Anda di halaman 1dari 200

Menulis Ilmiah

KARAKTERISTIK BAHASA INDONESIA ILMIAH

BAB I

A. KARAKTERISTIK BAHASA
INDONESIA ILMIAH

A.
Dalam
kehidupan
bermasyarakat,
bahasa Indonesia dapat diguakan sebagai
alat komunikais antar individu dalam
setiap kegiatan dan kepentingannya,
contohnya sebagai kepentingan ekonomi,
budaya, politik, bisnis, agama, seni dan
komunikasi ilmiah atau dalam bidang kumpulanskripsi.blogdetik.com
keilmuan. Bentuk komunikasi ilmiah ini
dapat terlihat bahwa salah satu fungsi
bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu
atau ilmiah. Bahasa Indonesia yang
digunakan untuk kepentingan komunikasi dalam bidang keilmuan (ilmiah)
disebut bahasa Indonesia ilmiah. Lebih lanjut, Suparno dkk. (1994:2)
menjelaskan bahwa bahasa Indonesia ilmiah merupakan salah satu ragam
bahasa Indonesia yang digunakan untuk menyampaikan buah pikiran
yang bersifat ilmiah, bersituasi resmi dengan unsur-unsur kebahasaan
yang bersifat baku. Senada dengan pendapat di atas, Yonohudiyono dkk.
(1994) menyatakan bahwa bahasa Indonesia ilmiah adalah salah satu
ragam bahasa yang tidak termasuk ke dalam ragam dialek, dipakai dalam
suasana resmi oleh para cendekiawan untuk mengomunikasikan ilmu
pengetahuan baik secara tulis maupun lisan. (2014:13. Tim Penulis MPK
Bahasa Indonesia).
Suparno dkk. (1994: 2-14) menjelaskan bahwa karakteristik bahasa
Indonesia ilmiah itu (1) lugas dan jelas, (2) objektif, (3) cendekia,(4)
ringkas dan padat, (5) konsisten, dan (6) gagasan sebagai pangkal tolak.

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
1.

Lugas dan Jelas

Lugas diartikan mengandung makna apa adanya, gagasannya jelas,


tidak berbelit-belit, mudah dipahami, tidak diungkapkan dalam bentuk
kiasan, dan tidak berbunga-bunga. Di samping kelugasan, aspek lain yang
harus dimiliki Bahasa Indonesia ilmiah

Perhatikan kalimat (1) dan (2) berikut!


Doesn yang kadangkala atau bahkan sering kena getahnya oleh ulah sebagian para mah
Doesen yang kadang-kadang atau bahkan sering terkena akibat ulah sebagaian mahasis

Kalimat (1) tidak bermakna lugas. Ungkapan kena getahnya dan tidak ringan merupakan

Jelas berarti gamblang, tegas, dan tidak meragukan. Bahasa


Indonesia ilmiah berfungsi sebagai alat pengungkap gagasan ilmiah
secara jelas. Agar gagasan yang diungkapkan jelas, bahasa yang
diungkapkan harus jelas. Bahasa yang jelas itu tidak hanya membantu
penulis dalam mengungkapkan gagasannya secara jelas, tetapi juga
membantu pembaca untuk mengungkap gagasan yang terkandung dalam
tulisan tersebut.

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah

Penanaman moral di sekolah sebenarnya merupakan kelanjutan dari penanaman moral di rumah yang d
Penanaman moral di sekolah merupakan kelanjutan penanaman moral di rumah. Penanaman moral di

Contoh;

Hadirnya kata alangkah dan kiranya pada contoh (1) dan (2) berikut telah menimbulkan ciri subje
2. Objektif
Contoh-contoh itu telah memberikan bukti alangkah besarnya peranan orang tua itu dalam pemb
Dari uarian di atas kiranya dapat disimpulkan bahawa pengajaran berbicara di sekolah dasar tidak
Contoh-contoh itu telah memberikan bukti besarnya peranan orang tua itu dalam pembentuka ke
Indonesia bahwa
dikatakan
objektif
apabila
mengungkapkan
Dari uarai di atasBahasa
dapat disimpulkan
pengajar
berbicara
di sekolah
dasar tidak terpancang
sesuatu itu kedalam keadaan yang sebenarnya, artinya tidak dipengaruhi
oleh emosi pribadi pemakainya. Ciri objektif bermakna bahwa bahasa
Indonesia ilmiah tidak boleh bersifat subjektif, yakni mengemukakan
suatu pandangan dari sudut pribadi saja, tanpa memperhatikan sudut
pandang orang lain secara umum.
Perwujudnya ciri objektif bahasa Indoinesia ilmiah tidak cukup
dengan hanya menempatkan gagasan sebagai pangkal tolak. Ciri objektif
itu dapat dihujudkan dengan penggunaan kata dan struktur. Kata-kata
yang menujukan ciri subjektif/emosional tidak digunakan.

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Kata-kata yang menujukan sikap ekstri, seperti harus, wajib, pasti,
dapat memberikan kesan emosional. Karena itu, penggunaan kata-kata
yang menujukan sikap ekstrim itu perlu dihindari.
Contoh;

Perhatikan contoh (1) dan (2) berikut masing-masing beciri subjektif/emosional dan objektif/rasion
Di antara etika yang harus ditanamkan pada anak adalah mengambil makan dan minum dengan
Di anatar etika yang ditanamkan kepada anak adalah mengambil makan dan minum menggunaka

3. Cendikiawan
Bahasa Indonesia berisifat cendekia artinya bahasa Indonesia
mampu digunakan secara tepat untuk mengungkapan hasil berfikir logis,
yakin membentuk pernyataan yang tepat dan seksama. Hal ini sejalan
dengan pendapat Soedradjad (2010) bahwa bahasa yang cendekia
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
mampu membentuk pernyataan yang tepat dan seksama, sehinga
gagasan yang disampaikan penulis dapat diterima secara tepat oleh
pembaca.
Contoh;

Jika sebuah kalimat digunakan untuk mengungkapkan dua buah, dan tiap-tiap gagasan itu memili
Pada era global ini dikhawatirkan akan terjadi pergeseran nilai-nilai moral bangsa Indonesia yang
Kemajuan informasi pada era global ini dikhawatirkan akan menyebabkan pergeseran nilai-nilai m

Perbedaan tingkat kecendekiaan antarkalimat kadang


tampak, sebagaimana terlihat pada (3), (4), dan (5) berikut.
Contoh;

kurang

3. Pergeseran nilai-nilai budaya bangsa terjadi karena


pengaruh budaya barat yang masuk ke Indonesia.
4. Terjadinya pergeseran nilai-nilai budaya bangsa
disebabkan oleh pengaruh budaya barat yang masuk ke
Indonesia.
5. Terjadinya pergeseran nilai-nilai budaya bangsa karena
pengaruh budaya barat yang masuk ke Indonesia.

Contoh (3) dan (4) mengikuti pola preposisi. Di samping


mengandung keterangan, kedua kalimat itu mengandung subjek dan
predikat. Kalimat (5) tidak mengikuti pola preposisi karena tidak
mengandung predikat. Kalimat (5) itu hanya mengandung subjek dan
keterangan. Di samping itu, terdapat perbedaan yang terungkap dengan
kalimat (3) dan (4). Subjek yang terungkap pada kalimat (3) adalah
pergeseran nilai-nilai budaya bangsa, sedangkan yang terungkap pada
kalimat (4) adalah terjadinya pergeseran nilai-nilai budaya bangsa. Subjek
pada kalimat (3) diungkapkan segi terjadinya, sedangkan pada kalimat (4)
diungkapkan segi sebabnya. Segi-segi redaksi pengungkapan yang

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
mampu menunjukkan perbedaan-perbedaan itu merupakan hal yang perlu
ada dalam bahasa Indonesia keilmuan.
Kecendekiaan juga tampak pada ketepatan dan kesaksamaan
penggunaan kata. Dalam bahasa Indonesia terdapat perbedaan antara
bentukan peN-an dan bentukan -an. Penggunaan kata bentukan hasil dari
dua imbuhan tersebut berbeda. Dalam laporan penelitian, misalnya, jika
substansi yang ditampilkan adalah kegiatan proses memerikan, kata
yang digunakan adalah pemerian. Jika substansi yang ditampilkan
merupakan hasil kegiatan memerikan, kata yang digunakan adalah
perian. Dengan cara demikian, dapat pula dibedakan penggunaan kata
pembahasan dan bahasan atau pemberian dan berian.
4. Ringkas dan Jelas

Bahasa Indonesia Ilmiah berciri ringkas dan padat. Ciri ringkas


dieralisaikan dengan tidak ada unsur-unsur bahas yang tiadak diperlukan.
Dengan kata lain, pemakian unsur bahas dalam bahasa Indonesia ilmiah
itu di lakukan secara hemat . Dengan cirinya yang ringkas itu diuayakan
tidak terjadi permborosan pengunaan unsur bahasa. Unsur-unsur yang
tidak diperlukan karena tidak fungsional dari
segi pengungkapan gagasan
Contoh;
tidak digunakan.
Unsur yang bercetak miring pada contoh (1) dan (2) berikut merupakan unsur yang dapat dihilang
Nilai etis tersebut di atas menjadi pedoman dan dasar pegangan hidup bagai setiap warga Negara
Pendidikan agama disekolah dasar tidak akan terlakasana dengan baik tanda adanya dukungan d
Nilai etis tersebbut menjadi padoman hidup bagi setiap warga Negara Indonesia.
Pendidikan agama disekolah dasar tidak akan terlakasana dengan baik tanpa didukungan dari ora

Uraian di atas memberikan pemahaman bahwa ciri ringkas


berkenaan dengan penggunaan unsur bahasa. Jika penggunaan unsur
bahas sudah ringkas, kadang gagasan yang diungkapkan dengan unsur
bahas itu menjadi padat. Jadi, ciri kepadat berkenaan dengan keadaan
gagasan yang terungkap. Jika gagasan yang terungkap sudah memadai
dengan unsur bahasa yang terbatas tanpa pemborosan, ciri kepadatan
sudah terpenuhi. Karna itulah ciri padat dan ringkas merupakan dua ciri
yang tidak dapat dipisahkan.
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
perwujuan keringkasan dan kepadatan tidak hanya ditandai oleh
penggunaan unsur-unsur bahsa dalam kalimat. Kalimat atau pargraf
tertentu dapat dihilangkan jika tidak diperlukan. Kalimat kedua dalam teks
berikut dapat dihilangkan begitu saja tanpa menggangu pengungkapan
gagasan (bandingkan dengan tek (2)).

Berdasarkan pemriksaan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terungkap bahwa
Berdasarkan pemriksaan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terungkap bahwa

Contoh:

5. Konsisten

Penggunaan untuk dan bagi pada (1) dan (2) konsisten, sedangkan pada (3) dan (4) tidak konsiste
Unsur-unsuryang
bahasa,
ejaan,
dan tanda
baca
dalam
bahasa angkutan d
Untuk menangai penumpang
melimpah
menjelang
dan usai
lebaran,
pengusaha
Indonesia
ilmiah Bosnia
digunakan
secara
konsisten.
Sekali
sebuah
unsur yang penti
Pelucutan senjata
di wilayah
itu tidak
penting
bagi muslim
Bosnis.
Bagi mereka
digunakan
sesuai
dengan
kaidah, unsur
itu untuk
selanjutnya
diggunakan
Untuk penumpang
yang
melimpah
menjelang
dan usai
leberan,
telah disiapkan
kendaraan yang c
secara
konsisten
sesuai
dengan
penggunanya
itu.
Contohnya
adalah
Pelucutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak penting untuk muslim Bosnis.
penggunaan
kataadalah
tugas pencambutan
untuk dan bagi
yang digunakan
dengan kaidah
Untuk mereka
yang penting
embargo
persenjataan.
berikut: kata Untuk digunaka sebagai pengantar keterangan tujuan,
sedangkan kata bagi digunakan sebagai pengantar objek berkepentingan,

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Istilah-istilah juga digunakan secara konsisten. Istilah bedah
bermakna sama dengan istilah oprasi. Akan tetapi, sekali digunakan
istilah bedah dalam sebuah teks, istilah itu digunakan selanjutnya dalam
teks yang bersngkutan. Demikian juga pengguanan unsur bahasa yang
disingkat. Kalau pada awal penyebuwal penyebutan, sekolah dasar sudah
disingkat dengan SD, singkatan SD itulah yang berlaku selanjutnya dalam
teks itu.
6. Gagasan sebagai Pangkal Tolak
Bahasa Indonesia ilmiah digunakan dengan orentasi gagsan. Hal
itu berarti bahwa penonjolan diarahkan pada gagsan atau hal-hal yang
diungkapkan, tidak pada penulisan. Akibatnya, pilihan kalimat yang
beroposisi, yakni kalimat pasif yang erorentasi pada gagasan dan kalimat
akatif yang berorentasi pada penulis. Jatuh pada
kalimat pasif. Kalimat
Contoh;
aktif dengan penulis sebagai pelalku perlu dihindari.

Dari uraian tadi penulis menyimpulkan bahwa dalam menumbuhkan dan membina anak berbakat
Dari uraian tadi dapat disimpulkan bahwa dalam menumbuhkan dan membina anak berbakat gur

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Orentasi pelaku yang bukan penulis yang tidak berotentasi pada
gagasan perlu pula dihinari.
Contoh:

Pada contoh (1) berikut berorentasi pada pelaku yang bukan penulis, seadangkan contoh (2) bero
Kita tahu bahwa pendidikan dilingkungan keluarga sangat penting dalam peneneman moral Panca
Perlu diketahui bahwa pendidikan dilingkungan keluarga sangat penting dalam peneneman moral

1.

MENGAMATI

KASUS 1

Bacalah tek di berikut!


Dicopot. Kadispenda R4 Labrak
Bupati
ww.adrinluis.com

WAISAI - Buntut dari dicopotnya Kepala


Dinas Pendapatan Daerah (Kadispenda)
Kabupaten
Raja
Ampat
Drs.Yance

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Mambrasar,M.Si, menyebabkan terjadi perseteruan antara Bupati, Kepala
Badan Kepegawaian dan Kadispenda. Pantauan Radar Sorong kemarin
(4/6) di aula Bupati setelah pembacaan nama-nama pejabat Eselon II dan
III yang digeser, ternyata nama Kadispenda Drs. Yance Mambrasar, M.Si
pun termasuk yang di nonjob kan oleh Bupati Raja Ampat Drs. Marcus
Wanma, M.Si.
Begitu dirinya mengetahui kalau dicopot dari jabatannya sebagai
Kadispenda, maka Yance Mambrasar pun geram, dan memukul meja
sambil melabrak (mengata-ngatai dengan suara keras) Bupati Raja
Ampat,Kau kenapa bisa mencantumkan nama saya dalam daftar tersebut
dan kenapa non job kan saya. Saya sama sekali belum menyatakan surat
pengunduran diri saya sebagai Kadispenda,kata Yance Mambrasar
dengan suara keras. Tidak hanya itu, Yance Mambrasar juga membentak
dan memarahi Kepala Badan Kepegawaian Samgar Sosir.Kau Samgar, ko
diam daripada saya pukul kau. Sebenarnya salah saya apa. Kalian
mengerti aturan atau tidak,kata Yance.
Bupati yang terlihat santai, akhirnya menjawab apa yang dilontarkan oleh
Kadispenda.Kau kan mau maju dalam Pilkada, oleh sebab itu sudah
selayaknya mengundurkan diri dari jabatan. Saya sudah memberikan
batas waktu hingga tanggal 26 Mei 2015, bahwa siapapun dia dari
birokrasi yang hendak maju harus mengundurkan diri, tapi nyatanya tidak
kau lakukan,ujar Bupati. Mendengar hal itu Kadispenda dengan lantang
menunjuk bupati, dan mengklaim bahwa dirinya belum memasukkan
surat pengunduran diri.Kenapa Samgar dan kau, non jobkan saya. Kalian
sudah membuka ruang perang kepada saya nanti kita lihat saja,kata
Yance sambil berjalan keluar dari aula Bupati.
Kadispenda Yance Mambrasar saat menggelar konferensi pers di
kediamannya menyesalkam putusan yang diambil bupati.Saya sangat
menyesal kenapa bupati non job kan saya, padahal saya belum
menandatangani surat pengunduran diri saya.Saya akan mengangkat
kasus ini ke jalur hukum biar Bupati dan Samgar Sosir tahu, saya tidak
pernah main-main dan tidak takut pada siapapun,tegasnya.
Dikatakan, pihaknya memang akan maju dalam Pilkada Raja Ampat, dan
aturannya sampai batas waktu pendaftaran di KPU barulah dirinya
mengundurkan diri.Tapi ini kok sepertinya ada setingan dari oknumoknum terkait untuk menjatuhkan saya. Intinya besok (hari ini, red) saya
tetap akan bekerja seperti biasa dan jabatan saya masih sebagai
Kadispenda,pungkasnya.
Radar sorong
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah

2. MENAYA

Setelah
membaca
kasus
Dicopot. Kadispenda R4 Labrak
Bupati diatas, manakah yang
termasuk ke dalam!.

https://www.g
oogle.co.id/search?
q=FOTO+ORANG+BERTANYA&biw

a. Manakah yang termasuk kedalam


Indosesia ilmiah Lugas dan jelas!

kalimat

bahasa

..

..
..

b. Buatlah kalimat tersebut menjaadi lugas dan Jeals!

Buku Ajar
Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik
..

Menulis Ilmiah

3. MENGUMPULKAN INFORMASI

TUGAS 1

Paragr
af

Struktur Teks

bundderdeutsch-studenten.blogspot.com

A. Dari
bacaan
Dicopot.
Kadispenda
R4
Labrak
Bupati tentukan struktur
teks dengan panduan tabel
berikut!

Kalimat Utama

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Tahukan
Anda? Bahasa Ilmiah menjelaskan bahwa bahasa Indonesia ilmiah
merupakan salah satu ragam bahasa Indonesia yang digunakan untuk
menyampaikan buah pikiran yang bersifat ilmiah, bersituasi resmi dengan
unsur-unsur kebahasaan yang bersifat baku.

Lugas diartikan mengandung makna apa adanya, gagasannya


jelas, tidak berbelit-belit, mudah dipahami, tidak diungkapkan dalam
bentuk kiasan, dan tidak berbunga-bunga.
Jelas berarti gamblang, tegas, dan tidak meragukan. Bahasa
Indonesia ilmiah berfungsi sebagai alat pengungkap gagasan ilmiah
secara jelas. Agar gagasan yang diungkapkan jelas, bahasa yang
diungkapkan harus jelas

www. Lintas.com

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah

Tugas 2

A. Dari bacaan Dicopot Kadispenda R4 Labrak Bupati di atas


anda dapat menemukan beberapa itilah beriku.
Bupati
Job

Buntut
Konferensi

Melabrak
Oknum

Apakah Anda sudah memahami istilah-istilah tersebut? Jika belum coba


anda cari makna istilah tersebut sesuai konteks kalimat dengan bantuan
kamus!
Memaknai kata/istilah dibawah ini
Bupati
Buntut
Melabrak
Job
Konfernsi
Oknum
B. Apa pendapat anda tentang bacaan Dicopot Kadispenda R4
Labrak Bupati
1. Menurut pendapat anda apa penyebab
pencopotan terdahap Kadisenda R4?

terjadinya

..

..
..
2. Bagai mana pendapat anda dengan prilaku Kadispend
bupati
Buku Ajarterhadap
Mata Kuliah
Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah

4. MENGASOSIASI

Setelah anda mengumpulkan infrmasi dari bacaan Dicopot


Kadispenda R4 Labrak Bupati. Coba anda ungkapkan dalam bentuk peta
konsep!
Contoh:
Judul
Kesimpulan

Skripsi

Dicopot Kadispenda R4 Labrak


Bupati

Arggumen 2
Argumen 1

1. Bandingkan hasil diskusi dengan teman anda dalam


memhami bacaan Dicopot Kadispenda R4 Labrak Bupati

..

..
..
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik
2.

Persentasikan hasil diskusi anda

Menulis Ilmiah

5. MENGOMUNIKASIKAN

1. Persentaikan dengan keratif,


jujur, dan santun kesimpulan
tentang
bacaan
Dicopot
Kadispenda
R4
Labrak
Bupati
www.adrianluis.com

2. Tanggapilah persentasi teman


anda dengan kreatif, jujur,
dan santun dengan
memberikan antusia pada
hasil yang di persentasinya!

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah

Tempat menempelkan peta konsep strutur

EJAAN, PILIHAN KATA, KALIMAT, DAN PARAGRAF

B.

Ejaan

Kamus

Besar

(Depdiknas,
bahwa
cara

BAB II

Bahasa

2008:48)

ejaan

adalah

menggambarkan

Indonesia

menerangkan
kaidah-kaidah
bunyi-bunyi

(kata, kalimat, dan sebagainya) dalam


bentuk

tulisan

penggunaan

(huruf-huruf)
tanda-tanda

serta
baca.

https://www.google.co.id/search?
q=FOTO+MENGEJA+DAN+EJAAN&biw

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Menurut Ensiklopedi yang dimaksud dengan ejaan adalah cara menulis
kata-kata menurut disiplin ilmu bahasa.
Ejaan tidak sama dengan mengeja. Mengeja berasal dari kata dasar
eja. Eja menjadi mengeja artinya melafalkan atau menyebutkan hurufhuruf satu demi satu. Misalnya kata makan, jika dieja menjadi m-a-k-an. Ejaan diartikan sebagai suatu ilmu yang menerangkan bagaimana kita
harus menyatakan bahasa bentuk lisan, ke dalam bahasa bentuk tulisan.
Atau

pengetahuan

hukum,

bagaimana

cara

menuliskan

atau

melambangkan bahasa bentuk lisan.


Dalam kaidah bahasa Indonesia dikenal beberapa ejaan, antara lain
(1) Ejaan van Ophuysen. Ejaan ini disusun dan digunakan sejak 1901.(2)
Ejaan Soewandi, ditetapkan tahun 1947 dengan SK Menteri Pengajaran,
Pendidikan dan Kebudayaan 19 Maret 1947 No. 264/Bhg A.(3) Ejaan
Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (kemudian disingkat EYD) berlaku
sejak 1972 dengan SK Menteri P&K 20 Mei 1972 No.03/A.I/72 dikuatkan
oleh Keputusan

Presiden No. 57 tanggal 17 Agustus 1972. Berkaitan

dengan EYD, secara lengkap dapat dibaca pada lampiran buku ini.

1. Ejaan Van Ophuijsen

Ejaan

Van

Ophuijsen

adalah

jenis ejaan yang

pernah

digunakan

untuk bahasa Indonesia. Ejaan ini digunakan untuk menuliskan kata-kata


Melayu menurut model yang dimengerti oleh orang Belanda, yaitu
menggunakan huruf Latin dan bunyi yang mirip dengan tuturan Belanda,
antara lain:huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang.huruf
oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer.tanda diakritik,
seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-kata mamoer,
akal, ta, pa, dinama. Huruf hidup yang diberi titik dua diatasnya seperti
, , dan , menandai bahwa huruf tersebut dibaca sebagai satu suku
kata, bukan diftong, sama seperti ejaan Bahasa Belanda sampai saat ini.

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Kebanyakan

catatan

tertulis

bahasa

Melayu

pada

masa

itu

menggunakan huruf Arab yang dikenal sebagai tulisan Jawi.


Sejarah
bahasa

singkat

Indonesia

pada

yang

tahun 1901 diadakan

pertama

kali

oleh

pembakuan
Prof.

ejaan

Charles

van

Ophuijsen dibantu oleh Engku Nawawi gelar Sutan Makmur dan Moh. Taib
Sultan Ibrahim. Hasil pembakuan mereka yang dikenal dengan Ejaan Van
Ophuijsen ditulis dalam sebuah buku. Dalam kitab itu dimuat sistem ejaan
Latin untuk bahasa Melayudi Indonesia.
Van Ophuijsen adalah seorang ahli bahasa berkebangsaan Belanda.
Ia

pernah

jadi

inspektur

perguruan Bukittinggi, Sumatera

Barat,

sekolah
kemudian

di

maktab

menjadi

profesor

bahasa Melayu di Universitas Leiden, Belanda. Setelah menerbitkan Kitab


Logat

Melajoe,

van

Ophuijsen

kemudian

menerbitkan

Maleische

Spraakkunst (1910). Buku ini kemudian diterjemahkan oleh T.W. Kamil


dengan judul Tata Bahasa Melayu dan menjadi panduan bagi pemakai
bahasa Melayu di Indonesia.
Ejaan ini akhirnya digantikan oleh Ejaan Republik pada 17 Maret 1947.

Contoh:

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
2.

Ejaan Republik
Ejaan

Republik

(edjaan

repoeblik)

adalah

ketentuan

ejaan

dalam Bahasa Indonesia yang berlaku sejak 17 Maret 1947. Ejaan ini
kemudian

juga

Pendidikan

dan

disebut

dengan

Kebudayaan

nama

kala

itu.

edjaan
Ejaan

Soewandi,

ini

Menteri

mengganti

ejaan

sebelumnya, yaitu Ejaan Van Ophuijsen yang mulai berlaku sejak tahun
1901. Perbedaan-perbedaan antara ejaan ini dengan ejaan Van Ophuijsen
ialah: huruf oe menjadi u, seperti pada goeroe guru.bunyi hamzah
dan bunyi sentak yang sebelumnya dinyatakan dengan () ditulis dengan
k, seperti pada kata-kata tak, pak, maklum, rakjat.kata ulang boleh
ditulis dengan angka 2, seperti ubur2, ber-main2, ke-barat2-an.awalan
di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya. Kata depan di pada contoh dirumah, disawah, tidak
dibedakan dengan imbuhan di- pada dibeli, dimakan.
Ejaan Soewandi ini berlaku sampai tahun 1972 lalu digantikan
oleh Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) pada masa menteri Mashuri Saleh.
Pada masa jabatannya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, pada
23

Mei

1972

Mashuri

mengesahkan

penggunaan

Ejaan

Yang

Disempurnakan dalam bahasa Indonesia yang menggantikan Ejaan


Soewandi. Sebagai menteri, Mashuri menandai pergantian ejaan itu
dengan

mencopot

nama

jalan

yang

melintas

di

depan

kantor

departemennya saat itu, dari Djl. Tjilatjap menjadi Jl. Cilacap.

3. Ejaan Malindo

Ejaan

Melindo

adalah

sistem ejaan Latin yang

termuat

dalam

Pengumuman Bersama Edjaan Bahasa Melaju-Indonesia (Melindo) (1959)


sebagai

hasil

usaha

penyatuan

sistem

ejaan

dengan huruf

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Latin di Indonesia dan Persekutuan Tanah Melayu. Keputusan ini dilakukan
dalam Perjanjian Persahabatan Indonesia dan Malaysia pada tahun 1959.
Sistem ini tidak pernah sampai diterapkan.

Contoh: Ejaan Melindo

4. Ejaan yang Disempurnakan (EYD)

Ejaan Yang Disempurnakan adalah penyempurnaan dari ejaan


ejaan sebelumnya yang merupakan hasil kerja dari panitia ejaan Bahasa
Indonesia yang dibentuk oleh LBK (Lembaga Bahasa dan Kesusastraan)
pada 1966. Ejaan ini diresmikan dalam pidato kenegaraan memperingati
Contoh:
Ejaan yang
Disempurnakan
(EYD)
HUT
Kemerdekaan
RI ke
27, 17 Agustus 1972.

Selanjutnya dikukuhkan dalam Surat Keputusan Presiden No. 57


tahun 1972. Beberapa penyempurnaan itu diantaranya adalah :
1. Huruf J, DJ, NJ, CH, TJ, SJ pada Ejaan Soewandi diubah menjadi Y, J, NY,
KH, C, SY
2. Kata ulang harus ditulis hanya dengan menggunakan tanda hubung.
Penggunaan angka 2 diperkenankan hanya pada penulisan cepat atau
notula.

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah

B. Pilihan Kata

Dalam bahasa lisan, intonasi final itu menandai bahwa kalimat


sudah selesai dituturkan. Dalam bahasa tulis intonasi final ditandai oleh
tanda titik, tanya, atau tanda seru. Tanda titik digunakan untuk menandai
kalimat berita, tanda tanya digunakan untuk menandai kalimat tanya, dan
tanda seru digunakan untuk menadani kalimat seru. (Suparno, dalam
Buku Materi Pokok PGSD 2002 :2.3).
Berbahasa, terutama dalam bentuk tulisan tidak hanya menyusun
kata-kata dalam setiap kalimat yang kita ucapkan atau tuliskan,
Contoh:
melainkan harus dipilih kata-kata yang tepat, jelas, dan cermat. Pilihlah
Berdasarkan teknik administratif dan teknik operasional, maka . . . dan seterusnya.
kata-kata yang bersifat umum dan mudah dimengerti. Hindarkan
Sebaiknya ditulis:
pemakaian
kata-kata
sulit dan
asing.
seperti: prospek,
Ditinjau
dari segi
administratif
dan kata-kata
hasil kerja,
makaKata-kata
. . . dan seterusnya.
aspek, stagnasi, vetakompli, konjugasi, follow up, komplin, dan
sebagainya sebaiknya dihindari.

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Di samping yang telah dibicarakan di atas, penulisan kata,
pemakaian kata yang lazim, pemakaian kata yang cermat, pemakaian
ungkapan

idiomatik, ungkapan penghubung, dan penggunaan kata

khusus harus digunakan dan dituliskan dengan benar.

a. Penulisan kata

Penulisan kata-kata seperti Pebruari, Nopember, Senen, Jumat,


merubah, pertanggungan jawab, faham, dan sebagainya, berdasarkan
tata ejaan yang berlaku sekarang (EYD) tidak dibenarkan. Kata-kata
tersebut

seharusnya

dituliskan:

Februari,

November,

Senin,

Jumat,

mengubah, pertanggungjawaban, paham, dan sebagainya. Demikian pula


penulisan kwitansi, formil, prosen, sistim, praktek, apotik, analisa,
hipotesa, subyek, obyek, dan sebagainya. Kata-kata tersebut seharusnya

dituliskan: kuitansi, formal, persen, Contoh


sistem,
praktik, apotek,
analisis,
: perhatikan
kata yang
bercetak miring!
Guna memberikan
pelayanan
pelanggannya
, perusahaan dalam proses Pembayaran. Sebagai
hipotesis,
subjek, terhadap
objek, dan
sebagainya.
Guna memberikan pelayanan terhadap pelanggannya , perusahaan dalam proses Pembayaran. Sebagai

b. Kata yang Lazim

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Penulisan bahasa ilmiah sebaiknya digunakan kata-kata yang sudah
lazim di masyarakat, yaitu kata-kata yang sudah dikenal. Pakailah kata
masukan bukan input, sukucadang bukan sparepart, usaha patungan
bukan joint venture, pendekatan bukan approach, peringkat bukan
ranking,: lokakarya bukan work shop, dan sebagainya.
Contoh

C.

Kata yang Cermat


Kata-kata yang dipakai harus dipilih secara cermat, artinya kata-

kata yang digunakan itu

tepat dan sesuai dengan pesan yang ingin

disampaikan. Misalnya kata memohon sama maknanya dengan meminta,


menganjurkan sama dengan menyarankan, kencing sama dengan buang
air kecil, mengaso sama dengan beristirahat. Contoh kata-kata tersebut
Contoh
: memang boleh sama, tetapi nuansa pemakaiannya berbeda.
maknanya

Kepala adik luka kena pecahan kaca


Alamatnya ada pada kepala surat itu
Kepala paku itu terbuat dari baja
Ibuku menjadi kepala sekolah SD Jati Wangi

d. Ungkapan Idiomatik

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Kapan idiomatik adalah ungkapan yang sudah senyawa betul. Oleh
karena itu tidak boleh ditambah atau dikurangi. Yang tergolong ungkapan
idomatik antara lain: sesuai dengan, berhubung dengan, bertalian
dengan,: terbuat dari, terdiri atas, tidak berbeda dengan, disebabkan oleh,
Contoh
dan sebagainya.

e. Ungkapan PenPenghubung

Ungkapan

penghubung

bertugas

menghubungkan

kata-kata

intrakalimat maupun antarkalimat.


Perhatikanlah contoh di bawah ini!

1) Dalam rapat itu akan dibicarakan berbagai masalah, baik yang manyangkut konsolidasi ke dala
2) Kami mohon dikirimi bahan-bahan seperti semen, pasir, kayu, semen merah, batu merah, dan
3) Yang harus Anda siapkan adalah hal-hal sebagai berikut.

f.

Kata Khusus

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Kata-kata khusus yang dimaksud antara lain kami dan kita, secepat
Perhatikanlah
contoh
di bawah
ini!untuk, dan sebagainya.
mungkin,
agar
supaya,
demi
(1) kami dan kita
Kata kami dan kita adalah bentuk jamak dari saya. Kata kami digunakan jika
lawan berbicara tidak termasuk dalam pembicaraan, sedangkan kata kita
sebaliknya.
Kami bangsa Indonesia, dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Mari kita selesaikan masalah ini dengan kepala dingin.
(2) secepat mungkin dan selekas mungkin
Kedua pasangan kata di atas merupakan bentukan bahasa Indonesia dari
bahasa asing. Bentukan yang benar adalah secepat-cepatnya dan selekaslekasnya.
(3) agar supaya dan demi untuk
Agar supaya dan demi untuk
sering digunakan dalam berbahasa
Indonesia. Penggunaan kedua pasang kata itu merupakan penggunaan kata
yang berlebihan sebab pengertian agar sama dengan supaya, dan demi sama
dengan untuk. Karena itu, sebaiknya dipakai salah satu saja.
Misalnya: Kami mohon agar hal itu segera diselesaikan
Atau
Kami mohon supaya hal itu segera diselesaikan.

Kalimat
Penghubung
Kalimat

adalah

satuan

bahasa

yang

sangat

penting

dalam

penyampaian gagasan dan merupakan sarana penyampai gagasan yang


lengkap dan utuh. Satuan bahasa yang lebih kecil dari kalimat, misalnya
kelompok kata, tidak dapat dipakai sebagai alat penyampai gagasan yang
utuh karena tidak menampung gagasan yang lengkap.
Pengarang

misalnya,

dalam

menyampaikan

gagasannya

bergantung pada efektivitas kalimat-kalimat yang dibuatnya. Pengarang


akan berhasil jika mampu membuat karangan dengan kalimat-kalimat
yang

apik

(well

formed)

yang

dapat

menampung

gagasan

yang

disampaikan sehingga gagasannya tergambar secara jelas dan lengkap


dalam pikiran pembaca persis seperti yang disampaikannya. Kalimatkalimatnya tepat sasaran, meninggalkan pengaruh, dan menimbulkan
pesan. Kalimat yang demikian disebut kalimat efektif. Untuk menyusun

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
kalimat efektif perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu kekompakan dan
kesatuan, kehematan, kevariasian, kesejajaran, dan penekanan. Adapun
penjelasannya sebagai berikut.

a.

Kekompakan dan Kesatuan

Kalimat dikatakan kompak dan ada kesatuan jika dalam satu kalimat
hanya terkandung satu pokok pikiran atau gagasan. Kesatuan gagasan ini
terlihat pada kehadiran fungsi subjek (S), predikat (P), objek (O), dan
dapat pula dilengkapi dengan fungsi pelengkap (Pel), serta keterangan
(K). Jadi sebuah kalimat yang kompak dan mengandung kesatuan,
setidaknya mengandung unsur S, P,O serta masing-masing unsur fungsi
kalimat terlihat dengan jelas. Ketidakjelasan kedudukan masing-masing
fungsi ituContoh:
membawa dampak kekaburan makna kalimat.

(1) Menteri hukum dan perundang-undangan sedang menertibkan semua produk hukum masa la

Kalimat (1) ini jelas maknanya sebab hubungan antara fungsi S


(Menteri

hukum

dan

perundang-undangan)

dengan

(sedang

menertibkan), dan antara P dengan O (semua produk hukum masa lalu)


beserta K (dengan segera) terjalin secara baik. Kekompakan hubungan
masing-masing
unsur
fungsi itudengan
membentuk
kepaduan
makna
kalimat.
Bandingkan
kalimat
(3) dan (4)
di bawah ini.
(3) Dalam menulis surat bahasa Indonesia sudah lazim menggunakan kata pendahuluan sebagai
(4) Untuk pengangkutan pupuk dari lini 2 ke lini diserahkan kepada Puskud.

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Makna kalimat (3) di atas sangat kabur, sebab tidak jelas apa atau
siapakah yang sudah lazim menggunakan kata pendahuluan sebagai kata
pengantar

isi

surat?

Ketidakhadiran

fungsi

pada

kalimat

(3)

menyebabkan kesatuan gagasan kalimat itu tidak tampak. Untuk itu,


kehadiran kata

kita (misalnya) sebagai S kalimat tersebut dapat

mengendalikan kesatuan gagasannya. Perhatikan kalimat (5) di bawah ini.


Perhatikan!

(5) Dalam menulis surat bahasa Indonesia, kita sudah lazim menggunakan kata pendahuluan se

Meskipun kelihatan komunikatif, kesatuan gagasan kalimat (4) tetap


tidak terbentuk, sebab gagasan pokok yang didukung oleh fungsi S tidak
tampak secara jelas. Agar kalimat tersebut efektif, kata depan untuk
sebelum S harus dihilangkan. Perhatikan kalimat (6) berikut.
(6) Pengangkutan pupuk dari lini 1 ke lini 2 diserahkan

kepada

Puskud.

b. Kehematan Kesatuan

b) Penghubung
Kehematan dalam kalimat efektif meliputi kehematan pemakaian
kata, frase, atau unsur kalimat lainnya yang tidak diperlukan. Unsur-unsur
yang

bisa

dihemat

meliputi,

pengulangan

bagian-bagian

kalimat,

pemakaian hiponimi, dan pemadatan kelompok kata menjadi kata.

1) Pengulangan bagian-bagian kalimat

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Ketika menggabungkan beberapa kalimat tunggal menjadi kalimat
majemuk, kita sering mengulang kata-kata yang sama yang menduduki
fungsi yang sama. Pengulangan semacam ini tidak perlu.
Perhatikan contoh berikut.

(7) Pencari kerja itu segera membuat surat lamaran setelah dia tahu ada lowongan pekerjaan dim
(8) Hasan menulis surat itu kemudian mengirimkan sendiri surat itu ke kantor pos.
Kalimat (7) dan (8) diperbaiki menjadi kalimat (9) dan (10) di bawah ini.
(9) Pencari kerja itu segera membuat surat lamaran setelah tahu ada lowongan pekerjaan dimuat
(10) Hasan menulis surat itu kemudian mengirimkannya sendiri ke kantor pos.

2) Pemakaian hiponimi

Hiponim merupakan kata-kata yang maknanya sudah tercakup


dalam kata kelompoknya. Kata mawar misalnya sudah mengandung
makna kelompok bunga, kata Senin sudah mengandung makna hari,
dan sebagainya. Itulah sebabnya kalimat (11), (12), dan (13) akan lebih
Perhatikan
contoh berikut.
efektif
bila kata-kata
yang tercetak miring dihilangkan.
(11) Gadis itu sedang menanam bunga mawar di halaman.
(12) Pertemuan itu akan berakhir pada hari Senin pekan depan.
(13) Saya akan pergi ke Australia pada bulan Agustus tahun depan.

3) Pemadatan kelompok kata menjadi kata

Pemadatan kelompok kata menjadi kata


Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Kelompok kata yang panjang sering memiliki padanan yang lebih
singkat dan hemat.
Perhatikan kelompok kata berikut.
menjadi sebab

> menyebabkan

mengambil keputusan

> memutuskan

melakukan penguraian

> menguraikan

apa yang kita tuntut


menyatakan persetujuan

> tuntutan kita


> menyetujui

Dalam hubungan kalimat, bandingkan antara kalimat (14) dan (15) di


bawah ini.

Perhatikan!

(14) Mahasiswa sering diberi predikat sebagai tulang punggung bangsa dan negara, suatu predika

(15) Mahasiswa sering diberi predikat sebagai tulang punggung bangsa dan negara, suatu predik

C. Kevariasian Kesatuan

c) Penghubung
Kevariasian bentuk-bentuk kalimat untuk menjaga keseimbangan
antara jumlah kalimat panjang dan kalimat pendek, kalimat aktif dan
pasif, kalimat langsung dan tak langsung, kalimat berita, tanya, dan
perintah; serta kevariasian dalam mengawali kalimat, misalnya ada yang
dimulai dengan subjek, predikat, atau keterangan. Kevariasian stuktur
Perhatikan!
kalimat dengan awal yang berbeda-beda ini sangat baik untuk

menonjolkan gagasan sentral kalimat. Variasi panjang dan pendek kalimat


(16) Para mahasiswa berkumpul di ruang khusus membicarakan tugas-tugas yang diberikan dosen
dalam sebuah wacana akan memberikan kesempatan kepada pembaca
(17) Mereka
berdiskusi.
untuk
berpikir. Perhatikan contoh (16) dan (17) di bawah ini.

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Untuk menghindari kebosanan pembaca, kadang dimunculkan
variasi kalimat aktif dan pasif secara berurutan., misalnya pada kalimat
Perhatikan!
(18) dan (19) berikut.

(18) Pada hari raya Idul Adha yang lalu Haji Malik menyembelih lima ekor kambing.
(19) Di samping itu disembelih seekor lembu jantan.

Variasi antara kalimat tunggal dan kalimat majemuk atau kalimat


sederhana dan kalimat kompleks dalam suatu wacana dapat diamati pada
contoh kalimat (20) dan (21) di bawah ini.
Perhatikan!

(20) Menilai sebuah buku berarti memberikan saran kepada pembaca untuk atau menerima kehad
(21) Oleh sebab itu, sebuah buku harus dinilai secara keseluruhan.

d.

Kesejajaran hiponimi
Pemakaian kata, kelompok kata, atau bentuk kata di dalam kalimat

harus dijaga kesejajarannya. Bila suatu gagasan ditempatkan dalam


struktur kata benda (misalnya bentuk pe-an), maka kata-kata atau
kelompok kata yang lain yang menduduki fungsi gramatikal yang sama
harus ditempatkan ke dalam kata benda dalam bentuk ini. Begitu pula

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
sebaliknya, bila suatu gagasan ditempatkan ke dalam struktur kata kerja
( bentuk di-kan, me-kan), kelompok kata yang lain yang menduduki fungsi
gramatikal yang sama dinyatakan ke dalam kata kerja bentuk itu.

Simak contoh kalimat (22) dan (23) berikut.

(22) Setelah diproduksi dan dipak, barang itu tinggal dipasarkan ke daerah-daerah.
(23) Seorang insinyur telah memecahkan masalah itu dengan caranya sendiri kemudian membua

e.

Penekanan

hiponimi
Penekanan bertujuan untuk
penting

pada

bagian-bagian

menegaskan gagasan yang dianggap

tertentu.

Ada

beberapa

cara

untuk

memberikan penekanan terhadap gagasan utama yang ingin disampaikan


oleh penulis. Perhatikan uraian berikut.

1)

Posisi kalimat

Urutan umum pola kalimat bahasa Indonesia adalah Subjek,


Predikat, Objek, dan Keterangan (SPOK). Tetapi apabila penulis ingin
memberikan penekanan bagian-bagian tertentu, ia tinggal menempatkan
bagian yang ditekankan itu ke posisi awal kalimat. Bandingkan contoh
Simak contoh
kalimat
(22) di
dan
(23) berikut.
kalimat
(24), (25),
dan (26)
bawah
ini.

(24) Peristiwa itu terjadi kemarin di depan rumahku.


(25) Kemarin peristiwa itu terjadi di depan rumahku.
(26) Di depan rumahku peristiwa itu terjadi kemarin.

2)

Urutan logis

hiponimi

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Penekanan bagian kalimat dapat juga ditempuh dengan menyusun
secara logis informasi yang ada dalam kalimat. Urutan dapat berlangsung
secara kronologis sesuai dengan proses, atau secara bertahap semakin
memuncak pada informasi yang lebih penting seperti contoh kalimat (27)
dan bandingkan dengan kalimat (28)di bawah ini.

Perhatikan contoh berikut.

(27) Kegiatan niaga antara lain meliputi penawaran, pemasaran, pengiriman pesanan, dan penag
(28) Sepulang sekolah Budi langsung tidur, bangun tidur makan, kemudian baru mandi.

3)Pemakaian repetisi
4)

hiponimi

Perhatikan contoh berikut.


Repetisi adalah pengulangan bagian-bagian kalimat tertentu yang

dianggap penting di dalam kalimat yang merupakan efek penekanan


(29) Dalam pembiayaan harus ada kesinambungan antara pemerintah dengan swasta, kesinamb
gagasan. tidak hanya berdimensi ekonomi tetapi juga berdimensi politik, berdimens
(30) Pembangunan

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah

4.

Paragraf
5)

hiponimi

Secara umum paragraf adalah satuan bahasa yang dibangun oleh


dua

buah kalimat atau lebih yang secara sistematis dan sintaksis

merupakan atau kesatuan yang utuh. Secara semantis, artinya di dalam


paragraf itu terdapat satu ide, satu gagasan pokok atau utama dilengkapi
dengan keterangan tambahan mengenai ide atau gagasan pokok itu. Lalu,
secara sintaksis, berarti, di dalam paragraf itu

terdapat sebuah kalimat

utam yang berisi gagasan pokok atau utama; utama; ditambah dengan
kalimat lain yang berisi keterangan tambahan tetntang gagasan utama
itu.(Abdul, 2011:27).
Paragraf merupakan model karangan yang terkecil. Sebagai model
karangan, pernyataan yang terangkai pada paragraf

harus urut,

menyatakan hubungan kesatuan, hubungan yang menyatakan adanya


ikatan struktural bahasa dan ikatan logis berbahasa, dan hubungan yang
menunjukkan cara berpikir.

Karena itu, penyusunan paragraf

keilmuan yang baik harus memenuhi

syarat kesatuan,

tulisan

penyatuan ,

kecukupan pengembangan, dan penggunaan gaya paparan.

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah

Ciri Paragraf

Di bawah ini disajikan ciri paragraf ilmiah.

1) Ada kesatuan gagasan

Kesatuan berarti ada hubungan mengenai masalah dan tema dalam


pengembangan. Paragraf dinyatakan memiliki kesatuan gagasan apabila
seluruh uraian atau detil penunjang terpusat pada satu gagasan utama.
Kalimat-kalimat menggambarkan hubungan dan menunjukkan ikatan
untuk mendukung gagasan utama.

Tidak boleh ada kalimat yang

menyimpang dari gagasan utama.

(31) (1) Dibanding planet-planet lain yang dikenal dalam tata surya, Sedna dikenal sebagai planet

Apakah semua kalimat pada (31) sudah mendukung dan hanya


menginformasikan gagasan pokok paragraf? Apakah gagasan pokok
paragraf tersebut? Paragraf yang terdiri atas lima buah kalimat tersebut
sudah memenuhi syarat kesatuan. Gagasan pokok paragraf adalah bahwa
Sedna merupakan planet terdingin dan terjauh (1). Kalimat (2) dan (3)

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
memperjelas kondisi temperatur di Sedna yang mencapai minus 400
derajat F atau 240 derajat C, sebuah kondisi yang amat dingin.
Berikutnya, kalimat (4) dan (5) menjelaskan bahwa jarak Sedna amat
jauh; sebagai bandingan jarak itu mencapai

tiga kali jarak Pluto

matahari. Sebelum temuan ini, jarak Plutomatahari dianggap jarak


terjauh.
Paragraf (31) tersebut menjadi kurang memenuhi syarat jika
ditambah kalimat (2a) dan (5a) sebagaimana pada (32) berikut.

(32) (1) Dibanding planet-planet lain yang dikenal dalam tata surya, Sedna dikenal sebagai plane

Kalimat (2a) sumbang karena tidak mendukung gagasan pokok.


Berdasarkan tempatnya, kalimat (2a) seharusnya memperkuat penjelasan
tentang dinginnya temperatur di Sedna, tetapi kalimat ini berisi informasi

tentang pengunaan alat dan waktu oleh peneliti dalam melakukan


(33) (1) Dibanding planet-planet lain yang dikenal dalam tata surya, Sedna dikenal sebagai planet
penelitian. Demikian pula, kalimat (5a) seharusnya memperjelas gagasan
tentang jarak Sedna yang jauh, tetapi karena tidak tepat menata fokus,
kalimat tersebut berisi informasi tentang kemampuan gerak Sedna.
Kegagalan kalimat (2a) dan (5a) melengkapi paragraf (31) tidak
dapat dijadikan dasar bahwa penambahan kalimat akan menjadikan
sebuah paragraf tidak padu lagi. Penambahan kalimat (6) sebagaimana
yang dilakukan pada paragraf (33) berikut tidak mengurangi tingkat
kesatuan paragrafnya.

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Pengurangan kalimat pada sebuah paragraf juga tidak selalu
menjadaikan paragraf tidak satu lagi, selama pengurangan dilakukan
pada sebagian gagasan penjelas (3) dan (5) dan masih menyisakan
gagasan penjelas yang lain (2) dan (4). Pengurangan yang dimaksud
dapat diperhatikan pada paragraf (34) berikut.

(34) (1) Dibanding planet-planet lain yang dikenal dalam tata surya, Sedna dikenal sebagai plane

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah

2) Menyatu

Hubungan gramatikal dan semantis antara satu kalimat dengan


kalimat lain pembentuk paragraf harus menyatu. Hubungan gramatikal
dan semantis ditandai dengan pengulangan bagian kalimat, penggunaan
kata ganti, penggunaan sinonim, pemanfaatan kata yang berantonim,
pemakaian kata umum-khusus, dan sebagainya.

(35) (1) Pamor Hidroponik tengah meroket. (2) Kini, total arealnya di planet bumi sudah mencapai

Penyatuan pada paragraf (35) tergolong baik. Kalimat pembentuk


paragraf tersebut runtut, tidak melompat-lompat. Hubungan kalimat (1)
dan (2) ditandai dua pemarkah. Secara semantis, kata pamor pada
kalimat (1) mengandung fitur waktu, yaitu terkenal pada waktu akhir
tertentu. Fitur waktu itu ditegaskan dengan cara penggunaan kata
khusus, kini, pada awal kalimat (2). Pemarkah kedua adalah penggunaan
klitika nya pada kalimat kedua yang memiliki acuan pada kata hidroponik
pada kalimat (1). Pemarkah sinonim digunakan untuk menandai hubungan
kalimat (2) dan (3), yaitu antara puluhan ribu hektare dan luas. Pemarkah
kata ganti, itu, yang terdapat pada awal kalimat (4) mengacu pada jutaan
ton per tahun (3) dan sekaigus menandai hubungan kalimat tersebut
dengan kalimat (3).

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Untuk membuktikan bahwa penyatuan paragraf sudah baik, dapat
dilakukan pengacakan susunan kalimat sebagaimana (36) dan (37)
berikut.

(36) (1) Pamor Hidroponik tengah meroket. (3) Dari luas tersebut, bisa dihasilkan sayuran jutaan t

(37) (4) Itu belum termasuk dari sektor bunga potong yang menyumbang lima miliar dolar AS per

Bacalah kembali paragraf (35), (36), dan (37) di muka. Bandingkan,


yang mana di antara tiga paragraf tersebut yang paling mudah dipahami?
Itulah paragraf yang lebih memenuhi syarat penyatuan.

3) Cukup pengembangannya

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Paragraf yang cukup pengembangannya adalah paragraf yang
menyediakan secara cukup kebutuhan minimal kalimat penjelas sehingga
tema yang telah dirumuskan tercapai. Jika tema paragraf menjanjikan
bahwa pada paragraf tersebut akan dibahas perbedaan antara kereta api
zaman

Trevithick (1804), Stephenson (1825), dan kereta api peluru

Maglev 5 Jepang (1999), paragraf dianggap selesai jika sudah membahas


perbedaan tiga generasi teknologi kereta api tersebut. Bagaimana
paragraf (93) berikut?

(38) (1) Penemuan chip pintar yang siap memata-matai manusia itu menguntungkan banyak piha

(39) (1) Penemuan chip pintar yang siap memata-matai manusia itu menguntungkan banyak piha

Paragraf

(38)

tersebut

kurang

memenuhi

syarat

kecukupan

pengembangan. Gagasan pokok paragraf yang terletak pada kalimat (1)


menjanjikan bahwa ada banyak pihak yang akan memperoleh keuntungan
penemuan chip pintar, antara lain pengusaha dan penjahat (2). Akan
tetapi, yang dijelaskan dalam paragraf tersebut hanyalah keuntungan
bagi penjahat (3) dan (4). Keuntungan untuk pengusaha tidak diuraikan
secara eksplisit. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa paragraf ini
kurang memenuhi syarat kecukupan pengembangan. Apakah dengan
ditambahkan

kalimat

(1a),

paragraf

(39)

berikut

telah

memenuhi

kecukupan pengembangan?

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Jawabnya, ya. Paragraf (39) sudah dapat dikategorikan paragraf
lengkap. Keuntungan penggunaan chip bagi pengusaha dibahas pada
kaimat (1a), sedangkan keuntungan bagi penjahat dibahas pada (2), (3),
dan (4).

4)

Bergaya paparan

5)
Gaya penyajian paragraf dalam bahasa Indonesia ilmiah adalah
paparan.

Gaya

paparan

ini

berfokus

pada

pemberian

informasi,

penjelasan, keterangan, atau pemahaman. Gaya paparan ini tidak


bermaksud meyakinkan orang, membuktikan pendapat, pendirian pribadi,
atau membujuk agar pendapatnya diterima. Gaya paparan ini juga tidak
bercerita, baik cerita berdasarkan pengamatan maupun rekaan. Paragraf

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
(40), (41), dan (42) berikut merupakan paragraf yang menggunakan gaya
penyajian bukan paparan. Gaya yang digunakan berbeda dengan paragraf
paparan di depan.

(41) Jejak-jejak sepatu besar yang sepasang itu diikutinya. Lewat jalan besar lalu membelok mem
(42) Bocah itu bersama-sama kawan sekelasnya menghabiskan sorenya untuk membongkar sepe

(40) Warga Aceh yang sangat sadar akan kemakmuran karena memiliki kekayaan alam yang meli

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Paragraf (41) menggunakan gaya persuasi. Paragraf (42) dan (43)
menggunakan gaya penceritaan. Ketiga gaya paragraf di atas tidak dapat
digunakan dalam paragraf karya keilmuan.

b. Pola Pengembangan Paragraf


6)

Pengembangan paragraf bahasa Indonesia ilmiah dilakukan dengan


dua rumpun metode, yaitu dengan analisis penalaran dan ilustrasi.
Rumpun metode pertama memanfaatkan logika deduktif, khususnya
silogisme, sedangkan yang kedua memanfaatkan logika deduktif.

(1) Pengembangan dengan analisis


penalaran

7)
Pengembangan dengan analisis penalaran ini dilakukan dengan
penautan secara deduktif antara satu kalimat dengan kalimat yang lain.
Metode ini merupakan panduan umum pengembangan paparan dan
argumen.
1) Pengurutan gagasan yang logis

Dalam menulis, sering penulis dihadapkan pada ide yang amat


menarik, penting, berguna,

praktis, atau sangat bernilai.

Pada contoh

(44) berikut terdapat lima cara yang dapat dipilih untuk meninggalkan
kampus, mudik lebaran. Tiap cara dapat dipilih berdasarkan pertimbangan
harga, waktu, keamanan, kepraktisan, kemenarikan, dan keterpercayaan.
Berbagai

pilihan

kendaraan

dianalisis

dari

segi

biaya,

keamanan,

kenyamanan, dan kepraktisannya.

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah

(44) Kepada mahasiswa yang belum pernah berdesakan dalam arus mudik lebaran, disampaikan
perlu diperhatikan adalah waktu pemesanan yang sebaiknya dilakukan jauh hari sebelum keberan

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah

2) Penghubungan sebab-akibat
8)
Paragraf dengan pengembangan sebab-akibat ini tepat digunakan
untuk melakukan eksplanasi

dan argumentasi tentang

sebab-sebab

sebuah akibat terjadi. Pada (45) berikut dikemukakan beberapa sebab


sehingga uang Rp1.000,00 bergambar mantan presiden dengan latar
belakang tari srimpi yang di pasaran pernah laku 10 juta rupiah itu

dinyatakan palsu.
(45) Kendati memiliki gambar air sebagai penanda keaslian uang kertas, bahan uang kertas bern

3) Pemprosesan

Paragraf pemprosesan dikembangkan dengan penejelasan sebuah


proses

terjadi. Pada (46) berikut diberikan contoh paragraf yang

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
menjelaskan proses penciptaan novel pop yang memiliki perbedaan
dengan novel serius.

4) Pendefinisian
Pendefinisian dilakukan untuk memberikan penjelasan pada satu
konsep. Definisi yang paling lazim digunakan dalam karya keilmuan
adalah difinsi objektif yang diawali dengan menyebutkan kosa kata umum
konsep yang didefinisikan yang kemudian diikuti dengan ciri-ciri khusus
konsep tersebut. Lazimnya, definisi objektif disampaikan dalam satu
kalimat, tetapi sebagai variasi dapat digunakan beberapa kalimat.
Paragraf (47) berikut merupakan paragraf yang dikembangkan
dengan definisi. Penulis memberi batasan istilah gazebo dengan cara
menyebutkan ciri umum yang diikuti dengan ciri khusunya. Ini merupakan
ciri dari definisi objektif; definisi yang banyak digunakan pada karya tulis
keilmuan.

(46) Novel pop diciptakan berdasarkan prinsip-prinsip objektivitas terhadap pembaca massal. Penulis ber

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah

(47) Sebutan gazebo bukan asing bagi banyak orang. Sebuah bangunan kecil yang berdiri terpis

(2) Pengembangan dengan ilustrasi

Pengembangan
induktif

untuk

dengan

melakukan

ilustrasi
eksplanasi

sering

memanfaatkan

terhadap

gagasan

paragrafnya.

1) Pencontohan

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

logika
pokok

Menulis Ilmiah
Pengembangan dengan contoh dilakukan dengan menyebutkan
contoh secara lengkap untuk memperjelas proposisi yang disampaikan.
Kelengkapan contoh bukan hanya diukur dari kuantitasnya, tetapi juga
dari proporsinya.

(48) Kata-kata seperti duta, bukit, pesona, taman, hamparan, wisma, dan sebagainya merupakan

2) Pembandingan dan penentangan

(49) Orang-orang primitif hidup dari hasil bumi dengan jalan mengumpulkan biji-bijian, buah-buahan, tanam

12)

Pembandingan dan penentangan sering dilakukan oleh penulis


karya keilmuan. Pembandingan mengacu pada pencarian persaman kedua
objek, sedangkan penentangan berfokus pada penemuan beragam
perbedaannya.

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah

3) Pengisahan

Pengisahan dalam dilakukan sebagai pendukung proposisi yang


telah dinyatakan. Pengisahan yang dilakukan pada bahasa Indonesia
ilmiah seyogianya dilakukansecara berhati-hati agar tidak terjebak pada
kisah ang subjektif. Pengisahan dengan penojolan nama dan latar akan
menjadikan bobot subejtivitas tulisan meningkat.

(50) Pada tahun 1977 ia lulus ujian negara MTs. Satu setengah tahun berikutnya, ia lulus ujian ne

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
C. Salah Nalar dalam Pengembangan Paragraf

Pemanfaatan
dipaparkan

pada

pola-pola
bagian

pengembangan

4.4.2

dapat

paragraf

menuntun

seperti
penulis

yang
dalam

menghasilkan paragraf yang baik. Namun, hal itu tidak cukup. Penulis juga
harus mengatur cara berpikirnya agar tidak muncul salah nalar dalam
pengembangan paragraf. Salah nalar tampak dari gagasan yang salah
akibat digunakannya cara berpikir yang tidak tepat (Moeliono, 1989:126).
Berikut ini merupakan contoh-contoh paragraf yang mengandung salah
nalar.

(51) Hutan Indonesia merupakan sumber kekayaan. Sayang sekali hutan mulai berkurang karena ditebang

(52) Pendekatan komunikatif adalah suatu pendekatan di mana guru dapat mengajarkan bahasa I

Paragraf

(51)

mengandung

salah

nalar

sehingga

terjadi

(1)

penyisipan rincian yang tidak bertalian dan (2) pemasukan kalimat topik
yang kedua atau gagasan pokok yang lain ke dalamnya. Akibatnya terjadi

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
pelanturan dan pembauran dua pokok sehingga campur baur (Moeliono,
1989:137). Berbeda dengan paragraf (51), pada paragraf (52) tampak
adanya penalaran yang melingkar atau berputar-putar sehingga masalah
yang sesungguhnya tidak terungkap dengan baik (Suparno dan Yunus,
2005:52).
D. Jenis

Paragraf

Secara umum bias diaktakan paragraf adalah suatuan bahasa yang


dibangun oleh dua buah kalimat atau lebih yang secara sistematis dan
sintaksis merupakan kesatuan yang utuh. Secara sistematis, artinya di
dalam paragraf itu terdapat satu ide, satu gagasan pokok atau utama
dilengkapi dengan keterangan tambahan mengenai ide atau gagsan
pokok itu. Lalu secara sintaksis, berarti, di dalam paraharaf itu terdapat
sebuah kalimat utama yang berisi gagasan pokok atau utama; ditambah
dengan sejumlah kalimat lain yang berisi kalimat lain yang berisi
keterangan tambahan tentang gagasan utama pada kalimat utama itu.
(Abdul Chaer, 2011: 28).
Berdasarkan letak pokok pikiran yang tertuang dalam kalimat
utama, paragraf dibedakan atas paragraf deduktif, induktif, kombinasi,
dan deskriptif.

Paragraf Deduktif

Paragraf jenis ini kalimat utama yang mengandung pokok pikiran

terletak pada awal paragraf. Pola pikirnya dari umum ke khusus. Diawali
Dalam kesusasteraan lama Indonesia terdapat karya sastra yang disebut pantun dan syair. Kedu
dari simpulan kemudian dijabarkan rinciannya.

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Paragraf Induktif

Kebalikan paragraf deduktif adalah paragraf induktif. Paragraf jenis


ini disebut juga paragraf dadakan (suspense paragraph). Berbeda dengan
paragraf deduktif, pokok pikiran paragraf induktif tertuang dalam kalimat
akhir paragraf. Pola pikirnya dari khusus ke umum, dari rincian menuju
simpulan. Pokok pikiran paragraf ini sering berbentuk generalisasi, dapat
berdasarkan fakta, asumsi, atau andaian. Generalisasi sering diperkuat
dengan contoh, rincian, penjelasan, atau ilusrasi.
Ali pulang dari kuliah. Ia lapar dan haus. Sesampainya di rumah didapati sesisir pisang dan

c. Paragraf Kombinasi
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Paragraf ini sering disebut paragraf campuran, yaitu kombinasi
antara paragraf deduktif dengan induktif. Kalimat utama di awal kemudian
diulang lagi di akhir paragraf. Bunyi kalimatnya boleh berbeda, tetapi
intinya tetap sama. Contoh paragraf (53) tinggal menambah satu kalimat
lagi di akhir paragraf. Misalnya dengan kalimat: Jadi jelaslah sekarang
bahwa pantun dan syair memang benar-benar karya sastra lama.
d. Paragraf Deskriptif

Deskripsi berarti penggambaran. Inti paragraf ini digambarkan


secara samar-samar dalam paragraf. Kalimat utama tidak terdapat di
mana-mana. Baru setelah dibaca diketahui maksud paragraf tersebut.
Pada umumnya paragraf jenis ini terdapat dalam karangan-karangan fiksi
seperti cerpen, novel, roman, dan sebaginya.

Ayam berkokok satu persatu mulai mengendur. Mereka berlompatan dari kandangnya. Ada yang

Berikut dikemukakan beberapa saran berkaitan dengan langkahlangkah yang

ditempuh untuk menulis paragraf. (1) Ingatlah selalu

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
kalimat topik. (2) Hindari paragraf yang tidak lengkap dan melompatlompat. (3) Hindari pernyataan yang tidak relevan.

1.

MENGAMATI

KASUS 1
Bacalah teks berikut dibawah ini!
Bangsa indonesia terdiri dari bermacam-maca suku bangsa (1).
Sudah barang tentu setiap suku-suku bangsa mempunyai bahasa yang
berbeda-beda,

bahkan

tiap-tiap

daerah

mempunyai

dialek-dialek

tersendiri (2). Tetapi mengingat tujuan nengara indonesias adalah


kesatuan, maka penting pula adanya bahasa kesatuan (3). Karena
terdorong rasa pentingnya persatuan bagsa Indonesia, maka tiap-tiap
suku bangasa dengan senang hati bersedia mengangkat dan mengakui
bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahas Nasional (4).

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Karena

itulah

diikrarkan
Meskipun

tanggal

Sumpah
dalam

dinyatakan

Sumpah

satu,
tetapi

menghilangkan

itu
atau

bahasa

(5).

Pemuda
Indonesia

yaitu

bahasa-bahasa daera
Antara

Oktober

Pemuda

bangsa

berbahasa
Indonesia,

28

bahasa

bukan

berarti

mematikan
yang ada (6).

Indonesia

dengan

bahasa daerah saling isi mengisi untuk


memperkaya

perbendeharaan

kata

dan memperkaya kebudayaan nasional

https://w
ww.google.co.id/search?
q=foto+sumpah+pemuda&biw

(7). Hal ini sesuai dengan UndangUndang Dasar 1945 Pasal 36 yang
menyatakan Bahasa Negara adalah Bahasa Indonesia (8). (Abdulah,
2011:5-6)

2. MENAYA

Mari kita perhatikan teks 1 di


atas. Teks ini hanya terdiri dari dari
sebuah parahaf,!

https://ww
w.google.co.id/search?
q=FOTO+ORANG+BERTANYA&biw

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
1. Menurut pendapat anda ada berapa paragraf teks diatas?

..

..
..

2. Tuliskan gagasan pokok pada teks diatas!

..

..
..
3. Termasuk ke dalam teks apakah teks di atas dan?

