Oleh:
Agus Ruswandi
A. PENDAHULUAN
itu adalah guru (pendidik), anak didik, materi, metode, dan sarana prasarana.
Jika salah satu dari beberapa faktor itu tidak ada, maka akan menyebabkan
peranan penting. Dalam hal ini peran pendidik dalam proses belajar mengajar
tidak dapat digantikan oleh mesin, radio, komputer atau media lainnya. Banyak
unsur manusiawi seperti sikap, sistem nilai, perasaan, motivasi dan kebiasaan
diharapkan merupakan hasil dari proses belajar mengajar yang tidak dapat
dicapai melalui alat-alat tersebut. Oleh karena itu peran pentingnya guru tidak
“digugu jeung ditiru” (diikuti, dan dicontoh). Dengan demikian, tidak bisa
sembarang orang bisa menjadi guru. Kapasitas guru tidak hanya sebagai
yang berbeda dengan profesi yang lainnya. Maka guru dituntut untuk menjadi
guru yang profesional. Guru profesional yang dimaksud adalah guru yang
1
2
B. PEMBAHASAN
Istilah lain guru adalah pendidik, yaitu orang dewasa yang bertanggung
muka bumi, sebagai makhluk sosial dan individu yang sanggup berdiri sendiri 2.
secara umum pendidik adalah orang yang memiliki tanggung jawab untuk
adalah, sama dengan di barat yaitu siapa saja yang bertanggung jawab
1
Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 , tentang Guru dan Dosen, Citra Umbara,
Bandung, 2006. hal 2
2
Jamaluddin, Noor Popoy, Ilmu Pendidikan, Bagian Proyek Peningkatan Mutu PGAN,
DEPAG, 1978, hal 1.
3
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat, (Bandung: Al-Ma'arif, 1962), h. 37
3
Islam orang yang paling bertanggung jawab tersebut adalah orang tua (ayah dan
ibu) anak didik. Tanggung jawab itu disebabkan sekurang-kurangnya oleh dua
hal, pertama: kodrat alam, yaitu karena orang tua ditakdirkan bertanggung
jawab mendidik anaknya. Kedua: karena kepentingan kedua orang tua, yaitu
jasmani dan ruhani peserta didik agar mencapai tingkat kedewasaan sehingga
Istilah yang merujuk kepada pendidik yang sangat populer ialah guru dan
dosen. Namun, selain itu ada pula istilah-istilah yang merujuk pada pendidik
a. Ustadz
b. Mu'allim
Kata mu’alim berasal dari kata dasar `ilm yang berarti menangkap hakikat
sesuatu. Dalam setiap 'ilm terkanduag dimensi teoretis dan dimensi amaliah
4
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1994) h. 78
4
rasul-Nya antara lain agar beliau mengajarkan (ta'lim) kandung al-kitab dan
menjauhi madharat.
c. Murabbiy
Kata murabbiy berasal dari kata dasar Rabb. Tuhan adalah sebagai Rabb al-
pengertian ini, maka tugas guru adalah mendidik dan dan menyiapkan
seisinya. Alam ini diserahkan oleh Allah kepada manusia (sebagai khalifah)
5
alam semesta ini yang serba seimbang, teratur dan terpelihara dengan baik.
Jika konsep tauhid ini dijadikan landasan dalam aktivitas pendidikan Islam.
d. Mursyid
Kata mursyid berasal dari bahasa arab yaitu isim fail dari يرشد-أرشد yang
berarti orang yang memberikan petunjuk jalan atau dalam bahasa inggris
guide6.
Kata mursyid biasa digunakan untuk guru dalam Thariqah (Tasawuf). Imam
Syafi’i pernah meminta nasehat kepada kepada gurunya (Imam Waki’)
sebagai berikut : “Syakatu ila Wak’in su’a hifzi, waarsyadaniy ila tarki al-
ma’ashi faakhbarani bianna al-ilma nurun, wa nurullahi la yudha li al-
ashi”.
