PROPOSAL SKRIPSI
Disusun oleh:
Zuni Hartanti 53040170017
Bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa itu bukanlah sejumlah unsur yang
berkumpul tak beraturan. Bahasa juga sistematis, artinya bahasa bukanlah sistem yang
tunggal, melainkan terdiri dari beberapa subsistem, yakni subsistem fonologi, subsistem
gramatika, dan subsistem leksikon. Bahasa itu sebuah sistem lambang dan mewakili
sesuatu yang berkaitan dengan segala aspek kehidupan dan alam sekitar masyarakat yang
memakainya. Dengan bahasa suatu kelompok sosial juga mengidentifikasikan dirinya.
Untuk kelompok sosial tertentu mereka lebih sering mementingkan bahasa untuk
melambangkan identitas mereka dari pada bahasa sebagai sistem. (Kentjono 1982:2-4).
Al-lugatu: alfaazun yu’abbiru bihaa kullu qaumin ’an maqaashidihim/ bahasa adalah
uacapan-ucapan yang digunakan setiap kaum untuk mengemukakan maksud mereka.
Bahasa Arab merupakan bahasa tertua di dunia, dalam pertumbuhan dan
perkembangannya tidak diketahui dengan pasti, tetapi teks bahasa Arab tertua ditemukan
dua abad sebelum islam datang, yaitu yang dikenal dengan sebutan sastra jahiliah (Al-
Aadab al-jahili). Penyebaran bahasa Arab menjadi bahasa resmi yang digunakan untuk
sosialisasi agama, budaya, administrasi, dan ilmu pengetahuan.1
Bahasa Arab mencakup beberapa jenis kata, yaitu (1)isi (()2( ,اسمfi’il( )فعل, dan
(3)harf (رفCC )ح. Jenis kata dapat diketahui berdasarkan ciri masing-masing melalui
1
Walfajri. 2009. Sejarah Perkembangan Pengajaran Bahasa Arab
distribusi morfologis, distribusi sintaksis, dan makna leksikal-gramatikal sesuai dengan
konteksnya masing-masing. Penggunaan bahasa asing khususnya bahasa arab dapat
diprediksikan munculnya problem bagi orang non Arab seperti perbedaan kebiasaan yaitu
kebiasaan bahasa lama (bahasa ibu) dengan kebiasaan bahasa baru (bahasa asing). Oleh
karena itu perlu kiranya mencari persamaan dan perbedaan antara bahasa ibu dengan
bahasa asing khususnya bahasa arab untuk menciptakan kemudahan-kemudahan yang
meminimalisir adanya kesulitan-kesulitan berbahasa.
Menurut Abdul Mu’in dalam mempelajari bahasa asing ada dua hal yang dapat
mendorong semangat belajar:2
Melihat realitas diatas, maka dirasa perlu untuk melakukan kajian kontrastif
antara bahasa arab dan bahasa Indonesia dengan spesifikasi masalah isim dhomir dalam
bahasa arab dan kata ganti dalam bahasa Indonesia. Sebab isim dhomir inilah yang akan
mempengaruhi dalam segi muzakar-mu;annas, dan mufrod-tsaniyah-jama’. Misalnya:
B. Rumusan Masalah
1. Apa perbedaan dan persamaan Isim Domir dalam bahasa Arab dan Kata Ganti dalam
bahasa Indonesia?
2. Kesulitan-kesulitan apa yang ditimbulkan oleh perbedaan itu terhadap pelajar bahasa
Arab?
C. Maksud dan Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini mempunyai maksud dan tujuan
sebagai berikut:
1. Tujuan Teoritis
a. Untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan di bidang bahasa yakni
pengaplikasian teori kontrastif.
b. Mengetahui perbedaan dan persamaan Isim Domir dalam bahasa Arab dan kata
ganti dalam bahasa Indonesia, serta pengaplikasianya dalam struktur kalimat.
c. Memprediksi kemungkinan-kemungkinan kesulitan yang ditimbulkan oleh
perbedaan antara Isim Domir dalam bahasa Arab dan kata ganti dalam bahasa
Indonesia.
