Anda di halaman 1dari 4

Judul : Fiqh Lughah, Filologi, dan Ilmu Lughah Serta Linguistik

(Sebuah Kajian Komparatif)


Penulis : Asriyah
Nama Jurnal : Jurnal Adabiyah
Volume, Nomor : Vol. 17 Nomor 2/2015
dan Tahun
Halaman : 133-140
ISSN : E-ISSN: 2548-7744/ P-ISSN: 1412-6141
Website : journal.uin-alauddin.ac.id

PEMAHAMAN MENGENAI ISTILAH FIQH LUGHAH, FILOLOGI DAN ILMU LUGHAH SERTA
LINGUITIK

Elisa Alia Anwar


NIM: B0520020/ Prodi: Sastra Arab

Abstrak

Jurnal yang berjudul “Fiqh Lughah, Filologi, dan Ilmu Lughah Serta Linguistik” ini bertujuan
untuk menjelaskan arti dari fiqh lughah, filologo, ilmu lughah, dan semantik.

A. Pendahuluan

Pendahuluan pada jurnal ini diawali dengan penegasan untuk melakukan penelitian tentang
awal mula perkembangan Fiqh Lughah, Filologi, dan Ilmu Lughah Serta Linguistik, untuk
mendapatkan batasan materi diantara masing-masing istilah. Perkembangan keempatnya dapat
ditelusuri dari masa klasik hingga era modern.

Untuk mendapatakan jawaban dari permasalahan tentang perbedaan Fiqh Lughah, Filologi, dan
Ilmu Lughah Serta Linguistik, penulis jurnal merumuskan masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimana pengertian Fiqh Lughah, Filologi, dan Ilmu Lughah Serta Linguistik?
2. Bagaimana perbedaan Fiqh Lughah, Filologi, dan Ilmu Lughah Serta Linguistik?
3. Kapan munculnya istilah tersebut?

Dari perumusan masalah tersebut, penulis jurnal menarik hipotesis yang akan didapat setelah
melakukan kajian terhadap penggunaan istilah menurut para ahli atau pakar bahasa dalam
keempat kajian, yaitu Fiqh Lughah, Filologi, dan Ilmu Lughah Serta Linguistik. Penarikan
kemungkainan dijabarkan penulis sebagai berikut:

1. Mengetahui hal-hal yang dibahas dari penggunaan istilah Fiqh Lughah, Filologi, dan Ilmu
Lughah Serta Linguistik, dan dapat mengetahui perbedaan yang mendasar.
2. Penelusuran kembali penggunaan istilah Fiqh Lughah, Filologi, dan Ilmu Lughah Serta
Linguistik, sehingga dapat diketahui awal mula penggunaan istilah-istilah tersebut.
3. Melalui kajian ini, penulis berharap agar hasil dari penelitian dapat menambah wawasan
mengenai perkembangan dan tahapan penggunaan istilah yang dipakai para pakar
bahasa dari masa klasik hingga modern.

Jurnal ini membahas mengenai perbedaan istilah Fiqh Lughah, Filologi, dan Ilmu Lughah Serta
Linguistik. Istilah-istialh tersebut hampir sama satu dengan yang lainnya, sehingga diperlukan
kajian untuk membahas perbedaannya, agar ketika meneliti sesuatu yang berhubungan dengan
keempat istilah tersebut tidak terjadi kesalahan.

B. Pembahasan

1. Definisi dari Fiqh Lughah, Filologi, dan Ilmu Lughah Serta Linguistik

Kata fiqh dan ilm memiliki kesamaan secara etimologi, fiqh berasal dari kata ( ‫ه‬,‫ق‬,‫)ف‬.
Dalam kamus “Lisan al-Arab”, yang diartikan mengetahui sesuatu, dan memahaminya
(Mandzur: hal 522). Kemudian kata fiqh juga diartikan dengan kata cerdas dan berilmu.
Hal ini didasarkan pada dua kutipan yaitu ‫ فالن فقها في الدين‬yang artinya “si Anu
diberikan pemahaan dalam agama”, dan kutipan ‫ ليتفقهوا في الدين‬artinya “supaya
menjadi orang yang paham agama (menjadi ulama)”, dimana pada kalimat tersebut kata
ulama berasal dari bahasa arab, dengan kata dasar ‫علم م علما‬. Maka ketika kata fiqh dan
ilm digabungkan dengan kata al-Lughah menjadi satu untaian kata, akan menjadi istilah
keilmuan yaitu Fiqh al-Lughah dan ilm al-Lughah.

Filologi berasal dari bahasa Inggris, yaitu philos yang berarti kebenaran atau kecintaan,
dan kata logos yang berarti kalam. Secara terminologi, Mairo Pei mendefinisikan filologi
sebagai suatu ilmu yang mengkaji bukan hanya studi bahasa, tetapi mencakup kajiannya
dengan kebudayaan, sejarah, dan kesusastraan.

Linguistik, berasal dari kata lingua yang berarti bahasa. Secara terminologi linguistik
berarti ilmu bahasa yang merinci bahasa secara umum, atau tentang bahasa tertentu.
Menurut Mario Pei, Linguistik adalah ilmu yang mefokuskan kajiannya pada subtansi
bahasa itu snediri disertai uraian tentang bahasa sebagai suati nilai budaya dan sejarah.

2. Persamaan Pada Istilah Fiqh Lughah dengan Filologi


Istilah fiqh lughah disamakan dengan filologi, disebabkan karena memiliki objek kajian
yang sama. Hanya saja istilah filologi digunakan oleh ilmuwan barat dan fiqh lughah
digunakan oleh ilmuwan arab.

3. Perbedaan fiqh al-Lughah dan ilm al-Lughah


Perbedaan istilah fiqh al-Luhgah dan ilm al-Lughah muncul saat masa bahasa modern.
Tokoh pencetus perbedaan tersebut adalah Kamal Basyar. Ia menyatakan, bahwa
pembahasan fiqh lughah mencakup dua topik. Pertama, membahas tentang
ensiklopedia, problematika kosa kata dari segi makna dan keistimewaannya, sinonim
akronim, beserta isytiqaq dan segala bentuk majazi dan hakiki. Kedua, membahas
pengantar ilmu arab, seperti dialek, asal-usul bahasa, fungsi bahasa, dan riset tentang
problematika dan hal-hal yang berkaitan dengan bahasa.

Di masa klasik, ilmuwan saat itupun tidak dapat membedakan dua istilah tersebut,
karena tumpang tindih obujek kajiannya. Barulah di masa modern, perbedaan antara
keduanya dikaji. Kajian itu menghasilkan:
a. Secara metodologis, fiqh al-Lughah dan ilm al-Lughah berbeda. Fiqh al-Lugah
mengkaji bahasa untuk memahami budaya, peradaban, dan kesusastraan.
Sementara ilm al-Luhgah mengkaji substansi bahasa itu sendiri.
b. Cakupan kajian fiqh al-Lughah lebih luas dari pada ilm al-Lughah. fiqh al-Lughah,
mengkaji tentang peradaban sementara ilm al-Lughah membataskan kajiannya pada
masalah sintaksis saja. Kajian ilm al-Lughah antara lain, Standar ponetik, standar
morfologi, standar gramatikal atau sintaksis dan standar semantik
4. Awal Munculnya Istilah Fiqh al-Lughah, Filologi, ilm al-Lughah dan Lingusitik
Nama Fiqh al-Lughah sudah ada sejak zaman dahulu, tetapi belum sempurna. Istilah
Fiqh al-Lughah baru disempurnakan saat kitab Abu Mansur Abdul Malik bin Muhammad
Ats-Tsa’aalaby yang berjudul Fiqhu al-Lughah dibuat. Sementara, filologi muncul pada
abad ke 3 SM. Istilah filologi dipakai oleh sekelompok ahli dari Iskandariyah, yaitu
Aristoteles.

C. Kelebihan
Setelah membaca jurnal dengan judul “Fiqh Lughah, Filologi, dan Ilmu Lughah Serta
Linguistik”, terdapat kelebihan yang dapat diambil, antara lain:
1. Penggunaan bahasa yang mudah dipahami, sehingga pembaca tidak perlu berpikir
dengan istilah sulit, karena pada jurnal ini tidak terdapat istiah sulit.
2. Menambah wawasan mengenai materi yang disampaikan.
3. Penyampaian yang langsung dan tidak bertele-tele.

D. Kekurangan
Jurnal dengan judul “Fiqh Lughah, Filologi, dan Ilmu Lughah Serta Linguistik “ sudah
baik, namun ada beberapa kekurangan yang bisa dipertimbangkan untuk pembutan
jurnal kedepannya, ada beberapa kekurangandari jurnal ini yang bisa diperbaiki.
Kekurangan itu antara lain:
1. Tidak terdapat metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.
2. Kurang mendetailnya materi yang disampaikan, seperti cakupan kajian linguistik,
pengertian ilm lughah secara detail, dan pembagian waktu atau periodesasi pada
munculnya keempat istilah tersebut, yaitu fiqh lughah, ilm lughah, filologi, dan
semantik.

E. Rekomendasi
Metode penelitian sangatlah penting untuk melakasnakan sebuah penelitian. Namun, di
jurnal ini belum terdapat metode penelitian. Penulis bisa menambahkan metode
penelitian pada jurnal ini ataupun jurnal yang akan dibuat mendatang. Pada penelitian
ini, metode yang dapat digunakan adalah studi pustaka. Karena pada penelitian ini,
bahanyak membahas sejarah dan pengertian dari judul yang bisa ditemui melalui
dokumen dan media tulis lainnya.

Periview menyarankan untuk menambahkan materi pada jurnal ini. Seperti yang telah
disebutkan sebelumnya, penulis bisa menambahkan pengertian yang kurang. Buku yang
bisa digunakan adalah Fiqh Al-‘arabiyyai karangan Dr. Ramadhan ‘Abduttawab. Dibuku
itu dijelaskan pengertian-pengertian yang dapat digunakan sebagai tambahan materi.

Kemudian untuk periodesasi munculnya istilah tersebut, dapat diperinci lagi. Seperti:
a. Masa Jahiliyah: belum ada kaidah apapun dalam bahasa
b. Kelahiran Islam: ada 3 istilah al-‘Arabiyah, al-Nahw, dan al-Lughah
c. Masa fiqhu lughah klasik: ulama mulai memberi nama fiqh lughah yaitu, Ibnu Faris
(385 H), Ibnu Jinni (392 H), dan Sa’labi (430 H), pada masa ini belum ada perbedaan
antara fiqh lughah dan ilm al-Lughah
d. Masa fiqh lughah modern: sudah ada perbedaan antara fiqh lughah dan ilm Lughah.

Materi tersebut dapat ditambahkan, dengan mengembali sumber dari buku yang sudah
disebutkan sebelumnya.

F. Apresiasi
Apresiasi diberikan pereview kepada penulis jurnal. Jurnal ini dapat membantu
seseorang untuk mengetahui dasar pengetahuan tentang kajian bahasa dan budaya,
yaitu fiqh lughah dan ilm al-Lughah. Jurnal ini dapat digunakan untuk rujukan bagi
mahasiswa yang sedang meneliti masalah ini.

G. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari jurnal ini adalah fiqh lugahh dan ilm lughah adalah
ilmu yang hampir mirip, sampai ilmuwan di zaman modern. Mereka menyatakan jika
keduanya tidaklah sama, hal itu didasarkan pada objek kajiannya. Fiqh Lughah
disamakan atau disejajarkan dengan filologi, sementara ilm al-Lugah disamakan dengan
linguistik. Fiqh lughah ada sebelum ilm lughah. Persamaan tersebut dilihat dari ahli
bahasa barat yang menyepadankan istilah tersebut. Fiqh lughah membahas tentang
peradaban, bahasa, dan budaya. Sementara, ilm lughah membahas tentang sintaksis.

Penelitian ini masih bisa disempurnakan dengan menambah materi. Metode penelitian
juga harusnya dicantumkan pada sebuah jurnal penelitian, agar pembaca bisa
mengambil wawasan seputar metode yang digunakan pula. Meskipun masih terdapat
kekurangan dalam materi, bahasa yang diguanakn dalam pembahasan mudah dipahami,
sehingga tujuan dari penelitian ini yang sebelumnya telah disampaikan di abstrak,
cukup terpenuhi.

DAFTAR PUSTAKA

al-Arabiyyah, Majma' al-Lughah. al-Mu'jam al-Wasit, Jilid II. Mesir: Dar al-Ma'rif, 1973.

Al-Tawwab, Ramadhan Abd. Fushul fi Fiqh al-Lughah. Qahirah: Maktabah al-Khanijiy, t.th.

Anda mungkin juga menyukai