Anda di halaman 1dari 12

TEORI KEBAHASAAN TRADISIONAL

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Linguistik Umum

Dosen Pengampu : Dr. Hj. Iis Lisnawati., Dra., M.Pd.

Disusun oleh kelompok 8:

Astria Pratiwi 222121081

Indri Andriyani 222121088

Inra Gunawan 222121091

Robby Dwi Prasetia 222121066

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SILIWANGI

TASIKMALAYA

2022
LEMBAR PENGESAHAAN

1. Judul Makalah : Teori Kebahasaan Tradisional

2. Ketua Pembuat Makalah

Nama lengkap : Inra Gunawan

NIM : 222121091

3. Anggota Kelompok Makalah : Astria Pratiwi 222121081

Indri Andriyani 222121088

Inra Gunawan 222121091

Robby Dwi Prasetia 222121066

4. Dosen Pembimbing

Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Hj. Iis Lisnawati., Dra., M.Pd.

NIDN : 0002066102

Tasikmalaya, 23 Agustus 2022

Dosen Pembimbing Ketua Makalah

(Dr. Hj. Iis Lisnawati.,Dra., M.Pd.) (Inra Gunawan)

NIDN. 0002066102 NIM. 222121091


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya guna memenuhi tugas mata kuliah Linguistik Umum.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih banyak kepada Bunda Dr.
Hj. Iis Lisnawati., Dra., M.Pd. selaku dosen mata kuliah Linguistik Umum yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Tasikmlaya, 23 Agustus 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Munculnya Aliran Linguistik Tradisional

B. Ciri-Ciri Aliran Linguistik Tradisional

C. Tokoh-Tokoh Aliran Linguistik Tradisional

D. Kelebihan dan Kekurangan Aliran Linguistik Tradisional

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Linguistik tradisional adalah segala hal mengenai paham, aliran, dan tokoh
yang ada pada zaman Yunani kuno hingga zaman Renaisans Dalam zaman
linguistik tradisional. Para ahli bahasa saat itu mengkaji bahasa berdasarkan
filsafat dan semantik. Tokoh yang mengembangkan ilmu linguistik tradisional
atau teori kebahasaan tradisional diantaranya berasal dari bangsa Eropa dan
Asia seperti Yunani, Romawi, India, latin, dan Arab (Chaer. 1994:332-381).

Teori atau aliran ini merupakan awal dari pengembangan kebahasaan di


dunia ini. Jika aliran ini tidak ada atau tidak diciptakan, maka tidak akan ada
aliran-aliran lain yang akan tercipta. Dan jika itu terjadi, maka perkembangan
bahasa di dunia akan terhambat. Selain itu, untuk memahami teori-teori atau
aliran kebahasaan khususnya dari sisi linguistik, kita perlu memahami dan
mempelajari apa yang disebut dengan aliran atau teori kebahasaan tradisional.

B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang hendak dibahas dalam makalah ini yaitu :

1. Bagaimana sejarah munculnya aliran linguistik tradisional?


2. Bagaimanakah ciri-ciri aliran linguistik tradisional?
3. Siapa sajakah tokoh-tokoh aliran linguistik tradisional?
4. Bagaimanakah kelebihan dan kekurangan aliran linguistik tradisioanal?

C. Tujuan
Ditinjau dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan makalah
ini antara lain :

1. Mendeskripsikan sejarah munculnya aliran linguistik tradisional?

1
2

2. Mendeskripsikan ciri-ciri aliran linguistik tradisional


3. Mengetahui tokoh-tokoh aliran linguistik tradisional?
4. Mendeskripsikan kelebihan dan kekurangan aliran linguistik tradisioanal?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Munculnya Aliran Linguistik Tradisional

B. Ciri – ciri Aliran Linguistik Tradisional


1. Bertolak dari pola pikir secara filosofis
2. Tidak membedakan bahasa dan tulisan
3. Senang bermain dengan definisi
4. Pemakaian bahasa berakibat pada pola/kaidah
5. Level-level gramatikal belum ditata secara rapi
6. Permasalahan tata bahasa masih banyak didominasi oleh jenis
kata