2. Tujuan Praktis
D. Manfaat Penelitian
Sebuah penelitian selain mempunyai tujuan juga diharapkan memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitiiian ini diharapkan memberikan khazanah ilmu dalam bidang keilmuan
bahasa salah satunya yakni kontrastif.
b. Untuk memberikan bahan masukan sumber informasi dan gagasan pemikiran bagi
penelitian yang selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
E. Tinjauan Pustaka
Sedangkan dalam skripsi ini, penulis akan membahas tentang Isim Domir dalam
Bahasa Arab dan Kata Ganti dalam Bahasa Indonesia. kedua kata tersebut akan penulis
bandingkan sehingga ditemukan persamaan dan perbedaan antara keduanya dan prediksi
kesulitan yang mungkin akan dihadapi seseorang ketika menjumpai adanya perbedaan
antara kedua bahasa tersebut serta memberikan solusi terhadap kesulitan tersebut.
Dengan demikian skripsi ini dapat dikatakan tidak sama dengan skripsi terdahulu,
namun skripsi terdahulu dan buku-buku yang ada dapat penulis gunakan sebagai acuan
dalam menyusun skripsi ini.
F. Landasan Teori
a. Isim Domir
Isim Domir merupakan isim ma’rifah yang mabni yang bermanfaat untuk
menggantikan atau mewakili penyebutan sesuatu atau seseorang maupun kelompok.
Domir dibagi menjadi tiga5:
َ هُ َو
ٌطالِب
ْ ََذهَب
ت اِلَى ال َم ْد َر َس ِة
a. Mutakallim() ُمتَ َكلِّم,kata ganti orang pertama atau orang yang bercicara,
seperti:
- Mufrod/ Tunggal : اناguna Mudzakar maupun Muannats.
- Mutsanna/Jamak : نحنguna Mudzakar maupun Muannats.
b. Mukhotob ))مخاطب, kata ganti orang kedua atau orang yang diajak bicara,
seperti:
- Mufrod/Tunggal: َ انتguna Mudzakar dan ت
ِ انguna Muannats.
- Mutsanna: اَ ْنتُ َماguna mudzakar maupun Muannats.
- Jamak اَ ْنتُ ْم: guna Mudzakar dan اَ ْنتُ َّنguna Muannats.
c. Ghaib ( ٌ)غَاِئب, kata ganti orang ketiga, seperti:
- Mufrod: هوuntuk Mudzakar dan هيuntuk Muannats
- Mutasanna: هماuntuk Mudzakar maupun Muannats
6
Mustafa al-Gulayayni,”Jami’u al Durus al-Arabiyah”,(Beirut: Dar al Kutub al-Ilmiyah, 2000) jiz 1, hal. 88.
- Jamak: هُ ْمuntuk Mudzakar dan ه َُّنuntuk Muannats.
b. Kata Ganti
Kata ganti atau disebut pronomina menurut Gory Keraf adalah kata-kata yang
dipakai untuk menggantikan kata benda atau kata yang dibendakan dalam hubungan
atau posisi tertentu.7
Pronomina(kata ganti) dalam bahasa Indonesia terdiri dari tiga macam, yaitu
pronominal persona, pronomina penunjuk, dan pronomina penanya. 8 Dalam bahasa
arab pronomina persona disebut Isim Domir (ميرCC)اسم ض, dan pronomina penunjuk
disebut Isim Isyarah()اسم اشرة, dan pronomina penanya disebut isim Istifham (اسم
)استفهم. Dalam skripsi ini penulis hanya membahas pronomina persona (kata ganti
orang), karena pronomina persona inilah yang akan penulis kontraskan dengan Isim
Domir dalam Bagasa Arab, dan hal inilah yang menjadi focus pembahasan dalam
skripsi ini.
Pronomina persona atau kata ganti orang dibagi menjadi tiga kategori yaitu:9
1. Kata ganti orang pertama (Saya, Aku, Kami, Kita)
- Adik bertanya kepada paman, “Paman, bolehkah saya ikut ke rumah
paman?” (saya=adik)
- Kata adik kepada teman kelasnya, “Kemarin aku tidak masuk sekolah
karena sakit.” (aku=adik)
- “Kami akan mematuhi peraturan sekolah,” kata ketua kelas mewakili
teman-temanya.
- Kata ayah kepada saya,” mari kita bersihkan ruangan ini”.10
2. Kata ganti orang kedua (Kamu, Anda, Engkau, Kalian)
- “Mengapa kemarin kamu tidak sekolah?” Tanya Hasan kepada Ali.
- “Dimana alamat Anda?” Tanya pegawai itu kepada Ali.
- “ Mengapa engkau tidak mengerjakan PR?” Tanya ibu guru kepada
Ani.
7
Gory Keraf, “Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia, untuk Tingkat Pendidikan Menengah”, (Jakarta: Grasindo,
1991)hal.61
8
Ir. Poedjowijatna, “Tata Bahasa Indonesia untuk SLTA”, (Jakarta: Obor, tt)hal.106.
9
Depdikbud, “Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia”, (Jakarta: Balai Pustaka 2003)hal. 249
10
Abdul Chaer, “Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia” (Jakarta: Rineka Cipta, 1998)hal. 94
- “Kalau pekerjaan kalian sudah selesai,kalian boleh pulang.” Kata pak
guru kepada murid-muridnya.11
c. Bahasa Arab
Bahasa Arab adalah bahasa fusha yang banyak diminati oleh umat islam terutama
orang non Arab sebagai alat umtuk tujuan keagamaan yaitu memperdalam
pengetahuan tentang hokum-hukum dan ajaran-ajaran islam serta kebudayaan islam.13
d. Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang merupakan
bahasa persatuan, bahasa penghubung, bahasa pergaulan, bahasa pengantar di sekolah
dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.
e. Analisis Kontrastif
Analisis kontrastif merupakan salah satu metode untuk menemukan dan
menjelaskan kesalahan berbahasa bagi pembelajar bahasa. Analisis kontrastif, berupa
prosedur kerja, yaitu aktivitas atau kegiatan yang mencoba membandingkan struktur
B1 dengan struktur B2 untuk mengidentifikasi perbedaan-perbedaan antara kedua
bahasa. Perbedaan-perbedaan antara kedua bahasa yang diperoleh dan dihasilkan
11
Ibid. hal 96
12
Ibid
13
A. Arkom Malibary, “Pedoman Pengajaran Bahasa Arab pada Perguruan Tinggi IAIN”,( Jakarta: PSPA Depag,
1976)hal. 58.
melalui anakon, dapat digunakan sebagai landasan dalam meramalkan atau
memprediksi kesulitan-kesulitan dalam mempelajari kebahasaan (Tarigan 2009: 5)14
Menurut Mansoer Pateda, Analisis Kontrastif adalah membandingkan dua bahasa
atau lebih untuk mencari persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan bahasa itu,
baik pada tingkat fonologis, morfologis, maupun sintaksis yang dilakukan pada
periode tertentu.15
Analisis kontrastif dikembangkan dan dipraktikkan pada tahun 1950-an dan 1960-
an, sebagai suatu aplikasi linguistik struktural pada pengajaran bahasa dan didasarkan
pada asumsi-asumsi berikut ini.
1. Kesukaran-kesukaran utama dalam mempelajari suatu bahasa baru disebabkan
oleh interferensi dari bahasa pertama.
2. Kesukaran-kesukaran tersebut dapat diprediksi melalui analisis kontrastif.
Berdasarkan asumsi-asumsi di atas, analisis kontrastif pada dasarnya
bertujuan:
1. Memberikan wawasan tentang persamaan dan perbedaan antara bahasa
pertama dengan bahasa kedua.
2. Menjelaskan dan memperkirakan masalah-masalah yang timbul dalam belajar
B2.
15
Mansoer Pateda, “Linguistik: Sebuah Pengantar”,(Bandung: Angkasa, 1990)hal. 48
Dengan sendirinya analisis kontrastif membatasi diri hanya pada bagian-
bagian tertentu mengenai bahasa-bahasa yang dibandingkan.16
Oleh karena itu, pendekatan kontrastif yang dipilih dalam penelitian ini
juga bersifat sinkronis, aspek diakronisnya tidak diperhitungkan. Data yang
bersifat sinkronis itu cukup memenuhi syarat secara metodologis. Karena aspek
sinkronis sasaranya adalah pendeskripsian perbedaan unsur-unsur kebahasaan
yang terdapat dalam bahasa yang diteliti. Perbedaan itu mencakup bidang
fonologi, morfologi, sintaksis, lekskon, dan semantic dan termasuk pula
perbedaan unsur kebahasaan.17
G. Metode Penelitian
Setiap penelitian tidak terlepas dari metode. Metode penelitian adalah cara
berpikir dengan menggunakan langkah-langkah sistematis dalam penelitian. Metode
penelitian tidak bias diterapkan untuk pembahsan semua objek, metode penelitian harus
disesuaikan dengan objek penelitian.
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
perpustakaan (Library Reseach) yaitu penelitian yang menggunakan cara untuk
mendapatkan data dan informasi dengan memanfaatkan fasilitas yang ada dalam
perpustakaan seperti buku-buku, majalah, dokumen, catatan, dan kisah-kisah sejarah.
Objek penelitian ini adalah menggunakan Isim Dhomir dalam Bahasa Arab dan
kata ganti dalam Bahasa Indonesia. Sedangkan subjek penelitian ini adalah dokumen-
dokumen atau sumber pustaka, antara lain:
16
Joes Daniel Parera, “Linguistik Edukasional”,(Jakarta: Penerbit Erlangga, 1997) hal 110
17
Mahsun, “Diaktologi Diakronis: Sebuah Pengantar”, (Bulaksumur Yogyakarta: Gajah Mada University Press,
1995)hal 13
2. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, depdikbud, Penerbit Balai Pustaka,
Jakarta, 2003.
3. Tata Bahasa Praktis bahasa Indonesia, karya Abdul Chaer, Penerbit Rineka
Cipta, Jakarta, tahun 1998.
c. Tahapan penelitian
1. Penyediaan Data
2. Metode Catat
Dalam penelitian ini, setelah semua data sudah tersedia, tahap selanjutnya
yaitu dengan metode catat. Mencatat kalimat-kalimat yang berhubungan dengan
isim Domir dalam bahasa Arab dan Kata Ganti dalam bahasa Indonesia yang
terdapat dalam dokumen atau sumber yang sudah ditentukan.
3. Analisis Data
Bab II, kerangka teori kontrastif, isim Dhomir dalam bahasa Arab, Kata Ganti
dalam bahasa Indonesia.
Bab III, pembahasan tentang persamaan dan perbedaan serta kesulitan- kesuliatan
yang timbul dalam analisis kontrastif Isim Domir dalam Bahasa Arab dan Kata Ganti
dalam Bahasa Indonesia.
Bab IV, penutup yang berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran.
Kemudian bagian akhir ada daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
DAFTAR PUSTAKA
Albadudu Js, 1990. “Inilah Bahasa Indonesia yang Benar”, Jakarta: Cipta Pustaka.
Al-Gulayayni Mustafa, 2000, ”Jami’u al Durus al-Arabiyah”, Beirut: Dar al Kutub al-
Ilmiyah.
Chaer Abdul, 1998 “Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia” Jakarta: Rineka Cipta.
Depdikbud, 2003 “Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia”, Jakarta: Balai Pustaka
http://Arabunaa.blogspot.com
Keraf Gory, 1991 “Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia, untuk Tingkat Pendidikan
Menengah”, Jakarta: Grasindo
Mahsun, 1995. “Diaktologi Diakronis: Sebuah Pengantar”, Bulaksumur Yogyakarta:
Gajah Mada University Press
Malibary A. Arkom,1976 “Pedoman Pengajaran Bahasa Arab pada Perguruan Tinggi
IAIN”, Jakarta: PSPA Depag,
Mu’in Abdul, 2004 “Analisis Kontrastif Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia (Telaah
terhadapFonetik dan Morfologi” Jakarta: pustaka P.T Al-Husna Baru
Mujibbudin Muhammad, 2008, “Studi analisis Kontrastif Isim Dhomir dalam Bahasa
Arab dan Kata Ganti alam Bahasa Indonesia”, Skripsi Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Parera Joes Daniel, 1997. “Linguistik Edukasional”,Jakarta: Penerbit Erlangga,
Pateda Mansoer, 1990. “Linguistik: Sebuah Pengantar”,Bandung: Angkasa,
Poedjowijatna, “Tata Bahasa Indonesia untuk SLTA”, Jakarta: Obor, tt
Tarigan Henry Guntur, Djago Tarigan, 1995, “Pengajaran Analisis Kesalahan Bahasa”
Bandung: Angkasa,