Anda di halaman 1dari 10

‫نظرية تحليل األخطاء‬

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilm Lughah An-Nafsi

Dosen Pengampu : Dr. Ahmad Royani S.Ag M.Hum

Disusun Oleh :

Muhammad Syukron 11190120000096

Muhammad Farhan 11190120000107

Nadya Agustina 11190120000075

Nur Asti Maysaroh 11190120000103

PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2020/2021 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah karunia nikmatnya kami dapat menyelesaikan
pembuatan makalah yang berjudul “‫“ نظرية تحليل األخطاء‬, Sholawat dan salam semoga selalu
tercurahkan kepada baginda Rasulullah Saw. Beserta keluarganya, para sahabatnya, dan para
pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.

Secara sadar kami akui, bahwa penyusunan makalah ini barangkali belum mencapai target
yang diharapkan. Hal ini terjadi bukan faktor kesengajaan namun karena keterbatasan dan
kekurangan yang dimiliki oleh kami dan juga sebagai manusia biasa, maka dengannya segala
bentuk kesalahan akan selalu hadir kapan dan dimanapun manusia berada.

Permohonan maaf kami sampaikan kepada seluruh rekan-rekan khususnya kepada Dosen
Pengampu mata kuliah ini, yakni, Dr. Ahmad Royani S.Ag M.Hum. Apabila di dalam makalah
ini belum mencapai titik yang maksimal. Penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi pembaca,
serta dapat membantu bagi perkembangan mahasiswa di masa yang akan datang. Sekali lagi
kami ucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang sudah membantu, semoga Allah
Swt membalas semua kebaikan yang telah diberikan. Aamiin.

Jakarta, 22 Mei 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang masalah


Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer, produktif, dinamis,
beragam, dan manusiawi (Abdul Chaer, 1995: 14-18). Bahasa Indonesia yang baik dan
benar adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan faktor-faktor penentu berkomunikasi
dan benar dalam penerapan aturan kebahasaannya. Apabila penggunaan bahasa, secara
lisan maupun tertulis menyimpang dari faktor-faktor penentu berkomunikasi dan kaidah
bahasa, maka terjadilah kesalahan berbahasa.
Kesalahan berbahasa disebabkan oleh faktor pemahaman, kemampuan atau
kompetensi. Apabila pelajar belum memahami sistem linguistik bahasa yang sedang
dipelajari, dia sering membuat kesalahan ketika menggunakan bahasa tersebut. Kesalahan
ini sering berulang-ulang secara sistematis dan konsisten.

2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian analisis kesalahan berbahasa?
2. Apa saja kategori kesalahan berbahasa?
3. Apa saja prosedur analisis kesalahan berbahasa?

