Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM MASYARAKAT

Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

Dosen : FAUZAN AZMI, M.Pd

Jurusan : TARBIYAH – PAI (I C)

Disusun Oleh ;

HAFIKA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

JAM’IYAH MAHMUDIYAH

TANJUNG PURA

LANGKAT
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas ridho
dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan penuh
keyanikanan serta usaha maksimal. Semoga dengan terselesaikannya tugas ini dapat
memberi pelajaran positif bagi kita semua.

Selanjutnya kami ucapkan kepada Bapak Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia
yang telah memberikan tugas ini kepada kami sehingga dapat memotivasi kami untuk
lebih giat lagi dalam pembelajaran. Terimakasih juga kami sampaikan atas petunjuk yang
diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan usaha semaksimal
mungkin.

Terimakasih pula atas dukungan para pihak yang turut membantu terselesaikannya
laporan ini, ayah bunda, teman-teman serta semua pihak yang penuh kebaikan dan telah
membantu penulis.

Tekahir kali sebagai seorang manusia biasa yang mencoba berusaha sekuat tenaga
dalam penyelesaian makalah ini, tetapi tetap saja tak luput dari sifat manusiawi yang
penuh khilaf dan salah, oleh karena itu segenap saran penulis harapkan dari semua pihak
guna perbaikan tugas-tugas serupa dimasa datang.

Tanjung Pura, 2019


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesalahan yang dilakukan oleh guru saat proses pembelajaranmerupakan hal yang
lumrah terjadi. Fase ini merupakan fase umum sebagai bukti nyata bahwa
pembelajaran telah berlangsung sebagai sebuah proses yang berjalan secara bertahap.

Demikian halnya dengan pembelajaran bahasa. Belajar bahasa merupakan suatu


proses perubahan kapabilitas yang relative permanen sebagai hasil pengalaman yang
membuahkan hasil sehingga dapat menggunakan dengan baik bahasa yang dipelajari.

Dalam prosesnya, pembelajaran bahasa akan diarahkan pada kegiatan menerima


bahasa (reseptif) hingga akhirnya akan sampai pada kegiatan memproduksi bahasa
(produktif). Kedua proses tersebut (reseptif-produktif) merupakan proses yang saling
mempengaruhi satu sama lain. Pembelajaran mampu memproduksi bahasa yang baik
apabila pada awalnya telah melalui proses reseptif secara baik.

B. RumusanMasalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, saya merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah pengertian kesalahan berbahasa?


2. Bagaimana cara mengetahui kesalahan berbahasa?
3. Darimana sumber kesalahan berbahasa?
4. Apakah metode analisis kesalahan berbahasa?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan yang hendak dicapai adalah sebagai berikut:

1. Untuk megetahui pengertian kesalahan berbahasa


2. Untuk mengetahui bagaimana cara menditeksi kesalahan berbahasa
3. Untuk mengetahui sumber kesalahan berbahasa
4. Untuk mengetahui metode analisis kesalahan berbahasa
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesalahan Berbahasa

H.V. George dalam bukunya yang berjudul “Common Error in Language


Learning” mengemukakan bahwa kesalahan berbahasa adalah pemakaian bentuk-
bentuk tuturan yang tidak diinginkan (un wanted form) khususnya suatu bentuk
tuturan yang tidak diinginkan oleh penyusun program dan guru pengajar bahasa.
Bentuk-bentuk tuturan yang tidak diinginkan adalah bentuk-bentuk tuturann yang
menyimpang dari kaidah bahasa baku.

Hal ini sesuai dengan pendapat Albert Valdman yang mengatakan bahwa
pertama-tama yang harus dipikirkan sebelum mengadakan pembahasan tentang
berbagai pendekatan dan analisis kesalahan berbahasa adalah menetapkan standar
penyimpangan atau kesalahan. Sebagian besar guru Bahasa Indonesia menggunakan
kriteria ragam bahasa baku sebagai standar penyimpangan.

Pengertian kesalahan berbahasa juga dibahas oleh S. Piet Corder dalam


bukunya “Introducing Applied Linguistik” bahwa yang dimaksud dengan kesalahan
berbahasa adalah pelanggaran terhadap kode berbahasa. Pelanggaran ini bukan hanya
bersifat fisik, tetapi merupakan tanda kurang sempurnanya pengetahuan dan
penguasaan terhadap kode. Corder juga menyatakan bahwa baik penutur asli maupun
bukan penutur asli sama-sama mempunyai kemungkinan melakukan kesalahan
berbahasa.

Berdasarkan banyak pendapat para ahli tentang pengertian kesalahan


berbahasa, dapat disimpulkan bahwa kesalahan berbahasa Indonesia yaitu pemakaian
bentuk-bentuk tuturan berbagai unit kebahasaan yang meliputi, kata, kalimat, paragraf
yang menyimpang dari kaidah bahasa indonesia baku, serta pemakaian ejaan dan
tanda baca yang telah ditetapkan sebagaimana dinyatakan dalam buku Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan.

Pada tahun 1974, Corder menggunakan tiga istilah untuk membahas kesalahan
berbahasa. Tiga diantaranya adalah sbagai berikut:
a. Lapses

Lapses adalah kesalahan berbahasa akibat penutur beralih cara untuk menyatakan
sesuatu sebelum semua tuturan (kalimat) selesai dinyatakan selengkapnya. Biasanya
kesalahan ini terjadi tanpa kesengajaan dan tidak disadari oleh penuturnya.

a. Eror

Eror adalah kesalahan berbahasa akibat penutur melanggar kaidah atau aturan tata
bahasa. Kesalahan ini terjadi akibat penutur sudah memiliki kaidah tata bahasa yang
berbeda dari tata bahasa yang lain, sehingga berdampak pada kekurang sempurnaan
atau ketidakmampuan penutur. Hal ini berimplikasi terhadap penggunaan bahasa
karena terjadi kesalahan penutur menggunakan kaidah bahasa yang salah.

b. Mistake

Miatake adalah kesalahan berbahasa akibat penutur tidak tepat dalam memilih tata
bahasa dalam situasi tertentu. Kesalahan ini menyatu pada kesalahan akibat penutur
tidak tepat menggunakan kaidah yang diketahui benar, bukan karena kurangnya
penguasaan bahasa kedua (B2), tetapi kesalahan terjadi pada produk tuturan yang
tidak benar.

Selama bertahun-tahun pengajaran bahasa selalu memandang bahwa


penyimpangan berbahasa anak yang sedang berusaha menguasai bahasa selalu
dianggap salah.Anggapan demikian kurang memperhatikan aspek psikologi anak,
karena setiap orang yang ingin menguasai sesuatu yang baru pasti melalui proses.
Belajar bahasa seperti halnya bentuk-bentuk belajar sesuatu yang lain. Kekeliruan
yang diperbuat oleh pembelajar selama dalam proses belajar tidak dapat dipandang
sebagai kesalahan begitu saja, tetapi harus dipandang sebagai suatu bagian dari
strategi belajar. Menurut Selinkir (1972), bahasa yang dipakai atau dikuasai oleh
seseorang yang sedang dalam proses belajar bahasa disebut Bahasa Antara.

B. Kategori Kesalahan Berbahasa

Kesalahan bahasa adalah suatu peristiwa yang bersifat in heren dalam setiap
pemakaian bahasa baik secara lisan maupun tulisan. Baik orang dewasa yang telah
menguasai bahasanya, anak-anak, maupun orang asing yang sedang mempelajari
bahasa negara lain. Perbedaan ini bersumber pada perbedaan penguasaan kaidah-
kaidah gramatika yang pada gilirannya juga menimbulkan perbedaan realitas
pemakaian bahasa yang di lakukannya. Disamping itu, perbedaan itu juga bersumber
dari penguasaan untuk menghasilkan atau menyusun tuturan yang sesuai dengan
konteks komunikasi.

Satu diantara hambatan dalam proses komunikasi adalah kuranngnya


ketrampilan berbahasa. Wujud dari kurangnya ketrampilan berbahasa disebabkan oleh
kesalahan berbahasa yang menyebabkan gangguan terhadap peristiwa komunikasi,
kecuali dalam hal pemakaian bahasa secara khusus seperti dalam lawak, ilan dan
puisi. Kesalahan pemakaian bahasa secara khusus sengaja dibuat oleh penutur untuk
mencapai efek seperti lucu, menarik perhatian dan sebagainya.

Dalam dunia pengajaran bahasa, perhatian terhadap kesalahan berbahasa baru


berkembang selama waktu yang relatif belum lama. Walaupun perhatian terhadap
kesalahan berbahasa belum begitu banyak, tetapi fikiran-fikiran tentang kaitan antara
kesalahan berbahasa dengan proses belajar bahasa dalam waktu yang relatif singkat
telah banyak mengalami perkembangan

Perkembangan pemikiran yang berkenaan dengan hubungan antara kesalahan


berbahasa degan proses belajar bahasa tersebut sejalan dengan tumbuhnya pandangan
baru dalam pengajaran bahasa pada umumnya. Selama dasawarsa, pandangan
pendekatan pengajaran bahasa yang berkembang pesat adalah pendekatan
audiolingual. Pendekatan audiolingual adalah pendekatan yang menekankan
pentingnya latihan untuk menguasai bahasa yang dilaksanaka secara intensif. Dalam
perjalanan bahasa, murid-murid dipaksa belajar menghafal dialog, dan latihan-latihan
menguasai pola dan mempelajari semua generalisasi dramatika. Anggapan dasar yang
menopang pentingnya diberikan latian-latian pola serta menghafalkan dialog tersebut
dapat kita pahami dalam ungkapan “practis makes perfect”. Ungkapan tersebut, erat
dengan pengajaran bahasa menurut pendekatan audiolingual sebagaimana yang
dikemukakan Robert Ladu dalam bukunya language teaching. Tujuh belas prinsip
pengajaran bahasa salah satunya adalah pentingnya latihan pola-pola dan
menghafalkan kalimat percakapan dasar dalam dialog, untuk digunakan sebagai model
untuk pemakaian bahasa serta belajar bahasa lebih lanjut.

Pada akhir dasawarsa, dunia pengajaran bahasa berkembang pesat.


Perkembangan bahasa ini ditandai dengan timbulnya pandangan baru terhadap proses
penguasaan bahasa yang bersumber dar ahli-ahli sikologi kognitif dan dramatika
generatife transformasi. Pengajaran bahasa yang lebih mekanistis dari audiolingual
bergeser ke pengajaran bahasa yang ditekankan berkomunikasi daripada latian-latian
model penghafalan dialog.

Aliran behaviorisme memandang kesalahan berbahasa sebagai suatu yang


semata-semata harus dihindari dan diusahakan menghilangkan pengaruhnya.
Pembelajaran bahasa tidak boleh menggunakan kesalahan berbahasa. Apabila terjadi
kesalahan berbahasa, kesalahan itu harus segera diperbaiki agar tidak menjadi
kebiasaan.

Dalam pengajaran bahasa, kesalahan berbahasa disebabkan oleh beberapa


faktor. Faktor-faktor kesalahan berbahasa antara lain kurikulum, guru, pendekatan,
pemilihan bahan ajar serta pengajaran bahasa yang kurang tepat.

Masyarakat Indonesia pada umumnya berbicara dengan bahasa daerah (BD)


sebagai (BI) dan bahasa indonesia (BI) sebagai (B2). Penelitian Dr.Soepomo terhadap
anak-anak SD menunjukan bahwa kemampuan BI nya lemah, yang dibuktikan dengan
banyaknya kesalahan siswa dalam memakai BI. Faktor penyebab kesalahan siswa
dalam memalai BI adalah sebagai:

a. Pengertian yang kacau


b. Interverensi
c. Logika yang belum masuk
d. Analogi
e. Sembrono

Kesalahan berbahasa adalah pemakaian bentuk-bentuk tuturan yang tidak di


inginkan, khususnya kesalahan penggunaan ejaan, seperti :

a. Analisis penulisan kata dasar jadian


b. Analisis penulisan kata depan
c. Analisis penulisan kata serapan dari bahasa asing

Adapun kesalahan pada pemakaian tanda baca,seperti :

a. Analisis tanda baca (.)


b. Analisis tanda baca (,)
c. Analisis tanda baca (:)
d. Analisis tanda baca (-)

C. Sumber dan Analisis Kesalahan Berbahsa

Penyimpangan bahasa yang dilakukan oleh penutur, terutama anak (siswa) dalam
pemerolehan pembelajaran bahasa berdasarkan kategori kesalahan bahasa sudah
dijelaskan diatas.

Apabila kesalahan dicari secara rinci, maka didapat dari sumber-sumber ini :

I. Analisis kesalahan berbahasa dalam tataran fonologi


a. Fonim /a/ dibaca menjadi /e/
b. Fonim /i/ dibaca menjadi /e/
c. Fonim /e’/ dibaca menjadi /u/
d. Fonim /u/ dibaca menjadi /o/
e. Fonim /c/ dibaca menjadi /se/
f. Fonim /z/dibaca menjadi /j/ atau /s/
g. Fonim /f/ dibaca menjadi /p/

II. Analisis kesalahan berbahasa dalam tataran morfologi


Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran morfologi :
a. Salah penetuan bentuk asal
b. Fonim yang luluh tidak diluluhkan
c. Penyingkatan morfim men-,meny-,meng-,dan menge-, menjadi n,ny,ng
dan nge-.
d. Perubahan morfim ber -,per-,dan ter-, menjadi be-,pe,- dan te-, .
e. Penulisan morfim yang salah penulisan majemuk serangkai

Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran frase :

a. Kata depan tidak tepat salah penyusunan frase


b. Salah penyusunan frase

Sumber kesalahan dalam tataran klausa :

a. Penambahan kata kerja bantu “adalah dalam klausa pasif”


b. Penghilangan kata “untuk dalam klausa pasif”
c. Penggunaan klausa rancu

Sumber kesalahan berbahasa dalam kesalahan sintaksis

a. Penggunaan kata rangkai, dari, pada, daripada, kepada dan untuk


b. Pembentukan kalimat tidak baku :
1. Kalimat tidak efektif
2. Kalimat tidak normatif
3. Kalimat tidak logis
4. Kalimat rancu
5. Kalimat pengaruh struktur bahasa asing

Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran semantik akibat bentukan


ambiguitas:
a. Akibat diksi(pemilihan kata)
b. Akibat syarat-syarat paragraf tidak dipenuhi
c. Akibat struktur paragraf
d. Akibat penggabungan paragraf

Analisis bahasa ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan dalam berbahasa


dalam bentuk yang sudah disebutkan diatas. Kemudian setelah tahu kesalahan
tersebut dapat diperbaiki.

D. Metodelogi Analisis Kesalahan Berbahasa

Menganalisis kesalahan berbahasa dapat menggunakan taksonomi kategori


strategi perfomasi, taksonami strategi kategori komperatif, dan lain-lain.

Contoh: Nur Susilo Mas’ud melakukan penelitian kekhilafan (kekeliruan


B1) jawa dan lokasi penelitian itu diperoleh empat wujud kekhilafan berdasarkan
taksonomi kategori strategi performasi yaitu:
1. Penanggalan (omission)
2. Penambahan (addition)
3. Kesalahbentukan berbahasa dalam pemerolehan konstruksi kalimat
Bahasa Indonesia. Penelitian itu dilaksanakan kepada siswa yang berusia
delapan tahun dengan kemampuan bahasa pertama (misformation)
4. Kesalahurutan (misordering)
Berdasarkan kategori linguistik ditemukan 20 tataran kekhilafan yaitu:
1. Penanggalan S, P, O, Ber-,men-, di-, ter-, ke-, dan kata ganti bilangan.
2. Penambahan: subjek pronomina, penggunaan adverbia rangkap, enklitiknya.
3. Kesalah bentukan: di, ke, penggunaan kata sendiri, enklitiknya.
4. Kesalahurutan : penggunaan urutan pokok keterangan. Berdasarkan kategori
komparatif, ditemukan dua tataran kekhilafan yaitu:
a. Kekhilafan interlingual
Berdasarkan kategori kekhilafan, ditemukan bahwa strategi pemerolehan
konstruksi kalimat Bahasa Indonesia pada siswa berusia delapan tahun
yang berbahasa pertama (B1) bahasa jawa adalah:
1. Menanggalkan unsur-unsur linguistik yang diperlukan dalam Bahasa
Indonesia.
2. Menambahkan unsur-unsur linguistik yang tidak diperlukan dalam
Bahasa Indonesia
3. Menyusun unsur-unsur linguistik diluar kaidah Bahasa Indonesia
4. Mengurutkan unsur-unsur linguistik di luar kaidah Bahasa
Indonesia.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sujai tentang pemakaian Bahasa


