Disusun Oleh:
Kelompok 4
Thifal Humaira (2106102010026)
Ummairah (2106102010082)
i
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam studi linguistik, bidang kajian yang mempelajari berbagai variasi bahasa yang
bidang ilmu antardisiplin yang memiliki ragam kajian antara sosiologi dan linguistik. Sebagai
dalam manusia disebut sebagai masyarakat sosial. Menurut Nababan (1991:2), sosiolinguistik
merupakan ilmu yang mempelajari dan membahas aspek kemasyarakatan bahasa, khususnya
perbedaan variasi yang terdapat dalam bahasa yang berkaitan dengan faktor kemasyarakatan.
Makalah ini bertujuan untuk memberi penjelasan mengenai definisi dari sosiolinguistik,
masyarakat, objek kajian apa saja yang ada di dalam sosiolinguistik, dan mengetahui variasi
1
BAB II
RANGKUMAN
Sosiolinguistik terdiri dari dua bidang ilmu yang berbeda, yaitu sosiologi dan linguistik.
Sosiologi merupakan kajian yang objektif dan ilmiah mengenai manusia di dalam masyarakat,
mengenai lembaga-lembaga dan proses sosial yang ada di dalam masyarakat, sedangkan
linguistik merupakan bidang ilmu yang mempelajari bahasa atau bidang ilmu yang
mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
sosiolinguistik merupakan bidang ilmu antardisiplin antara sosiologi dan linguistik, dua
bidang ilmu empiris yang mempunyai keterkaitan sangat erat, yang mempelajari bahasa
Sebagai objek dalam sosiolinguistik, bahasa tidak dilihat sebagai bahasa, sebagaimana
yang dilakukan oleh linguistik umum, melainkan dilihat sebagai sarana interaksi atau
komunikasi di dalam masyarakat. Oleh karena itu, rumusan mengenai sosiolinguistik yang
diberikan oleh para pakar tidak terlepas dari persoalan hubungan bahasa dengan kegiatan-
ciri dan pelbagai variasi bahasa serta hubungan di antara para bahasawan dengan ciri fungsi
Selain istilah sosiolingustik, ada juga istilah lain yang digunakan yaitu istilah sosiologi
istilah sosiologi bahasa digunakan dalam penelitian di bidang sosiologi. (Nababan, 1984:3,
2
juga Bright, 1992: vol 4:9). J. A. Fishman mengatakan bahwa kajian sosiolinguistik bersifat
berhubungan dengan faktor sosial yang saling timbal balik dengan bahasa atau dialek.
Angeles, pada tahun 1964 telah merumuskan adanya tujuh dimensi yang menjadi masalah
1. Identitas sosial dari penutur dapat diketahui dari pertanyaan apa dan siapa penutur tersebut
serta bagaimana hubungannya dengan lawan tuturnya. Identitas penutur dapat berupa
anggota keluarga, teman karib, guru, murid, tetangga, orang yang dituakan, dan
2. Identitas sosial dari pendengar juga harus dilihat dari pihak penutur. Identitas penutur juga
dapat berupa anggota keluarga, teman karib, guru, murid, tetangga, orang yang dituakan,
dan sebagainya. Identitas pendengar juga akan mempengaruhi pilihan kode dalam
bertutur.
3. Lingkungan sosial tempat terjadi peristiwa tutur dapat juga mempengaruhi pilihan kode
dan gaya dalam bertutur, seperti di perpustakaan tidak boleh berbicara dengan keras atau
di ruangan yang berisik harus berbicara dengan keras supaya dapat didengar oleh lawan
bicara.
4. Analisis sikronik dan diakronik dari dialek-dialek sosial berupa deskripsi pola-pola dialek-
dialek sosial, baik yang berlaku pada masa tertentu atau yang berlaku pada masa yang
3
tidak terbatas. Dialek sosial ini digunakan para penutur sehubungan dengan kedudukan
Berdasarkan kelas sosialnya, seseorang memiliki penilaian tersendiri yang tentunya sama.
Jika berbeda, maka tidak terlalu jauh dari kelas sosialnya terhadap bentuk-bentuk perilaku
sosial dan politik bahasa, serta adanya tingkatan kesempurnaan kode, maka bahasa yang
menjadi alat komunikasi manusia sangat bervariasi. Setiap variasi dialek, variasi, atau
Kegunaan sosiolinguistik bagi kehidupan sangat banyak karena bahasa sebagai alat
atau segi sosial tertentu, seperti yang dirumuskan oleh Fishman (1967:15) bahwa persoalan
dalam sosiolinguistik adalah “who speak, what language, to whom, when, and to what end.”
bahasa serta ragam atau gaya bahasa apa yang harus digunakan jika sedang berbicara dengan
orang tertentu.
4
Sosiolinguistik memiliki peranan besar dalam pengajaran bahasa di sekolah. Kajian
bahasa secara internal akan menghasilkan perian-perian bahasa secara objektif deskriptif
dalam wujud berbentuk buku tata bahasa. Kajian internal yang dilakukan secara deskriptif
akan menghasilkan buku tata bahasa deskriptif, sedangkan kajian internal yang dilakukan
secara normatif akan menghasilkan buku tata bahasa normatif. Kedua buku tata bahasa
memiliki perbedaan dalam hasil perian yang jika digunakan dalam penggunaan bahasa akan
memiliki persoalan yang berbeda. Buku-buku tata bahasa biasanya hanya menyajikan kaidah-
kaidah bahasa tanpa mengaitkannya dengan kaidah penggunaan bahasa maupun kaidah sosial.
dan pembinaan bahasa. Indonesia dapat menyelesaikan masalah pemilihan bahasa nasional,
bahasa negara, dan bahasa resmi dengan baik, yaitu dengan memilih bahasa Melayu, yang
menjadi lingua franca dan tersebar luas di seluruh Nusantara, meskipun jumlah penutur
aslinya jauh lebih sedikit daripada penutur bahasa Sunda maupun bahasa Jawa. Tidak ada
ketegangan politik dan bentrokan fisik karena semua menyadari bahwa secara sosiolinguistik
bahasa Melayu memiliki peranan yang lebih memungkinkan sebagai bahasa persatuan dan
5
BAB III
PEMBAHASAN
antaranggota masyarakat, dan tingkah laku masyarakat. Untuk mempelajari hal-hal tersebut,
diperlukan data yang melibatkan banyak anggota masyarakat. Sosiolinguistik dan sosiologi
menggunakan metode kuantitatif dalam kajiannya dan menggunakan metode deskriptif dalam
membahas bahasa secara mendalam mengenai variasi bahasa yang digunakan dalam
hubungan antar anggota masyarakat yang satu dengan anggota masyarakat. Variasi bahasa
itulah yang menjadi salah satu objek sosiolinguistik. Dapat disimpulkan bahwa sosiologi
morfologi, sintaksis, dan wacana. Linguistik memiliki pandangan monolitik terhadap bahasa
yang menganggap bahasa sebagai sistem yang tunggal. Linguistik melihat bahasa sebagai
sistem yang tertutup yaitu suatu sistem yang berdiri sendiri dan tidak berkaitan dengan
struktur masyarakat. Bahasa dianggap sebagai sistem yang komponennya bersifat homogen.
Sosiolinguistik tidak mengakui konsep monolitik karena menganggap setiap bahasa memiliki
sejumlah variasi bahasa. Sosiolinguistik juga melihat bahasa sebagai sistem yang berkaitan
6
dengan struktur masyarakat serta sebagai sistem yang terlepas dari ciri-ciri sang penutur.
Linguistik berfokus pada struktur dan bunyi bahasa sebagai sistemnya dan menggunakan data
tutur verbal, sedangkan sosiolinguistik berfokus pada fungsi bahasa dalam penggunaannya
dan mencari serta menganalisis data verbal, nonverbal, dan nonlinguistik. Dapat disimpulkan
bahwa linguistik melihat bahasa sebagai sistem yang tertutup, monolitik, tunggal, dan
homogen serta mengutamakan pemerian terhadap struktur dan bunyi bahasa, sedangkan
sosiolinguistik melihat bahasa sebagai sistem yang terbuka juga menitikberatkan pada fungsi
1. Setiap penutur bahasa memiliki ciri khas yang berbeda dalam menggunakan bahasa yang
disebut dialek. Dialek merujuk pada semua perbedaan antara variasi bahasa yang satu
dengan yang lain dan mencakup penggunaan tata bahasa, kosakata, maupun aspek ucapan.
2. Masyarakat bahasa adalah sekelompok orang yang merasa menggunakan bahasa yang
sama (Chaer, 1994:60). Masyarakat bahasa bisa melewati batas provinsi, batas negara,
3. Kedwibahasaan (bilingualisme) mengacu kepada pemakaian bahasa lebih dari satu bahasa
oleh seseorang, kelompok atau negara. Dalam konsep kedwibahasaan tercakup konsep
kelompok kecil dan dalam skala besar yang menyangkut masyarakat atau negara.
7
4. Penggunaan bahasa dari berbagai dialek dan variasi bahasa menimbulkan permasalahan
yaitu bagaimana menggunakan bahasa itu dalam masyarakat. Hymes mengatakan bahwa
diakronimkan menjadi SPEAKING. (Chaer, 1994:63), yaitu : (1) Setting and Scene
(tempat dan waktu terjadinya percakapan), (2) Participants (seseorang yang terlibat dalam
percakapan), (3) Ends (maksud dan hasil dari percakapan), (4) Act Sequences (bentuk dan
isi percakapan), (5) Key (cara dan usaha dalam melakukan percakapan), (6)
5. Perencanaan bahasa merupakan salah satu bentuk kerangka perencanaan bahasa yang
dilakukan oleh institusi pemerintah atau institusi swasta. Menurut Moeliono (1985:3),
beberapa permasalahan yang ada di dalam perencanaan bahasa yaitu: (1) masalah yang
berkenaan dengan kedudukan atau status bahasa, (2) masalah sistem atau kode bahasa,
dan (3) masalah yang menyangkut pemakaian bahasa oleh warga masyarakat.
6. Menurut Masinambouw (1985), bahasa dan kebudayaan merupakan dua sistem yang
melekat pada manusia karena kebudayaan merupakan sistem yang mengatur interaksi
manusia, sedangkan bahasa atau kebudayaan merupakan sistem yang berfungsi sebagai
Dalam pembelajaran bahasa, sosiolinguistik membantu guru ataupun peserta didik dalam
menggambarkan keadaan berbahasa dan variasi bahasa di lingkungan sekolah karena hadirnya
pola-pola masyarakat dalam penggunaan bahasa. Sosiolinguistik juga membantu guru untuk
8
menentukan pembelajaran bahasa yang baik dan benar sehingga pembelajaran bahasa di
msayarakat tertentu.
3. Sosiolinguistik membantu dalam menentukan atau memilih variasi bahasa apa yang
Objek kajian sosiolinguistik secara umum adalah penggunaan bahasa dalam kehidupan
sosial karena bahasa selalu digunakan oleh manusia dalam interaksi sosialnya. Hal yang
2. Saat masyarakat bahasa berinteraksi dengan masyarakat bahasa lainnya akan terjadi
kontak sosial, kontak budaya, dan kontak bahasa. Dalam kontak bahasa kebanyakan orang
3. Identitas sosial berperan penting dalam penggunaan bahasa. Identitas sosial yang berbeda
9
4. Bahasa yang digunakan masyarakat akan beragam seiring dengan beragamnya
masyarakat. Ragam bahasa dapat didasarkan pada perbedaan individu (idiolek), perbedaan
5. Sosiolinguistik mengkaji politik bahasa serta hal-hal yang berkenaan dengan politik
6. Sosiolinguistik memandang bahasa sebagai sistem komunikasi, sistem sosial, dan bagian
gejala sosial karena pemakaian bahasa merupakan ungkapan pikiran dan perasaan yang
Menurut Kridalaksana dalam E. Kosasih (2005), variasi bahasa merupakan variasi bahasa
hubungan pembicara, kawan bicara, dan menurut medium pembicaraan. Variasi bahasa dalam
suatu masyarakat yang berbeda-beda yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi suatu
a. Idiolek, yaitu variasi bahasa dari perseorangan yang berkaitan dengan warna suara,
b. Dialek, yaitu variasi bahasa dari sekelompok penutur dalam jumlah relatif yang
c. Kronolek, yaitu variasi bahasa dari suatu kelompok sosial pada masa tertentu.
10
d. Sosiolek, yaitu variasi bahasa yang berkenaan dengan status sosial, golongan, dan
a. variasi bahasa jurnalistik, yaitu variasi bahasa yang bersifat sederhana, komunikatif,
dan ringkas.
b. variasi bahasa militer, yaitu variasi bahasa yang bersifat tegas sejalan dengan
c. variasi bahas ilmiah, yaitu variasi bahasa yang bersifat lugas, jelas, dan bebas dari
d. variasi bahas register, yaitu variasi bahasa yang berkaitan dengan penggunaannya.
a. variasi bahasa beku, yaitu variasi bahasa yang paling formal dan paling resmi,
b. variasi bahasa formal, yaitu variasi bahasa yang digunakan dalam situasi resmi.
c. variasi bahasa usaha, yaitu variasi bahasa yang digunakan dalam pembicaraan biasa
d. variasi bahasa santai, yaitu variasi bahasa yang digunakan dalam kegiatan yang
bersifat santai.
e. variasi bahasa akrab, yaitu variasi bahasa yang digunakan oleh para penutur yang
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik merupakan bidang ilmu
antardisiplin antara sosiologi dan linguistik yang mempelajari tentang bahasa dalam kaitannya
dengan penutur bahasa itu sebagai anggota masyarakat. Manusia menggunakan bahasa dalam
beinteraksi dengan orang lain yang menjadikan bahasa berperan penting dalam membangun
komunikasi. Bahasa dapat berbentuk lisan, tulisan, maupun isyarat serta menjadi ciri dari
manusia di dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kajian sosiolinguistik, bahasa tidak dilihat
sebagai bahasa, melainkan dilihat sebagai sarana interaksi dan komunikasi di dalam
sosiolinguistik, penggunaan bahasa dipengaruhi oleh masyarakat tutur, situasi tutur, peristiwa
tutur, peristiwa kebahasaan bilingualisme dan multilingualisme, identitas sosial, dan hal
12
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2014. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka
Cipta.
MA, Sultan. 2021. Sosiolinguistik (Sebuah Pendekatan dalam pembelajaran bahasa Arab).
Mataram: Sanabil.
Akademia Pustaka.
Kependidikan, 9(1).
Seni, 10(2), 245-255.
Herisetyanti, Trisnanurlita., Henny Suharyati., dan Sari Rejeki. (2019). Ragam Bahasa dalam
Abdurrahman, A. (2008). Sosiolinguistik: Teori, peran, dan fungsinya terhadap kajian bahasa
13