Anda di halaman 1dari 20

3

MAKALAH
ILMU AL-LUGHAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Al-Lughah
Dosen Pengampu: Muhammad Zaairul Haq, S.Pd.I., M.Pd.I.

Disusun oleh:
1. Devita Nurmala Sari (232101020007)

2. Fatimah Az-Zahra (232101020012)

3. Ayu Novi Fitriyani (232101020016)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

TAHUN 2024
4

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat hidayah dan nikmat
yang telah diberikan hingga kami dapat menyelesaikan Makalah Ilmu Lughah
ini. Pada kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Dosen Pembimbing dan teman-teman yang telah banyak membantu
dalam penyelesaian makalah ini.

Dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat mempermudah


pembelajaran ‘ilmu lughah serta tercapainya tujuan dan sasaran sehingga dapat
meningkatkan kualitas ‘ilmu lughah. Dan kami berharap semoga makalah ini
mendapat ridho dari Allah SWT dan bermanfaat bagi kami sendiri dan semua
pihak yang membutuhkannya.

Jember, 8 Maret 2024

Kelompok 2

i
5

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG .......................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................... 2
C. TUJUAN PENULISAN......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 2
A. SEJARAH LINGUISTIK UMUM……………..................................................... 3
B. SEJARAH LINGUISTIK ARAB………………................................................... 9
BAB III PENUTUP .................................................................................................. 14
A. KESIMPULAN...................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 15

Ii
6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu bahasa yang dipelajari saat ini bermula dari penelitian tentang
bahasa sejak zaman Yunani (abad 6 SM). Secara garis besar studi
tentang bahasa dapat dibedakan antara (1) tata bahasa tradisional dan
(2) linguistik modern.
Jika dilihat dari pembabakan waktu, perkembangan aliran
linguistik dapat dikelompokkan ke dalam tiga rentang waktu, yaitu
masa perkembangan awal (pra-abad ke-20) yang dikenal dengan istilah
linguistik tradisional, masa keemasan (abad ke-20) ditandai dengan
lahirnya linguistik struktural yang kemudian populer dengan istilah
linguistik modern, dan masa sesudahnya (pasca-abad ke-20) sebagai
perkembangan dari linguistik struktural.
Yang termasuk dalam studi linguistik adalah pengantar teori
bahasa dan teori linguistik, teori bahasa anak, akuisisi (pemerolehan)
bahasa, fonetik, semantik, sosiolinguistik, bahasa, gender, pragmatik
dan psikolinguistik.
Linguistik adalah ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek
kajiannya (Chaer, 2007:6 Pateda, 1991:15). Parera (1991:20) mengatakan
bahwa linguistik merupakan satu ilmu yang otonom dan menggunakan
metode-metode ilmiah. Bahasa secara ilmiah dengan nama Linguistik
baru dimulai pada akhir abad kesembilan belas. perkembangan
linguistic sangat pesat. Aspek lain yang berkaitan dengan bidang-
bidang kajian bahasa juga berkembang.
1.
7

B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah di dalam makalah ini adalah:

1. Bagaimana sejarah linguistic umum?

2. Bagaimana sejarah linguistic Arab?

C. Tujuan penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan di dalam makalah ini adalah:
1. Menjelaskan Sejarah linguistic umum

