OLEH : PRIYONO, SH
Waka Kurikulum SMP Al Islam Cipari
Menurut Ary H Gunawan guru adalah seorang administrator, informator, konduktor dan sebagainya,
dan harus berkelakuan menurut harapan masyarakatnya. Sikap perbuatan dan kepribadian seorang guru sangat
besar sekali pengaruhnya terhadap kondisi kelas atau sekolah. Guru dituntut harus dapat menciptakan
kebebasan terbaik bagi peserta didik untuk dapat mengeluarkan buah pikiran dan mengembangkan kreatifitas
siswa. Guru juga harus dapat menciptakan pagar pembatas kebebasan siswa dalam rangka pembinaan dan
pengembangan kepribadian peserta didik.
Peran guru harus dapat mengadministrasikan kegiatannya, memberikan informasi yang diperlukan
oleh peserta didik, mengatur proses transfers keilmuan, dan kegiatan-kegiatan lainnya terkait dengan tugas
pokoknya untuk mendidik siswa. Begitu kompleks dan beragamnya tanggung jawab seorang guru sebagai
subyek pemberi materi keilmuan atau pendidik sekaligus pembangun dan pencetak generasi penerus bangsa,
sehingga menjadi suatu keharusan bagi seorang guru untuk bertingkah laku baik terpuji, dan memiliki moralitas
yang tinggi demi masa depan bangsa dan Negara tercinta.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua tahun 1991 guru diartikan sebagai oarng yang
pekerjaannya (mata pencahariannya) mengajar. Dan dilengkapi oleh Muhibbin Syah, M.ED, bahwa yang disebut
sebagai guru adalah tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar, dalam arti mengembangkan ranah cipta,
rasa dan karsa siswa sebagai implementasi konsep mendidik. Tetapi manakala ditelaah dengan lebih teliti,
bahwa fungsi dan peranan seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar adalah sebagai director of learning
(direktur belajar). Disini guru harus dapat membimbing dan mengarahkan peserta didik untuk tercapainya kinerja
akademik sesuai dengan prosesnya dan mampu memenuhi tujuan-tujuan yang menjadi target dan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Sehingga jelas terlihat bahwa fungsi dan peran guru bukan hanya sebagai pengajar saja
tetapi sekaligus sebagai direktur belajar.
Sebagai seorang direktur belajar, guru harus mampu mengarahkan subyek dan obyek kenirja
akademik agar tepat sasaran sehingga tujuan belajar yang dicanangkan dapat tercapai dengan baik. Bahkan
menurut Cagne fungsi guru lebih luas lagi, yaitu meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Designer of instruction (perancang pengajaran).
Pada tulisan ini hanya mengupas dan menyajikan secara singkat dan sederhana mengenai fungsi
guru sebagai Designer of instruction (perancang pengajaran) saja, yaitu dengan mengacu kepada
standar bakuyang telah digariskan oleh pemerintah. Kita maklumi bersama bahwa peraturan-peraturan yang
melingkupi dunia pendidikan saat ini begitu dinamis dan sangat cepat sekali berubah. Hampir banyak hal belum
sepenuhnya dipahami, tetapi telah diikuti oleh perubahan-perubahan yang telah ditetapkan oleh para
stakeholders di bidang pendidikan. Sehingga menjadi sangat penting sekali bagi seorang guru untuk selalu
mengikuti dan meneliti perkembangan dunia pendidikan dengan segala macam dinamisasinya. Salah satu
contohnya adalah kasus ujian nasional saat sekarang yang masih menjadi silang sengketa dan yang masih
menjadi obyek pemberitaan sekaligus obyek untuk meraup keuntungan oleh pihak-pihak tertentu.
Tetapi guru adalah orang yang harus selalu siap menerima titah demi nasib bangsa tercinta ini.
Polemik yang ada biarlah menjadi pemikiran orang-orang yang ahli di bidangnya, sementara tugas utama guru
adalah mengajar dan mendidik anak bangsa dengan sebaik-baik menurut segala macam peraturan yang
mengaturnya. Posisi guru menjadi sangat fundamental sekali bagi kepentingan perubahan situasi kondisi suatu
bangsa, yaitu memberikan suatu perubahan dan perkembangan secara pasti melalui tahapan-tahapan
pendidikan yang mampu untuk membekali anak bangsa dengan segala sesuatu yang memang dibutuhkan untuk
kelangsungan hidup suatu bangsa.
Untuk dapat menjadi seorang Designer of instruction (perancang pengajaran), seorang guru terlebih
dahulu harus memiliki pengetahuan yang cukup memadai tentang segala sesuatu yang terkait dengan prinsip-
prinsip belajar. Memahami materi, memahami karakter peserta didik, memahami situasi dan kondisi, memahami
sarana dan prasarana yang tersedia, atau hal-hal lainnya yang terjadi disekitar tempat guru bekerja.
Secara keilmuan suatu desian pengajaran atau rancangan belajar baru dapat diangap baik apabila
didalam rancangan tersebut termuat ketentuan-ketentuan tentang : pemilihan dan penentuan bahan pelajaran,
perumusan penyajian bahan pelajaran, pemilihan metode penyajian bahan pelajaran yang tepat dan adanya
penyelenggaraan kegiatan evaluasi prestasi belajar yang cukup memadai dan sesuati standar. Kesemua unsure
tersebut harus menyatu utuh dalam satu kesatuan yang saling mendukung saling mengisi satu sama lainnya
untuk mencapai suatu bentuk kesempurnaan penyajiannya. Kesempurnaan yang terbentuk inilah yang akan
dapat diterjemahkan oleh para guru untuk dapat memberikan materi keilmuaan yang tepat sasaran dan yang
sama persis meskipun diberikan oleh guru yang berbeda-beda.
Pada masa sekarang peran guru sebagai seorang designer of instruction (perancang pengajaran)
dapat ditelusuri pada kelihaian dan keahlian seorang guru dalam membuat dan menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Rencana pelaksanaan pembelajaran ini merupakan suatu desain pembelajaran atau
skenario proses kegiatan belajar mengajar di kelas sekaligus merupakan suatu manifestasi yang nyata bagi
keberhasilan guru dalam merancang suatu system pengajaran yang akan diberikan kepada peserta didik.
Bahkan saat sekarang, menurut penulis, penilaian baik buruknya kinerja seorang guru yang dilakukan oleh
atasannya cenderung lebih melihat kepada caranya didalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang
dibuatnya.
Seperti pula dijelaskan oleh Tim Pengembang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kabupaten
Cilacap maupun dari Propinsi Jawa Tengah pada acara Evaluasi dan Telaah KTSP SD SMP/MTs Negeri Swasta
se Kabupaten Cilacap di Gedung Dwijaloka Cilacap pada tanggal 19 Nopember 2009 yang lalu, yang diikuti oleh
Waka Kurikulum AMP/MTs Negeri/Swasta dan para Kepala SD, bahwa peran guru yang teramat fital adalah
membuat scenario pembelajaran atau rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai tolak ukur pemahaman
seorang guru terhadap silabus yang telah ditentukan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Hasil rancangan seorang guru sebagai designer of instruction (perancang pengajaran) umumnya
berupa berupa rencana pelaksanaan pembelajaran. Untuk dapat mendesain suatu rencana pelaksanaan
pembelajaran yang ideal, seorang guru harus memahami betul langkah-langkah penyusunannya. Pada
pokoknya suatu rencana pelaksanaan pembelajaran baru dapat dianggap baik dan ideal apabila didalamnya
termuat sebelas hal sebagai berikut :1). Identitas mata pelajaran, 2). Standar Kompetensi, 3). Kompetensi Dasar
darisilabus yang akan dicapai, 4). Indikator pencapaian kompetensi, 5). Tujuan Pembelajaran, 6). Alokasi Waktu
yang diperlkan, 7). Materi Ajar, 8). Metode pembelajaran, 9). Kegiatan Pembelajaran atau langkah-langkah
pembelajaran, 10). Penilaian Hasil Belajar, 11). Sumber dan Bahan.
Dalam Permendiknas juga diterangkan dengan detail prinsip-prinsip penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran dengan rinci dan lengkap. Untuk dapat menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran harus memperhatikan prinsip-prinsip umum sebagai berikut :
1. Memperhatikan perbedaan individu siswa. Perbedaan-perbedaan yang ada antara siswa yang satu dengan
siswa yang lain, baik dalam hal tingkat ekonomi, suku, agama, dan lain-lain, menjadi suatu keragaman yang
mampu memberikan nuansa pendalaman materi yang lebih kompleks dan lebih luas. Perbedaan yang terjadi
akan menjadikan satu kenyataan bahwa sesuatu yang kompleks masih dapat dibuat menjadi satu kesimpulan
yang sama yang pada akhirnya akan dapat memperkaya tataran keilmiahannya. Jadi bukan suatu kendala
maupun hambatan, tetapi justru menjadi satu masukan yang mampu membuat suasana pembelajaran menjadi
lebih kompleks lebih menyeluruh lebih mendalam dan lebih menguntungkan.
2. Mendorong partisipasi aktif siswa. Dalam rencana pelaksanaan pembelajaran didalamnya diterangkan cara-cara
guru dalam memberikan dorongan kepada siswa agar lebih aktif dalam belajar, siswa menjadi subyek belajar
bukan menjadi obyek belajar. Dengan menjadi subyek pemahaman dan pengetahuan yang didapatnya akan
mengendap lebih lama dimemori otaknya dan akan mudah mengingatnya kembali karena siswa terlibat dalam
proses pembelajaran secara langsung dengan aktif. Alternatif pemberian motivasi siswa agar aktif berpartisipasi
ini bisa ditemukan melalui penafasiran atau dengan melihat kata-kata pada langkah-langkah pembelajaran yang
ditetapkan. Langkah-langkah pembelajaran tersebut memungkinkan siswa untuk dapat mengapresiasi
pembelajaran, memberikan masukan, dan atau melatih agar siswa dapat berpikir kritis dalam menerima materi
pelajaran.
3. Mengembangkan budaya membaca dan menulis. Desain pembelajaran seharusnya juga menjadi ajang siswa
untuk rajin membaca dan menulis. Membaca dan menulis menjadi suatu kebutuhan dan keharusan yang
dilakukan oleh para peserta didik dengan sukarela tanpa paksaan dan dilakukan dengan penuh kesenangan,
yang pada gilirannya akan menjadi suatu kebiasaan yang menguntungkan. Melalui tahap-tahap pembelajaran
yang ditetapkan guru didalamnya terkandung perintah agar siswa mau membaca dan menulis segala sesuatu
yang diperlukan untuk pemahaman dan pendalaman materi ajar yang sedang dipelajarinya. Guru harus dapat
membimbing dan mengarahkan siswa agar dengan sukarela mau membaca dan menulis demi kepentingan
dirinya sendiri.
4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut. Umpan balik disini umumnya berupa pertanyaan-pertanyaan
pancingan yang diberikan oleh guru untuk merangsang minat siswa dalam memahami dan mendalami materi
yang sedang dipelajarinya.
5. Keterkaitan dan keterpaduan antara standar kompetensi, kompetensi dasar, materi dan pengembangannya,
kegiatan pembelajaran, indicator pencapaian kompetensi, penilaian dan sumber belajar. Pokok-pokok
penyusunan disain pembelajaran ini harus menjadi satu kesatuan yang padu, yang utuh tak terpisah satu sama
lainnya, yang kesemuanya harus ada dan sama pentingnya untuk suatu keberhasilan penyajian materi pelajaran.
Satu bagian dengan bagian lainnya harus ada secara lengkap dan utuh untuk dapat menjadi suatu desain
pembelajaran yang ideal. Tak ada satua bagian pun yang boleh dihilangkan atau dikurangi.
6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi. Penerapan teknologi dan informasi ini lebih menyenangkan dan
menggairahkan siswa dalam belajar. Karena dengan teknologi dan informasi ini materi pelajaran yang diberikan
akan lebih mudah dipahami siswa, lebih mudah dicerna siswa, lebih irit waktu dan menjadi sumber belajar yang
mampu menuangkan nuansa audio visual secara sekaligus. Penerapan teknologi ini juga dimaksudkan agar
guru mampu mendapatkan informasi yang up date sesuai dengan tugas dan kewajiban guru. Dan memang untuk
masa sekarang seorang guru yang baik harus menguasai perkembangan teknologi, karena dalam
perkembangan teknologi tersebut menjadi salah satu sarana untuk meningkatkan profesionalisme seorang guru.
Desain pengajaran atau scenario pembelajaran adalah urut-urutan langkah pembelajaran yang dibuat
dan ditetapkan oleh seorang guru untuk dapat menyajikan materi pelajaran dengan baik dan
mendalam.keberhasilan seorang guru sebagai designer of instruction (perancang pengajaran) adalah berupa
suatu keberhasilan administrative. Dimana keberhasilan ini merupakan suatu keberhasilan awal yang menjadi
penentu untuk keberhasilan-keberhasilan selanjutnya. Apabila pembuatan desain pembelajaran ini sudah tidak
baik maka bisa dinilai bahwa keberhasilan keberhasilan lainnya juga sulit untuk diukur. Atau untuk sampainya
materi kepada para peserta didik akan mengalami kesulitan dan hambatan yang pada akhirnya akan
menghambat proses penilaian keberhasilan suatu pembelajaran. Dengan desain pembelajaran yang baik maka
akan menjadi jaminan bahwa suatu materi akan sampai kepada peserta didik dengan maksimal walaupun
diberikan oleh guru yang berbeda-beda.
Aturan pembuatan desain pembelajaran menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) terbagi
menjadi tiga bagian besar yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada kegiatan
pendahuluan, dalam butir-butir scenario guru harus mencantumkan antara lain hal-hal sebagai berikut:
1. Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, Jaman dulu sering disebut
dengan guru dapat menguasai kelas terlebih dulu sehingga dapat menyiapkan siswa untuk menerima materi
pelajaran dengan sebaik-baiknya. Manakala ada hal-hal yang dirasa akan dapat mengganggu proses
pembelajaran, guru akan secepatnya menyingkirkan hal-hal tersebut. Guru dengan arif dan bijaksana meneliti
dan menyiapkan suasana kelas baik mengenai tempat maupun para peserta didik dan hal-hal lain yang
dibutuhkan agar dapat menjadi tempat yang ideal untuk kegiatan belajar mengajar.
2. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan
dipelajari, Materi yang disajikan dalam desain pembelajaran harus menjadi kesinambungan dengan materi
sebelumnya berdasarkan panduan silabus yang telah ditetapkan. Karena desian pembelajaran itu harus menjadi
satu kesatuan integral dengan silabus yang menjadi sumber penyusunan dan pembuatan desain pembelajaran
tersebut. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar hari ini harus diikuti dengan keberhasilan kegiatan belajar
mengajar hari-hari selanjutnya, sehingga materi ajara yang telah ditetapkan akan dapat diberikan secara
keseluruhan dengan baik dan dapat mencapai hasil yang maksimal.
3. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai, Berisi informasi tentang tujuan yang
harus didapat siswa dalam kegiatan pembelajaran, sehingga siswa mengerti untuk apa ia belajar dengan susah
payah, dan siswa dapat menilai apakah ia sudah belajar apa belum. Karena siswa yang benar-benar belajar ia
akan mengerti bahwa ia telah sampai pada tujuan belajar yang ditetapkan dalam desain pembelajaran tersebut.
4. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai dengan silabus.
Tahap kegiatan pendahuluan tersebut harus dapat mengantarkan atau berurutan dengan kegiatan inti
pembelajaran sekaligus dengan bagian kegiatan penutup. Kegiatan inti pembelajaran terbagi lagi menjadi tiga
bagian yang berurutan satu sama lainya tidak boleh terbalik dan dialokasikan waktunya secara sendiri-sendiri.
Ketiga bagian kegiatan inti pembelajaran tersebut adalah meliputi eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
Untuk kegiatan eksplorasi, guru harus dapat menerangkan dan menyampaikan cara-cara yang
seperti apa dan bagaimana dalam hal :
a) Melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan dalam tentang topic/tema materi yang akan dipelajari dengan
menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber. Disini harus dapat dimanfaatkan
agar materi ajar yang dipelajari harus dapat berkembang, harus mendalam agar pengetahuan yang didapatkan
juga tidak hanya parsial saja.
b) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar lain. Beragamnya
pendekatan belajar menjadikan seorang guru menjadi mudah memilih cara yang paling tepat untuk dapat
menyampaikan materi dengan baik. Apabila pendekatan yang satu tidak dapat diterapkan dengan baik meskipun
telah diawali dengan suatu pemilihan yang tepat, seorang guru dapat menggantikan jenis pendekatan tersebut
dengan jenis lainnya karena situasi yang kurang menguntungkan bagi peserta didik. Pokok persoalannya
sebenarnya pendekatan yang mana yang dapat mengantarkan siswa untuk dapat memahami materi ajar dengan
baik.
c) Memfasilitasi terjadinya interaksi antarsiswa serta antar siswa dengan guru, lingkungan dan sumber belajar
lainnya. Desain pembelajaran didalamnya juga harus dinyatakan adanya suasana social di kelas, yaitu adanya
interaksi yang baik dan menguntungkan diantara para pihak yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar.
d) Melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, dan
e) Memfasilitasi siswa melakukan percobaan di laboratorium, studio atau lapangan.
Untuk kegiatan elaborasi, guru harus dapat menerangkan dan menyampaikan cara-cara yang seperti
apa dan bagaimana dalam hal :
1. Membiasakan siswa membaca dan menulis yang beragam, melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna,
2. Memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas, diskusi dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara
lisan maupun tertulis,
3. Memberi kesempatan untuk berfikir, menganalisis, menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut,
4. Memfasilitasi siswa dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif,
5. Memfasilitasi siswa berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar,
6. Memfasilitasi siswamembuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis secara individual
maupun kelompok,
7. Memfasilitasi siswauntuk menyajikan hasil kerja secara individual maupun kelompok,
8. Memfasilitasi siswa melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan,
9. Memfasilitasi siswa melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri siswa.
Untuk kegiatan konfirmasi, guru harus dapat menerangkan dan menyampaikan cara-cara yang
seperti apa dan bagaimana dalam hal :
a. Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap
keberhasilan siswa,
b. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi siswa melalui berbagai sumber,
c. Memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,
d. Memfasilitasi siswa untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar :
1) Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan siswa yang menghadapi kesulitan,
dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar,
2) Membantu menyelesaikan masalah,
3) Memberi acuan agar siswa dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi,
4) Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh, dan
5) Memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
Secara garis besar kegiatan penutup dalam suatu desain pembelajaran berupa penarikan kesimpulan
dan penilaian belajar. Tetapi secara lebih rinci kegiatan penutup ini memuat beberapa hal sebagai berikut :
a) Bersama-sama dengan siswa dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran. Rangkuman dan
kesimpulan ini yang menjadi hasil perolehan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
b) Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan
terprogram, Assesment disini diberikan oleh seorang guru untuk dapat mengetahui apakah siswa telah dapat
menyerap materi pembelajaran dengan baik atau belum, atau masih diperlukannya hal-hal lain untuk dapat
merangsang siswa agar dapat menguasai materi pembelajaran tersebut.
c) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran,
d) Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan konseling
dan/atau memberikan tugas baik secara individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar siswa,
e) Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Desain pembelajaran tersebut merupakan hal baru yang harus secepatnya dipahami pembuatan dan
penyusunannya oleh seorang guru. Sebagai seorang designer of instruction ia harus dapat membuat suatu
scenario yang memungkinkan ia dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, tulus dan penuh pengabdian.
Desain pembelajaran tersebut merupakan modal pokok yang harus dimiliki guru untuk dapat mengemban tugas
memberikan materi pembelajaran kepada anak bangsa sebagai generasi penerus dan pengisi bangsa ini.
Pembahasan yang serba sepintas dan serba sederhana ini akan kami ikuti dengan pembahasan-
pembahasan lainnya seperti yang diuraikan oleh Cagne dimuka apabila memungkinkannya. Karena apa yang
disampaikan oleh Cagne tersebut adalah merupakan suatu hal yang utama bagi kepentingan seorang guru
dalam menjalankan fungsi dan perannya ditengah-tengah masyarakat dengan segala macam tuntutan dan
keinginannya, dimana telah dikuatkan pula oleh para stakeholders bidang pendidikan di Negara ini.
Tulisan-tulisan yang kami sajikan selanjutnya adalah berkaitan dengan hal-hal fungsi dan peran guru
sebagai Manager of instruction (pengelola pengajaran) dan sebagai Evaluator of student learning (penilaian
pretasi belajar siswa).
DAFTAR PUSTAKA
1. Syah, Muhibbin, M.Ed, 2007, Psikologi Pendidikan, Remaja Rosda Karya, Bandung.
2. Gunawan, H, Ary, 2006, Sosiologi pendidikan, Jakarta.
Diposkan oleh Gondo's Tlacapan di 19.37
Peran Guru dalam Pengembangan Rancangan Pembelajaran
Rancangan Pembelajaran dapat dianalogikan dengan rancangan strategi permainan suatu tim. Perancang
pembelajaran kelas yang baik, mengetahui kelemahan dan kekuatan siswanya dan dia tahu tantangan yang
terkandung dalam kurikulum. Dia memiliki ragam strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk
membangkitkan kekuatan siswa yang dapat mengurangi kelemahannya. Dan karena hampir semua semua
pembelajaran itu berlangsung dalam kelompok besar, maka perancang pembelajaran perlu memiliki strategi
menyeluruh yang membantu keseluruhan kelas mengkoordinasi kegiatannya. Dalam hal ini guru berperan sebagai
oerancang pembelajaran kelas.
Ada suatu analogi menarik dengan rancangan pembelajaran. Jika kegiatan pembelajaran itu diibaratkan
suatu tayangan film maaka pembelajaran yang baik perlu didasarkan kepada jalan cerita yang jelas., peran yang
harus dimainkan oeh pemain, dan pemain yang bermutu. Jika dalam sinetron atau film semua itu disiapkan dan
atau dilakukan oleh orang yang berbeda maka dalam proses pembelajaran seluruh peran itu dimainkan oleh
seorang guru. Seorang guru adalah seorang sutradara, dan aktor yang memainkan jalan cerita, tetapi juga sekaligus
sebagai penonton karena dia harus mengamati apa yang terjadi dalam proses tersebut. Ada tiga hal pokok yang
akan dibicarakan dalam kegiatan belajar ini yaitu:
d. Perencanaan evaluasi.
Salah satu koponen penting dari keseluruhan perencanaan pembelajaran adalah perencanaan untuk mengetahui
apakah setelah kurun waktu tertentu siswa anda memperoleh kemajuan sesuai engan tujuan yang telah ditetapkan
atau apakah siswa anda siap mencapai tujuan yang lebih kompleks. Tujuan-tujuan yang sudah dirumuskan baik
tujuan kepperilakuan, sampai dengan kemajuan siswa semua kegiatan evaluasi ini disebut evaluasi sumatif, yaitu
evaluasi yang merangkum seluruh hasil belajar siswa pada jangka waktu tertentu.
Evaluasi lain yang perlu dirancang adalah evaluasi formatif. Evaluasi ini dimaksudkan untuk melihat kemajuan
siswa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Evaluasi sumatif maupun formatif harus dirancang secara
konsisten dengan tujuan yang sudah ditetapkan.
desain pembelajaran
Makalah Individu
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Di susun oleh :
Nama : Asrawati Asri
Nim : 10540 6527 11
No.Urut : 14
Kelas : II.D
Dosen Pembimbing: Dra. Hj.Rawiyah Tompo,
M.Pd.
JURUSAN PGSD S1
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2012
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, segala puji kehadirat Allah swt, atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua, terutama kepada penulis sehingga dapat menyusun
makalah ini tepat pada waktunya.
Tujuan pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas pengganti final pada mata
kuliah “Perencanaan Pembelajaran”, selain itu hal yang lebih penting adalah dapat
digunakan oleh pihak terkait sebagai acuan dan juga untuk meningkatkan
profesionalisme dan kualitas pembelajaran.
Makalah ini disusun secara sistematis dan berdasarkan metode-metode yang ada,
agar mudah dipahami sehingga dapat menambah wawasan pemikiran para pembaca.
Dalam penulisan makalah ini, masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun Saya harapkan dari para pembaca agar dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Makassar,
3 Juli2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 2
C. Tujuan......................................................................................................... 2
D. Manfaat....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 3
A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran....................................................... 3
B. Komponen Perencanaan Pembelajaran........................................................ 4
C. Jenis-jenis Perencanaan Pembelajaran......................................................... 6
D. Kriteria Penyusunan Perencanaan Pembelajaran......................................... 8
E. Langkah-langkah Penyusunan Perencanaan
Pembelajaran................................................................................................9
F. Manfaat Perencanaan Pembelajaran........................................................... 10
G. Fungsi perencanaan pembelajaran............................................................. 11
H. Hubungan Perencanaan Pembelajaran dan Desain Pembelajaran............. 13
BAB III PENUTUP................................................................................................. 18
A. Kesimpulan............................................................................................... 18
B. Saran......................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar
“ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut)
ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an menjadi “pembelajaran”, yang berarti
proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar
(KBBI). Reformasi pendidikan memunculkan pembelajaran dalam 4 hal : learning to
know, learning to do, lerning to be, learning to life together. Uu No. 20/2003 tentang
Sisdiknas (pasal 1): pendidikan adalah usaha sadar dan Terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
Kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang Diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Seorang arsitek yang professional, sebelum ia membangun sebuah gedung, terlebih
dahulu ia akan merancang bentuk gedung yang sesuai denga struktur dan kondisi tanah,
selanjutnya ia akan menentuka berbagai bahan yang dibutuhkan, menghitung biaya yang
diperlukan termasuk menentukan berapa jumlah pegawai yang dibutuhkan.mengapa
seorang arsitek perlu melakukan semua itu? Itulah pentingnya perencanaan, begitu juga
halnya dalam pembelajaran.
Berangkat dari hal tersebut diatas guru memilik peranan yang strategis sebagai
perancang/ perencana pembelajaran agar pembelajaran tersebut berhasil dan bermutu.
Perencanaan yang merupakan bagian dari desain pembelajaran itu sendiri merupakan
proses awal penyusunan sesuatu yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Pelaksanaan perencanaan tersebut dapat disusun dalam kurun waktu
tertentu sesuai dengan keinginan yang membuat perencanaan. Dan yang lebih utama
adalah perencanaan yang dibuat haruslah dapat dlaksanakan dengan mudah dan tepat
sasaran, bukan malah membuat sulit pelaksanaanya.
Begitu halnya dengan perencanaan pembelajaran, yang direncanakan harus sesuai
dengan target atau tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan. Disini Guru yang
bertugas membuat perencanaan pembelajaran dituntut harus dapat menyusun berbagai
program yang terkait dengan pengajaran sesuai dengan metode, pendekatan dan strategi
yang akan digunakan.
Begitu urgennya perencanaan pembelajaran ini dalam pendidikan, maka dalam
makalah yang berjudul “perencanaan pembelajaran” ini akan dibahas hal-hal yang
berkaitan dengan perencanaan pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud perencanaan pembelajaran?
2. Apa saja yang termasuk Komponen Perencanaan Pembelajaran?
3. Apa saja yang termasuk Jenis-jenis Perencanaan Pembelajaran?
4. Apa sajakah Kriteria Penyusunan Perencanaan Pembelajaran?
5. Langkah-langkah apa yang harus dilakukan dalam Penyusunan Perencanan
Pembelajaran?
6. Apakah Manfaat Perencanaan Pembelajaran?
7. Apakah Fungsi Perencanaan Pembelajaran?
8. Bagaimanakah Hubungan Perencanaan Pembelajaran dan Desain Pembelajaran?
C. Tujuan
1. Untuk Memberitahu kepada pembaca pengertian perencanaan pembelajaran, komponen
perencanaan pembelajaran, jenis-jenis dan kriteria penyusunannya.
2. Untuk memberi informasi tentang langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
mentusun perencanaan pembelajaran, manfaat, dan fungsi serta hubungan perencanaan
pembelajaran dan desain pembelajaran.
D. Manfaat
Makalah ini dapat melatih penulis dalam penyusunan makalah, selain itu juga adalah :
1. Bagi para pembaca dapat menambah pengetahuan mengenai pentingnya Perencaan
Pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan siswa.
2. Merupakan sumbangan pemikiran berkenaan Perencanaan Pembelajaran yang dapat
merubah paradigma pembelajaran ke arah yang lebih maju, kondusif dan berkualitas.
3. Sebagai bahan pelajaran dan pertimbangan dalam menyusun perencanaan pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran
Dilihat dari terminologinya, perencanaan pembelajaran terdiri atas dua kata, yakni
kata perencanaan dan pembelajaran.Perencanaan berasal dari kata rencana yaitu
pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan.
Menurut Kaufman (1972) perencanaan adalah sebagai suatu proses untuk menetapkan
”kemana harus pergi” dan bagaimana untuk sampai ”ke tempat” itu dengan cara efektif
dan efisien.
Selain itu menurut besaran atau magnitude, maka perencanaan dapat dibagi dalam:
a. Perencanaan makro, yakni perencanaan yang mempunyai telaah nasional, yang
menetapkan kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh.
b. Perencanaan meso, kebijakan yang ditetapkan dalam perencanaan makro, kemudian
dijabarkan lebih rinci kedalam program dalam dimensi yang lebih kecil.
c. Perencanaan mikro diartikan sebagai perencanaan tingkat institusional, dan merupakan
jabaran lebih spesifik dari perencanaan tingkat meso
G. Fungsi Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran memiliki beberapa fungsi diantaranya seperti dijelaskan
berikut :
a. Fungsi kreatif
b. Fungsi inovatif
c. Fungsi selektif
d. Fungsi komunikatif
e. Fungsi prediktif
f. Fungsi akurasi
g. Fungsi pencapaian tujuan
h. Fungsi control
Selain beberapa fungsi diatas, ada juga beberapa fungsi dari perencanaan pembelajaran
itu sendiri adalah :
1. Memberi penjelasan terhadap guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan
pendidikan an hubungan dengan pelajaran yang dilaksanakan guna mencapai tujuan
tersebut.
2. membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pengajaranterhadapa
pencapaian tujuan pembelajaran.
3. menembah keyakinan guru terhadap nilai- nilai yang terkandung dalam pengajaran yang
diberikan dan prosedur yang digunakan.
4. membantu guru dalam rangkan mengenal kebutuhan- kebutuhan murid.
5. mengurangi kegiata yang bersifat trial dan error.
Konsep perencanaan pengajaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu:
1. Perencanaan pengajaran sebagai teknologi adalah suatuperencanaan yang
mendorong penggunaan teknik-teknik yang dapat mengembangkan tingkah laku
kognitif dan teori-teori konstruktif terhadap solusi dan problem-
problem pengajaran.
2. Perencanaan pengajaran sebagai suatu sistem adalah sebuah susunan dari
sumber-sumber dan prosedur-prosedur untuk menggerakkan pembelajaran.
Pengembangan sistem pengajaran melalui proses yang sistemik selanjutnya
diimplementasikan dengan mengacu pada sistem perencanaan itu.
3. P e r e n c a n a a n p e n g a j a r a n s e b a g a i s e b u a h d i s i p l i n adalah cabang dari
pengetahuan yang senantiasa memperhatikan hasil-hasil penelitian dan teori
tentang strategi pengajaran dan implementasinya terhadap strategi tersebut.
4. P e r e n c a n a a n p e n g a j a r a n s e b a g a i s a i n s ( s c i e n c e ) adalah mengkreasi
secara detail spesifikasi dari pengembangan, implementasi, evaluasi, dan
pemeliharaan akan situasi maupun fasilitas pembelajaran terhadap unit-unit
yang luas maupun yang lebih sempit dari materi pelajarandengan segala tingkatan
kompleksitasnya.
5. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses adalahpengembangan pengajaran
secara sistemik yang digunakan secara khusus atas dasar teori-teori pembelajaran
dan pengajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran. Dalam perencanaan ini
dilakukan analisis kebutuhan dari proses belajar dengan alur yang sistematik untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Termasuk di dalamnya melakukan evaluasi terhadap
materi pelajaran dan aktivitas-aktivitas pengajaran.
6. P e r e n c a n a a n p e n g a j a r a n s e b a g a i s e b u a h r e a l i t a s adalah ide pengajaran
dikembangkan dengan memberikan hubungan pengajaran dari waktu ke waktu
dalam suatu proses yang dikerjakan perencana dengan mengecek secara cermat
bahwa semua kegiatan telah sesuai dengan tuntutan sains dan dilaksanakan secara
sistematik.
Dengan mengacu kepada berbagai sudut pandang tersebut, maka perencanaan
program pengajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pengajaran
yang dianut dalam kurikulum. Penyusunan program pengajaran sebagai sebuah
proses,disiplin ilmu pengetahuan, realitas, sistem dan teknologi pembelajaran
bertujuan agar pelaksanaan pengajaran berjalan dengan efektif dan
efisien.Kurikulum khususnya silabusmenjadi acuan utama dalam penyusunan
perencanaan program pengajaran, namun kondisi sekolah/madrasah dan lingkungan
sekitar, kondisi siswa dan guru merupakan hal penting jangansampai diabaikan.
Perlu diperhatikan juga hal yang tidak kalah pentingnya dalam perencanaan
pembelajaran, yaitu memperhatikan hal – hal yang harus dipersiapkan :
1. Memahami kurikulum.
2. Menguasai bahan pengajaran.
3. Menyusun program kerja.
4. Melaksanakan program kerja.
5. Menilai program pengajaran dan hasil proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
Ada tiga prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam upaya menetapkan metode
pembelajaran. Ketiga prinsip tersebut adalah (1) tidak ada satu metode pembelajaran yang
unggul untuk semua tujuan dalam semua kondisi, (2) metode (strategi) pembelajaran yang
berbeda memiliki pengaruh yang berbeda dan konsisten pada hasil pembelajaran, dan (3)
kondisi pembelajaran bisa memiliki pengaruh yang konsisten pada hasil pengajaran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. perencanaan pembelajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan apa yang ingin
dicapai oleh suatu kegiatan pengajaran, cara apa yang akan dipakai untuk menilai
pencapaian tujuan tersebut, materi/bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara
menyampaikannya, alat atau media apa yang diperlukan.
2. Kompenen- komponen perencanaan pembelajaran diantaranya; tujuan, bagaimana
perencanaa itu dimulai, cara mencapai tujuan.
3. Jenis – jenis perencanaan pembelajarann diantaranya; perencanaan permulaan,
perencanaan tahunan, perencanaan untuk hari pertama, perencanaan terus menerus,
mengikutsertakan murid dalam peremcanaan, perencanaan jangka panjang, perencanaan
pengajaran unit, perencanaan harian dan mingguan, dan rencana kerja harian.
4. Fungsi perencanaan pembelajaran ; Memberi penjelasan terhadap guru pemahaman
yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan an hubungan dengan pelajaran yang
dilaksanakan guna mencapai tujuan tersebut, membantu guru memperjelas pemikiran
tentang sumbangan pengajaranterhadapa pencapaian tujuan pembelajaran, menembah
keyakinan guru terhadap nilai - nilai yang terkandung dalam pengajaran yang diberikan
dan prosedur yang digunakan.
5. hal yang tidak kalah pentingnya dalam perencanaan pembelajaran, yaitu memperhatikan
hal – hal yang harus dipersiapkan : Memahami kurikulum, Menguasai bahan
pengajaran. Menyusun program kerja, Melaksanakan program kerja, Menilai program
pengajaran dan hasil proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
6. Perencanaan pembelajarn dan desain pembelajaran berkaitan erat.
B. Saran
Dari pembahasan diatas penulis dapat memberikan saran sebagai berikut :
1. Perencanaan pembelajaran merupakan hal yang sangat penting dalam proses
pembelajaran Oleh karena itu harus dikerjakan secara sungguh – sungguh dan bukan
hanya untuk memenuhi syarat administrasi akademik atau sekedar untuk menyenangkan
pengawas.
2. Selain dikerjakan secara sungguh – sungguh guru juga harus pandai merencanakan
perencanaan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Menjadi seorang administrator, berarti tugas guru ialah merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan,
mengawasi dan mengevaluasi program kegiatan dalam jangka pendek, menengah atau pun jangka panjang
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru, yaitu:
1. Mengerti dan memahami visi-misi dan tujuan lembaga sekolah atau madrasah. Guru dapat
menjabarkannya ke dalam sebuah isi (content) kurikulum dan pembelajaran (learning), kegiatan kesiswaan,
penciptaan kultur/budaya sekolah, serta membangun penguatan kelembagaan yang sehat dan berkualitas.
2. Mampu mengalisis data-data yang terkait masalah perubahan kurikulum, perkembangan peserta didik,
kebutuhan sumber belajar dan pembelajaran, strategi pembelajaran, perkembangan kemajuan ilmu
3. Mampu menyusun perioritas program sekolah secara terukur dan sistematis, seperti proses rekuitmen
Untuk mendorong dan menggerakkan sistem sekolah yang maju memang membutuhkan kemampuan
brilian tersebut guna mengefektifkan kinerja sumber daya manusia secara maksimal dan berkelanjutan.
Sebab jika pola ini dapat terbangun secara kolektif dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh para
guru, maka akan muncul perubahan besar dalam sistem manajemen sekolah yang efektif. Melalui cita-cita
dan visi besar inilah guru sebagai agen penggerak diharapkan mempunyai rasa tanggung jawab dan rasa
memiliki serta rasa memajukan lembaga sekolahnya sebagai tenda besar dalam mededikasikan hidup
mereka.
Sebagai penggerak, guru bukanlah penonton melainkan pemain utama. Dikatakan pemain utama karena
profesi guru adalah pembaharu sekaligus kreator yang menciptakan perubahan dan kemajuan sekolah.
Guru harus bermakna bagi murid dan warga sekolah. Untuk mendukung cita-cita reformasi birokrasi dan
administrasi pendidikan, seorang guru harus siap menghadapi perubahan dan rela melakukan perubahan
dalam pendidikan.
Menurut Suparno, ada beberapa cara bagaimana langkah yang harus ditempuh oleh guru dalam
menghadapi perubahan.
Guru perlu mengerti isi perubahan dan implementasinya. Mereka perlu menyadari bahwa perubahan itu
perlu demi kemajuan pendidikan di Indonesia. Untuk itu, sebelum mengadakan perubahan atau reformasi,
guru perlu mengetahui informasi, berdiskusi, dan belajar bersama. Mereka perlu melibatkan diri dalam
pembahasan, bukan hanya melaksanakan. Misalnya, sebelum kurikulum baru diberlakukan, guru-guru
sudah harus mengetahui informasi, mempelajari dan terlatih, sehingga mereka mampu menguasai isi, cara,
dan implementasi kurikulum. Dalam kerangka ini, perubahan kurikulum kiranya tidak boleh sesaat
diumumkan lalu berlaku; lebih baik guru-guru disiapkan lebih dulu. Ada baiknya dibuat sekolah percobaan
Sikap berani berubah demi kemajuan harus tertanam dan menjadi sikap guru. Hidup ini selalu berubah,
keadaan berubah, maka perubahan tidak dapat ditolak bila kita ingin tetap hidup. Demikian juga
pendidikan. Guru harus sadar akan hal ini. Salah satu cara melatih perubahan adalah dalam mengajar, tugas
guru sering dirotasi, baik dalam hal kelas mengajar, tempat, maupun bahan. Dengan demikian, mereka
biasa mengalami perubahan. Yang juga penting dalam hal ini adalah evaluasi kinerja guru. Bila mereka tidak
mau berubah, lebih baik tidak dinaikkan jenjangnya atau tidak dikontrak lagi. Dalam hal ini kepala sekolah
kadang lemah, tetap menilai guru baik meski sebenarnya tidak, karena tidak sampai hati menilai jelek
temannya.
Guru bukan tukang yang hanya menanti petunjuk, tetapi lebih sebagai seniman dan intelektual, yang harus
aktif, pro-aktif, inisiatif, dan kritis. Guru perlu disadarkan bahwa mereka harus menjadi pembaharu dalam
pendidikan. Yang juga penting dalam kerangka profesional adalah berusaha mencintai tugas sebagai guru.
Dengan mengembangkan rasa cinta dan senang, guru akan dengan sendirinya terdorong memajukan
tugasnya. Dia tidak hanya puas mendapatkan uang, tetapi juga menjadi senang karena dapat membantu
generasi muda berkembang menjadi manusia utuh. Maka tugas guru sering disebut sebagai "panggilan"
(jalan hidup yang dikehendaki Tuhan), yang mengembangkan baik anak didik maupun guru sendiri sebagai
pribadi. Sikap profesional lain yang amat perlu adalah on going formation guru. Untuk berani berubah,
guru perlu terus meningkatkan pendidikannya, perlu terus belajar, karena ilmu pengetahuan yang mereka
ajarkan terus berkembang. Dengan terus belajar, guru sendiri berubah. Dengan demikian, guru diharapkan
mau menjadi agen perubahan di sekolah. Di sini pemerintah dan yayasan, yang menjadi "atasan" guru,
berkewajiban mendorong dan menyediakan fasilitas dan kesempatan untuk on going formation itu.
Bila gaji guru tidak cukup untuk menghidupi keluarganya, mereka pasti akan cari sambilan. Mengharuskan
mereka melakukan tugasnya yang begitu berat, kiranya tidak masuk akal dan tidak adil. Kini, terdengar
pemerintah akan menaikkan gaji guru. Semoga bukan hanya menaikkan gaji sesaat, tetapi sungguh
memikirkan kesejahteraan guru yang layak secara menyeluruh. Kita boleh sedikit lega, anggaran belanja
negara dalam bidang pendidikan akan dinaikkan. Semoga kenaikan itu terutama digunakan untuk
Pendidikan calon guru harus lebih terbuka dan memberi kebebasan calon guru untuk lebih aktif, kreatif,
dan kritis terhadap seluruh proses pendidikan. Suasana meniru dan membebek pada cara dan model yang
Institusi baik pemerintah maupun yayasan harus memberikan kebebasan guru untuk berinisiatif dalam
melakukan tugasnya. Segala bentuk paksaan, penyeragaman, dan tekanan yang mematikan kreativitas guru
perlu dihilangkan, apalagi menakuti guru dengan ancaman. Kepala sekolah pun harus memberi kebebasan
lam suatu kesatuan yang tertata kedalam suatu unit yang kohesif.
Setelah satuan-satuan pelajaran itu ditata, ha; penting yang perlu dicek ulang ialah konsistensi antara tujuan,
kegiatan, dan evaluasi. Penting juga untuk dilakukan pengecekan konsistensi silang antarsatuan pelajaran untuk
meyakinkan bahwa satuan-satuan pelajaran yang sudah dirancang itumemungkinkan siswa mencapai tujuan unit.