Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

LAPORAN BAB 1 PENDAHULUAN

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Sosiolinguistik

Dosen Pengampu : Dr. Ramli, M. Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 4
Thifal Humaira (2106102010026)
Ummairah (2106102010082)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….. i

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………….. 1

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………….. 1

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………………. 1

1.3 Tujuan ………………………………………………………………………………... 1

BAB II RANGKUMAN ………………………………………………………………… 2

2.1 Pengertian Sosiolinguistik …………………………………………………………… 2

2.2 Masalah-Masalah Sosiolinguistik ……………………………………………………. 3

2.3 Kegunaan Sosiolinguistik ……………………………………………………………. 4

BAB III PEMBAHASAN ………………………………………………………………. 6

3.1 Pengertian Sosiolinguistik …………………………………………………………… 6

3.2 Masalah-Masalah Sosiolinguistik …………………………………………………… 7

3.3 Kegunaan Sosiolinguistik ………………………………………………………….. 8

3.4 Objek Kajian Sosiolinguistik ………………………………………………………. 9

3.5 Variasi Bahasa ……………………………………………………………… ……...10

BAB IV PENUTUP …………………………………………………………………...12

4.1 Kesimpulan …………………………………………………………………………12

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………….13

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam studi linguistik, bidang kajian yang mempelajari berbagai variasi bahasa yang

berkaitan dengan fungsi pemakaiannya disebut sosiolinguistik. Sosiolinguistik merupakan

bidang ilmu antardisiplin yang memiliki ragam kajian antara sosiologi dan linguistik. Sebagai

cabang linguistik, sosiolinguistik memandang kedudukan bahasa di dalam masyarakat karena

dalam manusia disebut sebagai masyarakat sosial. Menurut Nababan (1991:2), sosiolinguistik

merupakan ilmu yang mempelajari dan membahas aspek kemasyarakatan bahasa, khususnya

perbedaan variasi yang terdapat dalam bahasa yang berkaitan dengan faktor kemasyarakatan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan sosiolinguistik?

2. Apa saja masalah-masalah yang ada di dalam sosiolinguistik?

3. Bagaimana kegunaan sosiolinguistik di dalam kehidupan bermasyarakat?

4. Apa saja objek kajian yang ada di dalam sosiolinguistik?

5. Bagaimana bentuk variasi bahasa yang ada di dalam sosiolinguistik?

1.3 Tujuan Masalah

Makalah ini bertujuan untuk memberi penjelasan mengenai definisi dari sosiolinguistik,

masalah-masalah dalam sosiolinguistik, kegunaan sosiolinguistik di dalam kehidupan

masyarakat, objek kajian apa saja yang ada di dalam sosiolinguistik, dan mengetahui variasi

bahasa yang ada di dalam sosiolinguistik.

1
BAB II

RANGKUMAN

2.1 Pengertian Sosiolinguistik

Sosiolinguistik terdiri dari dua bidang ilmu yang berbeda, yaitu sosiologi dan linguistik.

Sosiologi merupakan kajian yang objektif dan ilmiah mengenai manusia di dalam masyarakat,

mengenai lembaga-lembaga dan proses sosial yang ada di dalam masyarakat, sedangkan

linguistik merupakan bidang ilmu yang mempelajari bahasa atau bidang ilmu yang

mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa

sosiolinguistik merupakan bidang ilmu antardisiplin antara sosiologi dan linguistik, dua

bidang ilmu empiris yang mempunyai keterkaitan sangat erat, yang mempelajari bahasa

dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa itu di dalam masyarakat.

Sebagai objek dalam sosiolinguistik, bahasa tidak dilihat sebagai bahasa, sebagaimana

yang dilakukan oleh linguistik umum, melainkan dilihat sebagai sarana interaksi atau

komunikasi di dalam masyarakat. Oleh karena itu, rumusan mengenai sosiolinguistik yang

diberikan oleh para pakar tidak terlepas dari persoalan hubungan bahasa dengan kegiatan-

kegiatan kemasyarakatan. Sosiolinguistik lazim didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari

ciri dan pelbagai variasi bahasa serta hubungan di antara para bahasawan dengan ciri fungsi

variasi bahasa itu di dalam suatu masyarakat bahasa. (Kridalaksana, 1978:94).

Selain istilah sosiolingustik, ada juga istilah lain yang digunakan yaitu istilah sosiologi

bahasa. Istilah sosiolinguistik digunakan dalam penelitian di bidang linguistik, sedangkan

istilah sosiologi bahasa digunakan dalam penelitian di bidang sosiologi. (Nababan, 1984:3,

2
juga Bright, 1992: vol 4:9). J. A. Fishman mengatakan bahwa kajian sosiolinguistik bersifat

kualitatif, sedangkan kajian sosiologi bahasa bersifat kuantitatif. Sosiolinguistik berhubungan

dengan perincian-perincian penggunaan bahasa yang sebenarnya, sedangkan sosiologi bahasa

berhubungan dengan faktor sosial yang saling timbal balik dengan bahasa atau dialek.

2.2 Masalah Sosiolinguistik

Konferensi sosiolinguistik pertama yang berlangsung di University of California, Los

Angeles, pada tahun 1964 telah merumuskan adanya tujuh dimensi yang menjadi masalah

dalam sosiolinguistik, yaitu :

1. Identitas sosial dari penutur dapat diketahui dari pertanyaan apa dan siapa penutur tersebut

serta bagaimana hubungannya dengan lawan tuturnya. Identitas penutur dapat berupa

anggota keluarga, teman karib, guru, murid, tetangga, orang yang dituakan, dan

sebagainya. Identitas penutur dapat mempengaruhi pilihan kode dalam bertutur.

2. Identitas sosial dari pendengar juga harus dilihat dari pihak penutur. Identitas penutur juga

dapat berupa anggota keluarga, teman karib, guru, murid, tetangga, orang yang dituakan,

dan sebagainya. Identitas pendengar juga akan mempengaruhi pilihan kode dalam

bertutur.

3. Lingkungan sosial tempat terjadi peristiwa tutur dapat juga mempengaruhi pilihan kode

dan gaya dalam bertutur, seperti di perpustakaan tidak boleh berbicara dengan keras atau

di ruangan yang berisik harus berbicara dengan keras supaya dapat didengar oleh lawan

bicara.

4. Analisis sikronik dan diakronik dari dialek-dialek sosial berupa deskripsi pola-pola dialek-

dialek sosial, baik yang berlaku pada masa tertentu atau yang berlaku pada masa yang

3
tidak terbatas. Dialek sosial ini digunakan para penutur sehubungan dengan kedudukan

mereka sebagai anggota kelas-kelas sosial tertentu di dalam masyarakat.

5. Setiap penutur tentunya mempunyai kelas sosial tertentu di dalam masyarakat.

Berdasarkan kelas sosialnya, seseorang memiliki penilaian tersendiri yang tentunya sama.

Jika berbeda, maka tidak terlalu jauh dari kelas sosialnya terhadap bentuk-bentuk perilaku

ujaran yang berlangsung.

6. Sehubungan dengan heterogennya anggota suatu masyarakat, adanya berbagai fungsi

sosial dan politik bahasa, serta adanya tingkatan kesempurnaan kode, maka bahasa yang

menjadi alat komunikasi manusia sangat bervariasi. Setiap variasi dialek, variasi, atau

ragam mempunyai fungsi sosialnya masing-masing.

7. Penerapan praktis dari penelitian sosiolinguistik merupakan topik yang membicarakan

kegunaan penelitian sosiolinguistik untuk mengatasi masalah praktis dalam masyarakat.

2.3 Kegunaan Sosiolinguistik

Kegunaan sosiolinguistik bagi kehidupan sangat banyak karena bahasa sebagai alat

komunikasi verbal manusia tentunya memiliki aturan-aturan tertentu. Dalam penggunaannya,

sosiolinguistik memberikan pengetahuan bagaimana cara menggunakan bahasa dalam aspek

atau segi sosial tertentu, seperti yang dirumuskan oleh Fishman (1967:15) bahwa persoalan

dalam sosiolinguistik adalah “who speak, what language, to whom, when, and to what end.”

Pengetahuan sosiolinguistik dapat dimanfaatkan dalam berkomunikasi atau berinteraksi.

Sosiolinguistik akan memberikan pedoman dalam berkomunikasi dengan menunjukkan

bahasa serta ragam atau gaya bahasa apa yang harus digunakan jika sedang berbicara dengan

orang tertentu.

4
Sosiolinguistik memiliki peranan besar dalam pengajaran bahasa di sekolah. Kajian

bahasa secara internal akan menghasilkan perian-perian bahasa secara objektif deskriptif

dalam wujud berbentuk buku tata bahasa. Kajian internal yang dilakukan secara deskriptif

akan menghasilkan buku tata bahasa deskriptif, sedangkan kajian internal yang dilakukan

secara normatif akan menghasilkan buku tata bahasa normatif. Kedua buku tata bahasa

memiliki perbedaan dalam hasil perian yang jika digunakan dalam penggunaan bahasa akan

memiliki persoalan yang berbeda. Buku-buku tata bahasa biasanya hanya menyajikan kaidah-

kaidah bahasa tanpa mengaitkannya dengan kaidah penggunaan bahasa maupun kaidah sosial.

Di negara-negara multilingual seperti Indonesia muncul masalah-masalah politis

sehubungan dengan pemilihan bahasa untuk keperluan menjalankan administrasi kenegaran

dan pembinaan bahasa. Indonesia dapat menyelesaikan masalah pemilihan bahasa nasional,

bahasa negara, dan bahasa resmi dengan baik, yaitu dengan memilih bahasa Melayu, yang

menjadi lingua franca dan tersebar luas di seluruh Nusantara, meskipun jumlah penutur

aslinya jauh lebih sedikit daripada penutur bahasa Sunda maupun bahasa Jawa. Tidak ada

ketegangan politik dan bentrokan fisik karena semua menyadari bahwa secara sosiolinguistik

bahasa Melayu memiliki peranan yang lebih memungkinkan sebagai bahasa persatuan dan

bahasa resmi di Indonesia.

5
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Sosiolinguistik

Sosiologi mempelajari perihal struktural sosial, organisasi kemasyarakatan, hubungan

antaranggota masyarakat, dan tingkah laku masyarakat. Untuk mempelajari hal-hal tersebut,

diperlukan data yang melibatkan banyak anggota masyarakat. Sosiolinguistik dan sosiologi

menggunakan metode kuantitatif dalam kajiannya dan menggunakan metode deskriptif dalam

pengolahan data. Dalam mengumpulkan data, sosiolinguistik dan sosiologi menggunakan

metode wawancara, rekaman, pengumpulan dokumen, dan sebagainya. Sosiologi tidak

membahas bahasa secara mendalam mengenai variasi bahasa yang digunakan dalam

hubungan antar anggota masyarakat yang satu dengan anggota masyarakat. Variasi bahasa

itulah yang menjadi salah satu objek sosiolinguistik. Dapat disimpulkan bahwa sosiologi

mempelajari segala sesuatu tentang masyarakat yang menyinggung bahasa di dalamnya,

sedangkan sosiolingustik mempelajari bahasa dan variasinya dalam masyarakat.

Linguistik mempelajari tentang struktur bahasa yang mencakup bidang fonologi,

morfologi, sintaksis, dan wacana. Linguistik memiliki pandangan monolitik terhadap bahasa

yang menganggap bahasa sebagai sistem yang tunggal. Linguistik melihat bahasa sebagai

sistem yang tertutup yaitu suatu sistem yang berdiri sendiri dan tidak berkaitan dengan

struktur masyarakat. Bahasa dianggap sebagai sistem yang komponennya bersifat homogen.

Sosiolinguistik tidak mengakui konsep monolitik karena menganggap setiap bahasa memiliki

sejumlah variasi bahasa. Sosiolinguistik juga melihat bahasa sebagai sistem yang berkaitan

6
dengan struktur masyarakat serta sebagai sistem yang terlepas dari ciri-ciri sang penutur.

Linguistik berfokus pada struktur dan bunyi bahasa sebagai sistemnya dan menggunakan data

tutur verbal, sedangkan sosiolinguistik berfokus pada fungsi bahasa dalam penggunaannya

dan mencari serta menganalisis data verbal, nonverbal, dan nonlinguistik. Dapat disimpulkan

bahwa linguistik melihat bahasa sebagai sistem yang tertutup, monolitik, tunggal, dan

homogen serta mengutamakan pemerian terhadap struktur dan bunyi bahasa, sedangkan

sosiolinguistik melihat bahasa sebagai sistem yang terbuka juga menitikberatkan pada fungsi

bahasa dan makna bahasa secara sosial.

3.2 Masalah-Masalah Sosiolinguistik

Masalah-masalah yang akan dikaji dalam sosiolinguistik adalah:

1. Setiap penutur bahasa memiliki ciri khas yang berbeda dalam menggunakan bahasa yang

disebut idiolek. Idiolek-idiolek tersebut dikelompokkan menjadi satu kumpulan yang

disebut dialek. Dialek merujuk pada semua perbedaan antara variasi bahasa yang satu

dengan yang lain dan mencakup penggunaan tata bahasa, kosakata, maupun aspek ucapan.

2. Masyarakat bahasa adalah sekelompok orang yang merasa menggunakan bahasa yang

sama (Chaer, 1994:60). Masyarakat bahasa bisa melewati batas provinsi, batas negara,

bahkan juga batas benua.

3. Kedwibahasaan (bilingualisme) mengacu kepada pemakaian bahasa lebih dari satu bahasa

oleh seseorang, kelompok atau negara. Dalam konsep kedwibahasaan tercakup konsep

kemultibahasaan (multilingualisme) dalam skala kecil yang menyangkut individu atau

kelompok kecil dan dalam skala besar yang menyangkut masyarakat atau negara.

7
4. Penggunaan bahasa dari berbagai dialek dan variasi bahasa menimbulkan permasalahan

yaitu bagaimana menggunakan bahasa itu dalam masyarakat. Hymes mengatakan bahwa

penggunaan bahasa dalam berkomunikasi harus memperhatikan delapan unsur yang

diakronimkan menjadi SPEAKING. (Chaer, 1994:63), yaitu : (1) Setting and Scene

(tempat dan waktu terjadinya percakapan), (2) Participants (seseorang yang terlibat dalam

percakapan), (3) Ends (maksud dan hasil dari percakapan), (4) Act Sequences (bentuk dan

isi percakapan), (5) Key (cara dan usaha dalam melakukan percakapan), (6)

Instrumentalities (berjalannya percakapan), (7) Norms (perilaku seseorang dalam

melakukan percakapan), dan (8) Genres (ragam bahasa yang digunakan).

5. Perencanaan bahasa merupakan salah satu bentuk kerangka perencanaan bahasa yang

dilakukan oleh institusi pemerintah atau institusi swasta. Menurut Moeliono (1985:3),

beberapa permasalahan yang ada di dalam perencanaan bahasa yaitu: (1) masalah yang

berkenaan dengan kedudukan atau status bahasa, (2) masalah sistem atau kode bahasa,

dan (3) masalah yang menyangkut pemakaian bahasa oleh warga masyarakat.

6. Menurut Masinambouw (1985), bahasa dan kebudayaan merupakan dua sistem yang

melekat pada manusia karena kebudayaan merupakan sistem yang mengatur interaksi

manusia, sedangkan bahasa atau kebudayaan merupakan sistem yang berfungsi sebagai

sarana keberlangsungan sarana itu (via Chaer, 1995 : 217-218).

3.3 Kegunaan Sosiolinguistik

Dalam pembelajaran bahasa, sosiolinguistik membantu guru ataupun peserta didik dalam

menggambarkan keadaan berbahasa dan variasi bahasa di lingkungan sekolah karena hadirnya

pola-pola masyarakat dalam penggunaan bahasa. Sosiolinguistik juga membantu guru untuk

8
menentukan pembelajaran bahasa yang baik dan benar sehingga pembelajaran bahasa di

sekolah tidak terlepas dari keikutsertaan sosiolinguistik. Kegunaan lainnya sosiolinguistik

dalam kehidupan manusia adalah:

1. Sosiolinguistik memberikan gambaran mengenai keadaan sosial suatu masyarakat

yang berkaitan dengan bahasa yang digunakannya.

2. Sosiolinguistik digunakan dalam mendeskripsikan adanya variasi-variasi dalam

msayarakat tertentu.

3. Sosiolinguistik membantu dalam menentukan atau memilih variasi bahasa apa yang

akan digunakan sesuai dengan situasi dan fungsinya.

3.4 Objek Kajian Sosiolinguistik

Objek kajian sosiolinguistik secara umum adalah penggunaan bahasa dalam kehidupan

sosial karena bahasa selalu digunakan oleh manusia dalam interaksi sosialnya. Hal yang

menjadi objek kajian sosiolinguistik adalah:

1. Dalam menggunakan bahasa untuk berinteraksi, masyarakat bahasa membentuk

masyarakat tutur dalam peristiwa tutur dengan menggunakan tuturan.

2. Saat masyarakat bahasa berinteraksi dengan masyarakat bahasa lainnya akan terjadi

kontak sosial, kontak budaya, dan kontak bahasa. Dalam kontak bahasa kebanyakan orang

mampu menggunakan dua bahasa (bilingualisme) atau lebih (multilingualisme) yang

menyebabkan terjadinya interfensi, intergrasi, alih kode, dan campur kode.

3. Identitas sosial berperan penting dalam penggunaan bahasa. Identitas sosial yang berbeda

membuat masyarakat menggunakan bahasa yang berbeda-beda pula.

9
4. Bahasa yang digunakan masyarakat akan beragam seiring dengan beragamnya

masyarakat. Ragam bahasa dapat didasarkan pada perbedaan individu (idiolek), perbedaan

daerah asal (dialek), perbedaan masyarakat (sosiolek), perbedaan keahlian (fungsiolek),

dan perbedaan waktu (kronolek).

5. Sosiolinguistik mengkaji politik bahasa serta hal-hal yang berkenaan dengan politik

bahasa dan mengkaji pergeseran, perubahan, pemertahanan, dan pendidikan bahasa.

6. Sosiolinguistik memandang bahasa sebagai sistem komunikasi, sistem sosial, dan bagian

dari masyarakat dan kebudayaan tertentu. Sosiolinguistik menganggap bahasa sebagai

gejala sosial karena pemakaian bahasa merupakan ungkapan pikiran dan perasaan yang

dipengaruhi oleh faktor sosial dan faktor situasional.

3.5 Variasi Bahasa

Menurut Kridalaksana dalam E. Kosasih (2005), variasi bahasa merupakan variasi bahasa

menurut pemakaiannya yang berbeda-beda, menurut topik yang dibicarakan, menurut

hubungan pembicara, kawan bicara, dan menurut medium pembicaraan. Variasi bahasa dalam

suatu masyarakat yang berbeda-beda yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi suatu

masyarakat tertentu. Variasi bahasa dikelompokkan ke dalam beberapa bagian, yaitu:

1. Variasi bahasa dari segi penuturnya adalah:

a. Idiolek, yaitu variasi bahasa dari perseorangan yang berkaitan dengan warna suara,

pilihan kata, gaya bahasa, susunan kalimat, dan sebagainya.

b. Dialek, yaitu variasi bahasa dari sekelompok penutur dalam jumlah relatif yang

menempati suatu wilayah tertentu.

c. Kronolek, yaitu variasi bahasa dari suatu kelompok sosial pada masa tertentu.

10
d. Sosiolek, yaitu variasi bahasa yang berkenaan dengan status sosial, golongan, dan

kelas sosial penuturnya.

2. Variasi bahasa dari segi pemakainya adalah:

a. variasi bahasa jurnalistik, yaitu variasi bahasa yang bersifat sederhana, komunikatif,

dan ringkas.

b. variasi bahasa militer, yaitu variasi bahasa yang bersifat tegas sejalan dengan

kehidupan kemiliteran yang disiplin dan instruksi.

c. variasi bahas ilmiah, yaitu variasi bahasa yang bersifat lugas, jelas, dan bebas dari

kebingungan serta metafora dan idiom.

d. variasi bahas register, yaitu variasi bahasa yang berkaitan dengan penggunaannya.

3. Variasi bahasa dari segi keformalannya adalah:

a. variasi bahasa beku, yaitu variasi bahasa yang paling formal dan paling resmi,

digunakan dalam situasi-situasi khidmat dan upacara resmi.

b. variasi bahasa formal, yaitu variasi bahasa yang digunakan dalam situasi resmi.

c. variasi bahasa usaha, yaitu variasi bahasa yang digunakan dalam pembicaraan biasa

atau pembicaraan yang berorientasi kepada hasil atau produksi.

d. variasi bahasa santai, yaitu variasi bahasa yang digunakan dalam kegiatan yang

bersifat santai.

e. variasi bahasa akrab, yaitu variasi bahasa yang digunakan oleh para penutur yang

hubungannya sudah akrab.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik merupakan bidang ilmu

antardisiplin antara sosiologi dan linguistik yang mempelajari tentang bahasa dalam kaitannya

dengan penutur bahasa itu sebagai anggota masyarakat. Manusia menggunakan bahasa dalam

beinteraksi dengan orang lain yang menjadikan bahasa berperan penting dalam membangun

komunikasi. Bahasa dapat berbentuk lisan, tulisan, maupun isyarat serta menjadi ciri dari

setiap orang yang mengujarkannya.

Sosiolinguistik menghasilkan kegunaan dan penggunaan bahasa dalam segala kegiatan

manusia di dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kajian sosiolinguistik, bahasa tidak dilihat

sebagai bahasa, melainkan dilihat sebagai sarana interaksi dan komunikasi di dalam

masyarakat. Sosiolinguistik mempelajari tentang aspek-aspek kemasyarakatan bahasa,

terkhususnya variasi bahasa yang berkaitan dengan segi kemasyarakatan. Di dalam

sosiolinguistik, penggunaan bahasa dipengaruhi oleh masyarakat tutur, situasi tutur, peristiwa

tutur, peristiwa kebahasaan bilingualisme dan multilingualisme, identitas sosial, dan hal

kebahasaan. Sosiolingustik juga mempelajari masalah-masalah kebahasaan yang ada di dalam

masyarakat seperti dialek, perencanaan bahasa, bahasa dan kebudayaan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2014. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka

Cipta.

Sumarsono. 2007. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

MA, Sultan. 2021. Sosiolinguistik (Sebuah Pendekatan dalam pembelajaran bahasa Arab).

Mataram: Sanabil.

Jazeri, Mohamad. 2017. Sosiolinguistik: Ontologi, Epistemologi & Aksiologi. Tulungangung:

Akademia Pustaka.

Wartiningsih, Agus. 2011. Sosiolinguistik sebagai Ilmu Antardisipliner. Jurnal Cakrawala

Kependidikan, 9(1).

Trihandayani, Rista dan Anwar, Mifthulkahirah. 2022. Peran Sosiolinguistik dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah. Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan

Seni, 10(2), 245-255.

Herisetyanti, Trisnanurlita., Henny Suharyati., dan Sari Rejeki. (2019). Ragam Bahasa dalam

Komponen Tutur. Media Bahasa, Sastra, dan Budaya Wahana, 25(2), 1-15.

Paramita, Nurhapsari P. 2017. Implementasi Pendekatan Sosiolinguistik dalam Pembelajaran

Bahasa Arab. AL-MANAR: Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam, 6(2), 163-192.

Mujib, Ahmad. 2009. Hubungan Bahasa dan Kebudayaan (Perspektif

Sosiolinguistik). Adabiyyāt: Jurnal Bahasa dan Sastra, 8(1), 141-154.

Abdurrahman, A. (2008). Sosiolinguistik: Teori, peran, dan fungsinya terhadap kajian bahasa

sastra. Lingua: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra, 3(1).

13

Anda mungkin juga menyukai