Pembukaan
Bahasa adalah suatu media yang digunakan untuk menyampaikan dan memahami
gagasan, pikiran, dan pendapat. Bahasa juga media komunikasi utama di dalam
kehidupan manusia untuk berinteraksi (Surahman, 1994: 11).
Melalui bahasa, kehidupan berinteraksi suatu bangsa dapat dibentuk, dibina, dan
dikembangkan serta dapat diturunkan pada generasi mendatang. Dengan adanya
bahasa sebagai alat komunikasi, maka semua yang ada di sekitar manusia, dapat
disesuaikan dan diungkapkan kembali kepada orang lain sebagai bahan komunikasi
(Craff, 1987: 1).
Secara garis besar, bahasa dapat dilihat dari tiga sudut pandang, antara lain: sudut
pandang bentuk dan sudut pandang makna (Martinet, 1987). Bentuk bahasa
berhubungan dengan keadaannya dalam mendukung perannya sebagai sarana
komunikasi untuk berbagai kepentingan komunikasi pemakai bahasa, dan
hubungannya dengan aspek nilai dan aspek makna adalah perannya yang terkandung
dalam bentuk bahasa yang fungsinya sebagai alat komunikasi ketiga unsur tersebut
secara keseluruhan dimiliki oleh semua bahasa di dunia.
Sebagaimana kita ketahui bahwa sesuai dengan ikrar Sumpah Pemuda tanggal 28
Oktober 1928, bahasa Indonesia diangkat sebagai bahasa nasional, dan sesuai dengan bunyi
UUD 45, BabXV, Pasal 36 Indonesia juga dinyatakan sebagai bahasa negara. Hal ini berarti
bahwa bahasa Indonesia mempunyai kedudukan baik sebagai bahasa nasional dan bahasa
negara.
Yang dimaksud dengan kedudukan bahasa ialah status relatif bahasa sebagai sistem lambang
nilai budaya,yang dirumuskan atas dasar nilai sosialnya Sedang fungsi bahasa adalah nilai
pemakaian bahasa tersebut di dalam kedudukan yang diberikan.
Sehubungan dengan kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki
empat fungsi. Keempat fungsi tersebut ialah sebagai:
1.lambang identitas nasional,
2.lambang kebanggaan nasional,
3.alat pemersatu berbagai masyarakat yang mempunyai latar belakang sosial budaya dan
bahasa yang berbeda-beda, dan
4.alat perhubungan antarbudaya dan daerah.
Berkaitan dengan statusnya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
1.bahasa resmi negara,
2.bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan,
3.bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan, dan
4.bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta
teknologi.
Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia
tidak dapat dise
Masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja
belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Menurut Sri
Rumini & Siti Sundari tahun 2004 dalam artikel tentang remaja di Wikipedia.com
masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami
perkembangan semua aspek / fungsi untuk memasuki masa dewasa.
Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi
wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Dalam masa ini anak
mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun
perkembangan psikisnya, sehingga sangat rentan untuk dipengaruhi
Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu: 1). 12 – 15
tahun; 2). Masa remaja awal, 15 – 18 tahun; 3). Masa remaja pertengahan, dan 18 –
21 tahun; 4). Masa remaja akhir.
Kehidupan remaja merupakan suatu fase kehidupan untuk mencari identitas. Siapa
dan bagaimana dia pada saat sekarang ini dan siapa atau apakah yang dia inginkan
pada masa mendatang . Remaja sekarang sebagian besar telah menentukan jalan yang
harus dia tempuh untuk meraih cita-citanya. Berbagai persiapan untuk masa depan
telah dicanangkan, baik oleh orang tua maupun persiapan dari diri-sendiri, seperti:
1. Mengembangkan ilmu pengetahuan teknologi dan informasi
Hal seperti itu sangat mudah kita temukan di tengah-tengah masyarakat
modern. Penguasaan terhadap teknologi dan informasi merupakan sebuah
keharusan yang dijalankan untuk mempersiapkan masa depan yang semakin
berkembang dengan teknologi-teknologi canggih. Minimnya pengetahuan tentang
teknologi dan komunikasi di zaman ini akan menjadi sebuah boomerang dalam
mengejar cita-cita.
2. Mengasah kemampuan berbahasa asing
Kemampuan menguasai bahasa asing oleh para remaja akhir-akhir ini sedang
giat-giatnya dilakukan. Menguasai bahasa asing sama artinya mendapatkan
pekerjaan yang mendatangkan gemilang harta. Dengan kata lain kesuksesan ada di
depan mata.
Penguasaan seorang remaja terhadap ilmu pengetahuan teknologi-informasi dan
penguasaan bahasa-bahasa asing memang sangat mendukung masa depan, namun
penguasaan terhadap budaya dan lebih-lebih terhadap bahasa sendiri sangat
memperihatinkan. Remaja, apalagi yang sudah meiliki gelar mahasiswa sangat pintar
dalam berbahasa serta dalam mengembangkannya. Akan tetapi, dalam penggunanya
kebanyakan dari mereka tidak memperhatikan bahasa Indonesia yang baik dan benar
yang sesuai dengan kaidah kebahasaan. Bahkan didalam diri mereka timbul suatu
ketidakwajaran ketika berbahasa Indonesia yang baku. Padahal sangatlah wajar
apabila mahasiswa selaku penerus bangsa dapat menggunakan bahasa nasionalnya
dan menunjukan identitas sebagai Bangsa Indonesia. Ada beberapa hal yang membuat
Bahasa Indonesia baku menjadi sebuah anomali bagi remaja dan pelajarnya sendiri.
Pertama, kurangnya peran dari pendidik. Arti pendidik disini tidak hanya di
sekolah saja tetapi juga dari keluarga dan masyarakat. Di lingkungan keluarga, orang
tua cenderung tidak mempermasalahkan Bahasa Indonesia yang digunakan anak-
anaknya sejak kecil. Misalnya mereka hanya terpaku pada nilai matematika, sains
atau pun bahasa Inggris. Asalkan bisa berkomunikasi, bahasa tidak menjadi masalah.
Ironisnya, kurangnya peran pendidik berasal dari guru Bahasa Indonesianya sendiri.
Memang Bahasa Indonesia telah dipelajari sejak usia sekolah dasar, tetapi guru hanya
mengajar cara berbahasa Indonesia yang baik dan benar bukan mendidik cara
berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia hanya sebuah pelajaran
bukan pendidikan, hanya formalitas dan bukan untuk diterapkan. Secara tertulis kita
sering membaca kalimat “Wajib Berbahasa Indonesia Sesuai EYD” tetapi secara kasat
mata “Jauhkan Dari Jangkauan Anak-anak”.
Kedua, kurangnya kesadaran dari mahasiswanya sendiri. Identik dengan remaja
dewasa, mahasiswa masih mempunyai ego sehingga mereka merasa canggung
berbahasa Indonesia yang baik dan benar dalam pergaulannya. Bahkan mahasiswa
lebih memilih untuk menguasai Bahasa Inggris yang dianggap lebih hebat daripada
Bahasa Indonesia dan beralasan untuk mengikuti perkembangan zaman. Alasan
tersebut memang tidak bisa dipungkiri tetapi alangkah baiknya jika menguasai Bahasa
Indonesia yang baik dan benar dulu.
Ketiga, anggapan Bahasa Indonesia baku sebagai bahasa panti jompo. Ini
disebabkan karena peran dari media baik cetak maupun elektronik sering
berkomunikasi dengan menggunakan bahasa informal yang dibawakan oleh ikon-ikon
artisnya sehingga orang yang mengidolakan artis tersebut suka menirukan apa yang
idola mereka lakukan. ContohnyaLaura Syndrome yang gejalanya menirukan gaya ala
Cinta Laura. Jadi jika suatu acara menggunakan bahasa formal, maka acara tersebut
membosankan untuk disimak.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penggunaan bahasa Indonesia di kalangan remaja saat ini hampir sudah tidak ada yang
menggunakannya dengan benar. Sedikit sekali remaja yang menggunakan bahasa Indonesia
dengan benar. Selang waktu yang berjalan, pengguna bahasa Indonesia dengan benar telah di
geser dengan bahasa-bahasa yang tidak di kenal. Dikarenakan datangnya penduduk luar
negeri ke dalam negeri, yang membaur bahasa Indonesia dengan bahasa asing.
