Anda di halaman 1dari 15

BAHASA INDONESIA

MAKALAH ILMIAH MENGENAI “ANALISIS KESALAHAN BAHASA”

DOSEN PENGAMPU : MUHAMMAD FADELY

DISUSUN OLEH :
EVLYN GRANCELA (3012011087)
JAKA PRATAMA (3012011013)
ULYA RAHMAH ANNISA (3012011070)

20 AKUNTANSI 1
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
TAHUN AJARAN 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

puji dan syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun dari awal sampai akhir dengan baik dan lancar. Tidak lupa kami
mengucapkan banyak-banyak terimakasih yang sebesar-besarnya atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dalam pemberian materi makalah kami ini.

Dan juga harapan kami semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, mahasiswa/mahasiwi serta adik-adik kelas. Untuk kedepannya
kami mengharapkan saran serta kritik agar dapat memperbaiki ataupun menambah kekurangan
dari makalah kami agar menjadi lebih baik lagi.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna walaupun kami telah
berusaha agar mendapatkan hasil yang maksimal dan dengan usaha yang kami upayakan. Karena
keterbatasan tentang ilmu pengetahuan dan juga pengalaman yang kami punya, kami yakin
bahwa masih banyak kekurang dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak, terutama bagi para pembaca, mahaiswa/mahasiswi, serta
adik adik kelas yang akan melakukan pembuatan makalah selanjutnya.

Pangkal Pinang, 07 Februari 2021

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………....................……...i

KATA PENGANTAR………………………………………………………...................………ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………..................…………...iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………….......……………………….................1
B. Identifikasi Masalah……………………………………….......………………............……….2
C. Rumusan Masalah……………………………………………….......…............………………2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesalahan Berbahasa ………………………….......................................................3


B. Istilah-istilah dalam Kesalahan Berbahasa.......................................................................5
C. Klasifikasi dan Sumber Kesalahan Berbahasa...........................................................................6
1. Klasifikasi Kesalahan Berbahasa...............................................................................6
2. Sumber Kesalahan Berbahasa...................................................................................7
D. Ukuran Kesalahan dalam Berbahasa................................................................................7
E. Pendangan terhadap Kesalahan Berbahasa.......................................................................9

BAB III
A. Kesimpulan…...………………………………………………………………….......….......10
B. Saran………………………………………………………………………………...............10
SUMBER REFERENSI

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang bersifat arbiter, produktif, dinamis, beragam
dan manusiawi. Bahasa merupakan salah satu cara yang digunakan manusia, yang tidak
pernah lepas dari segala kegiatan dan pergerakannya yang terjadi sebagai mahluk hidup yang
bermasyarakat dan berbudaya. Tidak ada kegiatan dan pergerakan yang dilakukan oleh
manusia tanpa disertai dengan bahasa. Salah satu cara dalam bentuk kegiatan dan pergerakan
yang dilakukan setiap hari oleh manusia adalah dengan cara berkomuikasi. Karena dengan
cara tersebut, bahasa memiliki peranan yang sangat penting untuk dapat menyampaikan suatu
berita.
Untuk menyampaikan suatu berita yang dapat berupa amanat, pesan, ide dan juga
pikiran dapat membutuhkan bahasa yang jelas, singkat dan juga padat. Yang dapat bertujuan
agar segala sesuatu yang dapat disampaikan adalah dengan dimengerti. Namun, dalam
penggunaan bahasa tersebut para pemakai bhasa tetaplah harus mengikuti aturan atau kaidah-
kaidah yang benar. Karena bahasa yang benar dan baik akan dapat dijadikan sebagai acuan
atau model bagi masyarakat dalam pemakaian bahasa adan juga ragam itu yang dapat
digunakan dalam situasi yang resmi.
Bahasa Indonesia yang benar dan baik adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan
faktor-faktor penentu berkomunikasi dan dengan penerapan aturan kebahasaannya dengan
benar. Apabila penggunaan bahasa, secara tertulis maupun dengan tertulis dapat menyimpang
dari faktor-faktor penentu berkomunikasi dan kaidah bahasa, maka akan terjadilah suatu
kesalahan berbahasa.
Keslaahan berbahasa dapat disebabkan oleh suatu faktor pemahaman, kemampuan atau
kompetensi. Apabia belum dapat untuk memahami sistem berbahasa yang sedang dipelajari,
lebih sering untuk membuat kesalahan ketika menggunakan suatu bahasa tersebut. Kesalahan
ini dapat sering terjadi dengan berulang-ulang secara sistematis dan konsisten.
Analisis kesalahan bahasa adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk melihat
apakah penggunaan dalam bahasa Indonesia saat ini sudah benar dan baik atau belum.
Melalui analisis kesalahan bahasa, dapat bertujuan untuk menjelaskan penggunaan bahasa
yang benar dan baik. Bahasa Indonesia yang benar dan baik adalah bahasa Indonesia yang
dapat memenuhi faktor-faktor suatu komunikasi. Adapun bahasa Indonesia yang benar dan
baik adalah bahasa Indonesia yang dapat memenuhi kaidah-kaidah dalam berbahasa.

1
B. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Pengertian kesalahan berbahasa
2. Istilah-istilah dalam kesalahan berbahasa
3. Klasifikasi dan sumber kesalahan berbahasa
4. Ukuran kesalahan dalam berbahasa
5. Pandangan terhadap kesalahan berbahasa

C. RUMUSAN MASALAH
1. Memahami pengertian dari kesalahan berbahasa
2. Mengetahui istilah-istilah dalam kesalahan berbahasa
3. Mengetahui klasifikasi dan sumber kesalahan berbahasa
4. Mengetahui ukuran kesalahan dalam berbahasa
5. Mengetahui pandangan terhadap keslahan berbahasa

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesalahan Berbahasa

Bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang beraneka ragam. Bahasa merupakan


salah satu cermin kebudayaan suatu bangsa. Keadaan ini membuat orang Indonesia mengenal
dan menguasai lebih dari satu bahasa. Mereka setidaknya mengenal bahasa daerah masing-
masing dan bahasa Indonesia. Banyaknya keragaman bahasa terutama bahasa daerah tidak
menutup kemungkinan munculnya kesalahan berbahasa Indonesia yang diakibatkan oleh
adanya pengaruh bahasa daerah terhadap bahasa Indonesia.

Kesalahan dalam berbahasa pastinya akan selalu ada, terutama bagi kita yang sedang
belajar bahasa. Sebagai suatu proses, pembelajaran bahasa dinilai sangat wajar apabila
ditemui kesalahan di dalamnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Dulay, et all. (dalam
Yulianto dan Mintowati, 2010,p.53) yang mengemukakan bahwa orang tidak mungkin dapat
mempelajari bahasa tanpa membuat kesalahan. Oleh karena itu, kesalahan merupakan suatu
kewajaran atau sesuatu yang tidak terhindarkan dalam belajar bahasa. Kesalahan berbahasa
yang paling umum terjadi akibat penyimpangan kaidah bahasa. Kesalahan berbahasa secara
sederhana dimaknai sebagai penggunaan bahasa,baik dilakukan secara lisan maupun tertulis
yang menyimpang dari kaidah berbahasa.

H.V. George dalam bukunya berjudul “Common Error in Language Learning”


mengatakan bahwa kesalahan berbahasa adalah pemakaian bentuk-bentuk tuturan yang tidak
diinginkan (unwanted form) khususnya suatu bentuk tuturan yang tidak diinginkan oleh
penyusun program dan guru pengajar bahasa. Bentuk-bentuk tuturan yang menyimpang dari
kaidah bahasa baku. Hal ini sesuai dengan pendapat Albert Valdman yang mengatakan
bahwa yang pertama-tama harus dipikirkan sebelum mengadakan pembahasan tentang
berbagai pendekatan dan analisis kesalahan berbahasa adalah menetapkan standar
penyimpangan atau kesalahan. Sebagian besar guru bahasa Indonesia menggunakan kriteria
ragam bahasa baku sebagai standar penyimpangan.

Tarigan (1990:68) mengatakan bahwa analisis kesalahan berbahasa adalah suatu proses
kerja yang digunakan oleh para guru dan peneliti bahasa dengan langkah-langkah
pengumpulan data, penjelasan kesalahan-kesalahan, pengklasifikasian kesalahan berdasarkan

3
penyebab, serta evaluasi taraf keseriusan kesalahan. Analisis kesalahan berbahasa
ditunjukkan kepada bahasa yang sedang dipelajari atau ditargetkan sebab analisis kesalahan
dapat membantu dan bahakan sangat berguna sebagai kelancaran program pengajaran yang
sedang dilaksanakan. Maka, dengan menggunakan analisis kesalahan para guru dapat
mengatasi kesulitan yang sedang dialami oleh siswa.

Menurut Tarigan (2011:60) para ahli linguistik, pengajar bahasa, dan guru bahasa
Indonesia sependapat bahwa kesalahan berbahasa itu mengganggu pencapaian tujuan para
pengajar bahasa. Oleh karena itu, kesalahan dalam berbahasa yang sering dilakukan oleh
siswa harus dikurangi dan bila perlu dihapuskan. Hal ini akan tercapai apabila seluk beluk
kesalahan ini dikaji secara mendalam. Pengkajian segala aspek kesalahan inilah yang disebut
sebagai analisis kesalahan.

Pengertian kesalahan berbahasa juga dibahas oleh S.Piet Corder dalam bukunya yang
berjudul Introducing Applied Linguistics. Dikemukakan oleh Corder bahwa yang dimaksud
dengan kesalahan berbahasa adalah pelanggaran terhadap kode berbahasa. Pelanggaran ini
bukan hanya bersifat fisik, melainkan juga merupakan tanda kurang sempurnanya
pengetahuan dan penguasaan terhadap kode. Si pelajar bahasa belum menginternalisasikan
kaidah bahasa (kedua) yang dipelajarinya. Dikatakan oleh Corder bahwa baik penutur asli
maupun bukan penutur asli sama-sama mempunyai kemungkinan berbuat kesalahan
berbahasa.

Berdasarkan berbagai pendapat tentang pengertian keslahan berbahasa yang telah


disebutkan diatas, dapat dikemukakan bahwa kesalahan berbahasa Indonesia adalah
pemakaian bentuk-bentuk tuturan berbagai unit kebahsaan yang meliputi kata, kalimat,
paragraf, yang menyimpang dari sistem kaidah bahasa Indonesia baku, serta pemakaian
ejaan dan tanda baca yang menyimpang dari sistem ejaan dan tanda baca yang telah
ditetapkan sebagaimana dinyatakan dalam buku Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan. Adapun sistem kaidah bahasa Indonesia yang digunakan sebagai standar
acuan atau kriteria untuk menentukan suatu bentuk tuturan salah atau tidak adalah sistem
kaidah bahasa baku.

Secara sederhana analisis kesalahan berbahasa dapat dilakukan oleh pengajar terhadap
kesalahan pelajar yang belajar bahasa. Dalam pelaksanaannya, analisis kesalahan berbahasa
diharapkan memberikan deskripsi secara lengkap mengenai kesalahan berbahasa yang
dilakukan oleh pelajar. Sehingga, melalui informasi yang lengkap tersebut akan memberikan

4
manfaat pedagosis yang berarti bagi pelajar. Sejalan dengan hal tersebut, Corder
mengungkapkan bahwa analisis kesalahan memiliki dua fungsi, yakni fungsi teoretis dan
fungsi praktis. Fungsi teoretis analisis kesalahan berbahasa merupakan bagian dari
metodologi penelitian proses belajar bahasa. Sementara itu, fungsi praktis analisis kesalahan
berbahasa adalah pemandu tindakan remedial dalam pembelajaran bahasa.

B. Istilah-istilah dalam Kesalahan Berbahasa


Istilah kesalahan berbahasa memiliki pengertian yang beragam. Corder (1974)
menggunakan tiga istilah untuk membatasi kesalahan berbahasa: (1) Lapses,(2) Error, dan
(3) Mistake. Sedangkan Tarigan (1997) menyebutnya dengan istilah “kesalahan berbahasa”.
Lapses, Error dan Mistake adalah istilah-istilah dalam wilayah kesalahan berbahasa. Ketiga
istilah ini memiliki domain yang berbeda-beda dalam memandang kesalahan berbahasa.
Corder menjelaskan :
1) Lapses
Lapses adalah kesalahan berbahasa akibat penutur beralih cara untuk menyatakan
sesuatu sebelum seluruh tuturan (kalimat) selesai dinyatakan selengkapnya. Untuk berbahasa
lisan, jenis kesalahan ini diistilahkan dengan “slip of the tongue” sedangankan untuk
berbahasa tertulis, jenis kesalahan ini diistilahkan “slip of the perl”. Kesalahan ini terjadi
akibat ketidaksengajaan dan tidak disadari oleh penuturnya.
2) Error
Error adalah kesalahan berbahasa akibat penutur melanggar kaidah atau aturan tata
bahasa (breaches of code). Kesalahan ini terjadi akibat penutur sudah memiliki aturan
(kaidah) tata bahasa yang berbeda dari tata bahasa yang lain, sehingga berdampak pada
kekurangsempurnaan atau ketidakmampuan penutur. Hal tersebut berimplikasi terhadap
penggunaan bahasa, terjadi kesalahan berbahasa akibat penutur menggunakan kaidah bahasa
yang salah.

3) Mistake
Mistake adalah kesalahan berbahasa akibat penutur tidak tepat dalam memilih kata
atau ungkapan untuk suatu situasi tertentu. Kesalahan ini mengacu kepada kesalahan akibat
penutur tidak tepat menggunakan kaidah yang diketahui benar, bukan karena kurangnya
penguasaan bahasa kedua. Kesalahan ini terjadi pada produk tuturan yang tidak benar.

Seorang pakar linguistik Noam Comsky membedakan antara kesalahan berbahasa


(error) dengan kekeliruan bahasa (mistake), keduanya memang sama-sama memakai bentuk

5
tuturan yang menyimpang, akan tetapi kesalahan berbahasa terjadi secara sistematis karena
belum dikuasainya kaidah bahasa yang benar. Sedangkan kekeliruan berbahasa bukan terjadi
secara sistematis, melainkan dikarenakan gagalnya merealisasikan kaidah bahasa yang
sebenarnya sudah dikuasai.

Kekeliruan dalam berbahasa disebabkan karena faktor performansi, sedangkan


kesalahan berbahasa disebabkan faktor kompetensi. Faktor performansi meliputi keterbatasan
ingatan atau kelupaan sehingga menyebabkan kekeliruan dalam melafalkan bunyi bahasa,
kata, urutan kata, tekanan kata atau kalimat. Kekeliruan ini bersifat acak, maksudnya dapat
terjadi pada berbagai tataran linguistik.

Kekeliruan biasanya dapat diperbaiki sendiri dengan cara lebih mengawas diri dan lebih
memusatkan perhatian pada pembelajaran. Sedangkan kesalahan yang disebabkan oleh faktor
kompetensi adalah kesalahan yang disebabkan kurangnya pemahaman sistem linguistik
bahasa yang digunakan. Kesalahan berbahasa akan sering terjadi apabila pemahaman tentang
sistem bahasa kurang. Kesalahan berbahasa dapat berlangsung lama apabila tidak diperbaiki.
Sebab-sebab terjadinya kesalahan berbahasa diantaranya adalah :

 Pengertian kacau
 Interfernsi
 Logika yang belum masak
 Analogi
 Sembrono

C. Klasifikasi dan Sumber Kesalahan Berbahasa


1. Klasifikasi Kesalahan berbahasa
Menurut teori netral, kesalahan (error) dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu (1)
development error, (2) interferensi dan (3) unique error. Development error merupakan
kesalahan yang terjadi seperti ketika seseorang dalam tahap perkembangan untuk
memperoleh B1 (bahasa daerah). Interferensi merupakan kesalahan yang terjadi ketika sistem
B1 digunakan pada waktu berbicara dalam B2 (bahasa Indonesia) sementara itu kedua sistem
dari kedua bahasa tersebut jelas berbeda. Unique error merupakan kesalahan yang terjadi
bukan disebabkan oleh adanya perkembangan maupun interfernsi.

6
2. Sumber Kesalahan Berbahasa
Terdapat dua sumber utama penyebab kesalahan berbahasa yaitu interlingual dan
intralingual. Kesalahan yang bersumber pada interlingual maksudnya adalah bahwa
kesalahan itu disebabkan oleh adanya kontak antara dua bahasa. Kontak antara dua bahasa
akan mengakibatkan adanya transfer. Transfer yang mengakibatkan pembelajaran bahasa
semakin mudah dalam mempelajari B2 disebut transfer positif, sedangkan apabila
menyebabkan pembelajaran B2 mengalami kesulitan disebut transfer negatif.
Sumber kesalahan yang kedua adalah intralingual. Kesalahan yang bersumber pada
intralingual maksudnya adalah bahwa kesalahan B2 itu disebabkan oleh kerumitan sistem itu
sendiri. Karena ketidaktahuannya, seorang pelajar B2 sangat dimungkinkan untuk
mengucapkan kalimat ‘Pekerjaan itu adalah merupakan pekerjan yang sia-sia’. Kesalahan itu
terjadi karena kerumitan yang terjadi pada sistem B2 itu sendiri, bukan karena pengaruh
sistem B1.

D. Ukuran Kesalahan dalam Berbahasa


Ukuran kesalahan dalam berbahasa bergantung pada kata atau kalimat yang digunakan
benar atau salah menurut penutur asli bahasa Indonesia. Jika kata atau kalimat yang
digunakan salah, maka hal itu merupakan suatu kesalahan dalam berbahasa. Ukuran
berbahasa yang baik adalah ukuran intrabahasa atau intralingual. Ukuran kesalahan dan
ketidaksalahan intrabahasa adalah ukuran kebahasaan. Ukuran kebahasaan meliputi :
 Fonologi (tata bunyi)
 Morfologi (tata kata)
 Sintaksis (tata kalimat)
 Semantik (tata makna)

1. Kesalahan fonologi
Kesalahan pada fonologi merupakan kesalahan yang terjadi karena pelajar B2 salah
dalam hal pengucapan. Kesalahan pengucapan tersebut dimungkinkan karena pelajar
terinterferensi logat B1-nya. Kesalahan bidang leksikal merupakan kesalahan yang terjadi
karena masuknya unsur-unsur leksikal bahasa satu ke dalam kalimat bahasa lain. Hal ini
terjadi biasanya dikarenakan (1) pengaruh bahasa yang telah dikuasai (2) dengan tujuan
bergaya (3) dengan tujuan penghormatan (kesopanan).

7
2. Kesalahan morfologi
Kesalahan morfologi dipandang oleh para ahli bahasa sebagai kesalahan yang paling
banyak terjadi. Kesalahan ini terjadi dalam pembentukan kata dengan menyerap afiks-sfiks
bahasa lain. Misalnya jika sering kita dengar kata kepukul, ketabrak, kebesaran, kekecilan,
kemahalan, sesungguhnya, bubaraan, duaan. Bentuk-bentuk tersebut dikatakan sebagai
kesalahan karena bentuk-bentuk tersebut sebenarnya memiliki bentuk yang benar yaitu
terpukul, tertabarak,terlalu kecil, terlalu besar, terlalu mahal, kesungguhan, berpisah (bubar),
dan berdua. Berdasarkan data-data diatas dapat disimpulkan bahwa proses pembentukan kata
yang disebut kesalahan morfologi tersebut memiliki bentuk dasar berupa kosa kata bahasa
Indonesia dengan afiks-sfiks dari bahasa daerah atau bahasa asing.

