Anda di halaman 1dari 13

LINGUISTIK SEBAGAI ILMU DAN

HUBUNGANNYA DENGAN ILMU


LAIN
Disusun oleh :
1. Anas Febrian Rifa’I (K1218005)
2. Fanesia Debi (K1218028)
3. Latifah Riyaningrum (K1218034)
4. Ridwan Himawan P (K1218061)
5. Robbi Aannasrulloh (K1218034)
6. Ryan Anggara (K1218067)
A. HAKIKAT LINGUISTIK
Kata lingusitik diturunkan dari Bahasa Latin lingua yang berarti “Bahasa”. Ilmu linguistik
sering juga disebut linguistik umum (General Linguistics). Artinya, ilmu linguistik itu tidak hanya
mengkaji bahasa saja melainkan mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya, bahasa yang
menjadi alat interaksi sosial manusia. Dalam istilah perancis linguistik mempunyai dua istilah,
yaitu langue dan langage dengan makna yang berbeda. Langue berarti suatu Bahasa tertentu,
seperti Bahasa Inggris, Bahasa Jawa, Bahasa Perancis, dll. Sedangkan langage berarti sistem
Bahasa manusia secara umum. Dalam Bahasa Indonesia kata linguistik bukan hanya berarti ilmu
tentang bahasa, tetapi juga berarti bahasa itu sendiri atau mengenai bahasa. Linguistik merupakan
telaah ilmiah mengenai bahasa manusia (Marniet,1987:19).
Bahasa sebagai objek kajian linguistik bisa kita bandingkan dengan peristiwa-peristiwa alam
yang menjadi kajian ilmu fisika; atau berbagai penyakit dan cara pengobatannya yang menjadi
objek kajian ilmu kedokteran ; atau dengan gejala-gejala sosial dalam masyarakat yang menjadi
objek kajian sosiologi. Meskipun dalam dunia keilmuan yang mengambil bahasa sebagai objek
kajiannya bukan hanya linguistik, tetapi linguistik tetap merupakan ilmu yang memperlakukan
bahasa sebagai bahasa, sedangkan ilmu lain tidak demikian.
Di sisi lain sebagai alat komunikasi manusia bahasa adalah suatu sistem yang bersifat
sistematis sekaligus sistemis. Yang dimaksud dengan sistematis adalah bahwa bahasa itu bukan
sistem tunggal,melainkan terdiri pula dari beberapa sistem. Yaitu subsistem fonologi,subsistem
morfologi, subsistem sintaksis ,dan subsistem sintaksis.
B. LINGUISTIK SEBAGAI ILMU
  Pada dasarnya setiap ilmu mengalami 3 tahap perkembangan antara lain sebagai berikut:
Tahap pertama yakni tahap spekulasi, pada tahap ini pengambilan kesimpulan dilakukan
dengan sikap spekulatif. Artinya kesimpulan itu dibuat tanpa didukung oleh bukti-bukti empiris
dan dilaksanakan tanpa menggunakan prosedur-prosedur tertentu.
Tahap kedua, adalah tahap observasi dan klasifikasi. Pada tahap ini para ahli di bidang bahasa
baru mengupulkan dan menggolongkan segala fakta bahasa dengan teliti tanpa memberi teori atau
kesimpulan apa pun.
Tahap ketiga, adalah tahap adanya perumusan teori. Pada tahap ini setiap disiplin ilmu
berusaha memahami masalah-masalah dasar dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan
data empiris yang dikumpulkan. Kemudian dalam disiplin itu dirumuskan hipotesis-hipotesis, dan
menyusun tes untuk menguji hipotesis-hipotesis terhadap fakta-fakta yang ada.
Disiplin linguistik dewasa ini sudah menggalami ketiga tahap di atas. Artinya disiplin ilmu
linguistik sudah bisa dikatakan merupakan kegiatan ilmiah. 
Linguistik sangat mementingkan data empiris dalam melaksanakan penelitiannya. Kegiatan
empiris biasanya bekerja secara induktif dan deduktif dengan beruntun. Artinya, kegiatan itu
dimulai dengan mengumpulkan data empiris. Data empiris itu dianalisis dan diklasifikasikan. Lalu,
ditarik suatu kesimpulan umum berdasarkan data empiris itu. Kesimpulan ini disebut kesimpulan
induktif. Secara deduktif adalah kebalikannya. Artinya suatu kesimpulan mengenai data khusus
dilakukan berdasarkan kesimpulan umum yang telah ada. Namun, kebenaran kesimpulan deduktif
ini sangat tergantung pada kebenaran kesimpulan umum, yang lazim disebut premis mayor, yang
dipakai untuk menarik kesimpulan deduktif. Sebagai ilmu empiris linguistik berusaha mencari
keteraturan atau kaidah-kaidah yang hakiki dari bahasa yang ditelitinya. Karena itu, linguuistik
sering disebut sebagai ilmu nomotetik. 
Kemudian sesuai dengan predikat keilmiahan yang disandangnya, linguistik tidak pernah
berhenti pada satu titik kesimpulan; tetapi akan menyempurnakan kesimpulan tersebut berdasarkan
data empiris selanjutnya.
Pendekatan bahasa sebagai bahasa ini, sejalan dengan ciri-ciri hakiki bahasa, dapat dijabarkan dalam
sejumlah konsep sebagai berikut:
 Pertama, karena bahasa adalah bunyi ujaran, maka linguistik melihat bahasa sebagai bunyi.
Artinya, bagi linguistik bahasa lisan adalah yang primer, sedangkan bahasa tulis hanya sekunder.
 Kedua, karena bahasa itu bersifat unik, maka linguistik tidak berusaha menggunakan kerangka
suatu bahasa untuk dikenakan pada bahasa lain.
 Ketiga, karena bahasa adalah suatu sistem, maka linguistik mendekati bahasa bukan sebagai
kumpulan unsur yang terlepas, melainkan sebagai kumpulan unsur yang satu dengan lainnya
mempunyai jaringan hubungan. Pendekatan yang melihat bahasa sebagai kumpulan unsur yang
saling berhubungan, atau sebagai sistem itu, disebut pendekatan struktural. Lawannya, disebut
pendekatan atomistis, yaitu yang melihat bahasa sendiri sebagai kumpulan unsur-unsur yang
terlepas, yang berdiri sendiri-sendiri.
 Keempat, karena bahasa itu dapat berubah dari waktu ke waktu, sejalan dengan perkembangan
sosial budaya masyarakat pemakainya, maka linguistik memperlakukan bahasa sebagai sesuatu
yang dinamis. Karena itu pula, linguistik dapat mempelajari bahasa secara sinkronik dan
diakronik. Secara sinkronik artinya mempelajari bahasa dengan berbagai aspeknya pada kurun
waktu yang tertentu atau terbatas. Secara diakronik artinya mempelajari bahasa dengan
berbagai aspeknya dan perkembangannya dari waktu ke waktu, sepanjang kehidupan bahasa
itu.
 Kelima, karena sifat empirisnya, maka linguistik mendekati bahasa secara diskriptif dan tidak
secara preskriptif. Artinya, yang penting dalam linguistik adalah apa yang sebenarnya
diungkapkan oleh seseorang (sebagai data empiris) dan bukan apa yang menurut peneliti
seharusnya diungkapkan.
C. HUBUNGAN LINGUISTIK SEBAGAI ILMU DENGAN ILMU LAINNYA
Linguistik mempunyai hubungan yang erat dengan ilmu-ilmu lain yang kadang-kadang
memimjamkan, kadang-kadang memasok data. Batas-batas yang memisahkan Linguistikdari ilmu-
ilmu lain ini tidak selalu nampak dengan jelas. Misalnya, linguistik harus dipisahkan dengan
prasejarah, dimana langue hanya campur tangan sebagai dukumen; juga dibedakan dari
antropologi, yang mempelajari manusia hanya dari segi jenis sedangkan langage adalah fakta
sosial.