3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memahami pengertian dari
kesalahan berbahasa, kategori kesalahan berbahasa, dan prosedur analisis kesalahan
berbahasa.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Analisis Kesalahan
Tarigan (1990:68) mengatakan bahwa analisis kesalahan berbahasa adalah suatu
proses kerja yang digunakan oleh para guru dan peneliti bahasa dengan langkah-
langkah pengumpulan data, mengidentifikasikan kesalahan yang terdapat di dalam
data, penjelasan kesalahan-kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan itu
berdasarkan penyebabnya, serta evaluasi taraf keseriusan kesalahan itu. Analisis
kesalahan berbahasa ditujukan kepada bahasa yang sedang dipelajari atau ditargetkan
sebab analisis kesalahan dapat membantu dan bahkan sangat berguna sebagai
kelancaran program pengajaran yang sedang dilaksanakan. Maksudnya, dengan
analisis kesalahan para guru dapat mengatasi kesulitan yang dihadapi siswa.
Menurut Tarigan (2011:60) para ahli linguistik, pengajaran bahasa, dan guru
bahasa sependapat bahwa kesalahan bahasa itu mengganggu pencapaian tujuan
pengajaran bahasa. Oleh karena itu, kesalahan berbahasa yang sering dilakukan oleh
siswa harus dikurangi dan kalau bisa dihapuskan. Hal ini baru dapat tercapai apabila
seluk-beluk itu dikaji secara mendalam. Pengkajian segala aspek kesalahan inilah
yang disebut analisis kesalahan.
Istilah kesalahan berbahasa memiliki pengertian yang beragam. Corder (1974)
menggunakan 3 (tiga) istilah untuk membatasi kesalahan berbahasa: (1) Lapses, (2)
Error, dan (3) Mistake. Sedangkan Tarigan (1997) menyebutnya dengan istilah
“kesalahan berbahasa”. Lapses, Error dan Mistake adalah istilah-istilah dalam
wilayah kesalahan berbahasa. Ketiga istilah itu memiliki domain yang berbeda-beda
dalam memandang kesalahan berbahasa. Corder (1974) menjelaskan:
1) Lapses
Lapses adalah kesalahan berbahasa akibat penutur beralih cara untuk
menyatakan sesuatu sebelum seluruh tuturan (kalimat) selesai dinyatakan
selengkapnya. Untuk berbahasa lisan, jenis kesalahan ini diistilahkan dengan “slip
of the tongue” sedang untuk berbahasa tulis, jenis kesalahan ini diistilahkan “slip
of the pen”. Kesalahan ini terjadi akibat ketidaksengajaan dan tidak disadari oleh
penuturnya.
2) Error
Error adalah kesalahan berbahasa akibat penutur melanggar kaidah atau aturan
tata bahasa (breaches of code). Kesalahan ini terjadi akibat penutur sudah
memiliki aturan (kaidah) tata bahasa yang berbeda dari tata bahasa yang lain,
sehingga itu berdampak pada ketidak sempurnaan atau ketidakmampuan penutur.
Hal tersebut berimplikasi terhadap penggunaan bahasa, terjadi kesalahan
berbahasa akibat penutur menggunakan kaidah bahasa yang salah.
3) Mistake
Mistake adalah kesalahan berbahasa akibat penutur tidak tepat dalam memilih
kata atau ungkapan untuk suatu situasi tertentu. Kesalahan ini mengacu kepada
kesalahan akibat penutur tidak tepat menggunakan kaidah yang diketahui benar,
bukan karena kurangnya penguasaan bahasa kedua. Kesalahan terjadi pada
produk tuturan yang tidak benar.
Kesalahan berbahasa dipandang sebagai bagian dari proses belajar bahasa. Ini
berarti bahwa kesalahan berbahasa adalah bagian yang integral dari pemerolehan
dan pengajaran bahasa. ada 2 (dua) parameter atau tolok ukur kesalahan dalam
berbahasa Indonesia.
Pertama, pergunakanlah bahasa Indonesia yang baik. Ini berarti bahwa bahasa
Indonesia yang baik adalah penggunaan bahasa sesuai dengan faktor faktor
penentu dalam komunikasi. Inilah faktor-faktor penentu dalam komunikasi, antara
lain:
1) Siapa yang berbahasa dengan siapa
2) Untuk tujuan apa
3) Dalam situasi apa (tempat dan waktu)
4) Dalam konteks apa (partisipan, kebudayaan dan suasana)
5) Dengan jalur mana (lisan atau tulisan)
6) Dengan media apa (tatap muka, telepon, surat, koran, buku, mediakomunikasi
lain: Hp, Internet)
7) dalam peristiwa apa (bercakap, ceramah, upacara, lamaran pekerjaan,
pelaporan, pengungkapan perasaan)

Kedua, pergunakanlah bahasa Indonesia yang benar. Parameter ini mengacu


kepada penaatasasan terhadap kaidah-kaidah atau aturan kebahasaan yang ada
dalam bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa
Indonesia yang sesuai dengan kedua parameter tersebut, yakni: faktor-faktor
penentu berkomunikasi dan kaidah kebahasaan yang ada dalam bahasa Indonesia.
Berarti, penggunaan bahasa Indonesia yang berada di luar faktor-faktor penentu
komunikasi bukan bahasa Indonesia yang benar dan berada di luar kaidah
kebahasaan yang ada dalam bahasa Indonesia bukan bahasa Indonesia yang baik.
Oleh karena itu, kesalahan berbahasa Indonesia adalah penggunaan bahasa
Indonesia, secara lisan maupun tertulis, yang berada di luar atau menyimpang dari
faktor-faktor komunikasi dan kaidah kebahasaan dalam bahasa Indonesia
(Tarigan, 1997).

Menurut Tarigan (1997), ada dua istilah yang saling bersinonim (memiliki
makna yang kurang lebih sama), kesalahan (error) dan kekeliruan (mistake) dalam
pengajaran bahasa kedua. Kesalahan berbahasa adalah penggunaan bahasa yang
menyimpang dari kaidah bahasa yang berlaku dalam bahasa itu. Sementara itu
kekeliruan adalah penggunaan bahasa yang menyimpang dari kaidah bahasa yang
berlaku dalam bahasa itu namun tidak dipandang sebagai suatu pelanggaran
berbahasa. Kekeliruan terjadi pada anak (siswa) yang sedang belajar bahasa.
Kekeliruan berbahasa cenderung diabaikan dalam analisis kesalahan berbahasa
karena sifatnya tidak acak, individual, tidak sistematis, dan tidak permanen
(bersifat sementara). Jadi, analisis kesalahan berbahasa difokuskan pada
kesalahan berbahasa berdasarkan penyimpangan kaidah bahasa yang berlaku
dalam bahasa itu.