2. Menjelaskan Sejarah linguistic Arab

2.
8

BAB II

PEMBAHASAN

A. SEJARAH LINGUISTIK UMUM


1. Linguistik Tradisional
Studi bahasa pada zaman Yunani telah berjalan sekitar kurang-lebih 600
tahun (5 SM-2 M).[2] Masalah pokok yang menjadi bahasan studi
linguistik pada zaman ini adalah pertentangan mengenai sifat dasar
bahasa, apakah ia bersifat alami dan tak bisa diubah maknanya (fisis),
atau bahasa itu bersifat manasuka dan dapat berubah-ubah maknanya
(nomos) dan analogi dan anomali. Dalam bidang semantik, kelompok
yang menganut paham fisis, disebut kaum naturalis, berpendapat bahwa
setiap kata mempunyai hubungan dengan benda yang ditunjuknya.
Dengan kata lain, setiap kata mempunyai makna secara alami, secara
fisis, misalnya kata-kata yang disebut onomatope. Sebaliknya, kaum
konvensional yang menganut paham nomos berpendapat bahwa bahasa
bersifat konvensi. Artinya, makna kata-kata itu diperoleh dari hasil-hasil
tradisi atau kebiasaan-kebiasaan yang mempunyai kemungkinan adanya
perubahan yang terus-menerus.
Pertentangan analogi dan anomali pada zaman itu berkisar antara apakah
bahasa itu bersifat teratur (reguler). Tokoh-tokoh yang muncul dan
memberikan sumbangsih dalam perkembangan ilmu bahasa pada zaman
linguistik tradisional di Yunani di antaranya adalah Kaum Sophis, Plato,
Aristoteles, dan Kaum Stoik.
Kaum Sophis (5 SM) mulai melakukan studi bahasa dengan melakukan
penelitian secara empiris dengan menggunakan ukuran-ukuran, dan
mereka juga mengklasifikasikan tipe-tipe kalimat berdasarkan makna.
3.
9

Mereka melakukan penelitian bahasa dengan memperhatikan retorika,


atau cara para cendekiawan Yunani menyampaikan ceramah. Tokoh yang
populer dari Kaum Sophis adalah Protagoras dan Georgias.
Plato (429-347 SM) memberikan sumbangan pada ilmu bahasa dalam
bukunya yang berjudul Dialoog. Ia menyatakan bahwa bahasa
merupakan hasil pikiran manusia yang terdiri dari onoma dan rhemata.
Dua istilah yang dikembangkan dari bahasa Yunani ini terus mengalami
perkembangan hingga sesudahnya. Onoma (onomata) yaitu kata benda,
nama, dan subjek, sedangkan rhemata adalah ucapan sehari-hari, verba,
dan predikat. Onoma bisa disejajarkan dengan kata benda (subjek),
rhemata adalah kata kerja (verba) atau kata sifat. Dengan kata lain,
onoma dan rhema adalah unsur pembentuk kalimat. Dalam bukunya
juga dibahas mengenai perbedaan antara sifat bahasa yang alamiah dan
konvensional.
Pasca Plato, muridnya Aristoteles (384-322 SM) juga ikut memberikan
sumbangsih dalam ilmu bahasa, di antaranya yaitu ia menambahkan
elemen bahasa yang dinyatakan Plato dengan antara lain onoma,
rhemata, syndesmoi atau preposisi, dan konjungsi. Selain itu,
ditambahkan pula mengenai bunyi tak bermakna (legein), bunyi
bermakna (prophetal) dan kelamin kata (gender).
Selanjutnya, Kaum Stoik (4 SM), menambahkan elemen bahasa menjadi
onoma, rhemata, syndesmoi, dan arthoron, yang artinya adverbial
kuantitas. Selain itu, mereka juga meletakkan dasar komponen utama
dalam studi bahasa di antaranya mengenai simbol, makna, dan konteks,
yaitu hal-hal yang berada di luar bahasa. Mereka juga lah yang pertama
kali memperkenalkan kata kerja pasif dan aktif.
10

4.
Kaum Alexandria
Kaum Alexandria membuat buku tata bahasa yang bernama Dionysius
Thrax yang diterjemahkan ke dalam bahasa Ars Gramatika. Buku ini
merupakan buku pertama tata bahasa pada aliran linguistik tradisional,
jadi buku tata bahasa Dionysius Thrax itu merupakan cikal bakal
linguistik tradisional. Sementara itu, Panini (400 SM) seorang sarjana
Hindu dari India juga menerbitkan buku bernama Astdhyasi tata bahasa
Sanskerta dengan jumlah 4000 ayat yang gagasan-gagasannya digunakan
oleh para ahli linguistik modern hingga saat ini.

Zaman Romawi
Studi bahasa pada zaman Romawi banyak terpengaruh dari zaman
Yunani. Tokoh penting dalam perkembangan bahasa pada zaman ini
adalah Varro, yang mengeluarkan buku De Lingua Latina setebal 25 jilid
dan Priscia 18 jilid. Kedua buku menjelaskan mengenai etimologi (asal
mula kata), morfologi, dan sintaksis. Selanjutnya buku ini menjadi
tonggak utama perkembangan linguistik tradisional Eropa.

Zaman Renaisans
Zaman renaisans merupakan pembukaan bagi abad pemikiran modern
dalam studi linguistik. Hal itu dikarenakan pada zaman ini banyak
sarjana yang menguasai bahasa Yunani, Ibrani, Latin, dan Arab. Selain
itu, mereka juga mengkaji, menyusun, dan membuat perbandingan
terhadap bahasa-bahasa tersebut.
11

5.
Linguistik bahasa Ibrani dan bahasa Arab
Penelitian dalam linguistik bahasa Ibrani dan bahasa Arab dilakukan
karena kedudukan kedua bahasa tersebut dalam agama Islam dan agama
Yahudi. Dalam studi linguistik bahasa Ibrani diterbitkan buku berjudul
De Rudimentis Hebraicis karangan Reuchlin yang membahas mengenai
penggolongan kata dalam bahasa Ibrani. Sedangkan studi linguistik
bahasa Arab terbagi menjadi dua aliran, yaitu Basrah dan Kufah.
Perbedaan dari kedua aliran ini adalah Basrah mengikuti konsep analogi,
yaitu bahasa merupakan sistem yang teratur atau regular. Sedangkan
kufah berpendapat bahwa bahasa itu tidak teratur atau ireguler. Tokoh-
tokoh yang menerbitkan karya pada zaman ini adalah Al-Khalil bin
Ahmad Al-Farahidi dengan karya Kitab al Ayn, dan Sibawaih dengan
karyanya Al-Kitab.

2. Linguistik strukturalis
Linguistik strukturalis merupakan perkembangan lanjut studi bahasa
yang eksis sejak 1857 yang diprakarsai oleh Bapak Linguistik Modern
Ferdinand de Saussure. Aliran linguistik strukturalis mendeskripsikan
bahasa berdasarkan ciri khas yang dimiliki bahasa tersebut. Selanjutnya
berkembang para tokoh penerus linguistik modern yang di antaranya
berasal dari aliran Praha, aliran Glosematik, Bloomfield, dan Strukturalis
Amerika.
A. Ferdinand de Saussure (1857-1913)
Bapak Linguistik Modern yang mengarang Course de Linguistique
Generale. Dalam buku tersebut tersimpul empat gagasan penting
sebagai berikut:
12

6.
 Bahasa dapat ditelaah secara sinkronik, yaitu diteliti berdasarkan
kurun waktu penggunaannya pada zaman tertentu, dan juga
diakronik, yaitu penelitian pada sebuah bahasa yang diteliti dari
sejarah penggunannya hingga masa kini.
 Perbedaan mengenai Langue dan Parole. Langue adalah
keseluruhan sistem tanda bersifat abstrak yang digunakan sebagai
alat komunikasi verbal antar manusia. Sedangkan parole adalah
realisasi dari langue, sifatnya konkret dan dapat diamati.
 Bahasa mengandung sistem tanda linguistik yang bernama
signifiant dan signifie. Signifiant adalah kesan bunyi yang timbul
dalam benak manusia, sedangkan signifie kesan makna yang
merujuk pada objek yang dimaksud.
 Elemen bahasa seperti fonem, morfologi, dan sintaksis memiliki
hubungan yang dinamakan sintagmatik dan paradigmatik.

B. Bloomfield dan Strukturalis Amerika


Di Amerika, Leonard Bloomfield (1877-1949) dan kawan-kawannya
mengembangkan aliran linguistik struktural Amerika. Ciri utama pada
aliran mereka yaitu menolak paham mentalistik dalam melihat fenomena
berbahasa dan memihak pada aliran behaviorisme. Artinya, mereka lebih
menekankan penelitian bahasa pada sesuatu yang bisa diamati secara
empirik dan mengabaikan makna atau arti. Dan perkembangan para ahli
linguistik di Amerika tergabung dalam The Linguistics Society of
America di mana mereka melaporkan hasil kerja mereka dalam majalah
berjudul Language.
13

7.
3. Linguistik transformasional dan aliran sesudahnya
Pada zaman ini penelahan bahasa dari segi struktural telah mulai
ditinggalkan karena model tersebut dinilai memiliki banyak kelemahan
sehingga para ahli linguistik zaman itu mulai membuat aliran baru
dengan nama aliran linguistik transformasional yang diprakarsai oleh
Noam Chomsky. Ia memberikan gagasan mengenai kaidah transformasi
yang dinyatakan bahwa terdapat struktur batin dari setiap kalimat, yaitu
struktur asal yang tersimpan dalam mental yang kemudian dapat
ditransformasikan ke dalam struktur lahir dengan kategori urutan kata
yang berbeda-beda.

Selanjutnya pada tahun 70-an para murid pengikut Chomsky mulai


meninggalkan teori yang dianut gurunya. Mereka membentuk kelompok
baru dengan nama aliran semantic generatif. Aliran ini secara konsep
teori mereka adalah struktur makna dan kalimat bersifat homogeny, dan
untuk menghubungkan keduanya cukup dengan menggunakan kaidah
transformasi. Lalu selain aliran semantic generatif, aliran tata bahasa
relasional yang muncul sekitar tahun 1970-an dengan tokoh populer di
antaranya adalah David M. Perlmutter dan Paul M. Postal.

4. Kajian ilmu linguistik di Indonesia serta asal muasal mengenai


perbedaan kaum naturalis dan konvensional
Pada akhir abad ke-19 dan 20 penelitian bahasa-bahasa yang terdapat di
Indonesia dilakukan oleh para kolonialis demi kepentingan informasi.
Penelitian bahasa pada zaman kolonial sifatnya berupa observasi dan
klasifikasi; belum bersifat ilmiah. Para tokoh yang melakukan penelitian
14

tersebut adalah Van der Tuuk yang menyusun Hukum Van der Tuuk, dan
selanjutnya diikuti oleh para tokoh sarjana belanda lainnya.
8.
Lalu, sekitar tahun 70 dan 80-an, proses penelitian pendeskripsian
bahasa-bahasa daerah di Indonesia dilanjutkan oleh para ahli bahasa di
Indonesia yang dilakukan di Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa (Pusat Bahasa). Pengaruh linguistik modern yang dibawa oleh
Ferdinand de Saussure dan Noam Chomsky pun sampai ke Indonesia
meskipun berbenturan dengan paham lama linguistik tradisional
masyarakat Indonesia. Para tokoh linguistik Indonesia di antaranya
adalah A.M. Moeliono, Harimurti Kridalaksana, Gorys Keraf, dan lain-
lain.

B. SEJARAH LINGUISTIK ARAB


Tidak bisa dipungkiri bahwa munculnya ilmu pengetahuan tentang
kebahasa araban merupakan buah dari Islam. Karena sebelum Islam, tidak
ada data sejarah yang menunjukkan bukti upaya orang Arab dalam
menggali bahasa Arab.
Selain persoalan singgungan bahasa Arab dengan bahasa lain, ada hal lain
yang menyebabkan pengkajian terhadap bahasa Arab menjadi marak saat
itu. Kasus kesalahan berbahasa, khususnya kesalahan sintaksis dan
kekhawatiran penguasa terhadap keterjagaan bahasa Alquran. Orang Arab
saat itu juga memiliki keinginan yang kuat untuk memahami Alquran dan
menyelami kandungan maknanya. Keinginan ini juga turut dimilki oleh
orang-orang Islam non Arab, yang mendorong mereka untuk mempelajari
bahasa Arab dan Alquran. Berbagai faktor diatas membuat orang Arab
memulai mengkaji secara serius bahasa Arab. Para ahli bahasa Arab selalu
berpegang pada Alquran, syair Arab, dan ungkapan yang kerap digunakan
15

saat menetapkan kaidah gramatika bahasa Arab. hal yang sama juga mereka
lakukan pada saat mereka membuat kamus.