Bahasa yang digunakan remaja pada saat ini diantaranya adalah bahasa prokem atau
bahasa gaul, bahasa asing dan bahasa daerah. Bahasa indonesia tidak digunakan sebagaimana
mestinya dikarenakan beberapa faktor antara lain faktor dari luar dan faktor dari dalam.
Penggunaan bahasa gaul, asing maupun bahasa daerah dikalangan remaja menimbulkan
berbagai dampak, baik itu dampak positif maupun dampak negatif.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat para remaja kita agar
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah dengan tindakan yang nyata dari
diri sendiri, masyarakan dan pemerintah. Karena itu merupakan elemen penting untuk
perubahan agar remaja, masyarakat dan pemerintah indonesia memiliki rasa bangga akan
bahasanya sendiri. Bahasa Indonesia merupakan alat pemersatu bangsa, sebagai identitas
bangsa Indonesia dan sebagai lambang kebanggaan nasional.
4.2 Saran
Karena remaja merupakan agen perubahan, sudah seharusnya kita sebagai remaja saat ini
menggunakan bahasa Indonesia yang benar sesuai dengan situasi dan kondisi dan sesuai
dengan kaidah yang telah disempurnakan. Dimana kita sedang berkomunikasi secara lisan
maupun tulisan. Karena apa, karena bahasa Indonesia merupakan identitas kebanggaan
bangsa Indonesia dan merupaka alat pemersatu. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
mempertahankan bahasa Indonesia yang baik dan benar :
1. Para remaja dan anak muda harus biasa menggunakan bahasa indonesia yang baku sesuai
dengan kaidahnya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Dalam forum resmi hendaknya masyarakat khususnya para remaja dan anak muda tetap
menggunakan tatanan bahasa indonesia yang baku.
3. Media-media cetak atau elektronik harus tetap menggunakana tatanan Bahasa Indonesia yang
baku dalam menyajikan informasi kepada masyarakat.
4. Menyadarkan masyarakat Indonesia terutama para generasi muda, bahwa Bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional harus diutamakan penggunaanya.
5. Meningkatkan pengajaran Bahasa Indonsia di sekolah dan perguruan tinggi dengan tugas praktik
dialog atau monolog seperti dalam bermain drama, penulisaan artikel makalah, dan lain
sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Khaidir.1995.Beberapa Aspek Sosio-Kultural Masalah
Bahasa.Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.
Badudu, J.S.1994.Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
Chaer, Abdul. 1993.Pembakuan Bahasa Indonesia.Jakarta:PT. Rineka Cipta.
KATA PENGANTAR
Denganmemanjatkan puji syukur kehadirat Allah swt, atas berkat rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya ilmiah ini yang berjudul
“Penggunaan Bahasa Indonesia Di Kalangan Remaja” dengan lancar. Shalawat dan salam
kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita ke alam yang
terang benderang seperti sekarang ini sehingga kita bisa merasakan nikmat iman dan islam.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang mempunyai andil
dalam proses pembuatan Karya Ilmiah ini atas bantuan dan partisipasinya. Ucapan terima
kasih disampaikan antara lain kepada:
1. Rektor Universitas Mataram Prof. Ir. Sunarpi, Ph.D.
2. Dekan Fakultas Teknologi Pangan & Agroindustri Prof. Ir. Eko Basuki M. App.
Sc.Ph.D.