2. Kategori Kesalahan Berbahasa


1. Kesalahan Fonologi
Kesalahan berbahasa dari segi fonologi adalah kesalahan berbahasa yang
diperoleh dari kesalahan pengucapan bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan oleh
alat ucap manusia, serta kesalahan yang diperoleh karena perbedaan penangkapan
makna.
Contoh :
Siswa siswi SD Tadika Mesra menghasilkan prodak belajar yang baik.
Kata yang digaris bawah merupakan kesalahan fonologi karena memiliki
kesalahan dalam penulisan kata seharusnya yang benar adalah produk. Kalimat
yang benar : Siswa siswi SD Tadika Mesra menghasilkan produk belajar yang
baik.
2. Kesalahan Morfologi
Secara etimologi kata morfologi berasal dari kata morf yang berarti “bentuk”dan
kata logi yang berarti “ilmu”. Jadi secara harfiah kata morfologi berarti “ilmu
yang mempelajari bentuk bentuk dan pembentukan kata”. Kesalahan morfologi
adalah kesalahan memakai bahasa disebabkan oleh kesalahan dalam pemilihan
afiks, salah menggunakan kata ulang, salah menyusun kata majemuk, dan salah
memilih bentuk kata.
Contoh :
3. Kesalahan pemilihan afiks
Harusnya para guru datang lebih awal daripada siswanya
Penjelasan : Kata yang di garis bawahi merupakan kesalahan Morfologi kata
yang tepat menggunakan awalan se- “seharusnya”.
4. Kesalahan penggunaan kata ulang
Semua warga SD Tadika saling maaf-maaf dalam acara halal bihalal.
Penjelasan : kata yang digaris bawahi kurang tepat, seharusnya kata maaf-maaf
dirubah menjadi maaf-memaafkan.
5. Kesalahan menyusun kata majemuk
Maha siswa melakukan aksi demo di depan Kantor DPRD Malang
Penjelasan : kata yang digaris bawahi kurang tepat, seharusnya kata Maha siswa
digabung menjadi kalimat majemuk yang benar Mahasiswa.
6. Kesalahan pemilihan kata
Alam Indonesia benar-benar sangat indah sekali.
Penjelasan : kata yang digaris bawahi kurang tepat, seharusnya kata benar-benar
dan sekali di hapus hingga membentuk kalimat yang efektif.
7. Kesalahan Sintaksis
Kesalahan sintaksis adalah kesalahan atau penyimpangan struktur frasa, klausa,
atau kalimat, serta ketidaktepatan pemakaian partikel. Kesalahan pada daerah
sintaksis berhubungan erat dengan kesalahan pada morfologi, karena kalimat
berunsurkan kata-kata itu sebabnya daerah kesalahan sintaksis berhubungan
misalnya dengan kalimat yang berstruktur tidak baku, kalimat yang ambigu,
kalimat yang tidak jelas, diksi yang tidak tepat yang membentuk kalimat, kalimat
mubazir, kata serapan yang digunakan di dalam kalimat dan logika kalimat.
Contoh :
PGSD 3B memiliki harapan besar untuk menyabet banyak medali dalam
Kompetisi Kajur Cup.
Penjelasan : Kata yang bergaris bawah merupakan kesalahan Sintaksis, karena
terdapat kata yang tidak tepat untuk digunakan yakni menyabet, seharusnya
menggunakan kata “meraih”. Kalimat yang benar : PGSD 3B ternyata memiliki
harapan besar untuk meraih banyak medali dalam Kompetisi Kajur Cup
8. Kesalahan Semantik
Kesalahan berbahasa dalam semantik dapat berkaitan dengan bahasa tulis maupun
bahasa lisan. Kesalahan berbahasa ini dapat terjadi pada tataran
fonolgi,morfologi, dan sintaksis. Jadi, jika ada sebuah bunyi, bentuk kata, ataupun
kalimat yang maknanya menyimpang dari makna yang seharusnya, maka
tergolong ke dalam kesalahan berbahasa ini. Kesalahan berbahasa pada tataran
semantik ini penekanannya pada penyimpangan makna, baik yang berkaitan
dengan fonologi, morfologi, maupun sintaksis.
Contoh :
Ani tidak lagi bersekolah karena menderita penyakit folio
Kata yang digaris bawahi merupakan kesalahan Semantik seharusnya kata yang
tepat untuk digunakan adalah polio. Kata polio memiliki makna ‘penyakit pada
tulang’, sedangkan kata folio berarti ‘ukuran kertas’. Kalimat yang benar : Ani
tidak lagi bersekolah karena menderita penyakit polio.

