Anda di halaman 1dari 16

1

MAKALAH

MEMAHAMI ANALISIS KESALAHAN BAHASA INDONESIA

Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kajian Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu: Sukardi, M. Pd.

Oleh

1. Novi Indriyani (1401415405)


2. Intan Faradilla (1401415412)
3. Dimas Dwi Anugrah (1401415442)
4. Rima Fatmawati (1401415460)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015

KATA PENGANTAR

1
2

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat, taufik, serta
hidayahNya, kami dapat menyelesaikan makalah Mata Kuliah Kajian Bahasa
Indonesia tentang ”Memahami Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia” bagi Siswa
dalam pemakaian bentuk-bentuk tuturan yang menyimpang dari kaidah bahasa
baku.

Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah


membantu kami dalam pembuatan makalah juga dalam menyusun makalah ini.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada:

1. Sukardi, M. Pd. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Kajian Bahasa


Indonesia.
2. Kedua orangtua kami yang selalu memotivasi dan memberi dukungan
untuk kami.
3. Serta pihak-pihak yang telah membantu.

Kami menyadari bahwa hasil makalah ini masih jauh dari sempurna dan
masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi banyak orang.

Semarang, Desember 2015

Tim Penyusun

2
3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 1
1.3 Tujuan ................................................................................................. 1
BAB II. PEMBAHASAN................................................................................ 3
2.1 Pengertian Kesalahan Berbahasa......................................................... 3
2.2 Kategori Kesalahan Berbahasa............................................................ 5
2.3 Sumber dan Analisis Kesalahan Berbahsa.......................................... 7
2.4 Metodelogi Analisis Kesalahan Berbahasa......................................... 9
BAB III. PENUTUP........................................................................................ 10
3.1 Simpulan.............................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 16

3
4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesalahan yang dilakukan oleh guru saat proses pembelajaranmerupakan
hal yang lumrah terjadi. Fase ini merupakan fase umum sebagai bukti nyata
bahwa pembelajaran telah berlangsung sebagai sebuah proses yang berjalan
secara bertahap.

Demikian halnya dengan pembelajaran bahasa. Belajar bahasa merupakan


suatu proses perubahan kapabilitas yang relative permanen sebagai hasil
pengalaman yang membuahkan hasil sehingga dapat menggunakan dengan
baik bahasa yang dipelajari.

Dalam prosesnya, pembelajaran bahasa akan diarahkan pada kegiatan


menerima bahasa (reseptif) hingga akhirnya akan sampai pada kegiatan
memproduksi bahasa (produktif). Kedua proses tersebut (reseptif-produktif)
merupakan proses yang saling mempengaruhi satu sama lain. Pembelajaran
mampu memproduksi bahasa yang baik apabila pada awalnya telah melalui
proses reseptif secara baik.

1.2 RumusanMasalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, saya merumuskan masalah sebagai


berikut:

1. Apakah pengertian kesalahan berbahasa?


2. Bagaimana cara mengetahui kesalahan berbahasa?
3. Darimana sumber kesalahan berbahasa?
4. Apakah metode analisis kesalahan berbahasa?

1.3 Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai adalah sebagai berikut:

4
5

1. Untuk megetahui pengertian kesalahan berbahasa


2. Untuk mengetahui bagaimana cara menditeksi kesalahan berbahasa
3. Untuk mengetahui sumber kesalahan berbahasa
4. Untuk mengetahui metode analisis kesalahan berbahasa

5
6

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kesalahan Berbahasa

H.V. George dalam bukunya yang berjudul “Common Error in


Language Learning” mengemukakan bahwa kesalahan berbahasa adalah
pemakaian bentuk-bentuk tuturan yang tidak diinginkan (un wanted form)
khususnya suatu bentuk tuturan yang tidak diinginkan oleh penyusun
program dan guru pengajar bahasa. Bentuk-bentuk tuturan yang tidak
diinginkan adalah bentuk-bentuk tuturann yang menyimpang dari kaidah
bahasa baku.

