Anda di halaman 1dari 10

Pengertian Tahlil Lughowi

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Tahlil Lughowi

Dosen Pengampu:

Nur Khamidah, S.S., M. Hum.

Disusun oleh:

Riski Amanatullah (932504717)


Fitri Khusnul Khotimah (932511919)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Ilahi Robbi atas curahan Rahmat-Nya, sehingga kami
bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan
menuju zaman yang terang benderang yakni agama Islam. Semoga kelak kita semua mendapat
syafaat-Nya di hari kiamat. Amin Ya Robbal ‘alamin.

Makalah ini kami tulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Tahlil Lughowi. Dalam hal
ini, kami mendapatkan tugas membuat makalah dengan baik dan benar. Dalam makalah ini
tentulah ada kekurangan dan kelebihannya. Maka dari itu kritik dan saran pembaca sangat kami
butuhkan.

Kami juga berterima kasih kepada semua pihak khususnya pada dosen pengampu mata
kuliah ini yang telah membimbing kami untuk menulis makalah ini.

Kediri, 07 Maret 2022

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa Arab dalam pengucapannya bagi kalangan non-Arab (a’jam) secara umum masih
terkesan sulit dan rumit, padahal secara linguistic, setiap bahasa di dunia ini memiliki dua sisi
berbeda yaitu sisi kesulitan dan kemudahnnya sekaligus. Hal ini tergantung pada karakteristik
(khashais) sistem bahasa itu sendiri, baik dari segi fonologi, morfologi, maupun sintaksis dan
semantiknya. Seperti halnya Bahasa Arab adalah termasuk bahasa pelafalan kata-katanya selalu
konsisten, karena sistematis, meskipun demikian, bagi kalangan pelajar Indonesia, kesan “sulit”
masih melekat dalam pembelajaran bahasa Arab. Hal ini terjadi karena perbedaan sistem
kebahasaan antara bahasa Arab dan bahasa Indonesia. Bahasa Arab berasal dari rumpun bahasa
Semith (Assamiyah), sedangkan bahasa Indonesia dari rumpun bahasa Austronesia. Meski
demikian, tidak sedikit kosakata bahasa Indonesia yang terambil dari bahasa Arab. Selain
karena faktor persinggungan antara orang-orang Indoesia dengan Arab, faktor intrinsik bahasa
Indonesia sebagai bahasa yang bersifat terbuka terhadap kosakata asing adalah sebab mendasar
bahasa Indonesia menerima unsur bahasa lain yang diperlukan, termasuk bahasa Arab. Ada
beberapa unsur serapan bahasa Indonesia menerima unsur bahasa lain yang diperlukan,
termasuk bahasa Arab. Ada beberapa unsur serapan bahasa Indonesia dari bahasa bahasa
lainnya. Selain unsur leksikal, unsur fonem, morfon, dan gramatikal Arab.
Pada saat ini banyak pemakai bahasa yang tidak menyadari bahwa bahasa yang
digunakan ternyata tidak benar atau masih banyak kesalahan-kesalahan. Dengan diadakan
analisis kesalahan maka diharapkan dapat meminimalisir kesalahan dalam berbahasanya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Tahlil Lughawi/analisa bahasa?
2. Apa saja sumber sumber analisa kesalahan berbahasa?
3. Apa saja elemen-elemen bahasa atau tataran linguistik?
4. Apa saja signifikasi analisis kesalahan berbahasa?
5. Apa manfaat, dan tujuan dari analisa bahasa?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari Tahlil Lughowi/analisa bahasa.
2. Untuk mengetahui sumber sumber analisa kesalahan berbahasa.
3. Untuk mengetahui elemen-elemen bahasa atau tataran linguistik.
4. Untuk mengetahui signifikasi analisis kesalahan berbahasa.
5. Untuk mengetahui manfaat dan tujuan dari analisa berbahasa.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tahlil Lughowi atau Analisis Bahasa


Pengertian analisis bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
penelaahan yang dilakukan oleh peneliti atau pakar bahasa dalam menggarap data
kebahasaan yang diperoleh dari penelitian lapangan atau dari pengumpulan teks
(peneliti kepustakaan). Istilah Analisis berarti proses membahas dan mengurai yang
bertujuan ingin mengetahui sesuatu sehingga memungkinkan dapat mengetahui inti
permasalahannya. Permasalahan yang ditemukan kemudian dikupas, dikritik dan diulas
lalu disimpulkan untuk dipahami. (Hidayat, 2014:162).
Pengajar bahasa tidak mungkin mengajarkan materi bahasa secara baik dan efektif
selain tidak mengetahui bentuk kata dan bentuk kalimat bahasa yang diajarkannya.
Analisis linguistik berperan juga dalam menentukan metode apa yang harus digunakan
dalam pengajaran bahasa.
Sedangkan George dalam bukunya yang berjudul “Common Error in Language
Learning” mengemukakan bahwa kesalahan berbahasa adalah pemakaian bentuk-
bentuk tuturan yang tidak diinginkan (unwanted Form) khususnya suatu bentuk tuturan
yang tidak diinginkan oleh penyusun program dan guru pengajaran bahasa.
Bentuk-bentuk tuturan yang tidak diinginkan adalah bentuk-bentuk tuturan yang
menyimpang dari kaidah bahasa baku. Hal ini sesuai dengan pendapat Albert Valdman
yang mengatakan bahwa yang pertama-tama harus dipikirkan sebelum mengadakan
pembahasan tentang berbagai pendekatan dan analisis kesalahan berbahasa adalah
menetapkan standar penyimpangan atau kesalahan. 1
Beberapa pandangan terhadap kesalahan berbahasa adalah suatu peristiwa
yangbersifat interen dalam setiap pemakaian bahasa baik secara lisan maupun tulisan.
Linguistik dapat dibagi menjadi beberapa cabang yaitu, fonologi, morfologi, sintaksis,
dan semantik.

1
Aunurrohman, Belajar dan Pembelajaran, ( Bandung: ALfabeta 2011), h. 114
Dua fungsi bahasa pertama, sebagai sarana komunikasi antara manusia
(komunikatif) dan kedua, budaya yang mempersatukan kelompok manusia yang
mempergunakan bahasa tersebut (kohesif).2
Sebagai seorang guru atau calon seorang guru yang sedang berpraktik mengajar
bahasa Arab, apabila diperhatikan dengan seksama, kita akan menemukan kesalahan
dalam berbahasa. Kesalahan-kesalahan itu dapat dikategorikan dalam dua hal, Yaitu
kesalahan dalam bidang keterampilan dan kesalahan dalam bidang lingusitik. Kesalahan
yang berhubungan dengan keteramoilan terjadi pada saat menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis. Sedangkan kesalahan dalam bidang lingusitik meliputi tata
bunyi, tata bentuk kata, dan tata kalimat. 3
Bahasa Arab merupakan bahasa kedua, pembinaan bahasa telah dimulai sejak dini.
Namun ternyata masih banyak terdapat kesalahan dan persoalan dalam berbahasa Arab.
Persoalan kebahasaan yang dihadapi dalam pengajaran bahasa Arab ialah adanya
pengaruh bahasa Ibu.
Analisis linguistik dilakukan terhadap bahasa, atau lebih tepat terhadap semua
tataran tingkat bahasa, yaitu fonetik, fonemik, morfologi, sintaksis, dan semantik.4
B. Sumber-Sumber Analisis Kesalahan berbahasa
Proses kesalahan berbeda dengan sumber kesalahan berbahasa. Sumber
kesalahan akan melacak dari mana asal usul kesalahan berbahasa itu; faktor apa yang
menyebabkan atau yang mencari sumber terjadinya kesalahan berbahasa. Tetapi
proses kesalahan berbahasa akan lebih menekankan bagaimana runtutan perubahan
peristiwa dalam kesalahan berbahasa itu dan bukan pada sumber kesalahan. Dalam
pembicaraan tentang topik sumber kesalahan berbahasa, transfer bahasa digunakan
sebagai sarana untuk mengetahui sumber kesalahan berbahasa. Sumber kesalahan
berbahasa itu ialah bahasa pertama pembelajar maupun bahasa kedua yang sedang
dipelajarinya.
Analisis kesalahan berbahasa merupakan sebuah proses yang didasarkan pada
analisis kesalahan orang yang sedang belajar dengan objek (yaitu bahasa) yang sudah
ditargetkan. Bahasa yang ditargetkan tersebut dapat berupa bahasa ibu maupun bahasa

2
Abdullah Hasan (2006) Morfologi, PTs Professional Publishing, Kuala Lumpur
3
Abdul chear, Linguistik Umum, ( Jakarta: Rineka Cipta 2004), h. 77
4
Arifin, Zaenal, dan Junaiyah (2007) Morfologi. Bentuk Fungsi dan Makna. Grasindo, Jakarta.
sasaran. Seseorang yang ingin memiliki suatu bahasa tentulah dia harus
memelajarinya. Mempelajari dalam arti melatih berulang-ulang dengan pembetulan
diberbagai hal merupakan suatu peristiwa yang wajar ketika mempelajari suatu bahasa.
C. Elemen-Elemen bahasa atau Tataran Linguistik

1. Sintaksis ( ‫علم النحو‬ )


Menurut Venhaar, sintaksis adalah “menempatkan bersama-sama kata-kata
menjadi kelompok kata atau menempatkan kalimat dalam kelompok-kelompok kata
menjadi kalimat. 5 Dalam bahasa Arab, secara umum sama dengan ilmu nahwu atau
lebih spesifiknya I’rob. Pembahasan lebih lengkap dapat dilihat pada bab sintaksis.
2. Morfologis (‫)علم الصرف‬
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa yang dimaksud
dengan morfologi adalah “Cabang lingusitik yang mengkaji tentang morfem dan
kombinasi-kombinasinya atau bagian dari struktur bahasa yang mencakup kata dan
bagian bagian kata”. Dalam bahasa Arab, secara umum dikenal dengan Ilmu Shorof.
3. Semantik ( ‫)علم الداللة‬
Ilmu Semantik adalah cabang dari ilmu bahasa (Linguistik) yang mengkaji
makna kata dan kalimat, atau tepatnya makna dalam bahasa.
4. Fonologi
Fonologi adalah bidang dalam linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa
menurut fungsinya. 6
5. Fonetik (‫)علم األصوات‬
Yang dimaksud dengan fonetik adalah ilmu yang menyelidiki, penghasilan,
penyampaian, dan penerimaan bunyi bahasa.
D. Signifikasi Analisis Kesalahan Berbahasa
Kesalahan berbahasa dapat diklasifikasikan menjadi: 7
1. Berdasarkan tatanan linguistik, kesalahan berbahasa diklasifikasikan menjadi:
kesalahan berbahasa pada bidang fonologi, morfologi, sintaksis (frasa,klausa,
kalimat), semantic, dan wacana.

5
J. W. M. Verhaar, Pengantar Linguistik…., h. 70
6
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik…, h. 57
7
Hery Guntur Tarigan, Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa, (Bandung; Angkasa, 2011), h. 48pe-49
2. Berdasarkan kegiatan berbahasa atau keterampilan berbahasa dapat
diklasifikasikan menjadi kesalahan berbahasa dalam menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis.
3. Berdasarkan sarana atau jenis bahasa yang digunakan dapat berwujud
kesalahan berbahasa secara lisan dan secara tertulis.
E. Manfaat dan Tujuan Diadakannya Analisis Bahasa
Dengan diadakannya analisis berbahasa dapat membantu guru untuk mengetahui
jenis kesalahan yang disebut daerah kesalahan, sifat kesalahan, sumber kesalahan,
serta penyebab kesalahan. Bila guru telah menemukan kesalahan-kesalahan, guru
dapat mengubah metode dan teknik mengajar yang digunakan, dapat menekan aspek
bahasa yang perlu diperjelas, dapat menyusun rencana pengajaran remedial, dan dapat
menyusun program pengajaran bahasa itu sendiri. Dengan demikian jelas bahwa
antara analisis bahasa dan bidang kajian yang lain, misalnya pengelolaan kelas,
interaksi belajar mengajar, perencanaan pengajaran, pengajaran remedial, penyusunan
ujian bahasa, dan bahkan pemberian pekerjaan rumah ada hubungan timbal balik.
Khusus untuk guru, analisis kesalahan dapat digunakan untuk:
1. Menentukan urutan sajian
2. Menentukan penekanan-penekanan dalam penjelasan dan latihan.
3. Memperbaiki pengajaran remedial
4. Memilih butir-butir yang tepat untuk mengevaluasi penggunaan bahasa siswa,
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Analisis bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah penelaahan yang
dilakukan oleh peneliti atau pakar bahasa dalam menggarap data kebahasaan yang diperoleh
dari penelitian lapangan atau dari pengumpulan teks (peneliti kepustakaan). Istilah Analisis
berarti proses membahas dan mengurai yang bertujuan ingin mengetahui sesuatu sehingga
memungkinkan dapat mengetahui inti permasalahannya. Permasalahan yang ditemukan
kemudian dikupas, dikritik dan diulas lalu disimpulkan untuk dipahami.
Dengan diadakannya analisis bahasa dapat membantu guru untuk mengetahui jenis
kesalahan yang disebut daerah kesalahan, sifat kesalahan, sumber kesalahan, serta penyebab
kesalahan. Dengan demikian jelas bahwa antara analisis bahasa dan bidang kajian yang
lain, misalnya pengelolaan kelas, interaksi belajar mengajar, perencanaan pengajaran,
pengajaran remedial, penyusunan ujian bahasa, dan bahkan pemberian pekerjaan rumah ada
hubungan timbal balik.
B. Saran
Analisa berbahasa yang telah digagas oleh para ilmuwan bahasa banyak memudahkan
para pembelajar bahasa untuk menganalisa kesalahan-kesalahan dalam berbahasa, adapun
untuk pemfokusan tehadap hasil analisa agar lebih akurat dan presisi, maka juga dibutuhkan
analisa yang mendalam dengan menggunakan analisa dari kesalahan berbahasa.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan baik dalam segi pengetikan, pembahasan, dan kata-kata yang kami gunakan.
Maka dari itu kritik dan saran dari pembaca sangat membantu kami dalam penyempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat membantu pembaca untuk mempermudah dalam
belajar.
Daftar Pustaka

Aunurrohman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta 2011), h. 114

Abdullah Hasan (2006) Morfologi, PTs Professional Publishing, Kuala Lumpur

Abdul chear, Linguistik Umum, (Jakarta: Rineka Cipta 2004), h. 77

Arifin, Zaenal, dan Junaiyah (2007) Morfologi. Bentuk Fungsi dan Makna. Grasindo, Jakarta.

Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik, h. 57

Hery Guntur Tarigan, Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa, (Bandung; Angkasa, 2011), h.
48pe-49

Anda mungkin juga menyukai