Anda di halaman 1dari 8

EKSISTENSI BAHASA INDONESIA DI TENGAH BAHASA LAIN

Delia Novi Mayanti Nugraha

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra, Universitas
Pendidikan Indonesia

Abstrak

Indonesian is the official language of the Republic of Indonesia and the language of the unity of the Indonesian
nation. Indonesian is one of the many varieties of the Malay language. Many words in Indonesian also come
from borrowings from other languages. The existence of Indonesian itself at this time began to fade in use.
Among the people, they prefer to use their own local language and sometimes there are those who cannot use
Indonesian properly. Meanwhile, at this time among teenagers, they prefer to use slang or it can be called slang.
Apart from that, today's teenagers are more interested in learning languages from other countries because they
are influenced by their culture. In fact, with the use of regional languages, slang and foreign languages are not
mistakenly used in daily activities or life. However, it is unfortunate if the Indonesian language itself is slowly
forgotten. In fact, many Indonesians themselves cannot use Indonesian properly and correctly. The use of
Indonesian in Indonesia today can be assessed as a formal language that is only used for certain activities such
as in the world of education or work.

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia.
Bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak varietas bahasa Melayu. Kata-kata dalam bahasa Indonesia
juga banyak yang berasal dari serapan bahasa-bahasa lain. Eksistensi bahasa Indonesia sendiri pada zaman
sekarang mulai memudar penggunaannya. Di kalangan masyarakat, mereka lebih suka menggunakan bahasa
daerahnya sendiri dan terkadang ada saja yang tidak bisa menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan
benar. Sedangkan, pada zaman ini di kalangan remaja, mereka lebih suka untuk menggunakan bahasa gaul atau
bisa disebut bahasa prokem. Selain dari itu, remaja sekarang ini lebih tertarik untuk mempelajari bahasa dari
negara lain karena terpengaruh dari budayanya. Sebenarnya, dengan penggunaan bahasa daerah, bahasa
prokem dan bahasa asing sendiri tidak salah digunakan dalam kegiatan atau kehidupan sehari-hari. Tetapi,
sangat disayangkan jika bahasa Indonesia sendiri dilupakan secara perlahan, bahkan orang Indonesia sendiri
banyak sekali yang tidak bisa menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Penggunaan bahasa
Indonesia di Indonesia sendiri sekarang, bisa dinilai sebagai bahasa formal yang hanya digunakan untuk
kegiatan tertentu seperti di dunia pendidikan atau pekerjaan.

Kata kunci : bahasa Indonesia, eksistensi, bahasa


Pendahuluan

Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antar individu atau kelompok dalam
kegiatan sehari-hari. Bahasa bisa merupakan simbol, lambang, bunyi, dan lain-lain untuk
menyampaikan sebuah pesan tertentu kepada lawan pembicara. Menurut Kridalaksana (1983
dan juga Djoko Kentjono 1982) " Bahasa adalah sistem lambang bunyi arbiter yang
digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan
mengidentifikasikan diri". Bahasa mempunyai fungsi-fungsi tertentu yang digunakan
berdasarkan kebutuhan seseorang, karena dengan menggunakan bahasa, seseorang juga dapat
mengekspresikan dirinya, fungsi bahasa sangat berabagam. Bahasa digunakan sebagai alat
untuk berkomunikasi, selain itu bahasa juga digunakan sebagai alat untuk mengadakan
integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi Bahasa adalah alat komunikasi
bagi manusia, baik secara lisan maupun tertulis. Seperti pengertian bahasa dari
(DEPDIKNAS 2005) "Bahasa adalah sebuah ucapan yang berasal dari perasaan serta pikiran
manusia yang disampaikan secara teratur dan dengan memakai bunyi sebagai mediumnya".

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa
Indonesia. Bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak varietas bahasa Melayu. Kata-kata
dalam bahasa Indonesia juga banyak yang berasal dari serapan bahasa-bahasa lain. Bahasa
Indonesia lahir pada 28 Oktober 1928 dan dicetuskan sebagai sikap politik para pemuda pada
masa itu yang mengakui satu bangsa yaitu bangsa Indonesia, satu tanah air yaitu Indonesia
dan satu bahasa yaitu bahasa Indonesia.

