Sejarah Linguistik
Sofyan : 20227479007
Nadya : 20227479063
JAKARTA
2023
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Segenap puji hanya bagi Allah, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Dalam tugas
atas nikmat-nikmat yang diberikan-Nya, walaupun kita sering lupa akan banyaknya nikmat
tersebut. Semua pujian dan penghargaan tertinggi hanya patut disampaikan kepada Allah,
Tuhan Semesta Alam, atas limpahan rahmat, petunjuk, serta keberkahan-Nya yang tak
Kami ingin mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan dan kepercayaan besar kepada kami selama proses penyusunan
makalah ini. Dari bantuan dan kerjasama mereka, pencapaian kami dimulai. Semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan yang berarti kepada pembaca.
Meskipun kami berusaha keras agar makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, kami sadar bahwa kesempurnaan adalah milik Allah semata. Oleh karena itu, kami
terbuka untuk menerima kritik dan saran yang membangun guna perbaikan makalah ini di
masa yang akan datang. Akhir kata, kami berharap agar makalah ini dapat memberikan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menjadi salah satu aspek kunci yang memungkinkan kita berkomunikasi, bekerja
sama, dan mengidentifikasi diri. Disiplin ilmu yang memfokuskan diri pada
pemahaman dan analisis bahasa dikenal sebagai linguistik. Bahasa, seperti halnya
berjalannya waktu, dan hal ini juga berlaku untuk Bahasa Indonesia, yang
lebih cenderung memusatkan perhatian pada analisis deskriptif dan teoritis bahasa
tentang perkembangan konsep bahasa serta evolusi aspek-aspek linguistik yang ada
dalam karya-karya para peneliti linguistik. Ini membantu kita untuk memahami
atau hanya merupakan kelanjutan atau modifikasi dari tradisi yang sudah ada
sebelumnya. Untuk memahami lebih dalam aspek ini, diperlukan kajian dalam
bidang historiografi linguistik yang mampu mengungkap jejak perkembangan studi
B. Rumusan Masalah
Dalam konteks ini, beberapa pertanyaan mendasar yang perlu dijawab adalah:
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Pengertian Linguistik
Istilah "linguistik" mempunyai akar kata dari bahasa Latin, yaitu "lingua,"
yang secara harfiah berarti bahasa. Menurut definisi dari Kridalaksana (1993), yang
terdapat dalam kamus linguistiknya, "linguistik" dapat diartikan sebagai sebuah ilmu
yang mengkaji dan mempelajari bahasa atau sebagai penyelidikan ilmiah terhadap
fenomena bahasa. Dalam hal ini, Tarigan (1986) juga memberikan definisi yang
melalui metode ilmiah dalam mengkaji fenomena bahasa. Penting untuk dicatat
membedakan antara satu bahasa dengan bahasa lainnya, sebagai bentuk pengakuan
Di dalam bahasa Arab, istilah "linguistik" dikenal sebagai "ilmu lughah." Pada
awalnya, istilah "ilmu lughah" tidak digunakan untuk merujuk kepada linguistik atau
studi bahasa. Sejarah menunjukkan bahwa istilah ini pertama kali digunakan oleh
Ibnu Khaldun dalam karyanya yang terkenal, "Al-Muqaddimah." Dalam konteks Ibnu
Khaldun, istilah ini merujuk kepada ilmu ma'ajim atau lexicology, yang lebih
mengkaji aspek-aspek leksikal dalam bahasa. Kemudian, istilah "ilmu lughah" juga
Hasanin, 1984).
didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari bahasa manusia atau sebagai ilmu yang
menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. Atau dengan lebih tepat, seperti yang
dikemukakan oleh Martiner (1987:19), linguistik adalah studi ilmiah mengenai bahasa
"linguistiek" dalam bahasa Belanda. Semua istilah ini memiliki akar kata yang sama
Perlu dicatat bahwa dalam bahasa Perancis, terdapat dua istilah yang memiliki
makna yang berbeda. "Langue" merujuk kepada bahasa tertentu, seperti bahasa
Inggris, bahasa Jawa, atau bahasa Perancis itu sendiri. Sementara itu, "langage"
merujuk kepada bahasa secara umum, dan "parole" merujuk kepada bahasa dalam
bentuk konkret yang nyata, seperti ujaran. Hal ini menggambarkan perbedaan antara
bahasa sebagai sistem (langue) dan bahasa dalam penggunaan sehari-hari (parole)
B. Sejarah Linguistik
Sejarah linguistik adalah disiplin ilmu yang memeriksa pemikiran masa lalu tentang bahasa,
berbagai disiplin ilmu yang disebut "linguistik" di masa lalu, serta teks-teks yang merekam
pemikiran tersebut. Ini adalah cabang dari sejarah intelektual karena melibatkan pemahaman
sejarah ide-ide tentang bahasa, bukan hanya bahasa itu sendiri. Meskipun sejarawan
linguistik memiliki kesamaan dengan sejarawan intelektual dalam hal ini, mereka lebih fokus
Para sejarawan linguistik sering bekerja di departemen linguistik atau bahasa, meskipun
subjek mereka berbeda dari sejarah politik atau filsafat yang lebih umum diamati oleh
sejarawan intelektual. Mereka mengkaji bagaimana bahasa dipengaruhi oleh kognisi manusia
dan berusaha untuk menghapus fenomena dunia nyata melalui pemahaman tentang bahasa.
Dalam konteks sejarah linguistik, masalah yang sering diidentifikasi oleh ahli bahasa
meliputi:
Asal Mula Bahasa: Studi tentang bagaimana bahasa pertama kali muncul di kalangan
mempengaruhi cara kita berpikir dan memahami dunia di sekitar kita, serta sebaliknya.
Hubungan Antara Suara dan Makna: Studi tentang bagaimana suara-suara dalam bahasa
Analisis dan Deskripsi Struktur Linguistik: Menyelidiki struktur internal bahasa, seperti tata
berkembang, bagaimana itu berdampak pada cara kita berinteraksi dan memahami dunia, dan
bagaimana bahasa itu sendiri dapat dijelaskan dan dianalisis sebagai sistem kompleks.
1. Linguistik Tradisional
Pada Zaman Yunani Kuno, terdapat berbagai perdebatan dan pertentangan konsep dalam
kajian bahasa yang sangat dipengaruhi oleh ciri dan dasar filsafat yang mendominasi
pemikiran pada masa tersebut. Beberapa pertentangan konsep utama yang muncul adalah
sebagai berikut:
Dalam konteks ini, "Fisis" mengacu pada pandangan bahwa bahasa memiliki akar yang
alami, terhubung dengan prinsip-prinsip pribadi, dan bersifat tidak dapat diganti. Pandangan
ini menyatakan bahwa bahasa adalah manifestasi alamiah dari pemikiran manusia. Di sisi
lain, "Nomos" mengacu pada pandangan bahwa bahasa berasal dari kebiasaan dan tradisi
manusia, serta sifatnya tidak tetap dan dapat berubah seiring waktu. Pandangan ini
Dalam konteks ini, "Analogi" mengacu pada bahasa yang memiliki struktur teratur dan
mengikuti aturan yang konsisten. Bahasa yang bersifat analogi adalah bahasa yang sistematis
dalam penggunaannya. Di sisi lain, "Anomali" mengacu pada bahasa yang tidak mengikuti
Dalam periode Zaman Yunani Kuno ini, terdapat beberapa pemikir yang memiliki kontribusi
Kaum Shopis:
menggunakan metode pengukuran tertentu dan memberikan penekanan pada aspek retorika
dalam studi bahasa. Kaum Shopis juga memiliki kemampuan untuk membedakan kalimat
berdasarkan isi dan makna, yang merupakan kontribusi penting dalam perkembangan
Plato:
Plato terlibat dalam debat seputar konsep analogi dan anomali. Dia kemudian
mengembangkan konsep bahwa bahasa adalah ekspresi pemikiran manusia melalui kata
(onomatha) dan frasa (rhemata). Plato juga menjadi tokoh yang pertama kali membedakan
antara "onoma" (nama, dalam bahasa sehari-hari) dan "nomina" (nama, dalam tata bahasa),
yang merujuk pada subjek. Sementara itu, "rhema" adalah ucapan (dalam bahasa sehari-hari)
Aristoteles:
Aristoteles membagi kata-kata ke dalam tiga kategori utama, yaitu onoma, rhema, dan
syndesmoy. "Syndesmoy" merujuk pada preposisi dan konjungsi. Aristoteles juga melakukan
kategorisasi kata berdasarkan jenis kelamin menjadi tiga, yaitu maskulin, feminin, dan
neutrum.
Kaum Stoik:
Kaum Stoik mengembangkan pendekatan kajian bahasa yang mencakup berbagai aspek
penting. Mereka membedakan studi bahasa secara logika dan tata bahasa, menciptakan istilah
khusus dalam tata bahasa, dan membagi studi bahasa menjadi tiga komponen utama: tanda
(sign, symbol, semiotika), makna, dan aspek-aspek di luar bahasa. Kaum Stoik juga
membedakan antara "legein" (bunyi fonologi yang memiliki makna) dan "propheral" (bunyi
perkembangan studi bahasa selanjutnya dan membantu membentuk pemahaman kita tentang
Kaum Stoik dan Kaum Alexandrian memiliki peran yang signifikan dalam perkembangan
Kaum Stoik:
Kaum Stoik mengklasifikasikan jenis kata menjadi empat bagian yang menjadi dasar struktur
Kata Benda: Merujuk pada kata-kata yang digunakan untuk menunjukkan objek atau benda
konkret.
Kata Kerja: Merujuk pada kata-kata yang menggambarkan aksi atau keadaan, dan merupakan
Syndesmoi (Preposisi dan Konjungsi): Merujuk pada kata-kata yang digunakan untuk
menghubungkan kata-kata lain dalam kalimat, seperti kata depan (preposisi) dan kata
sambung (konjungsi).
Arthron: Merupakan kategori kata yang menunjukkan kata-kata lain yang memiliki fungsi
Selain itu, kaum Stoik juga membedakan kata kerja menjadi dua jenis, yaitu kata kerja
komplit dan tak komplit, serta kata kerja aktif dan pasif. Klasifikasi ini membantu dalam
Kaum Alexandrian menciptakan buku penting yang disebut "Dionysius Thrax," yang
memiliki peran sentral dalam perkembangan tata bahasa tradisional pada masa itu. Buku ini
tidak hanya menyediakan panduan mengenai tata bahasa Yunani, tetapi juga membantu
Penciptaan buku Dionysius Thrax oleh kaum Alexandrian menjadi tonggak penting dalam
pemahaman dan dokumentasi tentang struktur bahasa pada masa itu. Buku ini membantu
dalam memantapkan konsep-konsep tata bahasa yang menjadi dasar bagi perkembangan studi
bahasa selanjutnya.
Sebagai tambahan, pemikiran dan kontribusi dari kedua kelompok ini memberikan landasan
Zaman Romawi
Pada zaman Romawi, studi bahasa Latin mengalami perkembangan yang signifikan dan
mendalam. Dua tokoh utama yang berkontribusi pada perkembangan ini adalah Varro dan
Varro adalah salah satu tokoh penting pada masa Romawi yang membuat kontribusi besar
dalam pemahaman tentang bahasa Latin. Karya utamanya yang berjudul "De Lingua Latina"
membantu dalam melacak akar kata dan sejarah perkembangan kata-kata dalam bahasa
tersebut.
