Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN MAULANA HASANUDIN BANTEN
TAHUN 2021-2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-
cabang itu diantaranya adalah fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik, dan
sebagainya. Fonologi adalah cabang ilmu bahasa yang mengkaji seluk-beluk bunyi-
bunyi bahasa. Morfologi adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari seluk-beluk
morfem dan penggabungannya untuk membentuk satuan lingual yang disebut kata
polimorfemik. Sintaksis adalah cabang ilmu bahasa yang mengkaji penggabungan
satuan-satuan lingual yang berupa kata untuk membentuk satuan kebahasaan yang
lebih besar seperti frasa, klausa, kalimat, dan wacana. Semantik adalah disiplin ilmu
bahasa yang menelaah makna satuan lingual, baik makna leksikal maupun makna
gramatikal. Sedangkan pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari
struktur bahasa secara eksternal, yaitu bagaimana kesatuan kebahasaan itu digunakan
di dalam komunikasi (Wijana dan Rohmadi, 2011: 3-4)
Maka dari itu makalah ini ditulis berdasarkan adanya realitas yang ada di
kalangan orang-orang yang bergelut dalam bidang ilmu bahasa. Dalam pengamatan
kami, belum memahami perbedaan antara linguistik teoretis dan linguistik terapan.
Makalah ini akan membahas pengertian antara linguistik teoretis dan linguistik
terapan, tujuan, signifikansi serta relevansi nya terhadap pengembangan riset dan
pembelajaran bahasa arab dengan harapan agar kita semua menjadi paham akan
pengertian dan perbedaan tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian lughoh dan uga linguistic?
2. Bagaimana hubungan linguistik dalam pengajaran bahasa arab?
3. Apa saja aspek linguistic dan juga metodologinya?
C. Tujuan Masalah
1. Dapat mengidentifikasi maksud dan tujuan luhoh dan juga linguistic
2. Dapat mengetahui hubungan linguistic dalam pengajaran bahasa arab
3. Dapat mengetahui aspek dan juga metodologi nya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Lughoh
Bahasa atau dalam bahasa arab sendiri dikenal dengan istilah Lughoh semula
bermakna Lahjah (Dialek), oleh karena itu dahulu bila kita dengar kata lughoh yang
disandarkan pada kata Qurays maka yang akan di pahami adalah dialek suku Qurays, yang
dikenal orang arab modern sebagai Lughoh pada saat itu adalah Lisan, karenanya kita
temukan, misalnya frasa Lisan al-arab yang mengandung pengertian bahasa arab, ini juga
selaras dengan firman Allah dalam Qs. Ibrahim ayat 4 yang menggunakan frasa Lisan
Qowmihi yang berarti “bahasa Kaumnya”. (Hidayatullah, 2017)
Ada beberapa Pengertian Bahasa Menurut Para Ahli. Secara sederhana, bahasa dapat
diartikan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu yang terlintas di dalam hati. Namun,
lebih jauh bahasa bahasa adalah alat untuk beriteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam
arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan. Dalam studi
sosiolinguistik, bahasa diartikan sebagai sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat
arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi.
Sedangkan menurut para pakar bahasa pengertian bahasa di jabarkan dengan maksud
berikut ( أصوات يعرب هبا كل قوم عن أغراضهم:)اللغة: Lughah (Bunyi yang digunakan oleh suatu
kaum untuk mengungkapkan maksud mereka) (Ibnu Jinny). () اللغة( وضع ملعىن كل لفظSetiap
lafazh yang diungkapkan untuk suatu makna) (Ibnu Hajib) () اللغة( معىن موضوع ىف صوتMakna
yang diungkapkan dengan bunyi) (Nurjati, p. 1)
Lambang bunyi bahasa itu bersifat arbitrer, artinya hubungan antara lambang dengan
yang dilambangkan tidak bersifat wajib dan tidak dapat dijelaskan mengapa lambang itu
bermakna tertentu. Hal ini berarti mengapa lambang bunyi bahasa |pena| tadi menyatakan
sejenis alat tulis bertinta tidak dapat dijelaskan. Kearbitreran ini dapat dilihat dari banyaknya
sebuah makna atau konsep yang dilambangkan dengan bermacammacam bunyi bahasa.
(Tepu Sitepu, 2017, p. 68)
Secara umum, linguistik sering digunakan untuk menyatakan ilmu bahasa. Istilah
linguistik biasa juga dinyatakan dengan berbagai istilah atau nama, di antaranya dalam
Kurikulum Perguruan Tinggi (PT), khususnya pada Program Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, istilah linguistik dinyatakan dengan nama-nama mata kuliah yang berbeda. Ada
yang menamakannya dengan linguistik, pengantar linguistik, linguistic umum atau
pegetahuan linguistik umum. Namun, dengan nama yang berbeda itu, substansi kajiannya
sama, yakni mengkaji bahasa. Oleh karena itu, linguistik disebut dengan ilmu bahasa atau
studi ilmiah mengenai bahasa.
Kamal Basyar membedakan antara ilmu al-lughah dengan fiqh al-lughah. Sedangkan
Subhi Shalih menyamakan kedua istilah itu. Sementara Abduh al-Rajihi, yang juga termasuk
linguis Arab modern, membedakan antara kedua istilah itu. Al-Rajihi menukil apa yang
dikatakan Juwaidi (Guidi), bahwa kata filologi sulit untuk diterjemahkan ke dalam bahasa
Arab. Dengan demikian secara dikotomis ada dua kubu mengenai masalah ini. Kubu pertama
mengidentikkan antara ilmu al-lughah dengan fiqh al-lughah, sedangkan kubu kedua
membedakan kedua istilah itu. Alasan kelompok pertama sebagaimana dikemukakan oleh
Ya’qub adalah sebagai berikut.
1. Secara etimologis kedua istilah itu sama. Dalam kamus Arab (al-bisri) ditemukan
bahwa: = الفقهPengetahuan, memahami, pengertian, = العلمMengerti, memahami,
pengetahuan, mengerti Singkatnya kata al-fiqh (( = الفقهal-’ilm (( العلمdan kata faquha (
فقه, = (alima (( علمadalah identik. Hanya saja pada penggunaannya kemudian, kata al-
fiqh lebih didominasi oleh bidang hukum. Dengan demikian bentuk katailm lughah
sama dengan frase fiqh lughah. Secara terminologis, ilmu al-lughah (( اللغة علمadalah
ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya, atau telaah ilmiah mengenai
bahasa seperti yang telah dikemukaan di atas.
2. Objek kajian kedua ilmu itu sama, yaitu bahasa. Kesamaan objek kajian kedua istilah
di atas terbukti dengan adanya beberapa buku yang menggunakan judul fiqh lughah
yang isinya membahas masalah bahasa. Di antara buku dimaksud adalah Asshaiby fi
fiqh al-lughah wa sunani al-Arab fi kalamiha karya Ahmad Ibnu Faris (395 H), ,fiqh
al-lughah wa sirru al-Arabiyyahkarya Assa’alaby (340 H), fiqh allughah karya Ali
Abdul Wahid Wafi (1945), buku Dirasaat fi Fiqh al-Lughah’karya Muhammad
Almubarak (1960) dll. Alasan lain bagi mereka yang mengidentikkan antara ilmu al-
lughah dengan fiqh al-lughah adalah:
Ibnu Faris, Tsa alabi, dan Ibnu Jinni walaupun nampaknya mereka mempelajari
bahasa sebagai alat, tetapi pada akhirnya studi mereka diarahkan untuk
mengkaji bahasa Alqur’an
Dalam fiqh al-Lughah, orang Arab tidak membahas masalah asal-usul bahasa.
Lain halnya dengan para filolog Barat dalam filologinya.
Filologi lebih cenderung bersifat komparatif, sedangkan orang Arab dengan
fiqh allughahnya, tidak pernah melakukan pembandingan bahasa
Filologi lebih cenderung membahas bahasa yang sudah mati, sedangkan fiqh
al-lughah tidak pernah membahas bahasa demikian.
Para filologi mengkaji dialek-dialek Indo-Eropa, sedangkan orang Arab
mengkaji bahasa Alqur’an. Dari beberapa alasan di atas, jelaslah bahwa fiqh al-
lughah lebih cenderung dengan ilmu allughah, dan tidak sama dengan filologi
yang dipelajari di Barat.
Dan bila para linguis mengumandangkan bahwa karakter linguistik adalah (1)
menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya, (2) menggunakan metode deskriptif, (3)
menganalisis bahasa dari empat tataran, dan (4) bersifat ilmiah, maka semua kriteria itu
terdapat pada studi bahasa Arab yang dilabeli fiqh al-lughah itu. Oleh sebab itu, bagi
penganut pendapat di atas, fiqh lughahsama dengan ilmu lughah. Adapun alasan kelompok
yang membedakan antara fiqh al-lughah dengan ilmu al-lughah sebagaimana yang
dikemukakan oleh Ya’qub (1982: 33-36) adalah sebagai berikut. 1. Cara pandang ilm al-
lughah terhadap bahasa berbeda dengan cara pandang fiqh al-lughah. Ilmu Lughah
memandang/mengkaji bahasa untuk bahasa, sedangkan fiqh al-Lughah mengkaji bahasa
sebagai sarana untuk mengungkap budaya. 2. Ruang lingkup kajian fiqh al-lughah lebih luas
dibanding ilmu al-lughah. fiqh al-lughah ditujukan untuk mengungkap aspek budaya dan
sastra. Para sarjananya melalukan komparasi antara satu bahasa dengan bahasa lain. Bahkan
membuat rekonstruksi teks-teks klasiknya guna mengungkap nilai-nilai budaya yang
dikandungnya. Sedangkan ilmu al-lughah hanya memusatkan diri pada kajian struktur
internal bahasa saja (Nurjati, p. 4)
D. Aspek-aspek Linguistik
Sebagaimana yang telah diketahui bahwa bahasa itu sangat komplek dan universal,
yang terdiri atas komponen-komponen yang satu sama lain berkaitan erat baik dari segi
bunyi, susunan kata, dan makna yang dikandungnya. Aspek-aspek Ilmu Lughoh terbagi
menjadi dua yaitu aspek internal dan aspek eksternal. Adapun aspek-aspek internal yang
tercakup dalam pembelajaran linguistik modern diataranya : fonologi, morfologi, sintaksis
dan semantik. (Hijazi, hal. 17)
1. Fonologi ()علم األصوات
Bidang kajian bahasa yang membicarakan struktur bunyi bahasa disebut dengan
fonologi. Istilah fonologi berasal dari kata “phonology”, yaitu gabungan
kata phone dan logy. Kata phone berarti bunyi bahasa, baik berupa bunyi fokal maupun bunyi
konsonan. Sedangkan kata logy berarti ilmu pengetahuan, metode, atau pikiran (Homby,
1974:627). Dalam ilmu bahasa yang dimaksud fonologi adalah salah satu cabang ilmu bahasa
salah satu cabang ilmu bahasa umum (linguistik) yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa, baik
bahasa masyarakat yang sudah maju atau modern maupun bunyi-bunyi bahasa masyarakat
yang masih bersahaja atau primitif dalam segala aspeknya (Syafyahya, 2010, hal. 3)
2. Morfologi ()علم الصرف
Secara etimologi kata morfologi berasal dari kata “morf” yang berasri ‘bentuk’ dan
kata “logi” yang berarti ‘ilmu’. Jadi secara harfiah kata morfologi berarti ‘ilmu mengenai
bentuk’. Didalam kajian linguistik, morfologi berarti ‘ilmu mengenai bentuk-bentuk dan
pembentukan kata’, sedangkan didalam kajian biologi, morfologi berarti ‘ilmu mengenai
bentul-bentuk sel-sel tumbuhan atau jasad-jasad hidup’. Memang selain bidang kajian
linguistik, didalam kajian biologi ada juga digunakan istilah morfology. Kesamaannya sama-
sama mengkaji tentang bentuk. (Chaer, 2008, hal. 3)Ilmu morfologi menyangkut struktur
“internal” kata. Morfologi merupakan satuan gramatikal terkecil yang mempunyai makna.
3. Sintaksis ()علم النحو
Sintaksis adalah cabang ilmu bahasa (linguistik) yang memfokuskan kajian tentang
kalimat. Sintaksis sering juga disebut sebagai ilmu tata kalimat. Ilmu yang lebih
memfokuskan kajiannya pada kata, kelompok kata (frase), klausa, dan kajian yang berkaitan
dengan jenis-jenis kalimat. Jenis-jenis kalimat tersebut, meliputi kalimat tunggal, kalimat
majemuk, kalimat aktif, kalimat pasif, kalimat transitif, dan kalimat intransitif. (Suhardi,
2013, hal. 13)
4. Semantik ()علم الداللة
Semantik adalah cabang linguistik yang membahas arti atau makna. Contoh jelas dari
perian atau “deskripsi” semantis adalah leksikografi : masing-masing leksem diberi perian
artinya atau maknanya : perian semantis. Di pihak lain, semantik termasuk tata bahasa juga.
Contohnya adalah morfologi. Dalam bentuk (Inggris) un-comfort-able, morfem un- jelas
mengandung arti “tidak”, uncomfortable artinya sama dengan not comfortable. Demikian
pula,bentuk Indonesia memper-tebal mengandung morfem memper- yang artinya boleh
disebut “kausatif”, maksudnya, mempertebal artinya ‘menyebabkan sesuatu menjadi lebih
tebal (perian makna dalam ilmu linguistik lazim dilambangkan dengan mengapitnya antara
tanda petik tunggal).
Didalam sintaksis ada pula unsur semantis tertentu. Satu contoh saja disini kiranya
memadai. Analisislah kalimat saya membangun rumah. Saya disebut “subjek”, dan subjek itu
adalah ‘pelaku’ kegiatan tertentu (yaitu membangun). Sebaliknya, rumah (dalam kalimat tadi)
“menderita” kegiatan membangun, dan boleh disebut ‘penderita’. Jadi makna tertentu pasti
ada dalam sintaksis, meskipun tentunya bukan makna leksikal, makna itu disebut “makna
gramatikal”. (Verhar, hal. 13)
Contoh semantik dalam relasi makna terdapat beberapa macam diantaranya terdapat
sinonim atau persamaan kata. Dalam bahasa Arab satu makna bisa jadi mempunyai banyak
kata, akan tetapi artinya sama seperti berikut ini:
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alat komunikasi manusia yang namanya bahasa ini sifatnya adalah
manusiawi, dalam arti hanya milik manusia serta hanya bisa atau dapat digunakan
oleh manusia itu sendiri. Yang ingin dibicarakan serta yang memang erat
hubungannya dengan bahasa ialah bahasa dalam kaitannya dengan kegiatan sosial
didalam masyarakat atau juga lebih jelasnya adalah hubungan dengan masyarakat itu.
Tiap-tiap ilmu, betapapun teoritisnya, tentu memiliki manfaat teruntuk kehidupan
manusia. Begitu juga bahwa ilmu linguistik ini akan membawa manfaat langsung
terhadapat mereka yang berkecimpung di dalam kegiatan atau aktivitas yang berkaitan
dengan bahasa, seperti hal linguis itu sendiri, guru bahasa, penerjemah, penyusun
buku pelajaran serta sebagainya. Dari dua pasal itu sudah disebutkan bahwa bahasa
ini merupakan suatu sistem, serta bahasa juga merupakan lambang; dan saat ini,
bahasa ialah bunyi.
B. Saran
Demikian lah uraian sekilas tentang perbedaan antara linguistik teoritis dan
linguistik terapan dan juga pembahasan kami tentang pengertian lughoh, linguistik,
hubungan linguistik dalam pengajaran bahasa arab, aspek dan juga metodologi nya.
Semoga bermanfaat
Daftar Pustaka
Chaer, A. (2008). Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Suhardi. (2013). Dasar-Dasar Ilmu Sintaksis Bahasa Indonesia. Jogjakarta: Ar-ruzz media.
Tepu Sitepu, R. (2017). Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Primer Komunikasi . Jurnal
Pendidikan Dan sastra Indonesia , 68.