Bahasa daerah atau bahasa regional adalah bahasa yang dituturkan di suatu wilayah
dalam sebuah negara berdaulat, yaitu di suatu daerah kecil, negara bagian federal, provinsi,
atau teritori yang lebih luas. Sedangkan yang dimaksud dengan bahasa prokem, bahasa gaul,
atau bahasa slang Indonesia adalah ragam bahasa Indonesia nonstandar yang lazim digunakan
di Jakarta pada tahun 1970-an yang kemudian digantikan oleh ragam yang disebut sebagai
bahasa gaul, seiring berjalannya waktu bahasa prokem yang berasal dari Jakarta mulai
menyebar ke daerah lain di seluruh Indonesia. Sebagian besar kosakata dari bahasa ini tidak
ditemukan di dalam KBBI. Kata prokem sendiri merupakan bahasa pergaulan dari preman.
Dan yang dimaksud dengan bahasa asing merupakan bahasa yang tidak biasa digunakan oleh
masyarakat yang mendiami wilayah tertentu.
Penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri mulai pudar karena adanya bahasa-bahasa lain
yang menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat di Indonesia. Walaupun demikian,
pemerintah dan masyarakat-masyarakat tertentu berupaya agar penggunaan bahasa Indonesia
masih ada di dalam bangsa Indonesia itu sendiri, yaitu dengan menumbuhkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bahasa
resmi dan bahasa nasional Indonesia.

Pembahasan

Hadirnya bahasa lain selain bahasa Indonesia di negaranya sendiri bisa mempengaruhi
penggunaan bahasa Indonesia dan berdampak pada eksistensi bahasa Indonesia di tengah
masyarakat luas. Bahasa lain yang dapat mempengaruhi eksistensi bahasa Indonesia yaitu
bahasa daerah, bahasa prokem, dan bahasa asing.

Bahasa daerah sendiri merupakan bahasa turun-temurun yang ada di suatu daerah
tertentu di negara Indonesia. Penggunaannya sudah lama dibandingkan dengan hadirnya
bahasa Indonesia, dan masyarakat cenderung lebih fasih dan paham ketika menggunakan
bahasa daerahnya sendiri. Maka dari itu, sulit sekali rasanya jika kebiasaan berbahasa
masyarakat di daerah atau pedalaman tertentu untuk dapat menggunakan bahasa Indonesia
dengan baik dan benar. Dampak negatif adanya bahasa daerah terhadap bahasa Indonesia,
yaitu :

i) Bahasa daerah yang satu sulit dipahami oleh daerah lain.

ii) Warga negara asing yang ingin belajar bahasa Indonesia menjadi

kesulitan karena terlalu banyak kosakata.

iii) Masyarakat menjadi kurang paham dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baku
karena sudah terbiasa menggunakan bahasa daerah.

iv) Dapat menimbulkan kesalahpahaman.

Selain dari bahasa daerah, ada juga bahasa prokem. Bahasa prokem atau bahasa gaul
kerap digunakan oleh anak zaman sekarang atau remaja-remaja di lingkungan bermain
mereka dengan sesama temannya. Bahasa prokem ini dinilai lebih keren dan kekinian untuk
mereka pada seusianya. Bahasa prokem merupakan salah satu bentuk menyimpang dari
bahasa Indonesia sebagai bahasa dalam pergaulan anak-anak remaja. Istilah ini muncul pada
akhir tahun 1980-an. Pada saat itu, ia dikenal sebagai “bahasanya para bajingan atau anak
jalanan” karena arti kata prokem dalam pergaulan adalah preman yang mendapat sisipan OK
menjadi prokeman lalu mengalami apokope yaitu lenyapnya bunyi akhir sehingga menjadi
prokem. Sekarang, bahasa prokem telah umum digunakan sebagai bentuk percakapan sehari-
hari dalam pergaulan di lingkungan sosial masyarakat terutama remaja. Dalam media-media
populer seperti TV, radio, dunia perfilman nasional tidak ketinggalan memasukkan bahasa-
bahasa sandi tersebut yang dapat memengaruhi remaja dalam berbahasa. Seringkali ia
digunakan dalam beberapa artikel yang ditujukan untuk kalangan remaja oleh majalah-
majalah remaja yang sangat populer untuk menarik minat. Bahasa prokem saat ini memanglah
menjadi komunikasi verbal yang utama digunakan oleh remaja dalam kehidupan sehari-
harinya. Adanya bahasa prokem juga dapat berdampak negatif pada eksistensi bahasa
Indonesia, yaitu :

1. Kesulitan berbahasa Indonesia dengan benar

Dengan seringnya menggunakan bahasa gaul untuk berkomunikasi maka remaja akan
semakin sulit menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar karena sudah menjadi
keseharian. Dengan kebiasaan tersebut, remaja akan sulit membedakan mana yang kata baku
dan tidak baku, bahkan dalam komunikasi formal akan mengganggu kelancaraan
komunikasinya.Eksistensi bahasa Indonesia terancam terpinggirkan.

2. Perilaku tidak sopan

Dari segi norma susila bahasa gaul mempunyai dampak pada perilaku yang tidak baik,
contohnya bila digunakan pada orang yang lebih tua akan tidak sopan karena keluar dari
tatanan norma dan sopan santun. Bahasa prokem juga memiliki bentuk yang sukar dipahami,
akibatnya mungkin dapat menyinggung perasaan orang lain.

3. Menurunnya derajat bahasa Indonesia

Karena bahasa gaul yang begitu mudah untuk digunakan berkomunikasi dan hanya orang
tertentu yang mengerti arti dari bahasa gaul, maka remaja lebih memilih untuk menggunakan
bahasa gaul sebagai bahasa sehari-hari. Sehingga bahasa Indonesia semakin pudar bahkan
dianggap kuno di mata remaja dan juga menyebabkan turunnya derajat bahasa indonesia.

4. Menyebabkan punahnya bahasa Indonesia

Penggunaan bahasa gaul yang semakin marak di kalangan remaja merupakan sinyal
ancaman yang sangat serius terhadap bahasa indonesia dan pertanda semakin buruknya
kemampuan berbahasa generasi muda zaman sekarang. Sehingga tidak dapat dipungkiri suatu
saat bahasa Indonesia bisa hilang karena tergeser oleh bahasa gaul di masa yang akan datang.

Dan yang terakhir ada bahasa asing, yaitu bahasa yang berasa dari luar negara Indonesia.
Penggunaan bahasa asing di Indonesia berdampak karena pengaruh budaya yang tersebar ke
masyarakat. Memang penggunaan bahasa asing tidak banyak ditemukan di masyarakat,
karena merka cenderung menggunakan bahasa daerahnya sendiri. Tetapi, bahasa asing ini
dapat mempengaruhi eksistensi bahasa Indonesia karena masyarakat cenderung lebih tertarik
mempelajari bahasa asing daripada bahasanya sendiri. Mereka bahkan beranggapan mengapa
harus belajar lagi bahasa yang sudah kita ketahui, padahal penggunaannya saja terkadang
btidaj benar dan mereka malas untuk mempelajarinya lebih lanjut. Ini menyebabkan pudarnya
eksistensi bahasa Indonesia. Dampak negatif adari adanya bahasa asing terhadap bahasa
Indonesia :

1. Bahasa Indonesia perlahan dianggap enteng.


2. Bahasa Indonesia dikenal tidak keren di mata masyarakatnya.
3. Mendahulukan bahasa asing demi pergaulan.
4. Enggan untuk belajar bahasa Indonesia.

Sebenarnya, dengan penggunaan bahasa daerah, bahasa prokem dan bahasa asing sendiri
tidak salah digunakan dalam kegiatan atau kehidupan sehari-hari. Tetapi, sangat disayangkan
jika bahasa Indonesia sendiri dilupakan secara perlahan, bahkan orang Indonesia sendiri
banyak sekali yang tidak bisa menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Penggunaan bahasa Indonesia di Indonesia sendiri sekarang, bisa dinilai sebagai bahasa
formal yang hanya digunakan untuk kegiatan tertentu seperti di dunia pendidikan atau
pekerjaan. Dampak buruk dari hilangnya eksistensi bahasa Indonesia yaitu :
1. Indonesia kehilangan identitasnya sendiri, dimana bahasa Indonesia juga merupakan
salah satu bagian dari identitas nasional yang telah diakui sejak kemerdekaan.
2. Bahasa Indonesia jarang dikenal oleh negara lain, eksistensi dari penggunaan bahasa
Indonesia sendiri di negaranya mulai memudar maka sulit untuk dikenal oleh negara
asing.
3. Masyarakat Indonesia lebih bangga terhadap bahasa lain, seperti yang sudah
dipaparkan dari faktor yang dapat mempengaruhi eksistensi bahasa Indonesia sendiri
yaitu, bahasa daerah, bahasa prokem, dan bahasa asing.

Disamping adanya dampak-dampak negatif dari hilangnya eksistensi bahasa Indonesia,


ada solusi yang disarankan untuk dilakukan agar menumbuhkan kembali rasa cinta terhadap
bahasa Indonesia, yaitu :

1. Adanya kesadaran dari masyarakat Indonesia betapa pentingnya menjaga eksistensi


penggunaan bahasa Indonesia.
2. Mempunyai ketertarikan untuk belajar lebih banyak tentang bahasa Indonesia.
3. Mulai membiasakan diri untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
4. Mengubah pandangan terhadap bahasa Indonesia, memandang bahwa bahasa
Indonesia itu cocok digunakan di lingkungan sekitar.
5. Merasa bangga menggunakan bahasa Indonesia.
6. Ikut berpartisipasi untuk bersosialisasi kepada masyarakat umum agar mengetahui
pentingnya menjaga eksistensi bahasa Indonesia dan mengajak belajar bersama-sama
bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Kesimpulan

Hadirnya bahasa lain selain bahasa Indonesia di Indonesia bisa berdampak buruk kepada
eksistensi bahasa Indonesia itu sendiri. Tetapi, permasalahan itu kembali kepada individu
masing-masing karena dirasakan adanya kesadaran dapat membantu mempertahankan
eksistensi bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cita.

Hanung Edwiko. MEMPERTAHANKAN BAHASA INDONESIA DI ERA GLOBALISASI.


Universitas Sebelas Maret. Diakses pada tanggal 9 April 2021. Pada link
https://osf.io/tv27r/download/?format=pdf

Mahmud Teuku. 2018. PENGARUH BAHASA DAERAH TERHADAP PENGGUNAAN


BAHASA INDONESIA SECARA BERSAMAAN PADA SISWA DI SEKOLAH
SMPN 1 GEULUMPANG BARO KABUPATEN PIDIE. STKIP Bina Bangsa
Getsempena Banda Aceh. Diakses pada tanggal 9 April 2021. Pada link
https://repository.bbg.ac.id/handle/707

Sari Puspita Beta. 2015. DAMPAK PENGGUNAAN BAHASA GAUL DI KALANGAN


REMAJA TERHADAP BAHASA INDONESIA. FKIP Universitas Bengkulu.
Diakses pada tanggal 9 April 2021. Pada link http://repository.unib.ac.id/11122/1/17-
BETA%20PUSPA%20SARI.pdf

https://www.indonesia-frankfurt.de/pendidikan-budaya/sekilas-tentang-budaya-indonesia/

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bahasa_daerah

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bahasa_asin

https://www.unja.ac.id/2019/09/16/bahasa-prokem-memengaruhi-eksistensi-bahasa-
indonesia-di-kalangan-remaja/

https://www.unja.ac.id/2019/09/16/bahasa-prokem-memengaruhi-eksistensi-bahasa-
indonesia-di-kalangan-remaja/

https://amp-tirto-id.cdn.ampproject.org/v/s/amp.tirto.id/eksistensi-bahasa-indonesia-di-ruang-
publikterancampunahcxR4?amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQHKAFQArABIA%3
D%3D#aoh=16179764462761&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari
%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Famp.tirto.id%2Feksistensi-bahasa-indonesia-
diruangpublikterancampunahcxR4%23aoh%3D16179764462761%26referrer%3Dhttps%253
A%252F%252Fwww.google.com%26amp_tf%3DDari%2520%25251%2524s
https://wwwkabarsumbawacom.cdn.ampproject.org/v/s/www.kabarsumbawa.com/2020/01/07
/pudarnyapenggunaanbahasaindonesiadikalanganremaja/?amp&usqp=mq331AQSKAFQApg
Bvu3ypOKRsYZRsAEg&amp_js_v=a6&amp_gsa=1#referrer=https%3A%2F%2Fwww.goog
le.com&csi=0&ampshare=https%3A%2F%2Fwww.kabarsumbawa.com%2F2020%2F01%2F
07%2Fpudarnyapenggunaanbahasaindonesiadikalanganremaja%2F%3Famp%23referrer%3D
https%3A%2F%2Fwww.google.com%26csi%3D0

https://www.researchgate.net/publication/330223648_Pengaruh_Bahasa_Asing_terhadap_Ba
hasa_Indonesia_di_Tengah_Arus_Globalisasi

Anda mungkin juga menyukai