01. 03.
Definisi Linguistik
Pengertian, Objek, Bidang, Menurut Bangsa Arab
Cabang, Metode,Tujuan, Kajian Fonologi, Morfologi,
Perkembangan Linguistik Sintaksis, Semantik Arab
Penelitian linguistik berlanjut di antara bangsa India selama beberapa abad, dan kebangkitan linguistik
membuahkan hasil, ketika buku ditulis, penelitian maju, dan sekolah serta mazhab linguistik dan tata bahasa.
Sampai ada yang berkata bahwa kebangkitan atau perkembangan bahasa oleh bangsa masih berlanjut hingga
datangnya kebangkitan dan perkembangan bahasa oleh bangsa Arab setelah datangnya Islam.
Studi Linguistik Bangsa Yunani
Yunani membawa panji peradaban manusia setelah orang India, dan mereka mewarisi dari mereka warisan
linguistik India ini dalam orisinalitas dan kedalamannya, bukan dalam metodologi dan deskripsinya.
Orang-orang Yunani mempelajari bahasa mereka dan mengukur kaidah-kaidah dan hukum-hukumnya, jadi mereka
mulai berbicara tentang makna verbal, yaitu, makna kata berdasarkan maknanya: apakah itu tanda subjektif alami
atau terminologi adat.
Plato menguraikan analisis dan studi masalah ini dalam bukunya, di mana ia memilih tempat untuk masalah
linguistik, dan melakukan dialog panjang di sekitarnya antara pendukung subjektivitas dan penentangnya, dan
akhirnya datang rekonsiliasi antara subjektivitas dan adat.
Studi Linguistik Bangsa Yunani
Kemauan orang-orang Yunani yang tegas untuk menyajikan studi ilmiah yang akurat, di mana mereka berhasil
menggambarkan perkembangan bahasa mereka, menentukan aturannya, dan mengungkapkan karakteristik dan
rahasianya.
Penelitian linguistik orang-orang Yunani berkembang, sampai banyak sekolah-sekolah linguistik yang berdiri, dan yang
paling terkenal adalah Sekolah Alexandria dan Sekolah Pergamus.
● Sekolah Alexandria didirikan pada tahun 324 SM di kota Alexandria setelah wafatnya Iskandar Al-kabir, pada saat
berdirinya daulat Al-batholisah di Mesir. Di antara orang-orang paling terkenal di sekolah ini adalah orang-orang dari
sekolah ini, Aristarchus dan Dionysius yang menulis buku gramatika pertama kali.
● Sekolah Pergamus didirikan di Syiria. Di antara ulama paling terkenal di sekolah ini adalah Diogenes dan Xerosis,
yang menjadi salah satu pemimpin aliran filsafat Stoik.
Studi Linguistik Bangsa
Romawi
Ahli bahasa Romawi banyak dan sangat dipengaruhi oleh orang Yunani atau
orang-orang sebelum mereka. Dengan cara yang sama, mereka mengambil
aturan linguistik yang dirancang oleh orang Yunani dalam metode Latin
mereka.
Penundukan bahasa Latin pada aturan Yunani, dan hal yang sama berlaku
untuk masalah dan fenomena linguistik yang diturunkan oleh orang Yunani,
orang Romawi menaklukkan bahasa mereka.
03.
Studi Linguistik
ثالث
Menurut
Bangsa
Arab
Sejarah Studi Linguistik Bangsa Arab
Tidak diketahui secara jelas kapan dimulainya pemikiran studi kebahasaan/ linguistik di kalangan orang Arab secara
terperinci dan sistematis. Hal itu dikarenakan adanya perbedaan-perbedaan pendapat yang ada. Apakah dimulai ketika
munculnya Islam, dan bahasa Arab meluas dan menyebar di berbagai negara, atau hal itu sudah dimulai dari sebelum
datangnya Islam, kemudian tumbuh, berkembang dan disempurnakan oleh naungan Islam dan setelah turunnya Al-
Qur’an
Banyak pendapat yang cenderung dan setuju dengan Sunnah Allah bahwa awal keterorganisiran bahasa adalah setelah
Islam, dan hal itu merupakan pengaruh Al-Qur'an dan Sunnah Nabi. Tetapi ini pendapat ini dibantah oleh sebagian
lainnya dengan adanya banyak bukti bahwa bangsa Arab, di masa jahiliyah, sangat memperhatikan seni pidato
(khitobah), puisi (syair), dan lain sebagainnya ditambah dengan adanya keberadaan pasar sastra. Hal ini menunjukkan
bahwa kesadaran berbahasa ada sejak zaman dahulu.
