Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semua manusia, dari mana pun berasal tentu mempunyai bahasa.
Begitu mendasar berbahasa ini bagi manusia, sama halnya seperti bernafas
yang begitu mendasar dan perlu dalam hidup manusia. Jika tidak mempunyai
bahasa, maka akan kehilangan kemanusiaan kita. Beberapa ahli menurunkan
definisi bahasa dari berbagai macam kepentingan dan sudut pandang yang
berbeda. Ini dapat dijadikan pertanda bahwa bahasa menempati tempat yang
penting dalam kehidupan manusia, dan bahasa mempunyai sifat yang tidak
statis. Mansoer Pateda dalam bukunya, Linguistik Sebuah Pengantar
mendefiniskan bahwa bahasa adalah bunyi-bunyi yang bermakna. Definisi ini
menyiratkan bahwa bahasa yang berwujud bunyi dan dapat didengar itu di
dalamnya mengandung isi. Menurut istilah Bahasa adalah alat komunikasi
antaranggota masyarakat berupa lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia

Fiqh al-lughah pada sekarang ini (fiqh al-lughah modern) lebih sering
dikatakan sebagai ilmu yang meneliti sumber bahasa, sejarah yang
menyangkut aspek budaya, kajian bahasa dan sebagainya. Dalam kacamata
modern, fiqh al-lughah merupakan suatu ilmu yang spesifikasinya pada
sejarah bagaimana bahasa Arab dapat muncul dan berkembang sampai
sekarang ini. Sedangkan ilm al-lughah mempelajari “bahasa untuk bahasa”,
yang selama ini kita kenal dengan istilah ilmu linguistik yang tersusun dari
empat bidang utama yaitu phonetic, morphology, syntax grammar, dan
semanties.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Pengertian Fiqih Lughah Dan Ilmu Lughah?
2. Apa saja Objek kajian Ilmu Lughah Dan Fiqih Lughoh?
3. Jelaskan apa Perbedaan Antara Fiqh al-Lughah dan Ilmu al-Lughah?
2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Fiqih Lughah Dan Ilmu Lughah


Fiqih lughah secara terminologis adalah ilmu yang mengkaji
problematika bahasa, dari aspek bunyi, kosa kata, struktur, karakteristik
fonologis, morfologis, sintaksis dan semantik. Ilmu ini juga mengkaji tentang
dialek serta problem-problem yang muncul sekitar bahasa.
Ilmu lughah menurut bahasa pertama ilmu yaitu hasil tahu manusia atas
sesuatu sedangkan bahasa salah satunya- biasa dipahami sebagai sistem dari
pada lambang yang dipakai orang untuk melahirkan pikiran dan perasaan.
Sedangkan ilmu lughah menurut istilah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang
menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya atau segala perbuatan manusia
untuk memahami sesuatu objek yang dihadapinya atau hasil usaha manusia
untuk memahami suatu objek tertentu. Atau lebih tepat lagi telaah ilmiah
mengenai bahasa manusia atau ilmu yang mengadakan telaan terhadap bahasa
misal menelaan bahasa tentang struktur bahasa, pemerolehan bahasa, dan
tentang hubungannya dengan bentuk-bentuk lain dari komunikasi, Secara
singkat, bisa dikatakan, bahwa ilmu bahasa adalah ilmu yang membicarakan
tentang bahasa; atau ilmu yang digunakan untuk mengkaji bahasa; atau ilmu
yang objek kajiannya adalah bahasa; atau ilmu yang mengkaji seluk-beluk
bahasa.
B. Objek kajian ilmu lughah dan fiqih lughoh
Secara Metodologis Ilmuu Al Lughoh membahas tentang substansi bahasa
dan penggunaannya sehari-hari. cabang-cabang ilmuunya adalah:
a. Fonetik, kajian ilmuu bunyi dari segi sifat
b. Fonologi, kajian ilmuu bunyi dari segi fungsi
c. Morfologi, mengkaji bentuk
d. Sintaksis, atau ilmuu nahwu yang mengkaji susunan kalimat
e. Semantik, mengkaji makna Ruang lingkupnya ada 3, yaitu :
3

1) Linguistik Historik mempelajari perkembangan sejarah bahasa


tertentu
2) Linguistik Komparatif membahas tentang perbandingan antara
bahasa-bahasa serumpun
3) Linguistik Deskriptif membahas tentang deskripsi dan analisis
bahasa
Secara metodologis Fiqh Al Lughoh mengkaji bahasa sebagai
suatu alat untuk mempelajari budaya dan kesusastraan dan memiliki
cakupan pembahasan yang lebih luas. Objek yang dikaji dalam Fiqh Al
Lughoh ada 3 yakni :
a. Hubungan Lafadz dengan Lafadz
b. Hubungan Lafadz dengan Makna
c. Hubungan Lafadz dengan penggunaannya
C. Perbedaan Antara Fiqh al-Lughah dan Ilmu al-Lughah
Sebagaimana telah dikemukakan terdahulu bahwa para pakar bahasa di
era klasik hampir tidak dapat membedakan secara detail kedua peristilahan
yakni fiqh al-lughah dan ilmu al-lughah, karena kedua peristilahan itu
tumpeng tindih pemakaiannya dalam membahas tentang bahasa dan hal-hal
yang berkaitan dengannya. Dapat dikatakan bahwa persamaan antara fiqh al-
lughah dan ilmu al-lughah ialah keduanya menjadikan bahasa sebagai obyek
penelitian.
Perbedaan Fiqh al-Lughah dan Ilmu al-Lughah Banyak yang
beranggapan bahwa fiqh al-lughah sama dengan ilmu al-lughah, ada pula yang
menganggap bahwa kedua istilah tersebut berbeda. Sehingga pada sekarang
ini sering terjadi permasalahan akan kedua istilah tersebut. Permasalahan itu
terjadi karena istilah linguistik dapat diterjemahkan menjadi ilmu lughah yang
lebih dikenal oleh para linguis Arab, namun mereka lebih dahulu mengetahui
istilah fiqh al-lughah. Kedua istilah tersebut dapat dibedakan dari beberapa
segi sebagaimana yang diungkapkan oleh Ya’qub yaitu :
4

1) Segi sudut pandang, bahwa ilmuu al-lughah mengkaji bahasa untuk


bahasa, sedangkan fiqh al-lughah mengkaji bahasa sebagai sarana untuk
mengungkapkan sebuah budaya.
2) Segi ruang lingkup, karena kajian fiqh al-lughah lebih luas dari pada ilmu
al-lughah. Fiqh al-lughah ditunjukkan untuk mengungkap aspek budaya
dan sastra. Sedangkan ilmu al-lughah hanya memusatkan pada kajian
struktur internal bahasanya saja.
3) Segi historis, bahwa istilah fiqh al-lughah sudah lebih lama digunakan
daripada istilah ilmu al-lughah.
4) Segi pencetusannya, bahwa ilmu al-lughah sudah diberi label sebagai
katailmuiah secara konsisten, sedangkan fiqh al-lughah masih diragukan
keilmuiahannya.
5) Segi kajiannya, mayoritas kajian fiqh al-lughah bersifat historis
komparatif, sedangkan ilmu al-lughah bersifat deskriptif sinkronis. Singkat
kata fiqhullughah pembahasannya lebih luas yaitu membahas tentang
bahasa dan budaya,sedangkan ilmu al-lughah pembahasannya mengenai
tujuan, fungsi dan manfaat bahasa itu sendiri.

Para pakar bahasa di era klasik pun hampir tidak dapat membedakan
secara detail kedua peristilahan yakni fiqh al-lughah dan ilmu al-lughah,
karena kedua peristilahan tersebut tumpang tindih pemakaiannya dalam
membahas tentang bahasa dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Akan tetapi
dalam perkembangan dinamika pergerakan bahasa yang begitu pesat di abad
modern, para pakar modern cenderung membedakan kedua jenis ilmuu
tersebut, atasdasar sebagai berikut:
1) Secara metodologis ilmu al-lughah dan fiqh al-lughah berbeda, karena fiqh
al-lughah mengkaji bahasa sebagai suatu sarana atau alat untuk
mempelajari budaya, peradaban atau kesusastraan, sedangkan ilmuu al-
lughah mengkaji subtansi bahasa itu sendiri. Oleh karena itu harus ada
perbedaan dalam mempelajari bahasa sebagai sarana dan belajar bahasa
sebagai suatu tujuan. Hal ini ditegaskan oleh De Saussure yang
5

mengungkapkan bahwa obyek ilmu al-lughah yang benar dan satu-satunya


adalah bahasa itu sendiri untuk subtansinya sendiri.
2) Lapangan pembahasan fiqh al-lughah lebih luas, karena tujuan akhir dari
studifiqh al-lughah adalah studi tentang peradaban, kesusasteraan dan
kehidupan pemikiran dari segala aspeknya. Oleh karenanya ahli fiqh al-
lughah membagi bahasa dan membandingkan bagian-bagiannya dan
kembali menjelaskan format nash klasik dengan tujuan untuk lebih
mengenali cakupan nash tersebutdari peradaban dan dengan berbagai
jenisnya. Dengan demikian fiqh al-lughah menjangkau lahan yang luas.