Indonesia di lingkungan masyarakat Tionghoa Jawa Timur, ditemukan lima
tipe kesalahan atau kekhilafan berbahasa Indonesia.

1. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap

Yang dilingkari merah tampak tidak ada yang salah dalam


penulisannya. Tetapi bila kita lihat lagi dengan saksama tanda garis
yang diapit oleh kata tersebut penulisannya memakai spasi. Seharusnya
sebelum dan sesudah kata keduanya tidak menggunakan spasi. Berikut
perbaikannya : CASH/KREDIT.
Yang dilingkari merah tampak tidak ada yang salah dalam
penulisannya. Tetapi bila kita lihat lagi dengan saksama tanda garis
miring yang diapit oleh kata tersebut penulisannya memakai spasi.
Seharusnya sebelum dan sesudah kata keduanya tidak menggunakan
spasi. Berikut perbaikannya : SISWA/SISWI.

2. Kesalahan Berbahasa Pada Papan Nama Dan Rentang Kain.

Salah satu tempat penjahit, kami menemukan kesalahan penulisan


karena tidak sesuai dengan dijelaskan menjelaskan. Dibawah ini foto
nama pamphlet yang kami temukan tersebut salah satu salon yang ada
di Pekanbaru ini.

Disini masih sama kesalahannya pada pamphlet diatas, yang mana


masih menggunakan huruf OE untuk pengganti huruf U maka akan
terjadi kesalahan berbahasa karena OU ini adalah penggunaan
pengganti huruf U pada tataran lama dan saat sekarang tidak berlaku
lagi. Penggantian fonem U dengan OU.
3. Kesalahan Berbahasa Pada Kain Rentang Dan Papan Nama

Pada penulisan papan nama yang saya temukan di Jalan Riau, telah
terjadi kesalahan pada “praktek”. Seharusnya untuk penggunaan kata
“praktek”, fonem vocal /e/ itu harus dirubah menjadi fonem vocal /i/.
maka akan menjadi “praktik”, jika kita lihat didalam KBBI kata
“praktek” akan berubah menjadi “praktik”.

Lafal tidak baku Lafal baku


Praktek Praktik
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Kesalahan berbahasa Indonesia adalah pemakaian bentuk-bentuk


tuturan berbagai unit kebahasaan yang meliputi kata, kalimat, paragraf, yang
menyimpang dari sistem kaidah Bahasa Indonesia baku, serta pemakaian ejaan dan
tanda baca yang menyimpang dari sistem ejaan dan tanda baca yang telah ditetapkan
sebagaimana dinyatakan dalam buku Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
Istilah kesalahan berbahasa memiliki pengertian yang beragam. Untuk
itu, pengertian kesalahan berbahasa perlu diketahui lebih awal sebelum kita membahas
tentang kesalahan berbahasa. Corder (1974), menggunakan 3(tiga) istilah untuk
membatasi kesalahan berbahasa:
(1) Lapses
(2) Errors
(3) Mistake
Sumber kesalahan bahasa dapat dianalisis berdasarkan tataran fonologi, morfologi,
sintaksis, semantic dan wacana.
Untuk menganalisis kesalahan berbahasa dapat menggunakan taksonomi kategori
strategi performasi, taksonomi strategi kategori komparatif, dan lain-lain.

B. Saran
Demikianlah makalah ini penulis buat, tentunya masih banyak kekurangan
dan kesalahan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun bagi para pembacanya sebagai kesempurnaan makalah ini. Dan
semoga makalah ini bisa menjadi acuan untuk meningkatkan makalah-makalah
selanjutnya dan bermanfaat bagi para pembaca dan tekhusus buat kami. Amin

Anda mungkin juga menyukai