetapi judul dapat diangkat dari topik
yang dibahas dalam tulisan. Judul hanya berupa label atau nama tulisan.
Judul juga dapat ditentukan sesudah tulisan selesai, sementara topik
harus ada dan ditentukan sebelum menulis dilakukan. Judul hendaknya
menarik, tidak terlalu panjang atau terlalu pendek, dan dapat segera
memberikan informasi tentang isi karangan.
Dari topik yang baik akan muncul beberapa pertanyaan yang
menyertainya yang perlu dijawab. Pertanyaan-pertanyaan yang menyertai
topik itulah yang dapat dipilih untuk dijadikan rumusan masalah.
Identifikasi rumusan masalah untuk karya ilmiah dapat didasarkan atas
informasi dari koran, majalah, buku, jurnal, laporan penelitian, seminar,
atau keadaan lapangan. Masalah yang dikaji dalam karya ilmiah
cenderung pada masalah-masalah yang bersifat penerapan ilmu. Dalam
hal ini, penulis dituntut dapat menerapkan teori secara tepat, tetapi tidak
dituntut menghasilkan temuan baru yang dapat memberikan sumbangan
bagi ilmu pengetahuan. Rumusan itu kemudian dikonkretkan menjadi
tujuan penelitian yang akan dicapai dalam karya ilmiah tersebut.
Menulis Ilmiah
Contoh; Penentuan Topik, Judul, dan Identifikasi Rumusan Masalah
Menulis Ilmiah
Contoh; Penulisan Kajian Pustaka
Menulis Ilmiah
Contoh; Penulisan Kajian Pustaka
Menulis Ilmiah
Contoh; Penulisan Hasil Penelitian
Menulis Ilmiah
Lugas berarti bahwa bahasa yang digunakan tidak menimbulkan
tafsiran ganda atau ambigu. Tafsiran ganda membingungkan pembaca
dalam menangkap isi/maksud karangan sehingga harus dihindari. Bentuk
dan pilihan kata serta struktur kalimat dalam karya keilmuan idealnya
hanya memungkinkan satu tafsiran, sejalan/sama dengan tafsiran
penulisnya.
Komunikatif berarti bahwa apa yang ditangkap pembaca sama
dengan maksud penulisnya. Wacana yang komunikatif tersaji secara logis
dan sistematis. Kelogisan itu terlihat dari hubungan antarbagian dalam
kalimat, antarkalimat dalam paragraf, dan antarparagraf dalam wacana.
Penggunaan kata/istilah asing atau daerah perlu mendapat
perhatian dalam penulisan karya ilmiah. Penggunaan kata/istilah asing
atau daerah perlu dihindari bila dalam bahasa Indonesia sudah tersedia
padanannya. Jika kata/istilah Indonesia dianggap asing dan masih perlu
penjelasan dengan kata/istilah aslinya, istilah Indonesia dituliskan lebih
dulu, kemudian disertakan istilah asing atau daerah yang diapit tanda
kurung dan dicetak miring atau digarisbawahi per kata. Selanjutnya,
cukup istilah Indonesia yang digunakan. Kata/istilah asing atau daerah
dapat digunakan jika belum ada padanannya dalam bahasa Indonesia dan
dalam penulisan harus dicetak miring atau digarisbawahi per kata.
Ejaan yang digunakan dalam penulisan karya keilmuan ialah ejaan
resmi, yaitu Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Penulisan kata
atau istilah dan penggunaan pungtuasi (tanda baca) mengacu pada
Pedoman
Umum Ejaan Bahasa
yang Disempurnakan.
Contoh; Penggunaan
BahasaIndonesia
dalam Penulisan
Karya Ilmiah
Menulis Ilmiah
f. Kode Etik dalam Penulisan Karya Ilmiah
Menulis Ilmiah
dapat merugikan sumber data atau informan. Sebagai gantinya, nama
sumber data atau informan dinyatakan dalam bentuk kode atau nama
samaran.
Menulis Ilmiah
2.
MENGAMATI
KASUS 1
Tulis
Ilmiah
kumpulanskripsi.blogdetik.com
A. Pendahuluan
Suatu
kegiatan
yang
dilakukan
Menulis Ilmiah
menyenangkan. Dapat dikatakan bahwa dengan terpenuhinya minat
seseorang akan mendapatkan kesenangan dan kepuasan batin yang
dapat
menimbulkan
motivasi.
S.C.
Utami
Munandar
(1985:11)
menimbulkan
kepuasan.
Seorang
anak
cenderung
untuk
Menulis Ilmiah
minat berarti sibuk, tertarik, atau terlibat sepenuhnya dengan suatu
kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan itu. Menurut
Slameto (dalam Djaali 2006:121) minat adalah rasa lebih suka dan
rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
menyuruh. Sedangkan menurut Crow and Crow (dalam Djaali
2006:121) mengatakan bahwa minat berhubungan dengan gaya
gerak
yang
mendorong
seseorang
untuk
menghadapi
atau
Sukmadinata
2007:155)
menyatakan
bahwa
belajar
proses
pengalaman.
mengemukakan
perubahan
tingkah
Sedangkan
bahwa
laku
menurut
belajar
dapat
yang
muncul
Hilgard
karena
(1983:630),
dirumuskan
sebagai
Menulis Ilmiah
perubahan perilaku yang brelatif permanen yang terjadi karena
pengalaman.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar
Minat belajar peserta didik sangat menentukan
keberhasilannya dalam proses belajar. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut bersumber pada dirinya
dan luar dirinya atau lingkungannya antara lain sebagai berikut :
Faktor dalam diri siswa, yang terdiri dari :
1. Aspek jasmaniah, mencakup kondisi fisik atau kesehatan jasmani
dari individu siswa. Kondisi fisik yang prima sangat mendukung
keberhasilan belajar dan dapat mempengaruhi minat belajar.
Namun jika terjadi gangguan kesehatan pada fisik terutama
indera penglihatan dan pendengaran, otomatis dapat
menyebabkan berkurangnya minat belajar pada dirinya.
2. Aspek Psikologis (kejiwaan), menurut Sardiman (1994:44) faktor
psikologis meliputi perhatian, pengamatan, tanggapan, fantasi,
ingatan, berfikir, bakat,dan motif. Pada pembahasan berikut tidak
semua faktor psikologis yang dibahas, tetapi hanya sebagian saja
yang sangat berhubungan dengan minat belajar.
Faktor dari luar siswa, meliputi:
1. Keluarga, meliputi hubungan antar keluarga, suasana lingkungan
rumah, dan keadaan ekonomi keluarga.
2. Sekolah,
meliputi
metode
mengajar,
kurikulum,
sarana
dan
siswa
dengan
temannya,
guru-gurunya
dan
staf
masyarakat,
meliputi
hubungan
dengan
teman
Menulis Ilmiah
kurang atau hilangnya minat belajar siswa. Kurang atau hilangnya minat
belajar siswa disebabkan oleh banyak hal yang secara tidak langsung
dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Menurut JT. Loekmono
(1985:97), faktor-faktor yang menyebabkan kurang atau hilangnya minat
belajar sisbwa adalah sebagai berikut:
]
D. Faktor-faktor yang dapat menumbuhkan minat belajar
Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling
efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah
dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada. Menurut Tanner
and
Tanner
(1975)
menyarankan
agar
para
pengajar
berusaha
menghubungkan
bahan
pelajaran
dengan
berita-berita
yang
sensasional, yang sudah diketahui siswa. Harry Kitson (dalam The Liang
gie 1995:130) mengemukakan bahwa ada dua kaidah tentang minat (the
laws of interest), yang berbunyi :
Untuk
menumbuhkan
minat
terhadap
suatu
mata
pelajaran,
Dengan
langkah-langkah
itu
minat
siswa
terhadap
mata
Menulis Ilmiah
JT. Loekmono (1985:98), mengemukakan bahwa cara-cara untuk
menumbuhkan minat belajar pada diri siswa adalah sebagai berikut :
1. Periksalah kondisi jasmani anak, untuk mengetahui apakah segi ini
yang menjadi sebab.
2. Gunakan metode yang bervariasi dan media pembelajaran yang
menarik sehingga dapat merangsang anak untuk belajar
3. Menolong anak memperoleh kondisi kesehatan mental yang lebih
baik.
4. Cek pada orang atau guru-guru lain , apakah sikap dan tingkah laku
tersebut
hanya
terdapat
pada
pelajaran
saudara
atau
juga
banyak
sekali
faktor
yang
dapat
menumbuhkan
atau
Siswa
yang
memiliki
karakter
yang
berbeda-beda
tujuan
pembelajaran yang
akhirnya
tertuju
pada
Menulis Ilmiah
diri siswa, terlebih dahulu kita harus memperhatikan apa yang menjadi
latar belakang yang menyebabkan berkurang atau bahkan hilangnya
minat belajar. Setelah itu baru kita mengambil langkah-langkah apa yang
harus kita lakukan untuk menumbuhkan minat belajar pada diri siswa.
Dengan demikian upaya untuk menumbuhkan minat belajar sesuai
dengan sasarannya.
Dari uraian yang telah dipaparkan di atas, maka dapat kita tarik
beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan upaya menumbuhkan minat
belajar pada peserta didik. Pertama, pahami dan kenali terlebih dahulu
kondisi fisik dan psikologis siswa. Kedua, gunakan teknik dan metode yang
bervariasi dalam penyajian materi pembelajaran. Ketiga, penggunaan
media pembelajaran hendaknya dapat merangsang siswa untuk tertarik
ikuti serta dalam pembelajaran. Keempat, pahami kondisi lingkungan
keluarga, masyarakat, dan sekolah sehingga kita dapat mencari jalan
keluar dalam menumbuhkan minat belajar siswa.
Rujukan
Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Munandar, S.C. Utami. 1985. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak
Sekolah: Petunjuk bagi Para Guru dan Orang Tua. Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Sardiman, AM.1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar: Pedoman
bagi
Guru
dan
Calon
Guru.
Jakarta:
Rajawali
Pers.
H.
2006.
Psikologi
Pendidikan.
Jakarta:
Bumi
Aksara.
1985.
Bimbingan
bagi
Jakarta:
Anak
Remaja
yang
CV.Rajawali.
=======================================
=======================================
=======================================
Menulis Ilmiah
=======================================
=====================
http://neodv8.blogspot.com/2014/01/contoh-karya-ilmiah-lengkapterbaru.html
2. MENAYA
https://www.
google.co.id/search?
q=FOTO+ORANG+BERTANYA&biw
..
..
..
..
..
Buku Ajar
Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik
..
Menulis Ilmiah
3. MENGUMPULKAN INFORMASI
TUGAS 1
struktur
teks
dengan
www.ed
ubio.info
Paragraf
Struktur Teks
Kalita Utama
Menulis Ilmiah
A. Dari bacaan diatas anda dapat menemukan beberapa kata
seperti:
Psikologis
Senior
Definisi
Intensitas
Motivasi
Efektif
Psikologis
Senior
Definisi
..
..
..
...
Menulis Ilmiah
Intensitas
Motivasi
Efektif
..
..
..
..
..
TUGAS 2
Baca
dan
Menumbuhkan
cermati
Minat
contoh
Belajar
karya
Siswa
ilmiah
Dalam
yang
berjudul
Pembelajaran!,
Menulis Ilmiah
selanjutnya buat ringkasan. Tulis terlebih dahulu inti-inti kalimat tiap
paragraph, kemudian gabungkan kalimat-kalimat tersebut dengan boleh
menambahakan konjungsi yang tepat agar menjadi ringkasan yang baik.
Pertahankan struktur teks dan perhatikan kaidah Penggunaan Bahasa
dalam Penulisan Karya Ilmiah agar mudah dipahami!
Paragraf
Inti Kalimat
..
..
..
..
..
Menulis Ilmiah
Masih inggatkah Anda!
Menulis Ilmiah
prasetya.ub.ac.id
Ar
gu
m
en
t1
Judul Teks
Kesimpulan
4. MENGASOSIASI
Setelaha mengumpulkan informasi dari contoh karya tulis
ilmuah dengan judul Menumbuhkan Minat Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran pada kasus satu di atas. cobalah anda ungkapkan
dalam bentuk bagan yang menarik!
Teks
Contoh:
Argumen 2
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik
Menulis Ilmiah
2. Bandingkan hasil diskusi dengan teman anda dalam memahami
teks satu diatas?
..
..
..
..
.
..
Menulis Ilmiah
5. MENGOMUNIKASIKAN
1. Persentasikan
dengan
persentasi
Hasil persentasi
anda! dengan
teman
anda
keratif, jujur, dan santun
dengan
memberikan
prasetya.ub.ac.id
Menulis Ilmiah
PROPOSAL
BAB IV
1. Pengantar
2.
Pada
hakikatnya
proposal
atau
usulan
yang
akan
penelitian
kumpulanskripsi.blogdetik.com
atau
Menulis Ilmiah
semacam itu dinamakan proposal atau usulan (selanjutnya disebut
proposal). Rachman dkk, (2006) proposal adalah rencana kerja dalam hal
ini berarti seperangkat kegiatan yang ditata secara sistematik dan runtut,
yang akan dilaksanakan oleh peneliti atau organisasi tertentu untuk
melaksanakan tujuan. Misalnya, jika orang atau organisasi tertentu akan
melaksanakan suatu penelitian, seminar, simposium, perlombaan, atau
kegiatan lain, maka ia harus membuat rencana kegiatan dan anggaran.
Untuk membuat anggaran, diharapkan harus mengetahui kegiatan apa
saja yang memerlukan biaya atau mengeluarkan sejumlah dana. Kegiatan
tersebut ditata secara runtut beserta biayanya.
Bahasa yang digunakan dalam suatu proposal harus komunikatif,
logis, sistematis, dan lugas agar mudah dipahami pembaca. Jika
penggunaan unsur bahasa sudah ringkas, kandungan gagasan yang
diungkapkan menjadi padat dan jelas.
Berdasarkan jenisnya, proposal terbagi menjadi, proposal penelitian
dan proposal kegiatan. Proposal penelitian merupakan sebuah rencana
atau rancangan kegiatan ilmiah seorang penulis. Proposal penelitian
hendaknya ditulis secara lengkap dan jelas tetapi ringkas.
Rancangan kegiatan ilmiah hendaknya ditulis dengan menggunakan
ragam bahasa keilmuan dengan memperhatikan sifat yang melekat
padanya, yakni: (1) penyajian fakta, (2) cermat dan jujur, (3) tidak
memihak, (4) sistematis, (5) tidak emotif, (6) mengenyampingkan
pendapat yang tidak memiliki dasar, (7) sungguh-sungguh, (8) tidak
bercorak debat, (9) tidak secara langsung bersifat membujuk, (10) tidak
melebih-lebihkan (Gie, 2002). Proposal kegiatan adalah suatu rencana
kerja yang disusun secara sistematik dan runtut untuk melaksanakan
suatu kegiatan yang dilengkapi dengan rincian anggaran biaya, misalnya
kegiatan sosial.
3.Proposal Penelitian
4.
Menulis Ilmiah
Tahap-tahap penyusunan proposal penelitian, meliputi: identifikasi
dan pemilihan bidang masalah, identifikasi masalah dalam satu bidang,
studi
kepustakaan,
pemilihan
masalah
yang
esensial
krusial
dan
Menulis Ilmiah
(2)pernyataan
keperluan,
di
dalamnya
diungkapkan
untuk
lambang
yang
digunakan
disesuaikan
dengan
Menulis Ilmiah
Contoh; Halaman Pengesahan
HALAMAN PERSETUJUAN
: Pantang Menyerah
NRM
: 007007007007
Judul
b. Halaman
Pembimbing 1,
Surabaya, ...........
Pembimbing 2,
NIP ...............
Menulis Ilmiah
c.
Judul Penelitian
Menulis Ilmiah
dimanfaatkan sebagai pernyataan isi materi untuk abstraksi dan jasa
informasi. Judul yang baik dengan mudah disingkat menjadi judul yang
lebih singkat untuk keperluan editorial dan running head.
Judul seringkali diindeks dan dikompilasi untuk berbagai keperluan.
Untuk itu, hindari kata-kata yang tidak ada gunanya karena hanya akan
memperpanjang judul dan dapat menyesatkan indeks. Misalnya, hindari
penggunaan kata Penelitian tentang .... atau Eksperimen Investigasi
dari .... di awal judul. Hindari juga penggunaan singkatan. Menuliskan
dengan lengkap terminologi yang digunakan akan meningkatkan akurasi.
Rekomendasi untuk judul adalah 10--12 kata (Wardani, 2007:3.35). Berikut
ini contoh judul laporan penelitian yang memenuhi persyaratan di atas.
Contoh; Judul Penelitian
Contoh judul,
Pengaruh Pemberian Filtrat Mengkudu terhadap Kadar Asam Urat dalam Darah Tikus Putih (Mus muscular
Pengembangan Model Pembelajaran Apresiasi Sastra Berbasis Multiple Intelegensia di SMA Jawa
Menulis Ilmiah
tersedia dan peneliti memilih satu di antara yang ada. Tentu saja, bidang
ilmu ini sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni oleh peneliti.
Contoh; Judul Penelitian
e. Bidang Kajian
Contoh;
Berisi bidang kajian tertentu sesuai dengan usulan penelitian.
Bidang kajian lebih khusus jika dibandingkan dengan bidang ilmu.
Menulis Ilmiah
f. Latar Belakang
Menulis Ilmiah
g. Rumusan Masalah
Contoh;
Rumusan
Masalah
Rumusan
masalah
merupakan pernyataan tegas tentang masalah
yang akan dipecahkan. Sebagai penegasan dari apa yang telah dibahas
dalam latar belakang masalah, pada bagian ini dikemukakan rumusan
secara spesifik dari masalah yang hendak dipecahkan. Penulisan rumusan
masalah,
memuat:
(1)
variabel
yang
akan
dibahas,
(2)
kaitan
antarvariabel (jika lebih dari satu variabel), (3) bentuk pernyataan yang
jelas. Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, dan jelas.
Menulis Ilmiah
h. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian
pernyataan yang jelas tentang sesuatu yang akan dicapai setelah
Secara umum tujuan penelitian ini adalah menghasilkan produk berupa model pembelajaran yang dapat digunakan guru sebagai pedoman dalam
Tujuan umum penelitian
ini dapat
dijabarkan ke
dalam tujuan khususFormulasi
sebagai berikut:penulisan tujuan mengikuti
kegiatan
tertentu
dilaksanakan.
mendeskripsikan proses pengembangan model pembelajaran bahasa Indoneisa dengan menggunakan peta pikiran untuk meningkatkan keteramp
masalah,
mengubah
kalimat
pertanyaan
menjadi
mendeskripsikanrumusan
kualitas model
pembelajaranyaitu
bahasa dengan
Indoneisa dengan
menggunakan
peta pikiran
untuk meningkatkan
keterampilan menulis sis
mendeskripsikan kevalidan model pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan peta pikiran untuk meningkatkan keterampilan menulis s
penelitian
mengungkapkan
sasaran
yang
ingin
dicapai
mendeskripsikanpernyataan.
kepraktisan modelTujuan
pembelajaran
bahasa Indonesia
dengan menggunakan
peta pikiran
untuk
meningkatkan
keterampilan menuli
mendeskripsikan kepraktisan model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan respon guru;
penelitian.
Isi dan
rumusan
tujuan
penelitian
mengacu pada isi dan
mendeskripsikandalam
kepraktisan
model pembelajaran
yang
dikembangkan
berdasarkan
respon siswa;
mendeskripsikan kepraktisan model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan keterlaksanaan model pembelajaran;
rumusan masalah.
Menulis Ilmiah
Manfaat Penelitian
Manfaat
penelitian
merupakan
sesuatu
kontribusi
yang
akan
Manfaat Penelitian
itu, memuat pula pernyataan yang jelas tentang kontribusi yang akan
Secara teoretis manfaat penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan kajian dalam pengguna
diberikan
bagi peneliti
praktisi, dan
para
pengambil
Bagi guru, model
pembelajaran
yanglain,
dikembangkan
dapat
digunakan
gurukebijakan.
sebagai pedoman dalam meran
Bagi siswa, model pembelajaran yang dikembangkan dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan kemam
Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat dijadikan rujukan dan bandingan untuk penelitian selanjutnya.
Menulis Ilmiah
J. Kajian/Telaah Pustaka
Pada hakikatnya pembelajaran bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang membelajarkan siswa untuk berkomunikasi den
Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar dalam Kurikulum 2013 menjadi pusat integrasi dari mata pelajaran IPA dan IPS. P
Menulis Ilmiah
k. Metode Penelitian
data.
Rancangan menampung serangkaian kegiatan ilmiah yang akan
dijalani seorang penulis, baik secara empirik maupun teoretis. Rancangan
penelitian merupakan strategi mengatur latar penelitian agar peneliti
memperoleh data yang akurat sesuai dengan karakteristik variabel dan
tujuan penelitian. Pemilihan rancangan penelitian mengacu pada rumusan
hipotesis yang akan diuji. Dalam penelitian eksperimental, rancangan
penelitian dipilih sesuai dengan jenis rancangan penelitian yang sudah
berlaku secara umum, sedangkan dalam penelitian noneksperimental,
bahasan dalam subbab rancangan penelitian berisi penjelasan tentang
jenis penelitian yang dilakukan ditinjau dari tujuan dan sifatnya, seperti
eksploratif, deskriptif, eksplanatoris, survei, korelasional atau yang lain.
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik
Menulis Ilmiah
Data merupakan aspek penting dalam sebuah karya ilmiah. Data
dapat diperoleh melalui kajian lapangan dan atau kajian pustaka. Sebagai
pangkal sebuah kegiatan ilmiah, keterpercayaan data hendaknya dapat
dipertanggungjawabkan.
Hal
itu
karena
berdasarkan
data
yang
analisis
data
merupakan
cara
yang
dipakai
untuk
garis
besar
empat
metode
teknik,
pengumpulan
yaitu:
a)
data
wawancara
lapangan
ini
mendalam,
b)
kompetensinya
dalam
rangka
memperoleh
data.
Informan
Menulis Ilmiah
Sebagai multidisiplin metode analisis data dilakukan secara eklektik,
baik terhadap teori, metode, teknik, instrumen, dan data, maupun peneliti
apabila penelitian dilakukan oleh tim peneliti. Analisis dilakukan sejak
pengumpulan data di lapangan, dilanjutkan dengan analisis data itu sendiri.
Analisis dilakukan secara induktif sekaligus emik, pemahaman atas dasar
hakikat data itu sendiri, sebagai data alamiah.
AKASI CONTOH
l. Jadwal Penelitian
Menulis Ilmiah
disusun
oleh
peneliti
agar
lama
waktu
yang
digunakan
untuk
m. Personalia Penelitian
Menulis Ilmiah
n. Biaya Penelitian
Daftar rujukan adalah kumpulan buku atau sumber lain yang benarbenar diacu atau dirujuk sebagai sumber penulisan proposal penelitian.
Menulis Ilmiah
p. Lampiran
Lampiran tidak selalu ada dalam usulan penelitian. Hal yang perlu
dilampirkan dalam usulan penelitian adalah berkas-berkas yang sesuai
dengan keperluan dan mendukung penguatan usulan ini.
Petunjuk:
Contoh: Daftar Rujukan
Berikan penilaian atau pendapat anda dengan memberikan tanda check list () pada kolom yang tersedia sesuai dengan pernyataan berikut ini de
4: sangat baik
3: baik
2: kurang baik
1: tidak baik
Komentar dan saran perbaikan
..........
..........
..........
..........
..........
..
3. Penelitan Kegiatan
Surabaya, 2015
Mahasiswa,
__________________________
Menulis Ilmiah
Bagi sebuah organisasi (kepanitiaan), menyusun proposal kegiatan
merupakan langkah yang sangat penting, karena langkah ini dapat
menentukan berhasil tidaknya seluruh kegiatan. Sebelum seseorang
(organisasi, panitia) memulai dengan kegiatannya maka ia harus
membuat perencanaan tertulis yang biasa disebut dengan proposal
kegiatan. Di dalam istilah tersebut terkandung pengertian suatu usulan.
Kelihatannya, sebuah kegiatan bukan hanya untuk organisasinya saja,
karena kata mengusulkan mengandung makna bahwa sesuatu masih
menunggu jawaban atau izin dari pihak lain.
Penyusunan proposal kegiatan merupakan bagian dari rangkaian
kegiatan dan sebagai langkah awal untuk melaksanakan kegiatan.
Dengan membuat proposal seseorang dituntut untuk merumuskan
dengan jelas apa tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian sebuah
organisasi dapat mengayunkan langkah dengan pasti dalam
melaksanakan kegiatannya tanpa adanya keraguan lagi.
Proposal kegiatan umum ialah proposal yang berisi usulan atau
rencana kegiatan yang bersifat umum, misalnya, kegiatan bazar, bakti
sosial, pesantren kilat, atau LDKS (Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa).
Sistematika proposal kegiatan umum berbentuk sederhana (salah
satu pilihan contoh sistematika), yaitu meliputi :
(1) nama kegiatan (judul)
(2) latar belakang atau dasar pemikiran
(3) maksud dan tujuan
(4) sasaran/ruang lingkup
(5) waktu dan tempat kegiatan
(6) penyelenggara/panitia kegiatan
(7) program/jadwal kegiatan
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik
Menulis Ilmiah
(8) anggaran biaya
(9) penutup.
Proposal yang sering dibuat oleh mahasiswa antara lain : 1)
Proposal pengajuan acara/kegiatan; 2) Proposal perizinan; 3) Proposal
permohonan dana; 4) Proposal sponsorship; 5) Proposal Magang /Praktek
Kerja; 6) Proposal penulisan tugas akhir. Beda tujuan, maka berbeda juga
isi dari proposal yang akan dibuat. Berikut ini sekilas akan saya bahas
sesuai pengalaman saya membuat proposal agar suatu acara atau
kegiatan dapat terlaksana.
1) Proposal Pengajuan Acara atau Kegiatan; Perizinan; dan
Permohonan Dana
Proposal ini biasanya ditujukan kepada pihak kampus tempat
organisasi mahasiswa itu berada, bisa ke pihak Dekanat atau
Rektorat tergantung peraturan masing masing kampus. Tampilan
dari proposal ini umumnya formal, berbeda dengan proposal
sponsorship. Sistematikanya yaitu :
a. Pendahuluan
Bagian ini menguraikan secara singkat-jelas-padat apa yang
melatarbelakangi diadakannya suatu kegiatan dan mengapa
kegiatan ini perlu untuk diadakan. Bisa dimasukkan isu isu
yang sedang berkembang, apa hubungannya dengan organisasi
mahasiswa yang mengadakan, manfaat yang dapat diperoleh
dari kegiatan ini. Untuk bagian pendahuluan jangan terlalu
panjang cukup satu halaman dan paling banyak 1 halaman.
b. Maksud dan Tujuan Kegiatan
Uraikan per-point maksud dan tujuan dari kegiatan tersebut
Contoh :
1. Melalui kegiatan ini diharapkan..
2. Menambah pengetahuan, wawasan.(dst)
3. .Dst.
c. Kegiatan
Sebutkan apa nama acara ini, bentuk kegiatannya, siapa
pesertanya.
d. Waktu dan Tempat Kegiatan
Sebutkan kapan pelaksanaannya dan dimana diadakannya.
e. Susunan Panitia
f. Susunan Acara
g. Anggaran Biaya
Anggaran biaya ini harus disusun berdasarkan survey terlebih
dahulu atas semua keperluan dan kebutuhan dalam kegiatan
yang akan dilaksanakan, jangan sampai panitia kekurangan
dana nantinya. Bagian inilah yang paling diperhatikan baik oleh
Dekanat, Rektorat dan Pihak Sponsor. Bagian ini bisa
dipaparkan langsung dalam bab ini, atau terlampir (setelah
penutup).
h. Penutup
Biasanya cukup satu paragraph saja, mengutarakan harapan
agar kegiatan ini dapat terlaksana dan kerjasama pihak terkait
serta ucapan terima kasih. Diikuti tanda tangan dari ketua
panitia dan pihak Dekanat selaku Pembina atau pelindung
3.
