Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ANALISIS KESALAHAN

BERBAHASA DALAM RAGAM


ILMIAH

Diajukan memenuhi tugas mata kuliah umum Bahasa Indonesia

Disusun oleh :
NO NAMA NIM
1 Fasyanda Aqila Fania Haya 200903101082
2 Ahmad Syaifu Ali 200903102008
3 Muhammad Fikri Aminullah 200903102047
4 Dimas Sadewa Putra 200903102050
5 Daniar Eka Cipta 200903102056
6 Azzahrawain Muhammad Al-Hafizh 200903102060

Universitas Jember
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Analisis Kesalahan
Berbahasa dalam membuat tugas Makalah. Sholawat serta salam tidak lupa kami
haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing
umatnya ke dalam jalan yang benar.

Makalah ini penulis buat untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi
mahasiswa pada khususnya dan pada umumnya bagi para pembaca. Kami
mengucapkan terimakasih untuk pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan
makalah ini sehingga dapat terselesaikan kepada dosen pengampu mata kuliah Bahasa
Indonesia, yang telah memberikan bimbingan berharga dalam penyusunan makalah
ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini dari
segi penyusunanya maupun dari segi materi. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan setiap kritik dan saran yang bersifat membangun yang dapat
memperbaiki dan menyempurkan makalah ini.

Jember, November 2020


DAFTAR ISI

A.HALAMAN SAMPUL/JUDUL…………………………………......................……
i
B.KATA PENGANTAR………………………………......................………………..ii
C.DAFTAR ISI……………………………………….....................…………………iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………….....................……………….....…..1

1.2 Rumusan Masalah……………………….....................………………..….…... 1


1.3 Tujuan Masalah..................................................................................................... 2
1.4 Manfaat………………........................................................................................... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Kesalahan Berbahasa............................................................................3
2.2 Penyebab Kesalahan Berbahasa..............................................................................3
2.3 Kesalahan yang Terjadi Ditataran Bahasa..............................................................4
2.3.1 Kesalahan Berbahasa Tataran Fonologi
2.3.2 Kesalahan Berbahasa Tataran Morfologi
2.3.3 Kesalahan Berbahasa Tataran Sintaksis
2.3.4 Kesalahan Berbahasa Tataran Semantik
2.3.5 Kesalahan Berbahasa Tataran Wacana
2.3.6 Kesalahan Berbahasa Tataran Ejaan dan Tanda Baca
2.4 Analisis Kesalahan Berbahasa Dari Sisi Salah Atau Benar....................................8
2.4.1 Salah Menentukan Bentuk Asal
2.4.2 Fonem Fonem Yang Lulus Tidak Diluluhkan
2.4.3 Perubahan Morfem Ber-, Per-, dan Ter- menjadi Be-, Pe-, dan Te-
2.4.4 Penulisan Morfem yang Salah
2.4.5 Perulangan yang Salah
2.4.6 Kata Majemuk yang Ditulis Serangkai
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan………..…......................................................................................... 10
3.2 Saran………………. …........................................................................................11
DAFTAR
PUSTAKA...................................................................................................12
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kesalahan berbahasa merupakan penggunaan bahasa yang menyimpang
dari kaidah bahasa yang berlaku dalam bahasa itu namun, tidak dipandang
sebagai suatu pelanggaran berbahasa. Kesalahan berbahasa terjadi pada siswa
yang sedang belajar bahasa. Kesalahan berbahasa cenderung diabaikan dalam
analisis kesalahan berbahasa karena sifatnya tidak acak, individual, tidak
sistematis, dan tidak permanen (bersifat sementara). Analisis kesalahan
berbahasa difokuskan pada kesalahan berbahasa berdasarkan penyimpangan
kaidah bahasa yang berlaku dalam bahasa itu (Indihadi, 2011: 6- 10).

Kesalahan berbahasa di dalam pembelajaran bahasa merupakan suatu


hal yang tidak bisa dihindari. Bahkan Tarigan (1990:67) mengatakan bahwa
hubungan keduanya ibarat air dengan ikan. Sebagaimana ikan hanya dapat hidup
dan berada di dalam air, begitu juga kesalahan berbahasa sering terjadi dalam
pembelajaran bahasa. Analisis kesalahan berbahasa adalah salah satu cara kerja
untuk menganalisis kesalahan manusia dalam berbahasa. Penggunaan bahasa
sehari-hari tentu tidak luput dari kesalahan, dan kesalahan tersebut bervariasi.
Melalui analisis kesalahan berbahasa, dapat dijelaskan bentuk
kesalahankesalahan yang dilakukan oleh siswa baik secara morfologis, fonologis,
dan sintaksis yang kemudian memberikan manfaat tertentu bagi proses
pengajaran bahasa. Hal ini menjadi sangat menarik ketika dalam proses
pengajaran bahasa dilakukan analisis kesalahan untuk menjadi umpan balik
sebagai titik tolak perbaikan dalam pengajaran bahasa dalam mencegah dan
mengurangi terjadinya kesalahan berbahasa yang dilakukan para siswa.  