3. Kesalahan sintaksis
Kesalahan sintaksis adalah kesalahan atau penyimpanagan struktur frase,klausa, atau
kalimat. Analisis kesalahan dalam bidang sintaksis ini menyangkut urutan kata, kepaduan
susunan frase, kepaduan kalimat dan logika kalimat.
a. Kesalahan pada bidang frase
Kesalahan berbahasa pada bidang frasa sering dijumpai dalam bahasa lisan
maupun bahasa tertulis. Kesalahan berbahasa yang biasa terjadi pada bidang frasa yaitu:
 Penggunaan kata depan yang tidak tepat
Contoh : di masa itu → pada masa itu
 Penyususnan frasa yang salah struktur
Contoh : habis sudah → sudah habis
 Penambahan ‘yang’ dalam frasa benda
Contoh : anak yang rajin → anak rajin
 Penambahan kata ‘dari atau tentang’ dalam frasa benda
Contoh : gadis dari Bali → gadis Bali
Cerita tentang anak jalanan → cerita anak jalanan
 Penambahan kata kepunyaan dalam frasa benda
Contoh : buku kepunyaan Ani → buku Ani
b. Kesalahan pada bidang klausa
Kesalahan berbahasa yang biasa terjadi dalam bidang sintaksis, khususnya segi
klausa terjadi karena adanya penambahan preposisi diantara kata kerja dan objek dalam
klausa aktif.

8
Contoh : rakyat mencintai akan pemimpin jujur → rakyat mencintai pemimpin
yang jujur.
c. Kesalahan pada bidang kalimat
Kesalahan yang biasa terjadi dalam bidang sintaksis, khususnya dari segi kalimat
yaitu :
 Kaliamt tidak bersubjek
 Kalimat tidak berpredikat
 Penggandaan subjek
 Penyusunan kalimat yang terpengaruh pada struktur bahasa daerah
 Penggunaan kaliamat yang tidak logis
 Penyususnan kalimat yang terpengaruh pada struktur bahasa asing

4. Kesalahan semantik

Semantik merupakan cabang ilmu linguistik yang mempelajari tentang makna


atau arti dari sebuah bahasa. Semantik menelaah lambang atau tanda yang menyatakan
makna satu dengan yang lain, dan pengaruhnya terhadap manusia. Oleh karena itu, semantik
mencakup kata-kata, perkembangan, dan perubahannnya. Mempelajari semantik berarti
mempelajari bagaimana cara kerja bahasa manusia sebagai lambang dan referennya yang
dapat dipresepsi dan ditafsirkan. Salah satu bahasa untuk menyampaikan isi pikirannya
adalah bahasa tulisan.

E. Pandangan terhadap Kesalahan Berbahasa


Terdapat dua pendapat yang muncul dalam menyikapi terjadinya kesalahan dalam
proses pembelajaran bahasa. Pendapat pertama datang dari kalangan Behavioris yang
menganggapnya sebagai sesuatu yang buruk sehingga harus dihindari sebisa mungkin.
Kesalahan menunjukkan kegagalan pelajar dalam mempelajari kaidah bahasa secara benar,
atau kegagalan pengajar karena tidak mampu menyampaikan maksudnya secara jelas atau
tidak memberikan latihan-latihan yang cukup terhadap materi yang diajarkan. Oleh karena
itu, kesalahan-kesalahan ini harus diatasi dengan memberikan banyak latihan disertai dengan
contoh-contoh yang benar.
Brook memandangnya sebagai sebuah “dosa” yang seharusnya tidak terjadi dan
pengaruhnya harus dibatasi, meskipun kemunculannya memang tidak bisa dihindari. Sudiana
menggapnya sebagai “penyakit” pembelajaran bahasa kedua yang harus disembuhkan
melalui terapi. Munculnya kesalahan-kesalahan juga menunjukkan bahwa pengajaran bahasa
9
belum berhasil sebagai akibat dari metode dan teknik yang tidak memadai. Sementara itu,
secara lebuh halus George menyebutnya sebagai “bentuk yang tidak diinginkan”. Dengan
kata lain, pembelajaran bahasa –menurut kaum Behavioris- tidak boleh melakukan kesalahan
karena kesalahan hanya akan menjadi penghambat dalam proses penguasaan terhadap bahasa
target.
Pendapat kedua datang dari kalangan Mentalis yang memandang kesalahan secara lebih
positif. Kesalahan dalam pembelajaran bahasa adalah sesuatu yang wajar, bahkan memiliki
peranan penting karena dapat menjadi sumber yang kaya bagi ahli bahasa. Keslahan juga
menjadi bagian penting dalam proses pembelajaran karena mencerminkan tingkat
perkembangan bahasa dengan ciri dan gramatika yang khas.
Mark Bartam dan Richard Walton menganggpnya sebagai sebuah fakta yang tidak
terhindarkan dalam belajar bahasa, sehingga kemunculannya bukan merupakan
penyimpangan arah dalam proses menuju penggunaan bahasa yang matang, melainkan
bagian integral dari proses belajar itu sendiri. Brown dan Selinker bahkan memandang
kesalahan ini sebagai suatu bentuk strategi belajar menuju hasil yang lebih baik. Sementara
itu, Krashen dan Terrel menganggap bahwa kesalahan dalam belajar bahasa adalah suatu
bentuk usaha untuk “mengatasi sesuatu yang kososng”, yaitu, adanya suatu unsur/struktur
bahasa yang belum diketahui atau dikuasai sewaktu menggunakan bahasa tersebut, sehingga
digunakan unsur/struktur B1. Teori ini kemudian dinamakan “monitor”. Oleh karena itu,
pengajar seharusnya menghargai usaha pembelajaran dan menolong seperlunya, bukan
memndangnya sebagai sesuatu yang negatif.