Morfologi: Dalam bukunya, Varro membahas struktur kata dalam bahasa Latin, termasuk
bentuk kata-kata berdasarkan kategori seperti kasus, jumlah, dan jenis. Varro membagi
deklinasi menjadi dua jenis, yaitu naturalis dan voluntaris, yang membantu dalam
Buku Priscia, yang berjudul "Institutiones Grammaticae," merupakan salah satu karya tata
bahasa Latin yang paling lengkap pada masanya. Buku ini memiliki peran sentral dalam
pengembangan tata bahasa tradisional dan isinya mencakup beberapa aspek penting,
termasuk:
Fonologi: Buku ini menjelaskan istilah "Litterae," yang merujuk pada bagian terkecil dari
bunyi yang dapat diartikan dalam bahasa Latin. Pemahaman mengenai fonologi penting
Morfologi: Priscia membahas istilah "Dictio," yang merujuk pada bagian terkecil dari ujaran
yang harus diartikan secara terpisah dalam makna sebagai satu keseluruhan. Ini membantu
dalam pemahaman tentang bagaimana kata-kata terbentuk dan digunakan dalam kalimat.
Sintaksis: Buku ini juga menjelaskan istilah "Oratio," yang merujuk pada tata susunan kata
dalam kalimat Latin yang menunjukkan bagaimana kalimat tersebut dibentuk dan disusun.
Kontribusi Varro dan buku Priscia dalam studi tata bahasa Latin memiliki dampak yang
berkelanjutan dalam pemahaman tentang bahasa Latin dan membantu membentuk dasar-
Zaman Renaissance
Zaman Renaisans memainkan peran yang sangat penting dalam perkembangan pemikiran
modern dalam studi linguistik. Ini adalah periode di mana banyak sarjana Eropa mulai
memperoleh penguasaan yang mendalam atas berbagai bahasa klasik seperti Yunani, Ibrani,
Latin, dan bahasa Arab. Pada masa ini, terjadi perkembangan signifikan dalam penelitian
linguistik dan perbandingan bahasa-bahasa tersebut. Berikut adalah beberapa poin kunci
Penguasaan Bahasa Klasik: Salah satu ciri utama Zaman Renaisans adalah revival
(kebangkitan) minat terhadap karya-karya sastra dan ilmiah klasik, terutama karya-karya
bahasa seperti karya-karya sastra Yunani, Ibrani, dan Latin. Sarjana-sarjana Renaisans seperti
Erasmus, Melanchthon, dan Reuchlin memperoleh penguasaan yang mendalam atas bahasa-
Perbandingan Bahasa-Bahasa Klasik: Pada masa ini, para sarjana mulai membandingkan
bahasa-bahasa klasik, mencari persamaan dan perbedaan antara struktur dan tata bahasa
Pengembangan Tata Bahasa: Beberapa sarjana Renaisans, seperti Lorenzo Valla, membuat
kontribusi dalam pengembangan tata bahasa Latin. Valla, misalnya, memperkenalkan konsep
"analisis" dalam tata bahasa, yang membantu dalam pemahaman lebih baik tentang struktur
bahasa.
Penerjemahan Teks Klasik: Zaman Renaisans juga dikenal karena usaha besar dalam
menerjemahkan teks-teks klasik ke dalam bahasa-bahasa Eropa modern. Hal ini membantu
penyebaran pengetahuan tentang bahasa dan sastra klasik kepada khalayak yang lebih luas.
linguistik modern, era ini memberikan fondasi bagi pengembangan pemikiran linguistik di
masa mendatang. Sarjana-sarjana pada masa itu memainkan peran penting dalam
Zaman Renaisans dapat dianggap sebagai periode awal dalam pengembangan linguistik
tata bahasa telah membantu membentuk landasan bagi studi linguistik yang lebih mendalam
Penelitian dalam bidang linguistik bahasa Ibrani dan bahasa Arab pada masa tersebut
memang memiliki relevansi yang besar karena kedua bahasa ini memiliki peran yang sangat
penting dalam agama Islam dan agama Yahudi. Mari kita perluas dan perjelas beberapa poin
penting dalam konteks penelitian linguistik bahasa Ibrani dan bahasa Arab pada periode
tersebut:
Pada periode tersebut, Johannes Reuchlin menerbitkan buku berjudul "De Rudimentis
Hebraicis," yang merupakan salah satu sumbangan awal dalam studi linguistik bahasa Ibrani.