Lalu apa kegunaan Linguistik? Sedikit sekali orang yang memiliki gagasan yang jelas tentang
hal ini; dan ini bukan tempatnya untuk menetapkan gagasan-gagasan tersebut. Tetapi, masalah-
masalah bahasa menarik mereka semua seperti ahli sejarah, ahli filologi, dan lain-lain yang
pekerjaanya menangani teks. Lebih jelas lagi pentingnya Linguistik bagi kultur pada umumnya
didalam kehidupan individu dan masyarakat, tidak ada faktor yang lebih penting daripada
Langage.
 Beberapa disiplin  ilmu hibridis  yang berhubungan dengan linguistika yang pertama yaitu
sosiologi. Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang sosialisasi manusia dengan
masyarakat. Adanya ilmu sosiologi didalam linguistika, ini melahirkan studi bahasa baru yang
disebut dengan sosiolinguistika. Sosiolinguistika merupakan cabang linguistik yang mengkaji
hubungan antara bahasa dan masyarakat penuturnya. Ilmu ini merupakan kajian kontekstual
terhadap variasi penggunaan bahasa masyarakat dalam sebuah komunikasi yang alami.
 Disiplin ilmu hibridis yang kedua adalah antropologi. Adanya hubungan antara ilmu antropologi
dengan linguistika dalam bahasa, mampu berkembang menjadi studi ilmu baru yakni
Antropolinguistika, yaitu cabang ilmu linguistik yang mengkaji bahasa dari perspektif
kebudayaan manusia.
 Ilmu hibridis yang berhubungan dengan linguistik yang selanjutnya adalah psikologi. Di dalam
linguistika, psikologi dikenal dengan istilah psikolinguistika, yakni sebuah cabang ilmu
linguistik yang mengkaji variasi bahasa yang berhubungan dengan mental seseorang. Adanya
psikolinguistik ini mampu melahirkan sebuah komperhensi bahasa, aposisi bahasa, produksi
bahasa serta koherensi bahasa, yang dapat dikaji di dalam psikolinguistika.
 Selanjutnya cabang ilmu linguistika setelah psikoliguistika lahir studi bahasa yang disebut
dengan neurolinguistika, yaitu salah satu cabang kajian interdisipliner dalam ilmu linguistik dan
ilmu kedokteran yang mengkaji hubungan antara otak manusia dengan bahasa.
 Kemudian linguistik juga berhubungan dengan ilmu dalam bidang informatika. Cabang ilmu
yang mengkaji antara linguistik dengan informatika terutama dengan komputer disebut dengan
komputasi linguistik.
 Sedangkan disiplin ilmu hibridis linguistik yang terakhir adalah etnolinguistika, yaitu cabang
ilmu linguistika yang mengkaji bahasa yang berhubungan dengan etnis dan suku tertentu. 
D. KESIMPULAN
Ilmu linguistik adalah ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. Linguistik tidak
hanya mengkaji bahasa saja melainkan mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya, bahasa yang
menjadi alat interaksi sosial manusia.
Linguistik mempunyai hubungan yang erat dengan ilmu-ilmu lain yang kadang-kadang
memimjamkan, dan memasok data. Hubungan Linguistik dengan ilmu lainnya adalah saling
berhubungan karena apabila terjadi kesalahan tata bahasa tidak dapat diremehkan, karena akan
mempengaruhi makna. Jadi dapat dikatakan bahwa linguistik adalah cabang ilmu yang bersifat
sosial, yakni linguistik berhubungan dan atau membutuhkan ilmu-ilmu lain didalam suatu
kajiannnya.
TERIMA KASIH


Anda mungkin juga menyukai