2. Ananta Bayu Aji 3. Bagus Rizal Maryanto 4. Nurhayati Intan R (K1218053) 5. Repka Fais Maulana (K1218059) 6. Rizky Apriyanti (K1218064) Pengertian Morfologi Morfologi atau ilmu bentuk kata adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan- satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Dapat pula dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatikal maupun fungsi semantik. Pengertian Morfem Morfem, dapat juga dikatakan unsur terkecil dari pembentukan kata dan disesuaikan dengan aturan suatu bahasa. Pada bahasa Indonesia morfem dapat berbentuk imbuhan. Misalnya kata praduga memiliki dua morfem yaitu /pra/ dan /duga/. Kata duga merupakan kata dasar penambahan morfem /pra/ menyebabkan perubahan arti pada kata duga. Morf & Alomorf Morf adalah bentuk terkecil dari morfem yang belum diketahui statusnya dalam hubungan keanggotaan terhadap suatu morfem. Sedangkan alomorf adalah bentuk dari morfem yang sudah diketahui statusnya. Misalnya bentuk {meng-} dalam menggali. Bentuk {meng-} saat belum diketahui status morfemnya disebut morf, tetapi setelah diketahui statusnya yakni sebagai pendistribusi terhadap fonem berkonsonan /g/ maka morf ini disebut alomorf. Klasifikasi Morfem Morfem-morfem dalam setiap bahasa dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria, antara lain kebebasannya, keutuhannya, dan maknanya. Berikut ini adalah klasifikasi morfem: 1. Morfem bebas dan Morfem terikat 2. Morfem utuh dan Morfem terbagi 3. Morfem segmental dan Morfem suprasegmental 4. Morfem bermakna leksikal dan Morfem tidak bermakna leksikal. Morfem bebas dan morfem terikat Morfem bebas adalah morfem yang tanpa kehadiran morfem lain dapat muncul dalam pertuturan. Misalnya, bentuk pulang, makan, rumah, dan bagus adalah termasuk morfem bebas.
Morfem terikat adalah morfem yang tanpa digabung
dulu dengan morfem lain tidak dapat muncul dalam pertuturan. semua afiks dalam bahasa Indonesia merupakan morfem terikat. Morfem utuh dan morfem terbagi morfem utuh dalah morfem yang terdiri dari satu kesatuan yang tidak dapat dibagi lagi menjadi satuan yang lebih kecil.
morfem terbagi adalah morfem terdiri dari
beberapa bagian yang terpisah. Morfem segmental dan morfem suprasegmental morfem segmental adalah morfem yang dibentuk oleh fonem-fonem segmental, yaitu morfem yang berupa bunyi dan dapat disegmentasikan. Misalnya, {ber-}, {lihat}, {meja}
morfem suprasegmental adalah morfem yang
dibentuk oleh unsur-unsur suprasegmental. Misalnya morfem-morfem dalam bahasa bernada seperti bahasa china dan burma. Morfem bermakna leksikal dan morfem tak bermakna leksikal morfem bermakna leksikal adalah morfem yang secara inheren telah memiliki makna pada dirinya sendiri tanpa perlu berproses dengan morfem lain. Misalnya, {suara}, {kuda}, {buku}, {sepatu}.
morfem tak bermakna leksikal adalah morfem
yang tidak memiliki makna pada dirinya sendiri, dan baru memiliki makna ketika berproses dengan morfem lain. Misalnya, {pe}, {ber}, {me}. Proses morfologi proses morfologi adalah proses pembentukan kata dari suatu bentuk dasar menjadi suatu bentuk jadian. Proses ini meliputi : a. Afiksasi (pengimbuhan) b. Reduplikasi ( pengulangan) c. Komposisi (pemajemukan) A. Afiksasi afiksasi merupakan sebuah proses dimana sebuah kata dasar atau bentuk dasar mendapatkan penambahan afiks atau imbuhan. misalnya, me- dan –kan, di- dan –kan, yang dapat merubah arti gramatikal seperti arsip menjadi mengarsipkan, diarsipkan. Reduplikasi reduplikasi adalah proses pembentukan kata dengan cara mengulang bentuk dasar. Misalnya, buku-buku, sayur-mayur, dll. Komposisi komposisi ialah proses pembentukan kata majemuk atau kompositum. Kata majemuk ialah gabungan dari kata yang telah bersenyawa atau membentuk satu kesatuan dan menimbulkan arti baru. Misalnya : kamar mandi, kereta api, rumah makan, baju tidur.
gabungan kata yang juga membentuk satu kesatuan,
tetapi menimbulkan makna baru yang disebut frasa. misalnya : sapu ijuk, meja itu, kepala botak, rambut gondrong, mulut lebar