Tarigan (1990:68) mengatakan bahwa analisis kesalahan berbahasa


adalah suatu proses kerja yang digunakan oleh para guru dan peneliti bahasa
dengan langkah-langkah pengumpulan data, pengidentifikasian kesalahan yang
terdapat di dalam data, penjelasan kesalahan-kesalahan tersebut,
pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta evaluasi taraf
keseriusan kesalahan itu. Analisis kesalahan berbahasa ditujukan kepada bahasa
yang sedang dipelajari atau ditargetkan sebab analisis kesalahan dapat
membantu dan bahkan sangat berguna sebagai kelancaran program pengajaran
yang sedang dilaksanakan. Maksudnya, dengan analisis kesalahan para guru
dapat mengatasi kesulitan yang dihadapi siswa

1.2 Rumusan Masalah


Berdarsarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa masalah
penting sebagai berikut :
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan kesalahan berbahasa ?
1.2.2 Apa saja penyebab terjadinya kesalahan berbahasan dalam karya ilmiah?
1.2.3 Apa saja kesalahan yang terjadi di tataran kebahasan?
1.2.4 Bagaimana menganalisis kesalahan berbahasa dari sisi salah atau benar?

1.3 Tujuan Masalah


Berdarsarkan rumusan masalah di atas dapat dijadikan beberapa tujuan
penting sebagai berikut :
1.3.1 Dapat mengetahui kesalahan berbahasa
1.3.2 Dapat menegetahui penyebab terjadinya kesalahan berbahasa dalam
karya ilmiah
1.3.3 Dapat mengetahui tejadinya kesalahan tatanan berbahasan
1.3.4 Dapat mengetahui dengan menganalisis kesalahan berbahasa dari sisi
salah atau benar

1.4 Manfaat
Manfaat dari makalah sesuai dengan yang tujuan makalah ini dibuat dapat
dijadikan beberapa manfaat penting sebagai berikut :
1.4.1 Sebagai ketersediaan literatur
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pngertian Kesalahan Berbahasa


Analisis kesalahan berbahasa merupakan sebuah metode prosedural yang
digunakan untuk menganalisis dan menyunting serta menemukan penyebab
kesalahan berbahasa tersebut terjadi. Secara lebih lanjut, analisis kesalahan
berbahasa juga sampai pada langkah tindak lanjut untuk mengatasi kesalahan-
kesalahan tersebut agar tidak terjadi lagi. Melalui analisis kesalahan berbahasa,
seseorang dapat mencermati bahwa kesalahan dalam berbahasa adalah sebuah
fenomena yang menarik untuk diteliti karena di dalamnya mungkin terdapat pola-
pola kesalahan yang dapat dijadikan materi pembelajaran bahasa.

Dalam praktiknya, kesalahan berbahasa terjadi dalam penggunaan bahasa


di berbagai tataran kebahasaan berdasarkan kaidah berbahasa yang baik dan
benar. Kesalahan berbagai tataran kebahasan tersebut meliputi: ejaan dan tanda
baca, fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, wacana, pragmatik, dan lain-lain.
Analisis kesalahan berbahasa dalam dilakukan secara metodologis melalui
prosedur yang ilmiah. Parera (1993:7) berpendapat bahwa analisis merupakan
proses menjelaskan gejala-gejala alam dengan cara: (1) membedakan, (2)
mengelompokkan, (3) menghubung-hubungkan, (4) mengendalikan, dan (5)
meramalkan.

Ellis (dalam Tarigan dan Djago, 1990:170) mengungkapkan bahwa


analisis kesalahan berbahasa ialah suatu prosedur yang digunakan oleh para
peneliti dan para guru, yang meliputi pengumpulan sampel, pengidentifikasian
kesalahan yang terdapat dalam sampel, penjelasan kesalahan tersebut,
pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian
atau penilaian taraf keseriusan kesalahan. Analisis kesalahan berbahasa adalah
suatu proses yang sistematis berupa pengumpulan data, pengidentifikasian
penyebab kesalahan, serta pengevaluasian taraf keseriusan kesalahan tersebut.