Perkataan Al-Walid bin Al- Mughirah tentang Al-Qur’an:
وإن عليه، وإن له حلالوة، وال من كالم اجلن، ما هو من كالم اإلنس،واهلل لقد مسعت من حممد آنفا كالما
وإنه يعلو وال يعلى عليه، وإن أسفله ملغدق، وإن أعاله ملثمر،لطالقة
Orang-orang Arab sebelum Islam memiliki pemikiran linguistik dalam bentuk tanda/ simbol
(isyarah), yang menunjukkan kesadaran linguistik yang signifikan, dan itu adalah awal dari ilmu
linguistik yang muncul setelah Islam, dan bahwa warisan linguistik yang kita miliki saat ini, berasal dari
masa ini, yaitu masa di mana Islam muncul dan diturunkan Al-Qur'an yang mulia, yang diturunkan
dengan bahasa Arab yang jelas, datang pada tingkat bahasa tertinggi yang tidak akan dapat dan mampu
dicapai orang Arab walau sampai hari kiamat atau kebangkitan.
Perkataan Al-Walid bin Al- Mughirah tentang Al-Qur’an:
ني فَِإ ْن ِ ب مِم َّا نزلْنَا علَى عب ِدنَا فَْأتُوا بِسورٍة ِمن ِمثْلِ ِه و ْادعوا ُشه َداء ُكم ِمن د
ِ ِ ون اللَّ ِه ِإ ْن ُكْنتم ٍ ْوِإ ْن ُكْنتُم يِف ري
َ صادق
َ ُْ ُ ْ ْ َ َ ُ َ ْ َُ َْ َ َ ْ َ
ِ ِ ُأعد ِ ُمَل َت ْفعلُوا ولَن َت ْفعلُوا فَ َّات ُقوا النَّار الَّيِت وقُودها النَّاس واحْلِجارة
)24-23:ين (البقرة َ َّت ل ْل َكاف ِر
ْ ََ َُ َُ َ َ َ َْ َ ْ
Islam memiliki pengaruh yang kuat dan menyeluruh terhadap bahasa dan sastra, sehingga
mengubah tataran linguistik umum: fonetis, morfologis, sintaksis, dan semantik, yang tidak pada
tempatnya di sini karena perlu penelitian khusus yang independen. Para ulama menanggapi panggilan
(berjuang) untuk segala ilmu kebahasaan, permasalahannya, juga perlindungannya dari kesalahan kaidah
maupun pelafazan, dan menghadapi bahasa dengan cinta, semangat, kontinuitas, dan ketulusan,
mempelajarinya, mengumpulkannya, mengkodifikasikannya dan mengungkapkan karakteristik dan
rahasianya, dan atas dasar pendekatan yang benar.
“Orang Eropa tidak lebih dulu mempelajari ilmu fonologi dari orang Arab dan
orang India.” Firth berkata: “Ilmu fonologi muncul dan tumbuh dalam pelukan
dua bahasa suci yaitu bahasa Arab dan Bahasa Sansekerta.”
- Gotthelf Bergsträsser
Linguis Jerman
Ruang Lingkup Fonologi Linguistik Arab
● Abu Aswad ad-Du’ali: melestarikan suara Arab dengan menempatkan simbol tulisan untuk suara gerakan
yang memainkan peran yang serius dalam mendiversifikasi makna dan konotasi yang berbeda
● Nasr bin Asim: Membuat sistem titik pada huruf
● Al-Kholil al-Farahidi: Membuat simbol suara yang ditekankan (al-musyaddad) atau teredam (al-mudghom)
● Sibawaih: Mendeskripsikan fonologi Arab secara akurat dan karakter hurufnya: dari keras (al-jahr) dan
berbisik (al-hams), dari intensitas (asy-syiddah) dan kelembutan (ar-rakhawah) juga fonologi yang bersifat
indah dan buruk
● Ibn Jinni: Menunjukkan jumlah huruf dalam kamus, susunan dan rasanya, menjelaskan keluaran bunyi
secara fisiologis dan mendefinisikan karakteristik umum dari suara
● Ibnu Sinan Al-Khafaji : Menulis rahasia kefasihan, ia menerapkan data (studi fonologi bahasa Arab) dalam
ilmu Balaghah
● Ibnu Sina: Menulis buku “Asbabu hudutsi-l-huruf” yang didalamnya yang membahas penyebab terjadinya
huruf dan suara, serta menjelaskan tentang laring, lidah, dan sejenisnya.