Hal ini sesuai dengan pendapat Albert Valdman yang mengatakan


bahwa pertama-tama yang harus dipikirkan sebelum mengadakan
pembahasan tentang berbagai pendekatan dan analisis kesalahan berbahasa
adalah menetapkan standar penyimpangan atau kesalahan. Sebagian besar
guru Bahasa Indonesia menggunakan kriteria ragam bahasa baku sebagai
standar penyimpangan.

Pengertian kesalahan berbahasa juga dibahas oleh S. Piet Corder


dalam bukunya “Introducing Applied Linguistik” bahwa yang dimaksud
dengan kesalahan berbahasa adalah pelanggaran terhadap kode berbahasa.
Pelanggaran ini bukan hanya bersifat fisik, tetapi merupakan tanda kurang
sempurnanya pengetahuan dan penguasaan terhadap kode. Corder juga
menyatakan bahwa baik penutur asli maupun bukan penutur asli sama-sama
mempunyai kemungkinan melakukan kesalahan berbahasa.

Berdasarkan banyak pendapat para ahli tentang pengertian kesalahan


berbahasa, dapat disimpulkan bahwa kesalahan berbahasa Indonesia yaitu
pemakaian bentuk-bentuk tuturan berbagai unit kebahasaan yang meliputi,
kata, kalimat, paragraf yang menyimpang dari kaidah bahasa indonesia baku,
serta pemakaian ejaan dan tanda baca yang telah ditetapkan sebagaimana
dinyatakan dalam buku Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.

6
7

Pada tahun 1974, Corder menggunakan tiga istilah untuk membahas


kesalahan berbahasa. Tiga diantaranya adalah sbagai berikut:

a. Lapses

Lapses adalah kesalahan berbahasa akibat penutur beralih cara untuk


menyatakan sesuatu sebelum semua tuturan (kalimat) selesai dinyatakan
selengkapnya. Biasanya kesalahan ini terjadi tanpa kesengajaan dan tidak
disadari oleh penuturnya.

a. Eror

Eror adalah kesalahan berbahasa akibat penutur melanggar kaidah atau


aturan tata bahasa. Kesalahan ini terjadi akibat penutur sudah memiliki kaidah
tata bahasa yang berbeda dari tata bahasa yang lain, sehingga berdampak
pada kekurang sempurnaan atau ketidakmampuan penutur. Hal ini
berimplikasi terhadap penggunaan bahasa karena terjadi kesalahan penutur
menggunakan kaidah bahasa yang salah.

b. Mistake

Miatake adalah kesalahan berbahasa akibat penutur tidak tepat dalam


memilih tata bahasa dalam situasi tertentu. Kesalahan ini menyatu pada
kesalahan akibat penutur tidak tepat menggunakan kaidah yang diketahui
benar, bukan karena kurangnya penguasaan bahasa kedua (B2), tetapi
kesalahan terjadi pada produk tuturan yang tidak benar.

Selama bertahun-tahun pengajaran bahasa selalu memandang bahwa


penyimpangan berbahasa anak yang sedang berusaha menguasai bahasa
selalu dianggap salah.Anggapan demikian kurang memperhatikan aspek
psikologi anak, karena setiap orang yang ingin menguasai sesuatu yang baru
pasti melalui proses. Belajar bahasa seperti halnya bentuk-bentuk belajar
sesuatu yang lain. Kekeliruan yang diperbuat oleh pembelajar selama dalam
proses belajar tidak dapat dipandang sebagai kesalahan begitu saja, tetapi
harus dipandang sebagai suatu bagian dari strategi belajar. Menurut Selinkir

7
8

(1972), bahasa yang dipakai atau dikuasai oleh seseorang yang sedang dalam
proses belajar bahasa disebut Bahasa Antara.

2.2 Kategori Kesalahan Berbahasa

Kesalahan bahasa adalah suatu peristiwa yang bersifat in heren dalam


setiap pemakaian bahasa baik secara lisan maupun tulisan. Baik orang dewasa
yang telah menguasai bahasanya, anak-anak, maupun orang asing yang
sedang mempelajari bahasa negara lain. Perbedaan ini bersumber pada
perbedaan penguasaan kaidah-kaidah gramatika yang pada gilirannya juga
menimbulkan perbedaan realitas pemakaian bahasa yang di lakukannya.
Disamping itu, perbedaan itu juga bersumber dari penguasaan untuk
menghasilkan atau menyusun tuturan yang sesuai dengan konteks
komunikasi.

Satu diantara hambatan dalam proses komunikasi adalah kuranngnya


ketrampilan berbahasa. Wujud dari kurangnya ketrampilan berbahasa
disebabkan oleh kesalahan berbahasa yang menyebabkan gangguan terhadap
peristiwa komunikasi, kecuali dalam hal pemakaian bahasa secara khusus
seperti dalam lawak, ilan dan puisi. Kesalahan pemakaian bahasa secara
khusus sengaja dibuat oleh penutur untuk mencapai efek seperti lucu, menarik
perhatian dan sebagainya.

Dalam dunia pengajaran bahasa, perhatian terhadap kesalahan


berbahasa baru berkembang selama waktu yang relatif belum lama.
Walaupun perhatian terhadap kesalahan berbahasa belum begitu banyak,
tetapi fikiran-fikiran tentang kaitan antara kesalahan berbahasa dengan proses
belajar bahasa dalam waktu yang relatif singkat telah banyak mengalami
perkembangan

Perkembangan pemikiran yang berkenaan dengan hubungan antara


kesalahan berbahasa degan proses belajar bahasa tersebut sejalan dengan
tumbuhnya pandangan baru dalam pengajaran bahasa pada umumnya. Selama
dasawarsa, pandangan pendekatan pengajaran bahasa yang berkembang pesat
adalah pendekatan audiolingual. Pendekatan audiolingual adalah pendekatan

8
9

yang menekankan pentingnya latihan untuk menguasai bahasa yang


dilaksanaka secara intensif. Dalam perjalanan bahasa, murid-murid dipaksa
belajar menghafal dialog, dan latihan-latihan menguasai pola dan
mempelajari semua generalisasi dramatika. Anggapan dasar yang menopang
pentingnya diberikan latian-latian pola serta menghafalkan dialog tersebut
dapat kita pahami dalam ungkapan “practis makes perfect”. Ungkapan
tersebut, erat dengan pengajaran bahasa menurut pendekatan audiolingual
sebagaimana yang dikemukakan Robert Ladu dalam bukunya language
teaching. Tujuh belas prinsip pengajaran bahasa salah satunya adalah
pentingnya latihan pola-pola dan menghafalkan kalimat percakapan dasar
dalam dialog, untuk digunakan sebagai model untuk pemakaian bahasa serta
belajar bahasa lebih lanjut.

Pada akhir dasawarsa, dunia pengajaran bahasa berkembang pesat.


Perkembangan bahasa ini ditandai dengan timbulnya pandangan baru
terhadap proses penguasaan bahasa yang bersumber dar ahli-ahli sikologi
kognitif dan dramatika generatife transformasi. Pengajaran bahasa yang lebih
mekanistis dari audiolingual bergeser ke pengajaran bahasa yang ditekankan
berkomunikasi daripada latian-latian model penghafalan dialog.

Aliran behaviorisme memandang kesalahan berbahasa sebagai suatu


yang semata-semata harus dihindari dan diusahakan menghilangkan
pengaruhnya. Pembelajaran bahasa tidak boleh menggunakan kesalahan
berbahasa. Apabila terjadi kesalahan berbahasa, kesalahan itu harus segera
diperbaiki agar tidak menjadi kebiasaan.

Dalam pengajaran bahasa, kesalahan berbahasa disebabkan oleh


beberapa faktor. Faktor-faktor kesalahan berbahasa antara lain kurikulum,
guru, pendekatan, pemilihan bahan ajar serta pengajaran bahasa yang kurang
tepat.

Masyarakat Indonesia pada umumnya berbicara dengan bahasa daerah


(BD) sebagai (BI) dan bahasa indonesia (BI) sebagai (B2). Penelitian
Dr.Soepomo terhadap anak-anak SD menunjukan bahwa kemampuan BI nya

9
10

lemah, yang dibuktikan dengan banyaknya kesalahan siswa dalam memakai


BI. Faktor penyebab kesalahan siswa dalam memalai BI adalah sebagai:

a. Pengertian yang kacau


b. Interverensi
c. Logika yang belum masuk
d. Analogi
e. Sembrono

Kesalahan berbahasa adalah pemakaian bentuk-bentuk tuturan yang


tidak di inginkan, khususnya kesalahan penggunaan ejaan, seperti :

a. Analisis penulisan kata dasar jadian


b. Analisis penulisan kata depan
c. Analisis penulisan kata serapan dari bahasa asing

Adapun kesalahan pada pemakaian tanda baca,seperti :

a. Analisis tanda baca (.)


b. Analisis tanda baca (,)
c. Analisis tanda baca (:)
d. Analisis tanda baca (-)

2.3 Sumber dan Analisis Kesalahan Berbahsa

Penyimpangan bahasa yang dilakukan oleh penutur, terutama anak


(siswa) dalam pemerolehan pembelajaran bahasa berdasarkan kategori
kesalahan bahasa sudah dijelaskan diatas.

Apabila kesalahan dicari secara rinci, maka didapat dari sumber-sumber ini :

I. Analisis kesalahan berbahasa dalam tataran fonologi


a. Fonim /a/ dibaca menjadi /e/
b. Fonim /i/ dibaca menjadi /e/
c. Fonim /e’/ dibaca menjadi /u/
d. Fonim /u/ dibaca menjadi /o/
e. Fonim /c/ dibaca menjadi /se/

10
11

f. Fonim /z/dibaca menjadi /j/ atau /s/


g. Fonim /f/ dibaca menjadi /p/

II. Analisis kesalahan berbahasa dalam tataran morfologi


Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran morfologi :
a. Salah penetuan bentuk asal
b. Fonim yang luluh tidak diluluhkan
c. Penyingkatan morfim men-,meny-,meng-,dan menge-, menjadi
n,ny,ng dan nge-.
d. Perubahan morfim ber -,per-,dan ter-, menjadi be-,pe,- dan te-, .
e. Penulisan morfim yang salah penulisan majemuk serangkai

Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran frase :

a. Kata depan tidak tepat salah penyusunan frase


b. Salah penyusunan frase

Sumber kesalahan dalam tataran klausa :

a. Penambahan kata kerja bantu “adalah dalam klausa pasif”


b. Penghilangan kata “untuk dalam klausa pasif”
c. Penggunaan klausa rancu

Sumber kesalahan berbahasa dalam kesalahan sintaksis

a. Penggunaan kata rangkai, dari, pada, daripada, kepada dan


untuk
b. Pembentukan kalimat tidak baku :
1. Kalimat tidak efektif
2. Kalimat tidak normatif
3. Kalimat tidak logis
4. Kalimat rancu
5. Kalimat pengaruh struktur bahasa asing

11
12

Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran semantik akibat


bentukan ambiguitas:
a. Akibat diksi(pemilihan kata)
b. Akibat syarat-syarat paragraf tidak dipenuhi
c. Akibat struktur paragraf
d. Akibat penggabungan paragraf

Analisis bahasa ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan dalam


berbahasa dalam bentuk yang sudah disebutkan diatas. Kemudian setelah
tahu kesalahan tersebut dapat diperbaiki.

2.4 Metodelogi Analisis Kesalahan Berbahasa

Menganalisis kesalahan berbahasa dapat menggunakan taksonomi


kategori strategi perfomasi, taksonami strategi kategori komperatif, dan
lain-lain.

Contoh: Nur Susilo Mas’ud melakukan penelitian kekhilafan (kekeliruan
B1) jawa dan lokasi penelitian itu diperoleh empat wujud kekhilafan berdas
arkan taksonomi kategori strategi performasi yaitu:
1. Penanggalan (omission)
2. Penambahan (addition)
3. Kesalahbentukan berbahasa dalam pemerolehan konstruksi
kalimat Bahasa Indonesia. Penelitian itu dilaksanakan kepada
siswa yang berusia delapan tahun dengan kemampuan bahasa
pertama (misformation)
4. Kesalahurutan (misordering)
Berdasarkan kategori linguistik ditemukan 20 tataran kekhilafan yaitu:
1. Penanggalan S, P, O, Ber-,men-, di-, ter-, ke-, dan kata ganti bilangan.
2. Penambahan: subjek pronomina, penggunaan adverbia rangkap,
enklitiknya.
3. Kesalah bentukan: di, ke, penggunaan kata sendiri, enklitiknya.
4. Kesalahurutan : penggunaan urutan pokok keterangan. Berdasarkan
kategori komparatif, ditemukan dua tataran kekhilafan yaitu:

12
13

a. Kekhilafan interlingual
Berdasarkan kategori kekhilafan, ditemukan bahwa strategi
pemerolehan konstruksi kalimat Bahasa Indonesia pada siswa
berusia delapan tahun yang berbahasa pertama (B1) bahasa jawa
adalah:
1. Menanggalkan unsur-unsur linguistik yang diperlukan
dalam Bahasa Indonesia.
2. Menambahkan unsur-unsur linguistik yang tidak diperlukan
dalam Bahasa Indonesia
3. Menyusun unsur-unsur linguistik diluar kaidah Bahasa
Indonesia
4. Mengurutkan unsur-unsur linguistik di luar kaidah Bahasa
Indonesia.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sujai tentang pemakaian


Bahasa Indonesia di lingkungan masyarakat Tionghoa Jawa Timur,
ditemukan lima tipe kesalahan atau kekhilafan berbahasa
Indonesia. Penelitian itu merupakan sebuah analisis kesalahan
Bahasa Indonesia ragam tulis siswa kelas VI SD warga keturunan
Cina (Tionghoa) di tiga kota Jawa Timur.Kelima tipe kesalahan
tersebut adalah:
1. Tipe A: kesalahan atau kekhilafan generalisasi berlebih dalam
penulisan Bahasa Indonesia
2. Tipe B: kekhilafan pengetahuan (ketidakmampuan) menaati
kaidah kebahasaan.
3. Tipe C: kekhilafan pada penafsiran terhadap kaidah bahasa
yang diperoleh.
4. Tipe D: kekhilafan pada penggunaan kaidah Bahasa Indonesia
yang baik dan benar
5. Tipe E: kekhilafan akibat interferensi bahasa pertama (B1)
pada Bahasa Indonesia. Dari kelima tataran kekhilafan tersebut,
tipe A menempati

13
14

peringkat pertama untuk tataran morfologi, tipe B menempati p
eringkat pertama untuk tataran sintaksis, adapun tipe E
menempati peringkat paling rendah baik pada kekhilafan
tataran morfologis maupun kekhilafan tataran sintaksis. Dari
temuan itu disimpulkan bahwa tipe kekhilafan A, B, C, dan D
merupakan kekhilafan akibat intralingual (kekhilafan
perkembangan) sedangkan tipe E merupakan kekhilafan akibat
interlingual (kekhilafan inferensial).

14
15

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Kesalahan berbahasa Indonesia adalah pemakaian bentuk-bentuk


tuturan berbagai unit kebahasaan yang meliputi kata, kalimat, paragraf, yang
menyimpang dari sistem kaidah Bahasa Indonesia baku, serta pemakaian
ejaan dan tanda baca yang menyimpang dari sistem ejaan dan tanda baca
yang telah ditetapkan sebagaimana dinyatakan dalam buku Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan.
Istilah kesalahan berbahasa memiliki pengertian yang beragam. Untuk
itu, pengertian kesalahan berbahasa perlu diketahui lebih awal sebelum kita
membahas tentang kesalahan berbahasa. Corder (1974), menggunakan 3(tiga)
istilah untuk membatasi kesalahan berbahasa:
(1) Lapses
(2) Errors
(3) Mistake
Sumber kesalahan bahasa dapat dianalisis berdasarkan tataran fonologi,
morfologi, sintaksis, semantic dan wacana.
Untuk menganalisis kesalahan berbahasa dapat menggunakan taksonomi
kategori strategi performasi, taksonomi strategi kategori komparatif, dan lain-
lain.

15
16

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal. 2000. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan

Tinggi. Jakarta: Akademika Prescindo

Mukti. 1993.  Analisis Pengajaran Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga

file:///D:/tugas/Bahasa%20Indonesia/contoh%20makalah%20kesalahan
%20berbahasa%20indonesia.pdf

http://www.pengertianku.net/2015/09/pengertian-kata-baku-dan-tidak-baku-
beserta-contohnya.html

16

Anda mungkin juga menyukai