Anda di halaman 1dari 10

KARAKTERISTIK

BAHASA INDONESIA
ILMIAH

Oleh :
1. Alfiyani Safiratul F
2. Devanda Arly P
3. Erlyn Rohmani
4. Shinta Aprilia Lucky H M.

PRODI PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2016
Perkembangan bahasa di Indonesia telah mengalami perubahan yang cukup
signifikan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan semakin tingginya
tingkat pergaulan di kalangan masyarakat khususnya para remaja. Sekarang ini kalangan
masyarakat telah banyak lahir bahasa baru yang biasa dikenal dengan bahasa gaul seperti elo,
gue, dsb. Bahkan tidak sedikit bahasa gaul tersebut digunakan dalam bahasa resmi.

Kemudian faktor lain yang mempengaruhi banyaknya penyimpang dalam penggunaan


bahasa yang tidak sesuai aturan-aturan baku ialah dialek kedaerahan. Bahasa yang lahir dari
beberapa hal yang telah diuraikan di atas dikenal dengan bahasa tidak baku yaitu bahasa yang
biasa digunakan pada situasi santai dengan keluarga, pasar, tulisan pribadi, pergaulan sehari-
hari dan tidak cocok digunakan dalam situasi resmi seperti dalam penulisan ilmiah, diskusi,
pembicaraan di lingkungan formal, dll.

Bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia untuk menjelaskan suatu fikiran
atau perasaannya terhadap seseorang. Saat ini dirasakan betapa pentingnya fungsi bahasa,
sebagai alat komunikasi bahasa Indonesia memiliki berbagai ragam yaitu berdasarkan
tempat/daerahnya, berdasarkan penuturnya, berdasarkan sasarannya dan berdasarkan
pemakaian.

Bahasa Indonesia yang digunakan untuk kepentingan komunikasi ilmiah di sebut


bahasa Indonesia ilmiah. Lebih lanjut Suparno dkk (1994: 2-14) menjelaskan bahwa
karakteristik bahasa Indonesia ilmiah itu lugas dan jelas, objektif, cendekia, ringkas dan
padat, konsisten, dan gagasan sebagai pangkal tolak. Dan untuk memperdalam pemahaman
mengenai karakteristik bahasa Indonesia ilmiah dibuatlah makalah ini untuk pembaca dapat
mengetahui ragam bahasa dan mengetahui karakteristik bahasa Indonesia ilmiah.
A. Pengertian dan ragam bahasa

Menurut Lado (1961:2) menjelaskan bahwa bahasa adalah alat komunikasi utama
antar manusia dalam masyarakat. Adapun Sturtevant (1950:2) menjelaskan bahwa bahasa
adalah suatu sistem simbol lisan yang sewenang-wenang, yang dipakai oleh anggota-anggota
kelompok sosial untuk saling bekerja sama dan saling memengaruhi.

Dengan memperhatikan batasan di atas, Bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk
menyampaikan sesuatu yang terlintas di dalam hati. bahasa juga merupakan alat untuk
berinteraksi atau alat komunikasi dan alat saling memengaruhi walaupun bukan satu-satunya,
di mana dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan konsep atau perasaan.
Dikatakan demikian sebab manusia juga bisa berkomunikasi dengan gerak-gerik, raut muka,
tanda atau simbol lain.

Sebagai alat komunikasi bahasa Indonesia memiliki berbagai ragam. Ragam-ragam


itu digolongkan menjadi 4 (Yonohudiyono dkk., 1994:102) yaitu

1. Berdasarkan tempat atau daerahnya


Terdiri dari berbagai dialek seperti dialek jakarta, dialek medan, dialek jawa, dll.
2. Berdasarkan penuturnya
Terdapat ragam bahasa cendekiawan dan bahasa noncendekiawan.
3. Berdasarkan sasarannya
Terdapat ragam bahasa lisan, ragam bahasa sastra, ragam bahasa surat kabar dan
ragam bahasa undang-undang.
4. Berdasarkan pemakaian
Terdapat ragam bahasa resmi dan bahasa tidak resmi
Dengan berdasarkan penggolongan ragam bahasa di atas, ragam bahasa cendekiawan
dan ragam bahasa resmi dapat disebut ragam bahasa ilmiah atau ragam bahasa baku. Bahasa
Indonesia yang digunakan untuk kepentingan komunikasi ilmiah disebut bahasa Indonesia
ilmiah. Menurut Suparno dkk. (1994:2) bahwa bahasa Indonesia ilmiah merupakan salah satu
ragam bahasa Indonesia yang digunakan untuk menyampaikan buah pikiran yang bersifat
ilmiah, bersituasi resmi dengan unsur-unsur kebahasaan yang bersifat baku. Senada dengan
pendapat di atas Yonohudiyono dkk. (1994) menjelaskan bahwa bahasa Indonesia ilmiah
adalah salah satu ragam bahasa yang tidak termasuk ke dalam ragam dialek, dipakai dalam
suasana resmi oleh para cendekiawan untuk mengomunikasikan ilmu pengetahuan baik
secara tulis maupun lisan.
B. Karakteristik bahasa Indonesia ilmiah

Suparno dkk. (1994: 2-14) menjelaskan bahwa karakteristik bahasa Indonesia ilmiah
itu ada 6 yaitu

1. Lugas dan jelas

Lugas diartikan mengandung makna apa adanya , gagasannya jelas dan tepat. Untuk
itu, setiap gagasan hendaknya diungkapkan secara langsung sehingga makna yang
ditimbulkan oleh pengungkapan itu adalah makna lugas. Penulisan yang bernada sastra perlu
dihindari (Basuki, 1994). Penulisan yang bernada satra cenderung tidak mengungkapkan
sesuatu secara langsung (lugas). Contoh :

Kalimat 1 Para pendidik yang kadangkala atau bahkan sering kena getahnya oleh ulah
Sebagian, anak-anak mempunyai tugas yang tidak bisa dikatakan ringan.

Kalimat 2 Para pendidik yang kadang-kadang atau bahkan sering terkena akibat ulah
Sebagian anak-anak mempunyai tugas yang berat

Kalimat (1) bermakna tidak lugas. Hal itu tampak pada pilihan kata kena getahnya dan tidak
bisa dikatakan ringan. Kedua ungkapan itu tidak mampu mengungkapkan gagasan secara
lugas. Kedua ungkapan itu dapat diganti terkena akibat dan berat yang memiliki makna
langsung, seperti kalimat (2).

Jelas berarti gamblang, tegas dan tidak meragukan. Bahasa indonesia ilmiah sebagai
alat pengungkap gagasan ilmiah secara jelas. Agar gagasan yang diungkapkan jelas, tidak
hanya membantu penulis mengungkapkan gagasannya secara jelas tetapi juga membantu
pembaca untuk menangkap gagasan yang dikandung tulisan tersebut. Contoh :

Kalimat 3 Penanaman moral di sekolah sebenarnya merupakan kelanjutan dari


penanaman moral di rumah yang dilakukan melalui mata pelajaran
pendidikan moral pancasila yang merupakan mata pelajaran paling strategis
karena langsung menyangkut tentang moral pancasila, juga diintegrasikan ke
dalam mata pelajaran-mata pelajaran Agama, IPS, Sejarah, PSPB, dan
kesenian.

Kalimat 4 Penanaman moral di sekolah sebenarnya merupakan kelanjutan dari


penanaman moral di rumah. Penanaman moral di sekolah dilaksanakan
melalui mata pelajaran pendidikan moral pancasila yang merupakan mata
pelajaran paling strategis karena langsung menyangkut tentang moral
pancasila. Di samping itu, penanaman moral pancasila juga diintgrasikan ke
dalam mata pelajaran-mata pelajaran Agama, IPS, Sejarah, PSPB, dan
Kesenian.

Kalimat (3) tidak mampu mengungkapkan gagasan secara jelas dan terbelit-belit. Satuan
informasi yang terkandung di dalamnya tidak tertata secara teratur. Sebaliknya kalimat (4)
terungkap secara jelas, satuan informasi yang terkandung di dalamnya setiap kalimat tertata
secara teratur.

2. Objektif

Kalimat bahasa indonesia ilmiah dikatakan objektif bila mengungkapkan sesuatu


dalam keadaan sebenarnya, artinya tidak dipengaruhi oleh emosi pribadi pemakainya. Ciri
objektif bermakna bahwa bahasa indonesia ilmiah tidak boleh bersifat subjektif. Contoh :

Kalimat 5 Tingginya jumlah siswa yang tidak lulus ujian nasional saya rasa merupakan
bukti bahwa kualitas pendidikan masih rendah.

Kalimat 6 Tingginya jumlah siswa yang tidak lulus ujian nasional merupakan
bukti bahwa kualitas pendidikan masih rendah.

Penggunaan frasa saya rasa pada kalimat (5) dipengaruhi oleh emosi pribadi dan menjadikan
kualitas keilmihannya menjadi rendah. Dan kalimat yang objektif terdapat pada kalimat (6).

3. Cendekia

Bahasa indonesia ilmiah bersifat cendekia, maksudnya bahasa itu mampu digunakan
untuk mengungkapkan hasil berpikir logis secara tepat. Moeliono (1989:29) menyatakan
bahwa bahasa yang cendekia mampu membentuk pernyataan yang tepat , saksama dan
abstrak. Kalimatnya mencerminkan ketelitian yang objektif sehingga suku kalimat-
kalimatnya sejalan dengan proposisi logika. Jika sebuah kalimat digunakan untuk
mengungkapkan dua buah, dan tiap-tiap gagasan itu memiliki hubungan kausalitas, dua
proposisi beserta hubungannya itu harus tampil secara jelas dalam kalimat, sebagaimana
tampak pada kalimat (7) dan (8).
Kalimat 7 Pada era global ini dikhawatirkan akan terjadi pergeseran nilai-nilai moral
bangsa indonesia yang disebabkan oleh pengaruh budaya barat yang masuk
ke indonesia.

Kalimat 8 Kemajuan informasi pada era global ini dikhawatirkan akan menyebabkan
pergeseran nilai-nilai moral bangsa indonesia ke arah budaya barat yang tidak
selalu sesuai dengan nilai-nilai budaya dan moral bangsa indonesia.

Perbedaan tingkat kecendekiaan antar kalimat kadang kurang tampak, sebagaimana


terlihat pada (9), (10), (11) berikut.

Kalimat 9 Pergeseran nilai-nilai budaya bangsa terjadi karena pengaruh budaya barat
yang masuk ke Indonesia.

Kalimat 10 Terjadinya pergeseran nilai-nilai budaya bangsa disebabkan oleh pengaruh


budaya barat yang masuk ke Indonesia.

Kalimat 11 Terjadinya pergeseran nilai-nilai budaya bangsa karena pengaruh budaya


barat yang masuk ke Indonesia.

Kalimat (9) dan (10) mengikuti pola preposisi. Disamping itu mengandung keterangan, kedua
kalimat itu mengandung subjek dan predikat. Di samping itu subjek pada kalimat (9)
diungkapkan segi terjadinya sedangkan kalimat (10) diungkapkan segi sebabnya. Segi-segi
redaksi pengungkapan yang mampu menunjukkan perbedaan itu merupakan hal yang perlu
ada dalam bahasa indonesia keilmuan. Kalimat (11) tidak mengikuti pola preposisi karena
tidak mengandung predikat, tetapi hanya mengandung subjek dan keterangan.

4. Ringkas dan Padat

Bahasa keilmuan berciri ringkas dan padat, artinya pemakaian unsur bahasa di
dalamnya hemat. Unsur-unsur yang tidak diperlukan karena tidak fungsional dalam
mengungkapkan gagasan dibuang. Unsur bercetak miring pada contoh (12) berikut
merupakan unsur yang perlu dihilangkan sehingga terwujud kalimat (13) yang lebih ringkas
dan padat.

(12) Nilai etis tersebut di atas menjadi pedoman dan dasar pegangan hidup bagi setiap warga
negara Indonesia.

(13) Nilai etis tersebut menjadi pedoman hidup bagi setiap warga negara Indonesia.
Uraian tersebut memberikan pemahaman bahwa ciri ringkas berkenaan dengan penggunaan
unsur bahasa. Jika penggunaan unsur bahasa sudah ringkas, kandungan gagasan yang
diungkapkan menjadi padat. Dengan demikian, ciri padat berkenaan dengan kepadaan
gagasan yang terungkap. Jika gagasan yang terungkap sudah memadai dwngan unsur bahasa
yang terbatas tanpa pemborosan, ciri kepadatan sudah terpenuhi. Karena itulah ciri padat dan
ringkas merupakan dua ciri yang tidak dapat dipisahkan.

Realisasi ciri ringkas dan padat tidak hanya ditandai oleh penggunaan unsur-unsur
bahasa dalam kalimat, satuan bahasa yang berupa kalimat dalam paragraf pun, jika tidak
fungsional, dapat dihilangkan.

5. Konsisten

Bahasa keilmuan berciri konsisten, artinya harus bersifat ajeg, taat azas, selaras, dan
tidak berubah-ubah. Unsur-unsur bahasa berupa pembentukan kata dan tata tulis (penggunaan
ejaan dan tanda-tanda baca) digunakan sesuai kaidah yang berlaku dan konsisten. Sebagai
misal penggunaan kata tugas bagi dan untuk. Bagi digunakan sebagai pengantar objek
berkepentingan, untuk digunakan sebagai pengantar keterangan tujuan. Dengan demikian
penggunaan bagi dan untuk pada kalimat (14) tidak konsisten, sedangkan pada kalimat (15)
konsisten.

(14) Perlucutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak penting untuk muslim Bosnia. Untuk
mereka, yang penting adalah pencabutan embargo persenjataan.

(15) Perlucutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak penting bagi muslim Bosnia. Bagi mereka
yang penting adalah pencabutan embargo senjata.

Penggunaan istilah dalam bahasa Indonesia ilmiah juga perlu dilakukan secara taat azas.
Misalnya, istilah bedah bermakna sama dengan operasi. Akan tetapi jika di awal sudah
menggunakn kata bedah, maka sampai akhir tulisan harus menggunakan kata bedah.
Demikian juga penggunaan unsur bahasa yang di singkat. Kalau pada awal penyebutan
kegiatan belajar mengajar sudah di singkat dengan KBM, singkatan KBM itu yang terus
digunakan hingga akhir teks.

6. Gagasan sebagai Pangkal Tolak


Gagasan menjadi pangkal tolak bahasa Indonesia keilmuan. Oleh sebab itu, kalimat-
kalimat bahasa keilmuan berorientasi pada kalimat pasif, bukan kalimat aktif. Seperti dalam
contoh berikut.

(16) Kita tahu bahwa pendidikan di lingkungan keluarga sangat penting dalam penanaman
Pancasila.

(17) Skripsi ini saya tulis untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana.

(18) Perlu diketahui bahwa pendidikan di lingkungan keluarga sangat penting dalam
penanaman Pancasila.

(19) Skripsi ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana.

Kalimat (16) dan (17) berorientasi pada pelaku dan yang bukan penulis, sedangkan kalimat
(18) dan (19) berorientasi pada gagasan dan berbentuk kalimat pasif.
C. Simpulan

Bahasa Indonesia ragam ilmiah adalah salah satu bahasa Indonesia yang digunakan
dalam menulis karya ilmiah. Sebagai alat komunikasi bahasa Indonesia memiliki berbagai
ragam yaitu
1. berdasarkan tempat/daerahnya (dialek jakarta, dialek papua, dll)
2. berdasarkan penuturnya (ragam bahasa cendekiawan dan bahasa noncendekiawan)
3. berdasarkan sasarannya (ragam bahasa lisan, bahasa sastra, dll)
4. berdasarkan pemakaian (ragam bahasa resmi dan bahasa tidak resmi)
Karakteristik bahasa Indonesia ilmiah menurut Suparno dkk (1994:2) yaitu
1. lugas dan jelas
2. objektif
3. cendekia
4. ringkas dan padat
5. konsisten, dan
6. gagasan sebagai pangkal tolak
Daftar Pustaka :

1. amalgazali.blogspot.co.id/2012/07

2. dibustom.wordpress.com/2011/05/07

3. chaslemha.blogspot.co.id/2012/10

4. Tim Penulis MPK Bahasa Indonesia UNESA. 2015. Menulis Ilmiah : Buku Ajar MPK
Bahasa Indonesia. Surabaya : UNESA University Pres

Anda mungkin juga menyukai