3. Ketua prodi Ilmu dan Teknologi Pangan Ir. M. Abbas Zaini, MP.
4. Drs. H. Nasaruddin M .Ali, B.A., M.Pd. selaku dosen mata kuliah bahasa Indonesia.
5. Wiharyani Werdiningsih, S.P., M.Si. selaku pembimbing akademik.
6. Para dosen dan stap tata usaha yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu.
7. Orang tua tercinta.
8. Sahabat-sahabat tersayang, atas semua masukan dan dukungan yang sangat
membantu.
Walaupun penyusunan karya ilmiah ini telah diusahakan dengan sebaik-baiknya,
namun tentu tak luput dari kekurangan, baik dalam penyusunan maupun isi karya ilmiah ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun penulis harapkan dari para pembaca demi
kesempurnaan karya ilmiah ini.
Akhirnya, penulis berharap semoga peyusunan karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
masyarakat umum.
Mataram, Desember 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
1.2Rumusan Masalah
1.3Tujuan Penelitian
1.3.1Tujuan penelitian secara umum
1.3.2Tujuan penelitian secara khusus
1.4Manfaat Penelitian
1.4.1Manfaat penelitian secara teoritis
1.4.2Manfaat penelitian secara praktis
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1Bahasa dan Peranannya
2.2 Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia
2.2.1Bahasa Nasional
2.2.2Bahasa Negara
2.3Remaja
3.1Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar
3.1.1Bahasa Indonesia baku
3.2 Penggunaan Bahasa Indonesia Di Kalangan Remaja
3.3Faktor Penyebab Remaja Cenderung Meninggalkan Penggunaan Bahasa Indonesia Yang
Baik Dan Benar
BAB IV
PENUTUP
4.1Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa merupakan kebutuhan vital manusia dalam berkomunikasi dengan
manusia atau sekelompok manusia lainnya. Sifat dasar manusia yang selalu saling
membutuhkan satu dengan lainnya menjadikan bahasa menjadi kebutuhan mutlak
dalam berinteraksi.
Kemampuan manusia menciptakan bahasa untuk berkomunikasi mendukung
keberadaanya sebagai makhluk sosial semakin menonjolkan perbedaan manusia
dengan makhluk Tuhan lainnya. Meskipun tidak hanya bahasa yang menjadi alat
komunikasi, tidak dapat dipungkiri bahwa bahasa adalah alat komunikasi yang
sederhana dan sangat mudah dipahami dalam kehidupan bermasyarakat.
Bahasa merupakan asset yang paling berharga dimiliki oleh suatu
kelompok,seperti bangsa Indonesia yang memiliki bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional. Indonesia terdiri dari banyak suku dan kelompok yang memiliki bahasa dan
budaya berbeda-beda, dengan adanya bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional telah
mencerminkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang majemuk.
Akan tetapi banyak yang tidak mengetahui bahasa Indonesia yang baik dan
benar, khususnya remaja zaman sekarang. Dengan semakin berkembangnya bahasa
gaul dan berbagai modifikasi dari bahasa asing, bahasa Indonesia yang sesungguhnya
mulai luntur dan dilupakan.
Perkembangan bahasa-bahasa gaul dewasa ini sangat mengkhawatirkan.
Banyak generasi muda yang tidak mengetahui penggunaan bahasa Indonesia yang
baik dan benar. Contoh yang paling jelas terlihat dalam dunia kampus, mahasiswa
acuh tak acuh terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, bahkan
dalam penyusunan skripsi tak banyak mahasiswa yang masih saja menggunakan
penggunaan bahasa Indonesia yang salah dan tidak sesuai dengan Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan.
Remaja-remaja di zaman modern ini juga banyak yang tidak mengimbangi
kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar dengan berbahasa asing.
Terlihat dari lebih banyak remaja mengembangkan kemampuan berbahasa asing
daripada kemampuan berbahasa Indonesia yang sesuai dengan ejaan yang
disempurnakan. Sehingga, dalam berbahasa remaja sulit membedakan dimana mereka
harus berbicara formal atau tidak. Mereka juga kesulitan menulis suatu karya dengan
bahasa Indonesia yang baik dan benar yang sesuai dengan pedoman umum ejaan
bahasa Indonesia yang disempurnakan. Oleh karena itu, penulis mengangkat
permasalahan tersebut ke dalam karya tulis ini, dengan harapan agar remaja saat ini
mengerti penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta mengembangkan
kemampuan berbahasa mereka sesuai dengan Pedoman Umum Bahasa Indonesia
Yang Disempurnakan.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah bahasa Indonesia yang baik dan benar itu?
2. Bagaimanakah penggunaan bahasa Indonesia di kalangan remaja saat ini?
3. Faktor apa sajakah yang menyebabkan remaja cenderung meninggalkan
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar?
4. Bagaimanakah dampak yang ditimbulkan dengan ditinggalkannya penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar?
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Bahasa dan Peranannya
Bahasa adalah suatu media yang digunakan untuk menyampaikan dan memahami
gagasan, pikiran, dan pendapat. Bahasa juga media komunikasi utama di dalam
kehidupan manusia untuk berinteraksi (Surahman, 1994: 11).
Melalui bahasa, kehidupan berinteraksi suatu bangsa dapat dibentuk, dibina, dan
dikembangkan serta dapat diturunkan pada generasi mendatang. Dengan adanya
bahasa sebagai alat komunikasi, maka semua yang ada di sekitar manusia, dapat
disesuaikan dan diungkapkan kembali kepada orang lain sebagai bahan komunikasi
(Craff, 1987: 1).
Secara garis besar, bahasa dapat dilihat dari tiga sudut pandang, antara lain: sudut
pandang bentuk dan sudut pandang makna (Martinet, 1987). Bentuk bahasa
berhubungan dengan keadaannya dalam mendukung perannya sebagai sarana
komunikasi untuk berbagai kepentingan komunikasi pemakai bahasa, dan
hubungannya dengan aspek nilai dan aspek makna adalah perannya yang terkandung
dalam bentuk bahasa yang fungsinya sebagai alat komunikasi ketiga unsur tersebut
secara keseluruhan dimiliki oleh semua bahasa di dunia.
2.2.1 Bahasa Nasional
2.2.2 Bahasa Negara
Berkaitan dengan statusnya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
1.bahasa resmi negara,
2.bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan,
3.bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan, dan
4.bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta
teknologi.
2.3 Remaja
Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia
tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa
remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa. Remaja
merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara
umur 12 tahun sampai 21 tahun (www.wikipedia.com).
Menurut Hurlock tahun 1992 pada artikel tentang remaja di Wikipedia.com
menyatakan remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau
tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi
yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik.
Remaja memiliki tempat di antara anak-anak dan orang tua karena sudah tidak
termasuk golongan anak tetapi belum juga berada dalam golongan dewasa atau tua.
Masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja
belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Menurut Sri
Rumini & Siti Sundari tahun 2004 dalam artikel tentang remaja di Wikipedia.com
masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami
perkembangan semua aspek / fungsi untuk memasuki masa dewasa.
Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi
wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Sedangkan menurut Zakiah
Darajat tahun 1990 dalam artikel tentang remaja di Wikipedia.com, remaja adalah
masa peralihan di antara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak
mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun
perkembangan psikisnya, sehingga sangat rentan untuk dipengaruhi. Mereka bukanlah
anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan juga
orang dewasa yang telah matang. Hal yang sama diungkapkan oleh Santrock tahun
2003dalam artikel tentang remaja di Wikipedia.com, bahwa remaja (adolescene)
diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa
yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Batasan usia
remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun.
Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu: 1). 12 – 15
tahun; 2). Masa remaja awal, 15 – 18 tahun; 3). Masa remaja pertengahan, dan 18 –
21 tahun; 4). Masa remaja akhir.
Berdasarkan definisi beberapa ahli tersebut dapat dikatakan remaja adalah suatu
proses peralihan seorang manusia dari anak-anak menuju kedewasaan dengan usia 12
tahun sampai 22 tahun.