e. Mudarris
5
http://newuke8554.blogspot.com/2009/06/profil-guru-sebagai-murabbi.html
6
Atabik ali & Zuhdi muhdlor, Kamus Kontemporer Arab Indonesia, ( Cet VII: Multi Karya Grafika )
6
f. Mu’addib
Sedangkan mu’addib berasal dari kata adab, yang berarti moral, etika dan
batin. Kata peradaban (Indonesia) juga berasal dari kata dasar adab,
sehingga guru adalah orang yang beradab sekaligus memiliki peran dan
nasional, tugas pokok guru yang profesional adalah mendidik, mengajar dan
2. TUGAS GURU
Guru memiliki banyak tugas baik di dalam dinas atau di luas dinas dalam
bentuk pengabdian. Moh. Uzer Usman mengelompokkan tugas guru dalam tiga
7
bidang, yaitu dalam bidang profesi, bidang kemanusiaan dan dalam bidang
Meneruskan dan
PROFESI MENGAJAR mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi
Mengembangkan
MELATIH keterampilan dan
penerapannya
Auto Pengertian
KEMANUSIAAN - Homoludens
- Homopuber
- Homosapiens
Transformasi diri
Autoidentifikasi
guru. Jenis pekerjaan guru tidak boleh dilakukan oleh orang yang bukan dari
7
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Rosdakarya, Bandung: 1996) h. 6
8
Op cit, h. 8
8
Tugas guru sebagai profesi meliptui 3 hal, yaitu: mendidik, mengajar dan
didik.
Guru harus menjadi orang tua kedua bagi siswanya. Ini berarti guru harus
yang kurang menarik akan mengurangi motivasi siswa dalam belajar. Ini
Dengan demikian, maka tugas guru sebenarnya lebih luas lagi karena guur
ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Tugas guru tidak hanya
terbatas pada masyarakat sekitarnya saja, akan tetapi guru juga merupakan
ini.
9
pembangunan. Dengan kata lain, potret dan wajah bangsa di masa depan
tercermin dari potret dari guru masa kini, dan dinamika kehidupan bangsa
guru. Roestiyah membagi tugas guru menjadi tiga, yaitu: pertama, guru sebagai
anak didik pada taraf kedewasaan yang berkepribadian insan kamil, seiring
dilakukan10.
guru, yaitu: (1) guru sebagai pengajar dalam hal ini guru bertugas sebagai orang
(2) guru sebagai pembimbing. Dalam hal ini guru memberikan bantuan kepad
menjadi sesuatu yang berguna bagi kehidupannya sehari-hari. (3) guru sebagai
9
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Rosdakarya, Bandung: 1996) h. 7
10
Roestiyah dkk. Masalah-masalah dalam Ilmu Keguruan (Jakarta: Aksara, 1982). h. 86
10
Lebih lanjut mengenai tugas guru, Earl V Pullias dan James D Young
dalam bukunya Teacher is Many Things sebagaimana yang dikutip oleh Abdul
berikut12:
2) Guru sebagai pengajar. Dalam hal ini guru membantu siswa yang
11
Nana Sudjana. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Sinar Baru, 1985). h. 15
12
Abdul Manan. Guru Adalah Pribadi dengan Aneka Fungsi. Dalam Jurnal Pendidikan Majalah FIP
IKIP Malang, edisi 1989 No. 21 tahun ke XVI.
11
Salah satu peran guru adalah sebagai contoh bagi siswanya dan bagi
bahkan bagi orang tua siswa. Maka dari itu guru juga secara tidak
peran ini guru berusaha untuk menemukan cara-cara yang lebih baik
Walaupun guru tahu semua hal, tetapi guru tidak juga harus
meninggalkan yang lama untuk menuju sesutu yang baru yang belum
mereka alami.
Guru harus bisa memerankan tokoh yang ada pada naskah (skenario)
a. Pengertian Profesi
Menurur Peter Salim dalam Muh. Nurdin (2004 : 119) bahwa profesi
13
Abdul Manan. Guru Adalah Pribadi dengan Aneka Fungsi. Dalam Jurnal Pendidikan Majalah FIP
IKIP Malang, edisi 1989 No. 21 tahun ke XVI
14
Muh. Nurdin. Kiat menjadi guru profesional. (Jogjakarta: Prisma Sophie, 2004) h. 119
15
Muh. Nurdin. Kiat menjadi guru profesional. (Jogjakarta: Prisma Sophie, 2004) h. 120
14
yang relatif lama di perguruan tinggi, baik dalam bidang sosial, eksakta,
maupun seni, dan pekerjaan itu lebih bersifat mental intelelektual dari pada
fisik manual, yang dalam mekanisme kerjanya dibawah naungan kode etik16.
b. Sayart-Syarat Profesi
suatu lembaga yang memiliki otoritas otonomi, hal tersebut karena didukung
oleh:
16
Sudarwan Danim. Media komunikasi pendidikan. (Jakarta: Binacipta, 1995) h. 60
17
Sikun, Pribadi. Pendekatan Belajar Mengajar. (Jakarta: Bumi Aksara, 1975) h. 14
15
masyarakat.
Moh. Uzer Usman mengutip pendapat Moh Ali bahwa mengingat tugas
dan tanggung jawab guru yang begitu kompleks, maka profesi ini memerlukan
18
Muh. Nurdin. Kiat menjadi guru profesional. (Jogjakarta: Prisma Sophie, 2004) h. 123
19
Sardiman A.M. Interaksi dan motivasi belajar mengajar. (Jakarta: Raja Garfindo Persada, 2004)
h. 134
20
Moh. Uzer Usman. Menjadi guru profesional. (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2004) h. 14
16
bidang profesinya.
dilaksanakannya.
mengenai kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru yang profesional.
profesional. Kompetensi yang harus dimiliki seorang guru itu mencakup empat
a. Kompetensi Pedagogik
yang dimilikinya22.
21
Moh. Uzer Usman. Menjadi guru profesional. (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2004) h. 15
22
Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (PT. Remaja Rosda Karya: Bandung, 2008),
h.75.
17
b. Kompetensi Kepribadian
c. Kompetensi Profesioanal.
d. Kompetensi Sosial
memilki berbagai sifat dan sikap yang antara lain sebagai berikut:
23
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, h. 117.
24
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, h. 135.
25
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, h. 173
18
mungkin. Agar bisa berperan sebagai pendidik dekaligus sebagai dai yang
selalu menyeru ke jalan Allah. Oleh sebab itu, kebutuhan hidup guru,
dan ikhlas.
c. Seorang guru juga hendaknya tidak pernah tamak dan bathil dalam
Sebagaimana dinyatakan oleh Nabi Hud as dalam Q.S. Huud ayat 51:
Artinya:
Hai kaumku, aku tidak meminta upah kepadamu bagi seruanku ini.
Upahku tidak lain hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Maka
tidakkah kamu memikirkan(nya)?" (QS. Huud ayat 51)
d. Seorang guru haruslah dapat meyakini Islam sebagai konsep ilahi dimana
e. Seorang guru harus memilki sikap yang terpuji, berhati lembut, berjiwa
mulia, ruhya suci, niatnya ikhlas, taqwanya hanya pada Allah, ilmunya
h. Seruan dan anjuran seorang guru hendaknya tercermin pula dalam sikap
didiknya26.
menyampaikannya kepada siswa sudah cukup, hal ini belumlah dapat dikategori
e. Berbadan sehat.
26
Kamal Muhammad .Isa, Manajemen Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Fikahati Anesta, 1994), h.
64-67.
27
Hamalik, Oemar, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta:PT. Bumi
Aksara, 2006)
20
menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang
profesinya; (3) menuntut adanya tingkat pendidikan yang memadai; (4) adanya
kehidupan.
Menurut Surya dalam buku yang ditulis oleh Kunandar, guru yang
memikul dan melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta didik,
C. SIMPULAN
mengarahkan, mengajar dan mendidik peserta didik. Oleh karena itu, seorang
pendidik selain seorang yang memiliki pengetahuan tentang apa yang akan
merupakan cermin bagi peserta didik baik dalam ucapan, sikap, maupun segala
28
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan
Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, h. 47.
21
Tugas guru secara umum terbadi menjadi tiga bidang. Pertama, guru
peserta didiknya. Kedua, tugas guru dalam hal kemanusiaan, yakni guru harus
bisa menjadi panutan menjadi idola atau bahkan menjadi orang tua bagi
siswanya yang bisa memberikan bimbingan, arahan dan lain-lain. Ketiga, tugas
masyarakat. Selain itu, guru secara tidak langsung dijadikan pijakan, cerminan
yakni guru harus mampu menjadi tauladan bagi yang lainnya serta berakhlak
mulia. Kompetensi profesional, tidak semua orang bisa menjadi guru. Oleh
karena itu guru harus memenuhi syarat-syarat tertentu yang telah diatur. Guru
yang disampaikan. Kompetensi Sosial, yaitu guru harus bisa bergaul dengan
lainnya.
22
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Manan. Guru Adalah Pribadi dengan Aneka Fungsi. Dalam Jurnal
Pendidikan Majalah FIP IKIP Malang, edisi 1989 No. 21 tahun ke XVI.
Atabik ali & Zuhdi muhdlor, (1978) Kamus Kontemporer Arab Indonesia, (Cet
Maqfirah
Rosda Karya.
http://newuke8554.blogspot.com/2009/06/profil-guru-sebagai-murabbi.html
Fikahati Anesta.
Moh. Uzer Usman. (2004) Menjadi guru profesional. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Muh. Nurdin. (2004) Kiat menjadi guru profesional. Jogjakarta: Prisma Sophie
Baru.
23