Pakar lain juga mengemukakan Perbedaan antara Ilmuu Al Lughoh dan


Fiqh Al Lughoh
a) Ilmuu Al Lughoh atau Linguistik mengkaji banyak bahasa, akan tetapi
Fiqh Al Lughoh hanya mengkaji bahasa arab saja
b) Ilmuu Al Lughoh mengkaji bahasa untuk bahasa sedangkan Fiqh Al
Lughoh mengkaji bahasa sebagai sarana untuk mempelajari budaya
c) Ilmuu Al Lughoh hanya berpusat pada kajian struktur internal bahasa saja
sedangkan Fiqh Al Lughoh memiliki ruang lingkup yang lebih luas karena
digunakan juga sebagai aspek untuk mempelajari sastra dan budaya
d) Kajian Ilmuu Al Lughoh bersifat deskriptif sinkronis, sedangkan kajian
Fiqh Al Lughoh bersifat historis komparatif
e) Secara historis Fiqh Al Lughoh telah digunakan lebih lama dibanding
istilah Ilmuu Al Lughoh
f) Lingkup kajian Ilmuu Al Lughoh adalah mengkaji morfologi,fonetik,
fonologi,sintaksis dan semantik, maka kajian Fiqh Al Lughoh lebih meluas
yakni mengkaji makna, hubungan dengan kata lain, dan penerapannya.
6

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa fiqh al-lughah berbeda dengan ilm al-lughah.
Fiqh al-lughah membahas bahasa sebagai wasilah (perantara) untuk
mempelajari sejarah peradaban, sastra, budaya melalui bahasa itu sendiri.
Adapun ilm al-lughah mempelajari bahasa untuk bahasa itu sendiri,
mengkaji bahasa secara non-historis. Cakupan obyek bahasan dari fiqh al-
lughah lebih luas dibandingkan ilm al-lughah, karena membahas akan nilai
sejarah dan budaya bahasa itu sendiri.
Seiring dengan itu, kajian ilm al-lughah bukan hanya satu bahasa
tertentu, tapi hakikat bahasa-bahasa secara keseluruhan, sementara fiqh al-
lughah hanya menyangkut satu bahasa atau kelompok bahasa tertentu
menyangkut asal-usul, karakteristik, dan perkembangannya.
Dilihat dari segi waktu bahwa fiqh al-lughah sebagai suatu istilah lahir
lebih dahulu daripada ilm al-lughah, sehingga bisa dikatakan bahwa
kedudukan fiqh al-lughah sebagai awal permulaan munculnya ilm al-lughah,
sehingga para ahli kuno menyamakan kedua istilah tersebut, namun para ahli
kontemporer ada yang menyamakan dan membedakan istilah tersebut.
B. Saran Dan Kritik
Penulis banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang
membagun kepada penulis demi kesempurnaannya makalah ini dan penulis
makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna
bagi penulis khusunya juga bagi para pembacanya umumnya. Saya ucapkan
terima kasih terhadap semua pihak yang sudah memberikan saran dan kritik
yang baik, sehingga bisa menjadi evaluasi saya kedepannya untuk lebih baik
lagi.
7

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Warson Munawir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap


(Edisi Kedua), Surabaya: Pustaka Progresif, 1997, halaman 814
Apriwanto. Tadhad: Fenomena Sosio-Kultural dalam Bahasa Arab. Diwan :
Jurnal Bahasa dan Sastra Arab 11.1 (2019).
Emil Badi‟ Yacub, Fiqh Al-Lughah Al-Arabiyah Wa Khashaishuha, Beirut:
Dar Ats- Tsaqafah Al-Islamiyah, halaman 183
Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik, Edisi Keempat, Jakarta:
Gramedia.Taufiqurrochman, 2008. Leksikologi Bahasa Arab, UIN-Malang.
Wâfi, Âli Abd. al-Wâhid, 1962. Fiqhu al-Lugah, Kairo: (Lajnah al-Bayân Al
„Arabiyah) Kumpulan Makalah Fiqh Lughoh

Anda mungkin juga menyukai