Ruang Lingkup Morfologi Linguistik Arab
Bidang morfologi (Shorf) adalah bidang yang membahas tentang bentuk kata (shighoh dan
wazn) dalam bahasa Arab dalam kata maupun kosa kata bahasa Arab. Studi morfologi berasal
dari bagian studi sintaksis (Nahwu), dan tidak akan terpisah darinya (studi sintaksis) sampai
akhir.
Sintaksis (nahwu) membahas tentang sistem, struktur dan hukum kalimat dalam bahasa Arab.
Sedangkan morfologi (shorf) mempelajari struktur kata Arab dan penambahan (ziyadah),
penggantian (ibdal), penyisipan (idghom), dan sejenisnya.
Ruang Lingkup Sintaksis Linguistik Arab
Ruang lingkup pembahasan Sintaksis dalam bahasa Arab (Nahwu) mencakup kajian gramatika,
ritme, struktur, merupakan sisi pembahasan linguistik. Nahwu merupakan studi terpenting
dalam bahasa, ketika manusia mulai tertarik dengan bahasa, maka para ahli (ulama) mulai
memperhatikan pembahasan mengenai esensi, dengan mengungkapkan rahasia dan ritmenya.
Demi kebutuhan para ahli dengan gramatikal bahasa, maka Nahwu disebut dengan kajian
gramatikal dan struktural yang terusun secara sistematis. Kajian Nahwu yang sudah sistematis
menurut orang Arab berkembang pada kemunculan Agama Islam, pada saat masa jahiliyyah,
mereka belum memiliki gambaran karena mereka belum memiliki referensi dan presepsi dalam
perasaan dan kesadaran untuk meneliti lebih jauh.
Dua tingkatan penutur bahasa Arab di jazirah
Arab sebelum datangnya Islam
Arab •
•
Kata tsunai (dua huruf) menjadi dua bentuk kata.
Kata tsulasi (tiga huruf) menjadi enam bentuk kata.
• Kata ruba’i (empat kata) menjadi dua puluh empat bentuk kata.
• Kata khumasi (lima kata) menjadi seratus dua puluh bentuk kata.
Madrasah At-Taqlibiyah Al-Hijaiyyah
Aliran Perintis manhaj penulisan kamus ini adalah Ibnu Darid, penulis kitab
al-Jamharah. Manhaj ini berfokus pada mengumpulkan kata beserta
Leksikologi perubahannya dalam satu tempat. Kemudian meletakkannya dengan
dan susunan huruf alfabet dengan memerhatikan kuantitas kalimat.
Leksikografi
Perlu diketahui, bahwa tidak ada satu pun penulis kamus bahasa
Arab Arab yang meniti manhaj ini kecuali sang perintis. Yaitu Ibnu Darid
penulis kitab al-Jamharah sendiri.
Madrasah Al-Qafiyah
Manhaj ini bertumpu pada awal dan akhir setiap kata. Karena perhatiannya
pada akhir huruf dari sebuah kata, maka madrasah ini dinamakan dengan Al-
Aliran Qafiyah.
Leksikologi Dalam manhaj ini, dia akan memerhatikan huruf awalnya dan menjadikannya
dan sebuah pasal. Dan dia akan membuat bab sesuai dengan huruf akhirnya.
Susunan yang seperti ini akan sangat membantu para penyair. Karena seorang
Leksikografi penyair biasanya akan membuat syair yang setiap baitnya diakhiri dengan
Perintis Manhaj ini adalah Abu Bisyr bin Al-Yaman (W. 284 H) dalam
kitabnya yang bernama At-Tanqiyah fi al-lughah. Kemudian diikuti oleh al-
Jauhari (W. 398 H) dalam kitabnya Ash-Shahhah.
Madrasah At-Tartib Al-'Abjadiyyah
Dinamakan Al-Hijaiyyah sebab manhaj ini menyusun kamus sesuai dengan
urutan huruf hijaiyah. Penyusunan kamus dimulai dari huruf awal Hijaiyah
Aliran dan seterusnya. Metode penyusunan kamus ini adalah manhaj yang paling
mudah.
Leksikologi
dan Manhaj ini dinisbatkan kepada al-Barmaki (hidup pada tahun 397 H). Karena
beliau menyusun kamus sesuai dengan manhaj urutan huruf hijaiyah dari awal
Leksikografi hingga akhir.
Arab Di antara ulama yang mengikuti manhaj ini adalah Ahmad bin Faris (W. 395
H), Imam Zamakhsyari (W. 538 H) dalam kitab Asas Al-Balagah. Begitu juga
Majma' Lughah Arabiyyah Kairo yang menulis al-Mu'jam al-Wasith pada
tahun 1962 M.
04.
