Anda di halaman 1dari 13

Morfologi

1. Andika Trisna Saputra


2. Ananta Bayu Aji
3. Bagus Rizal Maryanto
4. Nurhayati Intan R (K1218053)
5. Repka Fais Maulana (K1218059)
6. Rizky Apriyanti (K1218064)
Pengertian Morfologi
Morfologi atau ilmu bentuk kata adalah
cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-
satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal.
Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata
serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata
terhadap golongan dan arti kata.
Dapat pula dikatakan bahwa morfologi
mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi
perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi
gramatikal maupun fungsi semantik.
Pengertian Morfem
Morfem, dapat juga dikatakan unsur terkecil
dari pembentukan kata dan disesuaikan dengan
aturan suatu bahasa. Pada bahasa Indonesia
morfem dapat berbentuk imbuhan.
Misalnya kata praduga memiliki dua morfem
yaitu /pra/ dan /duga/. Kata duga merupakan kata
dasar penambahan morfem /pra/ menyebabkan
perubahan arti pada kata duga. 
Morf & Alomorf
Morf adalah bentuk terkecil dari morfem
yang belum diketahui statusnya dalam hubungan
keanggotaan terhadap suatu morfem. 
Sedangkan alomorf adalah bentuk dari
morfem yang sudah diketahui statusnya.
Misalnya bentuk {meng-} dalam menggali.
Bentuk {meng-} saat belum
diketahui status morfemnya disebut morf, tetapi
setelah diketahui statusnya yakni sebagai
pendistribusi terhadap fonem berkonsonan /g/
maka morf ini disebut alomorf.
Klasifikasi Morfem
Morfem-morfem dalam setiap bahasa dapat
diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria,
antara lain kebebasannya, keutuhannya, dan
maknanya. Berikut ini adalah klasifikasi morfem:
1. Morfem bebas dan Morfem terikat
2. Morfem utuh dan Morfem terbagi
3. Morfem segmental dan Morfem
suprasegmental
4. Morfem bermakna leksikal dan Morfem tidak
bermakna leksikal.
Morfem bebas dan morfem terikat
Morfem bebas adalah morfem yang tanpa kehadiran
morfem lain dapat muncul dalam pertuturan.
Misalnya, bentuk pulang, makan, rumah, dan bagus
adalah termasuk morfem bebas.

Morfem terikat adalah morfem yang tanpa digabung


dulu dengan morfem lain tidak dapat muncul dalam
pertuturan.
semua afiks dalam bahasa Indonesia merupakan
morfem terikat.
Morfem utuh dan morfem terbagi
morfem utuh dalah morfem yang terdiri
dari satu kesatuan yang tidak dapat dibagi
lagi menjadi satuan yang lebih kecil.

morfem terbagi adalah morfem terdiri dari


beberapa bagian yang terpisah.
Morfem segmental dan morfem
suprasegmental
morfem segmental adalah morfem yang
dibentuk oleh fonem-fonem segmental, yaitu
morfem yang berupa bunyi dan dapat
disegmentasikan. Misalnya, {ber-}, {lihat},
{meja}

morfem suprasegmental adalah morfem yang


dibentuk oleh unsur-unsur suprasegmental.
Misalnya morfem-morfem dalam bahasa
bernada seperti bahasa china dan burma.
Morfem bermakna leksikal dan morfem
tak bermakna leksikal
morfem bermakna leksikal adalah morfem yang
secara inheren telah memiliki makna pada
dirinya sendiri tanpa perlu berproses dengan
morfem lain. Misalnya, {suara}, {kuda}, {buku},
{sepatu}.

morfem tak bermakna leksikal adalah morfem


yang tidak memiliki makna pada dirinya sendiri,
dan baru memiliki makna ketika berproses
dengan morfem lain. Misalnya, {pe}, {ber}, {me}.
Proses morfologi
proses morfologi adalah proses
pembentukan kata dari suatu bentuk dasar
menjadi suatu bentuk jadian. Proses ini
meliputi :
a. Afiksasi (pengimbuhan)
b. Reduplikasi ( pengulangan)
c. Komposisi (pemajemukan)
A. Afiksasi
afiksasi merupakan sebuah proses dimana
sebuah kata dasar atau bentuk dasar
mendapatkan penambahan afiks atau
imbuhan.
misalnya, me- dan –kan, di- dan –kan,
yang dapat merubah arti gramatikal seperti
arsip menjadi mengarsipkan, diarsipkan.
Reduplikasi
reduplikasi adalah proses pembentukan
kata dengan cara mengulang bentuk dasar.
Misalnya, buku-buku, sayur-mayur, dll.
Komposisi
komposisi ialah proses pembentukan kata majemuk
atau kompositum. Kata majemuk ialah gabungan dari
kata yang telah bersenyawa atau membentuk satu
kesatuan dan menimbulkan arti baru.
Misalnya : kamar mandi, kereta api, rumah makan,
baju tidur.

gabungan kata yang juga membentuk satu kesatuan,


tetapi menimbulkan makna baru yang disebut frasa.
misalnya : sapu ijuk, meja itu, kepala botak, rambut
gondrong, mulut lebar

Anda mungkin juga menyukai