Orang yang dalam proses mencari identitas adalah orang yang ingin menentukan
siapa dan bagaimana dia pada saat sekarang ini dan siapa atau apakah yang dia
inginkan pada masa mendatang (Kiko, 2001).
Pemuda sebagai Embrio Regenerasi suatu bangsa memiliki
masa adelonsia dimana pemuda untuk pertama kali secara diminitif harus menentukan
siapakah dan apakah dia ketika itu dan ingin menjadi siapa dan apa dia di masa depan,
(Masa adelonsia yang sangat kental terhadap "Krisis Identitas").
Identitas memiliki identifikasi sebagai suatu kesadaran yang dipertajam dan
sebagai suatu kesatuan unik yang menjaga kesinambungan arti penjelasan dimasa
lampau bagi dirinya sendiri dengan orang lain. Menurut De Levita dalam artikel
Study Analisis Di Balik Perkembangan Psikologi Remaja, aaspek-aspek identifikasi
identitas adalah :
1. Identitas sebagai intisari seluruh kepribadian yang tetap tinggal sama walaupun
berubah ketika menjadi tua serta dalam dunia sekitar.
2. Identitas sebagai keserasian peran sosial yang pada prinsipnya dapat berubah dan
berubah-ubah.
3. Identitas sebagai "bagai hidupku sendiri" yang berkembang dalam tahap-tahap
terdahulu dan menentukan bagaimana peran sosial itu dapat terwujud.
4. Identitas sebagai suatu yang khas pada tahap adelonsasi yang dapat berubah dan
dipahami setelah setiap adelonsasi.
5. Identitas sebagai pengalaman subjektif.
6. Identitas sebagai kesinambungan diri sendiri dengan orang lain.
Proses terjadinya identitas dapat diungkapkan juga secara abstrak. Identitas adalah
suatu proses restrukturisasi segala identifikasi dan pengalaman terdahulu, seluruh
identitas fragmeter baik dan buruk, atau positif negatif diolah dalam perspektif suatu
masa depan yang diartisipasi, manusia merupakan identitasnya, apabila dapat
menggabungkan pengalaman-pengalaman tersebut menjadi kehidupan baru yang
positif.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar
Sering kita dengar ungkapan “gunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar.”
Terhadap ungkapan itu timbul banyak reaksi. Pertama, orang mengira bahwa kata baik dan
benar dalam ungkapan itu mengandung arti atau makna yang sama atau identik. Sebenarnya
tidak! Justru ungkapan itu memberikan kesempatan dan hak kepada pemakai bahasa untuk
menggunakan bahasa secara bebas sesuai dengan keinginannya dan kemampuannya dalam
berbahasa.mari kita tinjau arti kedua kata itu.
Berbahasa yang baik ialah berbahasa sesuai dengan “lingkungan” bahasa itu digunakan.
Dalam hal ini beberapa faktor menjadi penentu. Pertama, orang yang berbicara; kedua orang
yang diajak berbicara; ketiga, situasi pembicaraan apakah situasi itu formal atau nonforml;
keempat, masalah atau topik pembicaraan.
Sedangkan bahasa yang benar ialah bahasa yang sesuai dengan kaidahnya, aturannya,
bentuk, strukturnya. Kalau berbahasa Indonesia baku harus seperti bahasa yang kaidahya
tertulis dalam buku-buku tata bahasa. Sebaliknya, jika menggunakan salah satu dialek. Dialek
Jakarta misalnya, harus betul-betul bahasa Jakarta seperti yang digunakan oleh penduduk asli
Jakarta. Itulah yang dimaksud dengan kata benar.
Bahasa Indonesia yang baku ialah bahasa Indonesia yang digunakan orang-
orang terdidik dan yang dipakai sebagai tolak bandingan penggunaan bahasa
yang dianggap benar. Ragam bahasa Indonesia yang baku ini biasanya ditandai
oleh adanya sifat kemantapan dinamis dan ciri kecendekiaan.Yang dimaksud
dengan kemantapan dinamis ini ialah bahwa bahasa tersebut selalu mengikuti
kaidah atau aturan yang tetap dan mantap namun terbuka untuk menerima
perubahan yang bersistem. Ciri kecendekiaan bahasa baku dapat dilihat dari
kemampuannya dalam mengungkapkan proses pemikiran yang rumit di berbagai
bidang kehidupan dan ilmu pengetahuan. Bahasa Indonesia baku dipakai dalam:
1.komunikasi resmi, seperti dalam surat-menyurat resmi, peraturan
pengumuman instansi resmi atau undang-undang;
2.tulisan ilmiah, seperti laporan penelitian, makalah, skripsi, disertasi dan buku-
buku ilmu pengetahuan
3.pembicaraan di muka umum, seperti dalam khotbah, ceramah, kuliah pidato;
dan
4.pembicaraan dengan orang yang dihormati atau yang belum dikenal.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penggunaan bahasa Indonesia di kalangan remaja saat ini hampir sudah tidak ada yang
menggunakannya dengan benar. Sedikit sekali remaja yang menggunakan bahasa Indonesia
dengan benar. Selang waktu yang berjalan, pengguna bahasa Indonesia dengan benar telah di
geser dengan bahasa-bahasa yang tidak di kenal. Dikarenakan datangnya penduduk luar
negeri ke dalam negeri, yang membaur bahasa Indonesia dengan bahasa asing.
Bahasa yang digunakan remaja pada saat ini diantaranya adalah bahasa prokem atau
bahasa gaul, bahasa asing dan bahasa daerah. Bahasa indonesia tidak digunakan sebagaimana
mestinya dikarenakan beberapa faktor antara lain faktor dari luar dan faktor dari dalam.
Penggunaan bahasa gaul, asing maupun bahasa daerah dikalangan remaja menimbulkan
berbagai dampak, baik itu dampak positif maupun dampak negatif.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat para remaja kita agar
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah dengan tindakan yang nyata dari
diri sendiri, masyarakan dan pemerintah. Karena itu merupakan elemen penting untuk
perubahan agar remaja, masyarakat dan pemerintah indonesia memiliki rasa bangga akan
bahasanya sendiri. Bahasa Indonesia merupakan alat pemersatu bangsa, sebagai identitas
bangsa Indonesia dan sebagai lambang kebanggaan nasional.
4.2 Saran
Karena remaja merupakan agen perubahan, sudah seharusnya kita sebagai remaja saat ini
menggunakan bahasa Indonesia yang benar sesuai dengan situasi dan kondisi dan sesuai
dengan kaidah yang telah disempurnakan. Dimana kita sedang berkomunikasi secara lisan
maupun tulisan. Karena apa, karena bahasa Indonesia merupakan identitas kebanggaan
bangsa Indonesia dan merupaka alat pemersatu. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
mempertahankan bahasa Indonesia yang baik dan benar :
1. Para remaja dan anak muda harus biasa menggunakan bahasa indonesia yang baku sesuai
dengan kaidahnya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Dalam forum resmi hendaknya masyarakat khususnya para remaja dan anak muda tetap
menggunakan tatanan bahasa indonesia yang baku.
3. Media-media cetak atau elektronik harus tetap menggunakana tatanan Bahasa Indonesia yang
baku dalam menyajikan informasi kepada masyarakat.
4. Menyadarkan masyarakat Indonesia terutama para generasi muda, bahwa Bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional harus diutamakan penggunaanya.
5. Meningkatkan pengajaran Bahasa Indonsia di sekolah dan perguruan tinggi dengan tugas praktik
dialog atau monolog seperti dalam bermain drama, penulisaan artikel makalah, dan lain
sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Khaidir.1995.Beberapa Aspek Sosio-Kultural Masalah
Bahasa.Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.
Badudu, J.S.1994.Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
Chaer, Abdul. 1993.Pembakuan Bahasa Indonesia.Jakarta:PT. Rineka Cipta.