Studi Linguistik أربع
di Zaman Modern
Dalam perkembangannya ilmu fonologi mulai memiliki tempat
tersendiri pada abad ke-19, berbeda dengan sebelumnya yang
mengeneralisasikan semua kajian Bahasa ke dalam satu studi.
Kajian fonologi adalah salah satu cabang dari linguistik yang
dilirik banyak oleh para linguis kontemporer.
Pada abad ke-19, berkembang metode-metode penelitian linguistik dan cukup popular yaitu metode
komparatif dan metode historis yang kemudian menjadi suatu disiplin ilmu yang masyhur di kalangan ahli-ahli
linguistik muda pada saat itu yaitu Studi linguistik historis komparatif. Sementara itu, pada abad ke-20 para ahli
linguistik terus mengembangkan metode-metode dengan beberapa pendekatan baru yaitu: metode abstrak, metode
deskriptif, dan metode geografis.
Metode Penelitian Linguistik Abad XX
Metode Abstrak Metode Deskriptif Metode Geografis
Pendekatan ini berangkat dari Pendekatan deskriptif Penelitian ini meneliti tentang
pendekatan tentang dunia ini memungkinkan studi tentang perbedaan dan persamaan
yang tidak tersusun dari satu bahasa, atau satu dialek keberagaman Bahasa di suatu
bagian-bagian secara acak pada semua tingkat linguistik, geografis tertentu
(abstrak), tetapi dipasang sehingga peneliti dapat berdasarkan faktor-faktor
secara terorganisir dan mempelajari segi fonemik yang melatarbelakangi
terkodifikasi. Oleh karenanya, satu bahasa, segi morfologis, keduanya, berangkat dari
pengetahuan tentang realitas segi gramatikal atau sistemik, pendekatan yang berasal dari
dunia perlu dilakukan dengan dan segi semantiknya, dengan sifat penelitian linguistik,
meneliti struktur sistemnya, memutuskan apa yang ada yang telah menyebabkan
mengetahui bagian- dalam pengucapan orang- munculnya metode geografis.
bagiannya, dan menentukan orang bahasa ini dari setiap
hubungan antara bagian- sistem-system.
bagian tersebut.
ATLAS LINGUISTIK GEOGRAFIS
Pendapat-Pendapat
Ahli Linguistik tentang Aliran Linguistik
درسة
مرحباIم
(School of Linguistics)
ِِ ٍ ۢ جِب ِ ٍ ٌ ۢ اس ِ َٰيٓاَيُّها الَّ ِذين اٰمُن ْٓوا اِ ْن جاۤء ُكم ف
ْ ُق بِنَبَا َفتََبَّيُن ْٓوا اَ ْن تُصْيُب ْوا َق ْوًما َ َهالَة َفت
َ صبِ ُح ْوا َع ٰلى َما َف َع ْلتُ ْم نٰدمنْي ْ ََ َ َْ َ
Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu‘
membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak
mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu
’.menyesali perbuatanmu itu
— Q.S. Al-Hujurat : 6
A. Pertama: Dia membuat penelitian linguistik menjadi penelitian ilmiah
yang realistis, jauh dari alam filosofis.
Dr Ali Abdul B. Yang kedua: kecenderungan dalam penelitian linguistik untuk spesialisasi
Wahid Wafi yang tepat, di cabang linguistik, atau dalam suatu masalah ilmu
dalam pengetahuan. pendapat kedua telah menghasilkan apa yang disebut teori,
aliran, pendekatan, atau cabang dalam konsep linguistik, dan mereka
bukunya dapat dibatasi pada lima cabang:
“ilm- • Cabang Pertama: Fonologi
372-380) D. Sekolah Linguistik Kopenhagen dan upaya para pionirnya dalam studi
linguistik historis, dan semantik, sebagai pendukung de Saussure.
E. Sekolah Linguistik Amerika dan upayanya dalam teori (struktur
linguistik) dan teori sosial
A. Pertama: mengandalkan pendekatan deskriptif,
B. Kedua: bahasa adalah konstruksi, dan kemudian (teori struktural) muncul.
Kemudian muncul melalui tuntutan ahli bahasa untuk teori struktural,
Dr Abdul sekolah pengikut:
•
Fatah Al- •
Sekolah Praha.
Sekolah Kopenhagen
Barkawi • Sekolah Amerika.
• Sekolah Inggris.
• Sekolah Prancis.
Kecenderungan pendekatan non-struktural,
yang mencakup empat sekolah:
• Sekolah Pertama: Sekolah Geografis, yang mengejar studi linguistiknya (kurikulum
geografis), dan memuja studi linguistik geografis, dipengaruhi oleh upaya (Gilleron)
dalam Atlas Linguistik.
• Sekolah Kedua: Sekolah Linguistik Prancis, yang berfokus pada studi linguistik
Dr psikologis, fisiologis, dan sosial, dan salah satu pelopornya yang paling terkenal adalah
(Rosslow), (Qenders), (Grammon), dan (Meyer).
Taghreed • Sekolah Ketiga: Ini adalah sekolah estetika yang dipengaruhi oleh filsafat idealis. Di
Anbar
antara pelopornya (Vossler: 1872-1947) dan ahli bahasa baru di Italia. Sekolah ini
didasarkan pada gagasan bahwa bahasa terkait dengan mentalitas pembicara yaitu
bahasa adalah fenomena ateis, yang mengekspresikan pikiran dan perasaan. Gaya
individu sebenarnya adalah ide estetisnya, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan
bahasa adalah hasil dari proses psikologis dan spiritual, dan psikologi saja tidak dapat
menjelaskan semuanya dalam linguistik.
• Sekolah Keempat: Sekolah Progresif Slavia, dipimpin oleh sekolah Kazan, Rusia
Kecenderungan Pendekatan Strukturalisme
Salah satu teori dan tren linguistik yang paling menonjol di abad kedua puluh, yaitu teori struktural, atau (strukturalisme),
dan pelopor teori ini adalah (De Saussure) sehingga dijuluki “bapak strukturalisme”.
Teorinya dipengaruhi oleh ilmuwan sosial (Emile Durkheim): Sosiolog Prancis yang meninjau dunia dengan teori
sosialnya, yang menempatkan (sosiologi) pada posisi yang tepat di antara ilmu-ilmu, dan dia memutuskan fenomena
sosial sebagai laporan ilmiah,
Linguistik struktural merumuskan asumsi dan hipotesis tentang bahasa berdasarkan fakta empiris bahasa secara alamiah.
Oleh karena itu, teori linguistik struktural lebih menjalankan prinsip- prinsip keilmuan daripada linguistik tradisional.
Prinsip-prinsip umum linguistik struktural dapat dijabarkan seperti berikut ini:
• Data kajian linguistik harus dikumpulkan berdasarkan metode empiris – induktif. Empiris artinya berdasarkan
pengamatan objektif. Induktif artinya fakta-fakta dikumpulkan untuk menarik generalisasi.
• Bahasa bukanlah tulisan. Bahasa adalah ujaran (lisan). Oleh karena itu data penelitian linguistik harus berpijak pada
data lisan secara alamiah. Meskipun demikian, sasaran penelitian linguistik bukanlah pada ujaran itu tetapi sistem
abstrak yang membingkai ujaran lisan tersebut.
Kecenderungan Pendekatan Strukturalisme
• Bahasa merupakan satu objek yang dapat ditelaah terlepas dari objek yang lain (misalnya sistem tulisan).
• Bahasa adalah gejala alamiah yang dapat diteliti dengan menganalisis unsur-unsur pembentuknya. Prinsip ini
menghasilkan cabang-cabang linguistik yang memusatkan perhatiannya pada salah satu komponen bahasa, misalnya :
fonologi, morfologi, sintaksis, dan lain-lain.
• Bahasa dapat dipelajari berdasarkan perkembangan sezaman dan berdasarkan sejarah. Prinsip ini melahirkan dikotomi
linguistik sinkronis dan diakronis.
• Bunyi bahasa dianalisis secara mekanis, yakni : distribusi, permutasi, penghilangan, penambahan, dan penggantian
bunyi.
• Bahasa terdiri dari bunyi dan makna. Kedua hal itu dapat dianalisis secara terlepas.
• Sistem dan subsistem bahasa mengalami perubahan dalam dirinya sendiri secara kompleks.
• Setiap satuan bahasa dalam subsistem bahasa itu mempunyai fungsi tertentu.
• Hubungan antarsatuan dalam sistem bahasa dapat berlangsung secara sintagmatik dan paragdimatik.
• Makna bersifat konvensional sehingga tidak dapat distrukturkan.
• Analisis makna perlu dibedakan secara leksikal dan struktural.
Sekolah Aliran Sekolah Aliran
Strukturalisme Strukturalisme di
di Eropa Amerika
• Sekolah Jenewa • Sekolah Distribusi
• Sekolah Praha (Universitas Yale)
• Sekolah Kopenhagen • Sekolah Harvard
• Sekolah Sosiologi • Sekolah Rancangan
Inggris Transformasional
!شكرا
CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik.
وداعا