MENGAMATI
KASUS 1
Menulis Ilmiah
Bacalah teks berikut dibawah ini!
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam
meningkatkan
kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa
Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa. Pemerintah merumuskan dalam Undang-Undang
Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
yang menjelaskan bahwa pendidikan dilakukan agar mendapatkan tujuan
yang diharapkan bersama yaitu: Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab (Pasal 3 UU RI No 20/ 2003).
Jadi jelaslah pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan
sengaja agar anak didik memiliki sikap dan kepribadian yang baik,
sehingga penerapan pendidikan harus diselengggarakan sesuai dengan
Sistem Pendidikan Nasional berdasarkan UU No 20/ 2003. Menurut UU RI
No 20/ 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional jenis dari pendidikan
menengah salah satunya adalah sekolah menengah kejuruan(SMK).
Penjelasan pasal 15 menjelaskan bahwa
Menulis Ilmiah
Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta diklat terutama untuk bekerja dalam bidang
tertentu.Pemberlakuan kurikulum 2004 dilaksanakan dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
merupakan upaya antisipatif untuk mencegah kesenjangan antara hasil
pendidikan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat yang akan selalu
berkembang. Kesenjangan antara hasil pendidikan kejuruan dengan
tuntutan kebutuhan masyarakat terlihat dari tingkat pengetahuan dan
penguasaan ketrampilan lulusan SMK yang masih belum sepadan dengan
tuntutan dunia kerja, serta belum sesuainya bidang keahlian mereka
dengan bidang-bidang pekerjaan yang dibutuhkan dunia kerja. Masalah
tersebut menjadi sebab meningkatnya jumlah lulusan SMK yang
mengganggur dan mengalami kesulitan mendapatkan pekerjaan sesuai
dengan ijasah kejuruannya.
Sejalan dengan pemberlakuan kurikulum SMK edisi 2004 dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan kejuruan, masalah yang harus
mendapat perhatian adalah masalah cara belajar siswa. Mengingat
keberhasilan pencapaian tujuan belajar tidak hanya semata-mata
ditentukan faktor kurikulum melainkan factor cara belajar yang juga
sangat menentukan berhasil tidaknya kegiatan pendidikan.
Thabrany(1993) mengemukakan bahwa cara belajar merupakan
faktor kunci yang menentukan berhasil tidaknya belajar. Hal ini sangat
penting mengingat siswa SMK disiapkan sebagai tenaga kerja terampil
guna memasuki dunia kerja. Dalam hal ini agar tujuan tersebut tercapai
maka tingkat penguasaan dan keterampilan serta bidang keahlian lulusan
SMK harus sesuai dengan tuntutan kebutuhan dunia kerja.
Cara belajar merupakan suatu cara bagaimana siswa melaksanakan
kegiatan belajar misalnya bagaimana mereka mempersiapkan belajar,
mengikuti pelajaran, aktivitas belajar mandiri yang dilakukan, pola belajar
mereka, cara mengikuti ujian. Kualitas cara belajar akan menentukan
kualitas hasil belajar yang diperoleh. Cara belajar yang baik akan
menyebabkan berhasilnya belajar, sebaliknya cara belajar yang buruk
akan menyebabkan kurang berhasil atau gagalnya belajar [The Liang Gie
(1984)].http://skripsistikes.wordpress.cm Masalah cara belajar dewasa ini
perlu mendapat perhatian karena kualitas cara belajar siswa SMK cukup
memprihatinkan.
Dari hasil pengamatan dan wawancara peneliti kepada siswa SMK
PGRI 2 Malang khususnya kelas 1 Jurusan Administrasi Perkantoran
umumnya mereka kurang memiliki kemauan bekerja keras untuk meraih
keberhasilan/ prestasi belajar. Mereka umumnya hanya belajar saat
menghadapi ujian, jarang sekali melakukan studi atau belajar secara rutin.
Sukir (1995) mengemukan bahwa masih cukup banyak siswa yang
mempunyai cara belajar kurang baik seperti belajar dengan waktu yang
tidak teratur (tidak memiliki jadwal), belajar sambil menonton TV atau
mendengarkan radio, melakukan belajar dengan berpindah-pindah, sering
terlambat masuk sekolah, dan hanya belajar pada waktu menghadapi
ujian saja.
Buruknya cara belajar merupakan salah satu faktor penyebab
rendahnya hasil belajar sehingga menyebabkan menurunnya mutu
Menulis Ilmiah
pendidikan. Slameto (2002) mengemukakan bahwa faktor cara belajar
yang buruk merupakan penyebab masih cukup banyaknya siswa yang
sebenarnya pandai tetapi hanya meraih prestasi yang tidak lebih baik dari
siswa yang sebenarnya kurang pandai tetapi mampu meraih prestasi yang
tinggi karena mempunyai cara belajar yang baik. Aspek lain yang perlu
mendapat perhatian berkaitan dengan cara belajara siswa adalah
karakteristik mata diklat yang dipelajari. Setiap mata diklat memiliki sifat
maupun ciri khusus yang berbeda dengan mata diklat lainnya.
Menurut Winkel (1996: 245) dilihat dari segi sasaran belajar
karakteristik mata diklat
dibedakan menjadi 1) Menuntut kemampuan pengetahuan, 2)
Mengutamakan aspek sikap, 3) Mengutamakan aspek ketrampilan. Dari
hasil observasi awal di SMK PGRI 2 Malang saat penulis menjalani Program
Praktek Lapangan (PPL) diperoleh data bahwa sebagian siswa mengalami
kesulitan dalam menerima dan mempelajari materi pelajaran Melakukan
Prosedur Administrasi. Kesulitan yang dihadapi siswa dalam materi
tersebut mungkin disebabkan oleh cara belajar yang kurang sesuai.
Dimana pada akhirnya masalah ini berdampak pada rendahnya prestasi
belajar siswa dilihat dari nilai Ulangan Harian siswa.
Cara belajar bukanlah satu-satunya variabel yang berhubungan
dengan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Masih banyak variabel
lain yang mempengaruhi antara lain motivasi dan minat belajar,
lingkungan, sarana, prasarana, guru, dan lain sebagainya. Jadi dalam
penelitian ini hanya meneliti tentang cara belajar siswa, sehubungan
dengan masih rendahnya prestasi belajar yang dicapai oleh siswa.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka
penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang Pengaruh Cara
Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas 1 Jurusan Administrasi
Perkantoran Pada Mata Diklat Melakukan Prosedur Administrasi Di SMK
PGRI 2 Malang Tahun Pelajaran 2005/2006.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka
rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pola-pola cara belajar siswa kelas 1 dalam mempelajari
mata diklat
Melakukan Prosedur Administrasi di SMK PGRI 2 Malang ?
2. Bagaimana prestasi belajar siswa kelas 1 pada mata diklat Melakukan
Prosedur
Administrasi di SMK PGRI 2 Malang ?
3. Adakah pengaruh cara belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa
kelas 1
pada mata diklat Melakukan Prosedur Administrasi di SMK PGRI 2
Malang ?
C. Tujuan Penelitian
Menulis Ilmiah
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan dari
penelitian yaitu:
1. Mengetahui tentang pola-pola cara belajar siswa kelas 1 dalam
mempelajari
mata diklat Melakukan Prosedur Administrasi di SMK PGRI 2 Malang.
2. Mengetahui prestasi belajar siswa kelas 1 pada mata diklat
Melakukan
Prosedur
Administrasi
di
SMK
PGRI
2
Malang.http://skripsistikes.wordpress.com
3. Mengetahui pengaruh cara belajar siswa terhadap prestasi belajar
siswa kelas 1
pada mata diklat Melakukan Prosedur Administrasi di SMK PGRI 2
Malang.
D. Hipotesis Penelitian
Menurut PPKI (2000: 12) hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap masalah penelitian yang secara teoritis diangggap paling
mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Sehubungan dengan
permasalahan penelitian ini yaitu mengenai ada tidaknya pengaruh cara
belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas 1 pada mata diklat
Melakukan Prosedur Administrasi SMK PGRI 2 Malang Tahun Pelajaran
2005/2006 hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Ha : Ada
pengaruh yang signifikan antara cara belajar terhadap prestasi belajar
siswa kelas 1 pada mata diklat Melakukan Prosedur Administrasi di SMK
PGRI 2 Malang Tahun Pelajaran 2005/ 2006. Ho : Tidak ada pengaruh yang
signifikan antara cara belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas 1 pada
mata diklat Melakukan Prosedur Administrasi di SMK PGRI 2 Malang Tahun
Pelajaran 2005/ 2006. Hipotesis yang diajukan selanjutnya akan diuji
kebenarannya dengan bantuan statistik dengan data-data yang
terkumpul.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Bagi Universitas Negeri Malang.
Dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan untuk penelitian
selanjutnya
hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pengetahuan
tentang
prestasi belajar yang ada hubungannya dengan cara belajar yang
dimiliki
siswa.http://skripsistikes.wordpress.com
2. Bagi Sekolah Menengah Kejuruan PGRI 2
Dengan mengetahui pengaruh cara belajar terhadap prestasi belajar
maka
diharapkan dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam rangka
pembinaan dan pengembangan sekolah yang bersangkutan.
3. Bagi Guru
Sebagai masukan dalam mengelola dan meningkatkan strategi belajar
Menulis Ilmiah
mengajar serta mutu pengajaran. Dengan mengetahui pola-pola cara
belajar
siswa maka guru dapat menyesuaikan proses belajar mengajar yang
diciptakan.
4. Bagi Siswa
Dengan mengetahui pengaruh cara belajar terhadap prestasi belajar
maka
diharapkan dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk
menyesuaikan
cara belajar sehingga dapat diperoleh prestasi yang memuaskan.
5. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan
dengan terjun langsung ke lapangan dan memberikan pengalaman
belajar
yang menumbuhkan kemampuan dan ketrampilan meneliti serta
pengetahuan
yang lebih mendalam terutama pada bidang yang dikaji.
F. Asumsi Penelitian
Menurut PPKI (2000: 13) asumsi penelitian adalah anggapananggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berfikir dan
dalam melakukan penelitian. Dalam melakukan penelitian ini peneliti
menggunakan beberapa asumsi dasar sebagai berikut:
1. Perbedaan tingkat intelegensi dianggap tidak mempunyai pengaruh
yang
berarti.http://skripsistikes.wordpress.com
2. Masing-masing siswa belajar menurut caranya sendiri.
3. Semua siswa memperoleh fasilitas dan kesempatan yang sama
dalam menerima pelajaran mata diklat Melakukan Prosedur
Administrasi.
4. Sekolah telah melaksanakan evaluasi belajar secara benar sehingga
nilai-nilai
hasil belajar siswa pada mata diklat Melakukan Prosedur
Administrasi yang
tercantum didalam buku raport semester gasal merupakan
pencerminan prestasi belajar siswa yang sesungguhnya.
Menulis Ilmiah
semua siswa kelas 1 Jurusan Administrasi Perkantoran SMK PGRI 2 Malang.
Penjabaran variabel, sub variabel dan indikator pada tabel 1.
2. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian di SMK PGRI 2 Malang ini peneliti hanya membatasi pada
hal-hal tertentu saja yaitu:
1.
Menulis Ilmiah
KAJIAN PUSTAKA
A. Temuan Penelitian yang Relevan
Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan dua
penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Muhyono(2001) dalam
penelitiannya yang berjudul Hubungan Minat dan Cara Belajar Fisika
dengan Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas 1 Cawu 2 SMU N 6 Malang
Tahun Pelajaran 2000/ 2001 dan Kholifah (2003) dalam penelitiaannya
yang berjudul Pengaruh Cara dan Kebiasaan Belajar terhadap Prestasi
Belajar siswa mata pelajaran Akuntansi di Madrasah Aliyah Al-Azhar
Pasuruan . Persamaan tersebut terdapat pada pengkajian topik yang
sama tentang cara belajar siswa terhadap prestasi belajar, metode
pengumpulan datanya dengan instrument angket dan dokumentasi , jenis
penelitian ex post facto, dalam teknik analisis datanya menggunakan
analisis deskriptif korelasional. Sedangkan perbedaannya terletak pada
dua penelitiannya sebelumnya tidak hanya meneliti cara belajar tetapi
juga minat dan kebiasaan belajar, selain itu lokasi penelitian, bidang studi,
subyek
serta hasil penelitian yang disesuaikan dengan judul yang
dibahas. Untuk lebih jelasnya persamaan dan perbedaan penelitian ini
dengan dua penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2. Persamaan dan perbedaan penelitian dengan dua penelitian yang
relevan
Persamaan
Muhyono
dan perbedaan
Topik
Minat dan cara
Penelitian
belajar
tehadap prestasi
belajar fisika
Kholifah
Penelitian ini.
Cara
dan
kebiasaan
belajar terhadap
prestasi belajar
Akuntansi
Cara Belajar
terhadap
prestasi
belajar
melakukan
prosedur
administrasi
Ex post facto
Ex post facto
Instrumen
penelitian
Angket dan
dokumentasi
Angket,
dokumentasi
dan
wawancara
Prosentase
regresi
berganda
dan Deskriptif
korelasional
Menulis Ilmiah
Lokasi
penelitian
Bidang
Mata
Diklat
SMU N 6 Malang
studi/ Fisika
Melakukan
Prosedur
Administrasi
Subyek/
sampel
Siswa kelas 1
Jurusan
Administrasi
perkantoran
Tapel
2005/2006
semester
gasal
Tujuan
Penelitian
Mengetahui
hubungan
minat dan cara
belajar
fisika terhadap
prestasi belajar
Mengetahui
pengaruh
cara
belajar
terhadap
prestasi
belajar mata
diklat
Melakukan
Prosedur
Administrasi
terhadap
prestasi
belajar
Hasil
Penelitian
Sesuai
dengan Sesuai
dengan
tujuan
tujuan
penelitian
penelitian
Mengetahui
pengaruh
cara
dan
kebiasaan
belajar terhadap
prestasi belajar
Menulis Ilmiah
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan suatu proses dimana didalamnya terjadi suatu interaksi antara
seseorang (siswa) dengan lingkungannya yang mengakibatkan adanya
perubahan tingkah laku yang akan memberikan suatu pengalaman baik
bersifat kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik
(keterampilan).
C. Cara belajar
1. Pengertian Cara Belajar
Cara belajar pada dasarnya merupakan satu cara atau strategi
belajar yang diterapkan siswa, hal ini sesuai dengan pendapat The Liang
Gie (1987:48) yang mengemukakan bahwa cara belajar adalah rangkaian
kegiatan yang dilaksanakan dalam usaha belajarnya. Hamalik (1983: 38)
secara lebih jelas mengemukakan bahwa cara belajar adalah
kegiatankegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan situasi belajarnya,
misalnya kegiatan-kegiatan dalam mengikuti pelajaran, menghadapi
ulangan/ ujian dan sebagainya.
Dari pendapat-pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa cara
belajar siswa adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan siswa pada
situasi
belajar
tertentu,
kegiatan-kegiatan
tersebut
merupakan
pencerminan usaha belajar yang dilakukannya.
2. Aspek-aspek Cara Belajar
Aspek-aspek yang diteliti dalam cara belajar menurut Thabarany
(1994: 43) adalah:
(1)
Menulis Ilmiah
belajar. Lebih lanjut dijelaskan bahwa persiapan mental yang perlu
dilakukan adalah:
1.
2.
3.
4.
b. Persiapan sarana
Thabrany (1994: 48) mengemukakansarana yang dibutuhkan
dalam belajar yaitu ruang belajar dan perlengkapan belajar
1. Ruang Belajar
Menurut Thabrany (1994: 48) Ruang belajar mempunyai peranan
yang cukup besar dalam menentukan hasil belajar seseorang.
Persyaratan yang diperlukan untuk ruang belajar adalah: bebas dari
gangguan, sirkulasi dan suhu udara yang baik, penerangan yang
memadai.
2. Perlengkapan belajar
Thabrany (1994:53) menjelaskan perlengkapan belajar yang perlu
disiapkan dalam belajar adalah:
a. Perabot belajar seperti meja, kursi, dan rak buku
b. Buku pelajaran
c. Buku catatan
d. Alat-alat tulis
(2) Cara mengikuti pelajaran
Langkah-langkah dalam mengikuti pelajaran yang perlu dilakukan
adalah melakukan persiapan-persiapan dengan mempelajari materimateri
yang akan dibahas dan meninjau kembali materi sebelumnya, bersikap
afektif selama kegiatan belajar sampai KBM berakhir.
Menurut Hamalik (1983:50) langkah-langkah/cara mengikuti pelajaran
yang baik adalah:
1. Persiapan, yang harus dilakukan adalah mempelajari bahan pelajaran
yang sebelumnya diajarkan, mempelajari bahan yang akan dibahas dan
merumuskan pertanyaan tentang materi/bahan pelajaran yang belum
dipahami.
2. Aktivitas selama mengikuti pelajaran, hal yang perlu diperhatikan
selama mengikuti pelajaran antara lain kehadiran, konsentrasi, catatan
Menulis Ilmiah
pelajaran,
dan
partisipasi
terhadap
belajar.http://skripsistikes.wordpress.com
3. Memantapkan hasil belajar, Suryabrata (1989:37) mengemukakan
bahwa untuk memantapkan hasil belajar maka harus membaca
kembali catatan pelajaran (3) Aktivitas belajar mandiri Bentuk aktivitas
belajar mandiri yang dilakukan siswa dapat berupa kegiatan-kegiatan
belajar yang dilakukan sendiri ataupun kegitankegiatan belajar yang
dilakukan sendiri ataupun kegiatan belajar yang dilakukan secara
berkelompok.
1. Aktivitas belajar sendiri
Yang dapat dilakukan berupa, membaca bahan-bahan pelajaran dari
berbagai sumber informasi selain buku-buku pelajaran, membuat
ringkasan bahn-bahan pelajaran yang telah dipelajari, menghafalkan
bahan-bahan pelajaran, mengerjakan latihan soal dan lain
sebagainya.
2. Aktivitas belajar kelompok
Adapun yang dapat dilakukan dalam belajar antara lain,
mendiskusiakn bahan-bahan pelajaran yang belum dimengerti,
membahas penyelesaian soal-soal yang sulit dan saling bertanya
jawab untuk memperdalam penguasaan bahan-bahan pelajaran.
(4) Pola belajar Siswa
Pola belajar adalah cara siswa melaksanakan suatu kegiatan
belajar yaitu bagaimana siswa mengatur dan melaksanakan
kegiatankegiatan belajarnya. Pola belajar siswa menunjukkan apakah
siswa membuat perencanaan belajar, bagaimana mereka melaksanakan
dan menilai kegiatan belajarnya.
(5) Cara siswa mengikuti ujian
Agar mendapatkan hasil yang baik dalam ulangan baik ulangan
harian maupun ulangan semester sebagai modal utama adalah
penguasaan materi-materi pelajaran yang baik. Oleh karena itu sejak awal
siswa harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya.
Beberapa hal yang harus diperhatikan agar mendapatkan hasil baik
dalam ulangan adalah:
a. Persiapan menghadapi ulangan; kegiatan belajar untuk menghadapi
ulangan, dan mempelajari/ mengauasai materi ulangan serta
mempersiapkan perlengkapan ulangan seperti alat-alat tulis.
b. Saat ulangan berlangsung; harus benar-benar memahami soal,
tenang, mengerjakan dari hal yang termudah dan meneliti setelah
selesai.
c. Setelah ulangan selesai; Hamalik (1983: 62) mengemukakan yang
perlu dilakukan setelah ulangan berakhir adalah memeriksa kembali
jawaban-jawaban yang dibuat dalam ulangan.
D. Prestasi Belajar
Menulis Ilmiah
Menurut Djalal (1986: 4) bahwa prestasi belajar siswa adalah
gambaran kemampuan siswa yang diperoleh dari hasil penilaian proses
belajar siswa dalam mencapai tujuan pengajaran. Sedangkan menurut
Kamus bahasa Indonesia Millenium (2002: 444)prestasi belajar adalah
hasil yang telah dicapai atau dikerjakan. Prestasi belajar menurut
Hamalik (1994: 45) adalah prestasi belajar yang berupa adanya
perubahan sikap dan tingkah laku setelah menerima pelajaran atau
setelah mempelajari sesuatu.
Berdasarkan pengertian diatas maka yang dimaksudkan dengan
prestasi belajar adalah hasil belajar/ nilai pelajaran sekolah yang dicapai
oleh siswa berdasarkan kemampuannya/usahanya dalam belajar. Prestasi
belajar merupakan hasil yang telah dicapai dari suatu proses belajar yang
telah dilakukan, sehingga untuk mengetahui sesuatu pekerjaan berhasil
atau tidak diperlukan suatu pengukuran. Pengukuran adalah proses
penentuan luas/ kuantitas sesuatu (Nurkancana, 1986: 2).
Dalam kegiatan pengukuran hasil belajar, siswa dihadapkan pada
tugas, pertanyaan atau persoalan yang harus dipecahkan/dijawab. Hasil
pengukuran tersebut masih berupa skor mentah yang belum dapat
memberikan informasi kemampuan siswa. Agar dapat memberikan
informasi yang diharapkan tentang kemampuan siswa maka diadakan
penilaian terhadap keseluruhan proses belajar mengajar sehingga akan
memperlihatkan banyak hal yang dicapai selama proses belajar mengajar.
Misalnya pencapaian aspek kognitif, aspek afektif dan aspek
psikomotorik. Prestasi belajar menurut Bloom meliputi 3 aspek yaitu
kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam penelitian ini yang ditinjau
adalah aspek kognitif yang meliputi: pengetahuan, pemahaman, dan
penerapan. Prestasi belajar ditunjukkan dengan skor atau angka yang
menunjukkan
nilai-nilai
dari
sejumlah
mata
pelajaran
yang
menggambarkan pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa,
serta untuk dapat memperoleh nilai digunakan tes terhadap mata
pelajaran terlebih dahulu. Hasil tes inilah yang menunjukkan keadaan
tinggi rendahnya prestasi yang dicapai oleh siswa.
Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat
keberhasilan yang dicapai oleh siswa kelas 1 Jurusan Administrasi
Perkantoran SMK PGRI 2 Malang melalui nilai raport semester gasal tahun
ajaran 2005/2006 mata diklat melakukan prosedur administrasi.
E. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Cara Belajar
Belajar dan cara belajar memiliki faktor-faktor yang dapat
mempengaruhinya. Belajar sebagai proses atau aktivitas yang
diisyaratkan oleh banyak sekali hal-hal atau faktor-faktor. Faktor-faktor
tersebut dapat berasal dari dalam maupun luar siswa tersebut. Menurut
Suryabrata(2002:233) adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
cara belajar adalah:http:
Faktor dari dalam diri siswa meliputi:
Menulis Ilmiah
(1) Faktor psikis yaitu: IQ, kemampuan belajar, motivasi belajar, sikap dan
perasaan , minat dan kondisi akibat keadaan sosiokultural.
(2) Faktor fisiologis dibedakan menjadi 2 yaitu: 1). Keadaan tonus jasmani
pada umumnya, hal tersebut melatarbelakangi aktivitas belajar,
keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan
jasmani yang kurang segar, 2). Keadaan fungsi fungsi fisiologis tertentu.
Faktor dari luar diri siswa:
(1)
dalam
Mata
Diklat
Melakukan
Prosedur
Lingkup Belajar
Menulis Ilmiah
1. Proses
dokumen- a. Tata persuratan
dokumen kantor
b. Tata naskah/ dokumen
2. Dasar Surat Menyurat
kantor
a. Bahasa Surat Bisnis
3. Mengurus/
menjaga b. Bahasa Surat Dinas
sistem dokumen
a. Macam-macam dokumendokumen kantor
b. Referensi dan sistem indeks
c. Sistem penomoran surat
(Sumber: KBK SMK 2004)
4. Sistem Evaluasi Hasil Belajar
Menurut Ralph Tyler (dalam Arikunto, 2002: 3)evaluasi merupakan
sebuah
prosentase pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana dalam hal
apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai. Menurut Dimyati
(2002:200) yang dimaksud dengan evaluasi hasil belajar adalah proses
untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian dan/atau
penguluran hasil belajar. Berdasarkan pengertian evaluasi hasil belajar
kita dapat ketahui bahwa tujuan utamanya adalah untuk mengetahui
tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai
berupa huruf atau kata atau simbol.
Menurut Dimyati (2002:200) hasil dari kegiatan evaluasi hasil
belajar pada akhirnya difungsikan dan ditujukan untuk keperluan berikut
ini: a) Untuk diagnostik dan pengembangan, b) Untuk seleksi, c) Untuk
kenaikan kelas, d) Untuk penempatan .Sistem evaluasi hasil belajar yang
digunakan di SMK PGRI 2 Malang yaitu menggunakan tes formatif dan tes
sumatif. Menurut Arikunto (2002:47-48) tes sumatif adalah tes yang
memberikan tanda kepada siswa bahwa mereka telah mengikuti program
dan untuk menentukan posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan
kawan atau kelompoknya, maka tidak diperlukan suatu tuntutan harus
berapa tingkat penguasaan yang dicapai. Sedangkan tes formatif adalah
penilaian yang dilaksanakan pada akhir program belajar mengajar(PBM)
untuk melihat tingkat keberhasilan PBM itu sendiri
G. Pengaruh Cara belajar Terhadap Prestasi Belajar
Cara belajar pada dasarnya merupakan satu cara atau strategi
belajar yang diterapkan siswa sebagai usaha belajarnya dalam rangka
mencapai prestasi yang diinginkan. Penilaian baik buruknya usaha yang
dilakukan akan tergambar dalam bentuk prestasi. Usaha atau cara belajar
seseorang akan terlihat dari prestasi yang diperoleh oleh siswa tersebut.
Sehingga prestasi belajar yang baik juga dipengaruhi oleh cara belajar
yang
baik
pula.Sedangkan
Slameto
(2003:73)
berpendapat
bahwaBanyak siswa dan atau mahasiswa gagal atau tidak mendapat
hasil yang baik dalam belajar karena tidak mengetahui cara-cara belajar
yang efektif. Semakin baik siswa dalam mengetahui cara belajar yang
baik maka kan baik pula prestasinya.
Menulis Ilmiah
Pendapat lain juga dikemukakan oleh Hamalik (1983:1) yang
mengemukakan cara dan kebiasaan belajar yang tepat akan menentukan
hasil yang memuaskan, sebaliknya cara belajar yang buruk akan
memberikan hasil yang kurang memuaskan.
Dengan memiliki cara belajar yang baik nanti akan terasa bahwa
setiap usaha belajar selalu memberikan hasil yang sangat memuaskan,
ilmu yang dipelajari dapat dikuasai sehingga ujian dapat dilakukan dengan
berhasil. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan secara teoritis bahwa
Ada Pengaruh Cara Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa.
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah rencana dan sruktur penyelidikan
yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan memperoleh
jawaban
untuk
pertanyaan-pertanyaan
penelitiannya
(Kerlinger,
1990:483). Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka metode dan
jenis penelitian ini menggunakan penelitian Ex-Post Facto atau
pengukuran sesudah kejadian dan deskriptif korelasional. Metode ini
dipergunakan karena penelitian ini berusaha untuk menemukan ada
tidaknya pengaruh antara cara belajar terhadap prestasi belajar
melakukan prosedur administrasi siswa kelas 1 jurusan ADP SMK PGRI 2
Malang. Deskriptif korelasional dipandang sesuai dengan penelitian ini
karena bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang variabel yang
diteliti dan bersifat korelasi karena penelitian ini bertujuan untuk
menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa eratnya
hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu.(Arikunto, 1993:215).
Pada penelitian ini berusaha untuk menemukan ada tidaknya pengaruh
antara cara belajar terhadap prestasi belajar mata diklat melakukan
prosedur administrasi siswa kelas 1 Jurusan ADP SMK PGRI 2 Malang.
Variabel dalam penelitian ini adalah cara belajar sebagai variabel bebas X)
terhadap prestasi belajar sebagai variabel terikat (Y), hubungan tersebut
dapat digambarkan sebagai berikut:
Cara Belajar (X) -----> Prestasi Belajar (Y)
Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
B. Populasi dan Sampel
Arikunto (1998:115) berpendapat Populasi merupakan subyek
penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono (1997:57) menjelaskan
populasi. adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan
pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan populasi adalah keseluruhan
subyek penelitian yang memiliki ciri-ciri yang akan diteliti. Populasi dari
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 1 jurusan Administrasi
Menulis Ilmiah
Perkantoran SMK PGRI 2 Malang semester gasal tahun pelajaran 2005/
2006 yang berjumlah 88 orang.
Menurut Arikunto (2002:10) sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti. Agar sampel yang diambil mewakili data penelitian,
maka perlu adanya perhitungan besar kecilnya populasi. Arikunto
(1998:112) menyatakan bahwa: Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila
subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subyeknya
besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebihtergantung
setidak-tidaknya dari
a. Kemampuan penelitian dilihat dari segi waktu, keuangan, dan dana
b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya data
c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti
Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah population sampling yang teknik pelaksanaanya dilakukan dengan
mengambil semua sampel yang ada di dalam populasi, karena jumlah
sampel/subyek penelitian yang tidak mencapai 100 orang. Untuk lebih
jelasnya mengenai jumlah populasi dari penelitian ini dapat dilihat pada
tabel berikut
Tabel 3. Rincian jumlah populasi dan sampel dalam penelitian ini
No
1.
2.
. Kelas
1 ADP 1
1 ADP II
Jumlah
Sumber: SMK PGRI 2 Malang
Jumlah Siswa
44
44
88
C. Instrumen Penelitian
Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam instrumen penelitian adalah:
1. Pengembangan instrumen
Dalam penelitian ini, untuk mencapai hasil yang diharapkan maka
dalam pengembangan instrumennya dengan mengemukakan kisi-kisi
instrumennya.
3. Uji coba instrument
Sebelum instrumen digunakan sebagai alat pengumpul data, maka
instrument tersebut diujicobakan pada 20 siswa SMK PGRI 2 Malang yang
akan dijadikan sampel. Uji coba instrumen dimaksudkan agar instrumen
yang berupa angket harus valid dan reliabilitas sebelum disebarluaskan
kepada responden.
Kevaliditasan instrumen, apabila mempunyai validitas tinggi jika
butirbutir yang membentuk instrumen tidak menyimpang dari fungsi
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik
Menulis Ilmiah
instrumen. Untuk mendapatkan instrumen yang valid, maka peneliti akan
menguji angket melalui analisis butir soal. Mengenai hal tersebut Arikunto
(2002:169) menyatakan bahwa untuk menguji validitas setiap butir soal
maka skor-skor yang ada pada butir soal yang dimaksud dikorelasikan
dengan skor total. Teknik validitas melalui analisis butir soal dengan
rumus korelasi product moment dari pearson. Kriteria butir soal yang valid
adalah jika rxy r tabel dan butir instrumen yang dikatakan tidak valid jika
rxy r tabel
Arikunto (2002:170) menjelaskan reliabilitas menunjuk pada suatu
pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sehingga alat pengumpul data karena instrumen sudah baik.
Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabilitas akan
menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Untuk mencari reliabilitas
kebiasaan belajar dan prestasi belajar menggunakan rumus alpha.
Bila instrumen reliabel berdasarkan uji coba, maka instrumen
tersebut dapat digunakan sebagai insrtumen pengumpulan data.
Berikut klasifikasi reliabilitas adalah sebagai berikut:
Reliabilitas
Klasifikasi
0,9
0,7
0,4
0,2
0,0
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat rendah
<
<
<
<
<
rh
rh
rh
rh
rh
1
0,9
0,7
0,4
0,2
Menulis Ilmiah
2.
3.
4.
5.
Menulis Ilmiah
pendekatan penelitian atau desain yang diambil. Terkait dengan hal itu
maka diperlukan adanya tehnik analisis data.
Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ada dua macam, yaitu:
(1)Teknik analisis deskriptif yaitu dengan perolehan persentase karena
penelitian ini bersifat deskriptif dan mendeskripsikan tentang
variabel bebas dan variable terikat. Menurut Nurkancana (1992:22)
langkah-langkah yang digunakan adalah:
a. Menentukan interval, dengan menggunakan rumus interval hitung
sebagai berikut:
Data terbesar data terkecil
Panjang kelas interval = --------------------------------------Jumlah kelas
b. Menentukan prosentase variabel, untuk mengetahui jumlah
perbandingan skor masing-masing variabel yaitu variabel cara belajar
yang diklasifikasikan menjadi sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat
kurang dan untuk prestasi belajar diklasifikasikan menjadi istimewa,
sangat baik, baik, cukup, dan kurang dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Rumus prosentase adalah sebagai berikut:
P = F x 100%
N
keterangan: F= frekwensi
N= jumlah subyek penelitian
P= Prosentase
(2) Analisis korelasional.
Dalam penelitian ini digunakan rumus statistik Regresi Linier
Sederhana dan teknik ini digunakan untuk mengetahui besarnya
hubungan variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dengan
persamaan Regresi Linier seperti yang disebutkan oleh Sudjana
(1996:312) sebagai berikut:
Y=a+
Regresi dengan x merupakan variabel bebasnya dan y variabel tak
bebasnya
dinamakan regresi y atas x.
Adapun perhitungan analisis regresi seperti yang tersebut diatas, peneliti
menganalisisnya dengan bantuan SPSS 10.0 For Windows.
DAFTAR RUJUKAN
Menulis Ilmiah
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas. 2004. Kurikulum SMK Edisi 2004 Bidang Keahlian Bisnis dan
Manajemen
Program
Keahlian
Adminstrasi
Perkantoran.
Jakarta;Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Dikdasmen.
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Djalal, M.F. 1986. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa Asing. Malang: P3T
IKIP Malang
Hadi, S. 1983. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset.
Hamalik, O. 1994. Metode Belajar
Surabaya: Usaha Nasional.
dan
kesulitan-Kesulitan
Belajar.
1986.
Evaluasi
Pendidikan.
Menulis Ilmiah
Sudjana, Nana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Sugiono. 2002. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta
Thabrany, H. 1994. Rahasia Kunci Sukses Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
The Liang Gie. 1987. Cara Belajar Yang Efisisen. Yogyakarya: Liberty.
Tim Tetap Penulis Universitas Negeri Malang. 2000. Pedoman Penulisan
Karya lmiah. Malang: UM Press.
Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan
Nasional, (Online), (http/// www. depdiknas.go.id/ UU RI No 20/2003Sistem Pendidikan Nasional, html, diakses 18 April 2005)
Sumber:
http://supermahasiswa.multiply.com/journal/item/5/Sukses_Membuat_Prop
osal_Penel
itian
http://skripsistikes.wordpress.com
2. MENAYA
Menulis Ilmiah
Jawablah pertanyaan dibawah ini!
..
..
..
10.
Tuliskan gagasan pokok pada contoh proposal karya tulis
diatas!
..
..
..
3. MENGUMPULKAN INFORMASI
TUGAS 1
www.edu
bio.info
Menulis Ilmiah
D. Dari contoh proposal karya ilmiah diatas tentukan struktur
teks dengan panduan tabel berikut!
Paragraf
Struktur Teks
Kalita Utama
Metode
instrumen
sampel
..
Menulis Ilmiah
variable
Indicator
Metode
instrume
n
..
..
...
..
..
..
..
sampel
..
Menulis Ilmiah
.
TUGAS 2
Paragraf
Inti Kalimat
1
.
..
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik
Menulis Ilmiah
..
..
..
..
Menulis Ilmiah
Judul Teks
himappb-uny.com
Ar
gu
m
en
t
Kesimpulan
4. MENGASOSIASI
Teks
Setelaha mengumpulkan informasi dari contoh proposal
karya
tulis
ilmuah
dengan
judul
PENGARUH
CARA
BELAJAR
Argumen 2
Menulis Ilmiah
3. Bandingkan hasil diskusi dengan teman anda dalam memahami
teks satu diatas?
..
..
..
Menulis Ilmiah
5. MENGOMUNIKASIKAN
3. Persentasikan
keratif,
jujur,
dengan
dan
santun
persentasi
uang
prasetya.ub.ac.id
di
persentasikan.
Menulis Ilmiah
BAB V
1 Artikel
Artikel ialah karya tulis lengkap
(pembuka, isi, penutup) yang dimuat di
jurnal ilmiah, majalah, buletin, ataupun
kumpulanskripsi.blogdetik.com
Menulis Ilmiah
surat kabar. Seiring dengan perkembangan zaman, saat ini marak artikel
online yang bisa diunduh melalui internet. Artikel terbagi menjadi tiga
jenis, yakni (1) artikel hasil penelitian, (2) artikel nonpenelitian, dan (2)
artikel populer.
Menulis Ilmiah
begitu, pembaca minimalbisa memahami isi artikel tatkala membaca
judul.
b. Nama Penulis
Menulis Ilmiah
d. Pendahuluan
Pendahuluan tidak diberi judul (tetapi ada juga yang diberi judul),
ditulis langsung setelah abstrak dan kata kunci. Bagian ini memaparkan
kajian pustaka yang berisi paling sedikit tiga gagasan, yakni (1) latar
belakang/rasional penelitian, (2) masalah dan wawasan rencana
pemecahan masalah, dan (3) rumusan tujuan penelitian (dan harapan
tentang manfaat hasil penelitian) (Saukah dkk., 2007:44). Selain itu,
dipaparkan pula penelitian terdahulu yang relevan. Hal ini dilakukan agar
penelitian yang dilakukan bersifat orisinal/modifikasi/hibridasi/reduplikasi.
Sebagai kajian pustaka, bagian ini harus disertai rujukan yang bisa
dijamin otoritas penulisnya. Jumlah rujukan harus proporsional. Jika terlalu
sedikit, terkesan tidak akademis. Jika terlalu banyak, terkesan seperti
pemulung yang hanya memunguti kutipan
dari sana-sini tanpa
argumentasi dari si pengutip. Pembahasan kepustakaan harus disajikan
dengan singkat, jelas, dan padat serta langsung menukik pada masalah
yang diteliti (Saukah dkk., 2007:44). Dengan tukikan yang tepat, akan
menghasilkan analisis yang tepat pula.
e. Metode Penelitian
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik
Menulis Ilmiah
Metode penelitian berisikan (1) bagaimana data dikumpulkan, (2)
siapa sumber data, dan (3) bagaimana data tersebut dianalisis (Saukah
dkk., 2007:44). Adapun untuk penelitian kualitatif (misal, budaya atau
sastra lisan) perlu dihadirkan (1) subjek penelitian, (2) etnografi, (3) teknik
wawancara, dan (4) berapa lama peneliti melakukan penelitian.
f.
i.
h. Daftar Rujukan
Menulis Ilmiah
2 Artikel Nonpenelitian
Menulis Ilmiah
Abstrak merupakan inti sari dari keseluruhan artikel. Dengan
demikian, penulisan abstrak menggunakan bahasa yang singkat, jelas,
dan padat. Penulisan abstrak berkisar 100200 kata. Abstrak memuat
hal
yang
esensial,
yakni
masalah,
metode,
pembahasan,
simpulan/temuan.
Adapun kata kunci ialah kata pokok yang merupakan dasar
pemikiran gagasan dalam karangan asli. Kata kunci berupa kata tunggal
atau gabungan kata. Jumlah kata kunci berkisar 35 kata. Kata kunci
diperlukan untuk komputerisasi sistem informasi ilmiah. Melalui kata kunci
dapat ditemukan judul-judul penelitian beserta abstraknya dengan mudah
(Saukah dkk., 2007:44). Selain itu, melalui kata kunci, pembaca bisa
memahami kunci dari artikel yang dipaparkan oleh penulis. Perhatikan
contoh penulisan judul, abstrak, dan kata kunci berikut (model Jurnal
Prasasti, Unesa).
Mengangkat kondisi sosial dan politik ke dalam karya sastra tidak selamanya harafiah. Realita tid
d. Pendahuluan
Menulis Ilmiah
Pada bagian ini berisikan fenomena/latar belakang mengapa tulisan
tersebut diangkat sebagai artikel. Selain itu, dipaparkan pula pentingnya
tulisan tersebut dipaparkan.