9.
Upaya ini dilakukan secara serius. Mereka mengunjungi langsung lokasi
para penutur bahasa Arab yang mempunyai dialek yang bermacam-macam.
Tak jarang juga para penutur bahasa Arab yang berasal dari kawasan
pedesaan mengunjungi Basrah dan Kuffah yang menjadi pusat pengkajian
bahasa Arab saat itu. Untuk memberi gambaran bagaimana bahasa Arab
tumbuh dan berkembang, berikut akan diungkapkan perjalanan bahasa Arab
dalam tiga aspek: fonetik, sintaksis, dan leksikografi.
a. Fonetik Arab Tradisional
Para ahli bahasa Arab baru mengkaji fonetik sebagai bidang ilmu yang
otonom pada era modern. Dulunya, mereka hanya mengungkapkan kajian
ini bersama kajian sintaksis atau berada di pendahuluan kamus yang
mereka tulis. Tokoh yang pertama kali melakukan upaya ini adalah Al-
Khalil bin Ahmad (100-175 H) pada kamusnya ynga berjudul al-Ain. Ia
menulis kamusnya berdasarkan cara artikulasi bunyi, bukan berdasarkan
urutan abjad dalam huruf Arab. Pada bagian pendahuluan kamusnya, ia
menunjukkan bahwa jumlah huruf Arab secara keseluruhan adalah 29
huruf.
Sibawaih (180 H), ahli bahasa Arab klasik lainnya, juga membicarakan
persoalan fonetik ini dalam bukunya yang berjudul al-Kitab. Ia
mengklasifikasikan bunyi dalam bahasa Arab yang sedikit berbeda
dengan klasifikasi Al-Khalil. Ia juga berhasil menetapkan deskripsi bunyi,
cara artikulasi, dan menjelaskan tempat artikulasinya dengan sangat
detail. Tokoh lainnya yang penting dikemukakan adalah Ibn Jinny (321-
16

379 H) yang menulis karya dalam bidang fonetik yang berjudul Sirr
Shina’ah al-Arab .

10.
hal terpenting yang dikemukakan oleh Ibnu Jinny dalam buku itu adalah
deskripsi dan klasifikasi bunyi dalam lingkungannya, jumlah, urutan, dan
cara artikulasi bunyi, perubahan bunyi saat berada dalam kalimat, dan
teori tentang fashahah.
b. Sintaksis Arab Tradisional
Periode terpenting dalam sintaksis Arab tradisional adalah munculnya dua
aliran terpenting dalam sejarah kajian kebahasaan Arab: Aliran Basrah
dan aliran Kufah. Ad-Du’ali menjadi pelopor aliran Basrah. Meski
demikian, banyak peneliti yang menyebut bahwa Al-Khalil bin Ahmad
adalah pendiri sintaksis Arab tradisioanl. Usaha al-Khalil inilah yang
kemudian di pakai Sibawaih dalam merumuskan sintaksis Arab
tradisional. Karena Sibawaih yang menteorisasikan sintaksis Arab, maka
Sibawaih pun di gelari sebagai pemuka “Pemuka Sintaksis Arab
Tradisional”. Ini atas upayanya yang sering dalam menulis kaidah bahasa
Arab yang tertuang dalam karyanya yang berjudul al-kitab, yang dijuluki
sebagai “Qur’an al-Nahw”.
c. Leksikografi
Perkamusan Arab sangat beragam, baik dari segi aliran maupun
metodenya. Di dunia Arab, kamus dibagi menjadi dua : mu’jam al-
alfa;zh (kamus kosakata) dan mu’jam al-ma’ani (kamus istilah) yang
telah di rumuskan oleh tokoh-tokoh tertentu. Selain dalam bidang
fonetik, sintaksis, dan leksikografi, ada pula sekumpulan buku yang
mengkaji karakteristik bahasa Arab secara umum, seperti al-Shahibi fi
17

Fiqh al-Lughah wa Sunan al-Arabfi Kalamiha. Gambaran


perkembangan linguistik Arab tradisional yang sudah dikemukakan
sebelumnya, memberi banyak informasi berharga. Pertama, para ahli
bahasa Arab telah lama melakukan kajian kebahasaan, mulai dari
kajian fonetik, sintaksis, morfologi, dan leksikografi.
11.
Kedua, kajian kebahasaan tersebut umumnya masih bersifat deskriptif.
Ketiga, para ahli bahasa Arab saat itu belum melakukan analisis
kontrastif yang memperbandingkan bahasa Arab dengan bahasa yang
lain.

1. Linguistik Arab Modern


seperti ilmu yang lain linguisik ini mngalami perkembangan sesuai
zaman dan tern pengkajian. pendekatan linguistik modern ini awal
mulanya mendapat tantangan karena ahli bahasa pada waktu itu menolak
dan merasa aneh ada pendekatan baru yang menggeser pendekatan yang
sudah mereka kenali sebelumnya. hal ini membuat pendekatan linguistik
mulanya tidak terlalu populer didunia Arab. Kajian-kajian bahasa Arab
dengan pendekatan linguistik modern justru dilakukan oleh para ahli
bahasa dari Barat.
Seiring berjalannya waktu, sikap dan anggapan itu bergeser. mulai ada
usaha untuk mengkaji bahasa Arab dengan pendekatan modern, seperti
al-Falsafah al-Lughawiyah wa al-Alfazh al-Arabiyah (1886) mengangkat
karakter, fungsi, dan metode pengajaran bahasa. Dan juga menulis buku
Tarikh al-Lughah al-Arabiyah (1904), memanfaatkan teori kebahasaan
yang dianut pada abad 19 dan 20, juga kajian orientalis terhadap bahasa
Arab dan bahasa Semit.
18

Selain linguistik yang berasal dari Timur Tengah, linguis-linguis Barat


yang mengkaji linguistik Arab, tidak lengkap bila tidak disebutkan
sebagai tambahan informasi sejauh mana pengkajian bahasa Arab dengan
pendekatan linguistik modern dilakukan.

12.
Usaha awal dalam mengkaji bahasa Arab dalam sudut pandang linguistik
modern dilakukan oleh Wright dalam karyanya yang berjudul A grammar
of the ArabicLanguage (1859). J. A. Haywood dan H. M. Nahmad yang
menulis A New Arabic Grammar of the Written Language (1962),
memberi sumbangan penting dalam analisis tata bahasa Arab secara
linguistis.. Kerja ilmiah yang dilakukan oleh nama-nama belakangan
inilah yang kemudian turut memperkaya kajian linguistik bahasa Arab
dengan pendekatan modern di dunia Arab.
19

13.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

 Linguistik adalah ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya


dengan menggunakan metode-metode ilmah.
 Bahasa merupakan hasil pikiran manusia yang terdiri dari onoma dan
rhemata. Dua istilah yang dikembangkan dari bahasa Yunani ini terus
mengalami perkembangan hingga sesudahnya. Onoma (onomata) yaitu
kata benda, nama, dan subjek, sedangkan rhemata adalah ucapan sehari-
hari, verba, dan predikat. Onoma bisa disejajarkan dengan kata benda
(subjek), rhemata adalah kata kerja (verba) atau kata sifat.
 Sejarah Linguistik umum terdiri atas Linguistik Tradisional, Linguistik
Sturturalis, Lingistik Transformasional dan aliran sesudahnya, Kajian
ilmu languistik di indonesia serta sal muasal mengenai perbedaan kaum
naturalis dan konvensional.
 Sejarah linguistik Arab tidak bisa di pungkiri jika buah dari Islam dan
juga orang Arab dahulu memiliki keinginan yang kuat untuk memahami
Al-quran dan menyelami kandungan maknanya, sehingga mendorong
mereka untuk mempelajari bahasa Arab dan Alquran. Adapun sejarah
linguistik arab dibagi menjadi2: linguistik Arab Tradisional (Fonetik Arab
Tradisional, Sintaksis Arab Tradisional, dan Leksikografi) dan linguistik
Arab Modern.
14.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayatullah, Syarif, 2012, Cakrawala Linguistik Arab, Tangerang: al-Kitabah.

Chaer, A. (2003). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta

Oka, I.G.N & Suparno, (1994). Linguistik Umum. Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Depdikbud
https://repository.unja.ac.id/5908/1/BUKU%20TELAAH%20LINGUISTIK.pdf

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sejarah_ilmu_linguistik

Continuum Books. "Outline of History of Linguistics"

Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. P. 332-
381.

Malawat, Insum (2015). "STUDI KOMPARATIF: ALIRAN LINGUISTIK


TRADISIONAL DAN LINGUISTIK STRUKTURAL".

Pustaka Sekolah. "Sejarah perkembangan ilmu bahasa".

Campbell, L. (2001). The History of Linguistics. Oxford: Blackwell Publishers.

Angel Fire. "Ferdinand de Saussure's Course in Linguistics".


15.

Anda mungkin juga menyukai