2.2 Penyebab Kesalahan Berbahasa


Interferensi adalah kesalahan berbahasa karena pengaruh satu bahasa terhadap
bahasa yang lain. Interferensi terjadi pada seorang dwibahasawan, atau seseorang yang
mengenal lebih dari satu bahasa di dalam kehidupan sehari-harinya. Adakalanya
interferensi menjadi gejala umum dalam masyarakat satu bahasa sehingga tidak
dipandang sebagai kesalahan lagi. Gejala sepertio ini sering disebut integrasi. Di
Indonesia, tidak sedikit ditemukan pemakaian bahasa yang berciri interferensi ini, baik
karena pengaruh bahasa daerah maupun bahasa asing,

Kesulitan di Dalam Sistem Bahasa Kesalahan berbahasa sering juga disebabkan


oleh kesulitan yang terdapat di dalam sistem bahasa itu sendiri. Tidak semua pemakai
bahasa dapat dengan mudah mengingat atau menguasai sistem bahasanya sendiri.
Akibatnya, terbuka kemungkinan bagi pemakai bahasa tertentu untuk melakukan
kesalahan berbahasa. Anak-anak pemakai bahasa ibu bahasa Inggeris tidak dengan
sendirinya menguasai sistem bahasa Inggeris dengan baik. Karena itu, mereka kadang-
kadang melakukan kesalahan juga dalam menggunakan bentuk-bentuk, seperti go,
went, gone, dan sebagainya.

2.3 Kesalahan Yang Terjadi ditataran Kebahasan


2.3.1 Kesalahan Berbahasa Tataran Fonologi
Fonologi adalah cabang ilmu linguistik yang secara khusus
mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa. Menurut Chaer (1994:104),
fonologi ialah bidang linguistik yang mempelajari, menganalisis, dan
membahas bunyi-bunyi bahasa
Penelitian yang dilakukan Syukron (2012) yang berjudul
“Ketidakkonsistenan Fonologis Bahasa Indonesia dalam Persidangan di
Pengadilan Tipikor” membuktikan bahwa ada 2 kategori utama
kesalahan berbahasa dalam tataran fonologi yakni: perubahan fonem dan
penghilangan fonem
2.3.2 Kesalahan Berbahasa Morfologi
Morfologi adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari
tentang bentuk-bentuk bahasa terkecil (morfem dan kata) serta proses
pembentukannya. Dalam morfologi, morfem adalah satuan kajian
terkecil dan kata menjadi satuan kajian terbesar (Ramlan, 1980;
Sutarna, 1998:14).
Proses pembentukan morfem dapat ditempuh dengan tiga
cara yaitu : (1) afiksasi atau pengimbuhan, (2) reduplikasi atau
pengulangan, dan (3) komposisi atau penggabungan (Verhaar, 2006).

1. Kesalahan Berbahasa dalam Afiksasi


Kesalahan berbahasa dalam tataran afiksasi dapat
disebabkan oleh berbagai hal
a. Kesalahan Berbahasa Karena Salah Menentukan Bentuk Dasar

Contoh : Ia bertugas untuk bertanggung jawab pada unit


produksi yang ia kelola.
Pada contoh di atas, terdapat kata kelola. Orang yang tidak
memahami bentuk dasar dari kata tersebut, dapat beranggapan
bahwa kelola berasal dari kara lola yang mendapatkan prefiks
ke-. Padahal, kelola adalah sebuah bentuk dasar. Kelola berarti
kegiatan mengatur, menata, dan menjaga.

b. Fonem yang Seharusnya Luluh dalam Proses Afiksasi Tidak


Diluluhkan
Contoh
Bu Guru memperintahkan siswanya untuk mensapu kelas setiap
pagi sebelum pelajaran dimulai.

Pada contoh di atas, terdapat kesalahan berbahasa karena tidak


luluhnya kata dasar yang diawali fonem (k), (p), (t), (s) setelah
mendapatkan imbuhan nasal (N), yaitu kata memperintahkan dan
mensapu. Kata memperintahkan berasal dari kata dasar perintah
yang mendapatkan imbuhan meN-kan. Sementara itu, kata
mensapu berasal dari kata dasar sapu yang mendapatkan awalan
meN. Jadi, perbaikan dari bentuk tersebut adalah sebagai berikut

c. Fonem yang Seharusnya Tidak Luluh dalam Proses Afiksasi


Justru Diluluhkan

Contoh
Hampir setiap hari istrinya menyucikan pakaian milik suami dan
anak-anaknya. Inilah bukti bahwa ia sangat menyintai
keluarganya.

Pada contoh di atas, terdapat kesalahan pada kata menyucikan dan


menyintai. Hal ini terjadi karena seharusnya kata dasar yang
diawali fonem (c) tidak luluh.

Perbaikan
Hampir setiap hari istrinya mencucikan pakaian milik suami dan
anak-anaknya. Inilah bukti bahwa ia sangat mencintai
keluarganya.

2. Kesalahan Berbahasa dalam Reduplikasi


a. Kesalahan Berbahasa Disebabkan Kesalahan dalam Menentukan
Bentuk Dasar yang Diulang.
Contoh :
Dalam kasus perampok di rumah tuan tanah itu, polisi
mengorek-korek barang bukti.

Pada contoh di atas terdapat kata ulang yang mengalami


kesalahan dalam menentukan bentuk dasar yang diulang, yaitu
kata ulang mengorek-korek. Berikut ini perbaikannya.

Dalam kasus perampok di rumah tuan tanah itu, polisi


mengorek-ngorek barang bukti.

b. Kesalahan Pengulangan Kata Karena Bentuk Dasar yang Tidak


Tepat.
Contoh
Setelah kejadian itu, tangan-tangan kanan mafia yang tersohor itu
juga ikut menjadi tersangka.

Pada contoh tersebut, terdapat kata ulang tangan-tangan kanan


dibentuk dari bentuk dasar yang tidak tepat. Sebenarnya,
bentuk dasarnya adalah tangan kanan. Jadi, perbaikannya adalah
sebagai berikut.

Perbaikan
Setelah kejadian itu, tangan kanan-tangan kanan mafia yang
tersohor itu juga ikut menjadi tersangka.

Kesalahan Berbahasa Terjadi Karena Menghindari Pengulangan


yang Terlalu Panjang.
c. Kesalahan Berbahasa Terjadi Karena Menghindari Pengulangan
yang Terlalu Panjang
Contoh :
Wanita karir-karir perlu memikirkan bagaimana memenuhi
tugasnya sebagai ibu.

Pada contoh di atas, terdapat kata ulang Wanita karir-karir yang


bentuknya salah. Hal ini karena bentuk dasarnya hanya diulang
sebagian. Berikut ini perbaikannya.

Perbaikan
Wanita karir-wanita karir perlu memikirkan bagaimana
memenuhi tugasnya sebagai ibu.

3. Kesalahan Berbahasa dalam Komposisi


a. Kata Majemuk yang Seharusnya Serangkai, Tidak Ditulis
Serangkai
b. Kata majemuk yang seharusnya ditulis terpisah justru dirangkai

c. Kesalahan Berbahasa Terjadi Karena Kata Majemuk yang Sudah


Berpadu Tidak Seluruhnya Diulang.

d. Kesalahan Berbahasa Karena Afiksasi Dianggap


Menyatukan Penulisan Kata Majemuk yang Belum Padu.

2.3.3 Kesalahan Berbahasa Sintaksis


Sintaksis adalah cabang ilmu linguistik yang objek bahasannya
aspek gramatika bahasa terkait frasa, klausa, dan kalimat. Ramlan
(1987) menjelaskan bahwa sintaksis adalah bagian dari tata bahasa
yang membicarakan struktur frasa dan kalimat. Secara spesifik, sintaksis
juga membahas tentang fungsi, kategori, dan peran unsur-unsur
pembentuk kalimat. Selain itu, dalam tataran sintaksis kesalahan
berbahasa juga berkaitan dengan kaidah-kaidah kalimat efektif

2.3.4 Kesalahan Berbahasa Semantik


Semantik adalah ilmu tentang makna. Chaer (2002)
mengungkapkan bahwa semantik mengkaji makna yang berkaitan
dengan bahasa sebagai alat komunikasi. Dalam tataran semantik,
kesalahan berbahasa dapat terjadi pada beberapa hal seperti: (a) diksi
(pemilihan kata), (b) hiperkorek, (c) ambiguitas, dan (d) pleonasme
(Setyo, 2017).
a. Pleonasme
Pleonasme adalah praktik penggunaan unsur-unsur kebahasaan
secara berlebihan

b. Ambiguitas
Ambiguitas adalah menduanya makna. Ambiguitas makna dapat
terjadi karena makna yang tepat bisa didapatkan ketika konteks
yang melingkupinya dibangun dengan baik. Djajasudarma (2012:99)
mengatakan bahwa setiap kata dapat bermakna lebih dari satu,
dapat mengacu pada benda yang berbeda, sesuai dengan
lingkungan pemakaiannya. Kesalahan berbahasa dalam aspek
ambiguitas terjadi karena penggunaan bentuk bahasa yang dapat
memnyebabkan multitafsir.

c. Pemilhan Diksi
Salah satu pertimbangan penting ketika berkomunikasi adalah
pemilihan diksi. Pemilihan diksi adalah proses pemilihan bentuk
kebahasaan yang tepat untuk mengungkapkan ide yang dimaksud.
Keraf (2010:22—23) berpendapat bahwa istilah pilihan kata atau
diksi sebenarnya bukan saja dipergunakan untuk masyarakat kata-
kata mana yang dipakai untuk mengungkapkan suatu ide atau
gagasan, tetapi juga meliputi persoalan fraseologi, gaya bahasa, dan
ungkapan.

2.3.5 Kesalahan Berbahasa Tataran Wacana


Kesalahan berbahasa pada tataran wacana dapat ditemukan
pada paragraf. Paragraf adalah rangkaian kalimat yang memaparkan
satu ide pokok yang disusun secara koheren dan kohesif. Kesalahan
berbahasa pada tataran ini, dapat dicermati dalam kalimat-kalimat
penyusunnya tersebut. Artinya, rangkaian kalimat dalam paragraf
menjadi satu kesatuan yang harus padu untuk mendukung penyapaian
ide pokoknya.
a. Ketidakefektivan Paragraf karena Tidak Ada Pelesapan
b. Kesalahan karena Terdapat Kalimat Sumbang
2.3.6 Kesalahan Berbahasa Ejaan dan Tanda Baca
Ejaan dan tanda baca adalah aspek teknis terkait kaidah atau
tatatertib dalam bahasa Indonesaia. Bahasa Indonesia telah melewati
perjalanan yang cukup panjang dalam sejarah pengaturan ejaan dan
tanda bacanya. Hingga saat ini, tercatat terdapat 6 kali pergantian
kaidah ejaan dan tanda baca bahasa Indonesia, yaitu: Ejaan Van
Ophuysen (1901), Ejaan Republik/Ejaan Soewandi (1947), Ejaan
Baru/Ejaan LBK (1967), Ejaan yang Disempurnakan (1975),
Penyempurnaan Ejaan yang Disempurnakan (1987), Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia/PUEBI (2015).

2.4 Analisis Kesalahan Berbahasa Dari Sisi Salah Atau Benar


2.4.1 Salah Menentukan Bentuk Asal
Berikut ini disajikan sejumlah contoh bentuk asal yang salah
dan di sebelahnya disertakan bentuk asal yang benar.

Salah Benar
Himbau Imbau
Trap Terap
Telor Telur

2.4.2 Fonem Yang Luluh Tidak Diluluhkan


Berikut ini disajikan sejumlah contoh kata-kata lain yang fonem
awalnya seharusnya luluh tetapi tidak diluluhkan dalam proses afiksasi.
Salah Benarmentabrak menabrak mentertawakan menertawakan
mentendang menendang mentumis menumis mentumbuk menumbuk

Salah Benar
Mentertawakan menertawakan
Mentendang Menendang
Mentumis Menumis

2.4.3 Perubahan morfem ber-, per-, dan ter- menjadi be-, pe-, dan te-
Morfem ber- berubah menjadi be- apabila bergabung dengan kata-kata:
a. yang diawali oleh fonem /r/
b. yang suku pertamanya mengandung bunyi (er)

Salah Benar
Berkerja Bekerja
Berternak Beternak
Bercermin Becermin

2.4.4 Penulisan Morfem yang Salah


Salah Benar
non Islam non-Islam
pan Amerika pan-Amerika

2.4.5 Perulangan yang Salah


Salah Benar
kuda kuda kuda-kuda
berjalan jalan berjalan-jalan

2.4.6 Kata Majemuk yang Ditulis Serangkai


Salah Benar
maha esa Mahaesa
baku hantam bakuhantam
antar Negara antarnegara

Sumber http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-
MODES/PEMBINAAN_BAHASA_INDONESIA_SEBAGAI_BAHASA_KEDUA/10_
BBM_8.pdf
BAB 5
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Bahasa Indonesia ragam ilmiah merupakan salah satu ragam bahasa
Indonesia yang digunakan dalam pertemuan dan penulisan karya ilmiah.
Bahasa ragam ilmiah memiliki ciri khas yakni cendekia, lugas dan jelas,
menghindari kalimat fragmentaris, bertolak dari gagasan, formal dan
objektif,  ringkas  dan padat, dan konsisten. Untuk mendapatkan hasil yang
optimal, seorang presenter ilmiah harus memperhatikan beberapa hal, yaitu :
etika ilmiah, ketentuan lembaga (universitas), kemampuan personal, dan
kemampuan teknis. Menggunaan bahasa Indonesia ragam ilmiah dalam
menulis dan presentasi ilmiah berarti memanfaatkan potensi bahasa Indonesia
untuk memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori atau gabungan dari keempat
hal tersebut, serta hasil penelitian secara tertulis dan lisan.
Analisis kesalahan berbahasa merupakan sebuah metode prosedural
yang digunakan untuk menganalisis dan menyunting serta menemukan
penyebab kesalahan berbahasa tersebut terjadi. Dalam praktiknya, kesalahan
berbahasa terjadi dalam penggunaan bahasa di berbagai tataran kebahasaan
berdasarkan kaidah berbahasa yang baik dan benar. Kesalahan berbagai
tataran kebahasan tersebut meliputi: ejaan dan tanda baca, fonologi,
morfologi, sintaksis, semantik, wacana, pragmatik, dan lain-lain. Analisis
kesalahan berbahasa dalam dilakukan secara metodologis melalui prosedur
yang ilmiah. Parera (1993:7) berpendapat bahwa analisis merupakan proses
menjelaskan gejala-gejala alam dengan cara: (1) membedakan, (2)
mengelompokkan, (3) menghubung-hubungkan, (4) mengendalikan, dan (5)
meramalkan.
B. SARAN   
Dengan disusunnya makalah ini, penyusun berharap kepada pembaca agar

pembaca bisa memahami tentang apa itu kesalahan berbahasa dari pengertian

tersebu, dan menganalisis kesalahan kesalahan yang telah dilakukan. Penulis masih

sadar apabila makalah tersebut masih memiliki banyak kesalahan dan jauh dari kata

sempurna. Penulis akan berupaya memperbaiki makalah ini dengan berpedoman

pada banyak sumber. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari

pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi makalah kedepannya


DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2002. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta

Keraf, Gorys. 2010. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta. Gramedia.

Muslich, Masnur. 2008. Fonologi Bahasa Indonesia: Tinjauan Deskriptif Sistem


Bunyi Bahasa Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Parera, Jos Daniel. 1993. Leksikon Istilah Pembelajaran Bahasa. Jakarta: Gramedia.

Pramala, Yemima Sana. 2017. Kesalahan Penggunaan Preposisi dan Konjungsi pada
Teks Cerita Ulang Biografi Karya Siswa Kelas XI SMKN 5 Jember. (Skripsi)
tidak diterbitkan. Universitas Jember

Ramlan, M. 1985. Morfologi:Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CW Karyono.

Ramlan, M. 1985. Tata Bahasa Indonesia: Penggolongan Kata.


Yogyakarta: Andi Offset.

Ramlan, M. 1987. Ilmu Bahasa Indonesia: Sintaksis. Yogyakarta: C.V. Karyono

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia.


Surakarta: Yuma Pustaka

Sutarna, dkk. 1998. Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan


dan Kebudayaan.

Syukron, Ahmad. 2012. Ketidakkonsistenan Fonologis Bahasa Indonesia dalam


Persidangan di Pengadilan Tipikor. (Makalah) tidak diterbitkan. Universitas
Jember.

Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan. 1990. Pengantar Analisis Kesalahan
Berbahasa. Bandung: Angkasa

Tarigan, Henry Guntur H. 1997. Analisis Kesalahan Berbahasa. Jakarta: Depdikbud.


Weinreich. 1993. Pengantar Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Verhaar, J.W.M. 2006. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Tarigan, Guntur H. (1997). Analisis Kesalahan Berbahasa. Jakarta: Depdikbud.
“Pembinaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua” http://file.upi.edu/direktori/dual-
modes/pembinaan_bahasa_indonesia_sebagai_bahasa_kedua/10_bbm_8.pdf,
diakses pada 30 November 2020 pukul 19.18 WIB.

Anda mungkin juga menyukai