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas tentang pengertian, istilah, klasifikasi dan sumber,ukuran serta
pandangan tentang kesalahan berbahasa, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Istilah kesalahan berbahasa memiliki pengertian yang beragam. Corder (1974)
menggunakan tiga istilah untuk membatasi kesalahan berbahasa: (1) Lapses, (2) Error,
dan (3) Mistake. Pengertian Lapses, Error dan Mistake adalah istilah-istilah dalam
wilayah kesalahan berbahsa. Corder (1974) menjelaskan:
1. Lapses
Lapses adalah kesalahan berbahasa akibat penutur beralih cara untuk menyatakan
sesuatu sebelum seluruh tuturan (kalimat) selesai dinyatakan selengkapnya.
2. Error
Error adalah kesalahan berbahasa akibat penutur melanggar kaidah atau aturan
Bahasa (breaches of code).
3. Mistake
Mistake adalah kesalahan berbahasa akibat penutur tidak tepat dalam memilih
kata atau ungkapan untuk situasi tertentu.
2. Klasifikasi kesalahan berbahasa terdiri dari development error, interferensi, dan unique
error.
3. Sebab kesalahan berbahasa dibagi menjadi interlingual dan intralingual
4. Ukuran Kesalahan Berbahasa yaitu kesalahan fonologi, kesalahan morfologi,
kesalahan sintaksis dan kesalahan semantik.

B. SARAN
Setiap kajian bahasa perlu adanya peninjauan kembali guna memperoleh hasil yang
optimal sehingga tidak ada lagi kesalahan yang ditimbulkan dalam kajian analisis kesalahan
berbahasa. Serta masih banyak kekurangan dari makalah ini maka dari itu kami selaku
penyusun makalah ini mengharapkan teman-teman semua untuk membantu kami dalam
memperbaiki kesalahan ini agar tidak salah pengertian yang berkepanjangan.

11
SUMBER REFERENSI

1. https://www.slideshare.net/AnasSetiaji/makalah-analisis-kesalahan-berbahasa-
indonesia
2. https://muhammadsyailan.blogspot.com/2019/10/makalah-analisis-kesalahan-
berbahasa.html
3. http://dedi.staff.umy.ac.id/analisis-kesalahan-berbahasa/
4. https://nahulinguistik.wordpress.com/2009/05/29/analisis-kesalahan-berbahasa/
5. https://indahqonieeth.wordpress.com/2011/04/12/kesalahan-berbahasa-dan-
proses-terjadinya-kesalahan-berbahasa/
6. https://media.neliti.com/media/publications/54124-ID-analisis-kesalahan-
pemakaian-bahasa-indo.pdf
7. http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-
MODES/PEMBINAAN_BAHASA_INDONESIA_SEBAGAI_BAHASA_KEDUA/10_B
BM_8.pdf
8. https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/kultura/article/download/5204/4634
9. https://journal.walisongo.ac.id/index.php/wahana/article/download/351/320

12

Anda mungkin juga menyukai