..

3. MENGUMPULKAN INFORMASI

TUGAS 1

www.edubio.
info

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
A. Dari teks diatas tentukan struktur teks dengan panduan
tabel berikut!

Paragraf

Struktur Teks

Kalita Utama

B. Dari bacaan teks diatas anda dapat menemukan beberapa


kata seperti:
Negara
Daerah
Ikrar

Suku
Dialek
Budaya

C. Jelaskan kata-kata di bawah ini menurut pendapat anda


Negara

..

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah

Daerah

Ikrar

Suku

Dialek

..

..

...

..

..

..

..

Budaya

..
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah

TUGAS 2

Baca dan cermati teks pertama!, selanjutnya buat ringkasan. Tulis


terlebih dahulu inti-inti kalimat tiap paragraph, kemudian gabungkan
kalimat-kalimat tersebut dengan boleh menambahakan konjungsi yang
tepat agar menjadi ringkasan yang baik. Pertahankan struktur teks dan
perhatikan kaidah bahasanya agar mudah dipahami!
Inti kalimat teks pada kasus satu.

Paragraf

Inti Kalimat

..

..

2
.

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
..

..

..

Masih inggatkah Anda!


ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata,
kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta
penggunaan tanda-tanda baca
Dalam bahasa tulis intonasi final ditandai oleh tanda titik, tanya, atau
tanda seru. Tanda titik digunakan untuk menandai kalimat berita, tanda tanya
digunakan untuk menandai kalimat tanya, dan tanda seru digunakan untuk
menadani kalimat seru
Kalimat adalah satuan bahasa yang sangat penting dalam
penyampaian gagasan dan merupakan sarana penyampai gagasan yang
lengkap dan utuh. Satuan bahasa yang lebih kecil dari kalimat, misalnya
kelompok kata, tidak dapat dipakai sebagai alat penyampai gagasan yang
utuh karena tidak menampung gagasan yang lengkap.
Secara umum paragraf adalah satuan bahasa yang dibangun oleh dua
buah kalimat atau lebih yang secara sistematis dan sintaksis merupakan atau
kesatuan yang utuh. Secara semantis, artinya di dalam paragraf itu terdapat
satu ide, satu gagasan pokok atau utama dilengkapi dengan keterangan
tambahan mengenai ide atau gagasan pokok itu. Lalu, secara sintaksis,
berarti, di dalam paragraf itu terdapat sebuah kalimat utam yang berisi
gagasan pokok atau utama; utama; ditambah dengan kalimat lain yang berisi
keterangan tambahan tetntang gagasan utama itu

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Foto persentasi dikelas

4. MENGASOSIASI

Setelaha mengumpulkan informasi dari teks pada kasus satu di


atas. cobalah anda ungkapkan dalam bentuk bagan yang menarik!
Contoh:

Kesimpulan

Judul Teks

Teks

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah

Argumen 2

Argument 1

1. Bandingkan hasil diskusi dengan teman anda dalam memahami


teks satu diatas?

..

..

5. MENGOMUNIKASIKAN

1. Persentasikan dengan keratif,


jujur, dan santun teks satu
diatas.
2. Tanggapilah persentasi teman
anda dengan keratif, jujur, dan
santun

dengan

antusia

pada hasil uang di

persentasikan.

memberikan

prasetya.ub.ac.id

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah

Hasil persentasi anda!

KARYA TULIS ILMIAH

BAB IlI

1. Pengertian dan Ragam


Karya Ilmiah

kumpulanskripsi.blogdetik.com

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Karya tulis ilmiah adalah karya yang disusun berdasarkan suatu
hasil penelitian. Bukan berdasarkan hasil rekaan seperti crepen, novel,
atau karya satra lain. Sebagai hasil penelitian maka didalamnya harus ada
komponen (1) masalah penelitian, (2) metode penelitian, (3) tujuan
penelitian, (4) objek penelitian, dan (5) hasil penelitian, diasamping itu,
seabuah karya ilmiah juga harus disertai dengan sebuah daftar pustaka
acuan, ( Abdul, 2011:181).

1. Masalah Penelitian

Pembicaraan tentng masalah penelitian mecakup prihal: hakekat


masalah, masalah, cara mencari masalah, latar belakang masalah,
identifikasi masalah, pembetasan masalah, dan rumusan masalah. Suatu
penelitian dapat dilakukan pertama-tama harus ada masalah yang akan
diteliti. Persoalan kita sekarang, apakah masalah itu. Masalah lazim
diartikan atau dipahami sebagai adanya keadaan, kejadian, atau peristiwa
yang memerlukan pemecahan. Masalah bisanya akan muncul kalau ada
kejadian antara das sollen dan das sein; ada perbedaan antara apa yang
seharusannya ada dan ada yang ada dalam kenyataan: antara yang
diperlukan dengan yang tersedia; atau harapan dan kenyataan. Acapkali
kesenjangan mengenai teknologi dan pengetahuan; informasi yang
tersedia tidak cukup, dan teknologi yang ada tidak memenuhi kebutuhan.
Maka, peneliti diharapkan dapat memecahkan masalah itu atau
setidaknya dapat memperkecil kesenjangan itu. (Abdul, 2011:182).
Contoh; Masalah penelitian

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah

2. Tujuan Penelitian
Setiap penelitaian tentu mempunyai penelitian. Agar penelitian bisa
terarah sejalan dengan permasalajanya, maka tujuan penelitian itu harus
jelas dengan rumusan masalahnya.
Di sini perlu disinggun, meskipun judul penelitian bisa berbeda
dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian; tetapi sebaiknya judul itu
sejalan
dengan
rumursan
masalah dan tujuan penelitian.
Contoh;
Tujuan
Penelitian

3. Metode Penelitian

Contoh; Metode Penelitian Kualitatif


Secara gampangnya metode penelitian berarti jalan atau cara.
Cara apa? yakni cara untuk memecahkan masalah. Karena ada dua
paradigma dalam penelitain, yaitu penelitian kualitatif dan penelitian
kuantitatif, maka ada dua cara atau metode dalam memecahkan masalah,
yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif.

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Metode penelitaian kuantitatif digunakan untuk menguji hipotesisi
dengan bentuan analisis statistik; dan untuk membuat generalisisi dari
sampel yang diangkat dari populasi. Dedangkan penelitian kualitatif
digunakan untuk menjelasakan data-data yang ditemukan dari sebuah
penelitian. Kalau tujuan penelitaian kualitatif bertujuan mengujui
hipotesis, maka penelitaian kualitatif bertujuan menemukan atau
menyusun teori-teori baru dari data-adat penelitain yang diguankan.

4. Kajian Teori
Setelah msalah penelitian dirumusakan dan tujuan penelitain
ditetapan, maka harus dilanjutkannya dengan kajian teori yang relevan
dengan masalah dan tujuan penelitian. Kajian teori dapat diambil dari
berbagai sumber, dari buku, dari, atau karangan ilmiah yang telah ada.
Contoh; Kajian Teori

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah

5. Objek, Data, dan Variabel


Penelitian

Dalam penelitain kuantitatif objek penelitiannya disebut populasi;


tetapi tidak seluruh populasi yang diteliti, melainkan hanya sampel
(percontohan) dari populasi itu. Namun, hasil penelitaian terhadap sampel
itu kemudian populasian digeneralisaikan sebagai hasil dari populasi itu.
Sampel bisanya diambil sekian persen dari populasi, tergantung dari
besarnya populasi itu.
Dalam penelitaian kualitatif besarnya objek yang diteliti tidak
berdasarkan pada sampel, melainkan pada jumlah yang dianggap
memadai atau mencakup; sampai tujuan yang inginkan diketahui
dianggap telah tercapai.

Contoh; Data kualitatif

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Data dalam penelitian kuantitatif berupa angka-angka nilai, yang
kemudian akan dianalisis dengan bentuan statidtik. Sedangkan data
dalam penelitian kualitatif berupa hal, keadaan, kejadian dan sebagainya
yang
nantiData
akanKuantitatif
dijelaskan berdasarkan kerangka piker yang dibangun.
Contoh;

Dalam penelitian kuanlitatif ada istilah variable penelitaian. Maka


yang dimaksud dengan variable itu adalah semua hal dengan yang
diteliti. Umpamanya, kalau judulnya adalah korelasi anatara kemampuan
membaca dengan kemampuan menulis maka variabelnya adalah
kemampuam membaca dan menulis. Salah satu diantaranya dijadikan
variable bebas dan yanag lainnya dijadiakan variable bebas.

6. Hasil Penelitian

Dalam
peneitain kuantitatif hasil penelitiannya berupa hasila
perhitungan ststistik terhadap variable-variable yang diteliti; tergantung
apa yang mau dicari: apakah adanya korelasi antara dua variable atau
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
lebih, atau adanya pengaruh salah satu variable terhadap variable yang
lain. Lalu, hasil perhituang ststistik ini dijadikan dasar untuk menguji
hipotesis yang diajukan.
Berdasarkan hasil penelitaian itu, kemudian diatrik kesimpulan; dan
berdasarkan kesimpulan ditarik saran-saran untuk penelitain lebih lanjut,
(Abdul, 2011: 185).
Menurut Brotowijoyo (1985:89), karya ilmiah adalah karya
berdasarkan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum dan ditulis
menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karena itu, suatu
karya dapat dikatakan ilmiah bila karya tersebut memenuhi syarat
(hukum) ilmu pengetahuan.
Berdasarkan model penulisan, karya ilmiah dapat dikelompokkan
menjadi dua, yakni karya ilmiah resmi dan karya ilmiah subresmi. Karya
ilmiah resmi ialah
karya ilmiah yang model penulisan dan urutan
penulisannya ditentukan secara lengkap. Bagian-bagian yang harus ada
biasanya dieksplisitkan dengan kata yang sama, misalnya judul; kata
pengantar; daftar isi (untuk karya yang lebih dari dua puluh halaman);
pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan seterusnya; landasan teori
(dapat juga dengan istilah lain yang berfungsi sama); metode penelitian;
analisis atau pembahasan; simpulan; daftar pustaka; dan lampiran. Yang
termasuk dalam kelompok ini ialah skripsi, tesis, disertasi, laporan
penelitian, dan lain-lain.
Karya ilmiah subresmi ialah karya ilmiah yang model penulisannya
tidak ditentukan secara lengkap, misalnya cukup ada bagian yang
berfungsi sebagai judul, pendahuluan, isi, dan penutup. Bagian-bagian
tersebut tidak harus dieksplisitkan dengan kata yang sama, yakni judul,
pendahuluan, isi, dan penutup, tetapi dapat juga dengan kata lain yang
berfungsi sama. Selain itu, dapat juga ditambahkan daftar pustaka dan
lampiran. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah makalah, artikel, dan
sebagainya. Karya ilmiah populer masuk dalam kelompok ini.

Ragam Karya Ilmiah


a. Karya Ilmiah Resmi

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Karya ilmiah resmi ialah karya ilmiah yang model penulisan dan
urutan penulisannya ditentukan secara lengkap. Bagian-bagian yang
harus ada biasanya dieksplisitkan dengan kata yang sama, misalnya judul;
kata pengantar; daftar isi (untuk karya yang lebih dari dua puluh
halaman); pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan seterusnya; landasan
teori (dapat juga dengan istilah lain yang berfungsi sama); metode
penelitian; analisis atau pembahasan; simpulan; daftar pustaka; dan
lampiran. Yang termasuk dalam kelompok ini ialah skripsi, tesis, disertasi,
laporan penelitian, dan lain-lain.
Skripsi, tesis, dan disertasi merupakan karya ilmiah dalam suatu
bidang studi yang ditulis oleh mahasiswa program Sarjana (S1), program
Magister (S2), dan program Doktor (S3) pada akhir studinya. Karya ilmiah
ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program
Sarjana/Magister/Doktor yang dapat ditulis berdasarkan hasil penelitian
lapangan, hasil kajian pustaka atau hasil kerja pengembangan (proyek).

1). Sekripsi
1.

Contoh;
Sekripsi
Sekripsi
adalah karangan ilmiah sebagai tugas akhir dalalm
pendidikan setrata satu (S1). Masalah yang diajukan berkaitan dengan
salah satu aspek yang menjadi substansi bidang kelimuan yang ditekuni.

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Oleh
Solehun

2). Tesisi

Tesisi adalah karangan ilmiah sebagai tugas akhir dalam pendidikan


setrata
dua.
Isinya merupakan pendalam dari salah satu aspek atau segi
Contoh;
Sekripsi
program studi yang diikuti. Tesisi juga diujikan dalam satu siding ujian
tesisi.

TESIS
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Oleh
Solehun

3). Disertasi

Disertasi adalah karangan ilmiah sebagai tugas akhir dalalm


pendidikan setrata tiga. Isinya merupakan tinjauan filosofis terhadap satu
sapek atau dari segi bidang ilmu yang diteliti. Penekanan filosofis ini
merupakan ciri pada pendidikan strata tiga,

Contoh; Sekripsi

DISERTASI
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Oleh
Solehun

Semua laporan penelitian di atas merupakan karya ilmiah yang


berisi paparan tentang proses dan hasil-hasil yang diperoleh dari suatu
kegiatan penelitian, baik penelitian lapangan, kajian pustaka maupun
kerja pengembangan. Yang dimaksud dengan penelitian lapangan
merupakan ragam penelitian yang berorientasi pada pengumpulan data
empiris di lapangan, sedangan penelitian kajian pustaka merupakan
ragam penelitian yang berorientasi pada telaah kritis dan mendalam
terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan untuk memecahkan suatu
masalah. Selanjutnya, yang dimaksud dengan penelitian kerja
pengembangan merupakan ragam penelitian yang berorientasi pada
kegiatan yang menghasilkan rancangan atau produk yang dapat
digunakan untuk memecahkan masalah-masalah aktual, (Abdul,
2011:186).

b. Karya Ilmiah Subresmi


Karya ilmiah subresmi ialah karya ilmiah yang model penulisannya
tidak ditentukan secara lengkap, misalnya cukup ada bagian yang
berfungsi sebagai judul, pendahuluan, isi, dan penutup. Bagian-bagian
tersebut tidak harus dieksplisitkan dengan kata yang sama, yakni judul,
pendahuluan, isi, dan penutup, tetapi dapat juga dengan kata lain yang
berfungsi sama. Selain itu, dapat juga ditambahkan daftar pustaka dan
lampiran. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah makalah, artikel, dan
sebagainya. Karya ilmiah populer masuk dalam kelompok ini.

1)

Makalah

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Makalah adalah karya tulis yang memuat pemikiran tentang suatu
masalah atau topik tertentu yang ditulis secara sistematis dan runtut
dengan disertai analisis yang logis dan objektif. Makalah ditulis untuk
memenuhi tugas terstruktur yang diberikan guru/dosen atau ditulis atas
inisiatif sendiri untuk disajikan dalam kegiatan ilmiah seperti seminar,
Contoh; Makalah
simposium,
diskusi, dan sejenisnya.

MAKALAH
Contoh; Artikel

Oleh
SOlehun

2)

Artikel

Artikel adalah karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal
atau buku kumpulan artikel yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan
mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati atau
ditetapkan. Artikel yang ditulis oleh mahasiswa, dosen, peneliti, dan
penulis lainnya dapat diangkat dari hasil penelitian lapangan, hasil
pemikiran, dan kajian pustaka atau hasil kerja pengembangan (proyek),
(Tim MPK Unesa,2014:44).

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah

3 Langkah-langkah dalam Penulisan Karya Ilmiah


Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
a. Penentuan Topik, Judul, dan Identifikasi
Rumusan Masalah

Topik adalah pokok pembicaraan dalam karangan (Alwi,


2001:1206). Menurut Moeliono (1988:300), topik adalah proposisi
berwujud frasa atau kalimat yang menjadi inti pembicaraan
pembahasan. Topik merupakan pokok persoalan atau permasalahan
menjiwai seluruh karangan.

dkk.,
yang
atau
yang

Topik tidak sama dengan tema karena topik merupakan rincian atau
penjabaran tema, sedangkan tema lingkupnya lebih luas dibandingkan
dengan topik. Tema biasanya lebih abstrak dibandingkan dengan topik.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih topik antara lain menarik
(bagi penulis maupun bagi pembaca); apa tujuan penulisan; siapa
pembaca; dan bidang/masalah yang akan diungkapkan adalah yang
dikuasai penulis. Setelah itu, mengumpulkan bahan yang berkaitan
dengan topik terpilih, lalu mengorganisasikan topik tersebut.
Judul tidak sama dengan topik, tetapi judul dapat diangkat dari topik
yang dibahas dalam tulisan. Judul hanya berupa label atau nama tulisan.
Judul juga dapat ditentukan sesudah tulisan selesai, sementara topik
harus ada dan ditentukan sebelum menulis dilakukan. Judul hendaknya
menarik, tidak terlalu panjang atau terlalu pendek, dan dapat segera
memberikan informasi tentang isi karangan.
Dari topik yang baik akan muncul beberapa pertanyaan yang
menyertainya yang perlu dijawab. Pertanyaan-pertanyaan yang menyertai
topik itulah yang dapat dipilih untuk dijadikan rumusan masalah.
Identifikasi rumusan masalah untuk karya ilmiah dapat didasarkan atas
informasi dari koran, majalah, buku, jurnal, laporan penelitian, seminar,
atau keadaan lapangan. Masalah yang dikaji dalam karya ilmiah
cenderung pada masalah-masalah yang bersifat penerapan ilmu. Dalam
hal ini, penulis dituntut dapat menerapkan teori secara tepat, tetapi tidak
dituntut menghasilkan temuan baru yang dapat memberikan sumbangan
bagi ilmu pengetahuan. Rumusan itu kemudian dikonkretkan menjadi
tujuan penelitian yang akan dicapai dalam karya ilmiah tersebut.

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Contoh; Penentuan Topik, Judul, dan Identifikasi Rumusan Masalah

b. Penulisan Kajian Pustaka

Dalam mengemukakan hasil kajian pustaka, penulis diharapkan


untuk menjelaskan keterkaitan antara penelitian yang dilakukan dan
penelitian-penelitian lain dengan topik yang sama, termasuk karya ilmiah
yang bukan hasil pemikiran penulis.
Pustaka yang dijadikan sumber acuan dalam kajian pustaka pada
karya ilmiah seyogianya menggunakan sumber primer (hasil-hasil
penelitian dalam laporan penelitian, seminar hasil penelitian, dan jurnaljurnal penelitian) dan dapat juga menggunakan sumber sekunder.

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Contoh; Penulisan Kajian Pustaka

C. Penulisan Metodologi Penelitian

Penulis karya ilmiah dituntut untuk menyebutkan apakah sudah ada


upaya untuk memperoleh data penelitian secara akurat dengan
menggunakan instrumen pengumpul data yang valid. Penyimpanganpenyimpangan yang mungkin terjadi dalam pengumpulan data tidak
harus dikemukakan. Asumsi-asumsi yang dikemukakan dalam karya ini
seyogyanya diverifikasi dan disebutkan keterbatasan keberlakuannya.
Dalam penelitian kuantitatif, karya ilmiah boleh hanya terdiri atas
satu variabel, tetapi seyogyanya mencakup dua variabel atau lebih.
Dalam penelitian kualitatif, karya ilmiah resmi dapat ditulis berdasarkan
studi kasus tunggal dan dalam satu lokasi saja.

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Contoh; Penulisan Kajian Pustaka

d. Penulisan Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang dipaparkan dalam simpulan karya ilmiah harus


didukung oleh data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan. Bab
yang berisi pembahasan hasil penelitian diletakkan sesudah bab yang
berisi sajian hasil analisis data, sebelum bab yang berisi simpulan dan
saran.
Pengajuan saran pada bab akhir tulisan harus dilengkapi dengan
argumentasi yang didukung oleh hasil penelitian yang telah dilakukan.

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Contoh; Penulisan Hasil Penelitian

e. Penggunaan Bahasa dalam Penulisan Karya Ilmiah

Gagasan atau pemikiran dari suatu pengamatan, percobaan,


penelitian atau studi pustaka dikomunikasikan dengan bahasa. Bahasa
yang digunakan dalam karya ilmiah merupakan bahasa ragam tulis.
Bahasa ragam tulis berbeda dengan bahasa ragam lisan yang masih
dibantu oleh sikap tubuh, isyarat, dan mimik penuturnya manakala terjadi
perbedaan tanggapan atas pelisanan sesuatu. Bahasa ragam tulis dalam
karya ilmiah harus jelas, lugas, dan komunikatif supaya pembaca dengan
mudah memahami isinya.
Jelas berarti bahwa bahasa yang digunakan secara jelas
memperlihatkan unsur-unsur kalimat (subjek, predikat, objek, pelengkap,
dan keterangan). Dengan kejelasan unsur-unsur kalimat, karya ilmiah
mudah dipahami pembaca.
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Lugas berarti bahwa bahasa yang digunakan tidak menimbulkan
tafsiran ganda atau ambigu. Tafsiran ganda membingungkan pembaca
dalam menangkap isi/maksud karangan sehingga harus dihindari. Bentuk
dan pilihan kata serta struktur kalimat dalam karya keilmuan idealnya
hanya memungkinkan satu tafsiran, sejalan/sama dengan tafsiran
penulisnya.
Komunikatif berarti bahwa apa yang ditangkap pembaca sama
dengan maksud penulisnya. Wacana yang komunikatif tersaji secara logis
dan sistematis. Kelogisan itu terlihat dari hubungan antarbagian dalam
kalimat, antarkalimat dalam paragraf, dan antarparagraf dalam wacana.
Penggunaan kata/istilah asing atau daerah perlu mendapat
perhatian dalam penulisan karya ilmiah. Penggunaan kata/istilah asing
atau daerah perlu dihindari bila dalam bahasa Indonesia sudah tersedia
padanannya. Jika kata/istilah Indonesia dianggap asing dan masih perlu
penjelasan dengan kata/istilah aslinya, istilah Indonesia dituliskan lebih
dulu, kemudian disertakan istilah asing atau daerah yang diapit tanda
kurung dan dicetak miring atau digarisbawahi per kata. Selanjutnya,
cukup istilah Indonesia yang digunakan. Kata/istilah asing atau daerah
dapat digunakan jika belum ada padanannya dalam bahasa Indonesia dan
dalam penulisan harus dicetak miring atau digarisbawahi per kata.
Ejaan yang digunakan dalam penulisan karya keilmuan ialah ejaan
resmi, yaitu Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Penulisan kata
atau istilah dan penggunaan pungtuasi (tanda baca) mengacu pada
Pedoman
Umum Ejaan Bahasa
yang Disempurnakan.
Contoh; Penggunaan
BahasaIndonesia
dalam Penulisan
Karya Ilmiah

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
f. Kode Etik dalam Penulisan Karya Ilmiah

Kode etik adalah seperangkat norma yang perlu diperhatikan dalam


penulisan karya ilmiah. Norma ini berkaitan dengan pengutipan dan
perujukan, perizinan terhadap bahan (pustaka) yang digunakan, dan
penyebutan sumber data atau informan.
Dalam penulisan karya ilmiah, penulis harus secara jujur
menyebutkan rujukan terhadap bahan atau pikiran yang diambil dari
sumber lain. Pemakaian bahan atau pikiran dari suatu sumber atau orang
lain yang tidak disertai dengan rujukan dapat diidentikkan dengan
pencurian.
Penulis karya ilmiah harus menghindarkan diri dari tindak
kecurangan yang lazim disebut plagiat. Plagiat merupakan tindak
kecurangan yang berupa pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain
yang diaku sebagai hasil tulisan atau hasil pemikiran sendiri. Karena itu,
penulis skripsi, tesis, dan disertasi wajib membuat dan mencantumkan
pernyataan dalam skripsi, tesis atau disertasinya bahwa karyanya itu
bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain.
Dalam menulis karya ilmiah, rujuk-merujuk dan kutip-mengutip
merupakan kegiatan yang tidak dapat dihindari. Kegiatan ini amat
dianjurkan, karena perujukan dan pengutipan akan membantu
perkembangan ilmu.
Dalam menggunakan bahan dari suatu sumber
(misalnya instrumen, bagan, gambar, dan tabel), penulis wajib meminta
izin kepada pemilik bahan (pustaka) tersebut. Permintaan izin dilakukan
secara tertulis. Jika pemilik bahan (pustaka) tidak dapat dijangkau, penulis
harus menyebutkan sumbernya dengan menjelaskan apakah bahan
(pustaka) tersebut diambil secara utuh, diambil sebagian, dimodifikasi
atau dikembangkan.
Nama sumber data atau informan, terutama dalam penelitian
kualitatif, tidak boleh dicantumkan apabila pencantuman nama tersebut
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
dapat merugikan sumber data atau informan. Sebagai gantinya, nama
sumber data atau informan dinyatakan dalam bentuk kode atau nama
samaran.

Contoh; Kode Etik dalam Penulisan Karya Ilmiah

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
2.

MENGAMATI
KASUS 1

Bacalah teks berikut dibawah ini!


KARYA TULIS ILMIAH
Contoh Karya Ilmiah
Nah setelah mengetahui cara
menulis karya ilmiah, langkah langkah
penulisan karya ilmiah serta hal hal
yang harus diperhatikan dalam
penulisan karya ilmiah, selanjutnya
saya akan memberikan beberapa
contoh karya ilmiah. Silahkan dilihat di
bawah ini:
Contoh
Karya
Pendidikan

Tulis

Ilmiah

"Judul Karya Ilmiah:


Menumbuhkan Minat Belajar Siswa
Dalam Pembelajaran"

kumpulanskripsi.blogdetik.com

A. Pendahuluan
Suatu

kegiatan

yang

dilakukan

tidak sesuai dengan minat akan menghasilkan prestasi yang kurang


Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
menyenangkan. Dapat dikatakan bahwa dengan terpenuhinya minat
seseorang akan mendapatkan kesenangan dan kepuasan batin yang
dapat

menimbulkan

motivasi.

S.C.

Utami

Munandar

(1985:11)

menyatakan bahwa minat dapat juga menjadi kekuatan motivasi.


Prestasi seseorang selalu dipengaruhi macam dan intensitas minatnya.
Minat

menimbulkan

kepuasan.

Seorang

anak

cenderung

untuk

mengulang-ulang tindakan-tindakan yang didasari oleh minat dan


minat ini dapat bertahan selama hidupnya.
Dengan demikian, minat belajar merupakan faktor yang sangat
penting dalam keberhasilan belajar siswa. Disamping itu minat belajar
juga dapat mendukung dan mempengaruhi proses belajar mengajar di
sekolah. Namun dalam prakteknya tidak sedikit guru Seni Budaya
(Kesenian) menemukan kendala di dalam kelas, karena kurangnya
minat siswa dalam pembelajaran Seni Budaya khususnya seni rupa.
Jika hal ini terjadi, maka proses belajar mengajar pun akan mengalami
hambatan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan pengalaman penulis, pada saat pembelajaran
berlangsung siswa kurang bergairah dalam mengikuti pelajaran. Hanya
sebagian kecil saja siswa yang bisa memahami dan mengerjakan
tugas dengan semangat. Sebagian besar siswa mengerjakan tugas
yang diberikan dengan perasaan terpaksa atau takut. Hal ini
menyebabkan tugas yang diberikan hasilnya kurang memuaskan
sehingga terkesan asal jadi. Jika mereka ditanya, alasannya mereka
tidak mempunyai bakat di bidang seni atau tidak punya bakat
menggambar. Dengan kondisi seperti ini, guru perlu mencari upaya
bagaimana menumbuhkan minat belajar siswa terutama dalam
pembelajaran Seni Rupa.
B. Konsep Minat Belajar
1. Pengertian minat
Minat sering dihubungkan dengan keinginan atau ketertarikan
terhadap sesuatu yang datang dari dalam diri seseorang tanpa ada
paksaan dari luar. The Liang Gie (1994:28) mengungkapkan bahwa

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
minat berarti sibuk, tertarik, atau terlibat sepenuhnya dengan suatu
kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan itu. Menurut
Slameto (dalam Djaali 2006:121) minat adalah rasa lebih suka dan
rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
menyuruh. Sedangkan menurut Crow and Crow (dalam Djaali
2006:121) mengatakan bahwa minat berhubungan dengan gaya
gerak

yang

mendorong

seseorang

untuk

menghadapi

atau

berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang


dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
2. Pengertian Belajar
Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli
tentang belajar, pada umumnya mereka memberikan penekanan
pada unsur perubahan dan pengalaman. Menurut Witherington
(dalam

Sukmadinata

2007:155)

menyatakan

bahwa

belajar

merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan


sebagai pola respon yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap,
kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan. Crow and Crow (dalam
Sukmadinata 2007:155) mengemukakan bahwa belajar adalah
diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru.
Sedangkan menurut Hilgar (1962:252) menjelaskan bahwa belajar
adalah suatu proses di mana suatu perilaku muncul atau berubah
karena adanya respon terhadap sesuatu situasi.
Berdasarkan penekanan unsur pengalaman tentang definisi
belajar dikemukakan para ahli, antara lain menurut Di Vesta and
Thompson (1970:112) menyatakan bahwa belajar adalah perubahan
tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman.
Gage and Berliner (1970:256) mengemukakan bahwa belajar adalah
suatu

proses

pengalaman.
mengemukakan

perubahan

tingkah

Sedangkan
bahwa

laku

menurut

belajar

dapat

yang

muncul

Hilgard

karena

(1983:630),

dirumuskan

sebagai

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
perubahan perilaku yang brelatif permanen yang terjadi karena
pengalaman.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar
Minat belajar peserta didik sangat menentukan
keberhasilannya dalam proses belajar. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut bersumber pada dirinya
dan luar dirinya atau lingkungannya antara lain sebagai berikut :
Faktor dalam diri siswa, yang terdiri dari :
1. Aspek jasmaniah, mencakup kondisi fisik atau kesehatan jasmani
dari individu siswa. Kondisi fisik yang prima sangat mendukung
keberhasilan belajar dan dapat mempengaruhi minat belajar.
Namun jika terjadi gangguan kesehatan pada fisik terutama
indera penglihatan dan pendengaran, otomatis dapat
menyebabkan berkurangnya minat belajar pada dirinya.
2. Aspek Psikologis (kejiwaan), menurut Sardiman (1994:44) faktor
psikologis meliputi perhatian, pengamatan, tanggapan, fantasi,
ingatan, berfikir, bakat,dan motif. Pada pembahasan berikut tidak
semua faktor psikologis yang dibahas, tetapi hanya sebagian saja
yang sangat berhubungan dengan minat belajar.
Faktor dari luar siswa, meliputi:
1. Keluarga, meliputi hubungan antar keluarga, suasana lingkungan
rumah, dan keadaan ekonomi keluarga.
2. Sekolah,

meliputi

metode

mengajar,

kurikulum,

sarana

dan

prasarana belajar, sumber-sumber belajar, media pembelajaran,


hubungan

siswa

dengan

temannya,

guru-gurunya

dan

staf

sekolahserta berbagai kegiatan kokurikuler.


3. Lingkungan

masyarakat,

meliputi

hubungan

dengan

teman

bergaul, kegiatan dalam masyarakat, dan lingkungan tempat


tinggal.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa faktor-faktor dari diri
siswa dan dar luar siswa saling berkaitan dalam menumbuhkan minat
belajar. Jika faktor-faktor tersebut tidak mendukung mengakibatkan

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
kurang atau hilangnya minat belajar siswa. Kurang atau hilangnya minat
belajar siswa disebabkan oleh banyak hal yang secara tidak langsung
dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Menurut JT. Loekmono
(1985:97), faktor-faktor yang menyebabkan kurang atau hilangnya minat
belajar sisbwa adalah sebagai berikut:
]
D. Faktor-faktor yang dapat menumbuhkan minat belajar
Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling
efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah
dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada. Menurut Tanner
and

Tanner

(1975)

menyarankan

agar

para

pengajar

berusaha

membentuk minat-minat baru pada siswa.


Hal ini bisa dicapai melalui jalan memberi informasi pada siswa
tentang bahan yang akan dismpaikan dengan menghubungkan bahan
pelajaran yang lalu, kemudian diuraikan kegunaannya di masa yang akan
datang. Roijakters (1980) berpendapat bahwa hal ini biasa dicapai dengan
cara

menghubungkan

bahan

pelajaran

dengan

berita-berita

yang

sensasional, yang sudah diketahui siswa. Harry Kitson (dalam The Liang
gie 1995:130) mengemukakan bahwa ada dua kaidah tentang minat (the
laws of interest), yang berbunyi :
Untuk

menumbuhkan

minat

terhadap

suatu

mata

pelajaran,

usahakan memperoleh keterangan tentang hal itu Untuk menumbuhkan


minat terhadap suatu mata pelajaran, lakukan kegiatan yang menyangkut
hal itu. Minat belajar akan tumbuh apabila kita berusaha mencari berbagai
keterangan selengkap mungkin mengenai mata pelajaran itu, umpamanya
arti penting atau pesonanya dan segi-segi lainnya yang mungkin menarik.
Keterangan itu dapat diperoleh dari buku pegangan. ensiklopedi, guru dan
siswa senior yang tertarik atau berminat pada mata pelajaran itu.
Disamping itu perlu dilakukan kegiatan yang berhubungan dengan mata
pelajaran itu, misalanya pada mata pelajaran seni rupa usahakan
mengikuti apa yang harus dilakukan apakah dengan menggambar atau
melukis.

Dengan

langkah-langkah

itu

minat

siswa

terhadap

pelajaran itu akan tumbuh.

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

mata

Menulis Ilmiah
JT. Loekmono (1985:98), mengemukakan bahwa cara-cara untuk
menumbuhkan minat belajar pada diri siswa adalah sebagai berikut :
1. Periksalah kondisi jasmani anak, untuk mengetahui apakah segi ini
yang menjadi sebab.
2. Gunakan metode yang bervariasi dan media pembelajaran yang
menarik sehingga dapat merangsang anak untuk belajar
3. Menolong anak memperoleh kondisi kesehatan mental yang lebih
baik.
4. Cek pada orang atau guru-guru lain , apakah sikap dan tingkah laku
tersebut

hanya

terdapat

pada

pelajaran

saudara

atau

juga

ditunjukkan di kelas lain ketika diajar oleh guru-guru lain.


5. Mungkin lingkungan rumah anak kurang mementingkan sekolah dan
belajar. Dalam hal ini orang-orang di rumah perlu diyakinkan akan
pentingnya belajar bagi anak. (Kumpulan Tugas Sekolahku)
6. Cobalah menemukan sesuatu hal yang dapat menarik perhatian
anak, atau tergerak minatnya. Apabila minatnya tergerak, maka
minat tersebut dapat dialihkan kepada kegiatan-kegiatan lain di
sekolah.
Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan dapat dipahami
bahwa

banyak

sekali

faktor

yang

dapat

menumbuhkan

atau

membangkitkan minat belajar bagi siswa. Tinggal bagaimana upaya yang


harus kita lakukan sebagai seorang guru dalam memecahkan masalah ini,
sehingga siswa terbantu untuk menemukan minatnya dalam mengikuti
pembelajaran.

Siswa

yang

memiliki

karakter

yang

berbeda-beda

memerlukan penanganan yang berbeda pula, termasuk dalam hal


menumbuhkan minat belajarnya. Dengan adanya upaya dari guru dan
pihak lain dalam menumbuhkan minat belajar bagi siswa, diharapkan
dapat mencapai

tujuan

pembelajaran yang

akhirnya

tertuju

pada

keberhasilan belajar siswa.


Penutup
Minat belajar merupakan salah satu komponen yang berpengaruh
terhadap keberhasilan belajar. Untuk menumbuhkan minat belajar pada

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
diri siswa, terlebih dahulu kita harus memperhatikan apa yang menjadi
latar belakang yang menyebabkan berkurang atau bahkan hilangnya
minat belajar. Setelah itu baru kita mengambil langkah-langkah apa yang
harus kita lakukan untuk menumbuhkan minat belajar pada diri siswa.
Dengan demikian upaya untuk menumbuhkan minat belajar sesuai
dengan sasarannya.
Dari uraian yang telah dipaparkan di atas, maka dapat kita tarik
beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan upaya menumbuhkan minat
belajar pada peserta didik. Pertama, pahami dan kenali terlebih dahulu
kondisi fisik dan psikologis siswa. Kedua, gunakan teknik dan metode yang
bervariasi dalam penyajian materi pembelajaran. Ketiga, penggunaan
media pembelajaran hendaknya dapat merangsang siswa untuk tertarik
ikuti serta dalam pembelajaran. Keempat, pahami kondisi lingkungan
keluarga, masyarakat, dan sekolah sehingga kita dapat mencari jalan
keluar dalam menumbuhkan minat belajar siswa.
Rujukan
Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Munandar, S.C. Utami. 1985. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak
Sekolah: Petunjuk bagi Para Guru dan Orang Tua. Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Sardiman, AM.1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar: Pedoman
bagi

Guru

dan

Calon

Guru.

Jakarta:

Rajawali

Pers.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Landasan Psikologi Proses


Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Djaali,

H.

2006.

Psikologi

Pendidikan.

Jakarta:

Bumi

Aksara.

Gie, The Liang. 1995. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta:


Liberty.
Loekmono,JT.
bermasalah.

1985.

Bimbingan

bagi

Jakarta:

Anak

Remaja

yang

CV.Rajawali.

=======================================
=======================================
=======================================

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
=======================================
=====================
http://neodv8.blogspot.com/2014/01/contoh-karya-ilmiah-lengkapterbaru.html

2. MENAYA

Mari kita perhatikan teks 1 Karya Tulis


Ilmiah
Pendidikan"Judul
Karya
Ilmiah: Menumbuhkan Minat Belajar
Siswa Dalam Pembelajaran di atas.
Jawablah pertanyaan dibawah ini!

https://www.
google.co.id/search?
q=FOTO+ORANG+BERTANYA&biw

5. Menurut pendapat anda ada berapa tahap dalam menulis karya


ilmiah jelaskan ?
A.

..

..
..

6. Tuliskan gagasan pokok pada karya tulis diatas!

..

..
Buku Ajar
Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik
..

Menulis Ilmiah

3. MENGUMPULKAN INFORMASI

TUGAS 1

Dari bacaan karya ilmiah diatas


tentukan

struktur

teks

dengan

panduan tabel berikut!

www.ed
ubio.info

Paragraf

Struktur Teks

Kalita Utama

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
A. Dari bacaan diatas anda dapat menemukan beberapa kata
seperti:
Psikologis
Senior
Definisi

Intensitas
Motivasi
Efektif

B. Jelaskan kata-kata di bawah ini menurut pendapat anda

Psikologis

Senior

Definisi

..

..

..

...

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Intensitas

Motivasi

Efektif

..

..

..

..

..

TUGAS 2

Baca

dan

Menumbuhkan

cermati
Minat

contoh

Belajar

karya
Siswa

ilmiah
Dalam

yang

berjudul

Pembelajaran!,

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
selanjutnya buat ringkasan. Tulis terlebih dahulu inti-inti kalimat tiap
paragraph, kemudian gabungkan kalimat-kalimat tersebut dengan boleh
menambahakan konjungsi yang tepat agar menjadi ringkasan yang baik.
Pertahankan struktur teks dan perhatikan kaidah Penggunaan Bahasa
dalam Penulisan Karya Ilmiah agar mudah dipahami!

Inti kalimat pada contoh karya tulis ilmiah yang berjudul


Menumbuhkan Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran

Paragraf

Inti Kalimat

..

..

..

..

..

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Masih inggatkah Anda!

Karya tulis ilmiah adalah karya yang disusun berdasarkan suatu


hasil penelitian. Bukan berdasarkan hasil rekaan seperti crepen, novel,
atau karya satra lain.
Secara gampangnya metode penelitian berarti jalan atau cara
. Cara apa? yakni cara untuk memecahkan masalah. Karena ada dua
paradigma dalam penelitain, yaitu penelitian kualitatif dan penelitian
kuantitatif, maka ada dua cara atau metode dalam memecahkan
masalah, yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif.

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
prasetya.ub.ac.id

Ar
gu
m
en
t1

Judul Teks
Kesimpulan
4. MENGASOSIASI
Setelaha mengumpulkan informasi dari contoh karya tulis
ilmuah dengan judul Menumbuhkan Minat Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran pada kasus satu di atas. cobalah anda ungkapkan
dalam bentuk bagan yang menarik!

Teks

Contoh:

Argumen 2
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
2. Bandingkan hasil diskusi dengan teman anda dalam memahami
teks satu diatas?

..

..
..

..

.
..

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah

5. MENGOMUNIKASIKAN

1. Persentasikan

dengan

keratif, jujur, dan santun


teks satu diatas.
2. Tanggapilah

persentasi

Hasil persentasi
anda! dengan
teman
anda
keratif, jujur, dan santun
dengan

memberikan

prasetya.ub.ac.id

antusia pada hasil uang


di persentasikan.

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah

PROPOSAL

BAB IV

1. Pengantar
2.
Pada

hakikatnya

proposal

kegiatan atau penelitian itu merupakan


rancangan

atau

usulan

yang

akan

dilaksanakan. Dalam setiap penelitian


atau kegiatan tertentu perlu adanya
sebuah pemandu yang mengarahkan
berlangsungnya

penelitian

kumpulanskripsi.blogdetik.com

atau

kegiatan yang bersifat resmi. Pemandu


Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
semacam itu dinamakan proposal atau usulan (selanjutnya disebut
proposal). Rachman dkk, (2006) proposal adalah rencana kerja dalam hal
ini berarti seperangkat kegiatan yang ditata secara sistematik dan runtut,
yang akan dilaksanakan oleh peneliti atau organisasi tertentu untuk
melaksanakan tujuan. Misalnya, jika orang atau organisasi tertentu akan
melaksanakan suatu penelitian, seminar, simposium, perlombaan, atau
kegiatan lain, maka ia harus membuat rencana kegiatan dan anggaran.
Untuk membuat anggaran, diharapkan harus mengetahui kegiatan apa
saja yang memerlukan biaya atau mengeluarkan sejumlah dana. Kegiatan
tersebut ditata secara runtut beserta biayanya.
Bahasa yang digunakan dalam suatu proposal harus komunikatif,
logis, sistematis, dan lugas agar mudah dipahami pembaca. Jika
penggunaan unsur bahasa sudah ringkas, kandungan gagasan yang
diungkapkan menjadi padat dan jelas.
Berdasarkan jenisnya, proposal terbagi menjadi, proposal penelitian
dan proposal kegiatan. Proposal penelitian merupakan sebuah rencana
atau rancangan kegiatan ilmiah seorang penulis. Proposal penelitian
hendaknya ditulis secara lengkap dan jelas tetapi ringkas.
Rancangan kegiatan ilmiah hendaknya ditulis dengan menggunakan
ragam bahasa keilmuan dengan memperhatikan sifat yang melekat
padanya, yakni: (1) penyajian fakta, (2) cermat dan jujur, (3) tidak
memihak, (4) sistematis, (5) tidak emotif, (6) mengenyampingkan
pendapat yang tidak memiliki dasar, (7) sungguh-sungguh, (8) tidak
bercorak debat, (9) tidak secara langsung bersifat membujuk, (10) tidak
melebih-lebihkan (Gie, 2002). Proposal kegiatan adalah suatu rencana
kerja yang disusun secara sistematik dan runtut untuk melaksanakan
suatu kegiatan yang dilengkapi dengan rincian anggaran biaya, misalnya
kegiatan sosial.

3.Proposal Penelitian
4.

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Tahap-tahap penyusunan proposal penelitian, meliputi: identifikasi
dan pemilihan bidang masalah, identifikasi masalah dalam satu bidang,
studi

kepustakaan,

pemilihan

masalah

yang

esensial

krusial

dan

bermakna, perumusan dan pembatasan variabel, perumusan tujuan,


perumusan asumsi, hipotesis atau pertanyaan penelitian, pemilihan dan
penentuan lokasi dan subjek penelitian, pemilihan teknik dan instrumen
pengumpulan data, pemilihan teknik analisis data dan interpretasi
temuan, penyusunan desain penelitian (Sukmadinata, 2008:203).
Usulan penelitian disusun dengan kelengkapan dan sistematika
sesuai dengan pedoman yang ada. Kelengkapan dan sistematika usulan
atau proposal penelitian (salah satu alternatif): (a) Sampul Usulan
Penelitian, (b) Halaman Pengesahan Usulan Penelitian, (c) Judul Penelitian,
(d) Bidang Ilmu/Mata Pelajaran, (e) Bidang Kajian, (f) Latar Belakang
Penelitian, (g) Rumusan Masalah, (h) Tujuan Penelitian, (i) Manfaat
Penelitian, (j) Kajian Pustaka, (k) Metodologi/Prosedur Penelitian, (l) Jadwal
Penelitian, (m) Personalia Penelitian, (n) Biaya Penelitian, (o) Daftar
Rujukan, dan (p) Lampiran.
Berikut dijelaskan secara ringkas sistematika proposal.

a. Sampul Usulan Penelitian

Sampul usulan penelitian sama dengan halaman judul. Halaman ini


hendaknya dibuat dengan sebaik-baiknya agar pembaca mendapatkan
informasi lengkap tentang usulan penelitian tersebut.
Halaman ini umumnya memuat hal-hal berikut:
(1)judul, yang ditulis dengan huruf kapital semua dengan ukuran
huruf relatif lebih besar dari bagian yang lain;

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
(2)pernyataan

keperluan,

di

dalamnya

diungkapkan

untuk

kepentingan apa tulisan itu disusun;


(3)logo,

lambang

yang

digunakan

disesuaikan

dengan

departemen atau lembaga yang menaunginya;


(4)nama penulis, ditulis lengkap;
(5) nama lembaga, ditulis secara berurut ke bawah mulai dari
lembaga yang tertinggi sampai lembaga penyelenggara yang
diakhiri dengan tahun penyusunan.
Contoh; Sampul usulan penelitian

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Contoh; Halaman Pengesahan

HALAMAN PERSETUJUAN

Usulan penelitian oleh

: Pantang Menyerah

NRM

: 007007007007

Judul

b. Halaman

: Pengaruh Pemberian Filtrat Mengkudu


terhadap Kadar Asam Urat dalam Darah Tikus
Putih (Mus muscularis) ini telah diperiksa dan
memenuhi syarat untuk diseminarkan.
Pengesahan

Pembimbing 1,

Surabaya, ...........
Pembimbing 2,

Halaman pengesahan memuat pengesahan dari pihak-pihak terkait


dengan
usulan
penelitian tersebut. Halaman ini merupakan
halaman yang
Nama
Lengkap
Nama Lengkap
memuat judul usulan penelitian, peneliti dan anggota peneliti, biaya yang
NIP ...............

NIP ...............

diperlukan, tanda tangan pihak-pihak yang terkait dengan usulan


penelitian tersebut.

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
c.

Judul Penelitian

Judul seharusnya menyingkat ide utama dengan menarik. Judul


merupakan pernyataan singkat dari topik utama dan mengidentifikasi
variabel atau teori yang dibahas dalam laporan serta hubungan di antara
variabel tersebut. Judul harus dapat menjelaskan secara jelas apa yang
akan ditemukan pembaca dalam laporan. Fungsi utama judul adalah
memberikan informasi kepada pembaca

tentang penelitian. Judul juga

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
dimanfaatkan sebagai pernyataan isi materi untuk abstraksi dan jasa
informasi. Judul yang baik dengan mudah disingkat menjadi judul yang
lebih singkat untuk keperluan editorial dan running head.
Judul seringkali diindeks dan dikompilasi untuk berbagai keperluan.
Untuk itu, hindari kata-kata yang tidak ada gunanya karena hanya akan
memperpanjang judul dan dapat menyesatkan indeks. Misalnya, hindari
penggunaan kata Penelitian tentang .... atau Eksperimen Investigasi
dari .... di awal judul. Hindari juga penggunaan singkatan. Menuliskan
dengan lengkap terminologi yang digunakan akan meningkatkan akurasi.
Rekomendasi untuk judul adalah 10--12 kata (Wardani, 2007:3.35). Berikut
ini contoh judul laporan penelitian yang memenuhi persyaratan di atas.
Contoh; Judul Penelitian
Contoh judul,

Pengaruh Pemberian Filtrat Mengkudu terhadap Kadar Asam Urat dalam Darah Tikus Putih (Mus muscular

Pengembangan Model Pembelajaran Apresiasi Sastra Berbasis Multiple Intelegensia di SMA Jawa

d. Bidang Ilmu/Mata Pelajaran

Berisi bidang ilmu atau mata pelajaran tertentu sesuai dengan


usulan penelitian. Untuk usulan penelitian tertentu, bidang ilmu sudah

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
tersedia dan peneliti memilih satu di antara yang ada. Tentu saja, bidang
ilmu ini sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni oleh peneliti.
Contoh; Judul Penelitian

e. Bidang Kajian
Contoh;
Berisi bidang kajian tertentu sesuai dengan usulan penelitian.
Bidang kajian lebih khusus jika dibandingkan dengan bidang ilmu.

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah

f. Latar Belakang

Dalam latar belakang penelitian, peneliti mengungkapkan berbagai


persoalan yang menjadi perhatiannya. Peneliti mengungkapkan secara
teoretis dan konseptual terkait dengan berbagai hal atau persoalan yang
perlu mendapat perhatian oleh semua pihak. Apabila persoalan itu tidak
segera mendapat pemecahan akan berdampak sangat luas. Peneliti
merasakan adanya kesenjangan antara harapan (what should be) dan
kenyataan yang ada di lapangan (what is). Berkenaan dengan adanya
Contoh; Latar Balakang
kesenjangan tersebut, peneliti berupaya memecahkan persoalan. Peneliti
perlu mengidentifikasi faktor-faktor atau variabel-variabel penelitian dan
selanjutnya memaparkan dalam latar belakang penelitian (Setyosari,
2010:231).
Latar belakang masalah merupakan pernyataan lengkap tentang
urgensi sesuatu dengan menampilkan kesenjangan antara harapan dan
kenyataan. Penulisan latar belakang masalah memuat: (1) kondisi
ideal/yang diharapkan, (2) kondisi real/kenyataan, (3) penyebab terjadinya
kesenjangan antara kondisi ideal dan real, (4) kajian teori secara singkat.

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah

g. Rumusan Masalah
Contoh;
Rumusan
Masalah
Rumusan
masalah
merupakan pernyataan tegas tentang masalah
yang akan dipecahkan. Sebagai penegasan dari apa yang telah dibahas
dalam latar belakang masalah, pada bagian ini dikemukakan rumusan
secara spesifik dari masalah yang hendak dipecahkan. Penulisan rumusan
masalah,

memuat:

(1)

variabel

yang

akan

dibahas,

(2)

kaitan

antarvariabel (jika lebih dari satu variabel), (3) bentuk pernyataan yang
jelas. Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, dan jelas.

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah

h. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan sesuatu yang akan dicapai setelah


kegiatan tertentu dilaksanakan. Penulisan tujuan penelitian memuat

Tujuan Penelitian
pernyataan yang jelas tentang sesuatu yang akan dicapai setelah
Secara umum tujuan penelitian ini adalah menghasilkan produk berupa model pembelajaran yang dapat digunakan guru sebagai pedoman dalam
Tujuan umum penelitian
ini dapat
dijabarkan ke
dalam tujuan khususFormulasi
sebagai berikut:penulisan tujuan mengikuti
kegiatan
tertentu
dilaksanakan.
mendeskripsikan proses pengembangan model pembelajaran bahasa Indoneisa dengan menggunakan peta pikiran untuk meningkatkan keteramp
masalah,
mengubah
kalimat
pertanyaan
menjadi
mendeskripsikanrumusan
kualitas model
pembelajaranyaitu
bahasa dengan
Indoneisa dengan
menggunakan
peta pikiran
untuk meningkatkan
keterampilan menulis sis
mendeskripsikan kevalidan model pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan peta pikiran untuk meningkatkan keterampilan menulis s
penelitian
mengungkapkan
sasaran
yang
ingin
dicapai
mendeskripsikanpernyataan.
kepraktisan modelTujuan
pembelajaran
bahasa Indonesia
dengan menggunakan
peta pikiran
untuk
meningkatkan
keterampilan menuli
mendeskripsikan kepraktisan model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan respon guru;
penelitian.
Isi dan
rumusan
tujuan
penelitian
mengacu pada isi dan
mendeskripsikandalam
kepraktisan
model pembelajaran
yang
dikembangkan
berdasarkan
respon siswa;
mendeskripsikan kepraktisan model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan keterlaksanaan model pembelajaran;

rumusan masalah.

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah

Manfaat Penelitian

Manfaat

penelitian

merupakan

sesuatu

kontribusi

yang

akan

diberikan setelah kegiatan tertentu dilaksanakan. Penulisan manfaat


penelitian memuat pernyataan yang jelas tentang kontribusi yang akan
diberikan bagi pengembangan konsep, proposisi, dan teori tertentu. Selain

Manfaat Penelitian
itu, memuat pula pernyataan yang jelas tentang kontribusi yang akan
Secara teoretis manfaat penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan kajian dalam pengguna
diberikan
bagi peneliti
praktisi, dan
para
pengambil
Bagi guru, model
pembelajaran
yanglain,
dikembangkan
dapat
digunakan
gurukebijakan.
sebagai pedoman dalam meran
Bagi siswa, model pembelajaran yang dikembangkan dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan kemam
Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat dijadikan rujukan dan bandingan untuk penelitian selanjutnya.

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
J. Kajian/Telaah Pustaka

Yang dimaksud kajian pustaka adalah telaah yang dilaksanakan


untuk memecahkan suatu masalah yang pada dasarnya bertumpu pada
penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang
relevan. Telaah pustaka semacam ini biasanya dilakukan dengan cara
mengumpulkan data atau informasi dari berbagai sumber pustaka yang
kemudian disajikan dengan cara baru atau untuk keperluan baru. Dalam
hal ini bahan-bahan pustaka itu diperlukan sebagai sumber ide untuk
menggali pemikiran atau gagasan baru, sebagai bahan dasar untuk
melakukan deduksi dari pengetahuan yang telah ada, sehingga kerangka
teori baru dapat dikembangkan, atau sebagai dasar pemecahan masalah.

Pada hakikatnya pembelajaran bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang membelajarkan siswa untuk berkomunikasi den
Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar dalam Kurikulum 2013 menjadi pusat integrasi dari mata pelajaran IPA dan IPS. P

Pemilihan pustaka didasarkan pada dua kriteria, yakni (1) prinsip

kemutakhiran(kecuali untuk penelitian historis), dan (2)prinsip relevansi.


Prinsip kemutakhiran penting karena ilmu terus berkembang. Dengan hal
ini, peneliti dapat berargumentasi berdasar teori yang pada waktu iti
dipandang relevan dan representatif. Prinsip relevansi diperlukan untuk
menghasilkan landasan teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah

k. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara-cara yang ditempuh untuk


mencapai tujuan penelitian. Pada bagian ini menyajikan bagaimana
penelitian itu dilakukan. Materi pokok bagian ini adalah bagaimana data
dikumpulkan, siapa sumber data, dan bagaimana data dianalisis. Dalam
penelitian, secara umum, memuat: (1) rancangan/desain penelitian, (2)
lokasi penelitian, (3) teknik pengumpulan data,

dan (4) teknik analisis

data.
Rancangan menampung serangkaian kegiatan ilmiah yang akan
dijalani seorang penulis, baik secara empirik maupun teoretis. Rancangan
penelitian merupakan strategi mengatur latar penelitian agar peneliti
memperoleh data yang akurat sesuai dengan karakteristik variabel dan
tujuan penelitian. Pemilihan rancangan penelitian mengacu pada rumusan
hipotesis yang akan diuji. Dalam penelitian eksperimental, rancangan
penelitian dipilih sesuai dengan jenis rancangan penelitian yang sudah
berlaku secara umum, sedangkan dalam penelitian noneksperimental,
bahasan dalam subbab rancangan penelitian berisi penjelasan tentang
jenis penelitian yang dilakukan ditinjau dari tujuan dan sifatnya, seperti
eksploratif, deskriptif, eksplanatoris, survei, korelasional atau yang lain.
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Data merupakan aspek penting dalam sebuah karya ilmiah. Data
dapat diperoleh melalui kajian lapangan dan atau kajian pustaka. Sebagai
pangkal sebuah kegiatan ilmiah, keterpercayaan data hendaknya dapat
dipertanggungjawabkan.

Hal

itu

karena

berdasarkan

data

yang

dikumpulkannya, seorang penulis berupaya menjawab permasalahan


yang diajukan. Data yang objektif dan lengkap akan memandu seorang
penulis untuk melakukan kajian secara mendalam. Pengumpulan data
merupakan upaya yang ditempuh untuk memperoleh data penelitian.
Pembahasan tentang pengumpulan data, mencakup: (1) teknik yang
dipakai dalam pengumpulan data, (2) personal yang terlibat dalam proses
pengumpulan data, dan (3) jadwal pelaksanaan pengumpulan data.
Teknik

analisis

data

merupakan

cara

yang

dipakai

untuk

menganalisis data penelitian. Pembahasan tentang teknik analisis data,


meliputi: (1) jenis teknik analisis data, (2) alasan pemilihan jenis teknik
analisis data, dan (3) rincian tentang teknik analisis data yang dipilih (jika
teknik yang dipilih kurang populer).
Secara
menggunakan

garis

besar

empat

metode

teknik,

pengumpulan

yaitu:

a)

data

wawancara

lapangan

ini

mendalam,

b)

observasi), c) dokumen, dan d) diskusi kelompok. Wawancara mendalam


dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan sejumlah informan, sesuai
dengan

kompetensinya

dalam

rangka

memperoleh

data.

Informan

ditentukan secara purposif, dengan mempertimbangkan kompetensi


masing-masing dalam kaitannya dengan pengumpulan data.
Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran umum wilayah
penelitian. Teknik dokumen dikaitkan dengan berbagai dokumen yang ada
di lapangan, baik formal yang tersimpan di lembaga-lembaga resmi
pemerintah maupun informal yang dimiliki secara pribadi oleh anggota
masyarakat tertentu. Diskusi kelompok dilakukan dengan mengmpulkan
sejumlah informan. Informasi diperoleh melalui hasil diskusi tersebut.
Metode dan teknik di atas ditunjang dengan sejumlah instrumen yang
relevan, seperti pedoman wawancara, alat rekam, kamera foto, alat-alat
untuk mencatat, simulasi, dan sebagainya.
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Sebagai multidisiplin metode analisis data dilakukan secara eklektik,
baik terhadap teori, metode, teknik, instrumen, dan data, maupun peneliti
apabila penelitian dilakukan oleh tim peneliti. Analisis dilakukan sejak
pengumpulan data di lapangan, dilanjutkan dengan analisis data itu sendiri.
Analisis dilakukan secara induktif sekaligus emik, pemahaman atas dasar
hakikat data itu sendiri, sebagai data alamiah.

AKASI CONTOH

l. Jadwal Penelitian

Bagian ini memuat rencana waktu yang digunakan untuk sebuah


penelitian (perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan). Untuk jenis-jenis
penelitian tertentu, jadwal disesuaikan dengan pemberi dana (anggaran),
karena hal ini terkait dengan pelaporan penelitian. Jadwal ini penting

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
disusun

oleh

peneliti

agar

lama

waktu

yang

digunakan

untuk

merencanakan, melaksanakan, serta melaporkan sesuai dengan waktu


yang dikehendaki.
Sebagai contoh, di bawah ini disajikan satu contoh jadwal penelitian.
Misalnya, penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu sepuluh (10) bulan
sesuai
dengan
anggaran, maka jadwal kegiatannya sebagai berikut.
Contoh;
Judultahun
Penelitian
Tim Penulis MPK Bahasa Indonesia

Contoh; Judul Penelitian

m. Personalia Penelitian

Berisi biodata singkat peneliti dan anggotanya.

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah

n. Biaya Penelitian

Berisi perencanaan biaya yang diperlukan untuk satu penelitian


Contoh; Biaya
Penelitian dan pelaporan). Simak contoh di bawah ini.
(perencanaan,
pelaksanaan,

Contoh: Daftar Rujukan


Alwi, Hasan, dkk. 1998. Tata Bahasa Buku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Belawati, Tim. 2003. Materi Pokok pengembangan Buku Ajar Edisi ke Satu. Jakarta: Universitas Terbuka.
Bloom, dkk. 1956. Taxonomy Of Objective Cognitive Domain. New York: David Mc. Key.
Borich, G.D. 1994. Observation Skill For Effective Teaching. New York: Macmillan Publishing Company.
Borich, G.D.o.1994.
Observation
Skill For Effective Teaching. New York: Macmillan Publishing Company.
Daftar
Rujukan
BSNP. 2006. Sosialisai Penilaian Buku Teks Pelajaran. Jakarta: IKAPI, Pusbuk, dan BSNP.

Daftar rujukan adalah kumpulan buku atau sumber lain yang benarbenar diacu atau dirujuk sebagai sumber penulisan proposal penelitian.

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
p. Lampiran

Lampiran tidak selalu ada dalam usulan penelitian. Hal yang perlu
dilampirkan dalam usulan penelitian adalah berkas-berkas yang sesuai
dengan keperluan dan mendukung penguatan usulan ini.

Petunjuk:
Contoh: Daftar Rujukan
Berikan penilaian atau pendapat anda dengan memberikan tanda check list () pada kolom yang tersedia sesuai dengan pernyataan berikut ini de
4: sangat baik
3: baik
2: kurang baik
1: tidak baik
Komentar dan saran perbaikan
..........
..........
..........
..........
..........
..

3. Penelitan Kegiatan

Surabaya, 2015
Mahasiswa,

__________________________

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Bagi sebuah organisasi (kepanitiaan), menyusun proposal kegiatan
merupakan langkah yang sangat penting, karena langkah ini dapat
menentukan berhasil tidaknya seluruh kegiatan. Sebelum seseorang
(organisasi, panitia) memulai dengan kegiatannya maka ia harus
membuat perencanaan tertulis yang biasa disebut dengan proposal
kegiatan. Di dalam istilah tersebut terkandung pengertian suatu usulan.
Kelihatannya, sebuah kegiatan bukan hanya untuk organisasinya saja,
karena kata mengusulkan mengandung makna bahwa sesuatu masih
menunggu jawaban atau izin dari pihak lain.
Penyusunan proposal kegiatan merupakan bagian dari rangkaian
kegiatan dan sebagai langkah awal untuk melaksanakan kegiatan.
Dengan membuat proposal seseorang dituntut untuk merumuskan
dengan jelas apa tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian sebuah
organisasi dapat mengayunkan langkah dengan pasti dalam
melaksanakan kegiatannya tanpa adanya keraguan lagi.
Proposal kegiatan umum ialah proposal yang berisi usulan atau
rencana kegiatan yang bersifat umum, misalnya, kegiatan bazar, bakti
sosial, pesantren kilat, atau LDKS (Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa).
Sistematika proposal kegiatan umum berbentuk sederhana (salah
satu pilihan contoh sistematika), yaitu meliputi :
(1) nama kegiatan (judul)
(2) latar belakang atau dasar pemikiran
(3) maksud dan tujuan
(4) sasaran/ruang lingkup
(5) waktu dan tempat kegiatan
(6) penyelenggara/panitia kegiatan
(7) program/jadwal kegiatan
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
(8) anggaran biaya
(9) penutup.
Proposal yang sering dibuat oleh mahasiswa antara lain : 1)
Proposal pengajuan acara/kegiatan; 2) Proposal perizinan; 3) Proposal
permohonan dana; 4) Proposal sponsorship; 5) Proposal Magang /Praktek
Kerja; 6) Proposal penulisan tugas akhir. Beda tujuan, maka berbeda juga
isi dari proposal yang akan dibuat. Berikut ini sekilas akan saya bahas
sesuai pengalaman saya membuat proposal agar suatu acara atau
kegiatan dapat terlaksana.
1) Proposal Pengajuan Acara atau Kegiatan; Perizinan; dan
Permohonan Dana
Proposal ini biasanya ditujukan kepada pihak kampus tempat
organisasi mahasiswa itu berada, bisa ke pihak Dekanat atau
Rektorat tergantung peraturan masing masing kampus. Tampilan
dari proposal ini umumnya formal, berbeda dengan proposal
sponsorship. Sistematikanya yaitu :
a. Pendahuluan
Bagian ini menguraikan secara singkat-jelas-padat apa yang
melatarbelakangi diadakannya suatu kegiatan dan mengapa
kegiatan ini perlu untuk diadakan. Bisa dimasukkan isu isu
yang sedang berkembang, apa hubungannya dengan organisasi
mahasiswa yang mengadakan, manfaat yang dapat diperoleh
dari kegiatan ini. Untuk bagian pendahuluan jangan terlalu
panjang cukup satu halaman dan paling banyak 1 halaman.
b. Maksud dan Tujuan Kegiatan
Uraikan per-point maksud dan tujuan dari kegiatan tersebut
Contoh :
1. Melalui kegiatan ini diharapkan..
2. Menambah pengetahuan, wawasan.(dst)
3. .Dst.
c. Kegiatan
Sebutkan apa nama acara ini, bentuk kegiatannya, siapa
pesertanya.
d. Waktu dan Tempat Kegiatan
Sebutkan kapan pelaksanaannya dan dimana diadakannya.
e. Susunan Panitia
f. Susunan Acara
g. Anggaran Biaya
Anggaran biaya ini harus disusun berdasarkan survey terlebih
dahulu atas semua keperluan dan kebutuhan dalam kegiatan
yang akan dilaksanakan, jangan sampai panitia kekurangan
dana nantinya. Bagian inilah yang paling diperhatikan baik oleh
Dekanat, Rektorat dan Pihak Sponsor. Bagian ini bisa
dipaparkan langsung dalam bab ini, atau terlampir (setelah
penutup).
h. Penutup
Biasanya cukup satu paragraph saja, mengutarakan harapan
agar kegiatan ini dapat terlaksana dan kerjasama pihak terkait
serta ucapan terima kasih. Diikuti tanda tangan dari ketua
panitia dan pihak Dekanat selaku Pembina atau pelindung
3.

MENGAMATI

KASUS 1

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Bacalah teks berikut dibawah ini!

PROPOSAL SKRIPSI: PENGARUH CARA


BELAJAR
JUDUL: PENGARUH CARA BELAJAR
TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
KELAS 1 JURUSAN ADMINISTRASI
PERKANTORAN PADA MATA DIKLAT
MELAKUKAN PROSEDUR ADMINISTRASI
DI SMK PGRI 2 MALANG TAHUN
PELAJARAN 2005/2006

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam
meningkatkan
kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa
Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa. Pemerintah merumuskan dalam Undang-Undang
Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
yang menjelaskan bahwa pendidikan dilakukan agar mendapatkan tujuan
yang diharapkan bersama yaitu: Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab (Pasal 3 UU RI No 20/ 2003).
Jadi jelaslah pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan
sengaja agar anak didik memiliki sikap dan kepribadian yang baik,
sehingga penerapan pendidikan harus diselengggarakan sesuai dengan
Sistem Pendidikan Nasional berdasarkan UU No 20/ 2003. Menurut UU RI
No 20/ 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional jenis dari pendidikan
menengah salah satunya adalah sekolah menengah kejuruan(SMK).
Penjelasan pasal 15 menjelaskan bahwa

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta diklat terutama untuk bekerja dalam bidang
tertentu.Pemberlakuan kurikulum 2004 dilaksanakan dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
merupakan upaya antisipatif untuk mencegah kesenjangan antara hasil
pendidikan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat yang akan selalu
berkembang. Kesenjangan antara hasil pendidikan kejuruan dengan
tuntutan kebutuhan masyarakat terlihat dari tingkat pengetahuan dan
penguasaan ketrampilan lulusan SMK yang masih belum sepadan dengan
tuntutan dunia kerja, serta belum sesuainya bidang keahlian mereka
dengan bidang-bidang pekerjaan yang dibutuhkan dunia kerja. Masalah
tersebut menjadi sebab meningkatnya jumlah lulusan SMK yang
mengganggur dan mengalami kesulitan mendapatkan pekerjaan sesuai
dengan ijasah kejuruannya.
Sejalan dengan pemberlakuan kurikulum SMK edisi 2004 dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan kejuruan, masalah yang harus
mendapat perhatian adalah masalah cara belajar siswa. Mengingat
keberhasilan pencapaian tujuan belajar tidak hanya semata-mata
ditentukan faktor kurikulum melainkan factor cara belajar yang juga
sangat menentukan berhasil tidaknya kegiatan pendidikan.
Thabrany(1993) mengemukakan bahwa cara belajar merupakan
faktor kunci yang menentukan berhasil tidaknya belajar. Hal ini sangat
penting mengingat siswa SMK disiapkan sebagai tenaga kerja terampil
guna memasuki dunia kerja. Dalam hal ini agar tujuan tersebut tercapai
maka tingkat penguasaan dan keterampilan serta bidang keahlian lulusan
SMK harus sesuai dengan tuntutan kebutuhan dunia kerja.
Cara belajar merupakan suatu cara bagaimana siswa melaksanakan
kegiatan belajar misalnya bagaimana mereka mempersiapkan belajar,
mengikuti pelajaran, aktivitas belajar mandiri yang dilakukan, pola belajar
mereka, cara mengikuti ujian. Kualitas cara belajar akan menentukan
kualitas hasil belajar yang diperoleh. Cara belajar yang baik akan
menyebabkan berhasilnya belajar, sebaliknya cara belajar yang buruk
akan menyebabkan kurang berhasil atau gagalnya belajar [The Liang Gie
(1984)].http://skripsistikes.wordpress.cm Masalah cara belajar dewasa ini
perlu mendapat perhatian karena kualitas cara belajar siswa SMK cukup
memprihatinkan.
Dari hasil pengamatan dan wawancara peneliti kepada siswa SMK
PGRI 2 Malang khususnya kelas 1 Jurusan Administrasi Perkantoran
umumnya mereka kurang memiliki kemauan bekerja keras untuk meraih
keberhasilan/ prestasi belajar. Mereka umumnya hanya belajar saat
menghadapi ujian, jarang sekali melakukan studi atau belajar secara rutin.
Sukir (1995) mengemukan bahwa masih cukup banyak siswa yang
mempunyai cara belajar kurang baik seperti belajar dengan waktu yang
tidak teratur (tidak memiliki jadwal), belajar sambil menonton TV atau
mendengarkan radio, melakukan belajar dengan berpindah-pindah, sering
terlambat masuk sekolah, dan hanya belajar pada waktu menghadapi
ujian saja.
Buruknya cara belajar merupakan salah satu faktor penyebab
rendahnya hasil belajar sehingga menyebabkan menurunnya mutu

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
pendidikan. Slameto (2002) mengemukakan bahwa faktor cara belajar
yang buruk merupakan penyebab masih cukup banyaknya siswa yang
sebenarnya pandai tetapi hanya meraih prestasi yang tidak lebih baik dari
siswa yang sebenarnya kurang pandai tetapi mampu meraih prestasi yang
tinggi karena mempunyai cara belajar yang baik. Aspek lain yang perlu
mendapat perhatian berkaitan dengan cara belajara siswa adalah
karakteristik mata diklat yang dipelajari. Setiap mata diklat memiliki sifat
maupun ciri khusus yang berbeda dengan mata diklat lainnya.
Menurut Winkel (1996: 245) dilihat dari segi sasaran belajar
karakteristik mata diklat
dibedakan menjadi 1) Menuntut kemampuan pengetahuan, 2)
Mengutamakan aspek sikap, 3) Mengutamakan aspek ketrampilan. Dari
hasil observasi awal di SMK PGRI 2 Malang saat penulis menjalani Program
Praktek Lapangan (PPL) diperoleh data bahwa sebagian siswa mengalami
kesulitan dalam menerima dan mempelajari materi pelajaran Melakukan
Prosedur Administrasi. Kesulitan yang dihadapi siswa dalam materi
tersebut mungkin disebabkan oleh cara belajar yang kurang sesuai.
Dimana pada akhirnya masalah ini berdampak pada rendahnya prestasi
belajar siswa dilihat dari nilai Ulangan Harian siswa.
Cara belajar bukanlah satu-satunya variabel yang berhubungan
dengan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Masih banyak variabel
lain yang mempengaruhi antara lain motivasi dan minat belajar,
lingkungan, sarana, prasarana, guru, dan lain sebagainya. Jadi dalam
penelitian ini hanya meneliti tentang cara belajar siswa, sehubungan
dengan masih rendahnya prestasi belajar yang dicapai oleh siswa.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka
penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang Pengaruh Cara
Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas 1 Jurusan Administrasi
Perkantoran Pada Mata Diklat Melakukan Prosedur Administrasi Di SMK
PGRI 2 Malang Tahun Pelajaran 2005/2006.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka
rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pola-pola cara belajar siswa kelas 1 dalam mempelajari
mata diklat
Melakukan Prosedur Administrasi di SMK PGRI 2 Malang ?
2. Bagaimana prestasi belajar siswa kelas 1 pada mata diklat Melakukan
Prosedur
Administrasi di SMK PGRI 2 Malang ?
3. Adakah pengaruh cara belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa
kelas 1
pada mata diklat Melakukan Prosedur Administrasi di SMK PGRI 2
Malang ?
C. Tujuan Penelitian

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan dari
penelitian yaitu:
1. Mengetahui tentang pola-pola cara belajar siswa kelas 1 dalam
mempelajari
mata diklat Melakukan Prosedur Administrasi di SMK PGRI 2 Malang.
2. Mengetahui prestasi belajar siswa kelas 1 pada mata diklat
Melakukan
Prosedur
Administrasi
di
SMK
PGRI
2
Malang.http://skripsistikes.wordpress.com
3. Mengetahui pengaruh cara belajar siswa terhadap prestasi belajar
siswa kelas 1
pada mata diklat Melakukan Prosedur Administrasi di SMK PGRI 2
Malang.
D. Hipotesis Penelitian
Menurut PPKI (2000: 12) hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap masalah penelitian yang secara teoritis diangggap paling
mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Sehubungan dengan
permasalahan penelitian ini yaitu mengenai ada tidaknya pengaruh cara
belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas 1 pada mata diklat
Melakukan Prosedur Administrasi SMK PGRI 2 Malang Tahun Pelajaran
2005/2006 hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Ha : Ada
pengaruh yang signifikan antara cara belajar terhadap prestasi belajar
siswa kelas 1 pada mata diklat Melakukan Prosedur Administrasi di SMK
PGRI 2 Malang Tahun Pelajaran 2005/ 2006. Ho : Tidak ada pengaruh yang
signifikan antara cara belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas 1 pada
mata diklat Melakukan Prosedur Administrasi di SMK PGRI 2 Malang Tahun
Pelajaran 2005/ 2006. Hipotesis yang diajukan selanjutnya akan diuji
kebenarannya dengan bantuan statistik dengan data-data yang
terkumpul.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Bagi Universitas Negeri Malang.
Dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan untuk penelitian
selanjutnya
hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pengetahuan
tentang
prestasi belajar yang ada hubungannya dengan cara belajar yang
dimiliki
siswa.http://skripsistikes.wordpress.com
2. Bagi Sekolah Menengah Kejuruan PGRI 2
Dengan mengetahui pengaruh cara belajar terhadap prestasi belajar
maka
diharapkan dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam rangka
pembinaan dan pengembangan sekolah yang bersangkutan.
3. Bagi Guru
Sebagai masukan dalam mengelola dan meningkatkan strategi belajar

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
mengajar serta mutu pengajaran. Dengan mengetahui pola-pola cara
belajar
siswa maka guru dapat menyesuaikan proses belajar mengajar yang
diciptakan.
4. Bagi Siswa
Dengan mengetahui pengaruh cara belajar terhadap prestasi belajar
maka
diharapkan dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk
menyesuaikan
cara belajar sehingga dapat diperoleh prestasi yang memuaskan.
5. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan
dengan terjun langsung ke lapangan dan memberikan pengalaman
belajar
yang menumbuhkan kemampuan dan ketrampilan meneliti serta
pengetahuan
yang lebih mendalam terutama pada bidang yang dikaji.
F. Asumsi Penelitian
Menurut PPKI (2000: 13) asumsi penelitian adalah anggapananggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berfikir dan
dalam melakukan penelitian. Dalam melakukan penelitian ini peneliti
menggunakan beberapa asumsi dasar sebagai berikut:
1. Perbedaan tingkat intelegensi dianggap tidak mempunyai pengaruh
yang
berarti.http://skripsistikes.wordpress.com
2. Masing-masing siswa belajar menurut caranya sendiri.
3. Semua siswa memperoleh fasilitas dan kesempatan yang sama
dalam menerima pelajaran mata diklat Melakukan Prosedur
Administrasi.
4. Sekolah telah melaksanakan evaluasi belajar secara benar sehingga
nilai-nilai
hasil belajar siswa pada mata diklat Melakukan Prosedur
Administrasi yang
tercantum didalam buku raport semester gasal merupakan
pencerminan prestasi belajar siswa yang sesungguhnya.

G. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian


1. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup ini meliputi cara belajar dan prestasi belajar mata
diklat Melakukan Prosedur Administrasi. Populasi dalam penelitian ini yaitu

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
semua siswa kelas 1 Jurusan Administrasi Perkantoran SMK PGRI 2 Malang.
Penjabaran variabel, sub variabel dan indikator pada tabel 1.
2. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian di SMK PGRI 2 Malang ini peneliti hanya membatasi pada
hal-hal tertentu saja yaitu:
1.

Penelitian ini hanya menggunakan sampel siswa kelas 1


jurusan
Administrasi Perkantoran di SMK PGRI 2 Malang tahun
pelajaran
2005/2006.
2. Prestasi belajar siswa pada mata diklat Melakukan Prosedur
Administrasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai raport
semester gasal 2005/2006.
H. Definisi Operasional
Untuk menghindari persepsi dan kesamaan konsep dalam mengartikan
istilah
maka
perlu
ditegaskan
beberapa
istilah
sebagai
berikut:http://skripsistikes.wordpress.com
1. Pengaruh adalah hubungan sebab-akibat yang ditimbulkan oleh dua
variabel
(variabel bebas dan variabel terikat).
2. Cara belajar siswa adalah cara atau strategi siswa dalam usahanya
mencapai
prestasi belajar yang diharapkannya. Pada penelitian ini penulis
membagi
cara belajar menjadi 5 yaitu persiapan belajar, cara mengikuti
pelajaran,
aktifitas belajar, pola belajar dan cara mengikuti ujian.
3. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan sesorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya
4. Prestasi belajar adalah hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan
dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat
mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh siswa dalam periode
tertentu.
Dalam hal ini prestasi belajar siswa diukur berdasarkan nilai raport
siswa kelas 1 jurusan
Adminstrasi Perkantoran semester gasal tahun pelajaran 2005/ 2006
dengan alasan data mudah didapat serta obyek yang akan diteliti masih
berada di sekolah tersebut sehingga dapat mengisis angket yang
disebarkan.

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
KAJIAN PUSTAKA
A. Temuan Penelitian yang Relevan
Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan dua
penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Muhyono(2001) dalam
penelitiannya yang berjudul Hubungan Minat dan Cara Belajar Fisika
dengan Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas 1 Cawu 2 SMU N 6 Malang
Tahun Pelajaran 2000/ 2001 dan Kholifah (2003) dalam penelitiaannya
yang berjudul Pengaruh Cara dan Kebiasaan Belajar terhadap Prestasi
Belajar siswa mata pelajaran Akuntansi di Madrasah Aliyah Al-Azhar
Pasuruan . Persamaan tersebut terdapat pada pengkajian topik yang
sama tentang cara belajar siswa terhadap prestasi belajar, metode
pengumpulan datanya dengan instrument angket dan dokumentasi , jenis
penelitian ex post facto, dalam teknik analisis datanya menggunakan
analisis deskriptif korelasional. Sedangkan perbedaannya terletak pada
dua penelitiannya sebelumnya tidak hanya meneliti cara belajar tetapi
juga minat dan kebiasaan belajar, selain itu lokasi penelitian, bidang studi,
subyek
serta hasil penelitian yang disesuaikan dengan judul yang
dibahas. Untuk lebih jelasnya persamaan dan perbedaan penelitian ini
dengan dua penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2. Persamaan dan perbedaan penelitian dengan dua penelitian yang
relevan
Persamaan
Muhyono
dan perbedaan
Topik
Minat dan cara
Penelitian
belajar
tehadap prestasi
belajar fisika

Kholifah

Penelitian ini.

Cara
dan
kebiasaan
belajar terhadap
prestasi belajar
Akuntansi

Cara Belajar
terhadap
prestasi
belajar
melakukan
prosedur
administrasi

Jenis penelitian Ex post facto

Ex post facto

Ex post facto

Instrumen
penelitian

Angket dan
dokumentasi

Angket,
dokumentasi
dan
wawancara

Angket dan tes

Teknik Analisis Analisis Regresi


Data

Prosentase
regresi
berganda

dan Deskriptif
korelasional

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Lokasi
penelitian
Bidang
Mata
Diklat

SMU N 6 Malang

studi/ Fisika

Madrasah Aliyah SMK PGRI


AlAzhar
Malang
Pasuruan
Akuntansi

Melakukan
Prosedur
Administrasi

Subyek/
sampel

Siswa kelas 1 Siswa Madrasah


Cawu 2
Aliyah kelas 1, 2,
Tapel 2000/2001 dan
3

Siswa kelas 1
Jurusan
Administrasi
perkantoran
Tapel
2005/2006
semester
gasal

Tujuan
Penelitian

Mengetahui
hubungan
minat dan cara
belajar
fisika terhadap
prestasi belajar

Mengetahui
pengaruh
cara
belajar
terhadap
prestasi
belajar mata
diklat
Melakukan
Prosedur
Administrasi
terhadap
prestasi
belajar

Hasil
Penelitian

Sesuai
dengan Sesuai
dengan
tujuan
tujuan
penelitian
penelitian

Mengetahui
pengaruh
cara
dan
kebiasaan
belajar terhadap
prestasi belajar

(Sumber: Peneliti, 2005)http://skripsistikes.wordpress.com


B. Pengertian Belajar
Belajar menurut Slameto (2003:2) secara psikologis adalahSuatu
proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
atau belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan sesorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Skinner dalam Dimyati(2002:9) menyatakan belajar
adalah suatu perilaku pada saat orang belajar maka responnya menjadi
lebih baik. Sehingga dengan belajar maka orang akan mengalami
perubahan tingkah laku.
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan suatu proses dimana didalamnya terjadi suatu interaksi antara
seseorang (siswa) dengan lingkungannya yang mengakibatkan adanya
perubahan tingkah laku yang akan memberikan suatu pengalaman baik
bersifat kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik
(keterampilan).

C. Cara belajar
1. Pengertian Cara Belajar
Cara belajar pada dasarnya merupakan satu cara atau strategi
belajar yang diterapkan siswa, hal ini sesuai dengan pendapat The Liang
Gie (1987:48) yang mengemukakan bahwa cara belajar adalah rangkaian
kegiatan yang dilaksanakan dalam usaha belajarnya. Hamalik (1983: 38)
secara lebih jelas mengemukakan bahwa cara belajar adalah
kegiatankegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan situasi belajarnya,
misalnya kegiatan-kegiatan dalam mengikuti pelajaran, menghadapi
ulangan/ ujian dan sebagainya.
Dari pendapat-pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa cara
belajar siswa adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan siswa pada
situasi
belajar
tertentu,
kegiatan-kegiatan
tersebut
merupakan
pencerminan usaha belajar yang dilakukannya.
2. Aspek-aspek Cara Belajar
Aspek-aspek yang diteliti dalam cara belajar menurut Thabarany
(1994: 43) adalah:
(1)

Persiapan belajar Siswa

Pada hakekatnya setiap pekerjaan yang akan dilakukan harus


dipersiapkan terlebih dahulu.Dengan persiapan sebaik-baiknya maka
kegiatan/pekerjaan akan dapat dilaksanakan dengan baik sehingga akan
memperoleh keberhasilan. Demikian pula halnya dengan belajar,
beberapa persiapan yang perlu dilakukan dalam belajar menurut
Thabrany (1994:49) adalah:
a. Persiapan mental
Persiapan mental yang dimaksud adalah bahwa tekad untuk belajar
benar-benar sudah siap. Menurut Gie (1987:58) persiapan mental
merupakan upaya menumbuhkan sikap mental yang diperlukan dalam

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
belajar. Lebih lanjut dijelaskan bahwa persiapan mental yang perlu
dilakukan adalah:
1.
2.
3.
4.

Memahami arti/ tujuan belajar


Kepercayaan pada diri sendiri
Keuletan
Minat terhadap pelajaran

b. Persiapan sarana
Thabrany (1994: 48) mengemukakansarana yang dibutuhkan
dalam belajar yaitu ruang belajar dan perlengkapan belajar

1. Ruang Belajar
Menurut Thabrany (1994: 48) Ruang belajar mempunyai peranan
yang cukup besar dalam menentukan hasil belajar seseorang.
Persyaratan yang diperlukan untuk ruang belajar adalah: bebas dari
gangguan, sirkulasi dan suhu udara yang baik, penerangan yang
memadai.
2. Perlengkapan belajar
Thabrany (1994:53) menjelaskan perlengkapan belajar yang perlu
disiapkan dalam belajar adalah:
a. Perabot belajar seperti meja, kursi, dan rak buku
b. Buku pelajaran
c. Buku catatan
d. Alat-alat tulis
(2) Cara mengikuti pelajaran
Langkah-langkah dalam mengikuti pelajaran yang perlu dilakukan
adalah melakukan persiapan-persiapan dengan mempelajari materimateri
yang akan dibahas dan meninjau kembali materi sebelumnya, bersikap
afektif selama kegiatan belajar sampai KBM berakhir.
Menurut Hamalik (1983:50) langkah-langkah/cara mengikuti pelajaran
yang baik adalah:
1. Persiapan, yang harus dilakukan adalah mempelajari bahan pelajaran
yang sebelumnya diajarkan, mempelajari bahan yang akan dibahas dan
merumuskan pertanyaan tentang materi/bahan pelajaran yang belum
dipahami.
2. Aktivitas selama mengikuti pelajaran, hal yang perlu diperhatikan
selama mengikuti pelajaran antara lain kehadiran, konsentrasi, catatan

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
pelajaran,
dan
partisipasi
terhadap
belajar.http://skripsistikes.wordpress.com
3. Memantapkan hasil belajar, Suryabrata (1989:37) mengemukakan
bahwa untuk memantapkan hasil belajar maka harus membaca
kembali catatan pelajaran (3) Aktivitas belajar mandiri Bentuk aktivitas
belajar mandiri yang dilakukan siswa dapat berupa kegiatan-kegiatan
belajar yang dilakukan sendiri ataupun kegitankegiatan belajar yang
dilakukan sendiri ataupun kegiatan belajar yang dilakukan secara
berkelompok.
1. Aktivitas belajar sendiri
Yang dapat dilakukan berupa, membaca bahan-bahan pelajaran dari
berbagai sumber informasi selain buku-buku pelajaran, membuat
ringkasan bahn-bahan pelajaran yang telah dipelajari, menghafalkan
bahan-bahan pelajaran, mengerjakan latihan soal dan lain
sebagainya.
2. Aktivitas belajar kelompok
Adapun yang dapat dilakukan dalam belajar antara lain,
mendiskusiakn bahan-bahan pelajaran yang belum dimengerti,
membahas penyelesaian soal-soal yang sulit dan saling bertanya
jawab untuk memperdalam penguasaan bahan-bahan pelajaran.
(4) Pola belajar Siswa
Pola belajar adalah cara siswa melaksanakan suatu kegiatan
belajar yaitu bagaimana siswa mengatur dan melaksanakan
kegiatankegiatan belajarnya. Pola belajar siswa menunjukkan apakah
siswa membuat perencanaan belajar, bagaimana mereka melaksanakan
dan menilai kegiatan belajarnya.
(5) Cara siswa mengikuti ujian
Agar mendapatkan hasil yang baik dalam ulangan baik ulangan
harian maupun ulangan semester sebagai modal utama adalah
penguasaan materi-materi pelajaran yang baik. Oleh karena itu sejak awal
siswa harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya.
Beberapa hal yang harus diperhatikan agar mendapatkan hasil baik
dalam ulangan adalah:
a. Persiapan menghadapi ulangan; kegiatan belajar untuk menghadapi
ulangan, dan mempelajari/ mengauasai materi ulangan serta
mempersiapkan perlengkapan ulangan seperti alat-alat tulis.
b. Saat ulangan berlangsung; harus benar-benar memahami soal,
tenang, mengerjakan dari hal yang termudah dan meneliti setelah
selesai.
c. Setelah ulangan selesai; Hamalik (1983: 62) mengemukakan yang
perlu dilakukan setelah ulangan berakhir adalah memeriksa kembali
jawaban-jawaban yang dibuat dalam ulangan.
D. Prestasi Belajar

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Menurut Djalal (1986: 4) bahwa prestasi belajar siswa adalah
gambaran kemampuan siswa yang diperoleh dari hasil penilaian proses
belajar siswa dalam mencapai tujuan pengajaran. Sedangkan menurut
Kamus bahasa Indonesia Millenium (2002: 444)prestasi belajar adalah
hasil yang telah dicapai atau dikerjakan. Prestasi belajar menurut
Hamalik (1994: 45) adalah prestasi belajar yang berupa adanya
perubahan sikap dan tingkah laku setelah menerima pelajaran atau
setelah mempelajari sesuatu.
Berdasarkan pengertian diatas maka yang dimaksudkan dengan
prestasi belajar adalah hasil belajar/ nilai pelajaran sekolah yang dicapai
oleh siswa berdasarkan kemampuannya/usahanya dalam belajar. Prestasi
belajar merupakan hasil yang telah dicapai dari suatu proses belajar yang
telah dilakukan, sehingga untuk mengetahui sesuatu pekerjaan berhasil
atau tidak diperlukan suatu pengukuran. Pengukuran adalah proses
penentuan luas/ kuantitas sesuatu (Nurkancana, 1986: 2).
Dalam kegiatan pengukuran hasil belajar, siswa dihadapkan pada
tugas, pertanyaan atau persoalan yang harus dipecahkan/dijawab. Hasil
pengukuran tersebut masih berupa skor mentah yang belum dapat
memberikan informasi kemampuan siswa. Agar dapat memberikan
informasi yang diharapkan tentang kemampuan siswa maka diadakan
penilaian terhadap keseluruhan proses belajar mengajar sehingga akan
memperlihatkan banyak hal yang dicapai selama proses belajar mengajar.
Misalnya pencapaian aspek kognitif, aspek afektif dan aspek
psikomotorik. Prestasi belajar menurut Bloom meliputi 3 aspek yaitu
kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam penelitian ini yang ditinjau
adalah aspek kognitif yang meliputi: pengetahuan, pemahaman, dan
penerapan. Prestasi belajar ditunjukkan dengan skor atau angka yang
menunjukkan
nilai-nilai
dari
sejumlah
mata
pelajaran
yang
menggambarkan pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa,
serta untuk dapat memperoleh nilai digunakan tes terhadap mata
pelajaran terlebih dahulu. Hasil tes inilah yang menunjukkan keadaan
tinggi rendahnya prestasi yang dicapai oleh siswa.
Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat
keberhasilan yang dicapai oleh siswa kelas 1 Jurusan Administrasi
Perkantoran SMK PGRI 2 Malang melalui nilai raport semester gasal tahun
ajaran 2005/2006 mata diklat melakukan prosedur administrasi.
E. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Cara Belajar
Belajar dan cara belajar memiliki faktor-faktor yang dapat
mempengaruhinya. Belajar sebagai proses atau aktivitas yang
diisyaratkan oleh banyak sekali hal-hal atau faktor-faktor. Faktor-faktor
tersebut dapat berasal dari dalam maupun luar siswa tersebut. Menurut
Suryabrata(2002:233) adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
cara belajar adalah:http:
Faktor dari dalam diri siswa meliputi:

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
(1) Faktor psikis yaitu: IQ, kemampuan belajar, motivasi belajar, sikap dan
perasaan , minat dan kondisi akibat keadaan sosiokultural.
(2) Faktor fisiologis dibedakan menjadi 2 yaitu: 1). Keadaan tonus jasmani
pada umumnya, hal tersebut melatarbelakangi aktivitas belajar,
keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan
jasmani yang kurang segar, 2). Keadaan fungsi fungsi fisiologis tertentu.
Faktor dari luar diri siswa:
(1)

Faktor pengatur belajar mengajar di sekolah yaitu kurikulum


pengajaran, disiplin sekolah, fasilitas belajar, pengelompokan siswa
(2) Faktor-faktor sosial di sekolah yaitu sistem sekolah, status sosial siswa,
interaksi guru dengan siswa.
(3) Faktor situasional yaitu keadaan sosial ekonomi, keadaan waktu dan
tempat, dan lingkungan.
F. Mata Diklat Melakukan Prosedur Administrasi
Kurikulum SMK Berbasis Kompetensi (KBK) 2004

dalam

Dalam KBK SMK 2004 mata diklat melakukan prosedur administrasi


merupakan mata diklat produktif.
1. Pengertian Mata Diklat Melakukan Prosedur Administrasi Melakukan
prosedur administrasi merupakan kegiatan yang berhubungan
dengan surat menyurat atau korespodensi di dalam dunia kerja.
Surat menyurat memegang peranan yang penting di dalam dunia
kerja sehingga surat harus ditangani secara khusus dan profesional
dan oleh orang yang betul- betul mampu menangani secara baik
dan terorganisir.
2. Fungsi dan Tujuan Mata Diklat Melakukan Prosedur Administrasi
Fungsi Mata Diklat Melakukan Prosedur Administrasi adalah
mengembangkan kemampuan siswa secara kognitif, afektif dan
psikomotorik tentang kegiatan korespodensi yang sangat penting
dikuasai oleh lulusan SMK dalam dunia kerja juga kehidupan seharihari.
2. Ruang
Lingkup
Administrasi
Sub Kompetensi

Mata

Diklat

Melakukan

Prosedur

Lingkup Belajar

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
1. Proses
dokumen- a. Tata persuratan
dokumen kantor
b. Tata naskah/ dokumen
2. Dasar Surat Menyurat
kantor
a. Bahasa Surat Bisnis
3. Mengurus/
menjaga b. Bahasa Surat Dinas
sistem dokumen
a. Macam-macam dokumendokumen kantor
b. Referensi dan sistem indeks
c. Sistem penomoran surat
(Sumber: KBK SMK 2004)
4. Sistem Evaluasi Hasil Belajar
Menurut Ralph Tyler (dalam Arikunto, 2002: 3)evaluasi merupakan
sebuah
prosentase pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana dalam hal
apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai. Menurut Dimyati
(2002:200) yang dimaksud dengan evaluasi hasil belajar adalah proses
untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian dan/atau
penguluran hasil belajar. Berdasarkan pengertian evaluasi hasil belajar
kita dapat ketahui bahwa tujuan utamanya adalah untuk mengetahui
tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai
berupa huruf atau kata atau simbol.
Menurut Dimyati (2002:200) hasil dari kegiatan evaluasi hasil
belajar pada akhirnya difungsikan dan ditujukan untuk keperluan berikut
ini: a) Untuk diagnostik dan pengembangan, b) Untuk seleksi, c) Untuk
kenaikan kelas, d) Untuk penempatan .Sistem evaluasi hasil belajar yang
digunakan di SMK PGRI 2 Malang yaitu menggunakan tes formatif dan tes
sumatif. Menurut Arikunto (2002:47-48) tes sumatif adalah tes yang
memberikan tanda kepada siswa bahwa mereka telah mengikuti program
dan untuk menentukan posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan
kawan atau kelompoknya, maka tidak diperlukan suatu tuntutan harus
berapa tingkat penguasaan yang dicapai. Sedangkan tes formatif adalah
penilaian yang dilaksanakan pada akhir program belajar mengajar(PBM)
untuk melihat tingkat keberhasilan PBM itu sendiri
G. Pengaruh Cara belajar Terhadap Prestasi Belajar
Cara belajar pada dasarnya merupakan satu cara atau strategi
belajar yang diterapkan siswa sebagai usaha belajarnya dalam rangka
mencapai prestasi yang diinginkan. Penilaian baik buruknya usaha yang
dilakukan akan tergambar dalam bentuk prestasi. Usaha atau cara belajar
seseorang akan terlihat dari prestasi yang diperoleh oleh siswa tersebut.
Sehingga prestasi belajar yang baik juga dipengaruhi oleh cara belajar
yang
baik
pula.Sedangkan
Slameto
(2003:73)
berpendapat
bahwaBanyak siswa dan atau mahasiswa gagal atau tidak mendapat
hasil yang baik dalam belajar karena tidak mengetahui cara-cara belajar
yang efektif. Semakin baik siswa dalam mengetahui cara belajar yang
baik maka kan baik pula prestasinya.

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Pendapat lain juga dikemukakan oleh Hamalik (1983:1) yang
mengemukakan cara dan kebiasaan belajar yang tepat akan menentukan
hasil yang memuaskan, sebaliknya cara belajar yang buruk akan
memberikan hasil yang kurang memuaskan.
Dengan memiliki cara belajar yang baik nanti akan terasa bahwa
setiap usaha belajar selalu memberikan hasil yang sangat memuaskan,
ilmu yang dipelajari dapat dikuasai sehingga ujian dapat dilakukan dengan
berhasil. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan secara teoritis bahwa
Ada Pengaruh Cara Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa.
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah rencana dan sruktur penyelidikan
yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan memperoleh
jawaban
untuk
pertanyaan-pertanyaan
penelitiannya
(Kerlinger,
1990:483). Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka metode dan
jenis penelitian ini menggunakan penelitian Ex-Post Facto atau
pengukuran sesudah kejadian dan deskriptif korelasional. Metode ini
dipergunakan karena penelitian ini berusaha untuk menemukan ada
tidaknya pengaruh antara cara belajar terhadap prestasi belajar
melakukan prosedur administrasi siswa kelas 1 jurusan ADP SMK PGRI 2
Malang. Deskriptif korelasional dipandang sesuai dengan penelitian ini
karena bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang variabel yang
diteliti dan bersifat korelasi karena penelitian ini bertujuan untuk
menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa eratnya
hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu.(Arikunto, 1993:215).
Pada penelitian ini berusaha untuk menemukan ada tidaknya pengaruh
antara cara belajar terhadap prestasi belajar mata diklat melakukan
prosedur administrasi siswa kelas 1 Jurusan ADP SMK PGRI 2 Malang.
Variabel dalam penelitian ini adalah cara belajar sebagai variabel bebas X)
terhadap prestasi belajar sebagai variabel terikat (Y), hubungan tersebut
dapat digambarkan sebagai berikut:
Cara Belajar (X) -----> Prestasi Belajar (Y)
Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
B. Populasi dan Sampel
Arikunto (1998:115) berpendapat Populasi merupakan subyek
penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono (1997:57) menjelaskan
populasi. adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan
pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan populasi adalah keseluruhan
subyek penelitian yang memiliki ciri-ciri yang akan diteliti. Populasi dari
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 1 jurusan Administrasi

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Perkantoran SMK PGRI 2 Malang semester gasal tahun pelajaran 2005/
2006 yang berjumlah 88 orang.
Menurut Arikunto (2002:10) sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti. Agar sampel yang diambil mewakili data penelitian,
maka perlu adanya perhitungan besar kecilnya populasi. Arikunto
(1998:112) menyatakan bahwa: Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila
subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subyeknya
besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebihtergantung
setidak-tidaknya dari
a. Kemampuan penelitian dilihat dari segi waktu, keuangan, dan dana
b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya data
c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti
Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah population sampling yang teknik pelaksanaanya dilakukan dengan
mengambil semua sampel yang ada di dalam populasi, karena jumlah
sampel/subyek penelitian yang tidak mencapai 100 orang. Untuk lebih
jelasnya mengenai jumlah populasi dari penelitian ini dapat dilihat pada
tabel berikut
Tabel 3. Rincian jumlah populasi dan sampel dalam penelitian ini
No
1.
2.

. Kelas

1 ADP 1
1 ADP II
Jumlah
Sumber: SMK PGRI 2 Malang

Jumlah Siswa
44
44
88

C. Instrumen Penelitian
Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam instrumen penelitian adalah:
1. Pengembangan instrumen
Dalam penelitian ini, untuk mencapai hasil yang diharapkan maka
dalam pengembangan instrumennya dengan mengemukakan kisi-kisi
instrumennya.
3. Uji coba instrument
Sebelum instrumen digunakan sebagai alat pengumpul data, maka
instrument tersebut diujicobakan pada 20 siswa SMK PGRI 2 Malang yang
akan dijadikan sampel. Uji coba instrumen dimaksudkan agar instrumen
yang berupa angket harus valid dan reliabilitas sebelum disebarluaskan
kepada responden.
Kevaliditasan instrumen, apabila mempunyai validitas tinggi jika
butirbutir yang membentuk instrumen tidak menyimpang dari fungsi
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
instrumen. Untuk mendapatkan instrumen yang valid, maka peneliti akan
menguji angket melalui analisis butir soal. Mengenai hal tersebut Arikunto
(2002:169) menyatakan bahwa untuk menguji validitas setiap butir soal
maka skor-skor yang ada pada butir soal yang dimaksud dikorelasikan
dengan skor total. Teknik validitas melalui analisis butir soal dengan
rumus korelasi product moment dari pearson. Kriteria butir soal yang valid
adalah jika rxy r tabel dan butir instrumen yang dikatakan tidak valid jika
rxy r tabel
Arikunto (2002:170) menjelaskan reliabilitas menunjuk pada suatu
pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sehingga alat pengumpul data karena instrumen sudah baik.
Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabilitas akan
menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Untuk mencari reliabilitas
kebiasaan belajar dan prestasi belajar menggunakan rumus alpha.
Bila instrumen reliabel berdasarkan uji coba, maka instrumen
tersebut dapat digunakan sebagai insrtumen pengumpulan data.
Berikut klasifikasi reliabilitas adalah sebagai berikut:
Reliabilitas

Klasifikasi

0,9
0,7
0,4
0,2
0,0

Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat rendah

<
<
<
<
<

rh
rh
rh
rh
rh

1
0,9
0,7
0,4
0,2

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan


data adalah:
1. Penggalian data
Mendapatkan
data
maka
diperlukan
adanya
instrumen
pengumpulan data yaitu indikator ditransformasikan menjadi item
pertanyaan yang kemudian dikelompokkan menjadi instrumen pertanyaan
sesuai dengan variabelnya. Penelitian ini menggunakan metode statistik
maka option-option dalam angket harus diberi bobot berupa angka-angka
seperti dikemukakan oleh Arikunto (2002). Datanya berupa data
kuantitatif yaitu angka-angka, data
penelitian yang kualitatif harus diubah menjadi data kuantitatif (berupa
angkaangka yaitu dengan cara memberi skor).
2. Teknik pemberian skor
Sehubungan dengan pemakaian angket dalam pengumpulan data,
maka angket tersebut diskalakan dalam bentuk skor dengan
menggunakan skala likert, dimana penyusunan angket ini dalam bentuk
pilihan ganda dengan 5 pilihan ganda, sehingga responden tinggal
memilih salah satu dari jumlah jawaban yang telah disediakan. Pemberian
skor terhadap alternatif jawaban yang ada dalam angket adalah sebagai
berikut:
1. Jawaban A diberi skor 5
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
2.
3.
4.
5.

Jawaban B diberi skor 4


Jawaban C diberi skor 3
Jawaban D diberi skor 2
Jawaban E diberi skor 1
Kemudian skor tersebut diklasifikasikan menjadi 5 yaitu: Sangat
sering,
sering, jarang, sangat jarang, tidak pernah.
D. Metode Pengumpulan Data
1. Metode Angket
Sugiyono (1997:96) menyatakan metode ini digunakan bila
responden jumlahnya besar dapat membaca dengan baik dan dapat
mengungkapkan hal-hal yang sifatnya rahasia. Metode ini digunakan
untuk memperoleh data mengenai cara belajar siswa berupa pertanyaan
dalam pilihan ganda kepada siswa kelas 1 SMK PGRI 2 Jurusan
Administrasi
Perkantoran.
2. Metode Dokumentasi
Arikunto (2002:135) mengatakan Dokumentasi asal katanya
dokumen,
yang
artinya
barang-barang
yang
tertulis.
Dalam
melaksanakan metode dokumentasi, menyelidiki benda-benda tertulis
seperti buku-buku, majalah, peraturan-peraturan, dengan catatan harian,
serta dokumen. Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai
jumlah siswa, gambaran
umum SMK PGRI 2 Malang, data prestasi belajar nilai semester gasal
tahun ajaran 2005/2006 mata diklat melakukan prosedur administrasi.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengumpulan data adalah
sebagai
berikut:
a. Persipan mengisi angket, dengan memberikat angket kebiasaan
belajar kepada responden untuk diisi secara lengkap dan tidak lupa
dengan mengisi identitas responden tersebut seperti: nama dan
kelas.
b. Setelah pengisian angket kemudian pengumpulan data prestasi
belajar dengan melihat nilai raport mata diklat melakukan prosedur
administrasi di SMK PGRI 2 Malang.
c. Instrumen siap untuk diolah, dimana pengambilan data tersebut
akan dibantu oleh pihak sekolah SMK PGRI 2 Malang. Proses
pengumpulan data dilakukan dalam dua tahap yaitu ahap pertama
dengan pengumpulan data tentang cara belajar siswa dan tahap
kedua dengan pengumpulan data tentang prestasi belajar siswa.
E. Teknik Analisis Data
Arikunto (1998:236) menjelaskan bahwa yang dimaksudkan dengan
analisis data adalah pengolahan data yang diperoleh dengan
menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada sesuai dengan

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
pendekatan penelitian atau desain yang diambil. Terkait dengan hal itu
maka diperlukan adanya tehnik analisis data.
Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ada dua macam, yaitu:
(1)Teknik analisis deskriptif yaitu dengan perolehan persentase karena
penelitian ini bersifat deskriptif dan mendeskripsikan tentang
variabel bebas dan variable terikat. Menurut Nurkancana (1992:22)
langkah-langkah yang digunakan adalah:
a. Menentukan interval, dengan menggunakan rumus interval hitung
sebagai berikut:
Data terbesar data terkecil
Panjang kelas interval = --------------------------------------Jumlah kelas
b. Menentukan prosentase variabel, untuk mengetahui jumlah
perbandingan skor masing-masing variabel yaitu variabel cara belajar
yang diklasifikasikan menjadi sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat
kurang dan untuk prestasi belajar diklasifikasikan menjadi istimewa,
sangat baik, baik, cukup, dan kurang dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Rumus prosentase adalah sebagai berikut:
P = F x 100%
N
keterangan: F= frekwensi
N= jumlah subyek penelitian
P= Prosentase
(2) Analisis korelasional.
Dalam penelitian ini digunakan rumus statistik Regresi Linier
Sederhana dan teknik ini digunakan untuk mengetahui besarnya
hubungan variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dengan
persamaan Regresi Linier seperti yang disebutkan oleh Sudjana
(1996:312) sebagai berikut:
Y=a+
Regresi dengan x merupakan variabel bebasnya dan y variabel tak
bebasnya
dinamakan regresi y atas x.
Adapun perhitungan analisis regresi seperti yang tersebut diatas, peneliti
menganalisisnya dengan bantuan SPSS 10.0 For Windows.
DAFTAR RUJUKAN

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas. 2004. Kurikulum SMK Edisi 2004 Bidang Keahlian Bisnis dan
Manajemen
Program
Keahlian
Adminstrasi
Perkantoran.
Jakarta;Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Dikdasmen.
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Djalal, M.F. 1986. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa Asing. Malang: P3T
IKIP Malang
Hadi, S. 1983. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset.
Hamalik, O. 1994. Metode Belajar
Surabaya: Usaha Nasional.

dan

kesulitan-Kesulitan

Belajar.

Kerlinger, Fred N. 1990. Aspek-aspek Penelitian Behavioral. Terjemahan


oleh Landeng R. Simatupang. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Kholifah. 2003. Pengaruh Cara dan Kebiasaan Belajar terhadapPrestasi
Belajar Akuntansi Siswa Madrasah Aliyah Al- Azhar Pasuruan. Skripsi
tidak diterbitkan. Malang: FE Universitas Negeri Malang.
Martin, A, dan Bhaskara. 2002. Kamus Bahasa Indonesia Millenium.
Surabaya:
Penerbit Karina.
Muhyono. 2001. Hubungan Minat dan Cara Belajar Fisika dengan Prestasi
Belajar Fisika iswa kelas 1 cawu 2 SMU Negeri 6 Malang Tapel
2000/2001.
Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang.
Nurkancana, Wayan dan Sunartana.
Surabaya: Usaha asionalhttp

1986.

Evaluasi

Pendidikan.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta:


Rineka Cipta. Soeryabrata, S, Drs. 1989. Proses belajar Mengajar di
Pergururan Tinggi. Yogyakarta: Andi Offset.
Suryabrata, Sumadi. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Grafindo
Perkasa
Rajawali.
Sugiyono. 1997. Metodologi Penelitian Administrasi. Yogyakarta: BPFE-VII

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Sudjana, Nana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Sugiono. 2002. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta
Thabrany, H. 1994. Rahasia Kunci Sukses Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
The Liang Gie. 1987. Cara Belajar Yang Efisisen. Yogyakarya: Liberty.
Tim Tetap Penulis Universitas Negeri Malang. 2000. Pedoman Penulisan
Karya lmiah. Malang: UM Press.
Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan
Nasional, (Online), (http/// www. depdiknas.go.id/ UU RI No 20/2003Sistem Pendidikan Nasional, html, diakses 18 April 2005)
Sumber:
http://supermahasiswa.multiply.com/journal/item/5/Sukses_Membuat_Prop
osal_Penel
itian
http://skripsistikes.wordpress.com

2. MENAYA

PAK SAYA MAU


TANYA

Mari kita perhatikan contoh proposal


dengan JUDUL: PENGARUH CARA
BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR
SISWA KELAS 1 JURUSAN
ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA
MATA DIKLAT MELAKUKAN PROSEDUR
ADMINISTRASI DI SMK PGRI 2 MALANG
TAHUN PELAJARAN 2005/2006
di atas.
bukanmusis
i.blogspot.com

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Jawablah pertanyaan dibawah ini!

9. Menurut pendapat anda ada termasuk jenis proposal penelitian


apa di atas?

..

..
..
10.
Tuliskan gagasan pokok pada contoh proposal karya tulis
diatas!

..

..
..

3. MENGUMPULKAN INFORMASI

TUGAS 1

www.edu
bio.info

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
D. Dari contoh proposal karya ilmiah diatas tentukan struktur
teks dengan panduan tabel berikut!

Paragraf

Struktur Teks

Kalita Utama

C. Dari bacaan diatas anda dapat menemukan beberapa kata


seperti:
Prosedur
variable
Indicator

Metode
instrumen
sampel

A. Jelaskan kata-kata di bawah ini menurut pendapat anda


Prosedur

..

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
variable

Indicator

Metode

instrume
n

..

..

...

..

..

..

..

sampel

..

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
.

TUGAS 2

Baca dan cermati contoh proposal karya ilmiah yang berjudul


PENGARUH CARA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS 1
JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA MATA DIKLAT MELAKUKAN
PROSEDUR ADMINISTRASI DI SMK PGRI 2 MALANG TAHUN PELAJARAN
2005/2006!, selanjutnya buat ringkasan. Tulis terlebih dahulu inti-inti
kalimat tiap paragraph, kemudian gabungkan kalimat-kalimat tersebut
dengan boleh menambahakan konjungsi yang tepat agar menjadi
ringkasan yang baik. Pertahankan struktur teks dan perhatikan kaidah
Penggunaan Bahasa dalam Penulisan Karya Ilmiah agar mudah dipahami!

Inti kalimat pada contoh proposal karya ilmiah yang berjudul


PENGARUH CARA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS 1
JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA MATA DIKLAT MELAKUKAN
PROSEDUR ADMINISTRASI DI SMK PGRI 2 MALANG TAHUN PELAJARAN
2005/2006

Paragraf

Inti Kalimat

1
.

..
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah

..

..

..

..

proposal adalah rencana kerja dalam hal ini berarti seperangkat


kegiatan yang ditata secara sistematik dan runtut, yang akan
dilaksanakan oleh peneliti atau organisasi tertentu untuk melaksanakan
tujuan.
Bahasa yang digunakan dalam suatu proposal harus komunikatif,
logis, sistematis, dan lugas agar mudah dipahami pembaca. Jika
penggunaan unsur bahasa sudah ringkas, kandungan gagasan yang
diungkapkan menjadi padat dan jelas.
Berdasarkan jenisnya, proposal terbagi menjadi, proposal
penelitian dan proposal kegiatan. Proposal penelitian merupakan
sebuah rencana atau rancangan kegiatan ilmiah seorang penulis.
Proposal penelitian hendaknya ditulis secara lengkap dan jelas tetapi
ringkas

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah

Judul Teks

himappb-uny.com

Ar
gu
m

en
t

Kesimpulan

4. MENGASOSIASI

Teks
Setelaha mengumpulkan informasi dari contoh proposal
karya

tulis

ilmuah

dengan

judul

PENGARUH

CARA

BELAJAR

Argumen 2

TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS 1 JURUSAN ADMINISTRASI


PERKANTORAN PADA MATA DIKLAT MELAKUKAN PROSEDUR ADMINISTRASI
DI SMK PGRI 2 MALANG TAHUN PELAJARAN 2005/2006 pada kasus satu
di atas. cobalah anda ungkapkan dalam bentuk bagan yang
menarik!
Contoh:

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
3. Bandingkan hasil diskusi dengan teman anda dalam memahami
teks satu diatas?

..

..
..

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah

5. MENGOMUNIKASIKAN

3. Persentasikan
keratif,

jujur,

dengan
dan

santun

teks satu diatas.


4. Tanggapilah

persentasi

teman anda dengan keratif,


jujur, dan santun dengan
memberikan antusia pada
hasil

uang

prasetya.ub.ac.id

di

persentasikan.

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah

Hasil persentasi anda!

ARTIKEL DAN MAKALAH

BAB V

1 Artikel
Artikel ialah karya tulis lengkap
(pembuka, isi, penutup) yang dimuat di
jurnal ilmiah, majalah, buletin, ataupun
kumpulanskripsi.blogdetik.com

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
surat kabar. Seiring dengan perkembangan zaman, saat ini marak artikel
online yang bisa diunduh melalui internet. Artikel terbagi menjadi tiga
jenis, yakni (1) artikel hasil penelitian, (2) artikel nonpenelitian, dan (2)
artikel populer.

1 Artikel Hasil Penelitian


Artikel penelitian ialah artikel yang disarikan dari hasil penelitian.
Artikel jenis ini, menurut Saukah dkk. (2007:42) memiliki kelebihan jika
dibandingkan dengan hasil penelitian. Pertama, hasil penelitian biasanya
terlalu tebal dan direproduksi dalam jumlah yang sangat terbatas.
Akibatnya,
hanya
kalangan
terbatas
saja
yang
dapat
mengaksesnya/membacanya.
Sebaliknya,
artikel
hasil
penelitian
direproduksi dalam jumlah lebih banyak jika dibandingkan dengan
reproduksi hasil penelitian. Kedua, artikel hasil penelitian lebih disukai
pembaca sebab lebih singkat dan padat jika dibandingkan dengan hasil
penelitian.
Artikel hasil penelitian biasanya dimuat di jurnal (terakreditasi
ataupun tidak terakreditasi) yang terbit sekali dua kali setahun, tiga kali
setahun, ataupun empat kali setahun. Untuk memasukkan artikel ke
jurnal terakreditasi jauh lebih sulit daripada memasukkan artikel ke jurnal
tidak terakreditasi. Mengapa demikian? Sebab untuk masuk jurnal
terakreditasi harus melalui seleksi yang ketat. Selain itu, tiap jurnal, baik
terakreditasi ataupun tidak terakreditasi memiliki gaya/karakter
penulisan yang berbeda dengan jurnal yang lain atau yang disebut
dengan istilah gaya selingkung.
Berikut ini disajikan sistematika penulisan artikel hasil penelitian
serta penjelasannya secara singkat.
a. Judul

Penulisan judul artikel berkisar 512 kata. Dengan demikian, judul


tidak terkesan terlalu pendek atau terlalu panjang. Di samping itu, judul
harus mampu merepresentasikan isi artikel secara keseluruhan. Dengan

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
begitu, pembaca minimalbisa memahami isi artikel tatkala membaca
judul.
b. Nama Penulis

Nama penulis dalam artikel hasil penelitian ditulis tanpa gelar


akademik. Namun, ada pula yang menuliskan nama disertai gelar
akademik. Keduanya sama-sama diperkenankan. Selain nama, biasanya
dicantumkan pula nama lembaga dan alamat pos-el si penulis agar pihak
redaktur jurnal atau pembaca artikel bisa berkorespondensi.
c. Abstrak dan Kata Kunci

Abstrak merupakan inti sari dari keseluruhan artikel. Dengan


demikian, penulisan abstrak menggunakan bahasa yang singkat, jelas,
dan padat.
Penulisan abstrak berkisar 100200 kata. Abstrak memuat
Contoh;
Abstrak
hal
yang
esensial,
yakni
masalah,
metode,
pembahasan,
simpulan/temuan.
Adapun kata kunci ialah kata pokok yang merupakan dasar
pemikiran gagasan dalam karangan asli. Kata kunci berupa kata tunggal
atau gabungan kata. Jumlah kata kunci berkisar 35 kata. Kata kunci
diperlukan untuk komputerisasi sistem informasi ilmiah. Melalui kata kunci
dapat ditemukan judul-judul penelitian beserta abstraknya dengan mudah
(Saukah dkk., 2007:44). Selain itu, melalui kata kunci, pembaca bisa
memahami kunci dari artikel yang dipaparkan oleh penulis. Perhatikan
contoh penulisan judul, abstrak, dan kata kunci berikut (model Jurnal MKP,
Unair).

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
d. Pendahuluan

Pendahuluan tidak diberi judul (tetapi ada juga yang diberi judul),
ditulis langsung setelah abstrak dan kata kunci. Bagian ini memaparkan
kajian pustaka yang berisi paling sedikit tiga gagasan, yakni (1) latar
belakang/rasional penelitian, (2) masalah dan wawasan rencana
pemecahan masalah, dan (3) rumusan tujuan penelitian (dan harapan
tentang manfaat hasil penelitian) (Saukah dkk., 2007:44). Selain itu,
dipaparkan pula penelitian terdahulu yang relevan. Hal ini dilakukan agar
penelitian yang dilakukan bersifat orisinal/modifikasi/hibridasi/reduplikasi.
Sebagai kajian pustaka, bagian ini harus disertai rujukan yang bisa
dijamin otoritas penulisnya. Jumlah rujukan harus proporsional. Jika terlalu
sedikit, terkesan tidak akademis. Jika terlalu banyak, terkesan seperti
pemulung yang hanya memunguti kutipan
dari sana-sini tanpa
argumentasi dari si pengutip. Pembahasan kepustakaan harus disajikan
dengan singkat, jelas, dan padat serta langsung menukik pada masalah
yang diteliti (Saukah dkk., 2007:44). Dengan tukikan yang tepat, akan
menghasilkan analisis yang tepat pula.
e. Metode Penelitian
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Metode penelitian berisikan (1) bagaimana data dikumpulkan, (2)
siapa sumber data, dan (3) bagaimana data tersebut dianalisis (Saukah
dkk., 2007:44). Adapun untuk penelitian kualitatif (misal, budaya atau
sastra lisan) perlu dihadirkan (1) subjek penelitian, (2) etnografi, (3) teknik
wawancara, dan (4) berapa lama peneliti melakukan penelitian.
f.

Hasil dan Diskusi Penel

Hasil adalah bagian utama dari penelitian. Bagian ini menyajikan


hasil analisis data dan yang dilaporkan adalah data bersih (Saukah dkk.,
2007:45). Data proses penelitian yang dianggap kurang begitu penting
tidak disajikan pada hasil, tetapi dihadirkan pada lampiran.
Adapun diskusi penelitian berkait dengan (1) menjawab masalah
penelitian atau menunjukkan bagaimana tujuan penelitian itu dicapai, (2)
menginterpretasikan temuan-temuan, dan (3) mengintegrasikan temuan
penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan dan
menyusun teori baru atau memodifikasi teori yang telah ada (Saukah
dkk., 2007:45). Bagian diskusi penelitian ini terkadang dipecah menjadi
subbab tersendiri.
g. Simpulan dan Saran

Simpulan berkait dengan ringkasan yang terdapat pada hasil dan


diskusi penelitian. Jika pada rumusan masalah, tujuan, dan hasil dan
diskusi penelitian mempunyai empat masalah, dalam simpulan juga
dipaparkan empat masalah.

i.

h. Daftar Rujukan

Daftar rujukan harus lengkap dan ditulis sesuai dengan pedoman


jurnal ilmiah masing-masing lembaga (gaya selingkung). Selengkapnya
penulisan daftar rujukan lihat bab IX buku ini.
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah

2 Artikel Nonpenelitian

Artikel nonpenelitian ialah tulisan yang mengacu pada artikel ilmiah


yang bukan merupakan laporan hasil penelitian. Istilah lain dari artikel
nonpenelitian adalah artikel konseptual. Artikel yang termasuk kategori
nonpenelitian antara lain artikel yang menelaah suatu konsep, teori, atau
prinsip, artikel yang mengembangkan model, mendeskripsikan fakta,
ataupun menilai suatu produk (Saukah dkk., 2007:46; Dwiloka & Riana,
2005:95). Artikel jenis ini juga bisa dimuat di jurnal ilmiah.
Sama halnya dengan artikel hasil penelitian, artikel nonpenelitian
biasanya dimuat di jurnal ilmiah. Namun, seiring dengan perkembangan
jurnal ilmiah yang semakin berbenah diri. Saat ini, artikel yang
dimasukkan ke jurnal lebih cenderung pada artikel hasil penelitian sebab
kadar validitas, akuntabilitas, dan kredibilitasnya lebih terakui jika
dibandingkan dengan artikel nonpenelitian.
Di bawah ini disajikan sistematika penulisan artikel nonpenelitian
dan penjelasannya secara singkat.
a. Judul

Judul merepresentasikan isi artikel. Karena itu, judul dibuat yang


menarik agar pembaca berminat untuk membacanya. Judul berkisar 5
12 kata.
b. Nama Penulis

Nama penulis dalam artikel nonpenelitian ditulis tanpa gelar


akademik. Namun, ada pula yang menuliskan nama disertai gelar
akademik. Keduanya sama-sama diperkenankan. Selain nama, biasanya
dicantumkan pula nama lembaga dan alamat pos-el si penulis agar pihak
redaktur jurnal atau pembaca artikel bisa berkorespondensi.
c. Abstrak dan Kata Kunci

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Abstrak merupakan inti sari dari keseluruhan artikel. Dengan
demikian, penulisan abstrak menggunakan bahasa yang singkat, jelas,
dan padat. Penulisan abstrak berkisar 100200 kata. Abstrak memuat
hal
yang
esensial,
yakni
masalah,
metode,
pembahasan,
simpulan/temuan.
Adapun kata kunci ialah kata pokok yang merupakan dasar
pemikiran gagasan dalam karangan asli. Kata kunci berupa kata tunggal
atau gabungan kata. Jumlah kata kunci berkisar 35 kata. Kata kunci
diperlukan untuk komputerisasi sistem informasi ilmiah. Melalui kata kunci
dapat ditemukan judul-judul penelitian beserta abstraknya dengan mudah
(Saukah dkk., 2007:44). Selain itu, melalui kata kunci, pembaca bisa
memahami kunci dari artikel yang dipaparkan oleh penulis. Perhatikan
contoh penulisan judul, abstrak, dan kata kunci berikut (model Jurnal
Prasasti, Unesa).

Mengangkat kondisi sosial dan politik ke dalam karya sastra tidak selamanya harafiah. Realita tid

d. Pendahuluan

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Pada bagian ini berisikan fenomena/latar belakang mengapa tulisan
tersebut diangkat sebagai artikel. Selain itu, dipaparkan pula pentingnya
tulisan tersebut dipaparkan.
Karena bersifat nonpenelitian, pada
pendahuluan perlu
menggunakan bahasa menarik, provokatif, dan
memunculkan kebaruan agar mampu menarik minat pembaca.
e. Pembahasan

Bagian pembahasan merupakan segmen terpenting dalam artikel


nonpenelitian sebab di dalamnya menjawab apa yang dimunculkan dalam
pendahuluan.
f. Penutup

Bagian penutup berkait


dipaparkan oleh penulis.

dengan

simpulan

dan

saran

yang

g. Daftar Rujukan

Daftar rujukan harus lengkap dan ditulis sesuai dengan pedoman


jurnal ilmiah masing-masing lembaga (gaya selingkung). Penulisan daftar
rujukan selengkapnya lihat pada bab X buku ini.

3 Artikel Populer

Artikel populer ialah artikel yang dimuat di surat kabar, majalah,


atau buletin. Berbeda halnya dengan artikel penelitian atau artikel non
penelitian yang cenderung menggunakan bahasa resmi, artikel populer
menggunakan bahasa yang cair. Artinya, bahasa yang digunakan oleh
penulis cenderung populer sehingga mudah dipahami oleh berbagai
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
kalangan masyarakat, baik akademis maupun nonakademis. Sang penulis
mengungkapkan opini/gagasannya --dalam bentuk artikel populer-disertai dengan evidensi yang berupa pengutipan, kesaksian, autoritas,
dan interviu sehingga kualitas tulisan masih terjaga validitasnya.
Setiap media massa, majalah, ataupun buletin memiliki pedoman
atau aturan tersendiri dalam hal seleksi artikel. Simaklah koran Kompas
dan koran Jawa Pos, keduanya, sebagai media mempunyai
pedoman/aturan yang berbeda dalam menyeleksi artikel yang dikirim oleh
penulis. Karena itu, penulis artikel harus bisa memahami pedoman/aturan
yang terdapat pada media agar lebih mudah dalam memasukkan artikel.
Dalam menulis artikel populer, ada dua hal penting yang harus
diperhatikan. Pertama, penulisan judul. Dalam menulis judul artikel,
penulis diharapkan mampu menarik minat pembaca. Karena itu, judul
harus provokatif, orisinal, menawarkan kebaruan. Bahkan, bila sudah
mahir menulis artikel populer, biasanya penulismembuat judul yang
kontroversial dan/atau dekonstruktif. Cermatilah judul artikel berikut.
Contoh:
Artikel Populer
Coba
renungkan,
manakah judul artikel yang paling menarik?

Selain judul, hal yang harus diperhatikan dalam menulis artikel


populer adalah tema. Tema yang dibahas haruslah terkini dan populer di
kalangan masyarakat. Jangan lupa juga, pada tahap penulisan bagian
pembuka (lead) haruslah dibuat yang bagus agar menambah kekuatan
dan menimbulkan efek dramatis. Dengan begitu, tulisan terkesan tidak
mekanistis. Ibarat rumah, lead adalah teras rumah. Jika pada tatapan
awal tidak menarik, orang akan malas untuk masuk ke dalam rumah
tersebut.
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Adapun jenis artikel populer, antara lain (1) artikel eksposisi, (2)
artikel humor/satir, (3) artikel ekspose, (4) artikel informatif, (5) artikel
pariwisata, (6) artikel inspirasional, (7) artikel pengalaman individual, (8)
artikel profil, (9) artikel feature, dan (10) artikel new journalisme
(Marahimin, 1994:265274). Selain itu, ada pula artikel budaya, artikel
sastra, artikel agama, dan artikel seni.
Di bawah ini disajikan petikan dua buah artikel populer. Artikel
pertama berjudul Kritikus Seni sudah Mati karya Arif Bagus dan artikel
kedua berjudul Kebudayaan, Kearifan Lokal, dan Korupsi karya Awang
Mawardi. Simaklah kedua petikan artikel populer tersebut. Terkategorikan
dalam jenis artikel apakah petikan kedua artikel tersebut?

Kritikus seni sudah mati, kata Prof. Ronan McDonald dalam The Death of Critic (2007). Era kritikus

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah

Roda republik ini bisa berjalan lancar jika dua elemen demokrasi dan h

Kritikus seni sudah mati, kata Prof. Ronan McDonald dalam The Death of Critic (2007). Era kritikus sebagai penentu selera publik dan konsumsi kult

2. Makalah

Makalah berasal dari bahasa Arab ma qallatun yang artinya sesuatu


yang dibicarakan atau bahan bicaraan. Karena bahan itu lazimnya ditulis
di kertas, makalah sering disebut juga sebagai kertas kerja (work
paper) atau orang sering menyingkatnya dengan paper (Yonohudiyono
dkk., 2007).
Jenis makalah terbagi menjadi tiga, yakni deduktif, induktif, dan
campuran. Makalah deduktif ialah makalah yang penulisannya didasarkan
pada kajian teoretis yang relevan dengan masalah yang dibahas. Kedua,
makalah induktif. Makalah induktif ialah makalah
yang disusun
berdarakan data empiris di lapangan yang relevan dengan masalah yang
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
dibahas. Ketiga, makalah campuran. Makalah campuran ialah makalah
yang penulisannya menggabungkan kajian teoretis dengan data empiris
yang relevan dengan masalah yang dibahas (Saukah, dkk. 2007:4950).
Untuk sistematika penulisan makalah biasanya bergantung pada gaya
selingkung tiap lembaga. Namun, secara umum, sistematika makalah
terbagi menjadi tiga bagian, yakni (1) pendahuluan, (2) isi, dan (3)
penutup.
Untuk makalah, jumlah halaman berkisar 1525 halaman. Artikel
jenis makalah yang berjumlah 1525 halaman biasanya dipaparkan pada
kegiatan
seminar, pelatihan, diskusi, workshop, ataupun presentasi.
Makalah yang telah disajikan pada seminar, pelatihan, diskusi, workshop
terkadang dimasukkan ke dalam jurnal ilmiah (tetapi diubah formatnya
sesuai dengan format artikel jurnal ilmiah).
Mempersiapkan Makalah

Sebagai perwujudan hasil berpikir ilmiah, penulisan makalah


mengikuti langkah yang secara umum standar. Langkah itu adalah
persiapan, penyusunan kerangka, pengumpulan bahan, pengembangan
makalah, dan penyempurnaan makalah. Langkah
mempersiapkan
makalah dilalui dengan (1) mengidentifikasi sumber topik, (2) memilih
topik, (3) membatasi topik, (4) merumuskan judul, dan (5) merumuskan
tesis.
a. Mengidentifikasi Sumber Topik

Paling awal yang harus dilakukan dalam menulis makalah adalah


menetapkan topik. Topik adalah jawaban atas pertnayaan, Apa yang
akan saya tulis menjadi makalah? Topik dapat datang dari orang lain atau
dari diri sendiri. Topik yang diberikan oleh dosen pembina mata kuliah
atau topik yang diberikan oleh panitia penyelenggara sebuah seminar
merupakan topik yang datang dari orang lain. Di sisi lain topik dapat
datang dari inisiatif penulis sendiri, misalnya, setelah membaca brosur
sebuah seminar, Anda tertarik untuk menulis makalah. Makalah yang
seperti ini memiliki topik yang timbul dari inisiatif sendiri .
Untuk menentukan topik terdapat beberapa sumber yang dapat
dimanfaatkan di antaranya buku referensi, majalah, jurnal, surat kabar,

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
pengalaman hidup sehari-hari, pendapat, sikap, serta kejadian-kejadian
yang ada di masyarakat.
Sumber-sumber tersebut dapat dibaca sedikit demi sedikit. Cara
membaca yang disarankan adalah dengan membuat kartu-kartu baca
yang di dalamnya bisa diuliskan judul sumber, tahun terbit, nama penulis,
halaman, dan ide yang diperoleh dari sumber. Cara lain dapat dilakukan
dengan menyususn jurnal membaca yang bentuknya seperti resensi
singkat. Dari buku Quantum Learning juga disarankan teknik lain
membaca buku yang namanya metode catat bersusun. Metode ini mirip
dengan jurnal membaca, hanya di dalam setiap halaman dibagi menjadi
dua bagian kanan dan kiri. Pada bagian kiri dituliskan semua informsi
yang diperoleh dari sumber dan pada bagian kanan dituliskan pendapat,
tanggapan, atau infrormasi-informasi lain dari sumber tersebut. Bahkan,
sekarang sudah ada sistem perpustakaan elektronik yang
dapat
mencatat rangkuman atau apa pun tentang sumber dalam kolom catatan
itu.
b. Memilih Topik

Penulis pemula sering mengalami kesulitan ketika harus memulai


menulis makalah. Jika mengalami kondisi seperti ini, dapat dilakukan
beberapa alternatif untuk menemukan topik: (a) brainstorming, (b)
perenungan, (c) formula jurnalistik, atau (d) pertanyaan klasik.
Brainstorming merupakan proses berpikir untuk mngungkapkan
semua ide yang terlintas atau yang ada dalam benak penulis. Apa pun
yang dipikirkan tentang topik yang akan ditulis, daftarlah secara acak.
Selanjutnya pilih salah satu topik yang paling kita minati dan kuasai ruang
lingkupnya.
Perenungan merupakan cara berpikir analisis-logis dengan
berkosentrasi pada masalah tertentu. Setiap masalah, baik yang berupa
gagasan, konsep, atau ide Anda pikirkan dengan bersungguh-sungguh
berdasarkan penalaran yang masuk akal.
Formula jurnalistik dalam bahasa Inggris dikenal dengan 5 W dan 1
H (who, what, when, where, whay, dan how). Formula ini merupakan cara
yang khas dalam menulis berita. Penggunaan formula ini sesuai terutama
untuk menulis makalah yang berupa laporan.
Pertanyaan klasik dapat digunakan untuk menemukan topik. Topik
yang cocok ditemukan dengan pertanyaan ini, biasanya, adalah topik
yang baru. Beberapa pertanyaan itu adalah (a) apakah tentang topik ini
yang menghasilkan seperangkat definisi; (b) apa persaman dan
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
perbedaan topik ini daripada topik yang lain yang menghasilkan
perbandingan yang utuh terhadap suatu objek; (c) apa yang
menyebabkan ini yang menghasilkan informasi hubungan sebab akibat
dalam bahan makalah; dan (d) apa yang dikatakan orang tentang ini yang
meghasilkan kumpulan pendapat nara sumber yang berkompeten tentang
objek yang ditulis.
Selanjutnya, topik yang dipilih harus memenuhi kriteria
keterkuasaian, kemenarikan, ketersediaan bahan, dan kemanfaatan
(Akhadiah, 1991:6-8; Keraf, 1994: 111-112). Topik makalah harus
dikuasai oleh penulisnya. Mengapa? Makalah memerlukan pembahasan
secara mendalam baik dari segi teori maupun praktik. Hal itu berarti
mensyaratkan penguasaan teori maupun praktik oleh penulisnya. Jadi,
jangan menulis makalah dengan topik yang tidak dikuasai.
Di samping itu, topik yang dipilih hendaknya juga menarik. Penulis
dipersyaratkan memiliki ketertarikan pada topik itu. Syukurlah jika topik
itu berada pada bidang keahlian penulis. Ketertarikan terhadap topik akan
membantu kelancaran penulisan makalah.
Syarat lain yang harus dipertimbangkan ialah ketersediaan bahan.
Bahan itu berupa buku-buku, data, pengalaman, kliping, dan sebagainya.
Syarat itu biasanya berhubungan erat dengan kedua syarat sebelumnya.
Pertimbangan lain dalam pemilihan topik ialah kemanfaatan, yaitu
pembahasan topik itu memberikan sumbangan kepada ilmu dan profesi
yang ditekuni.

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

Tentukan lebih dahulu bidang ilmu yang diminati.


Carilah topik sebanyak-banyaknya pada bidang yang akan dipilih. Biarlah dulu semua ke
Barulah satu persatu topik-topik tersebut dipilih berdasarkan keempat syarat keterkuasaia
Berilah tanda plus (+) atau minus (-) untuk setiap topik pada kolom sesuai dengan persyar
Pilihlah topik yang memiliki banyak plus!.

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Rambu-rambu keberhasilan pemilihan topik ini adalah jika topik
yang dipilih benar-benar dikuasai baik secara teoretis maupun empiris.
Secara teoretis berarti topik yang dipilih sesuai dengan bidang ilmu yang
dikuasai/digeluti. Secara empiris berarti topik yang dipilih di seputar
pengalaman penulis.
Di samping itu perlu juga dipertanyakan, sungguhkah penulis
tertarik pada topik tersebut. Untuk itu penulis perlu memiliki banyak
bahan (buku-buku, kliping, catatan data) yang berkaitan dengan topik
tersebut.
c. Membatasi Topik

Biasanya topik yang dipilih masih terlalu luas, artinya belum


terfokus cakupannya. Oleh karena itu topik perlu dibatasi. Pembatasan
topik dapat dilakukan dengan diagram pohon atau diagram jam (Keraf,
1991:112--113; Akhadiah, 1991: 8-9).
Di bawah ini disajikan cara
membatasi topik dengan menggunakan diagram pohon.
Cara pembatasan topik dengan diagram pohon mengikuti langkahlangkah berikut. Tulislah topik terpilih di tengah atas kertas buram. Inilah
cabang 1! Rincilah di bawahnya hal-hal yang mungkin dibahas dalam
topik itu. Inilah cabang 2! Selanjutnya, pilihlah salah satu dari rincian pada
cabang 2 itu yang akan menjadi fokus pembicaraan. Pilihan fokus dapat
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
didasarkan pada kriteria pemilihan topik atau dapat juga ditambahkan
syarat keaktualan. Pertanyakan kembali hal-hal apa saja di rincian yang
terpilih pada cabang 2 itu yang dapat dituliskan. Tuliskanlah di bawahnya!.
Inilah cabang 3! Pilih kembali fokus tertentu dari hasil rincian pada cabang
3 terakhir. Rinci kembali pilihan itu di cabang 4!. Begitu seterusnya
sampai didapat topik cukup terbatas. Yang ideal pembatasan topik
dilakukan sampai cabang 4 atau cabang 5.

Contoh: Diagram Pohon Pembatasan Topik

Keluarga Berencana
Tujuan
Perkembangan
Peranan
Pengendalian peringatan
Pertumbuhan penduduk
Penduduk DesaPenduduk Kota

Kualitas Hidup

Desa TeringgalDesa Maju

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Contoh tersebut memperlihatkan bahwa topik keluarga
berencana yang masih terlalu luas (belum terfokus), setelah dibatasi
dengan diagram pohon menjadi lebih spesifik, terbatas, jelas fokus
tulisannya, yaitu tentang peranan keluarga berencana. Itulah yang
ditunjukkan sampai cabang 2. Peranan yang mana? Peranan dalam
pengendalian penduduk. Itulah batasan sampai cabang 3! Penduduk
mana? Dalam hal ini adalah penduduk desa. Itulah hasil pembatasan
sampai cabang 4! Desa maju atau desa tertinggal? Misalnya dipilih desa
tertinggal. Jadi secara keseluruhan, sampai dengan pembatasan topik
cabang 5, topik makalah menjadi terbatas pada peran keluarga
berencana dalam pengendalian pertumbuhan penduduk desa tertinggal.
d. Merumuskan Judul

Dari hasil pembatasan topik, barulah dirumuskan judul makalah.


Syarat rumusan judul makalah ialah sesuai dengan topik, singkat, bentuk
frasa, dan lugas. Rumusan judul tidak menyimpang dari topik terpilih. Jika
topik terpilih semula tentang A, rumusan judul juga tetap mengungkapkan
topik A, bukan A plus, bukan A minus atau bahkan B, C, atau D. Jadi, jika
topik yang dipilih peranan keluarga berencana, misalnya, maka setelah
menjadi judul berdasarkan hasil pembatasan topik haruslah tetap peranan
keluarga berencana. Jika bukan itu, pastilah rumusan judul itu tidak
benar.
Rumusan judul makalah harus diupayakan sesingkat-singkatnya.
Pilihlah bentuk terpendek dari kemungkinan yang ada. Karena itu,
hindarkanlah penggunaan kata yang tidak fungsional dalam judul! Jangan
berpanjang-panjang sampai melebihi dua belas kata! Rumusan judul pun
sebaiknya dalam bentuk frasa benda, bukan frasa kerja, dan bukan
kalimat. Mengapa demikian? Judul adalah topik yang terbatas, dan topik
adalah hal yang dibahas, sedangkan hal mengacu pada benda. Oleh
karena itu, rumusan yang sesuai adalah frasa atau gatra benda. Mengapa
bukan kalimat? Judul bukanlah sintesis gagasan, atau simpulan tulisan,
karena itu tidak diruimuskan dalam bentuk kalimat. Bentuk kalimat atau
proposisi sudah mengungkapkan sintesis atau simpulan tertentu.
Judul makalah harus bermakna lugas, bukan kias. Mengapa
demikian? Karya ilmiah, termasuk makalah, haruslah mengeksplesitkan
gagasannya pada semua bagain tulisan. Gagasan, pendapat, contoh,
bukti harus dinyatakan secara langsung, bukan secara tidak langsung
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah

atau implisit. Kata bermakna kias tidak mengeksplisitkan hal tersebut.


Oleh karena itu, tidak sesuai untuk karya ilmiah. Di samping itu. jangan
menggunakan kata yang bermakna ganda, konotatif, tetapi gunakan yang
bermakna denotatif!
Cara perumusan judul dilakukan dengan menggunakan unsur hasil
pembatasan topik. Artinya gunakanlah kata-kata yang dirinci atau batasi
dalam pembatasan topik. Jangan menggunakan kata yang tidak terpilih
dalam rincian pembatasan topik. Contoh untuk itu sebagai berikut. Dari
hasil pembatasan topik (Gambar 1), Kita lakukan pembatasan atau
perincian pada unsur atau kata keluarga berencana, peranan,
pengendalian pertumbuhan penduduk, penduduk desa, dan desa
tertinggal. Tentu saja, rumusan judul makalah tinggal merangkaikan
unsur-unsur tersebut, dengan tetap berpegang pada syarat-syarat
rumusan judul: sesuai topik, singkat, bentruk frasa, dan lugas. Manakah di
antara kemungkinan rumusan judul berikut yang memenuhi syarat-syarat
Program Keluarga
tersebut?Berencana Dapat Berperan Mengendalikan Pertumbuhan Penduduk Desa Te

Pengendalian Pertumbuhan Penduduk Desa Tertiggal dengan Keluarga Berencana


Uluran Tangan Keluarga Berencana dalam Pengendalian Pertumbuhan Penduduk Desa Tertingg
Keluarga Berencana: Peranannya dalam Mengendalikan Pertumbuhan Penduduk Desa Tertingg
Peranan Keluarga Berencana dalam Pengendalian Pertumbuhan Penduduk Desa Tertinggal

Manakah dari kelima rumusan judul tersebut yang sesuai dengan


topik, singkat, bentuk frasa, dan lugas? Rumusan (1) sesuai dengan topik
keluarga berencana, tetapi tidak memenuhi syarat lain karena berupa
kalimat. Buktinya? Dalam rumusan itu dapat ditemukan konstruksi subjekpredikat. Rumusan (2) menyimpang dari topik, karena rumusan itu
menyuratkan topik
pengendalian pertumbuhan penduduk bukan
keluarga berencana. Rumusan (3) walaupun sesuai dengan topik
keluarga berencana, tetapi mengandung makna kias atau tidak lugas
yang diakibatkan oleh pengguanaan kata uluran tangan. Rumusan (4)
sesuai dengan topik keluarga berencana, tetapi kurang singkat
dibandingkan dengan rumusan (5). Oleh karena itu rumusan (5) adalah
rumusan judul yang sesuai dengan topik, singkat, frasa benda, dan lugas.
e. Merumuskan Tesis
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Tesis adalah gagasan sentral megenai topik tulisan yang merupakan
landasan bagi seluruh kegiatan dalam proses penulisan. Fungsi tesis
dalam sebuah tulisan sama dengan fungsi kalimat utama dalam sebuah
paragraf. Rumusan tesis berisi pokok pikiran yang dinyatakan dalam
kalimat yang spesifik.
Dalam keseluruhan proses penulisan, rumusan tesis itu berfungsi
sebagai pengendali, dan pedoman pengembangan tulisan. Itu berarti
bahwa dalam langkah pengembangan (tahap penulisan) tidak boleh
menyimpang dari intisari tulisan. Gagasan yang dikembangkan dalam
paragraf-paragraf makalah bersumber dari gagasan-gagasan yang ada
pada tesis. Demikian pun pada tahap revisi, tesis berguna untuk menilai
atau mengevaluasi makalah. Dari penilaian tersebut, dapat dilakukan
perbaikan, penyuntingan (isi, sistematika, bahasa) dengan berpedoman
pada rumusan tesis.
Rumusan tesis yang baik memenuhi beberapa karakteristik (a)
tesis ditulis dalam kalimat lengkap; (b) tesis mengungkapkan opini, sikap,
atau gagasan, bukan sekadar pernyataan seerhana tentang topik yang
akan dikembangkan; (c) tesis bukan hanya menggambarkan fakta, tetapi
juga menmbutuhkan penjelasan dan pembuktian; dan (d) tesis hanya
terdiri atas satu gagasan untuk satu topik.
Agar makalah menarik untuk dibaca, rumuskan tesis secara tajam.
Untuk menajamkan tesis tersebut dapat dilakukan dengan (a) tesis dipilih
berdasarkan otoritas penulis, (b) tesis dipilih yang tidak terlalu luas, (c)
tesis dipilih yang padu, dan (d) tesis dipilih yang khusus.
Bagaimanakah merumuskan tesis makalah itu?
Pertama, penulis harus melakukan langkah pengidentifikasian
variabel dan masalah yang terkandung dalam rumusan judul makalah.
Judul Peranan Keluarga Berencana dalam Pengendalian Pertumbuhan
Penduduk Desa Tertinggal, misalnya, diidentifikasikan memiliki tiga
variabel
yaitu (a)
keluargaitu?
berencana, (b) pengendalian pertumbuhan
Apakah program
keluarga
berencana
penduduk,
dan (c)
desa tertinggal.
Selanjutnya, identifikasilah masalahApa saja peranan
keluarga
berencana
itu?
masalah yang
perlu dibahas
dalam setiap variabel tersebut dengan cara
Apakah pertumbuhan
penduduk
itu?
Bagaimanakah
pengendalian
pertumbuhan
itu?
mengajukan
pertanyaan
di seputarpenduduk
variabel-variabel
itu.
Apakah indikator Untuk
desa tertinggal
itu?
variabel-variabel
tersebut, misalnya, dapat diajukan
Mengapa keluarga
berencana
dapat
mengendalikan
pertumbuhan penduduk?
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.

Bagaimana keluarga berencana dapat berperan mengendalikan pertumbuhan penduduk desa t

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Kedua, penulis mengidentifikasi berbagai kemungkinan jawaban
atas pertanyaan atau masalah tersebut. Di langkah inilah bagaimana
pandangan, pendapat, pengetahuan penulis dapat digunakan untuk
menjawab masalah tersebut. Contohnya untuk menjawab pertanyaan (1),
penulis membatasi program keluarga berencana sebagai program yang
meliputi penundaan usia nikah, penggunaan kotrasepsi, dan perencanaan
jumlah anak. Dengan demikian, pertanyaan (2) penulis menjawab bahwa
keluarga berencana dapat berperan mengatur jarak kelahiran, membatasi
jumlah kelahiran. Begitu seterusnya untuk pertanyaan-pertanyaan
lainnya.
Ketiga, setelah seluruh pertanyaan ditentukan jawabannya,
tinggallah dirumuskan tesisnya dengan cara merangkaikan seluruh
jawaban tersebut dalam satu paragraf yang runtut dan padu. Rumusan
tesis untuk judul makalah Peranan Kelurga Berencana dalam
Pengendalian Pertumbuhan Penduduk Desa Tertinggal, misalnya, sebagai
berikut.
Keluarga Berencana adalah program yang meliputi penundaan
usia nikah, penggunaan kontrasepsi, dan perencanaan jumlah
anak. Program tersebut dapat berperan mengatur jarak kelahiran,
dan membatasi jumlah kelahiran, sehingga penambahan jumlah
penduduk
pada
suatu
wilayah
yang
sebagian
besar
berpencaharian agraris dapat diatur dan disesuaikan dengan
pendapatan per kapita penduduk wilayah itu yang di bawah batas
minimum. Oleh karena itu, program keluarga berencana dalam
tulisan ini mencakup juga persoalan perencanaan peningkatan
pendapatan perkapita penduduk, bukan sekadar pembatasan anak
dalam jumlah tertentu dalam satu kelurga.

3. Menyusun Kerangka Makalah


Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Kerangka makalah disusun setelah topik ditentukan, tujuan
ditetapkan, dan tesis dirumuskan. Kerangka adalah rencana kegiatan
yang memuat pokok-pokok isi makalah. Dalam pokok-pokok isi makalah
hendaknya memuat semua topik bawahan secara rinci yang akan
dikembangkan sesuai dengan topik yang dipilih. Dalam kerangka
sebaiknya tergambar secara utuh isi makalah yang akan ditulis.
Menyusun kerangka makalah dapat dilakukan dengan langkahlangkah berikut.
(1) Merumuskan tujuan
(2) Merumuskan tesis berdasarkan topik dan rumusan tujuan
(3) Mendaftar topik-topik bawahan dari topik utama berdasarkan
rumusan tesis.
Kalimat pertama tesis itu berbunyi Keluarga Berencana adalah
program yang meliputi penundaan usia nikah, penggunaan
kontrasepsi, dan perencanaan jumlah anak. Dalam rumusan itu
Anda dapat menginventarisasi gagasan-gagasan terdiri atas
(a)keluarga berencana, (b) penundaan usia nikah, (c)penggunaan
kontrasepsi, dan (d)perencanaan jumlah anak. Lakukanlah proses
yang sama pada kalimat lain dalam rumusan tesis tersebut,
sehingga semua gagasan berhasil diinventarisasi!
(4) Mengecek daftar topik bawahan
Pada langkah ini semua gagasan yang dicatat dari hasil rumusan
tesis dikelompok-kelompokkan: apakah ada dua topik atau lebih
yang
dapat
dikelompokkan
dalam
klasifikasi
tertentu,
bagaimanakah kedudukan gagasan yang satu dengan yang lain,
adakah gagasan itu sederajat atau sebagai subordinasi gagasan
lain. Buatlah rumusan gagasan yang mencakup gagasan-gagasan
bawahannya dalam klasifikasi itu!
(5) Menyusun topik-topik bawahan secara sistematis
Keempat gagasan --keluarga berencana, penundaan usia nikah,
penggunaan kontrasepsi, dan perencanaan jumlah anak-- tadi
misalnya, dapat diklasifikasi menjadi dua: (a) pengertian keluarga
berencana, dan (b) macam program keluarga berencana, yang
bergagasan bawahan penundaan usia nikah, penggunaan
kontrasepsi, dan perencanaan jumlah anak. Jika dituliskan dalam
urutan ke bawah tampak sebagai berikut.
Pengertian Keluarga Berencana
Macam Program Keluarga Berencana
Penundaan Usia Nikah
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
(1) Penggunaan Kontrasepsi
(2)Perencanaan Jumlah Anak
Lakukanlah proses serupa untuk semua gagasan yang telah berada
dalam klasifikasi, bahkan juga untuk gagasan bawahan dalam
klasifikasi. Dengan cara tersebut akan diperoleh kerangka karangan
formal yang merinci dan mengatur gagasan secara rumit dan detail.

Amatilah contoh berikut!


Pengertian Keluarga Berencana
Dari segi medis
Dari segi demografis
Dari segi sosiologis
Macam Program Kelurga Berencana
(1)Penundaan Usia Nikah
(a) Pengembangan hobi
* Sekedar hiburan
* Ke arah profesional
(b) Pengembangan karier
* Studi lanjut
* Peningkatan prestasi kerja
* Pengembangan usaha
(2)Pengunaan Kontrasepsi
(a) Macam kontrasepsi
* IUD
* Susuk
* Kondom
* Pil
(b)Cara penggunaan dan efek samping
* Cara penggunaan
* Efek samping
(6) Menilai ulang dan merevisi kerangka makalah.

4. Mengumpulkan Beragam Jenis Bahan


Jenis bahan yang diperlukan untuk menulis makalah sangat
bergantung pada jenis makalahnya. Untuk makalah yang bersifat faktual,
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
diperlukan bahan yang berupa fakta-fakta, sedangkan untuk makalah
yang bersifat teoretis, diperlukan bahan yang berupa teori-teori. Makalah
yang berisi perpaduan antara faktual dan teoretis mengharuskan faktafakta dan teori-teori. Pengumpulan bahan dapat diperoleh melalui pustaka
maupun nonpustaka (wawancara, observasi, dan angket).

5. Mengembangkan Makalah
a. Mengembangkan Isi Makalah dalam Bentuk Paragraf

Substansi kegiatan tahap penulisan adalah pengembangan gagasan


ke dalam paragraf. Jika kebetulan kerangka karangan yang disiapkan
termasuk kerangka karangan formal, yang berarti gagasan itu telah
sampai rincian detail, maka setiap nomor rincian dalam karangka itu
adalah satu gagasan pokok. Mulailah menulis dari gagasan pokok pertama
sesuai urutan dalam kerangka karangan. Nyatakanlah gagasan pokok itu
dalam kalimat utama. Tentukan apakah Anda akan menggunakan pola
deduksi atau induksi atau kombinasi keduanya, sehingga jelas
penempatan kalimat utamanya: di awal, di akhir, atau di awal dan di akhir
paragraf. Dukunglah kalimat utama itu dengan kalimat-kalimat penjelas!
Paragraf dapat dikembangkan dengan teknik penyajian
contoh/bukti, komparasi persamaan atau perbedaan, kausal sebab-akibat
atau akibat-sebab, logis prosedural atau temporal atau spasial, definisi,
klimaks atau antiklimaks. Variasikanlah jenis paragrafnya, teknik
pengembangannya, dan kalimat-kalimatnya.
Berpindahlah dari gagasan pokok yang satu ke gagasan pokok
yang lain. Begitu seterusnya, sehingga seluruh gagasan dalam kerangka
karangan selesai dikembangkan dalam paragraf. Sebagai buram, hasil
proses ini masih memerlukan perbaikan atau penyempurnaan lebih lanjut.
b. Mengembangkan Penguat

Dalam penulisan makalah yang berintikan pengembangan


gagasan dalam paragraf-paragraf tersebut tidak jarang digunakan
pendapat, gagasan, data yang telah dikemukakan oleh orang lain baik
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
dalam buku ataupun penerbitan lain (majalah, jurnal, koran). Penggunaan
kutipan itu dimaksudkan sebagai penegasan, pembuktian atau
pembandingan pendapat. Secara jujur penulis makalah harus
mempertanggungjawabkan kutipan itu. Secara lebih terinci teknik
pengutipan akan dibicarakan pada bab lain dari buku ini.
C. Mengembangkan Sistematika Makalah

Sistematika makalah tersusun dengan urutan (1) pendahuluan, (2)


permasalahan, (3) pembahasan, dan (4) penyimpulan. Ada juga yang
memasukkan permasalahan dalam pendahuluan sehingga sistematikanya
menjadi pendahuluan, pembahasan, dan penyimpulan.
Pendahuluan merupakan bagian makalah, berisi latar belakang
atau alasan-alasan pemilihan topik bahasan. Pada bagian ini penulis
mempertanggungjawabkan mengapa dipilih masalah tersebut, apa yang
melatarbelakanginya. Tujuan bagian ini meyakinkan pembaca bahwa
masalah tersebut wigati (urgen) untuk dikaji. Di samping itu dapat juga
diungkapkan tujuan penulisannya: apa yang hendak dicapai oleh tulisan
tersebut. Kadang-kadang dapat ditambahkan juga garis besar isi makalah
dan urutan pembahasannya.
Bagian berikut ialah permasalahan. Bagian ini berisi pertanyaanpertanyaan atau persoalan-persoalan yang akan dibahasnya. Tidak
selamanya berupa rumusan pertanyaan, dapat juga permasalahan
diungkapkan dalam pernyataan. Termasuk pada bagian ini adalah
pengemukaan ruang lingkup pembahasan jika diperlukan. Dalam
kesatuannya
dengan
seluruh
bagian
makalah,
kelazimannya
permasalahan ini berpayung dalam bagian pendahuluan. Jadi
keberadaannya menyatu dengan bagian pendahuluan, tepatnya di bagian
akhir bagian pendahuluan makalah.
Bagian pembahasan berisi perbincangan masalah dengan
menggunakan data, fakta, dan atau teori tertentu. Semua masalah yang
telah dirumuskan pada bagian sebelumnya satu persatu didiskusikan.
Dalam makalah deduktif, pembahasan atau pendiskusian dimulai dengan
penyajian teori yang relevan, dilanjutkan dengan penyajian data, fakta
yang mendukung teori tersebut. Tentu saja, sebagai penyajian teori, tidak
sekadar dikutip. Teori-teori itu perlu diinterpretasi, direlevansi, dan
diiferensi.
Pada interpretasi dan relevansi, sekaligus disajikan fakta dan data
yang ada.. Maksudnya, dalam makalah deduktif teori digunakan langsung
pada bagian pembahasaan terpadu dengan interpretasi dan relevansi
teori.
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Lain halnya dengan makalah induktif. Dalam makalah induktif
jawaban pemecahan masalah berdasarkan hasil pengamatan empiris,
dimulai dari penyajian fakta, data, dan diikuti dengan penarikan simpulan.
Selanjutnya simpulan tersebut dapat dikaji dari teori tertentu sebagai
perbandingan dan pemerjelas hasil pengamatan. Pada makalah hasil
berpikir induktif, pengintegrasian langsung teori yang digunakan dengan
fakta empiris yang disajikan tampaknya lebih tepat. Artinya, setelah
disajikan data atau fakta empiris, langsung dihubungkan dengan teori
yang digunakan. Bagaimana dalam makalah induktif, teori itu
diinterpretasi dan diinferensi? Oleh sebab sajian fakta dan data sudah
dilakukan terlebih dahulu, interpretasi dan relevansi teori langsung
terfokus pada data atau fakta yang tersaji. Dengan kata lain, interpretasi
dan relevasi teori pada makalah induktif dapat diumpamakan sebagai
penyorotan fakta atau data tersebut dengan sinar laser. Teori menjadi
pencerahan data dan fakta yang telah tersaji.
Setelah semua permasalahan dibahas satu persatu dalam bagian
pembahasan,
makalah
diakhiri
dengan
penyimpulan.
Bagian
penyimpulan berisi jawaban atau simpulan atas masalah yang diajukan.
Simpulan hendaknya sesuai dengan proposisi-proposisi yang telah
ditemukan pada bagian pembahasan. Pada bagian pembahasan
sesungguhnya telah ada simpulan-simpulan kecil. Itulah yang dimaksud
proposisi dalam hal ini. Atas dasar proposisi tersebut, dirumuskan
simpulannya. Akan tetapi harus diingat, bahwa simpulan bukan
mengulang lagi yang sudah dikemukakan pada bagian sebelumnya. Jika
pengulangan itu terjadi, namanya resume atau rangkuman. Simpulan
berbeda dengan rangkuman.
Setelah penarikan simpulan, pada bagian ini dapat juga
ditambahkan atau diikuti saran atau ajungan (rekomendasi). Hendaklah
hanya diajukan saran atau anjungan yang relevan dengan pokok masalah.
Lebih baik tidak perlu dicantumkan saran daripada saran tersebut tidak
bergayut dengan pokok masalahnya. Singkatnya, saran tidak boleh keluar
dari pokok masalah makalah.
Hal yang juga tidak boleh dilupakan dalam makalah adalah
penyertaan atau pencantuman daftar rujukan. Daftar rujukan memuat
pustaka-pustaka yang dirujuk dalam makalah. Sekali lagi, yang
dicantumkan hanyalah pustaka yang dirujuk.

5. Menyunting Makalah
belum

Biasanya hasil pengembangan gagasan pada tahap penulisan


sempurna benar. Jarang ada penulis yang menyelesaikan

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
tulisannya sekali jadi. Kekurangan, dan ketidaksempurnaan baik pada
pengembangan isi, penggunaan bahasa (tanda baca, pilihan kata,
penyusunan kalimat), maupun sistematika/pengorganisasian gagasan
pastilah ada.
Anggaplah bahwa hasil penulisan tahap tersebut masih berupa
buram. Oleh karena itu masih perlu diperbaiki. Istilah lain perlu diadakan
penyuntingan.
Apa yang perlu diperbaiki atau disunting? Pertama, perbaikan itu
terarah pada isi. Apakah isi tulisan tersebut sudah sesuai dengan judul,
dan rumusan tesis pada awal menulis makalah? Yang kurang ditambahi,
yang lebih ditanggalkan. Lebih maksudnya terlalu luas, terlalu
menyimpang/keluar dari judul dan tesis. Adakah gagasan yang saling
bertentangan? Jika ada, selaraskanlah!
Kedua, perbaikan terarah pada sistematika atau urutan. Manakah
di antara gagasan itu yang perlu digeser penempatannya untuk
memperoleh efektivitas? Apakah urutan itu tidak menjemukan? Jika
belum, ubahlah sistematikanya! Jelasnya, pengubahan itu dapat dilakukan
dengan memindah-pindahkan atau menukar-tukarkan posisi paragrafnya.
Ketiga, perbaikan terutama pada bahasa. Adakah kesalahan atau
kekhilafan dalam penggunaan tanda baca atau pungtuasi? Adakah
ketidaktepatan pemilihan kata, pembentukan kata? Adakah kalimat yang
tidak efektif yaitu tidak tepat sasaran karena rumusannya tidak benar?
Apakah kalimat-kalimat penjelas mendukung gagasan pokok paragraf
tersebut? Jika ada perbaikilah dulu sebelum orang lain membacanya.
Dengan kemajuan teknologi (komputer), semua itu dapat langsung
dilakukan di komputer. Sebelum dicetak, lakukanlah revisi, perbaikan,
atau penyuntingan itu di komputer. Setelah yakin tanpa kesalahan,
barulah dicetak. Akan tetapi bisa juga penyuntingan dilakukan pada
buram cetakan. Jika itu yang dilakukan, gunakan tanda-tanda
koreksi/penyuntingan yang lazim.

6. Menilai Makalah
Makalah
yang
selesai
ditulis
perlu
dinilai
kualitasnya.
Bagaimanakah mutu makalah itu? Apakah makalah itu bermutu atau
tidak? Penilaian makalah dapat didasarkan pada lima kriteria: kesesuaian
judul dan isi, ketajaman perumusan masalah, kebenaran pembahasan,
ketepatan simpulan, dan kebenaran tata tulisnya. Ketebalan makalah,
kepangkatan dan gelar penulis, misalnya, tidak dapat dijadikan sebagai
kriteria penilaian makalah.

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Judul makalah dan isi makalah haruslah sesuai. Apa yang
terumuskan dalam judul dibahas dalam isi makalah. Isi makalah
seharusnya membahas variabel-variabel yang terumuskan dalam judul.
Jika terjadi ketidaksesuaian antara judul dan isi, hal itu mengindikasikan
makalah tersebut kurang bermutu. Untuk itu, cocokkanlah kembali
dengan kerangka karangan yang sudah dibuat sebelumnya. Langkah ini
dapat dilakukan untuk menilai kesesuaian judul dengan isi makalah.
Ketajaman perumusan masalah dapat dilihat pada permasalahan
--biasanya di akhir pendahuluan-- dengan memperhatikan rumusan
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Apakah pertanyaan-pertanyaan
bergayut dengan judul? Apakah pertanyaan tersebut problematis artinya
mengungkapkan persoalan yang memang patut dipecahkan? Apakah
pertanyaan itu memungkinkan pengkajian secara ilmiah?
Apakah permasalahan itu dibahas secara tepat? Artinya apakah
teori, fakta, dan data yang digunakan mendukung atau sesuai dengan
masalah? Apakah pembahasan menawarkan alternatif-alternatif jawaban?
Apakah setiap alternatif diuji kebenarannya? Apakah keterkaitan
pembahasan masalah satu dengan lainnya? Logis dan rasionalkah
pembahasannya? Sesuaikah penggunaan teori dan penyajian fakta data
dengan pokok masalah makalah? Semua pertanyaan-pertanyaan tersebut
dapat digunakan untuk menilai makalah dari segi kebenarannya
pembahasannya.
Apakah simpulan merupakan sintesis dari pembahasan? Apakah
simpulan merupakan alternatif teruji dan terbaik dari alternatif yang telah
diajukan? Apakah simpulah itu tidak melenceng dari permasalahan?
Apakah simpulan itu bukan merupakan pengulangan atau resume yang
telah diajukan sebelumnya? Adakah kebaruan tesis dalam simpulan itu?
Semua pertanyaan itu dapat diajukan untuk menilai kualitas makalah
dalam ketepatan simpulan yang diambilnya.
Akhirnya, hal-hal seperti pemaragrafan, penyusunan kalimat,
pemilihan kata, penggunaan tanda baca dan ejaan perlu juga menjadi
pertimbangan dalam penilaian makalah. Begitupun hal-hal teknis seperti
pengutipan,
penulisan
catatan
kaki,
perwajahan
patut
juga
dipertimbangkan. Apakah hal-hal yang berkaitan dengan tata tulis itu
sudah dilakukan dengan benar?

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
1.

MENGAMATI

KASUS 1
Bacalah teks berikut dibawah ini!

Kecerdasan Emosi dalam


Pendidikan
Nudya Andrina
Abtrak
Manusia memiliki kecerdasan sebagai
suatu

keistimewaan

yang

dapat
kumpulanskripsi.blogdetik.com

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
membuat manusia menjadi lebih bijak dan beradab. Keberhasilan
seseorang tidak hanya diukur dari tingkat kecerdasan intelektual untuk
menjadi berhasil. Setiap orang juga memiliki kecerdasan emosional (EQ)
yang memungkinkannya maju dalam bersikap, berbuat, dan berkarya.
Kecerdasan emosional (EQ) berpengaruh besar dalam keberhasilan
seseorang, sehingga perlu dilakukan kegiatan-kegiatan yang dapat untuk
meningkatkan kecerdasan emosional. Guru hendaknya juga mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi emosi peserta didiknya dan cara
mengatasinya.
Kata kunci: kecerdasan, emosi, pendidikan
PENDAHULUAN
Kecerdasan merupakan suatu keistimewaan yang dimiliki oleh
manusia, karena manusia memiliki kecerdasan yang tidak terbatas
dibandingkan makhluk lain. tetapi sedangkan tidak. Sehingga manusia
mampu memahami segala fenomena kehidupan secara mendalam dan
dapat mengambil hikmah dan norma dari fenomena tersebut. Hal tersebut
membuat manusia menjadi lebih bijak dan beradab. Kecerdasan sangat
diperlukan

oleh

manusia

sebagai

alat

bantu

dalam

menjalani

kehidupannya di dunia.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kecerdasan adalah
perihal cerdas, perbuatan mencerdaskan, kesempurnaan pengembangan
akal budi (seperti kepandaian, ketajaman, akal pikiran). Konsep tersebut
menghendaki kesempurnaan akal serta budi yang meliputi kepandaian
dan optimalisasi berpikir.
Dulu keberhasilan seseorang untuk masa depan diukur dari tingkat
kecerdasan.

Padahal

dulu

kecerdasan

hanya

ditinjau

dari

aspek

intelektual. Banyak contoh yang membuktikan bahwa orang yang


memiliki kecerdasan otak, memiliki gelar tinggi, tetapi belum tentu sukses
berkiprah di dunia pekerjaan. Adapun orang-orang yang justru yang
berpendidikan formal lebih rendah, ternyata banyak yang berhasil di dunia
pekerjaan.
Kebanyakan program pendidikan hanya berpusat pada kecerdasan
akal (IQ). Padahal tingkat kecerdasan akal (IQ) setiap orang tidak sama.

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Tetapi, setiap orang pasti memiliki kecerdasan emosional (EQ). Secara
sederhana

dapat

diungkapkan

bahwa

IQ

menentukan

kesuksesan

seseorang sebesar 20%, sedangkan EQ memberi kontribusi 80%. Karena,


kecerdasan

emosi

optimisme,

dan

menunjukkan

kemampuan

sikap-sikap

beradaptasi.

ketangguhan,

Sehingga

inisiatif,

memungkinkan

manusia maju dalam bersikap, berbuat, dan berkarya secara dinamis dan
konstruktif.
Sesungguhnya, pada otak manusia terdapat beberapa kecerdasan yaitu
kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan kecerdasan
spiritual (SQ). Kecerdasan-kecerdasan tersebut hendaknya dikembangkan
untuk meningkatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik seorang
siswa.
Tulisan ini dikembangkan berdasarkan pertanyaan-pertanyaan berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Apa yang dimaksud dengan emosi?


Apa saja faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi?
Mengapa penting untuk meningkatkan kecerdasan emosional?
Bagaimana kiat-kiat dalam meningkatkan kecerdasan emosional?
Bagaimana kondisi emosional seseorang?
Bagaimana upaya pengembangan kecerdasan emosional untuk
guru?

Hasil ulasan dari pertanyaan- pertanyaan di atas diharapkan dapat


memberikan kontribusi positif bagi pendidik dan semua stakeholder
pendidikan untuk menganggap semua anak merupakan calon manusia
istimewa yang perlu dibimbing dalam proses pencapaiannya.

PEMBAHASAN
Emosi merupakan komponen paling penting dalam bahasan psikologi.
Emosi masuk dalam komponen afektif manusia. Emosi merupakan pusat
penggerak di samping motivasi, yang mendasari manusia bertingkah laku.
Emosi merupakan salah satu hal yang oleh para psikolog disebut dengan
trilogi mental yang terdiri dari kognisi, emosi, dan motivasi.
Akar kata emosi adalah movere yang berarti menggerakkkan, bergerak.
Jika movere

ditambah awalan e menjadi emovere berarti bergerak

menjauhi. Kata-kata tersebut berasal dari bahasa Latin. Arti kata tersebut
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak
dalam emosi (1998:7).
Pengertian emosi menurut para ahli antara lain:

Daniel Goleman (1998:411): emosi adalah suatu perasaan dan pikiran


yang khas, keadaan psikologis dan biologis yang merupakan dorongan

untuk bereaksi atau bertindak.


Robert K. Cooper dan Ayman Sawaf (1996) emosi bisa didefinisikan
dengan gerakan baik secara metaforis maupun literal; kata yang
menunjukkan gerak perasaan.

Istilah Kecerdasan Emosional dikenal secara luas pada pertengahan


tahun 90-an dengan diterbitkannya buku Emotional Intelligence oleh
Daniel Goleman. Dalam buku tersebut definisi dari Kecerdasan Emosional
adalah

kemampuan

untuk

mengenali

perasaan

kita

sendiri,

dan

kemampuan untuk mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang


lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola
emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang
lain.

Definisi tersebut menggunakan ungkapan Howard Gardner,

kecerdasan emosi terdiri dari dua kecakapan, yaitu: intrapersonal


intelligence dan interpersonal intelligence.
Jadi, kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami,
dan secara selektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai
sumber

energi

dan

pengaruh

yang

manusiawi,

kecerdasan

emosi

menuntut pemilikan perasaan, untuk belajar mengakui, menghargai


perasaan pada diri dan orang lain serta menanggapinya dengan tepat,
menerapkan secara efektif energi emosi dalam kehidupan sehari-hari.
Ada ratusan jenis dan ragam emosi manusia, sehingga memiliki variasi,
kombinasi dan nuansa-nuansa. Menurut Daniel Goleman, ada delapan
jenis emosi dasar manusia, yaitu: amarah (anger), kesedihan (sadness),
ketakutan (fear), kenikmatan (enjoyment), cinta (love), terkejut (surprise),
jengkel (disgust), dan malu (shame).
Berdasarkan aktivitasnya, tingkah laku emosional dapat dibagi menjadi
empat macam, yaitu:

Marah, orang bergerak menentang sumber frustasi

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah

Takut, orang bergerak meninggalkan sumber frustasi


Cinta, orang bergerak menuju sumber kesenangan
Depresi, orang menghentikan respon-respon terbuka dan mengalihkan
emosi ke dalam dirinya sendiri (Mahmud, 1990: 167).

Dari

hasil

penelitiannya,

John

B.

Watson

(dalam

Mahmud,

1990)

menemukan bahwa tiga dari keempat respon emosional tersebut terdapat


pada anak-anak, yaitu:

Takut
Pada dasarnya, rasa takut itu bermacam-macam. Ada yang timbul
karena anak kecil sering ditakut-takuti atau karena berlakunya berbagai
pantangan di rumah. Akan tetapi, ada juga rasa takut naluriah yang
terpendam dalam hati sanubari seperti, rasa takut akan kegelapan,

takut berada di tempat sepi tanpa teman atau yang lainnya.


Marah
Pada umumnya, luapan kemarahan lebih sering terlihat ketimbang rasa
takut. Kemarahan selalu berhubungan dengan keadaan tertentu.
Kemarahan bisa juga timbul

dalam keadaan yang sebetulnya tidak

lazim untuk menimbulkan kemarahan.


Kemarahan merupakan emosi yang amat sukar untuk menerima dan
mengungkapkannya. Rasa marah menunjukkan perasaan tersinggung
oleh seseorang, bahwa seseorang sudah tidak baik. Pada saat mengakui
perasaan marah atau tidak mau mengungkapkannya, perasaan marah
akan mengumpal Jika perasaan marah itu dipendam, maka lama
kelamaan akan menghilangkan tenaga dan semangat.

Perasaan

tersebut akan meledak dan membuat orang itu sendiri dan orang lain
terkejut. Perasaan marah merupakan bagian dari kemanusiaan dan

sebagai bentuk relasi dengan orang lain.


Cinta
Cinta merupakan emosi yang membawa kebahagiaan yang terbesar
dan perasaan puas yang sangat dalam. Perasaan cinta dapat dialami
secara mendalam dan mempengaruhi hidup seseorang.

Kondisi

seseorang yang disebut dengan jatuh cinta menggambarkan hal yang


dialami seseorang ketika sedang dikuasai emosi cinta yang hebat.
Goleman

(1997)

menjelaskan

bahwa

ada

beberapa

faktor

mempengaruhi kecerdasan emosi individu, yaitu:

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

yang

Menulis Ilmiah
o Lingkungan keluarga
Kehidupan keluarga merupakan sekolah pertama dalam mempelajari
emosi. Kecerdasan emosi dapat diajarkan pada saat masih bayi melalui
ekspresi. Peristiwa emosional yang terjadi pada masa anak-anak akan
melekat dan menetap secara permanen hingga dewasa. Kehidupan
emosional yang dipupuk dalam keluarga sangat berguna bagi anak
kelak di kemudian hari.
o Lingkungan non keluarga.
Hal ini yang terkait adalah lingkungan masyarakat dan pendidikan.
Kecerdasan emosi ini berkembang sejalan dengan perkembangan fisik
dan mental anak. Pembelajaran ini biasanya ditujukan dalam suatu
aktivitas bermain peran sebagai seseorang di luar dirinya dengan emosi
yang menyertai keadaan pergaulan dengan orang lain.
Menurut

Le

Dove

(Goleman,

1997)

bahwa

faktor-faktor

yang

mempengaruhi kecerdasan emosi antara lain:


o Fisik
Secara fisik bagian yang paling menentukan dan paling berpengaruh
terhadap kecerdasan emosi seseorang adalah anatomi saraf emosinya.
Bagian otak yang digunakan untuk berfikir yaitu konteks (neo konteks)
dan bagian yang berada di bagian otak yang mengurus emosi yaitu
system

limbic.

Tetapi,

di

antara

kedua

bagian

tersebut

yang

menentukan kecerdasan emosi seseorang. (1) Konteks.


Konteks berupa bagian berlipat-lipat kira-kira 3 milimeter

yang

membungkus hemisfer serebral dalam otak. Konteks berperan penting


dalam memahami sesuatu secara mendalam, menganalisis alasan
mengalami perasaan tertentu dan selanjutnya berbuat sesuatu untuk
mengatasinya. Konteks khusus lobus prefrontal, dapat bertindak
sebagai sakelar peredam yang memberi arti terhadap situasi emosi
sebelum berbuat sesuatu.
(2) System limbic.
Bagian ini sering disebut sebagai emosi otak. Terletak jauh di dalam
hemisfer otak besar dan terutama bertanggung jawab atas pengaturan
emosi dan implus. Sistem limbic meliputi hippocampus, tempat
berlangsungnya proses pembelajaran emosi dan tempat disimpannya

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
emosi. Selain itu ada amygdala yang dipandang sebagai pusat
pengendalian emosi pada otak.
o Psikis.
Kecerdasan emosi selain dipengaruhi oleh kepribadian individu, juga
dapat dipupuk dan diperkuat dalam diri individu.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat dua faktor
yang dapat mempengaruhi kecerdasan emosi seseorang yaitu secara fisik
dan psikis. Secara fisik terletak di bagian otak yaitu konteks dan sistem
limbic, secara psikis meliputi lingkungan keluarga dan lingkungan non
keluarga.
Menurut Dinkmeyer (1965) faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan
emosi anak adalah faktor kondisi fisik dan kesehatan, tingkat intelegensi,
lingkungan sosial, dan keluarga. Anak yang memiliki kesehatan yang
kurang baik dan sering lelah cenderung menunjukkan reaksi emosional
yang berlebihan. Anak yang dibesarkan dalam keluarga yang menerapkan
disiplin yang berlebihan cenderung lebih emosional. Pola asuh orang tua
berpengaruh terhadap kecerdasan emosi anak dimana anak yang
dimanja, diabaikan atau dikontrol dengan ketat (overprotective) dalam
keluarga

cenderung

menunjukkan

reaksi

emosional

yang

negatif

(Dinkmeyer, 1965).
Dari faktor gen dan lingkungan tersebut kesempatan belajar merupakan
faktor yang lebih penting. Karena belajar merupakan sesuatu yang positif
dan

sekaligus

merupakan

tindakan

preventif

dalam

kecerdasan

emosional. Maksudnya adalah bahwa jika reaksi emosional yang tidak


diinginkan dipelajari, kemudian membaur ke dalam pola emosi anak, akan
semakin sulit mengubahnya dengan bertambah usia anak, bahkan reaksi
emosional tersebut akan tertanam kukuh pada masa dewasa dan untuk
mengubahnya diperlukan bantuan ahli.
Menurut

Goleman

dikembangkan,

(Nggermanto,

lebih

menantang,

2002),
dan

kecerdasan

lebih

prospek

emosi

dapat

dibandingkan

kecerdasan akademik sebab kecerdasan emosi memberi kontribusi lebih


besar bagi kesuksesan seseorang. Menurut Agustian (2007) faktor-faktor
yang berpengaruh dalam peningkatan kecerdasan emosi yaitu:
a.

Faktor psikologis

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Faktor psikologis merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu.
Faktor internal ini akan membantu individu dalam mengelola, mengontrol,
mengendalikan

dan

mengkoordinasikan

keadaan

emosi

agar

termanifestasi dalam perilaku secara efektif. Menurut Goleman (2007)


kecerdasan emosi erat kaitannya dengan keadaan otak emosional. Bagian
otak yang mengurus emosi adalah sistem limbik. Sistem limbik terletak
jauh dalam hemisfer otak besar dan terutama bertanggung jawab atas
pengaturan emosi dan impuls. Peningkatan kecerdasan emosi secara
fisiologis

dapat

mengendalikan

dilakukan
dorongan

dengan

fisiologis

puasa.

Puasa

tidak

manusia,

namun

juga

hanya
mampu

mengendalikan kekuasaan impuls emosi. Puasa yang dimaksud salah


satunya yaitu puasa sunah Senin Kamis.
b.

Faktor pelatihan emosi

Kegiatan

yang

dilakukan

secara

berulang-ulang

akan

menciptakan

kebiasaan, dan kebiasaan rutin tersebut akan menghasilkan pengalaman


yang berujung pada pembentukan nilai (value). Reaksi emosional jika
diulang-ulang, akan berkembang menjadi suatu kebiasaan. Pengendalian
diri tidak muncul begitu saja tanpa dilatih.
c.

Faktor pendidikan

Pendidikan dapat menjadi salah satu sarana belajar individu untuk


mengembangkan kecerdasan emosi. Individu mulai dikenalkan dengan
berbagai bentuk emosi dan bagaimana mengelolanya melalui pendidikan.
Pendidikan tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga di lingkungan
keluarga dan masyarakat. Sistem pendidikan di sekolah tidak boleh hanya
menekankan pada kecerdasan akademik saja, memisahkan kehidupan
dunia dan akhirat, serta menjadikan ajaran agama sebagai ritual saja.
Pelaksanaan puasa sunah Senin Kamis yang berulang-ulang dapat
membentuk pengalaman keagamaan yang memunculkan kecerdasan
emosi. Puasa sunah Senin Kamis mampu mendidik individu untuk memiliki
kejujuran, komitmen, visi, kreativitas, ketahanan mental, kebijaksanaan,
keadilan, kepercayaan, penguasaan diri atau sinergi, sebagai bagian dari
pondasi kecerdasan emosi.

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Kecerdasan emosional (EQ) lebih berfokus pada membangun hubungan
harmonis

dan

selaras

antar

manusia

secara

horizontal

sehingga

kecerdasan intelegensi pasti bermanfaat. Kecerdasan emosional dapat


ditunjukkan melalui kemampuan seseorang untuk menyadari apa yang
dirinya dan orang lain rasakan. Sehingga, anak yang

memiliki tingkat

kecerdasan emosional lebih, cenderung dapat lebih terampil

dalam

menenangkan dirinya dengan cepat, jarang tertular penyakit, lebih


terampil dalam memusatkan perhatian, lebih cakap dalam memahami
orang lain dan untuk kerja akademis di sekolah menjadi lebih baik.
Keterampilan dasar kecerdasan emosional tidak dapat dimiliki secara tibatiba,

tetapi

dibutuhkan

membutuhkan
lingkungan

proses

yang

juga

dalam
dapat

mempelajarinya.
membentuk

Serta

kecerdasan

emosional tersebut. Beberapa cara yang dapat dilakukan guru dan orang
tua untuk mengembangkan kecerdasan emosional anak secara optimal,
yakni:

Menyediakan lingkungan yang kondusif;


Menciptakan iklim pembelajaran yang demokratis;
Mengembangkan sikap empati, dan merasakan apa yang sedang

dirasakan anak;
Membantu anak menemukan solusi dalam setiap masalah yang

dihadapinya;
Melibatkan anak secara optimal dalam pembelajaran, baik secara fisik,

sosial, maupun emosional;


Merespon setiap perilaku anak secara positif, dan menghindari respon

negatif;
Menjadi

pembelajaran;
Memberi kebebasan berfikir kreatif serta partisipasi secara aktif.

teladan

dalam

Dalam Pasal 1 ayat 1


dinyatakan
untuk

menegakkan

aturan

dan

disiplin

dalam

Undang-Undang R.I. No. 20 Tahun 2003

bahwa: Pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya

untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Pada waktu proses belajar mengajar di sekolah, sering ditemukan
peserta didik yang tidak dapat meraih prestasi belajar yang setara dengan
kemampuan

intelegensinya.

Ada

peserta

didik

yang

mempunyai

kemampuan intelegensi tinggi, tetapi memperoleh prestasi belajar yang


relatif rendah. Dan ada pula peserta didik yang walaupun memiliki
kemampuan intelegensi relatif rendah, namun dapat meraih prestasi
belajar yang relatif tinggi. Hal tersebut terjadi karena taraf intelegensi
bukan merupakan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan
seseorang. Salah satu hak dari peserta didik menurut Undang-Undang R.I.
No.

20

Tahun

2003

pasal 12 adalah untuk mendapatkan pelayanan

pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya.


Menurut Goleman (2000:44) kecerdasan intelektual (IQ) hanya
menyumbang 20% bagi kesuksesan sedangkan 80% adalah sumbangan
faktor kekuatan-kekuatan lain, di antaranya adalah kecerdasan emosional
atau Emotional Quotient (EQ), yakni kemampuan memotivasi diri sendiri,
mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati
(mood), berempati, serta kemampuan bekerja sama.
E.Mulyasa

(2006:162)

menyatakan,

kecerdasan

emosional

dapat

menjadikan peserta didik memiliki sikap:

Jujur, disiplin, dan tulus pada diri sendiri, membangun kekuatan dan

kesadaran diri, mendengarkan suara hati, hormat dan tanggung jawab;


Memantapkan diri, maju terus, ulet, dan membangun inspirasi secara

berkesinambungan;
Membangun watak dan kewibawaan, meningkatkan potensi, dan

mengintegrasi tujuan belajar ke dalam tujuan hidupnya;


Memanfaatkan peluang dan menciptakan masa depan yang lebih cerah.
Hal-hal di atas membuktikan bahwa kecerdasan emosional (EQ)

bukan merupakan lawan kecerdasan intelegensi (IQ), namun keduanya


berinteraksi secara dinamis. Walaupun dalam kenyataannya perlu diakui,
bahwa kecerdasan emosional memiliki peran yang sangat penting untuk
mencapai kesuksesan di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Kiat-kiat yang dibutuhkan untuk mempermudah dan memaksimalkan
usaha meningkatkan kecerdasan emosional antara lain sebagai berikut:
1. Mengenali emosi diri
Keterampilan ini meliputi kemampuan mengidentifikasi apa yang
sesungguhnya dirasakan. Setiap kali suatu emosi tertentu muncul
dalam

pikiran,

harus

dapat

menangkap

pesan

apa

yang

ingin

disampaikan. Contoh pesan dari emosi: takut, sakit hati, marah,


frustasi, kecewa, rasa bersalah, kesepian.
2. Melepaskan emosi negatif
Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan memahami dampak
dari emosi negatif terhadap diri sendiri. Contoh: keinginan untuk
memperbaiki situasi atau memenuhi target pekerjaan yang membuat
orang mudah marah atau frustasi. Seringkali hal tersebut justru
merusak hubungan seseorang dengan bawahan maupun atasan, serta
dapat menyebabkan stres. Selama orang dikendalikan oleh emosi
negatifnya, maka ia tidak bisa mencapai potensi terbaik dari dirinya.
Solusinya, lepaskan emosi negatif melalui teknik pendayagunaan
pikiran bawah sadar sehingga seseorang atau orang-orang di sekitarnya
tidak menerima dampak negatif dari emosi negatif yang muncul.
3. Mengelola emosi diri sendiri
Berusaha untuk tidak menganggap emosi negatif atau positif itu baik
atau buruk. Emosi adalah sekedar sinyal untuk melakukan tindakan,
atau untuk mengatasi penyebab munculnya perasaan itu. Jadi, emosi
adalah awal, bukan hasil akhir dari kejadian atau peristiwa. Kemampuan
untuk

mengendalikan

dan

mengelola

emosi

dapat

membantu

pencapaian kesuksesan.
Langkah- langkah dalam mengelola emosi diri sendiri, yaitu:
menghargai emosi dan menyadari dukungan kepada diri sendiri.
berusaha mengetahui pesan yang disampaikan emosi, dan meyakini

bahwa pernah berhasil menangani emosi ini sebelumnya.


bergembira dengan tindakan yang diambil untuk menangani emosi

Kemampuan dalam mengelola emosi adalah bentuk pengendalian diri


yang paling penting dalam manajemen diri, karena diri sendiri yang
sesungguhnya mengendalikan emosi atau perasaan, bukan sebaliknya.
4. Memotivasi diri sendiri

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan merupakan hal yang
sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, memotivasi diri
sendiri, menguasai diri sendiri, serta berkreasi. Kendali diri berarti
menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati.
Hal tersebut merupakan landasan keberhasilan dalam berbagai bidang.
Ketrampilan memotivasi diri memungkinkan terwujudnya kinerja yang
tinggi di segala bidang. Orang-orang yang memiliki keterampilan ini
cenderung jauh lebih produktif dan efektif dalam hal yang mereka
kerjakan.
5. Mengenali emosi orang lain
Mengenali emosi orang lain berarti memiliki empati terhadap apa yang
dirasakan orang lain. Penguasaan keterampilan ini membuat seseorang
lebih efektif dalam berkomunikasi dengan orang lain. Inilah yang
disebut sebagai komunikasi empatik. Berusaha mengerti terlebih
dahulu sebelum dimengerti. Keterampilan ini merupakan dasar dalam
berhubungan dengan manusia secara efektif.
6. Mengelola emosi orang lain
Jika keterampilan mengenali emosi orang lain merupakan dasar dalam
berhubungan antar pribadi, maka keterampilan mengelola emosi orang
lain merupakan pilar dalam membina hubungan dengan orang lain.
Manusia adalah makhluk emosional. Semua hubungan sebagian besar
dibangun atas dasar emosi yang muncul dari interaksi antar manusia.
Ketrampilan mengelola emosi orang lain merupakan kemampuan yang
dahsyat

jika

dapat

dioptimalkan.

Sehingga

dapat

membangun

hubungan antar pribadi yang kokoh dan berkelanjutan. Dalam dunia


industri hubungan antar korporasi atau organisasi sebenarnya dibangun
atas hubungan antar individu. Semakin tinggi kemampuan individu
dalam organisasi untuk mengelola emosi orang lain.
7. Memotivasi orang lain
Ketrampilan memotivasi orang lain adalah kelanjutan dari keterampilan
mengenali dan mengelola emosi orang lain. Ketrampilan ini adalah
bentuk

lain

menginspirasi,

dari

kemampuan

mempengaruhi

kepemimpinan,
dan

memotivasi

yaitu
orang

kemampuan
lain

untuk

mencapai tujuan bersama. Hal ini erat kaitannya dengan kemampuan


membangun kerja sama tim yang tangguh dan andal.
KESIMPULAM
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Jadi, sesungguhnya tujuh keterampilan tersebut merupakan langkahlangkah yang berurutan. Karena, seseorang tidak dapat memotivasi diri
sendiri kalau orang tersebut tidak dapat mengenali dan mengelola emosi
dirinya sendiri. Setelah memiliki kemampuan dalam memotivasi diri, maka
orang dapat memotivasi orang lain.
Guru

memiliki

peranan

penting

untuk

mengembangkan

seluruh

kecerdasan dan kreativitas siswanya. Sehingga, guru dianjurkan untuk


meluangkan waktu secara teratur bagi siswa-siswi untuk mengembangkan
kemampuan

siswa-siswinya.

Misalnya

dalam

mengembangkan

kemampuan berbahasa, guru dapat biasakan menjalin percakapan atau


komunikasi kepada peserta didik, siapa pun dia tanpa memandang status
sosial, suku, atau jenis kelamin.
Sedangkan untuk memuaskan kebutuhan ilmiah peserta didik, guru bisa
mengajak mereka menjelajahi dunia dengan cara melakukan eksperimen.
Melakukan kegiatan-kegiatan tersebut dapat menjadi suatu aktivitas yang
menyenangkan dan selalu ditunggu oleh peserta didik. Hal-hal tersebut
juga dapat merangsang pengembangan kecerdasan peserta didik.
Guru dapat membantu peserta didik yang bertingkah laku kurang baik
dengan cara mencapai keberhasilan dalam pekerjaan atau tugas-tugas
sekolah (menciptakan prestasi). Tentu saja prestasi yang dicapai dapat
mendorong peserta didik untuk bersaing dengan diri sendiri, karena hal
tersebut merupakan salah satu cara yang mendasari motivasi diri.
Kadang-kadang, ada siswa yang merasa bingung terhadap kondisi yang
dialaminya.

Sehingga,

ia

mungkin

merasa

perlu

menceritakan

penderitaannya, termasuk rahasia-rahasia pribadinya kepada orang lain.


Guru harus mampu menjadi tempat penampung curahan siswa yang
mengalami hal tersebut.
Seseorang guru hendaknya tampil berfungsi dan bersikap sebagai
pendengar

yang

simpatik.

Sehingga,

jika

terjadi

ledakan-ledakan

kemarahan, guru dapat meredam ledakan emosi tersebut. Cara yang


dapat dilakukan seperti bertutur dan tindakan dengan lemah lembut dan
bijaksana, mengubah pokok pembicaraan, atau memulai aktivitas baru.
PENUTUP

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk menerima,
menilai, mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain di
sekitarnya.
Macam-macam emosi terbagi menjadi empat yaitu marah, takut, cinta,
dan depresi.
Faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi yaitu faktor genetik, faktor
lingkungan, faktor belajar, latihan, dan peran orang tua, guru sebagai
pihak lain yang ikut terlibat dalam memupuk kecerdasan emosi.
Memanfaatkan emosi dengan baik dapat memberikan kenikmatan yang
hakiki yang bersumber dari interaksi antara orang per orang. Pengalaman
bernegosiasi

dan

keuntungan

personal

dari

persahabatan

dapat

dirasakan oleh setiap orang.


Upaya guru untuk mengembangkan kecerdasan dan kreativitas siswanya,
contohnya guru meluangkan waktu secara teratur bagi siswa-siswi untuk
mengembangkan kemampuan bahasa tanpa memandang status sosial,
suku, atau jenis kelamin; menjelajahi dunia ilmiah dengan cara melakukan
eksperimen sehingga peserta didik senang dan antusias untuk belajar;
memperlakukan siswa seperti orang dewasa yang penuh dengan rasa
tanggung jawab dan mendorong mereka untuk bersaing dengan diri
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Agus. 2005. Revolusi Kecerdasan Abad 21 Kritik MI, EI, SQ, AQ &
Successful Intelligence atas IQ. Bandung: Alfabeta
Ginanjar, Ary Agustian.2008. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spiritual. Jakarta: Arga.
Nggermanto, Agus.2008. Quantum Quotient (Kecerdasan Quantum): Cara
Cepat Melejitkan IQ, EQ, dan SQ secara Harmonis. Bandung: Nuansa
Prayitno. 2009. Dasar Teori dan Praktis Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo.
Sunarto, H dan B.Agung Hartono. 2008. Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Winarti, Septi.2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosi

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah

2. MENAYA

Mari kita perhatikan teks 1 Kecerdasan


Emosi dalam Pendidikan di atas.
Jawablah pertanyaan dibawah ini!

https://www.
google.co.id/search?
q=FOTO+ORANG+BERTANYA&biw

1. Menurut pendapat anda ada berapa tahap dalam menulis


makalah ?

..

..
..
2. Tuliskan gagasan pokok pad a makalah diatas!

..

..
..
3. Termasuk ke dalam bentuk makalah apakah di atas?

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah

3. MENGUMPULKAN INFORMASI

TUGAS 1

A. Dari

makalah

struktur

teks

diatas

tentukan

dengan

panduan
www.e

tabel berikut!

Paragraf

dubio.info

Struktur Teks

Kalita Utama

A. Dari bacaan diatas anda dapat menemukan beberapa kata


seperti:
Intelektual
Stakeholder
Dinamis

Emosi
Motivasi

Beradab

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
A. Jelaskan kata-kata di bawah ini menurut pendapat anda

Intelektu
al

Stakehold
er

Dinamis

Emosi

..

..

..

...

..

..

Motivasi

..

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah

..

Beradab

..

TUGAS 2

Baca dan cermati contoh makalah yang berjudul Kecerdasan


Emosi dalam Pendidikan!, selanjutnya buat ringkasan. Tulis terlebih
dahulu inti-inti kalimat tiap paragraph, kemudian gabungkan kalimatkalimat tersebut dengan boleh menambahakan konjungsi yang tepat agar
menjadi ringkasan yang baik. Pertahankan struktur teks dan perhatikan
kaidah Penggunaan Bahasa dalam Penulisan makalah

agar mudah

dipahami!

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Inti kalimat pada contoh karya tulis ilmiah yang berjudul
Kecerdasan Emosi dalam Pendidikan

Paragraf

Inti Kalimat

..

..

..
2

..
Masih inggatkah Anda!
Artikel ialah karya tulis lengkap (pembuka, isi, penutup) yang
dimuat di jurnal ilmiah, majalah, buletin, ataupun surat kabar. Seiring
.
dengan perkembangan
zaman, saat ini marak artikel online yang bisa

diunduh melalui internet. Artikel terbagi menjadi tiga jenis, yakni (1)
..(2) artikel nonpenelitian, dan (2) artikel populer.
artikel hasil penelitian,
3Makalah

berasal dari bahasa Arab ma qallatun yang artinya

sesuatu yang dibicarakan atau bahan bicaraan. Karena bahan itu

lazimnya ditulis
di kertas, makalah sering disebut juga sebagai kertas
kerja (work paper) atau orang sering menyingkatnya dengan paper
(Yonohudiyono dkk., 2007).

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
senatmahasiswastikesyatsi.blogspot.com

4. MENGASOSIASI

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Setelaha mengumpulkan informasi dari contoh makalah
dengan judul Kecerdasan Emosi dalam Pendidikan pada kasus
satu di atas. cobalah anda ungkapkan dalam bentuk bagan yang
menarik!
Contoh:

Judul Teks

Ar
gu
m
en
t1

Kesimpulan

Teks
Argumen 2
4. Bandingkan hasil diskusi dengan teman anda dalam memahami
teks satu diatas?

..

..
..

5. MENGOMUNIKASIKAN

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
1. Persentasikan

dengan

keratif,

jujur, dan santun teks satu diatas.


2. Tanggapilah

persentasi

teman

anda dengan keratif, jujur, dan


santun
antusia

dengan
pada

memberikan

hasil

uang

di

persentasikan.
prasetya.ub.ac.id

Hasil persentasi anda!

Hasil persentasi anda!

Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Menulis Ilmiah
Buku Ajar Mata Kuliah Bahasa Indosesia Berorientasi Pendekatan Saintifik

Anda mungkin juga menyukai