Anda di halaman 1dari 17

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM

As’ad Sulthon Al Hanif

Pascasarjana IAIN Kediri

Asadshan03@gmail.com

Abstak

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan peran guru dalam pengembangan


kurikulum dalam lembaga pendidikan. Adapun pendidikan dalam masa ke masa
sering mengalami perubahan suasana pembelajaran karena perubahan model
kurikulum yang terlalu agresif dari tahun ke tahun. Hal ini menyebabkan
keterlambatan terhadap pemahaman guru sendiri terhadap kurikulum yang baru
lounching, sedangkan ada beberapa sekolah yang terlambat mengikuti perubahan
karena faktor-faktor tertentu misal seperti, akses terhadap informasi yang
terlambat, kurangnya kecakapan kepala sekolah dalam menanggapi perubahan,
dan lain sebagainya. Oleh karena demikian perlu dipahami bagi para kepala
sekolah yakni apa saja tugas yang harus diemban dan bagaimana cara
mengembangkan kurikulum di lembaganya masing-masing yang dipimpin.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Sumber data pada
penelitian kali ini adalah berupa karya ilmiyah seperti buku-buku, journal, artikel,
dan lain sebagainya. Pada penelitian kali ini peneliti akan memaparkan data hasil
berupa apa saja tugas atau usaha-usaha kepala sekolah untuk mengembangkan
kurikulum.

Keywords: kepala sekolah, kurikulum, pengembangan.

Abstract

This research aims to explain the role of teachers in curriculum development in


educational institutions. Education over time often experiences changes in the
learning atmosphere due to changes in curriculum models that are too aggressive
from year to year. This causes delays in teachers' own understanding of the newly
launched curriculum, while there are several schools that are late in following the
changes due to certain factors, for example, late access to information, lack of
skills of school principals in responding to changes, and so on. Therefore, it is
necessary for school principals to understand what tasks they must carry out and
how to develop the curriculum in the respective institutions they lead. This
research uses descriptive qualitative methods. The data sources in this research are
scientific works such as books, journals, articles, and so on. In this study, the
researcher will present the resulting data in the form of the school principal's
duties or efforts to develop the curriculum.

Keywords: school principal, curriculum, development.

‫خالصة‬
‫يهدف هذا البحث إلى توض**يح دور المعلمين في تط**وير المن**اهج في المؤسس**ات‬
‫ غالًب ا م**ا يواج**ه التعليم بم**رور ال**وقت تغ**يرات في ج**و التعلم بس**بب‬.‫التعليمي**ة‬
‫التغييرات في نماذج المناهج الدراس*ية ال*تي تك*ون ش*ديدة العدواني*ة من س*نة إلى‬
‫ في حين‬،‫ مما يتسبب في تأخر فهم المعلمين للمناهج التي تم إطالقها حديثا‬.‫أخرى‬
،‫أن هناك العديد من المدارس تتأخر في متابع**ة التغي**يرات بس**بب عوام**ل معين**ة‬
‫ ونقص مه*ارات م*ديري‬،‫ التأخر في الوص*ول إلى المعلوم*ات‬،‫على سبيل المثال‬
‫ من الضروري‬،‫ ولذلك‬.‫ وما إلى ذلك وهلم جرا‬،‫المدارس في االستجابة للتغيرات‬
‫لمديري الم**دارس أن يفهم**وا المه**ام ال**تي يجب عليهم القي**ام به**ا وكيفي**ة تط**وير‬
‫ يس**تخدم ه**ذا البحث‬.‫المن**اهج الدراس**ية في المؤسس**ات المعني**ة ال**تي يقودونه**ا‬
‫ مصادر البيانات في هذا البحث هي المصنفات العلمية‬.‫األساليب النوعية الوصفية‬
‫ وفي ه**ذه الدراس**ة س**يقدم الب**احث‬.‫مثل الكتب والمجالت والمقاالت وما إلى ذلك‬
.‫البيانات الناتجة في شكل واجبات مدير المدرسة أو جهوده في تطوير المنهج‬
.‫ التطوير‬،‫ المنهج‬،‫ مدير المدرسة‬:‫الكلمات المفتاحية‬
A. Pendahuluan
Kepala ataupun pemimpin dalam suatu ekosistem menentukan bagaimana
identitas dan corak karakter ekosistem tersebut. Maka dalam mengemban tanggung jawab
sebagai pemimpin seseorang harus memenuhi kriteria dan kemampuan tertentu. Karena
setiap pengambilan keputusan dari seorang pemimpin akan menentukan bagaimana
berkembangnya atau merosotnya peradaban pada suatu ekosistem tertentu. Pemimpin
adalah cerminan pengikutnya. Pada umunya seorang pemimpin akan memberikan contoh
tidak langsung kepada pengikutnya melewati kebiasaan yang dilakukan, contoh anak
yang cenderung meniru sosok ayahnya, adik yang cenderung meniru sosok kakaknya,
dan lain sebagainya.
Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa, “kullukum raa’in, wa kullukum mas’uulun
‘an ra’iyyatihi”, yang artinya, “setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin
akan dimintai pertanggungjawaban dengan apa yang ia pimpin” (HR. Bukhari wa
Muslim).1 Setiap dari kita adalah pemimpin yaitu dalam memimpin jiwa dan raga kita
sendiri untuk selalu mengarahkan perbuatan kita dari menjauhi perbuatan munkar dan
1
An-Nawawi, Riyadlu Al-Shalihin, Ibnu Katsir:Beirut, 2007, Cet. 1 hal. 112
keji dan terus menghiasi aktivitas dengan perbuatan sholeh dan penuh keimanan kepada
sang Khaliq. Dalam memimpin diri sendiri saja kita dianjurkan untuk selalu
bertanggungjawab, apalagi dalam memimpin suatu kabilah tertentu seperti kota, provinsi,
dan negara yang menaungi banyak rakyat yang mengharuskan seorang pemimpin mampu
bertanggungjawab atas semua rakyatnya.
Dalam kamus bahas Indonesia “kepala sekolah” adalah orang yang memimpin
suatu sekolah.2 Setiap sekolah pastinya memiliki kepala atupun pimpinan yang mengatur
alur kegiatan sekolah dan memberikan teladan kepada guru maupun muridnya.
Dari uraian sebelumnya, dapat dikatakan tugas seorang kepala sekolah tidak
hanya mengajar namun juga mengemban amanah sebagai pejabat tertinggi dalam
lingkungan sekolah. Kehadiran kepala sekolah harus memberikan pencerahan,
pembelajaran, dan suri teladan bagi guru maupun murid. Oleh karena itu, kepala sekolah
memiliki tugas tertentu yang vital dalam mengembangkan integritas sekolahan. Salah
satu cara mengembangkan integritas sekolah adalah mengembangkan dan
memaksimalkan kurikulum yang diterapkan dalam sekolah.
Ralp Tyler (1949) mendefinisikan kurikulum sebagai semua pelajaran pelajaran
murid yang direncanakan dan dilakukan oleh pihak sekolah untuk mencapai tujuan-tujuan
pendidikannya. E. Eisner (1979) mengatakan bahwa dengan kurikulum kita
mengartikannya dengan pengalaman-pengalaman yang ditawarkan kepada murid di
bawah petunjuk dan bimbingan sekolah. A. Glattorn (1987) mendefinisikan kurikulum
ialah rencana-rencana itu dibuat untuk membimbing dalam belajar disekolah biasanya
meliputi dokumen, level secara umum, dan aktualisasi dari rencana-rencana itu dikelas,
sebagai pengalaman murid yang telah dicatat dan ditulis oleh seorang ahli, pengalaman-
pengalaman tersebut ditempatkan dalam lingkungan belajar yang juga mempengaruhi apa
yang dipelajari.3

Sedangkan pengertian secara semantik kurikulum dikelompokkan menjadi tiga


yaitu:

1. Kurikulum secara Tradisional mata pelajaran yang diajarkan di sekolah atau bidang
studi.
2. Kurikulum secara Modern semua pengalaman aktual yang dimiliki siswa di bawah
pengaruh sekolah, sementara bidang studi adalah bagian kecil dari program
kurikulum secara keseluruhan.
3. Kurikulum masa Kini strategi yang digunakan untuk mengadaptasikan pewarisan
kultural dalam mencapai tujuan di sekolah.4

2
“Kepala sekolah”, KBBI daring, 2016, diakses 13 Okt 2023 dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kepala
%20sekolah
3
Anim Nurhayati, 2010, Inovasi Kurikulum; Telaah terhadap Pengembangan Kurikulum Pendidikan Pesantren
(Yogyakarta: Teras). Hlm, 4
4
Husaini Usman, 2008, Manajemen; Teori Praktik dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara. Hlm, 35.
Sedangkan menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. 5 Kurikulum memegang peran
yang sangat signifikan dalam pengembangan pembelajaran sekolah. Semakin banyak
tercapainya tujuan pembelajaran yang kurikulum buat, maka seharusnya semakin bagus
pemahaman siswa terhadap pembelajaran yang disampaikan. Maka kurikulum merupakan
alat yang paling penting dalam keberhasilan suatu pendidikan, tanpa adanya kurikulum
yang baik dan tepat maka akan kesulitan dalam mencapai tujuan dan sasaran pendidikan
baik formal, informal, maupun non formal.
Dalam pengembangan kurikulum memerlukan beberapa konten penting untuk
menunjangnya baik dari dalam sekolah maupun dari luar sekolah. Baik dari kalangan
guru, fasilitas sekolah, para wali murid dan lain sebagainya. Kepala sekolah memiliki
peran tertentu dalam menyeimbangkan konten-konten penunjang bagi perkembangan
kurikulum di sekolah. Maka pada penelitian kali ini, peneliti akan membahas dua pokok
pembahasan:
1. Apa saja peran kepala sekolah dalam sekolah?
2. Apa saja peran kepala sekolah dalam pengembangan kurikulum sekolah?

B. Pembahasan
1. Peran kepala sekolah dalam sekolah

Fungsi dan tugas kepala sekolah yang diatur dengan Kemendikbud No. 0489/U/
1992 dan Kemendikbud No. 054/U/1993 menyebutkan bahwa seorang kepala sekolah
mempunyai tugas:

a. Menyelenggarakan kegiatan pendidikan

b. Membina kesiswaan

c. Melaksanakan bimbingan dan penilaian bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya

d. Menyelenggarakan administrasi sekolah

e. Merencanakan pengembangan, pendayagunaan dan pemeliharaan sarana prasarana

f. Dan melaksanakan hubungan sekolah dengan lingkungan, orang tua dan masyarakat.

Kepala sekolah dalam jabatannya berfungsi sebagai Edukator, Manajer,


Administrator, Supervisor. Namun kepala sekolah di bidang manajer memiliki tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut:

5
UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Surabaya, PT Nasional
a. Kepala sekolah bekerja dengan dan melalui orang lain, pengertian orang lain tidak
hanya guru, staf, siswa dan orang tua siswa, melainkan termasuk atasan kepala sekolah,
para kepala sekolah lain serta pihak-pihak yang berhubungan dan bekerjasama.

b. Kepala sekolah bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan, keberhasilan dan


kegagalan bawahan merupakan cerminan langsung keberhasilan atau kegagalan kepala
sekolah.

c. Dengan waktu dan sumber yang terbatas kepala sekolah harus mampu menghadapi
berbagai persoalan, dengan segala keterbatasan kepala sekolah harus dapat mengatur
pemberian tugas secara tepat.

d. Kepala sekolah harus berfikir secara analistik dan konseptual, fungsi ini berarti kepala
sekolah harus dapat memecahkan persoalan melaui suatu analisis, kemudian
menyelesaikan persoalan dengan solusi yang feasible.

e. Kepala sekolah sebagai juru penengah, dalam lingkungan sekolah sebagai suatu
organisasi yang didalamnya terdapat manusia-manusia yang mempunyai latar belakang
yang berbedabeda, pendidikan dan latar belakng sosial yang berbeda sehingga
memungkinkan terjaadinya perselisihan, maka apabila terjadi perelisihan kepala sekolah
harus turun tangan sebagai pelerai atau penengah.

f. Kepala sekolah sebagai seorang politisi, sebagai seorang politisi, berarti bahwa kepala
sekolah harus selalu berusaha meningkatkan tujuan organisasi serta mengembangkan
program jauh ke depan.

g. Kepala sekolah adalah seorang diplomat, dalam peranan sebagai diplomat dalam
berbagai macam pertemuan kepala sekolah adalah wakil resmi dari sekolah yang
dipimpinnya.

Dricker yang dikutip Made Pidarta mengemukakan tugas kepala sekolah masa
depan adalah (1) menangani organisasi berdasarkan tujuan (2) Mengambil resiko yang
lebih besar dan untuk waktu yang lebih panjang, sebab ia memutuskan sendiri altematife-
altematif pemecahan masalah serta kontrolnya,(3) dapat membuat keputusan strategi (4)
dapat membangun teori yang terintegrasi atau terpadu, (5) dapat mengkomunikasikan
informasi secara jelas dan cepat, (6) dapat melihat organisani sebagai keseluruhan dan
mengintegrasikan fungsi-fungsinya, dan (7) dapat menghubungkan hasil kerjanya dengan
organisasi dan lingkungan serta menemukan hal-hal yang berarti sebagai bahan
pengambilan keputusan dan tindakan.6

Kinerja kepala sekolah dalam hal ini harus ditunjukkan dengan membuat langkah-
langkah agar tujuan bisa tercapai dengan efektif dan efisien. Sehubungan dengan hal ini

6
Made Pidarta. Manajemen Pendidikan Indonesia (Jakarta: Rineka Cipta , 2004) h. 235
kepala sekolah yang efektif dalam pelaksanaan otonomi sekolah dapat dilihat dengan
kriteria sebagai berikut:

1. Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan


baik, lancar dan produktif.

2. Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

3. Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat


melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan sekolah dan pendidikan

4. Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan


guru dan pegawai lain di sekolah

5. Bekerja dengan tim manajemen

6. Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan ketentuan sekolah
yang telah ditetapkan.7

Kepemimpinan Kepala Sekolah Efektif dalam Perspektif Pendidikan Islam


memberikan kesan yang baik kepada anak buahnya. Kepala sekolah memahami,
menghayati, dan melaksanakan perannya sebagai manajer (mengkoordinasi dan
menyerasikan sumberdaya untuk mencapai tujuan), pemimpin (memobilisasi dan
memberdayakan sumberdaya manusia), pendidik (mengajak untuk berubah),
wirausahawan (membuat sesuatu bisa teijadi), penyelia (mengarahkan, membimbing dan
memberi contoh), pencipta iklim kerja (membuat situasi kehidupan), pengurus atau
administrator (mengadminitrasi), pembaharu (memberi nilai tambah), regulator
(membuat aturan-aturan sekolah), dan pembangkit motivasi (menyemangatkan).8

Menurut Wahjosumidjo, kepemimpinan kepala sekolah terdiri dari:

a) Kepemimpinan yang berorientasi pada tugas (struktur initiating) yang meliputi:


 Mengutamakan pencapaian tujuan
 Menilai pelaksanaan tugas bawahan
 Menetapkan batas-batas waktu pelaksanaan tugas
 Menetapkan standar tertentu terhadap tugas bawahan
 Memberi petunjuk kepada bawahan
 Melakukan pengawasan secara ketat terhadap proses pelaksanaan tugas
b) Kepemimpinan yang berorientasi pada hubungan manusia yang meliputi:
 Melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan
 Bersikap bersahabat
7
Siti Julaiha, Konsep Kepemimpinan Kepala Sekolah, ta’lim wa tarbiyah: jurnal pendidikan dan pembelajaran, IAIN
Samarinda, vol. 6 (3), 2019, hal. 56
8
Ibid, hal. 57
 Membina hubungan
 Membina hubungan kerja sama yang baik
 Memberikan dukungan terhadap bawahan
 Menghargai ide atau gagasan
 Memberikan kepercayaan terhadap bawahan9

Kepala sekolah sebagai konduktor dalam lingkungan sekolah yang bertanggung


jawab atas terciptanya situasi yang kondusif untuk kegiatan belajar dan mengajar. Baik
dari sisi guru maupun sisi siswa, sehingga tercipta keadaan yang tenang dan damai ketika
pelaksaan kegiatan belajar dan mengaja. Selain itu kepala sekolah juga dituntut untuk
bekerja sama dengan bawahannya yaitu dari golongan guru, staf TU, dan pak Kebon.

Keterampilan Kepala Sekolah

Kepala sekolah sebagai pengelola pendidikan bertanggung jawab terhadap


keberhasilan penyelenggaraaan pendidikan dengan cara melaksanakan administrasi
sekolah dengan seluruh substansinya. Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan
setidaknya harus memiliki kompetensi dasar manajerial, yaitu :

a. Keterampilan Teknis (Technical Skill)

Keterampilan yang berhubungan dengan pengetahuan, metode dan teknik tertentu


dalam menyelesaikan suatu tugas. Dalam praktiknya keterlibatan seorang pemimpin
dalam setiap bentuk technical skill disesuaikan dengan tingkatan pemimpin tersebut.

b. Keterampilan Manusiawi (Human Skill)

Keterampilan ini merupakan ketrampilan yang menunjukkan kemampuan seorang


pemimpin dalam bekerja melalui orang lain secara efektif dan dapat bekerjasama. Selain
dapat bekerjasama ketrampilan ini juga sangat menentukan seorang pemimpin karena
dari ketrampilan ini akan kelihatan perlakuan seorang pemimpin terhadap bawahannya
lewat cara berintraksi dan berkomunikasi.

c. Keterampilan Konseptual (Conceptual)

Keterampilan terakhir ini menunjukkan kemampuan seorang pemimpin dalam


berfikir seperti menganalisa suatu masalah, memutuskan dan memcahkan masalah
dengan baik. Agar dapat menearapkan ketarmpilan ini seorang pemimpin dituntut
memiliki pemahaman yang utuh atau secar holistik dan totalitas terhadap organisasi.
Tujuannya agar seorang pemimpin dapat bertindak sejalan dengan tujuan oragnisasi.10

9
Wajosumidjo, kepemimpinan kepala sekolah, Raja grafindo persada:Jakarta, 2008, hal. 102
10
Siti Julaiha, Konsep Kepemimpinan Kepala Sekolah, ta’lim wa tarbiyah: jurnal pendidikan dan pembelajaran, IAIN
Samarinda, vol. 6 (3), 2019, hal. 59
Standar Kualifikasi dan Kompetensi Kepala Sekolah

Standar kualifikasi dan kompetensi kepala sekolah telah dituangkan dalam


peraturan menteri pendidikan nasional nomor 13 tahun 2007 tanggal 17 april 2007 (Yang
Terbaru Permendiknas No.28 tahun 2010) tentang standar kepala sekolah/madrasah
sebagai berikut :

Kualifikasi Kepala Sekolah

Kualifikasi Kepala Sekolah/Madrasah terdiri atas Kualifikasi Umum, dan


Kualifikasi Khusus.

1. Kualifikasi Umum Kepala Sekolah/Madrasah adalah sebagai berikut:

a. Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (DIV) kependidikan
atau nonkependidikan pada perguruan tinggi yang terakreditasi

b. Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggitingginya 56 tahun

c. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun menurut jenjang


sekolah masing-masing, kecuali di Taman Kanakkanak /Raudhatul Athfal (TK/RA)
memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di TK/RA; dan

d. Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan bagi
non-PNS disetarakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan atau
lembaga yang berwenang.

2. Kualifikasi Khusus Kepala Sekolah/Madrasah meliputi:

a. Kepala Taman Kanak-kanak/Raudhatul Athfal (TK/RA) adalah sebagai berikut:

1) Berstatus sebagai guru TK/RA;

2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru TK/RA; dan

3) Memiliki sertifikat kepala TK/RA yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan
Pemerintah.

b. Kepala Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) adalah sebagai berikut:

1) Berstatus sebagai guru SD/MI;

2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SD/MI; dan

3) Memiliki sertifikat kepala SD/MI yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan
Pemerintah.
c. Kepala Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) adalah sebagai
berikut:

1). Berstatus sebagai guru SMP/MTs;

2). Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMP/MTs; dan

3). Memiliki sertifikat kepala SMP/MTs yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan
Pemerintah.

d. Kepala Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) adalah sebagai berikut:

1). Berstatus sebagai guru SMA/MA;

2). Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMA/MA; dan

3). Memiliki sertifikat kepala SMA/MA yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan
Pemerintah.

e. Kepala Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan


(SMK/MAK) adalah sebagai berikut:

1). Berstatus sebagai guru SMK/MAK;

2). Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMK/MAK; dan

3). Memiliki sertifikat kepala SMK/MAK yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan
Pemerintah.

f. Kepala Sekolah Dasar Luar Biasa/Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa/Sekolah


Menengah Atas Luar Biasa (SDLB/SMPLB/SMALB) adalah sebagai berikut:

1). Berstatus sebagai guru pada satuan pendidikan SDLB/SMPLB/SMALB;

2). Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SDLB/SMPLB/SMALB; dan

3). Memiliki sertifikat kepala SLB/SDLB yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan
Pemerintah.

g. Kepala Sekolah Indonesia Luar Negeri adalah sebagai berikut:

1).Memiliki pengalaman sekurang-kurangnya 3 tahun sebagai kepala sekolah;

2).Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru pada salah satu satuan pendidikan;

3).Memiliki sertifikat kepala sekolah yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan
Pemerintah.
Kompetensi Kepala Sekolah

1. Dimensi Kompetensi Kepribadian

a. Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan akhlak mulia, menjadi teladan akhlak
mulia bagi komunitas di sekolah/madrasah.

b. Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.

c. Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala


sekolah/madrasah.

d. Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Supervisi KKKS

e. Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala


sekolah/madrasah.

f. Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.

2. Dimensi Kompetensi Manajerial

a. Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan.

b. Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan.

c. Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia


sekolah/madrasah secara optimal.

d. Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju organisasi


pembelajar yang efektif.

e. Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif dan inovatif bagi
pembelajaran peserta didik.

f. Mengelola guru dan staf dalamr angka pendayagunaan sumber daya manusia secara
optimal.

g. Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan


secara optimal.

h. Mengelola hubungan sekolah/madrasah dengan masyarakat dalam rangka pencarian


dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah/madrasah.

i. Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, penempatan,
dan pengembangan kapasitas peserta didik.
j. Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah
dan tujuan pendidikan nasional.

k. Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang


akuntabel, tranparan, dan efisien.

l. Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung pencapaian tujuan


sekolah/madrasah.

m. Mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah dalam mendukung kegiatan


pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah.

n. Mengelola informasi dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan


keputusan.

o. Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan


manajemen sekolah/madrasah.

p. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan


sekolah/madrasah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya.

3. Dimensi Kompetensi Kewirausahaan

a. Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/madrasah.

b. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai organisasi


pembelajar yang efektif.

c. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah.

d. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang
dihadapi sekolah/madrasah.

e. Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan sekolah/madrasah sebagai


sumber belajar peserta didik.

4. Dimensi Kompetensi Supervisi

a. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan


profesionalisme guru.

b. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan pendekatan dan teknik


supervisi yang tepat.
c. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru.

5. Dimensi Kompetensi Sosial

a. Bekerjasama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah.

b. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.

c. Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.

Selain kelima dimensi kompetensi kepala sekolah/madrasah yang sesuai dengan


permendiknas nomor 13 tahun 2007 diatas, kompetensi penelitian tindakan sekolah juga
tidak kalah pentingnya harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah yang merupakan
pengkhususan dan pendalaman dimensi kompetensi penelitian dan pengembangan. Hal ini
penting untuk diprioritaskan karena peran kepala sekolah/madrasah sebagai agen
perubahan di sekolah/madrasah. Dengan kemampuan ini diharapkan kepala
sekolah/madrasah dapat meningkatkan mutu sekolah yang dibinanya.

2. Apa Saja Peran Kepala Sekolah Dalam Pengembangan Kurikulum Sekolah?

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bagaimana peran kepala sekolah


secara umum, yakni terkait tugas-tugas dan standarisasi yang terkait ketrampilan kepala
sekolah dan kompetensi kepala sekolah dalam bidang tertentu. Selanjutnya akan dibahas
lebih spesifik terkait peran kepala sekolah dalam pengembangan kurikulum sekolah.

Kepala sekolah sebagai seorang yang bertugas sebagai pembina lembaganya agar
berhasil mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan yang mampu mengarahkan
dan mengkoordinasikan segala kegiatan. Tugas demikian tidak lain adalah tugas
supervisi.11

Secara umum menurut M. Haris mengemukakan sepuluh bidang tugas supervisor


12
yaitu:

 Mengembangkan kurikulum
 Pengorganisasian pengajaran
 Pengadaan staf
 Penyediaan fasilitas
 Penyediaan bahan pengajaran
 Penyusunan penataran pendidikan
11
B Suryosubroto, Manajemen Pendidikan Di Sekolah (Rineka Cipta, 2004), h. 183
12
Kisbiyanto, Supervisi Pendidikan(Kudus: STAIN Kudus, 2008), h. 32
 Pemberian orientasi anggota staf
 Pelayanan murid
 Hubungan masyarakat
 Penilaian pengajaran

Kepala sekolah sebagai pemimpin lembaga pendidikannya dalam mengembangkan


kurikulum merdeka belajar di sekolahnya dapat dilakukan dengan memaksimalkan proses
evaluasi pada supervisi akademik untuk bahan refleksi agar bisa menciptakan situasi
belajar mengajar yang lebih baik. 13 Dalam bab ini akan dibahas secara umum, bagaimana
peran kepala sekolah dalam pengembangan kurikulum yang ada.

Kepala sekolah menjalankan peran sebagai supervisor sekaligus pemimpin


perubahan dalam lembaga pendidikannya. Kepala sekolah sebagai supervisor harus
diwujudkan dengan kemampuan menyusun program supervisi pendidikan, serta
memanfaatkan hasilnya. Supervisi pendidikan merupakan bantuan yang sengaja diberikan
kepada supervisor (kepala sekolah) kepada guru dan staf untuk memperbaiki dan
mengembangkan situasi belajar mengajar termasuk menstimulir, mengkoordinasi dan
membimbing agar tujuan pendidikan tercapai dengan efektif dan efisien.14

Supervisi pendidikan meliputi dua macam supervisi yaitu supervisi akademis dan
supervisi administrasi. Supervisi akademis adalah kegiatan pembimbingan yang ditujukan
untuk memperbaiki kondisi baik personal maupun material yang memungkinkan
terciptanya situasi pembelajaran yang lebih baik demi tercapainya tujuan pendidikan.
Supervisi administrasi yaitu pada pelaksanaannya hanya difokuskan pada penampilan
mengajar guru (terpusat pada guru) yang meliputi aspek kemampuan mengajar guru yang
terkandung di dalamnya kemampuan mengatur perencanaan pembelajaran, kemampuan
mengajar materi pelajaran dan personal sosial atau pergaulan dengan siswa.15

Maka jelas bahwa fungsi pokok kepala sekolah di lembaga pendidikan sebagai
supervisor adalah membantu guru-guru dan staf untuk mengembangkan potensi dan
kecakapan dalam bertugas dengan sebaik-baiknya.

Dalam bidang supervisi Kepala Sekolah mempunyai tujuan dan tanggungjawab


memajukan pengajaran dengan melalui peningkatan profesi guru secara terus menerus.
Kembali kepada fungsi supervisi, maka kepala sekolah memegang peranan yang sangat
penting, diantaranya sebagai berikut:16

13
Evy Ramadina, Peran Kepala Sekolah Dalam Pengembangan Kurikulum Merdeka Belajar, journal UNUSIA,
Vol. 7 No. 2. Okt 2021, h. 135
14
Nur Efendi, Islamic Educational Leadership (Tulungagung: Kalimedia, 2015), h.78.
15
Ahmad Ashari, Supervisi Rencana Program Pembelajaran (Rineka Cipta, 2004), h. 2.
16
Binti Maunah, Sepervisi Pendidikan Islam “Teori Dan Praktik (Teras, 2009), h. 37-40.
1. Membimbing guru agar dapat memahami lebih jelas masalah atau persoalanpersoalan
dan kebutuhan murid, serta membantu guru dalam mengatasi suatu persoalan.

2. Membantu guru dalam mengatasi kesukaran dalam mengajar.

3. Memberi bimbingan yang bijaksana terhadap guru baru dengan orientasi.

4. Membantu guru memperoleh kecakapan mengajar yang lebih baik dengan


menggunakan berbagai metode menagajar yang sesuai dengan sifat materinya.

5. Membantu guru memperkaya pengalaman belajar, sehingga suasana pengajaran bisa


menggembirakan anak didik.

6. Membantu guru mengerti makna mengenai alat-alat pelayanan.

7. Membina moral kelompok, menumbuhkan moral yang tinggi dalam pelaksanaan tugas
sekolah pada seluruh staf.

8. Memberi pelayanan kepada guru agar dapat menggunakan seluruh kemampuannya


dalam melaksanakan tugas.

9. Memberikan pimpinan yang efektif dan demokrasi. Peranan seorang supervisor ialah
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga guru merasa aman dan bebas dalam
mengembangkan potensi dan daya kreasi mereka dengan penuh tanggungjawab.

Peran Kepala Sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan berkaitan dengan


adanya pelaksanakan supervisi akademik. Dalam kaitannya dengan kurikulum, melalui
supervisi akademik Kepala Sekolah akan terlibat aktif dalam proses pengembangan
kurikulum supaya dapat menggerakkan tenaga pendidik dan kependidikannya dalam rangka
menciptakan proses pembelajaran yang berpihak pada murid. Menurut Swearingen dalam
Maunah mengatakan bahwa ada 8 fungsi supervisi, yaitu:17

1. Mengkoordinir semua usaha sekolah

2. Memperlengkapi kepala sekolah

3. Memperluas pengalaman guru-guru

4. Menstimulir usaha-usaha yang kreatif

5. Memberikan fasilitas dan penilaian yang terus menerus

6. Menganalisis situasi belajar dan mengajar

7. Memberikan pengetahuan dan skill kepada setiap anggota staf

17
Binti Maunah, , Sepervisi Pendidikan Islam “Teori Dan Praktik (Teras, 2009), h. 29.
8. Mengintegrasi tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan kemampuan mengajar
guru-guru.

Sedangkan menurut Campbell, Corbally & Nyshand dalam Mulyasa


mengemukakan tiga klasifikasi peranan kepala sekolah, yaitu: 18

1. Peranan yang berkaitan dengan hubungan personal, mencakup kepala sekolah sebagai
figurehead atau simbol organisasi, leader atau pemimpin, dan liaison atau penghubung,

2. Peranan yang berkaitan dengan informasi, mencakup kepala sekolah sebagai pemonitor,
disseminator, dan spokesman yang menyebarkan informasi ke semua lingkungan
organisasi, dan

3. Peranan yang berkaitan dengan pengambilan keputusan, yang mencakup kepala sekolah
sebagai entrepreneur, disturbance handler, penyedia segala sumber, dan negosiator.

Kepala sekolah sebagai supervisor berperan sebagai:19

1. Narasumber. Kepala sekolah dituntut untuk mengenal dan memahami masalah


pengajaran.

2. Konsultan atau penasehat. Kepala sekolah hendaknya dapat membantu guru melakukan
cara-cara yang lebih baik dan mengelola proses pembelajaran.

3. Fasilitator. Kepala sekolah harus mengusahakan sumber-sumber profesional baik materi


seperti buku dan alat pelajaran maupun sumber manusia yaitu narasumber modul
diperoleh guru.

4. Motivator. Kepala sekolah hendaknya membangkitkan dan memelihara kegairahan


kerja guru untuk mencapai prestasi kerja yang semakin baik.

5. Pelopor pembaharuan. Kepala sekolah jangan merasa puas dengan cara-cara dan hasil
yang sudah dicapai, tetapi harus memiliki prakarsa untuk melakukan perbaikan agar
guru juga melakukan hal serupa.

Seorang pemimpin pendidikan (Kepala Sekolah) yang berperan sebagai supervisor


nampak dengan jelas peranannya. Sesuai dengan pengertian hakiki dari supervisi itu
sendiri, maka peranan supervisor ialah memberi support (supporting) membantu (assisting)
dan mengikut sertakan (sharing). Peranan seorang supervisor ialah menciptakan suasana
sedemikian rupa sehingga guru-guru merasa aman dan bebas, dalam mengembangkan
potensi dan daya kreasi mereka dengan penuh tanggungjawab. Suasana yang demikian
hanya dapat terjadi bila kepemimpinan dari supervisor itu bercorak demokratis bukan
18
E Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional; Dalam Konteks Menyukseskan MBS Dan KBK
(Bandung, 2005), h. 12.
19
Sulistyorini, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Pengembangan Sekolah Dasar (Jember), h. 170.
otokratis atau laissez faire. Kebanyakan guru seolah-olah mengalami kelumpuhan tanpa
inisiatif dan daya kreatif karena supervisor dalam meletakkan interaksi dan interelasi, yang
bersifat mematikan kemungkinankemungkinan perkembangan ini.21

Dari uraian ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa peran kepala sekolah dalam
pengembangan kurikulum adalah:

1. Mengarahkan agar sekolah memiliki kesamaan persepsi tentang esensi kurikulum yang
ada.

2. Membangun kolaborasi sesama warga sekolah dan kolaborasi sekolah dan pihak eksternal.

3. Mendorong pendidik untuk meningkatkan kreativitasnya dalam merancang strategi


pembelajaran yang berpusat pada murid.

4. Mendukung tenaga kependidikan dan tenaga pendidik dalam melakukan perubahan yang
lebih baik.

5. Memberikan kesempatan tenaga kependidikan dan tenaga pendidik untuk mengembangkan


karirnya.

6. Membiasakan refleksi dalam melaksanakan program pendidikan.

7. Melibatkan orangtua murid dalam satuan pendidikan.

8. Melaksanakan supervisi akademik yang berorientasi pada kebutuhan pendidik dalam


mengelola proses pembelajaran.

C. KESIMPULAN
Kepala sekolah menjalankan peran sebagai supervisor sekaligus pemimpin perubahan
dalam lembaga pendidikannya. Kepala sekolah memiliki tanggung jawab untuk membantu
pendidik dan tenaga kependidikanya dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Dalam
rangka mengembangkan kurikulum yang ada, kepala sekolah harus memaksimalkan hubungan-
hubungan yang bersinergi antara guru, staf, murid, dan wali murid sehingga tercipta
pembelajaran yang optimal yang memaksimalkan kurikulum yang telah ditetapkan.

DAFTAR PUSTAKA

An-Nawawi, Riyadlu Al-Shalihin, Ibnu Katsir: Beirut, 2007, Cet. 1 hal. 112

Ashari. Ahmad, Supervisi Rencana Program Pembelajaran (Rineka Cipta, 2004)

Efendi. Nur, Islamic Educational Leadership (Tulungagung: Kalimedia, 2015)

Julaiha. Siti, 2019. Konsep Kepemimpinan Kepala Sekolah, ta’lim wa tarbiyah: jurnal pendidikan
dan pembelajaran, IAIN Samarinda, vol. 6 (3),
“Kepala sekolah”, KBBI daring, 2016, diakses 13 Okt 2023 dari
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kepala%20sekolah

Kisbiyanto, Supervisi Pendidikan(Kudus: STAIN Kudus, 2008)

Maunah. Binti, Sepervisi Pendidikan Islam “Teori Dan Praktik (Teras, 2009)

Mulyasa. E, Menjadi Kepala Sekolah Profesional; Dalam Konteks Menyukseskan MBS Dan
KBK (Bandung, 2005)

Nurhayati. Anim, 2010, Inovasi Kurikulum; Telaah terhadap Pengembangan Kurikulum


Pendidikan Pesantren (Yogyakarta: Teras).

Pidarta. Made. 2004Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta

Ramadina. Evy, Peran Kepala Sekolah Dalam Pengembangan Kurikulum Merdeka Belajar,
journal UNUSIA, Vol. 7 No. 2. Okt 2021

Sulistyorini, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Pengembangan Sekolah Dasar (Jember),

Suryosubroto. B, Manajemen Pendidikan Di Sekolah (Rineka Cipta, 2004

Usman. Husaini, 2008, Manajemen; Teori Praktik dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.

UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Surabaya, PT Nasional

Wajosumidjo. 2008. kepemimpinan kepala sekolah, Raja grafindo persada:Jakarta,

Anda mungkin juga menyukai