I. Pendahuluan
Bahasa, masyarakat dan prilaku orang yang menyampaikan bahasa merupakan tiga entitas yang
erat berpadu. Ketiadaan satu menyebabkan ketiadaan yang lainnya. Di dalam sebuah wadah
masyarakat pasti hadir entitas bahasa. Demikian pula, entitas bahasa itu pasti akan hadir kalau
masyarakatnya ada, dan dalam masyarakat tersebut juga melahirkan prilaku-prilaku yang
berbeda.
Sosiolinguistik merupakan ilmu yang mempelajari tentang kegiatan sosial ataupun gejala sosial
dalam suatu masyarakat yang ojek kajiannya adalah bahsa yang ada dalam masyarakat tersebut
Bahasa sebagai alat interaksi verbal, dapat dikaji secara internal maupun eksternal. Secara
internal dapat dilakukan terhadap struktur internal bahasa itu sendiri, seperti struktur fonologi,
morfologi, sintaksis sampai pada struktur wacana. Sedang kajian secara eksternal berkaitan
dengan hubungan bahasa itu dengan faktor-faktor atau hal-hal yang ada di luar bahasa, seperti
faktor sosial, psikologi, etnis, seni, dan sebagainya. Kajian eksternal bahasa melahirkan disiplin
baru yang merupaka kajian antara dua bidang ilmu atau lebih. Salah satunya adalah
sosiolinguistik yang merupakan kajian antara sosial dan linguistik. Sosiolinguistik memandang
bahasa tidak hanya sebagai alat komunikasi atau alat untuk menyampaikan pikiran. Karena, yang
menjadi sorotan dalam linguistik adalah siapa yang berbicara, menggunakan bahasa apa, kepada
siapa, kapan, dan apa tujuannya. Pandangan sosiolinguistik terhadap bahasa dapat dilihat dari
fungsi-fungsi bahasa melalui sudut pandang penutur, pendengar, topik, kode, dan amanat
pembicaraan.
Sedangkan kajian eksternal bahasa lain yang melahirkan disiplin baru yang merupakan kajian
antara dua bidang ilmu adalah psikolingustik yang merupakan kajian antara psikologi dan
linguistik. Psikolinguistik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara bahasa dengan
perilaku dan akal budi manusia serta kemampuan berbahasa dapat diperoleh.
Dalam makalah ini penulis memberikan hantaran pemahaman tentang sosiolinguistik dan
psikolinguistik, dengan batasan masalah yang akan dibahas sebagai berikut :
a. Pengertian sosiolinguistik dan psikolingustik
b. Kedudukan sosiolinguistik dan psikolinguistik di antara cabang linguistik lainnya
c. Sejarah perkembangan sosiolinguistik dan psikolinguistik
d. Metodologi sosiolinguistik dan psikolinguistik
e. Masalah-masalah sosiolinguistik dan psikolinguistik
f. Manfaat sosiolinguistik dan psikolinguistik
g. Studi bahasa berlandaskan sosiolinguistik dan psikolinguistik
II. Pembahasan
A. Pengertian
1. Pengertian Sosiolinguistik
a. Secara etimolongi kata Sosiolinguistik berasal dari bahasa Inggris, yaitu terdiri dari kata
“socio” yang artinya masyarakat dan “linguistics” yang artinya ilmu bahasa.[1] Sosiolinguistik
merupakan ilmu antar disiplin antara sosiologi dan linguistik, dua bidang ilmu empiris yang
mempunyai kaitan yang sagat erat.
b. Secara terminolongi, Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kegiatan sosial
ataupun gejala sosial dalam suatu masyarakat. Sedangkan linguistik adalah bidang ilmu yang
mempelajari bahasa, atau bidang ilmu yang mengambil objek bahasa sebagai objek kajiannya.[2]
Berikut ini ada beberapa defenisi sosiolinguistik yang dikemukakan oleh beberapa ahli,
diantaranya :[3]
a) Kridalaksana, sosiolinguistik lazim didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari ciri dan
berbagai variasi bahasa, serta hubungan dia antara para bahasawan dengan fungsi variasi bahasa
itu di dalam masyarakat bahasa.
b) Fishman, sosiolinguistik adalah kajian tentang ciri khas variasi bahasa, fungsi-fungsi
variasi bahasa, dan pemakaian bahasa, karena ketiga unsur ini selalu berinteraksi, berubah, dan
saling mengubah satu sama lain dalam satu masyarakat tutur.
c) Booiji, mendefenisikan sosiolinguistik sebagai cabang linguistik yang mempelajari faktor-
faktor sosial yang berperan dalam pemakaian bahasa dan yang berperan dalam pergaulan.
d) Wikipedia, sosiolinguistik adalah kajian interdisipliner yang mempelajari pengaruh
budaya terhadap cara suatu bahasa digunakan. Dalam hal ini bahasa berhubungan erat dengan
masyarakat suatu wilayah sebagai subyek atau pelaku berbahasa sebagai alat komunikasi dan
interaksi antara kelompok yang satu dengan yang lain.
e) Tarigan, merangkum semua pendapat tentang sosiolinguistik sebagai cabang linguistik
yang memandang atau menempatkan kedududkan bahasa dalam hubungannya dengan pemakai
bahasa di dalam masyarakat, karena dalam kehidupan bermasyarakat manusia tidak lagi sebagai
individu melainkan sebagai masyarakat sosial. Oleh karena itu, segala sesuatu dilakukan manusia
dalam bertutur akan selalu dipengaruhi oleh situasi dan kondisi di sekitarnya.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulka bahwa sosiolinguistik adalah gabungan dua
disiplin ilmu, yakni sosiologi dan linguistisk yang didalamnya membahas tentang bahasa dalam
ranah kemasyarakatan, baik itu ciri khas variasi bahasa, fungsi-fungsinya, penerapannya, dan
lain sebagainya. Dengan ilmu inilah bisa diketahui tentang penerapan bahasa dalam lingkungan
sosial masyarakat.
2. Pengertian Psikolinguistik
a. Secara etimologi
Psikolinguistik terdiri dari kata psycho yang artinya jiwa dan “linguistics” yang artinya ilmu
bahasa.
c. Secara terminolongi
Psikolinguistik terbentuk dari kata psikologi yang artinya ilmu yang mempelajari pikiran, proses
mental dan emosi dari seseorang atau sekelompok orang.[4] Dan lingustik berarti ilmu bahasa.
Psikologi dan linguistik sama-sama meneliti bahasa sebagai objek formal. Hanya objek materi
keduanya yang berbeda, linguistik mengkaji struktur bahasa sedangkan psikologi mengkaji
prilaku berbahasa atau proses berbahasa.[5]
Para ahli mengemukakan beberapa defenisi psikolinguistik, di antaranya :
a) Psycholinguistics atau the psychology of language merupakan sebuah ilmu pengetahuan
yang membahas tentang proses-proses pemerolehan dan penggunaan bahasa ditinjau dari segi
psikologi (Nan Bernstein Ratner, dkk., 1998).
b) Pada umumnya psycholinguistics mempelajari tiga hal utama (Clark & Clark, 1977;
Tanenhaus, 1989):
- Comprehension : How people understand spoken and written language,
- speech production : How people produce language,
- Acquisition : How people learn language.
c) Wikipedia, Psycholinguistics didefenisikan sebagai sebuah ilmu pengetahuan yang
mempelajari faktor-faktor psikologi dan neurologi yang memungkinkan manusia untuk
memperoleh, menggunakan dan memahami bahasa.
d) Aitchison berpendapat bahwa psikolinguistik adalah studi tentang bahasa dan mind. Sejalan
dengan pendapat di atas Field mengemukakan psikolinguistik membahas hubungan antara otak
manusia denga bahasa.[6]
e) Levert, mengemukakan bahwa psikolinguistik adalah suatu studi mengenai penggunaan
dan perolehan bahasa oleh manusia, karena sebelum menggunakan bahasa, seorang pemakai
bahasa terlebih dahulu memperoleh bahasa.[7]
f) Dalam proses berbahasa terjadi proses memahami dan menghasilkan ujaran, berupa
kalimat-kalimat. Karena itu, Emmon Bach mengemukakan bahwa psikolinguistik adalah suatu
ilmu yang meneliti bagaimana sebenarnya para pembicara/pemakai bahasa membentuk/
membangun kalimat-kalimat tersebut.[8]
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa psikolinguistik adalah gabungan dua
disiplin ilmu, yakni psikologi dan linguistik yang di dalamnya menguraikan proses-proses
psikologi yang berlansung jika seseorang mengucapkan kalimat-kalimat yang didengarnya pada
waktu berkomunikasi dan bagaimana kemampuan bahasa diperoleh, serta proses mental yang
terjadi pada orang yang menggunakan bahasa, baik pada saat memproduksi atau memahami
ujaran. Jadi psikolinguistik itu adalah ilmu yang meneliti bagaimana para pengujar bahasa
membangun kalimat-kalimat bahasa tersebut.
2. Linguistik terapan ( ) علم اللغة التطبيقيyang terdiri dari beberapa subdisiplin ilmu, yaitu
Psycholinguistics ( )علم اللغة النفسي, Sociolinguistics ()علم اللغة االجتماعي, Computational ( علم اللغة
)اآللي الحاسوبي, Lexicography () صناعة المعاجم, Translatiaon ( ) علم الترجمة,[15] Languange Teaching
( ) تعليم اللغات, Languange Testing ( ) تصميم اختبارات اللغة, Literacy ( ) محو األمية, dan lainnya.[16]
Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa kedudukan dan posisi sosiolinguistik dan
psikolinguistik diantar cabang linguistik lainnya sebagai bagian dari linguistik terapan.
Linguistik merupakan bidang kajian yang menjadikan bahasa sebagai objek kajian. Linguistik
terbagi menjadi dua yaitu linguistik mikro yang mempelajari struktur internal bahasa dan
linguistik makro yang mempelajari struktur eksternal bahasa. Linguistik makro mengarahkan
kajiannya pada hubungan bahasa dengan faktor-faktor di luar bahasa karena bahasa merupakan
fenomena yang tidak dapat dilepaskan dari segala kegiatan manusia bermasyaraakat, sedangkan
kegiatan itu sangat luaas. Karena itu, cabang linguistik makro menjadi sangat banyak, salah satu
diantaranya adalah sosiolingustik. Sosiolinguistik terbagi dua bagian :
a. Mikro sosiolinguistik yang berhubungan dengan kelompok kecil, misalnya sistem tegur
sapa.
b. Makro sosiolinguistik yang berhubungan dengan masalah perilaku bahasa dan struktur
sosial.[17]
Setiap ilmu berdiri sendiri, namun dalam operasional tidak berdiri sendiri. Biasanya manusia
menyelesaikan sesuatu dengan menggunakan berbagai cabang ilmu. Dengan kata lain terdapat
hubungan suatu ilmu dengan ilmu yang lainnya.
2. Masalah-masalah psikolinguistik
Objek psikolinguistik adalah bahasa, tetapi bahasa yang berproses dalam jiwa manusia yang
tercermin dengan gejala jiwa. Dengan kata lain, bahasa yang dilihat dari aspek-aspek psikologi.
Orang yang sedang marah akan lain perwujudan bahasanya yang digunakan dengan orang yang
bergembira.[26] Ruang lingkup psikolinguistik mencoba memberikan bahasa dilihat dari aspek
psikologi dan sejauh yang dapat dipikirkan oleh manusia. Itu sebabnya topik-topik penting yang
menjadi lingkupan psikolinguistik adalah psikolinguistik teoritis, psikolinguistik perkembangan,
psikolinguistik sosial, psikolinguistik pendidikan, neuropsikolinguistik, psikolinguistik
eksperimental, psikolinguistik terapan.[27]
Adapun menurut Abdul Chaer masalah-masalah yang menjadi pokok bahasan psikolinguistik
adalah :[29]
a. Apakah sumbernya bahasa itu ? Apakah yang dimiliki oleh seseorang sehingga dia mampu
berbahasa ? Bahasa itu terdiri dari komponen-komponen apa saja ?
b. Bagaimana bahasa itu lahir dan mengapa dia harus lahir ? dimanakah bahasa itu berada dan
disimpan ?
c. Bagaimana bahasa pertama (bahasa ibu) diperoleh seorang anak ? bagaimana
perkembangan penguasaan bahasa itu ? bagaimana bahasa kedua itu dipelajari ? bagaimanakah
seseorang bisa menguasai dua, tiga atau banyak bahasa ?
d. Bagaimana proses penyusunan kalimat ? proses apakah yang terjadi di dalam otak waktu
berbahasa ?
e. Bagaimanakah bahasa itu tumbuh dan mati ? bagaimana proses terjadinya dialek ?
Bagaiman proses perubahan-perubahan dialek tersebut menjadi bahasa baru ?
f. Bagaimanakan hubungan bahasa dengan pikiran ? bagaimanakah pengaruh
kedwibahasaan / kemultibahasaan dengan pemikiran dan kecerdasan seseorang ?
g. Mengapa seseorang menderita penyakit / mendapat gangguan berbicara (seperti afasia), dan
bagaimana cara menyembuhkannya ?
h. Bagaiman bahasa itu harus diajarkan supaya hasilnya baik.
Dari uraian di atas penulis memahami, bahwa pada prinsipnya masalah-masalah pokok
psikolinguisti yang dikemukakan oleh Abdul Chaer sama dengan yang di ungkapkan oleh
Khalid A. Harras, namun Abdul Chaer lebih merincinya dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan
yang akan dijawab dalam kajian-kajian psikolingustik.
2. Manfaat psikolinguistik
Dewasa ini psikolinguistik lebih diarahkan untuk pendidikan bahasa. Psikolinguistik
dimanfaatkan untuk pengajaran bahasa. Pengajaran bahasa di sini diarahkan agar si terdidik
mahir berbahasa. Jadi tujuannya praktis, yakni agar si terdidik dapat menggunakan bahasa yang
diajarkan kepadanya. Peran psikolinguistik dalam pengajaran bahasa bukan saja berhubungan
dengan akuisisi bahasa, tetapi juga untuk kepentingan belajar bahasa pertama, bahasa kedua, dan
bahasa asing. Dewasa ini si terdidik bukan saja mempelajari satu bahasa tetapi harus diajarkan
bahasa yang bukan bahasa ibunya. Untuk mempelajari bahasa diperlukan gabungan teori
linguistik dan psikologi yang menjelma dalam subdisiplin linguistik yang disebut psikolinguistik.
Dengan adanya psikolinguistik diharapkan proses akuisisi bahasa lebih terungkap dan pengajaran
bahasa, baik bahasa ibu, bahasa kedua maupun bahasa asing lebih memenuhi harapan.[31]
III. Penutup
1. Kesimpulan
Sosiolinguistik adalah subdisiplin ilmu bahasa atau linguistik yang mempelajari bahasa dalam
hubungan pemakaiannya di masyarakat. Pengetahuan tentang sosiolinguistik dapat dimanfaatkan
dalam berkomunikasi atau berinteraksi. Sosiolinguistik memberi pedoman dalam berkomunikasi
dengan menunjukkan ragam bahasa atau gaya bahasa apa yang harus digunakan jika berhadapan
dengan orang-orang tertentu.
Psikolinguistik adalah subdisiplin ilmu bahasa atau linguistik yang mepelajari hubungan bahasa
dengan prilaku dan akal budi manusia. Dengan adanya pengetahuan psikolinguistik proses
akuisisi bahasa lebih terungkap dan lebih memenuhi harapan dalam pengajaran bahasa, baik
bahasa ibu, bahasa kedua maupun bahasa asing dengan memahami kejiwaan atau sikap mental
seseorang.
2. Saran
Penulis berharap dengan pembahasan dalam makalah ini yang terbatas analisisnya, sesuai dengan
kemampuan dan batasan yang diberikan, dapat memotifasi pembaca untuk lebih menelusuri dan
mendalami pemahaman tentang pemakaian tanda baca dalam penulisan karya ilmiyah.
DAFTAR PUSTAKA
[1] John M. Echols, Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama, 1976), h. 360
[2] Abdul Chaer dan Leonie Agustina, Sosiolinguistik Perkenalan Awal, ( Jakarta : Rineka Cipta,
2004), h. 2
[3] Henry Guntur Tarigan, Pengantar Kedwibahasaan Suatu Penelitian Kepustakaan, (Jakarta :
Depdikbud, Dirjen Dikti, 1989), h. 7
[4]Djalinus Syah, dkk., Kamus Pelajar Kata Serapan Bahasa Indonesia, ( Jakarta : Rineka Cipta,
1993), h. 172
[5]Abdul Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoritik, ( Jakarta : PT Rineka Cipta,tt), cet ke-2 h. 5
[6]Soejono Dardjowidjojo, Psikolinguistik Pengatar Pemahaman Bahasa Manusia, ( Jakarta :
Yayasan Obar Indonesia, 2005), h. 7
[7] Samsoenoewijati Marat, Psikolinguistik, ( Bandung: Fakultas Psikologi UNPAD., 1983), h.1
[8]Henry Guntur Tarigan, Psikolinguistik, ( Bandung : Angkasa, 1985), h. 3
[9]Abdul Chaer, Linguistik Umum, ( Jakarta : Rineka Cipta, 1994), h. 1
[10]Mansoer Pateda, Linguistik Sebuah Pengantar, Bandung : Angkasa, 1994), h. 45
[11]Abdul Majid Sayyid Ahmad Mansur, ‘Ilmu al-Lughah al-Nafsiy, (Riyadh : al-Mamlikah al-
Arabiyah al-Su’udiyah, 1402 H/1982 M), h. 9
[12]Mahmud Fahmiy Hijaziy, Madkhal ila ‘Ilmu al- Lughah, (Kairo : Dar al-Tsaqofah, 1978), h.
20
[13] Ibid., h. 9-10
[14] Abdul Aziz bin Ibrahim al-‘Ashiliy, Thoroiq Tadrisval-Lughah al-Arabiyah li al-Nathiqin bi
lughaat Ukhra, (Riyadh : Maktabah al-Malk Fahd al-Wathoniyah, 1423 H/2002 M), h. 15
[15]Ibid.
[16]Abdul Majid Sayyid Ahmad Mansur, Op. Cit., h. 11-12
[17]http://duniayeniernawati.blogspot.com/2011/05/pengantar-sosiolinguistik.html
[18]http://lilinpendidikan.blogspot.com/2011/07/sejarah-dan -cakupan-kajian.html
[19] Soejono Dardjowidjojo. Op. Cit., h. 2
[20] Ibid., h.3
[21]Ibid., h. 3-5
[22]Ibid., h. 6-7
[23]http:/duniayeiernawati.blogspot.com., Op. Cit.
[24]Soejono Dardjowidjojo, Op. Cit., h. 228-229
[25]http://fathurrokhmacenter.wordpress.com/sosiolinguistik
[26] Mansoer Pateda, Aspek-aspek Linguistik, (Yokyakarta : Nusa Indah, 1990), h. 18-19
[27] Kholid A. Harras dan Andika Dutha Bachari, Dasar-dasar Psikolinguistik, (Jakarta : FPBS
dan UPI Press, 2009), h. 5-6
[28]Soenjono Darjowadjojo, Op. Cit., h. 7
[29] Abdul Chaer, Op.Cit.h. 8-9
[30] http:/duniayeiernawati.blogspot.com., Op. Cit.
[31] http ://verniruing.blogspot.com/
[32]Soejono Dardjowidjojo, Op. Cit., h. 16
[33] Abdul Chaer, Op. Cit., h. 15-16
[34]Ibid.
[35]Mansoer Pateda, Op. Cit., h. 49-50
Berbagi
Posting Email