PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupaan hal yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan
suatu bangsa. Dalam pendidikan tidak dapat dipungkiri adanya faktor yang
mempengaruhi proses pelaksanaan pendidikan tersebut. Adapun faktor atau
komponen pendidikan meliputi: tujuan pembelajaran, pendidik, peserta didik, isi
( kurikulum ), metode atau cara, dan situasi lingkungan. (M.Rosyid, Sosiologi
Pendidikan ( 2010 : 62 ). Sehingga tanpa faktor-faktor tersebut tidak akan
tercapai sebuah pendidikan. Salah satu faktor yang paling berpengaruh adalah
pendidik.
Pendidik dalam proses pendidikan mempunyai pengaruh yang sangat
besar karena pendidik merupakan pemegang utama dalam proses pendidikan.
Adapun peranan dan kompetensi pendidik dalam proses pendidikan meliputi
banyak hal, diantaranya sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing,
pengatur lingungan, partisipan, ekspediator, perencana, supervisor, motivator,
konselor dan tidak lupa bahwa pendidik juga sebagai orang tua kedua bagi
peserta didik. ( Moh. Uzer Usman. Menjadi Guru Profesional, 2002:7 ).
Jadi dalam pelaksanaan pendidikan, pendidik sangat diperlukan. Pendidik
merupakan salah satu faktor atas tercapainya suatu tujuan pendidikan, tanpa
adanya pendidik, mustahil pendidian dapat berjalan dengan baik. Dalam makalah
ini penulis akan memaparkan yang berhubungan dengan pendidik dalam
pendidikan Islam.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, yang dapat di jadikan rumusan
masalahnya adalah:
1. Bagaimana definisi guru dalam pendidikan Islam?
2. Bagaimana kedudukan dan tugas Guru dalam Pendidikan Islam?
3. Bagaimana syarat dan Sifat Guru dalam Pendidikan Islam?
BAB II
GURU DALAM PENDIDIKAN ISLAM
A. Definisi Guru dalam Pendidikan Islam
Dari segi bahasa pendidik adalah orang yang mendidik. Dari segi istilah
merupakan profesi atau keahlian tertentu yang melekat pada seseorang yang
tugasnya berkaitan dengan pendidikan. Dalam konteks pendidikan Islam
pendidik sering disebut dengan murabbi, muallim, muaddib, mudarris, dan
mursyid. menurut peristilahan yang dipakai dalam pendidikan dalam konteks
Islam, Kelima istilah ini mempunyai tempat tersendiri dan mempunyai tugas
masing-masing.
1.
Murabbi adalah: orang yang mendidik dan menyiapkan peserta didik agar
mampu berkreasi serta mampu mengatur dan memelihara hasil kreasinya
untuk tidak menimbulkan malapetaka bagi dirinya, masyarakat dan alam
sekitarnya.
2.
Muallim
adalah:
mengembangkannya
orang
serta
yang
menguasai
menjelaskan
ilmu
fungsinya
dan
dalam
mampu
kehidupan,
4.
5.
Mursyid adalah: orang yang mampu menjadi model atau sentral identifikasi
diri atau menjadi pusat anutan, teladan dan konsultan bagi peserta didiknya.
Menurut Dwi Nugroho Hidayanto (1988:43), beliau menginventarisir bahwa
Orang dewasa
2
b.
c.
d.
e.
Orang tua
Guru
Pemimpin masyarakat
Pemimpin agama
Secara umum dikatakan bahwa setiap orang dewasa dalam masyarakat
Islam
adalah
orang-orang
yang
bertanggung
jawab
terhadap
Pendidik merupakan salah satu faktor urgen dan juga penentu dalam
pendidikan, karena pendidik mempunyai tanggung jawab yang besar dalam
membentuk watak, perangai, tingkah laku, dan kepribadian peserta didik.
Sedangkan menurut istilah yang lazim dipergunakan bagi pendidik adalah guru.
Guru sering diidentifikasikan kepada pengertian pendidik. Hal ini sesuai dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Sardiman A.M, bahwa guru memang pendidik,
sebab dalam pekerjaannya ia tidak hanya mengajar seseorang agar tahu
beberapa hal, tetapi guru juga melatih beberapa keterampilan
dan terutama
informal.
Untuk
mengetahui
pengertian
guru,
penulis
akan
berdiri
sendiri
serta
mampu
menerima
resiko
dari
segala
suatu
proses
penggalian,
pembentukan,
pendayagunaan
dan
penyucian:
sebagai
pemelihara
diri,
pengembang
serta
semasa
dengannya
akan
memperoleh
pancaran
cahaya
mendidik
merupakan
rangkaian
proses
mengajar,
al-Ghazali,
tugas
pendidik
yang
utama
adalah
pendidik
bukan
hanya
bertugas
memindahkan
atau
mentrasfer ilmunya kepada orang lain atau kepada anak didiknya. Tetapi
pendidik juga bertanggungjawab atas pengelolaan, pengarah fasilitator dan
perencanaan. Oleh karena itu, fungsi dan tugas pendidik dalam pendidikan
menurut buku Roestiyah NK, (1982:86) dapat disimpulkan menjadi tiga
bagian, yaitu:
a. Sebagai instruksional (pengajar), yang bertugas merencanakan program
pengajaran dan melaksanakan program yang telah disusun serta
mengakhiri dengan pelaksanaan penilaian setelah program dilakukan.
b. Sebagai edukator (pendidik), yang mengarahkan peserta didik pada
tingkat kedewasaan dan berkepribadian kamil seiring dengan tujuan Allah
SWT menciptakannya.
c. Sebagai managerial (pemimpin), yang memimpin, mengendalikan kepada
diri sendiri, peserta didik dan masyarakat yang terkait, terhadap berbagai
masalah
yang
menyangkut
upaya
pengarahan,
pengawasan,
perubahan-perubahan
yang
mempengaruhi
proses
mengajar.
f. Adanya hubungan manusiawi dalam proses belajar mengajar.
Mengenai tugas pendidik, ahli-ahli pendidikan Islam telah sepakat
bahwa tugas seorang pendidik ialah mendidik. Mendidik adalah tugas yang
amat luas, mendidik itu dilakukan dalam bentuk mengajar, memberikan
dorongan, memuji, menghukum, member contoh, membiasakan, dan lain
sebagainya.
Bagi seorang
b.
c.
berkualitas.
Fasilitator, sebagai fasilitator, pendidik bertugas memfasilitasi murid untuk
d.
e.
f.
mengisi jurnal kelas dengan lengkap, membuat soal ujian dan lain-lain.
Evaluator, dengan evaluasi, guru diharapkan lebih baik dalam segala hal,
seperti kapasitas intelektualnya, integritas kepribadiannya, pendekatan
metodologi pengajarannya dan lain-lain. (Jamal Mamur Asmani, 2011:
39-55).
10
d.
e.
yang
akan
f.
rasa dan
murid-muridnya.
Sedangkan menurut menurut team penyusun buku teks ilmu
pendidikan Islam perguruan tinggi agama merumuskan bahwa syarat untuk
menjadi guru agama ialah bertaqwa kepada Allah, berilmu, sehat jasmani,
berakhlak baik, bertanggung jawab dan berjiwa nasional.
Al-alirasyi
dari Allah).
tubuhnya (penampilan lahirnya menyenangkan).
Bersih jiwanya (tidak mempunyai dosa besar).
Bijaksana.
Ikhlas dalam menjalankan tugas.
Mencintai murd-muridnya
Ada beberapa karakteristik yang harus dimiliki pendidik dalam
2) Kematangan social yang stabil, yaitu dalam hal ini pendidik dituntut
mempunyai pengetahuan yang cukup tentang masyarakatnya, dan
mempunyai kecakapan membina kerja sama dengan orang lain.
3) Kematangan professional (kemampuan mendidik), yakni menaruh
perhatian dan sikap cinta terhadap anak didik serta mempunyai
pengetahuan yang cukup tentang latar belakang anak didik dan
perkembangannya, memiliki kecakapan dalam menggunakan cara-cara
mendidik. (Hasbunallah. Op_Cit. hal. 19).
Menurut Nur Uhbiyati (1998:74), bahwa syarat-syarat untuk menjadi
guru agama adalah:
a. Dia harus orang yang beragama
b. Mampu bertanggung jawab atas kesejahteraan agama
c. Dia tidak kalah dengan guru sekolah umum lainnya dalam membentuk
warga
negara
yang
demokratis
dan
bertanggung
jawab
atas
Zakiah
Daradjat
mengemukakan
bahwa
tidak
sembarangan orang dapat melakukan tugas guru. Tetapi orang tertentu yang
memenuhi persyaratan yang dipandang mampu, yaitu:
12
Syarat Fisik, yaitu seorang guru harus berbadan sehat, tidak memiliki
cacat tubuh yang mungkin mengganggu pekerjaannya, dan tidak memiliki
gejala-gejala penyakit yang menular. Dalam persyaratan fisik ini juga
2.
3.
4.
5.
13
6.
jasmani dan rohani, guru juga harus memiliki ijazah keguruan dan harus
menguasai metode mengajar, menguasai materi yang akan diajarkan dan
harus mengetahui
psikologi,
terutama
psikologi
anak
dan
psikologi
14
kebiasaan,
perasaaan,
dan
berbagai
potensi
yang
dimilikinya.
8. Seorang pendidik hendaknya menguasi pelajaran yang diajarkan baik
dan profesional.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah penulis paparkan, maka dapat penulis
simpulkan bahwa definisi guru dalam pendidikan islam adalah seorang dewasa
yang
bertanggung
jawab
memberi
bimbingan,
bantuan,
pengarahan,
menyucikan,
serta
membawakan
hati
manusia
untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT. Karena tujuan pendidikan Islam yang utama
adalah upaya untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
B. Saran
Tidak banyak saran yang dapat penulis tuangkan, hanya sekedar berbagi
pengetahuan, semoga kita semua mampu dan terus berusaha untuk menjadi
seorang guru yang baik. Terutama ketika kita menjadi guru pendidikan agama
Islam. Aamiin.
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Nugroho Hidayanto. Dwi (Ed). Mengenal Manusia dan Pendidikan. Liberty:
Yogyakarta. 1988
2. UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional.
3. Fatah Yasin, Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam, 2008, UIN Malang Pres.
4. Asma Hasan Fahmi, Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam, terjemahan tentang
Al Tarbiyah al Islamiyah, Jakarta: Bulan Bintang,1979.
5. M. Athiyah al-Abrasyi, Dasar-dasr Pokok Pendidikan Islam, terj..Bustami A.
Ghani, Jakarta: Bulan Bintang, 1987.
6. Abu Hamid Muhammad al-Ghazali, ihya ulum al-Din, terj. Ismail yaqub,
Semarang: Faizan, 1979.
7. Roestiyah NK, Masalah-masalah Ilmu Keguruan, Jakarta: Bina Aksara, 1982.
8. Ramayulis, Pengantar Ilmu Pendidikan, Padang: The Minangkabau Foundation
press, 2004.
9. http://gentongedukasi.blogspot.com/2013/02/definisi-guru-pendidikan-agamaislam.html di unduh tanggal 30 Maret 2014.
10. http://seleranada.blogspot.com/2012/10/kedudukan-pendidik-dalampendidikan.html 31032014 di Unduh tanggal 27 Maret 2014.
11. http://nurfajry.wordpress.com/2012/11/12/hakikat-fungsi-dan-tugas-pendidikdalam-pendidikan-islam/ di unduh tanggal 28 maret 2014.
12. http://munggispendidikanislam.blogspot.com/ di unduh tanggal 31 Maret 2014.
17