Anda di halaman 1dari 4

Nama: Aftha Ferdian Pranugraha

Nim: 20211331005

Matkul: Bahasa Indonesia

UTS

1. Mengapa Bahasa Melayu menjadi Bahasa yang diangkat menjadi Bahasa persatuan
bangsa Indonesia ?
2. Bagaimana sikap dan tindakan kita dalam menghadapi pengaruh Bahasa daerah dan
Bahasa asing terhadap perkembangan Bahasa Indonesia ?
3. Sebutkan dan jelaskan tiga fungsi Bahasa?

4. Sebutkan fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara?

5. Jelaskan pengertian dari wawasan kebangsaan ?

6. Jelaskan apa yang dapat Saudara lakukan dalam upaya membela negara!

7. Sebutkan perbedaan ragam formal, semiformal, dan nonformal?

8. Sebutkan dan jelaskan tentang pemakaian pemakaian tanda baca , berikan contohnya
minimal 5 kalimatnya?
9. Sebutkan dan berikan contoh minimal 5 tentang pemakaian huruf miring , berikan
contohnya 5 kalimatnya?
10. Buatlah kalimat dengan kata ganti di, ke, dari masing – masing 2 kalimatnya?
Jawaban

1. Karena Bahasa Melayu selama berabad-abad sebelumnya telah digunakan sebagai


lingua franca (bahasa perhubungan) di seluruh kawasan Nusantara. Bahasa Melayu
mempunyai sistem yang sederhana sehingga mudah untuk dipelajari. Berbeda
dengan bahasa Jawa, Sunda, Madura yang mengenal tingkat-tingkat bahasa.
Persebaran Bahasa Melayu paling meluas ke berbagai daerah dan melampaui batas-
batas wilayah bahasa lain, selain itu Bahasa Melayu tidak dianggap bahasa asing
karena masih memiliki kekerabatan dengan bahasa-bahasa Nusantara lainnya.
Bahasa Melayu memiliki kemampuan mengatasi berbagai perbedaan bahasa
antarpenutur yang berasal dari berbagai daerah. Bahasa Melayu secara sukarela
dipilih dan diterima menjadi bahasa persatuan bangsa Indonesia, sehingga tidak
menimbulkan perasaan kalah dan tidak ada persaingan antar bahasa daerah.
2. menghargai bahasa-bahasa tersebut, dan ikut mempelajari nya untuk
mendapatkan wawasan baru. Pengajaran bahasa Indonesia selama ini, adalah
pengajaran bahasa layaknya bahasa pertama. Anak dianggap sudah memiliki
keterampilan berbahasa dasar dalam bahasa Indonesia. Pengajaran bahasa
diberikan dengan anggapan anak sudah mengetahui cara melafalkan kata dan
memahami arti kata dalam bahasa Indonesia. Intonasi juga dianggap sudah dikuasai
dan mengabaikan kenyataan bahwa lafal dan intonasi bahasa daerah berbeda dari
bahasa Indonesia. Dalam kenyataannya, tidak selalu semudah itu.
Bahasa asing merupakan bahasa yang kaidahnya, kadang-kadang aksaranya, dan
konsepnya sama sekali berbeda dari bahasa Indonesia. Berarti, bahasa diajarkan
sebagai bahasa yang sama sekali belum dikenal oleh anak. Semua diajarkan:
pelafalan, kosakata, tata bahasa, situasi, bahkan cara menulis pun diajarkan untuk
bahasa tertentu, seperti bahasa Arab, Jepang, Mandarin, Korea, dan sebagainya.
Di Indonesia, situasi kemampuan berbahasa anak-anak bervariasi. Seorang anak
dapat disebut sebagai seorang yang monolingual (menguasai satu bahasa); bilingual
(menguasai dua bahasa); atau seorang yang poliglot (menguasai lebih dari dua
bahasa). Seorang anak yang dibesarkan di daerah perkotaan, ditambah dengan
orang tua yang berpendidikan tinggi, akan mampu berbahasa Indonesia dan
mungkin bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Seorang anak yang dibesarkan di
daerah pinggiran kota, mungkin dengan orang tua yang berpendidikan tinggi,
mungkin pula tidak, akan mampu berbahasa daerah dan berbahasa Indonesia.
Seorang anak yang dibesarkan di daerah pedesaan dan, mungkin, terpencil hanya
mampu berbahasa daerah.

3. Fungsi Bahasa antara lain:


1. Bahasa sebagai alat ekspresi diri
Sejak kecil, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana mengungkapkan dan
mengekspresikan diri pada orang tua.
Di tahap permulaan tumbuh-kembang, bahasa anak-anak berkembang sebagai alat
untuk ekspresi diri.
2. Bahasa sebagai alat komunikasi
Sebagai alat komunikasi, bahasa dipakai buat menyampaikan maksud tertentu agar
bisa dipahami orang lain.
Perbedaan fungsi bahasa jadi alat ekspresi diri dan sarana komunikasi ada pada
tujuannya. Yang pertama sekadar untuk mengespresikan diri agar diketahui oleh
orang lain.
Adapun saat berkomunikasi, penggunaan bahasa disesuaikan dengan orang yang
diajak bicara, dengan tujuan supaya maksud dari dari bahasa mudah tersampaikan.
3. Bahasa sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial
Saat beradaptasi di lingkungan sosial baru, setiap orang akan memilih bahasa yang
digunakan tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Hal ini agar ia mudah
beradaptasi dan terintegrasi dengan lingkungan sosial tersebut.

4. Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara antara lain:


1) Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan atau sebagai bahasa
persatuan bangsa Indonesia.
2) Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.
3) Bahasa Indonesia sebagai alat perhubungan di tingkat nasional untuk
kepentingan pembangunan dan pemerintahan.
4) Bahasa Indonesia sebagai alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan,
dan teknologi.
5. Wawasan kebangsaan dapat diartikan sebagai konsepsi cara pandang yang
dilandasi akan kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara akan diri dan
lingkungannya di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Prof. Muladi, Gubernur (Lemhannas RI 2005-2011), meyampaikan bahwa wawasan
kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya, mengutamakan kesatuan dan persatuan wilayah dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
6.

7. Berdasarkan situasi pemakaiannya, bahasa dapat dibagi menjadi : ragam formal, ragam
semiformal, ragam nonformal.
1.Ragam formal : Digunakan dalam situasi resmi. Ragam formal atau ragam baku yaitu ragam
yang mengikuti kaidah atau aturan kebahasaan. Bahasa baku tidak dapat digunakan untuk segala
keperluan, tetapi hanya untuk :

 komunikasi resmi.

 wacana teknis.

 pembicaraan di depan khalayak ramai.

 pembicaraan dengan orang yang dihormati.


2. Ragam semiformal : Memiliki keunikan tersendiri, karena berciri mengikuti kaidah dan aturan
yang tetap. Tetapi hanya tidak secara konsisten dilakukan pada saat tujuan tertentu. Dalam hal
ini sebagai contoh yaitu bahasa jurnalistik, dimana biasanya pembaca berita, membacakan
beritanya tidak selalu dengan kata-kata yang baku, melainkan kadang ditengah-tengah kata-kata
baku yang mereka ucapkan terselip kata-kata yang biasa kita gunakan untuk berbicara kepada
seseorang, dalam hal ini berbicara santai kepada lawan bicara kita dalam membahas topik yang
tidak resmi.
3. Ragam nonformal : Tidak mutlak untuk menggunakan pemakaian kata baku Atau dalam hal ini
ragam nonformal berciri tidak sesuai kaidah atau aturan yang tetap. Contohnya, seperti pada
saat kita mengobrol santai dengan teman.

Anda mungkin juga menyukai