3. Prosedur Analisis Kesalahan


Ellis dan Tarigan (1997) mengajukan langkah-langkah analisis kesalahan berbahasa
sebagai berikut:
1) Mengumpulkan sampel kesalahan.
Kesalahan berbahasa yang dibuat oleh siswa dikumpulkan. Kesalahan berbahasa
itu diperoleh dari hasil ulangan, latihan menulis, membaca, berbicara dan
menyimak.
2) Mengidentifikasi kesalahan atau kekhilafan.
Mengidentifikasi kesalahan berdasarkan tataran kebahasaan, misalnya; kesalahan
fonologi, morfologi, sintaksis, wacana, dan semantik.
3) Menjelaskan kesalahan atau kekhilafan.
Menjelaskan apa yang salah, penyebab kesalahan, dan cara memperbaiki
kesalahan.
4) Mengklasifikasi kessalahan atau kekhilafan.
Memperkirakan tataran kebahasaan yang dipelajari oleh siswa yang potensial
mendatangkan kesalahan misalnya daerah fonologi, morfologi, sintaksis, wacana,
atau semantik.
5) Mengevaluasi kesalahan atau kekhilafan.
Memperbaiki kesalahan yang ada, mencari cara yang tepat untuk mengurangi dan
bila dapat menghilangkan kesalahan itu. Hal ini dapat dilakukan dengan
menyempurnakan komponen proses belajar–mengajar bahasa seperti tujuan,
bahan, metode, media, dan penilaian.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Istilah kesalahan berbahasa memiliki pengertian yang beragam. Corder (1974)
menggunakan 3 (tiga) istilah untuk membatasi kesalahan berbahasa: (1) Lapses, (2)
Error, dan (3) Mistake. Sedangkan Tarigan (1997) menyebutnya dengan istilah
“kesalahan berbahasa”. Lapses, Error dan Mistake adalah istilah-istilah dalam wilayah
kesalahan berbahasa. Ketiga istilah itu memiliki domain yang berbeda-beda dalam
memandang kesalahan berbahasa. Corder (1974) menjelaskan:
1. Lapses
Lapses adalah kesalahan berbahasa akibat penutur beralih cara untuk menyatakan
sesuatu sebelum seluruh tuturan (kalimat) selesai dinyatakan selengkapnya.
2. Error
3. Error adalah kesalahan berbahasa akibat penutur melanggar kaidah atau aturan
Bahasa (breaches of code).
4. Mistake
Mistake adalah kesalahan berbahasa akibat penutur tidak tepat dalam memilih kata
atau ungkapan untuk situasi tertentu.
5. Kategori Kesalahan Berbahasa yaitu kesalahan fonologi, kesalahan morfologi,
kesalahan sintaksis dan kesalahan semantik.
6. Sumber Kesalahan Berbahasa, Penyimpangan bahasa yang dilakukan oleh para
penutur, terutama anak (siswa) dalam pemerolehan dan pembelajaran bahasa.
2. Saran
Setiap kajian bahasa perlu adanya peninjauan kembali guna memperoleh hasil yang
optimal sehingga tidak ada lagi kesalahan yang ditimbulkan dalam kajian analisis
kesalahan berbahasa. Serta masih banyak kekurangan dari makalah ini maka dari itu kami
selaku penyusun makalah ini mengharapkan teman-teman semua untuk membantu kami
dalam memperbaiki kesalahan ini agar tidak salah pengertian yang berkepanjangan.
DAFTAR PUSTAKA

Suryadi, Dedi. Analisis Kesalahan Berbahasa http://dedi.staff.umy.ac.id/analisis-kesalahan-


berbahasa/ Diakses pada 22 Mei 2021. Pukul. 13.00 WIB.

Indihadi, Dian. Analisis Kesalahan Berbahasa BBM 8. http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-


MODES/PEMBINAAN_BAHASA_INDONESIA_SEBAGAI_BAHASA_KEDUA/10_BBM_8.pdf.
Diakses pada 22 Mei 2021. Pukul. 13.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai