Anda di halaman 1dari 3

DEFENISI BAHASA ASING, NASIONAL, DAN NASIONALISME

Bahasa asing secara definitif bisa diartikan sebagai bahasa yang tidak
digunakan oleh di suatu lingkungan. Misalnya kita ambil contoh di Indonesia,
bahasa asing yang berlaku di Indonesia seperti bahasa Inggris, Jepang, China dan
sebagainya
Arti bahasa nasional mungkin sudah diketahui oleh kita semua, itu bisa
dibuktikan dengan sejak sekolah dasar kita mendapatkan mata pelajaran bahasa
Indonesia dan PPKN. Hayo yang sudah lupa dengan mata pelajarannya siapa? Oh
iya bahasa Indonesia memiliki kedudukan sebagai bahasa nasional, bahasa resmi,
identitas negara dan lingua franca.

Secara singkat saja, nasionalisme diartikan sebagai loyalitas, dukungan, dan


identifikasi identitas diri terhadap suatu negara atau bangsa sendiri dan
mengesampingkan atau merugikan kepentingan negara lain. Sederhananya memiliki
identitas bersama dengan sekelompok manusia yang memiliki tujuan, cita-cita yang
sama demi kepentingan nasional. Saat ini tren penggunaan bahasa asing memang
memiliki gengsi tinggi terutama di kalangan anak muda. Mereka akan lebih bangga
menggunakan bahasa asing daripada bahasa Indonesia. Tentunya dengan memiliki
sikap positif bahwa bahasa asing lebih tinggi daripada bahasa Indonesia, secara
alamiah akan menurunkan minat pada seseorang. Apalagi biasanya bagi orang yang
berasal dari daerah, mereka akan cenderung malu menggunakan bahasa daerahnya.
Padahal itu sebagai entitas dan warisan bangsa, bahasa daerah juga sebagai
identitas nasional yang memiliki keragaman budaya dan bahasa.

ARGUMEN PENDUKUNG XC
Di era globalisasi yang serba internet ini, banyak generasi muda yang fasih
berbahasa asing. Bahkan tidak jarang dari mereka yang berkomunikasi menggunakan
bahasa Inggris atau bahasa lain daripada bahasa negara sendiri. Ini disebabkan oleh
lamanya mereka berselancar di media sosial, sehingga media sosial mempengaruhi pola
pikir generasi abad-21.
Melihat kasus ini, banyak anak muda yang berkomunikasi menggunakan bahasa
slank atau campuran. Contohnya pada kolom postingan dan komentar di media sosial
yang berisi caption berbahasa Inggris dan Indonesia. Hal inilah yang membuat generasi
abad-21 ini kurang dalam mencintai bangsa dan bahasa negara sendiri.
Tindakan yang melemahkan bahasa Indonesia harus dihindarkan karena dapat
membuat bahasa Indonesia kehilangan identitasnya sebagai bahasa kebanggaan negara.
Tetapi kembali lagi, tergantung bagaimana bahasa itu digunakan. Jika untuk hal yang
positif seperti untuk membangun bangsa itu sangat baik, tetapi jika digunakan hanya
untuk menunjukkan eksistensi agar terlihat lebih dari yang lain, itu merupakan hal yang
salah.
Munculnya bahasa asing yang dianggap lebih berkualitas membuat bahasa
Indonesia tenggelam dihanyutkan zaman. Tak dipungkiri, bahasa Inggris juga sangat
dibutuhkan, namun ini tak lantas berarti kalau bahasa Indonesia tak lagi keren dan
dikurangi demi alasan untuk menjadi lebih gaul.
Bahasa asing dapat menghilangkan identitas bangsa sebagai bahasa negara dan
juga bahasa kesatuan republik Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa yang perlahan
akan dilupakan oleh masyarakat Indonesia. Biasanya penggunaan bahasa asing ini diawali
dengan bertambahnya tren dari negara luar yang ada di sosial media, bertambahnya film-
film dari luar negeri, serta luasnya sosial media yang menunjukkan tentang gaya busana
serta gaya bahasa artis luar negeri, sehingga lama kelamaan anak muda yang ada di
Indonesia menirunya. Peningkatan gengsi serta juga keinginan untuk terlihat keren yang
dikombinasikan dengan semakin populernya bahasa Inggris sebagai bahasa internasional,
juga kerap membuat remaja masa kini akhirnya cenderung lebih suka berbicara
menggunakan bahasa Inggris.
Sebenarnya penggunaan bahasa asing tetap penting dan bukan berarti tidak
mencintai bahasa nasional, tetapi di era globalisasi seperti sekarang ini akan sangat
penting jika kita mampu menguasai bahasa asing sehingga dapat meminimalisir
kesalahpahaman tentang budaya lain yang masuk ke Indonesia. Seperti contoh para
pendiri bangsa seperti Soekarno dan Hatta, mereka mempunyai kemampuan menguasai
bahasa asing yang mumpuni tetapi tidak diragukan lagi rasa nasionalismenya.
Dengan mengembangkan dua bahasa yaitu bahasa asing dan bahasa Indonesia,
maka dapat memiliki nilai positif bagi kita karena mampu meningkatkan pengetahuan dan
meningkatkan kualitas pendidikan dalam. Maka dari itu, penggunaan bahasa asing juga
tidak selamanya dapat mengurangi rasa nasionalisme seseorang, asal dalam
penggunaannya harus tahu tujuan serta untuk memajukan Indonesia menjadi lebih baik
lagi. Bahasa asing menurut kamus besar bahasa Indonesia yaitu bahasa milik bangsa lain
yang dikuasai, biasanya melalui pendidikan formal dan yang secara sosiokultural tidak
dianggap sebagai bahasa sendiri.
Rasa nasionalisme menurut kamus besar bahasa Indonesia yaitu mengetahui (Ajaran)
untuk mencintai bangsa dan negara sendiri.
Penggunaan bahasa asing dalam komunikasi sehari-hari menunjukkan kurangnya
rasa nasionalisme seseorang maksudnya penggunaan bahasa milik bangsa lain yang
dikuasai dan tidak dianggap sebagai bahasa sendiri dalam komunikasi sehari-hari
menunjukkan kurangnya rasa untuk mencintai bangsa dan Negara sendiri.
Pengaruh bahasa asing sangat berdampak dalam perkembangan bahasa Indonesia,
contohnya anak-anak mulai memudahkan untuk belajar bahasa Indonesia, rakyat
Indonesia semakin lama- kelamaan akan lupa bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa
persatuan, anak-anak mulai menganggap rendah bacaan Indonesia, lama kelamaan rakyat
Indonesia akan sulit mengutarakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dan mampu
mengurangi semangat nasionalisme dan sikap bangga pada bahasa dan budaya sendiri.

Ketergerusan salah satu identitas nasional ini diperparah oleh tren tersebut berada
di anak muda. Padahal mereka adalah generasi penerus bangsa. Apalagi banyak
orang tua yang berlomba mendinikan penguasaan bahasa asing, terutama inggris
terhadap anaknya. Sehingga secara reflektif anak tersebut akan berbahasa asing.
Tentunya mereka yang menggunakan bahasa asing dalam sehari-hari akan
terkadang mengkaburkan makna beberapa kata dalam bahasa sendiri.

Seharusnya penggunaan bahasa asing harus lebih difokuskan dalam kegiatan


akademis atau kerja, tidak dibawa ke dalam interaksi di dalam masyarakat. Karena
fungsi dari penguasaan bahasa asing hanya untuk kepentingan dalam meningkatkan
karir, melanjutkan studi, ataupun menambah wawasan. Sedangkan fungsi dan
kedudukan bahasa Indonesia yaitu sebagai bahasa penghubung dan bahasa
pemersatu. Selebihnya menggunakan bahasa nasional yang diperluas pada daerah
masing-masing.

Namun di sini bukan berfokus pada pelarangan mempelajari bahasa asing, akan
tetapi dalam penggunaannya di kehdiupan sehari-hari. Akan lebih disarankan dan
lebih mencintai bahasa nasional serta bahasa daerah untuk terus digunakan dalam
interaksi sehari-hari. Penggunaan bahasa asing hanya digencarkan saja untuk
kepentingan dalam ranah akademis, pekerjaan, dan kerja sama saja.

Terlalu sering menggunakan bahasa asing dalam dalam keseharian akan semakin
menyulitkan seseorang. Mereka akan mengalami kebingungan secara tidak langsung
perihal kaidah berbahasa. Posisi bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan tentu sudah
melewati berbagai pertimbangan.

Salah satunya demi menjaga keutuhan negara Indonesia di masa mendatang. Lantas, apa
yang akan terjadi jika banyak dari kita lebih nyaman berbahasa asing

Anda mungkin juga menyukai