Disusun Oleh :
Aprilia Rizki Arifah (K1218008)
Aula Fitriani (K1218010)
Ervika Swadiyana (K1218025)
Naufal Allam Gumelar (K1218050)
Puji Rahayu (K1218054)
Yusfika Andrani(K1218078)
Pengertian Analisis Wacana
Wacana berasal dari kata sansekerta yang bermakna ucapan atau
tuturan. wacana berkaitan erat dengan pembahasan
keterampilan berbahasa terutama keterampilan berbahasa
yang bersifat produktif , yaitu berbicara dan menulis. Baik
wacana maupun keterampilan berbahasa, sama-sama
menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi.
Presuposisi
Istilah preuposissi adalah turunan dari bahasa Inggris presupposition,
yang berarti ‘perkiraan, persangkaan’ (PWJ Nababan, 1984:47). Gottlob
Frege (dalam PWJ Nababan, 1984:48)mengemukakan bahwa semua
pernyataan memiliki pranggapan, yaitu rujukan atau referensi dasar.
Rujukan inilah yang menyebabkan suatu ungkapan wacana dapat
diterima atau dimengerti oleh pasangan bicara, yang pada gilirannya
komunikasi tersebut akan dapat berlangsung dengan lancar.
Rujukan inilah yang dianggap sebagai praanggapan, yaitu anggapan
dasar atau penyimpulan dasar mengenai konteks dan stuasi berbahasa
yang membuat bentuk bahasa menjadi bermakna bagi
pendengar/pembaca.
Contoh :
1.Kuliah Analisis Wacana diberikan di semester IV
Pranggapan untuk pernyataan itu adalah : pertama ada
kuliah Analisis Wacana, dan kedua ada semester V. Bila
kalimat tersebut dinegatifkan, akan berubah sebagai
berikut
2.Kuliah Analisis Wacana tidak diberikan di semester VI
Pranggpan untuk pernyataan itu adalah : ada kuliah
Analisis Wacana dan ada semester VI.
Referensi
Secara tradisional, referensi adalah hubungan antara kata dengan
benda (orang, tumbuhan dan sesuatu lainnya) yang dirujuknya.
Referensi merupakan suatu perilaku pembicara/penulis. Jadi, yang
menentukan referensi suatu tuturan adalah pihak pembicara sendiri,
sebab hanya pihak pembicara yang paling mengetahui hal yang
diujarkan dengan hal nyang dirujuk oleh ujarannya.