Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS BAHASA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Tahlil Lughowi

Dosen Pengampu :
Nur Khamidah S.S. Hum.

Disusun oleh :

1. Ivan Fajriyanur (932500919)


2. Sabilisa Dava N. (932500319)
3. Ulfiyatul Aulia U. (932503519)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
(IAIN KEDIRI)
2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah- Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas pembuatan makalah ini.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi
Agung, Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat – sahabatnya yang telah
memperjuangkan Agama Islam.
Kemudian dari pada itu, kami sadar bahwa dalam menyusun makalah ini
banyak yang membantu terhadap usaha kami, mengingat hal itu dengan segala
hormat kami sampaikan rasa terima kasih yang sedalam – dalamnya kepada :
1. Dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan
makalah ini Ustadzah Nur Hamidah S.S. Hum
2. Teman-teman dan seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian
makalah.
Atas bimbingan dan dorongan tersebut kami hanya dapat berdo’a dan
memohon kepada Allah SWT semoga amal dan jerih payah mereka menjadi amal
sholeh di mata Allah SWT . Aamiin.
Dan dalam penyusunan makalah ini kami sadar bahwa masih banyak
kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu kami mengharapkan kritikan positif,
sehingga dapat diperbaiki seperlunya.

Kediri, 4 Maret 2022

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Dalam studi penerjemahan (translation studies) dikenal dengan tiga
pendekatan: penerjemahan sebagai proses, penerjemahan sebagai produk dan
penerjemahan sebagai proses dan produk. Dalam makalah ini, lebih
membahas tentang karakteristik bahasa sumber dan bahasa sasaran. Sebagai
persiapan awal untuk menuju ke pendekatan-pendekatan. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa pemahaman tentang bahasa sumber dan bahasa
sasaran diperlukan, agar proses belajar hal-hal tentang terjemah yang akan
berjalan kedepanya bisa menjadi lebih baik lagi, sehingga mahasiswa nanti
bisa menerjemah dengan baik.
Pada hakikatnya, terjemah adalah memindahkan gagasan dari bangsa
ke bangsa yang lain. Kegiatan terjemah yaitu keterampilan memindah Bahasa
bangsa ke Bahasa bangsa lain. Untuk itu, diperlukannya teori terjemah dalam
proses perkuliahan disamping kegiatan praktis terjemah. Maka dari itu kami
menjawab kebutuhan tersebut dengan membuat makalah yang berjudul
“ANALISIS BAHASA”.

2. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian Tahlil Lughowi ?
b. Apa manfaat Tahlil Lughowi ?
c. Apa fungsi Tahlil Lughowi ?

3. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian Tahlil Lughowi
b. Untuk mengetahui manfaat Tahlil Lughowi
c. Untuk mengetahui fungsi Tahlil Lughowi
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Analisis Bahasa


Secara umum, arti dari analisis adalah aktivitas yang memuat
sejumlah kegiatan seperti mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk
digolongkan dan dikelompokkan kembali menurut kriteria tertentu
kemudian dicari kaitannya dan ditafsirkan maknanya.
Pengertian analisis yaitu penjabaran dari suatu sistem informasi yang
utuh ke dalam berbagai macam bagian komponennya dengan maksud
agar kita dapat mengidentifikasi atau mengevaluasi berbagai macam
masalah yang akan timbul pada sistem, sehingga masalah tersebut dapat
ditanggulangi, diperbaiki atau juga dilakukan pengembangan. Kata
Analisis sendiri berasal dari kata analisa, dimana penggunaan pada kata
ini mempunyai arti kata yang berbeda tergantung bagaimana kita
meletakkan kata ini.
Kata analisis sendiri diadaptasi dari bahasa Inggris “analysis” yang
secara etimologis berasal dari bahasa Yunani kuno “ἀνάλυσις”
(dibaca Analusis). Kata Analusis terdiri dari dua suku kata, yaitu “ana”
yang artinya kembali, dan “luein” yang artinya melepas atau mengurai.
Bila digabungkan maka kata tersebut memiliki arti menguraikan kembali.
Kemudian kata tersebut juga diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi
analisis.
Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer. Hal ini seperti
yang diungkapkan oleh Chaer (1994: 32). Bahasa adalah sistem lambang
bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial
untuk bekerja sama, berkomunikasi dan meng identifikasi diri. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008: 88) dikatakan bahwa,
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh
suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi
diri.
Jadi, Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti analisis
bahasa sendiri adalah penelaahan yang dilakukan oleh peneliti atau pakar
bahasa dalam menggarap data kebahasaan yang diperoleh dari penelitian
lapangan atau dari pengumpulan teks (penelitian kepustakaan).

2. Manfaat Analisis Bahasa


Dengan diadakannya analisis kesalahan berbahasa, dapat membantu
guru untuk mengetahui jenis kesalahan yang dibuat, daerah kesalahan,
sifat kesalahan, sumber kesalahan, serta penyebab kesalahan. Bila guru
telah menemukan kesalahan-kesalahan, guru dapat mengubah metode dan
teknik mengajar yang digunakan, dapat menekankan aspek bahasa yang
perlu diperjelas, dapat menyusun rencana pengajaran remedial, dan dapat
menyusun program pengajaran bahasa itu sendiri. Dengan demikian jelas
bahwa antara analisis kesalahan dengan bidang kajian yang lain, misalnya
pengelolaan kelas, interaksi belajar-mengajar, perencanaan pengajaran,
pengajaran remedial, penyusunan ujian bahasa, dan bahkan pemberian
pekerjaan rumah ada hubungan timbal balik.
Khusus untuk guru, analisis kesalahan dapat digunakan untuk
menentukan urutan sajian, menentukan penekanan-penekanan dalam
penjelasan dan latihan, memperbaiki pengajaran remedial, memilih butir-
butir yang tepat untuk mengevaluasi penggunaan bahasa siswa.
Corder (dalam Baraja, 1981:12) mengatakan bahwa analisis kesalahan
itu mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan teoretis dan tujuan praktis. Tujuan
yang bersifat praktis tidak berbeda dengan tujuan analisis tradisional,
sedangkan tujuan yang bersifat teoretis ialah adanya usaha untuk
memahami proses belajar bahasa kedua. Bagi seorang guru, yang penting
menemukan kesalahan itu kemudian menganalisisnya. Hasil analisis
sangat berguna untuk tindak lanjut proses belajar-mengajar yang
dilakukan.
Dengan memperhatikan tujuan di atas, seorang guru yang akan
menerapkan analisis kesalahan tentu harus memiliki pengetahuan
kebahasaan yang memadai. Dia harus paham benar tata bahasa yang baku
dan berlaku. Misalnya tentang kebakuan pelafalari, tulisan (ejaan),
bentukan kata, dan tata kalimatnya. Dalam hal ini guru dihadapkan pada
dua persoalan, yaitu apa yang salah dan bagaimana memperbaikinya.
Pengetahuan yang cukup memadai sangat diperlukan oleh seorang
guru. Lebih-lebih pengetahuan dan pemahaman tata bahasa. Senada
dengan yang diucapkan Corder, Tarigan (1990:77) mengatakan bahwa
tujuan analisis kesalahan itu bersifat aplikatif dan teoretis. Aplikatif
mengurangi dan memperbaiki kesalahan berbahasa siswa. Teoretis
mengharapkan pemeroleh-an bahasa siswa pada gilirannya dapat
memberikan pemahaman ke arah proses pemerolehan bahasa secara
umum.
 
3. Fungsi Bahasa
Kita ketahui bahwa berbicara tidak bisa dilepaskan dari faktor-faktor
yang mengharuskan kita memilih kata-kata, frasa-frasa, dan kalimat-
kalimat yang digunakan dalam berkomunikasi tentu didasarkan pada
fungsi bahasa tersebut. Akan berbedalah kata-kata, frasa-frasa ataupun
kalimat-kalimat yang kita pakai bila fungsi bahasa tersebut berbeda.
Fungsi-fungsi bahasa yang digunakan tentunya didasarkan atas tujuan kita
berkomunikasi. Berbeda tujuan akan berbeda pula alat komunikasi itu.
baik dari segi bentuk maupun isinya (sifatnya).
Hal ini menyebabkan banyak perbedaan pendapat dari para ahli
mengenai fungsi bahasa. Selanjutnya Husen Lubis dalam bukunya yang
berjudul Analisis Wacana Pragmatik mengutip pendapat Finocehinario
mengatakan bahwa fungsi bahasa terdiri atas lima, antara lain : fungsi
interpersonal, fungsi direktif, fungsi referensial. Fungsi-fungsi tersebut
akan diuraikan seperti di bawah ini.
1) Fungsi Interpersonal
Adalah kemampuan untuk membina dan menjalin hubungan kerja dan
hubungan sosial denqan orang lain. Hubunqan ini membuat hidup kita
denqan orang lain menjadi baik dan menyenangkan.

2) Fungsi Direktif
Fungsi ini memungkinkan kita untuk mengajukan permintaan,
memberi sara, membujuhk, menyakinkan dan sebagainya. Hal ini
menjadikan semua keinginan kita bisa dikomunikasikan dengan baik.
3) Fungsi Referensial
Fungsi ini berhubungan dengan kemampuan untuk penulis atau
berbicara tentang lingkungan kita yang terdekat dan juga mengenai fungsi
metalinguistik.
4) Fungsi Imajinatif
Fungsi ini berhubungan denqan kemampuan untuk menyusun ritme
baik bahasa lisan maupun tulis. Tidak semua manusia bisa menerapkan
fungsi ini, kecuali bagi mereka yang memiliki talenta terhadap fungsi ini
5) Fungsi Personal
Fungsi ini berhubungan dengan kemampuan pribadi seseorang untuk
mengekspresikan emosinya.
Kelima fungsi tersebut dapat terwujud secara optimal apabila berada
dalam situasi tempat fungsi tersebut dijalankan atau dapat dikatakan
bahwa situasi dan kondisi sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan
berbahasa. Berikutnya menurut Propper. bahasa memiIiki fungsi sebagai
berikut :
a. Stimulus artinya bahasa berfungsi sebaaai rangsangan yang dapat
mendatangkan suatu respon
b. Ekspresif artinya bahasa dapat dipergunakan untuk menyatakan
perasaan, ide kepada orang lain
c. Deskriptif artinya bahasa berfungsi untuk menguraikan, menjelaskan,
dan menggambarkan sesuatu kepada orang lain
Argumentatif artinya melalui bahasa manusia dapat berargumentasi pada
orang lain

4. Hubungan Fungsi Bahasa dengan Aspek – Aspek Kehidupan


Dapat diuraikan hubungan fungsi bahasa dengan aspek-aspek
kehidupan manusia. Hal yang dimaksud meliputi hubungan bahasa
dengan kebudayaan, bahasa dengan etika atau moral, dan hubungan
antara bahasa denqan sistem religi.
1) Hubungan Bahasa denqan Kebudayaan.
Menurut Koentjaraningrat (1978 : 74) bahwa bahasa
merupakan bagian dari unsur-unsur kebudayaan. Dalam suatu sistem
kebudayaan yang begitu kompleks, unsur bahasa melekat pada setiap
unsur-unsur kebudayaan yanq lain. Bahasa sebagai alat komunikasi
mempunyai peranan yang cukup penting, terutama dalam
penyebarluasan hasil-hasil budaya suatu masyarakat. Sebaliknya,
kebudayaan itu sendiri berfungsi sebaqai tempat atau wahana bagi
berkembangnya suatu bahasa.
2) Hubungan Bahasa dengan Etika/Moral
Penggunaan bahasa apabila dikaitkan denqan etika/moral
dapat dilihat pada pemakaian tata krama. antara lain unsur yang
disebut denqan istilah undak-usuk. Unsur ini merupakan salah satu
sub pokok bahasan pada pertemuan kebahasaan. Hal ini berhubungan
denqan ciri suatu bahasa yang dipakai oleh pendukung bahasa itu
sendiri. Masalah sikap atau pola prilaku berbahasa ini dapat dilihat
pada penggunaan bahasa sehari-hari atau denqan istilah lain dikatakan
sebagai etika berbahasa. Untuk lebih mudahnya dapat dilihat pada
undak-usuk secara pragmatis. Secara pragmatis menurut Pusat
Pembinaan dan Penqembangan bahasa. undak-usuk bahasa dapat
dibagi menjadi dua. yakni halus ( hormat) dan kasar. Ragam hormat
digunakan sebagai bahasa halus. sedangkan ragam kasar dapat
diartikan sebagai ragam akrab. Bahasa halus dan kasar ini mempunyai
tiga kategori pemakaian. yaitu : (1) unsur pembicara: (2) unsur kawan
bicara; (3) unsur yang dibicarakan. Dalam suatu norma etika
dikatakan apabila seseorang dalam berbicara denqan orang lain yang
lebih tua, lebih tinggi pangkat dan derajatnya maka haruslah dapat
menunjukkan atau menggunakan sikap dan perilaku berbahasa yang
halus. Apabila ia tidak mengikuti norma ini atau melanggarnya maka
seseorang tersebut dikatakan atau dicap tidak mempunyai etika.
3) Hubungan Bahasa dengan Religi
Bahasa lahir sebagai bagian eksistensi atau keberadaan
manusia. Pada awalnya bahasa dapat bersifat religius, menjadi media
ekspresi penqalaman dan mistik manusia dalam berhadapan denqan
kekuatan alam (natural) dan ilahiah (supernatural). Namun,
transformasi pengalaman sejarah manusia dari alam kepada
kebudayaan yang mengakibatkan kedudukan bahasa bersiotonom atau
terlepas dari unsur-unsur yang lain. Bahasa merupakan pengetahuan
eksistensial mengenai bentuk hidup manusia, sehingga mudah
dideskripsikan. Dalam kaitannya denqan sistem reliqi, kedudukan
bahasa sebagai suatu deskripsi pengalaman kemanusiaan dalam
dimensi personal maupun sosial. Pengalaman-penqalaman dan
pengetahuan kemanusiaan tersebut tidak hanya merepresentasikan,
tetapi juqa secara funda mental mengandung gagasan-gagasan
(makna) atas simbol bunyi yang dilambangkan sebagai gagasan-
gagasan tersebut berfungsi menqkomunikasikan dan membuat
manusia sebaqai pemakai bahasa melihat kedudukannya sendiri dalam
persepektif bentuk hidup yang lain. Akhirnya, dapat dikatakan bahwa
religi dapat direfleksikan (diwujukan) dengan menggunakan bahasa.
Contoh tahlil lughowi (Analisis bahasa)
Dari manfaat dan tujuan yang telah dijelaskan diatas dapat disimpulkan
bahwa analisis bahasa dapat membantu guru untuk mengetahui jenis kesalahan yang
dibuat, daerah kesalahan, sifat kesalahan, sumber kesalahan, serta penyebab
kesalahan. Seperti kesalahan tentang kebakuan pelafalan, tulisan (ejaan), bentukan
kata, dan tata kalimatnya. Berikut contohnya :
1. Berkaitan dengan fenomena masyarakat Jawa yang kesulitan dalam pengucapan
al-fatikah (‫ )الفاتكه‬Meski mereka tahu penulisan kata tersebut, namun memang
ternyata orang Jawa, terutama kalangan usia lanjut, sulit melafalkan huruf (‫)ح‬
yang berada di tengah kata. Maka terbacalah kata (‫ )الفاتحة‬menjadi (‫)الفاتكه‬. Ada
sebagian yang berhujjah, bahwa kesalahan pengejaan itu dipengaruhi ejaan lama
bahasa Indonesia. Namun ada juga yang beralasan lain. Semua itu memang perlu
adanya penelitian khusus.
2. Berkaitan dengan kebiasaan muadzin di waktu subuh. Kalimat ash-sholatu khairun
minannaum (‫وم‬Y‫ير من الن‬Y‫الة خ‬Y‫ )الص‬sering terbaca memanjangkan harakat darnmah
pada huruf (‫)و‬, di (‫)النوم‬. Alasan untuk kesalahan tersebut karena faktor kebiasaan.
3. Pada kalimat man yadribu anta ( َ‫ ) َم ْن يَضْ ِربُ أ ْنت‬itu salah. Yang benar adalah man
َ ُ‫ ) َم ْن يَضْ ِرب‬Dalam kaidah nahwu dibedakan antara kata ganti yang
yadribuka (‫ك‬
menjadi subjek dan objek. Jika anta adalah kata ganti orang kedua mudzakkar
untuk subjek, maka ka adalah kata ganti oarng kedua mudzakkar untuk kedudukan
objek.
4. Kalimat Uridu ata 'allamu (‫ )اريد اتعلّم‬adalah kesalahan yang kerap kali dijumpai
pelajar dalam penyusunan kalimat Arab. Kalimat tersebut terdiri dan dua kata
kerja: uridu (mau/menginginkan), dan ata 'allamu (saya belajar). Dalam kaidah
bahasa Arab. dua kata kerja seperti itu harus dipisahkan dengan harf nasb (‫)أن‬.
Maka kalimat tersebut seharusnya Uridu an ata 'allama (‫)أريد أن أتعلم‬.
5. ungkapan limadza hazda yaqa'u ( ‫ )لِ َما َذا هَ َذا يَقَ ُع‬adalah kalimat Indonesia yang di-
Arabkan. Dalam siyaq Arabi, ungkapan tersebut seharusnya kaifa yaqa'u hazda (
‫( ) كيف يقع هذا‬Nasir Ahmad Siya'ah, 1997: 144).
6. Arti kata tadakhkhala adalah memasukkan. Untuk pengungkapan kata jangan ikut
campur, pelajar Indonesia sering menterjemahkannya dengan kalimat la
tatadakhal (‫ )ال تتدخل‬padahal orang Arab selama penulis di arab, menggunakan
ungkapan tersebut dengan istilah ma laka li hadza (‫)ما لك لهذا‬.
BAB IV
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Analisis Bahasa sendiri adalah penelaahan yang dilakukan oleh
peneliti atau pakar bahasa dalam menggarap data kebahasaan yang diperoleh
dari penelitian lapangan atau dari pengumpulan teks (penelitian kepustakaan).
Tujuan yang bersifat praktis tidak berbeda dengan tujuan analisis tradisional,
sedangkan tujuan yang bersifat teoretis ialah adanya usaha untuk memahami
proses belajar bahasa kedua.
Fungsi-fungsi bahasa yang digunakan tentunya didasarkan atas tujuan kita
berkomunikasi. Berbeda tujuan akan berbeda pula alat komunikasi itu. baik
dari segi bentuk maupun isinya (sifatnya). fungsi interpersonal, fungsi
direktif, fungsi referensial.
B. Saran
Kami sangat membutuhkan kritik dan saran dari pembaca untuk
pedoman makalah-makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bisa bermanfaat
untuk pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta

https://glosarium.org/arti-analisis-bahasa/

Samsuri,1985.Analisa Bahasa.Jakarta: Erlangga

https://raharja.ac.id/2020/11/14/analisis/

Anda mungkin juga menyukai