Karena bersifat nonpenelitian, pada
pendahuluan perlu
menggunakan bahasa menarik, provokatif, dan
memunculkan kebaruan agar mampu menarik minat pembaca.
e. Pembahasan
dengan
simpulan
dan
saran
yang
g. Daftar Rujukan
3 Artikel Populer
Menulis Ilmiah
kalangan masyarakat, baik akademis maupun nonakademis. Sang penulis
mengungkapkan opini/gagasannya --dalam bentuk artikel populer-disertai dengan evidensi yang berupa pengutipan, kesaksian, autoritas,
dan interviu sehingga kualitas tulisan masih terjaga validitasnya.
Setiap media massa, majalah, ataupun buletin memiliki pedoman
atau aturan tersendiri dalam hal seleksi artikel. Simaklah koran Kompas
dan koran Jawa Pos, keduanya, sebagai media mempunyai
pedoman/aturan yang berbeda dalam menyeleksi artikel yang dikirim oleh
penulis. Karena itu, penulis artikel harus bisa memahami pedoman/aturan
yang terdapat pada media agar lebih mudah dalam memasukkan artikel.
Dalam menulis artikel populer, ada dua hal penting yang harus
diperhatikan. Pertama, penulisan judul. Dalam menulis judul artikel,
penulis diharapkan mampu menarik minat pembaca. Karena itu, judul
harus provokatif, orisinal, menawarkan kebaruan. Bahkan, bila sudah
mahir menulis artikel populer, biasanya penulismembuat judul yang
kontroversial dan/atau dekonstruktif. Cermatilah judul artikel berikut.
Contoh:
Artikel Populer
Coba
renungkan,
manakah judul artikel yang paling menarik?
Menulis Ilmiah
Adapun jenis artikel populer, antara lain (1) artikel eksposisi, (2)
artikel humor/satir, (3) artikel ekspose, (4) artikel informatif, (5) artikel
pariwisata, (6) artikel inspirasional, (7) artikel pengalaman individual, (8)
artikel profil, (9) artikel feature, dan (10) artikel new journalisme
(Marahimin, 1994:265274). Selain itu, ada pula artikel budaya, artikel
sastra, artikel agama, dan artikel seni.
Di bawah ini disajikan petikan dua buah artikel populer. Artikel
pertama berjudul Kritikus Seni sudah Mati karya Arif Bagus dan artikel
kedua berjudul Kebudayaan, Kearifan Lokal, dan Korupsi karya Awang
Mawardi. Simaklah kedua petikan artikel populer tersebut. Terkategorikan
dalam jenis artikel apakah petikan kedua artikel tersebut?
Kritikus seni sudah mati, kata Prof. Ronan McDonald dalam The Death of Critic (2007). Era kritikus
Menulis Ilmiah
Roda republik ini bisa berjalan lancar jika dua elemen demokrasi dan h
Kritikus seni sudah mati, kata Prof. Ronan McDonald dalam The Death of Critic (2007). Era kritikus sebagai penentu selera publik dan konsumsi kult
2. Makalah
Menulis Ilmiah
dibahas. Ketiga, makalah campuran. Makalah campuran ialah makalah
yang penulisannya menggabungkan kajian teoretis dengan data empiris
yang relevan dengan masalah yang dibahas (Saukah, dkk. 2007:4950).
Untuk sistematika penulisan makalah biasanya bergantung pada gaya
selingkung tiap lembaga. Namun, secara umum, sistematika makalah
terbagi menjadi tiga bagian, yakni (1) pendahuluan, (2) isi, dan (3)
penutup.
Untuk makalah, jumlah halaman berkisar 1525 halaman. Artikel
jenis makalah yang berjumlah 1525 halaman biasanya dipaparkan pada
kegiatan
seminar, pelatihan, diskusi, workshop, ataupun presentasi.
Makalah yang telah disajikan pada seminar, pelatihan, diskusi, workshop
terkadang dimasukkan ke dalam jurnal ilmiah (tetapi diubah formatnya
sesuai dengan format artikel jurnal ilmiah).
Mempersiapkan Makalah
Menulis Ilmiah
pengalaman hidup sehari-hari, pendapat, sikap, serta kejadian-kejadian
yang ada di masyarakat.
Sumber-sumber tersebut dapat dibaca sedikit demi sedikit. Cara
membaca yang disarankan adalah dengan membuat kartu-kartu baca
yang di dalamnya bisa diuliskan judul sumber, tahun terbit, nama penulis,
halaman, dan ide yang diperoleh dari sumber. Cara lain dapat dilakukan
dengan menyususn jurnal membaca yang bentuknya seperti resensi
singkat. Dari buku Quantum Learning juga disarankan teknik lain
membaca buku yang namanya metode catat bersusun. Metode ini mirip
dengan jurnal membaca, hanya di dalam setiap halaman dibagi menjadi
dua bagian kanan dan kiri. Pada bagian kiri dituliskan semua informsi
yang diperoleh dari sumber dan pada bagian kanan dituliskan pendapat,
tanggapan, atau infrormasi-informasi lain dari sumber tersebut. Bahkan,
sekarang sudah ada sistem perpustakaan elektronik yang
dapat
mencatat rangkuman atau apa pun tentang sumber dalam kolom catatan
itu.
b. Memilih Topik
Menulis Ilmiah
perbedaan topik ini daripada topik yang lain yang menghasilkan
perbandingan yang utuh terhadap suatu objek; (c) apa yang
menyebabkan ini yang menghasilkan informasi hubungan sebab akibat
dalam bahan makalah; dan (d) apa yang dikatakan orang tentang ini yang
meghasilkan kumpulan pendapat nara sumber yang berkompeten tentang
objek yang ditulis.
Selanjutnya, topik yang dipilih harus memenuhi kriteria
keterkuasaian, kemenarikan, ketersediaan bahan, dan kemanfaatan
(Akhadiah, 1991:6-8; Keraf, 1994: 111-112). Topik makalah harus
dikuasai oleh penulisnya. Mengapa? Makalah memerlukan pembahasan
secara mendalam baik dari segi teori maupun praktik. Hal itu berarti
mensyaratkan penguasaan teori maupun praktik oleh penulisnya. Jadi,
jangan menulis makalah dengan topik yang tidak dikuasai.
Di samping itu, topik yang dipilih hendaknya juga menarik. Penulis
dipersyaratkan memiliki ketertarikan pada topik itu. Syukurlah jika topik
itu berada pada bidang keahlian penulis. Ketertarikan terhadap topik akan
membantu kelancaran penulisan makalah.
Syarat lain yang harus dipertimbangkan ialah ketersediaan bahan.
Bahan itu berupa buku-buku, data, pengalaman, kliping, dan sebagainya.
Syarat itu biasanya berhubungan erat dengan kedua syarat sebelumnya.
Pertimbangan lain dalam pemilihan topik ialah kemanfaatan, yaitu
pembahasan topik itu memberikan sumbangan kepada ilmu dan profesi
yang ditekuni.
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Menulis Ilmiah
Rambu-rambu keberhasilan pemilihan topik ini adalah jika topik
yang dipilih benar-benar dikuasai baik secara teoretis maupun empiris.
Secara teoretis berarti topik yang dipilih sesuai dengan bidang ilmu yang
dikuasai/digeluti. Secara empiris berarti topik yang dipilih di seputar
pengalaman penulis.
Di samping itu perlu juga dipertanyakan, sungguhkah penulis
tertarik pada topik tersebut. Untuk itu penulis perlu memiliki banyak
bahan (buku-buku, kliping, catatan data) yang berkaitan dengan topik
tersebut.
c. Membatasi Topik
Menulis Ilmiah
didasarkan pada kriteria pemilihan topik atau dapat juga ditambahkan
syarat keaktualan. Pertanyakan kembali hal-hal apa saja di rincian yang
terpilih pada cabang 2 itu yang dapat dituliskan. Tuliskanlah di bawahnya!.
Inilah cabang 3! Pilih kembali fokus tertentu dari hasil rincian pada cabang
3 terakhir. Rinci kembali pilihan itu di cabang 4!. Begitu seterusnya
sampai didapat topik cukup terbatas. Yang ideal pembatasan topik
dilakukan sampai cabang 4 atau cabang 5.
Keluarga Berencana
Tujuan
Perkembangan
Peranan
Pengendalian peringatan
Pertumbuhan penduduk
Penduduk DesaPenduduk Kota
Kualitas Hidup
Menulis Ilmiah
Contoh tersebut memperlihatkan bahwa topik keluarga
berencana yang masih terlalu luas (belum terfokus), setelah dibatasi
dengan diagram pohon menjadi lebih spesifik, terbatas, jelas fokus
tulisannya, yaitu tentang peranan keluarga berencana. Itulah yang
ditunjukkan sampai cabang 2. Peranan yang mana? Peranan dalam
pengendalian penduduk. Itulah batasan sampai cabang 3! Penduduk
mana? Dalam hal ini adalah penduduk desa. Itulah hasil pembatasan
sampai cabang 4! Desa maju atau desa tertinggal? Misalnya dipilih desa
tertinggal. Jadi secara keseluruhan, sampai dengan pembatasan topik
cabang 5, topik makalah menjadi terbatas pada peran keluarga
berencana dalam pengendalian pertumbuhan penduduk desa tertinggal.
d. Merumuskan Judul
Menulis Ilmiah
Menulis Ilmiah
Tesis adalah gagasan sentral megenai topik tulisan yang merupakan
landasan bagi seluruh kegiatan dalam proses penulisan. Fungsi tesis
dalam sebuah tulisan sama dengan fungsi kalimat utama dalam sebuah
paragraf. Rumusan tesis berisi pokok pikiran yang dinyatakan dalam
kalimat yang spesifik.
Dalam keseluruhan proses penulisan, rumusan tesis itu berfungsi
sebagai pengendali, dan pedoman pengembangan tulisan. Itu berarti
bahwa dalam langkah pengembangan (tahap penulisan) tidak boleh
menyimpang dari intisari tulisan. Gagasan yang dikembangkan dalam
paragraf-paragraf makalah bersumber dari gagasan-gagasan yang ada
pada tesis. Demikian pun pada tahap revisi, tesis berguna untuk menilai
atau mengevaluasi makalah. Dari penilaian tersebut, dapat dilakukan
perbaikan, penyuntingan (isi, sistematika, bahasa) dengan berpedoman
pada rumusan tesis.
Rumusan tesis yang baik memenuhi beberapa karakteristik (a)
tesis ditulis dalam kalimat lengkap; (b) tesis mengungkapkan opini, sikap,
atau gagasan, bukan sekadar pernyataan seerhana tentang topik yang
akan dikembangkan; (c) tesis bukan hanya menggambarkan fakta, tetapi
juga menmbutuhkan penjelasan dan pembuktian; dan (d) tesis hanya
terdiri atas satu gagasan untuk satu topik.
Agar makalah menarik untuk dibaca, rumuskan tesis secara tajam.
Untuk menajamkan tesis tersebut dapat dilakukan dengan (a) tesis dipilih
berdasarkan otoritas penulis, (b) tesis dipilih yang tidak terlalu luas, (c)
tesis dipilih yang padu, dan (d) tesis dipilih yang khusus.
Bagaimanakah merumuskan tesis makalah itu?
Pertama, penulis harus melakukan langkah pengidentifikasian
variabel dan masalah yang terkandung dalam rumusan judul makalah.
Judul Peranan Keluarga Berencana dalam Pengendalian Pertumbuhan
Penduduk Desa Tertinggal, misalnya, diidentifikasikan memiliki tiga
variabel
yaitu (a)
keluargaitu?
berencana, (b) pengendalian pertumbuhan
Apakah program
keluarga
berencana
penduduk,
dan (c)
desa tertinggal.
Selanjutnya, identifikasilah masalahApa saja peranan
keluarga
berencana
itu?
masalah yang
perlu dibahas
dalam setiap variabel tersebut dengan cara
Apakah pertumbuhan
penduduk
itu?
Bagaimanakah
pengendalian
pertumbuhan
itu?
mengajukan
pertanyaan
di seputarpenduduk
variabel-variabel
itu.
Apakah indikator Untuk
desa tertinggal
itu?
variabel-variabel
tersebut, misalnya, dapat diajukan
Mengapa keluarga
berencana
dapat
mengendalikan
pertumbuhan penduduk?
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.
Menulis Ilmiah
Kedua, penulis mengidentifikasi berbagai kemungkinan jawaban
atas pertanyaan atau masalah tersebut. Di langkah inilah bagaimana
pandangan, pendapat, pengetahuan penulis dapat digunakan untuk
menjawab masalah tersebut. Contohnya untuk menjawab pertanyaan (1),
penulis membatasi program keluarga berencana sebagai program yang
meliputi penundaan usia nikah, penggunaan kotrasepsi, dan perencanaan
jumlah anak. Dengan demikian, pertanyaan (2) penulis menjawab bahwa
keluarga berencana dapat berperan mengatur jarak kelahiran, membatasi
jumlah kelahiran. Begitu seterusnya untuk pertanyaan-pertanyaan
lainnya.
Ketiga, setelah seluruh pertanyaan ditentukan jawabannya,
tinggallah dirumuskan tesisnya dengan cara merangkaikan seluruh
jawaban tersebut dalam satu paragraf yang runtut dan padu. Rumusan
tesis untuk judul makalah Peranan Kelurga Berencana dalam
Pengendalian Pertumbuhan Penduduk Desa Tertinggal, misalnya, sebagai
berikut.
Keluarga Berencana adalah program yang meliputi penundaan
usia nikah, penggunaan kontrasepsi, dan perencanaan jumlah
anak. Program tersebut dapat berperan mengatur jarak kelahiran,
dan membatasi jumlah kelahiran, sehingga penambahan jumlah
penduduk
pada
suatu
wilayah
yang
sebagian
besar
berpencaharian agraris dapat diatur dan disesuaikan dengan
pendapatan per kapita penduduk wilayah itu yang di bawah batas
minimum. Oleh karena itu, program keluarga berencana dalam
tulisan ini mencakup juga persoalan perencanaan peningkatan
pendapatan perkapita penduduk, bukan sekadar pembatasan anak
dalam jumlah tertentu dalam satu kelurga.
Menulis Ilmiah
Kerangka makalah disusun setelah topik ditentukan, tujuan
ditetapkan, dan tesis dirumuskan. Kerangka adalah rencana kegiatan
yang memuat pokok-pokok isi makalah. Dalam pokok-pokok isi makalah
hendaknya memuat semua topik bawahan secara rinci yang akan
dikembangkan sesuai dengan topik yang dipilih. Dalam kerangka
sebaiknya tergambar secara utuh isi makalah yang akan ditulis.
Menyusun kerangka makalah dapat dilakukan dengan langkahlangkah berikut.
(1) Merumuskan tujuan
(2) Merumuskan tesis berdasarkan topik dan rumusan tujuan
(3) Mendaftar topik-topik bawahan dari topik utama berdasarkan
rumusan tesis.
Kalimat pertama tesis itu berbunyi Keluarga Berencana adalah
program yang meliputi penundaan usia nikah, penggunaan
kontrasepsi, dan perencanaan jumlah anak. Dalam rumusan itu
Anda dapat menginventarisasi gagasan-gagasan terdiri atas
(a)keluarga berencana, (b) penundaan usia nikah, (c)penggunaan
kontrasepsi, dan (d)perencanaan jumlah anak. Lakukanlah proses
yang sama pada kalimat lain dalam rumusan tesis tersebut,
sehingga semua gagasan berhasil diinventarisasi!
(4) Mengecek daftar topik bawahan
Pada langkah ini semua gagasan yang dicatat dari hasil rumusan
tesis dikelompok-kelompokkan: apakah ada dua topik atau lebih
yang
dapat
dikelompokkan
dalam
klasifikasi
tertentu,
bagaimanakah kedudukan gagasan yang satu dengan yang lain,
adakah gagasan itu sederajat atau sebagai subordinasi gagasan
lain. Buatlah rumusan gagasan yang mencakup gagasan-gagasan
bawahannya dalam klasifikasi itu!
(5) Menyusun topik-topik bawahan secara sistematis
Keempat gagasan --keluarga berencana, penundaan usia nikah,
penggunaan kontrasepsi, dan perencanaan jumlah anak-- tadi
misalnya, dapat diklasifikasi menjadi dua: (a) pengertian keluarga
berencana, dan (b) macam program keluarga berencana, yang
bergagasan bawahan penundaan usia nikah, penggunaan
kontrasepsi, dan perencanaan jumlah anak. Jika dituliskan dalam
urutan ke bawah tampak sebagai berikut.
Pengertian Keluarga Berencana
Macam Program Keluarga Berencana
Penundaan Usia Nikah
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik
Menulis Ilmiah
(1) Penggunaan Kontrasepsi
(2)Perencanaan Jumlah Anak
Lakukanlah proses serupa untuk semua gagasan yang telah berada
dalam klasifikasi, bahkan juga untuk gagasan bawahan dalam
klasifikasi. Dengan cara tersebut akan diperoleh kerangka karangan
formal yang merinci dan mengatur gagasan secara rumit dan detail.
Menulis Ilmiah
diperlukan bahan yang berupa fakta-fakta, sedangkan untuk makalah
yang bersifat teoretis, diperlukan bahan yang berupa teori-teori. Makalah
yang berisi perpaduan antara faktual dan teoretis mengharuskan faktafakta dan teori-teori. Pengumpulan bahan dapat diperoleh melalui pustaka
maupun nonpustaka (wawancara, observasi, dan angket).
5. Mengembangkan Makalah
a. Mengembangkan Isi Makalah dalam Bentuk Paragraf
Menulis Ilmiah
dalam buku ataupun penerbitan lain (majalah, jurnal, koran). Penggunaan
kutipan itu dimaksudkan sebagai penegasan, pembuktian atau
pembandingan pendapat. Secara jujur penulis makalah harus
mempertanggungjawabkan kutipan itu. Secara lebih terinci teknik
pengutipan akan dibicarakan pada bab lain dari buku ini.
C. Mengembangkan Sistematika Makalah
Menulis Ilmiah
Lain halnya dengan makalah induktif. Dalam makalah induktif
jawaban pemecahan masalah berdasarkan hasil pengamatan empiris,
dimulai dari penyajian fakta, data, dan diikuti dengan penarikan simpulan.
Selanjutnya simpulan tersebut dapat dikaji dari teori tertentu sebagai
perbandingan dan pemerjelas hasil pengamatan. Pada makalah hasil
berpikir induktif, pengintegrasian langsung teori yang digunakan dengan
fakta empiris yang disajikan tampaknya lebih tepat. Artinya, setelah
disajikan data atau fakta empiris, langsung dihubungkan dengan teori
yang digunakan. Bagaimana dalam makalah induktif, teori itu
diinterpretasi dan diinferensi? Oleh sebab sajian fakta dan data sudah
dilakukan terlebih dahulu, interpretasi dan relevansi teori langsung
terfokus pada data atau fakta yang tersaji. Dengan kata lain, interpretasi
dan relevasi teori pada makalah induktif dapat diumpamakan sebagai
penyorotan fakta atau data tersebut dengan sinar laser. Teori menjadi
pencerahan data dan fakta yang telah tersaji.
Setelah semua permasalahan dibahas satu persatu dalam bagian
pembahasan,
makalah
diakhiri
dengan
penyimpulan.
Bagian
penyimpulan berisi jawaban atau simpulan atas masalah yang diajukan.
Simpulan hendaknya sesuai dengan proposisi-proposisi yang telah
ditemukan pada bagian pembahasan. Pada bagian pembahasan
sesungguhnya telah ada simpulan-simpulan kecil. Itulah yang dimaksud
proposisi dalam hal ini. Atas dasar proposisi tersebut, dirumuskan
simpulannya. Akan tetapi harus diingat, bahwa simpulan bukan
mengulang lagi yang sudah dikemukakan pada bagian sebelumnya. Jika
pengulangan itu terjadi, namanya resume atau rangkuman. Simpulan
berbeda dengan rangkuman.
Setelah penarikan simpulan, pada bagian ini dapat juga
ditambahkan atau diikuti saran atau ajungan (rekomendasi). Hendaklah
hanya diajukan saran atau anjungan yang relevan dengan pokok masalah.
Lebih baik tidak perlu dicantumkan saran daripada saran tersebut tidak
bergayut dengan pokok masalahnya. Singkatnya, saran tidak boleh keluar
dari pokok masalah makalah.
Hal yang juga tidak boleh dilupakan dalam makalah adalah
penyertaan atau pencantuman daftar rujukan. Daftar rujukan memuat
pustaka-pustaka yang dirujuk dalam makalah. Sekali lagi, yang
dicantumkan hanyalah pustaka yang dirujuk.
5. Menyunting Makalah
belum
Menulis Ilmiah
tulisannya sekali jadi. Kekurangan, dan ketidaksempurnaan baik pada
pengembangan isi, penggunaan bahasa (tanda baca, pilihan kata,
penyusunan kalimat), maupun sistematika/pengorganisasian gagasan
pastilah ada.
Anggaplah bahwa hasil penulisan tahap tersebut masih berupa
buram. Oleh karena itu masih perlu diperbaiki. Istilah lain perlu diadakan
penyuntingan.
Apa yang perlu diperbaiki atau disunting? Pertama, perbaikan itu
terarah pada isi. Apakah isi tulisan tersebut sudah sesuai dengan judul,
dan rumusan tesis pada awal menulis makalah? Yang kurang ditambahi,
yang lebih ditanggalkan. Lebih maksudnya terlalu luas, terlalu
menyimpang/keluar dari judul dan tesis. Adakah gagasan yang saling
bertentangan? Jika ada, selaraskanlah!
Kedua, perbaikan terarah pada sistematika atau urutan. Manakah
di antara gagasan itu yang perlu digeser penempatannya untuk
memperoleh efektivitas? Apakah urutan itu tidak menjemukan? Jika
belum, ubahlah sistematikanya! Jelasnya, pengubahan itu dapat dilakukan
dengan memindah-pindahkan atau menukar-tukarkan posisi paragrafnya.
Ketiga, perbaikan terutama pada bahasa. Adakah kesalahan atau
kekhilafan dalam penggunaan tanda baca atau pungtuasi? Adakah
ketidaktepatan pemilihan kata, pembentukan kata? Adakah kalimat yang
tidak efektif yaitu tidak tepat sasaran karena rumusannya tidak benar?
Apakah kalimat-kalimat penjelas mendukung gagasan pokok paragraf
tersebut? Jika ada perbaikilah dulu sebelum orang lain membacanya.
Dengan kemajuan teknologi (komputer), semua itu dapat langsung
dilakukan di komputer. Sebelum dicetak, lakukanlah revisi, perbaikan,
atau penyuntingan itu di komputer. Setelah yakin tanpa kesalahan,
barulah dicetak. Akan tetapi bisa juga penyuntingan dilakukan pada
buram cetakan. Jika itu yang dilakukan, gunakan tanda-tanda
koreksi/penyuntingan yang lazim.
6. Menilai Makalah
Makalah
yang
selesai
ditulis
perlu
dinilai
kualitasnya.
Bagaimanakah mutu makalah itu? Apakah makalah itu bermutu atau
tidak? Penilaian makalah dapat didasarkan pada lima kriteria: kesesuaian
judul dan isi, ketajaman perumusan masalah, kebenaran pembahasan,
ketepatan simpulan, dan kebenaran tata tulisnya. Ketebalan makalah,
kepangkatan dan gelar penulis, misalnya, tidak dapat dijadikan sebagai
kriteria penilaian makalah.
Menulis Ilmiah
Judul makalah dan isi makalah haruslah sesuai. Apa yang
terumuskan dalam judul dibahas dalam isi makalah. Isi makalah
seharusnya membahas variabel-variabel yang terumuskan dalam judul.
Jika terjadi ketidaksesuaian antara judul dan isi, hal itu mengindikasikan
makalah tersebut kurang bermutu. Untuk itu, cocokkanlah kembali
dengan kerangka karangan yang sudah dibuat sebelumnya. Langkah ini
dapat dilakukan untuk menilai kesesuaian judul dengan isi makalah.
Ketajaman perumusan masalah dapat dilihat pada permasalahan
--biasanya di akhir pendahuluan-- dengan memperhatikan rumusan
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Apakah pertanyaan-pertanyaan
bergayut dengan judul? Apakah pertanyaan tersebut problematis artinya
mengungkapkan persoalan yang memang patut dipecahkan? Apakah
pertanyaan itu memungkinkan pengkajian secara ilmiah?
Apakah permasalahan itu dibahas secara tepat? Artinya apakah
teori, fakta, dan data yang digunakan mendukung atau sesuai dengan
masalah? Apakah pembahasan menawarkan alternatif-alternatif jawaban?
Apakah setiap alternatif diuji kebenarannya? Apakah keterkaitan
pembahasan masalah satu dengan lainnya? Logis dan rasionalkah
pembahasannya? Sesuaikah penggunaan teori dan penyajian fakta data
dengan pokok masalah makalah? Semua pertanyaan-pertanyaan tersebut
dapat digunakan untuk menilai makalah dari segi kebenarannya
pembahasannya.
Apakah simpulan merupakan sintesis dari pembahasan? Apakah
simpulan merupakan alternatif teruji dan terbaik dari alternatif yang telah
diajukan? Apakah simpulah itu tidak melenceng dari permasalahan?
Apakah simpulan itu bukan merupakan pengulangan atau resume yang
telah diajukan sebelumnya? Adakah kebaruan tesis dalam simpulan itu?
Semua pertanyaan itu dapat diajukan untuk menilai kualitas makalah
dalam ketepatan simpulan yang diambilnya.
Akhirnya, hal-hal seperti pemaragrafan, penyusunan kalimat,
pemilihan kata, penggunaan tanda baca dan ejaan perlu juga menjadi
pertimbangan dalam penilaian makalah. Begitupun hal-hal teknis seperti
pengutipan,
penulisan
catatan
kaki,
perwajahan
patut
juga
dipertimbangkan. Apakah hal-hal yang berkaitan dengan tata tulis itu
sudah dilakukan dengan benar?
Menulis Ilmiah
1.
MENGAMATI
KASUS 1
Bacalah teks berikut dibawah ini!
keistimewaan
yang
dapat
kumpulanskripsi.blogdetik.com
Menulis Ilmiah
membuat manusia menjadi lebih bijak dan beradab. Keberhasilan
seseorang tidak hanya diukur dari tingkat kecerdasan intelektual untuk
menjadi berhasil. Setiap orang juga memiliki kecerdasan emosional (EQ)
yang memungkinkannya maju dalam bersikap, berbuat, dan berkarya.
Kecerdasan emosional (EQ) berpengaruh besar dalam keberhasilan
seseorang, sehingga perlu dilakukan kegiatan-kegiatan yang dapat untuk
meningkatkan kecerdasan emosional. Guru hendaknya juga mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi emosi peserta didiknya dan cara
mengatasinya.
Kata kunci: kecerdasan, emosi, pendidikan
PENDAHULUAN
Kecerdasan merupakan suatu keistimewaan yang dimiliki oleh
manusia, karena manusia memiliki kecerdasan yang tidak terbatas
dibandingkan makhluk lain. tetapi sedangkan tidak. Sehingga manusia
mampu memahami segala fenomena kehidupan secara mendalam dan
dapat mengambil hikmah dan norma dari fenomena tersebut. Hal tersebut
membuat manusia menjadi lebih bijak dan beradab. Kecerdasan sangat
diperlukan
oleh
manusia
sebagai
alat
bantu
dalam
menjalani
kehidupannya di dunia.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kecerdasan adalah
perihal cerdas, perbuatan mencerdaskan, kesempurnaan pengembangan
akal budi (seperti kepandaian, ketajaman, akal pikiran). Konsep tersebut
menghendaki kesempurnaan akal serta budi yang meliputi kepandaian
dan optimalisasi berpikir.
Dulu keberhasilan seseorang untuk masa depan diukur dari tingkat
kecerdasan.
Padahal
dulu
kecerdasan
hanya
ditinjau
dari
aspek
Menulis Ilmiah
Tetapi, setiap orang pasti memiliki kecerdasan emosional (EQ). Secara
sederhana
dapat
diungkapkan
bahwa
IQ
menentukan
kesuksesan
emosi
optimisme,
dan
menunjukkan
kemampuan
sikap-sikap
beradaptasi.
ketangguhan,
Sehingga
inisiatif,
memungkinkan
manusia maju dalam bersikap, berbuat, dan berkarya secara dinamis dan
konstruktif.
Sesungguhnya, pada otak manusia terdapat beberapa kecerdasan yaitu
kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan kecerdasan
spiritual (SQ). Kecerdasan-kecerdasan tersebut hendaknya dikembangkan
untuk meningkatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik seorang
siswa.
Tulisan ini dikembangkan berdasarkan pertanyaan-pertanyaan berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
PEMBAHASAN
Emosi merupakan komponen paling penting dalam bahasan psikologi.
Emosi masuk dalam komponen afektif manusia. Emosi merupakan pusat
penggerak di samping motivasi, yang mendasari manusia bertingkah laku.
Emosi merupakan salah satu hal yang oleh para psikolog disebut dengan
trilogi mental yang terdiri dari kognisi, emosi, dan motivasi.
Akar kata emosi adalah movere yang berarti menggerakkkan, bergerak.
Jika movere
menjauhi. Kata-kata tersebut berasal dari bahasa Latin. Arti kata tersebut
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik
Menulis Ilmiah
menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak
dalam emosi (1998:7).
Pengertian emosi menurut para ahli antara lain:
kemampuan
untuk
mengenali
perasaan
kita
sendiri,
dan
energi
dan
pengaruh
yang
manusiawi,
kecerdasan
emosi
Menulis Ilmiah
Dari
hasil
penelitiannya,
John
B.
Watson
(dalam
Mahmud,
1990)
Takut
Pada dasarnya, rasa takut itu bermacam-macam. Ada yang timbul
karena anak kecil sering ditakut-takuti atau karena berlakunya berbagai
pantangan di rumah. Akan tetapi, ada juga rasa takut naluriah yang
terpendam dalam hati sanubari seperti, rasa takut akan kegelapan,
Perasaan
tersebut akan meledak dan membuat orang itu sendiri dan orang lain
terkejut. Perasaan marah merupakan bagian dari kemanusiaan dan
Kondisi
(1997)
menjelaskan
bahwa
ada
beberapa
faktor
yang
Menulis Ilmiah
o Lingkungan keluarga
Kehidupan keluarga merupakan sekolah pertama dalam mempelajari
emosi. Kecerdasan emosi dapat diajarkan pada saat masih bayi melalui
ekspresi. Peristiwa emosional yang terjadi pada masa anak-anak akan
melekat dan menetap secara permanen hingga dewasa. Kehidupan
emosional yang dipupuk dalam keluarga sangat berguna bagi anak
kelak di kemudian hari.
o Lingkungan non keluarga.
Hal ini yang terkait adalah lingkungan masyarakat dan pendidikan.
Kecerdasan emosi ini berkembang sejalan dengan perkembangan fisik
dan mental anak. Pembelajaran ini biasanya ditujukan dalam suatu
aktivitas bermain peran sebagai seseorang di luar dirinya dengan emosi
yang menyertai keadaan pergaulan dengan orang lain.
Menurut
Le
Dove
(Goleman,
1997)
bahwa
faktor-faktor
yang
limbic.
Tetapi,
di
antara
kedua
bagian
tersebut
yang
yang
Menulis Ilmiah
emosi. Selain itu ada amygdala yang dipandang sebagai pusat
pengendalian emosi pada otak.
o Psikis.
Kecerdasan emosi selain dipengaruhi oleh kepribadian individu, juga
dapat dipupuk dan diperkuat dalam diri individu.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat dua faktor
yang dapat mempengaruhi kecerdasan emosi seseorang yaitu secara fisik
dan psikis. Secara fisik terletak di bagian otak yaitu konteks dan sistem
limbic, secara psikis meliputi lingkungan keluarga dan lingkungan non
keluarga.
Menurut Dinkmeyer (1965) faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan
emosi anak adalah faktor kondisi fisik dan kesehatan, tingkat intelegensi,
lingkungan sosial, dan keluarga. Anak yang memiliki kesehatan yang
kurang baik dan sering lelah cenderung menunjukkan reaksi emosional
yang berlebihan. Anak yang dibesarkan dalam keluarga yang menerapkan
disiplin yang berlebihan cenderung lebih emosional. Pola asuh orang tua
berpengaruh terhadap kecerdasan emosi anak dimana anak yang
dimanja, diabaikan atau dikontrol dengan ketat (overprotective) dalam
keluarga
cenderung
menunjukkan
reaksi
emosional
yang
negatif
(Dinkmeyer, 1965).
Dari faktor gen dan lingkungan tersebut kesempatan belajar merupakan
faktor yang lebih penting. Karena belajar merupakan sesuatu yang positif
dan
sekaligus
merupakan
tindakan
preventif
dalam
kecerdasan
Goleman
dikembangkan,
(Nggermanto,
lebih
menantang,
2002),
dan
kecerdasan
lebih
prospek
emosi
dapat
dibandingkan
Faktor psikologis
Menulis Ilmiah
Faktor psikologis merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu.
Faktor internal ini akan membantu individu dalam mengelola, mengontrol,
mengendalikan
dan
mengkoordinasikan
keadaan
emosi
agar
dapat
mengendalikan
dilakukan
dorongan
dengan
fisiologis
puasa.
Puasa
tidak
manusia,
namun
juga
hanya
mampu
Kegiatan
yang
dilakukan
secara
berulang-ulang
akan
menciptakan
Faktor pendidikan
Menulis Ilmiah
Kecerdasan emosional (EQ) lebih berfokus pada membangun hubungan
harmonis
dan
selaras
antar
manusia
secara
horizontal
sehingga
memiliki tingkat
dalam
tetapi
dibutuhkan
membutuhkan
lingkungan
proses
yang
juga
dalam
dapat
mempelajarinya.
membentuk
Serta
kecerdasan
emosional tersebut. Beberapa cara yang dapat dilakukan guru dan orang
tua untuk mengembangkan kecerdasan emosional anak secara optimal,
yakni:
dirasakan anak;
Membantu anak menemukan solusi dalam setiap masalah yang
dihadapinya;
Melibatkan anak secara optimal dalam pembelajaran, baik secara fisik,
negatif;
Menjadi
pembelajaran;
Memberi kebebasan berfikir kreatif serta partisipasi secara aktif.
teladan
dalam
menegakkan
aturan
dan
disiplin
dalam
bahwa: Pendidikan
dirinya
untuk
Menulis Ilmiah
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Pada waktu proses belajar mengajar di sekolah, sering ditemukan
peserta didik yang tidak dapat meraih prestasi belajar yang setara dengan
kemampuan
intelegensinya.
Ada
peserta
didik
yang
mempunyai
20
Tahun
2003
(2006:162)
menyatakan,
kecerdasan
emosional
dapat
Jujur, disiplin, dan tulus pada diri sendiri, membangun kekuatan dan
berkesinambungan;
Membangun watak dan kewibawaan, meningkatkan potensi, dan
Menulis Ilmiah
Kiat-kiat yang dibutuhkan untuk mempermudah dan memaksimalkan
usaha meningkatkan kecerdasan emosional antara lain sebagai berikut:
1. Mengenali emosi diri
Keterampilan ini meliputi kemampuan mengidentifikasi apa yang
sesungguhnya dirasakan. Setiap kali suatu emosi tertentu muncul
dalam
pikiran,
harus
dapat
menangkap
pesan
apa
yang
ingin
mengendalikan
dan
mengelola
emosi
dapat
membantu
pencapaian kesuksesan.
Langkah- langkah dalam mengelola emosi diri sendiri, yaitu:
menghargai emosi dan menyadari dukungan kepada diri sendiri.
berusaha mengetahui pesan yang disampaikan emosi, dan meyakini
Menulis Ilmiah
Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan merupakan hal yang
sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, memotivasi diri
sendiri, menguasai diri sendiri, serta berkreasi. Kendali diri berarti
menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati.
Hal tersebut merupakan landasan keberhasilan dalam berbagai bidang.
Ketrampilan memotivasi diri memungkinkan terwujudnya kinerja yang
tinggi di segala bidang. Orang-orang yang memiliki keterampilan ini
cenderung jauh lebih produktif dan efektif dalam hal yang mereka
kerjakan.
5. Mengenali emosi orang lain
Mengenali emosi orang lain berarti memiliki empati terhadap apa yang
dirasakan orang lain. Penguasaan keterampilan ini membuat seseorang
lebih efektif dalam berkomunikasi dengan orang lain. Inilah yang
disebut sebagai komunikasi empatik. Berusaha mengerti terlebih
dahulu sebelum dimengerti. Keterampilan ini merupakan dasar dalam
berhubungan dengan manusia secara efektif.
6. Mengelola emosi orang lain
Jika keterampilan mengenali emosi orang lain merupakan dasar dalam
berhubungan antar pribadi, maka keterampilan mengelola emosi orang
lain merupakan pilar dalam membina hubungan dengan orang lain.
Manusia adalah makhluk emosional. Semua hubungan sebagian besar
dibangun atas dasar emosi yang muncul dari interaksi antar manusia.
Ketrampilan mengelola emosi orang lain merupakan kemampuan yang
dahsyat
jika
dapat
dioptimalkan.
Sehingga
dapat
membangun
lain
menginspirasi,
dari
kemampuan
mempengaruhi
kepemimpinan,
dan
memotivasi
yaitu
orang
kemampuan
lain
untuk
Menulis Ilmiah
Jadi, sesungguhnya tujuh keterampilan tersebut merupakan langkahlangkah yang berurutan. Karena, seseorang tidak dapat memotivasi diri
sendiri kalau orang tersebut tidak dapat mengenali dan mengelola emosi
dirinya sendiri. Setelah memiliki kemampuan dalam memotivasi diri, maka
orang dapat memotivasi orang lain.
Guru
memiliki
peranan
penting
untuk
mengembangkan
seluruh
siswa-siswinya.
Misalnya
dalam
mengembangkan
Sehingga,
ia
mungkin
merasa
perlu
menceritakan
yang
simpatik.
Sehingga,
jika
terjadi
ledakan-ledakan
Menulis Ilmiah
Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk menerima,
menilai, mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain di
sekitarnya.
Macam-macam emosi terbagi menjadi empat yaitu marah, takut, cinta,
dan depresi.
Faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi yaitu faktor genetik, faktor
lingkungan, faktor belajar, latihan, dan peran orang tua, guru sebagai
pihak lain yang ikut terlibat dalam memupuk kecerdasan emosi.
Memanfaatkan emosi dengan baik dapat memberikan kenikmatan yang
hakiki yang bersumber dari interaksi antara orang per orang. Pengalaman
bernegosiasi
dan
keuntungan
personal
dari
persahabatan
dapat
Menulis Ilmiah
2. MENAYA
https://www.
google.co.id/search?
q=FOTO+ORANG+BERTANYA&biw
..
..
..
2. Tuliskan gagasan pokok pad a makalah diatas!
..
..
..
3. Termasuk ke dalam bentuk makalah apakah di atas?
Menulis Ilmiah
3. MENGUMPULKAN INFORMASI
TUGAS 1
A. Dari
makalah
struktur
teks
diatas
tentukan
dengan
panduan
www.e
tabel berikut!
Paragraf
dubio.info
Struktur Teks
Kalita Utama
Emosi
Motivasi
Beradab
Menulis Ilmiah
A. Jelaskan kata-kata di bawah ini menurut pendapat anda
Intelektu
al
Stakehold
er
Dinamis
Emosi
..
..
..
...
..
..
Motivasi
..
Menulis Ilmiah
..
Beradab
..
TUGAS 2
agar mudah
dipahami!
Menulis Ilmiah
Inti kalimat pada contoh karya tulis ilmiah yang berjudul
Kecerdasan Emosi dalam Pendidikan
Paragraf
Inti Kalimat
..
..
..
2
..
Masih inggatkah Anda!
Artikel ialah karya tulis lengkap (pembuka, isi, penutup) yang
dimuat di jurnal ilmiah, majalah, buletin, ataupun surat kabar. Seiring
.
dengan perkembangan
zaman, saat ini marak artikel online yang bisa
diunduh melalui internet. Artikel terbagi menjadi tiga jenis, yakni (1)
..(2) artikel nonpenelitian, dan (2) artikel populer.
artikel hasil penelitian,
3Makalah
lazimnya ditulis
di kertas, makalah sering disebut juga sebagai kertas
kerja (work paper) atau orang sering menyingkatnya dengan paper
(Yonohudiyono dkk., 2007).
Menulis Ilmiah
senatmahasiswastikesyatsi.blogspot.com
4. MENGASOSIASI
Menulis Ilmiah
Setelaha mengumpulkan informasi dari contoh makalah
dengan judul Kecerdasan Emosi dalam Pendidikan pada kasus
satu di atas. cobalah anda ungkapkan dalam bentuk bagan yang
menarik!
Contoh:
Judul Teks
Ar
gu
m
en
t1
Kesimpulan
Teks
Argumen 2
4. Bandingkan hasil diskusi dengan teman anda dalam memahami
teks satu diatas?
..
..
..
5. MENGOMUNIKASIKAN
Menulis Ilmiah
1. Persentasikan
dengan
keratif,
persentasi
teman
dengan
pada
memberikan
hasil
uang
di
persentasikan.
prasetya.ub.ac.id
Menulis Ilmiah
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik