Anda di halaman 1dari 6

TUGAS SOSIOLINGUISTIK BAHASA BALI

Oleh :
Kadek Indah Purnama Apsari (2018.II.2.0009)

Dosen :
Dr. Anak Agung Gde Alit Geria, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DAN DAERAH


FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAERAH BALI
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PGRI BALI 2019
Pertemuan ke : 5 ( 8 April 2020 )

Soal :
1. Apa pengertian dan ruang lingkup ilmu sosiolinguistik ?
2. Sebutkan manfaat dan tujuan dari ilmu sosiolinguistuk ?
3. Hal-hal apa saja yang dikaji oleh ilmu sosiolinguistik ?
4. Jelaskan latar belakang terbentuknya ilmu sosiolinguistik ?
5. Bagaimana metode penelitian yang digunakan ilmu sosiolinguistik dalam pengkajian ?

Jawaban :
1. -Sosiolinguistik terdiri dari kata sosiologi dan linguistik. Sosiologi adalah bidang kajian
yang objektif dan ilmiah mengenai manusia dan proses sosialnya. Linguistik adalah
bidang kajian yang menjadikan bahasa sebagai objeknya. Jadi, sosiolinguistik adalah
bidang ilmu yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa itu di
dalam masyarakat. Sosiolinguistik mengkaji bahasa sebagai alat komunikasi atau
interaksi antara kelompok/masyarakat satu dengan lainnya.
Secara etimologis, sosiolinguistik berasal dari kata sosiologi dan linguistik. Sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari struktur dan proses-proses social. Sementara itu,
linguistik adalah disiplin yang mempelajari struktur bahasa tanpa mengkaji konteks
sosial tempat struktur itu dipelajari atau digunakan. Jadi, sosiolinguistik adalah cabang
linguistik yang mempelajari dan membahas aspek-aspek kemasyarakatan bahasa,
khususnya perbedaan-perbedaan yang terdapat di dalam bahasa yang berkaitan dengan
faktor-faktor kemasyarakatan.

-Ruang lingkup sosiolinguistik terbagi menjadi dua macam, yaitu Sosiolinguistik Mikro
dan Sosiolinguistik Makro yaitu sebagai berikut :
 Sosiolinguistik Mikro Yakni ruang lingkup sosiolinguistik yang berhubungan
dengan kelompok kecil. Titik pusat pengkajian mikro sosiolinguistik adalah
tingkah ujar (speech act) (Sharle, 1965) yang terjadi di dalam kelompok-
kelompok primair menurut sosiolog, dan tingkah ujar itu dimodofikasi oleh
variabel-variabel seperti status keakraban (intimasi), pertalian keluarga, sikap,
dan tujuan antara tiap anggota kelompok. Kebanyakan variabel linguistik
digolongkan ke dalam kelompok yang umumnya disebut register (Crystal dan
Davi, 1969) dan bukan dalam kelompok dialek, yaitu variabel yang diakibatkan
oleh penggunaan bahasa oleh individu dalam situasi tertentu yang diamati, dan
bukan pula variasi yang diakibatkan oleh karakteristik yang relatif permanen
pada diri si pemakai bahasa seperti umur, pendidikan, kelas sosial dan
seterusnya.
 Sosiolinguistik Makro Yakni ruang lingkup sosiolinguistik yang berhubungan
dengan masalah prilaku bahasa dan struktur sosial. Kajian intinya adalah:
komunikasi antar kelompok, barangkali di dalam konteks satu kelompok
masyarakat, misalnya tentang penggunaan bahasa ibu dan bahasa lokal oleh
kelompok-kelompok linguistik minoritas.

2. Manfaat sosiolinguistik sangat banyak karena bahasa sebagai objek kajiannya


merupakan alat komunikasi verbal manusia yang mempunyai aturan – aturan tertentu.
Manfaat dari pengetahuan sosiolinguistik dalam berkomunikasi, antara lain :
 Memberikan pedoman kepada kita dalam berkomunikasi dengan menunjukkan
bahasa, ragam bahasa, atau gaya bahasa apa yang kita gunakan jika kita
berbicara dengan orang tertentu, dan di tempat – tempat tertentu pula.
 Dalam pengajaran, sosiolinguistik bermanfaat dalam menjelaskan penggunaan
bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa dan kaidah social bahasa.
 Sosiolinguistik juga dapat memberi sumbangan dalam mengatasi ketegangan
politik akibat persoalan pemilihan bahasa nasional di negara – negara
multilingual.
Sosiolinguistik mempunyai Tujuan yang luas dan inter disipliner, yaitu memadukan
struktur linguistik dan sosial dalam bentuk teori yang bisa menyatukan linguistik dengan
ilmu-ilmu kemanusiaan melalui kajian tentang bentuk bahasa yang dipakai di dalam
konteks kehidupan sosial. (Abd. Syukur, 1995:47). Dari penjelasan diatas, sudah sangat
jelas bahwa sosiolinguistik berusaha menyatukan antara linguistik dan sosiologi yang
tujuan adalah agar kita dapat menerapkan dan menggunakan bahasa sesuai dengan
masyarakat tertentu, dengan ragam bahasa tertentu dan prilaku bahasa.
Tujuan kita mempelajari sosiolinguistik, agar kita dapat memahami lebih jauh tentang
pemakaian bahasa, keanekaragaman bahasa karena diversifikasi pemakai bahasa dan
tingkat sosial pemakai bahasa, sikap berbahasa, serta loyalitas keutuhan bahasa. Dengan
mempelajari sosiolinguistik, selain untuk menambah wawasan kita dalam linguistik juga
dapat menumbuhkan kesadaran berbahasa yang baik dan menjaga uniformitas bahasa.

3. Hal-hal apa saja yang dikaji oleh ilmu sosiolinguistik yaitu :

 Identitas sosial penutur


 Identitas sosial dari pendengar yang terlibat
 Lingkungan sosial tempat peristiwa tutur
 Analisis sinkronik dan diakronik dari dialek – dialek sosial
 Penilaian sosial yang berbeda oleh penutur terhadap perilaku bentuk – bentuk ujaran
 Tingkatan variasi dan ragam linguistic dan
 Penerapan praktis dari penelitian sosiolinguistik.
Masalah utama yang dibahas atau dikaji dalam sosiolingustik, antara lain :
 Mengkaji bahasa dalam konteks social dan kebudayaan
 Menghubungkan faktor-faktor kebahasaan, ciri-ciri, dan ragam bahasa dengan
situasiserta faktor- faktor social dan budaya
 Mengkaji fungsi-fungsi social dan penggunaan bahasa dalam masyarakat
Kajian sosiolingustik cenderung berfokus pada variasi bahasa yang hadir ditengah-tengah
masyarakat karena adanya stratifikasi social oleh masyarakat.

4. Latar Belakang terbentuknya ilmu sosiolinguistik

Cabang linguistik makro menjadi sangat banyak salah satu diantaranya adalah
sosiolinguistik.
Istilah sosiolinguistik ini muncul pada tahun 1952 dalam karya Haver C. Currie yang
merupakan gabungan dari kata sosiologi dan linguistik. Sosiologi adalah kajian yang
objektif dan ilmiah mengenai manusia dalam masyarakat dan mengenai lembaga –
lembaga serta proses sosial yang terjadi dalam masyarakat. Sedangkan linguistik adalah
ilmu bahasa atau bidang yang menjadikan bahasa sebagai objek kajian. Sebagai objek
dalam sosiolinguistik, bahasa tidak dilihat atau didekati sebagai bahasa melainkan dilihat
dan didekati sebagai sarana interaksi atau komunikasi di dalam masyarakat manusia
(Chaer, 2004: 3).
 Sosiolinguistik adalah ilmu tata bahasa yang digunakan di dalam interaksi sosial;
cabang linguistik tentang hubungan dan saling pengaruh antara perilaku bahasa
dan perilaku sosial (KBBI, 2008 : 1332).
 Sosiolinguistik adalah bidang ilmu antardisiplin yang mempelajari bahasa dalam
kaitannya dengan penggunaan bahasa itu di dalam masyarakat (Chaer, 2004:2).
 Menurut sejumlah ahli (Wardaugh, 1986, Holmes, 1995) sosiolinguistik adalah
cabang ilmu bahasa yang berusaha menerangkan korelasi anatar perwujudan
struktur atau elemen bahasa dengan faktor – faktor sosiokultural pertuturannya…
(Dalam Wijana, 2010: 11).

 Kridalaksana mengatakan :”Sosiolinguistik yaitu cabang linguistik yang


berusaha untuk menjelaskan ciri – ciri variasi bahasa dan menetapkan korelasi
ciri – ciri variasi bahasa tersebut dengan ciri – ciri sosial (dalam Pateda, 1987: 2).

Sosiolinguitik lahir karena ketidakpuasan ahli bahasa terhadap linguistik struktural yang
hanya mengkaji bahasa dari segi strukturalnya dengan mengabaikan faktor sosial dalam
analisisnya.
Secara etimologis, sosiolinguistik berasal dari kata sosiologi dan linguistik. Sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari struktur dan proses-proses social. Sementara itu,
linguistik adalah disiplin yang mempelajari struktur bahasa tanpa mengkaji konteks
sosial tempat struktur itu dipelajari atau digunakan. Jadi, sosiolinguistik adalah cabang
linguistik yang mempelajari dan membahas aspek-aspek kemasyarakatan bahasa,
khususnya perbedaan-perbedaan yang terdapat di dalam bahasa yang berkaitan dengan
faktor-faktor kemasyarakatan.
Menurut Fishman, sosiolinguistik adalah ilmu yang membahas hubungan antara
pemakaian bahasa dan perilaku sosial. Fishman memformulasikan sosiolinguistik adalah
“siapa berkata apa”. Sementara itu, formulasi Labov adalah “mengapa seseorang
mengatakan sesuatu.
Wardhaugh mendefinisikan sosiolinguitik adalah ilmu yang mengkaji bahasa
dalam hubungannya dengan faktor-faktor sosial yang hidup di dalam masyarakat
penuturnya.
Soetomo memberi definisi sosiolinguistik sebagai ilmu yang membicarakan
bentuk-bentuk serta perubahan bahasa dikaitkan dengan fungsi sosialnya di dalam
masyarakat pemakainya. Lebih lanjut ia membedakan dengan istilah sosiologi bahasa.
Berdasarkan objek kajiannya kedua ilmu tersebut berbeda. Objek kajian
sosiolinguistik adalah bahasa, sementara itu, objek kajian sosiologi bahasa adalah
manusia sebagai anggota masyarakat yang berinteraksi satu degan yang lain lewat
bahasa.

5. Metode yang digunakan ilmu sosiolinguistik dalam pengkajian,


Metode linguistik dalam sosiolinguistik digunakan untuk memberikan atau
mendeskripsikan bentuk-bentuk bahasa beserta unsur-unsurnya. Bentuk dan unsur
bahasa diperikan menggunakan metode analisis linguistik dan digambarkan dengan
tanda-tanda fonetik atau fonemik.
Metode sosiologi dengan pengamatan atau observasi dan pengumpulan data
melalui wawancara atau kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data di masyarakat.
Analisis untuk mendapatkan pola-pola umum dalam tindak berbahasa dapat
menggunakan metode statistik dari sosiologi.
Objek kajian sosiolinguistik dapat diteliti berdasarkan pada tiga langkah, yaitu
penyediaan data, analisis data, dan penyajian hasil analisis.
Ada prinsip yang wajib diingat dalam konteks penelitian sosiolinguistik, yaitu
bahwa aspek luar bahasa sangat signifikan menjelaskan atau dijelaskan oleh bahasa itu
sendiri. Artinya, konsep dasar kajian sosiolinguistik adalah konsep korelasi. Yang
dilakukan peneliti di bidang ini adalah mengkorelasikan bahasa dengan aspek sosial
(sosial budaya masyarakat). Seorang peneliti dalam bidang sosiolinguistik harus dapat
membedakan bahasa sebagaimana adanya (deskriptif) dan bahasa sebagaimana
seharusnya (preskriptif atau sering pula disebut normatif). Dalam studi sosiolinguistik
jelas bahwa bahasa harus diteliti sebagaimana adanya. Oleh karena itu, bahan atau data
linguistik yang diperoleh harus bersifat alamiah (naturally occuring language), tidak
boleh dibuat-buat (contrived).
Ada dua metode penyediaan data yaitu metode observasi dan metode wawancara
Metode observasi (dalam literatur metodologi penelitian linguistik di Indonesia) disebut
metode simak, sedangkan metode wawancara disebut metode cakap (lih. Sudaryanto,
1993).
Metode observasi adalah metode penelitian yang dilakukan dengan cara
mengamati objek kajian dalam konteksnya. Misalnya, seorang peneliti sedang meneliti
pemakaian peribahasa, maka ia harus mengumpulkan peribahasa itu bersama dengan
teks-teks lain yang menyertainya, para pemakai peribahasa itu, dan juga unsur-unsur
nonverbal lain yang melatarinya, termasuk unsur prakondisi atau aspek sosial dan
budaya. Pemakaian metode observasi dengan bahan teks sebagai acuan disebut
penelitian kepustakaan (library research), sedangkan metode observasi dengan bahan
teks dengan konteks yang lebih luas disebut penelitian lapangan (field research).
Dalam praktik pelaksanaan observasi ini, peneliti bisa melakukan pengamatan dengan
cara terlibat langsung, dan bisa pula dengan cara tidak terlibat langsung. Observasi
terlibat langsung ini sering dinamai metode observasi partisipasi atau metode observasi
berperan serta, sedangkan observasi tidak terlibat langsung dikenal pula sebagai metode
observasi nonpartisipasi atau metode observasi tidak berperan serta.
Metode wawancara adalah metode penyediaan data dengan cara tanya jawab
antara peneliti dengan informan secara langsung.
Metode analisis dalam kajian sosiolinguistik ini dapat dibagi ke dalam dua jenis,
pertama, metode korelasi atau metode pemadanan, yakni metode yang berkaitan dengan
pengkorelasian objek bahasa secara eksternal dengan unsur nonbahasa, dan kedua,
metode operasi atau metode distribusi, yakni metode yang berkaitan dengan
pembedahan, pengolahan, atau pengotak-atikan teks verbal secara internal.
Metode korelasi adalah metode analisis yang menjelaskan objek kajian dalam
hubungannya dengan konteks situasi atau konteks sosial budaya.
Metode operasi atau metode distribusi adalah metode analisis yang menguraikan
unsur-unsur substansial objek kajian dan mendistribusikannya dengan unsur-unsur
verbal lainnya untuk mendapatkan pola, aturan atau kaidah yang berhubungan dengan
konteks situasi dan sosial budayanya.

Anda mungkin juga menyukai