Dalam bukunya, Reuchlin membahas tentang penggolongan kata dalam bahasa Ibrani. Ini
merupakan langkah awal dalam memahami struktur bahasa Ibrani dan membuka jalan bagi
penelitian lebih lanjut tentang bahasa ini. Pentingnya penelitian bahasa Ibrani terutama
berkaitan dengan pemahaman yang lebih baik tentang teks-teks Alkitab Ibrani, yang
merupakan salah satu teks paling berpengaruh dalam sejarah agama Yahudi dan Kristen.
Dalam studi linguistik bahasa Arab pada periode ini, terdapat dua aliran utama, yaitu aliran
Basrah dan aliran Kufah. Aliran Basrah meyakini bahwa bahasa Arab adalah sistem yang
teratur atau regular (analogi), yang berarti bahwa bahasa ini mengikuti aturan tertentu dan
memiliki pola yang konsisten. Di sisi lain, aliran Kufah berpendapat bahwa bahasa Arab
bersifat tidak teratur atau ireguler, yang berarti bahwa bahasa ini memiliki banyak
Dalam konteks ini, dua tokoh penting adalah Al-Khalil bin Ahmad Al-Farahidi, yang menulis
buku "Kitab al Ayn," dan Sibawaih, yang terkenal dengan karyanya "Al-Kitab." Keduanya
memiliki pengaruh besar dalam perkembangan linguistik bahasa Arab. Al-Khalil bin Ahmad
Al-Farahidi adalah seorang lexicographer dan ahli tata bahasa Arab yang bekerja pada abad
ke-8 Masehi. Karyanya "Kitab al Ayn" merupakan salah satu kamus pertama dalam sejarah
bahasa Arab. Sibawaih, di sisi lain, dikenal sebagai salah satu tokoh terbesar dalam studi tata
bahasa Arab. Karyanya "Al-Kitab" menjadi salah satu referensi penting dalam tata bahasa
bahasa Arab dan memainkan peran besar dalam mengembangkan pemahaman tentang bahasa
Kesimpulannya, penelitian dalam bidang linguistik bahasa Ibrani dan bahasa Arab pada
periode tersebut sangat penting karena keduanya memiliki hubungan yang erat dengan agama
dan budaya. Upaya pemahaman lebih baik terhadap struktur bahasa ini membantu dalam
interpretasi teks-teks agama dan sastra, serta membuka jalan bagi perkembangan ilmu
Abad 18/19
Pada abad ke-18 dan ke-19, minat terhadap asal usul bahasa dan asal usul bahasa
bidang linguistik dan pemahaman asal usul bahasa pada periode ini adalah sebagai berikut:
berbeda dari pandangan para ahli tata bahasa Port Royal. Dia menekankan pentingnya
paralelisme dalam perkembangan bahasa dan pemikiran praktis manusia. Herder juga
memahami bahwa bahasa adalah cerminan dari pengalaman dan budaya penuturnya.
Pandangannya ini mendukung konsep bahwa setiap bahasa memiliki nilai dan ekspresi yang
unik.
Sir William Jones dan Bahasa Sanskerta: Pada tahun 1786, Sir William Jones
menghubungkan bahasa Sanskerta yang digunakan dalam teks-teks India kuno dengan
banyak bahasa Jermanik modern (Indo-Eropa). Temuan ini menjadi titik awal pengembangan
studi bahasa sejarah komparatif. Jones mengemukakan hipotesis bahwa banyak bahasa di
Toilet. Humboldt: Alexander von Humboldt adalah seorang ahli bahasa yang
penuturnya. Dia melihat bahasa sebagai sumber kreativitas yang luar biasa, dan meskipun
para ahli bahasa dapat memberikan penjelasan tentang bahasa, penjelasan tersebut tidak akan
pernah menangkap seluruh gagasan yang terkandung dalam bahasa. Humboldt juga
penerjemahan, integrasi, dan integrasi bahasa. Sistem klasifikasi ini membantu memahami
pemahaman tentang bahasa dan asal usulnya. Mereka mendukung ide bahwa bahasa adalah
produk dari pengalaman budaya dan pemikiran manusia, dan penelitian lebih lanjut dalam
bidang ini mengarah pada perkembangan teori-teori penting dalam linguistik modern.
Zaman pertengahan
Periode awal abad pertengahan memang sangat dipengaruhi oleh upaya para
sebagai bagian dari upaya penyebaran agama Kristen. Hal ini menghasilkan banyak
terjemahan Alkitab ke dalam berbagai bahasa lokal, yang pada gilirannya membantu dalam
pemahaman dan dokumentasi bahasa-bahasa tersebut. Perkembangan tata bahasa juga mulai
Pada abad ke-12 (setelah tahun 1100), terjadi perkembangan dalam studi tata bahasa,
yang berusaha menggambarkan bahasa sebagai cermin dari realitas. Tradisi skolastik, yang
merupakan bentuk filsafat yang berupaya menggabungkan pemikiran Kristen dengan filsafat
Aristotelian, memainkan peran penting dalam perkembangan ini. Para pendukung tata bahasa
dalam tradisi skolastik dikenal sebagai modistae, karena mereka mencoba menjelaskan tata
Beberapa konsep penting yang berkembang pada masa ini mencerminkan hubungan
unsur dalam bahasa. Misalnya, klausa bawahan harus digabungkan dengan kalimat terbatas,
B. Pidato Resmi (Government of Words): Konsep ini mengatur hubungan antara preposisi
dan objeknya. Preposisi memerlukan objek tertentu agar sebuah konstruksi gramatikal.
sintaksis yang mereka butuhkan untuk menjadi lengkap. Kata kerja intransitif hanya
memerlukan satu tambahan untuk menjadi lengkap, sementara kata kerja transitif
Perkembangan konsep-konsep ini membantu dalam pemahaman dan analisis tata bahasa pada
masa awal abad pertengahan dan menjadi landasan bagi perkembangan lebih lanjut dalam
Tradisi linguistik Yunani kuno dan Romawi memang memiliki dampak yang
mendalam pada perkembangan filsafat bahasa tradisional, yang bahkan masih relevan hingga
saat ini, terutama dalam konteks pengajaran bahasa klasik. Pemikiran berani yang
diungkapkan oleh para pemikir utama dari masa itu telah membentuk landasan yang kokoh
bagi analisis bahasa dan pemahaman bahasa. Mereka memberikan definisi berbagai jenis
tuturan yang dianggap sebagai paradigma, dan aspek-aspek mendasar dari bahasa yang
mereka bahas masih menjadi fokus studi bahasa sampai hari ini.
Namun, penting untuk diingat bahwa bahasa adalah fenomena yang sangat kompleks
dan bervariasi. Setiap bahasa, bahkan yang berasal dari tradisi yang sama, dapat memiliki
perbedaan signifikan dalam struktur dan fitur linguistiknya. Dalam pengembangan linguistik
modern, kita juga telah menyadari bahwa pendekatan yang bekerja untuk bahasa Yunani atau
Latin tidak selalu dapat diterapkan dengan sempurna pada bahasa-bahasa modern yang
Meskipun demikian, studi tentang pengaruh tradisi linguistik Yunani dan Romawi
dalam bahasa-bahasa modern, seperti bahasa Inggris, telah membantu kita memahami lebih
baik asal-usul struktur bahasa dan sejarah linguistik. Sementara kita tidak selalu dapat
warisan intelektual dari masa lalu sambil mengembangkan pendekatan yang lebih kontekstual
dan relevan untuk bahasa-bahasa modern. Dalam hal ini, penelitian linguistik terus berperan
B. Linguistik Strukturalis
modern yang dimulai pada tahun 1857 oleh Ferdinand de Saussure, yang sering dianggap
pemahaman tentang bahasa dan menciptakan fondasi bagi pendekatan strukturalis dalam
Pertama, Saussure membedakan antara penelitian bahasa secara sinkronik (pada satu titik
waktu tertentu) dan diakronik (melalui perubahan sejarah). Ini membantu para peneliti untuk
memahami bagaimana bahasa berfungsi pada suatu waktu dan bagaimana bahasa telah
yang abstrak, dan Parole, yang merupakan penggunaan konkret bahasa dalam komunikasi
Ketiga, Saussure menggambarkan bahasa sebagai sistem tanda linguistik yang terdiri dari
signifiant (kesan bunyi) dan signifie (kesan makna). Ini membantu kita memahami
dan Paradigmatik (hubungan dengan kata-kata pengganti) dalam bahasa. Ini membantu para
peneliti memahami bagaimana kata-kata dan struktur kalimat saling terkait dalam bahasa.
Selama perkembangan ilmu linguistik, Aliran Praha pada tahun 1926 juga
linguistik struktural Amerika yang menekankan pendekatan empiris dan penolakan terhadap
bahasa yang dapat diamati secara empiris dan mengabaikan makna atau arti dalam kajian
linguistik. Para ahli linguistik Amerika ini tergabung dalam The Linguistics Society of
America dan menghasilkan penelitian yang signifikan yang dipublikasikan dalam majalah
"Language."
sentral dalam perkembangan studi bahasa modern, membantu kita memahami kompleksitas
dan struktur bahasa serta memberikan dasar bagi pendekatan linguistik yang lebih
yang sangat dipengaruhi oleh kontribusi linguistik Barat, terutama dari Eropa dan Amerika.
Para linguis Indonesia telah menggali pengetahuan mereka tentang linguistik dari sumber-
sumber Barat, dan ini telah membentuk landasan perkembangan studi bahasa di Indonesia.
Pada akhir abad ke-19, konsep tata bahasa Indonesia umumnya terkait dengan kelas
kata, dan banyak buku tata bahasa yang membahas masalah ini. Pengaruh kuat tata bahasa
tradisional model Yunani dan Latin dapat dirasakan dalam pemahaman tentang bahasa pada
periode ini.
dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu tata bahasa pedagogis yang digunakan dalam
pengajaran bahasa Indonesia di sekolah dan tata bahasa teoretis. Pada periode ini, teori
linguistik banyak diadopsi dari Barat, dan ini mempengaruhi perkembangan studi bahasa di
Indonesia.
penerapan teori aliran Leiden dan teori Transformasi-Generatif (TG). Beberapa sarjana
Indonesia mulai menerapkan teori deskriptif Leiden, sementara lainnya, seperti Samsuri,
menjadi sintesis dari berbagai teori yang ada. Penelitian dalam bidang pragmatik mulai
mendapatkan perhatian yang lebih besar. Kridalaksana, salah satu linguis terkemuka
berbagai aliran, terutama fungsionalisme. Pengenalan konsep wacana sebagai satuan terbesar
dalam hierarki gramatikal juga menjadi salah satu kontribusi signifikan pada periode ini.
mencakup masuknya konsep fonem, morfem, serta pengenalan konsep hierarki gramatikal
semakin berkembang dengan munculnya berbagai bidang dan pendekatan kajian linguistik
yang dilakukan di berbagai universitas di Indonesia. Salah satu tren terbaru adalah penelitian
banyaknya penelitian dan eksplorasi baru dalam berbagai bidang kajian linguistik. Hal ini
Kesimpulan
Dalam bab ini, kita telah menjelajahi sejarah linguistik dengan fokus pada dua aspek
masa-masa awal pemikiran tentang bahasa, seperti zaman Yunani Kuno, Romawi, dan
bahasa, dengan penekanan pada deskripsi bahasa berdasarkan karakteristik uniknya. Tokoh-
tokoh seperti Ferdinand de Saussure, Bloomfield, dan linguis Amerika memainkan peran
dipengaruhi oleh teori-teori dari Barat. Dari penggunaan teori Leiden hingga teori
banyaknya penelitian dan eksplorasi baru dalam berbagai bidang kajian linguistik.
Dengan demikian, pemahaman sejarah linguistik di dunia dan Indonesia
memungkinkan kita untuk menghargai evolusi pemikiran tentang bahasa dan bagaimana itu
DAFTAR PUSTAKA
Resume :
Dari 4x pengambilan skor dimana nilainya masing - masing adalah 6%, 4%, 0, dan 0. maka
rata - rata persentase plagiarism score makalah kami adalah 2,5 % sehingga memenuhi