C. Tokoh-Tokoh Aliran Linguistik Tradisional


1. Tokoh-tokoh linguistik tradisional zaman Yunani
a. Kaum Sophis muncuk pada abad ke-5 SM antara lain
Protagoras dan georgias.
b. Plato (429-347 SM)
c. Aristoteles (384-322 SM)
d. Kaum Stoik berkembang pada permulaan abad ke-4
2. Tokoh-tokoh aliran tradisional kaum Alexandrian antara lain
a. Panini Sarjana dari India (400 SM).
b. Leonard Bloomfield dari Amerika (1887-1949)
3. Tokoh-tokoh aliran tradisional zaman Romawi kuno antara
lain

3
4

a. Varro “De Lingua” (116-27 SM)


b. Priscia “Intitutiones Grammaticae”.
4. Tokoh-tokoh aliran tradisional zaman pertengahan di Eropa
a. Petrus Hispanus (1276-1277)
5. Tokoh-tokoh aliran tradisional di Indonesia
a. Sutan Takdir Alysyahbana.

D. Kelebihan dan Kekurangan Aliran Linguistik Tradisional


1. Kelebihan
a. Teori tradisional lebih bertahan lama karena pola pikir
aliran ini bertolak pada filsafat
b. Aliran tradisional menjadikan penganutnya memiliki
pengetahuan tata bahasa yang cukup tinggi
c. Aliran tradisional berkiblat pada bahasa tulis baku, maka
keteraturan bahasa bagi penganutnya amat dibanggakan
d. Aliran tradisional berkontribusi terhadap penegakan
prinsip ‘yang benar adalah benar walaupun tidak umum,
dan yang salah adalah salah’.
2. Kelemahan Aliran Linguistik Tradisional
a. Aliran linguistik tradisional tidak konsisten dengan
kriteria penggolongan kata. Misalnya, nomina adalah
nama untuk orang atau sesuatu (kriteria makna),
sedangkan kata sifat di definisikan sebagai kata untuk
menerangkan kualitas kata benda (kriteria fungsi).
b. linguistik tradisional tidak konsisten dengan penjelasan
fungsi-fungsi satuan sintaksis dalam Aliran kalimat.
5

Misalnya, subjek di definisikan sebagai pelaku perbuatan


sedangkan objek adalah yang dikenai perbuatan. Contoh
pada kalimat ‘Untuk menyambung hidup, lukisan penuh
kenangan itu telah dijual bapak’. Sesuai definisi yang
dikemukakan linguistik tradsional,objek pada kalimat
tersebut adalah frase bapak karena sebagai pelaku, dan
objek nya adalah lukisan penuh kenangan itu, karena
dikenai sebagai pekerjaan. Namun benarkah demikian?
Bukankah semua tahu bahwa subjek kalimat tersebut
adalah lukisan penuh kenangan itu dan objeknya adalah
bapak. Hal ini membuktikan kekaburan antara fungsi dan
peran sintaksis. Subjek dan objek dalam bagian fungsi
sedangkan pelakunya masuk ke dalam peran. Sekali lagi
hal ini dikacaukan dalam aliran lingustik tradisional.
c. bahasa Asumsi-asumsi dan hipotesis tentang teori
linguistik tidak di uji berdasarkan fakta bahasa secara
empiris. Tetapi fakta bahasa dibuat ‘dipaksa’ tunduk
kepada asumsi dan hipotesis filsafat serta logika tentang
bahasa.
d. Tata bahasa dipandang universal, artinya semua tata
bahasa di asumsikan sama. Namun kenyataannya setiap
bahasa memiliki tata bahasa (kaidah)sendiri.
e. Pemberian bahasa menggunakan pola bahasa latin yang
sangat berbeda dengan bahasa indonesia
6

f. Deskripsi bahasa tidak memberikan penjelasan sistematis


berdasarkan fakta bahasa alamiah dalam pemakaian
bahasa sehari-hari. Para linguis berpijak pada data tulis.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Teori

B. Saran

Menurut pendapat kami sebagai penulis,

7
8

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai