PROPOSAL SKRIPSI
OLEH
Proposal oleh Maria Esti Lelifanti ini telah diperiksa dan disetujui oleh
pembimbing untuk mengikuti ujian proposal skripsi.
Pembimbing II
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur peneliti haturkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas
berkatdan rahmat Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan proposal
penelitian dengan judul Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Project Based
Learning Materi Sistem pernapasanmanusiapada Pembelajaran IPA Kelas VIII
SMP Negeri 3 Boawae tepat pada waktu yang ditentukan. Proposal penelitian ini
ditulis sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi di Sekolah
Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Citra Bakti Ngada.
Penyelesaian penulisan proposal penelitian ini bukan hanya kerja keras
penulis sendiri namun banyak pihak yang dengan caranya masing-masing telah
mendukung peneliti dalam menyelesaikan proposal ini. Pada kesempatan ini,
peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Wilfridus Muga, SE, M.Pd selaku Ketua Yayasan Pendidikan Citra
Masyarakat Mandiri yang telah banyak memberikan dukungan moral selama
menyelesaikan penulisan proposal penelitian dan juga yang telah
menyediakan berbagai sarana prasaran selama peneliti menempuh pendidikan
di STKIP Citra Bakti Ngada
2. Prof. Dr. I Wayan Koyan, M.Pd, selaku ketua STKIP Citra Bakti, yang telah
memberikan bantuan secara moral dan memfasilitasi berbagai kepentingan
studi, selama penulis menempuh perkuliahan di STKIP Citra Bakti
3. Ibu Maria Yuliana Kua, SP.d,, M.Pd selaku koordinator program studi
pendidikan IPA sekaligus pembimbing I yang dengan tulus dan sabar dalam
membimbing, mengarahkan, memotivasi penulis dan mem berikan masukan
sehingga proposal peneliti ini dapat terselesaikan
4. Ibu Ni Wayan Suparmi, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah
meluangkan banyak waktu dalam membimbing peneliti menyelesaikan
penulisan proposal ini
4
5. Kedua orang tua yang telah banyak memberikan dukungan spiritual maupun
material sekaligus yang memotivasi peneliti untuk tetap semangat
menyelesaikan proposal penelitian ini.
6. Sanak saudara yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah
banyak membantu selama perjalanan studi peneliti
7. Teman-teman angkatan 2018 khusunya teman-teman program tudi
Studipendidikan IPA yang selalu memberikan semangat serta dukungan
untuk menyelesaikan penulisan proposal penelitian ini
Peneliti menyadari bahwa banyak sekali kekurangan dalam penyusunan
proposal ini baik dari segi isi maupun sistematika penulisannya. Untuk itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat peneliti harapkan demi
perbaikn proposal ini selanjutnya.
Semoga proposal penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat
untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Peneliti
5
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian........................................................................ 1
1.2Rumusan Masalah.................................................................................... 5
1.3Tujuan Penelitian..................................................................................... 6
1.4 Spesifikasi Produk................................................................................... 7
1.5 Asumsi dan keterbatasan Pengembangan............................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1Kajian Teori............................................................................................. 8
2.2Kajian Hasil Penelitian yang Relavan...................................................... 17
2.3Kerangka Berpikir.................................................................................... 19
BAB III METODE PENELITIAN
3.1Jenis Penelitian dan Model Penelitian.................................................... 21
3.2 Prosedur Pengembangan......................................................................... 21
3.3 Uji Coba Produk...................................................................................... 24
3.4 Metode Pengumpulan Data dan Instrumen............................................. 26
3.5Metode Analisis Data............................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 29
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
8
Trianto (2011) dalam satu pokok bahasan atau tema didasarkan atas
pemaduan sejumlah KD, KI, yang saling berkaitan.
2.1.1.3 Karakteristik Pembelajaran IPA
Menurut Permendiknas No 22 tahun 2006 Mata pelajaran IPA berkaitan
dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan
hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-
konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari
diri sendiri serta alam sekitarnya sehingga bisa diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Trianto (2011) menjelaskan bahwa IPA merupakan ilmu pengetahuan
yang mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan
proses ilmiah, yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud
sebagai produk ilmiah yang tersusun dari tiga komponen penting berupa konsep,
prinsip, dan teori. Yang berlaku secara umum.
Menurut Trianto (2008) pembelajaran IPA terpadu merupakan suatu proses yang
mempunyai beberapa karakteristik yaitu:
1. Aktif
Pembelajaran IPA terpadu memungkinkan siswa memahami secara langsung
prinsip dan konsep yang ingin dipelajari melalui kegiatan belajar secara langsung.
Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran baik
secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional guna tercapainya hasil belajar
yang optimal. Dengan demikian pembelajaran IPA terpadu bukan hanya
merancang aktivitas dari masing-masing mata pelajaran yang saling terkait.
2. Holistik
Suatu gejala atau venomena yang menjadi pusat dalam pembelajaran IPA
terpadu diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajian sekaligus. Pembelajaran
terpadu memungkinkan siswa untuk memahami sesuatu dari berbagai aspek dan
akan membuat siswa aktif dalam menghadapi masalah yang dekat dengan mereka.
3. Bermakna
Suatu venomena yang dikaji dari berbagai aspek dapat membentuk hubungan
antar konsep yang saling berkaitan sehingga berdampak pada kebermaknaan
11
materi yang dipelajari dan akan menciptakan pembelajaran yang fungsional untuk
memecahkan masalah-masalah yang muncul dalam kehidupan sehari-hari.
2.1.1.4 Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPA
Menurut permendiknas (2006) ruang lingkup mata pelajaran IPA
meliputi aspek-aspek berikut; makhluk hidup dan proses kehidupan, energi dan
perubahannya, bumi dan alam semesta.
Tabel 2.1 materi IPA kelas VII
No Materi Semester I Materi Semester II
1 Objek IPA dan Sistem organisasi kehidupan makhluk
pengamatannya hidup
2 Klasifikasi makhluk hidup Intraksi makhluk hidup dengan
lingkungan
3 Klasifikasi materi dan Pencemaran lingkungan
perububahannya
4 Suhu dan perubahanya Pemanasan global
5 Kalor dan perpindahannya Lapisan bumi
6 Energi dalam sitem Sistem tata surya
kehidupan
Sumber: Kurikulum 2013
Tabel 2.2 materi IPA kelas VIII
No Materi Semester I Materi Semester II
1 Gerak benda dan makhluk Tekanan zat dan penerapannya dalam
hidup di lingkungan sekitar kehidupan sehari-hari
2 Usaha dan pesawat sederhana Sistem pernapasan manusia
dalam kehidupan sehari-hari
3 Struktur dan fungsi tumbuhan Sistem ekresi manusia
4 Sistem pencernaan manusia Getaran, gelombang dan bunyi dalam
kehidupan sehari-hari
5 Zat aditif dan adiktif Cahaya dan alat optik
6 Sistem peredaran darah
12
manusia
Sumber: Kurikulum 2013
Selain itu bahan ajar juga bermanfaat bagi peserta didik. Pertama, kegiatan
pembelajaran menjadi lebih menarik. Kedua, peserta didik lebih banyak
mendapatkan kesempatan untuk belajar secara mandiri dengan bimbingan guru.
Ketiga, peserta didik mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap
kompetensi yang harus dikuasi.
Pengembangan bahan ajar harus sesuai dengan tuntutan kurikulum, artinya
bahan ajar yang dikembangkan harus sesuai dengan kurikulum 2013 yang
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan baik standar isi, standar proses, dan
standar kompetensi lulusan. Selain itu, karakteristik sasaran bahan ajar
disesuaikan dengan lingkungan, kemampuan, minat, dan latar belakang peserta
didik.
2.1.2.2 Jenis-jenis bahan ajar
Menurut Prastowo (2014), bahan ajar dibagi berdasarkan bentuk, cara
kerja, sifat, dan substansi (isi materi). Pertama, dari bentuknya, bahan ajar
dibedakan menjadi empat macam yaitu:
1) Bahan ajar cetak (printed), yaitu sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas,
yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian
informasi. Contoh: handout, buku, modul, lembar kerja peserta didik, brosur,
leaflet,wall chart, foto/gambar, model atau maket.
2) Bahan ajar dengan(audio) atau program audio, yaitu: semua sistem yang
menggunakan sinyal radio secara langsung dan dapat dimainkan atau
didengar oleh seseorang atau sekelompok orang. Contoh: kaset, radio,
piringan hitam, compact disk audio.
3) Bahan ajar pandang dengar (audio visual), yaitu segala sesuatu yang
memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak.
Contoh: video, compact disk, dan film.
4) Bahan ajar interaktif (interactive teaching materials), yaitu: kombinasi dari
dua atau lebih media ( audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan video) yang
oleh penggunanya dimanipulasi atau diberi perlakuan untuk mengendalikan
suatu printah dan atau perilaku alami dari presentasi. Contoh: compact disk
interaktif.
16
tutorial, buku kerja peserta didik, peta, charts foto, bahan dari majalah atau
koran, dan lain sebagainya.
2) Bahan ajar berbasis teknologi. Yang termasuk dalam kategori bahan ajar ini
adalah audio assete siaran radio, slide, filmstrip, film, video, siaran TV, video
interaktif, computer based tutorial,dan multimedia.
3) Bahan ajar yang digunakan untuk praktik atau proyek. Contoh: lembar
observasi, lembar wawancara, dan lain sebagainya.
4) Bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan interaksi manusia (terutama
untuk keperluan pendidikan jarak jauh). Contoh: telepon, handphone, video
conferencing, dan lain sebagainya.
Keempat, menurut substansi materi bahan ajar secara garis besar, bahan
ajar( instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
harus dipelajari peserta didik dalam rangka mencapai standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang telah ditentukan. Materi pembelajaran dapat dibedakan
menjadi tiga jenis materi, yaitu materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
2.1.2.3 Karakteristik Perancangan Bahan Ajar
Departemen Pendidikan Nasional (2008) menyatakan ada lima
karakteristik bahan ajar yaitu self instructional, self contained, stand alone,
adaptif, dan user friendly. Pertama, self ininstruction(pembelajaran mandiri)
merupakan karakteristik penting dalam bahan ajar. Karakteristik tersebut
memungkinkan seseorang belajar secara mandiri dan tidak bergantung pada pihak
lain. Untuk memenuhi karakter self instruction, terdapat beberapa komponen
sebagai berikut:
1) Memuat tujuan pembelajaran yang jelas, dan menggambarkan pencapaian
standar kompetensi dan kompetensi dasar.
2) Memuat materi pembelajaran yang dikemas dalam unit-unit kegiatan yang
kecil/spesifik, sehingga memudahkan dipelajari secara tuntas.
3) Tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan materi
pembelajaran.
4) Terdapat soal-soal latiahan, tugas dan sejenisnya yang memungkinkan untuk
mengukur penguasaan peserta didik.
18
5) Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana, tugas atau
konteks kegiatan dan lingkungan peserta didik
6) Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif
7) Terdapat rangkuman materi pembelajaran
8) Terdapat instrumen penilaian, yang memungkinkan peserta didik melakukan
mandiri (self assesment)
9) Terdapat umpan balik atas penilaian peserta didik, sehingga peserta didik
mengetahui tingkat penguasan materi
10) Terdapat informasi tentang rujukan/pengayaan /refrensi yang mendukung
materi pembelajaran dimaksud.
Kedua, self contained (menyeluruh). Bahan ajar dikatakan self contained bila
seluruh materi pembelajaran yang dibutuhkan termuat dalam bahan ajar tersebut.
Tujuan dari konsep ini memberikan kesempatan kepada peserta didik
mempelajari materi pembelajaran secara tuntas.
Ketiga, berdiri sendiri (stand alone) merupakan karakteristik bahan ajar yang
tidak tergantung pada bahan ajar/media lain, atau tidak harus digunakan bersama-
sama dengan bahan ajar/media lain. Keempat, adaptif hendaknya memeiliki daya
adaptasi yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi.
Sebuah bahan ajar dikatakan adaptif jika bahan ajar tersebut dapat
menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan da\n teknlogi, serta
fleksibel/luwes digunakan diberbagai perangkat keras (hardware).Kelima, mudah
digunakan (user friendly) hendaknya setiap instruksi yang terdapat dalam bahan
ajar hendaknya sederhana, mudah dimengerti serta menggunakan istilah yang
umum digunakan.
2.1.2.4 Prinsip Penulisan Bahan Ajar
Bahan ajar merupakan salah satu media pembelajaran yang berfungsi sama
dengan pengajar atau pelatih pada pembelajaran tatap muka. Oleh karena itu
dalam penulisan bahan ajar harus diperhatikan prinsip-prinsip penulisannya.
Menurut departemen pendidikan nasional (2008) prinsip penulisan bahan ajar
antara lain sebagai berikut.
1) Melampirkan secara jelas hasil belajar yang menjadi tujuan pembelajaran
19
berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat
diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
3. Menyusun jadwal
Pendidik dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktifitas
dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini digunakan untuk
mengontrol proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain:
1) Membuat time line untuk menyelesaikan proyek
2) Membuat deadline penyelesaian proyek.
3) Membawa peserta didik agar merencanakan penyelesaian proyek.
4) Membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak
berhubungan dengan proyek.
5) Meminta peserta didik untuk membuat penjelasan tentang pemilihan cara.
4. Melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik dalam menyelesaikan
proyek.
Pendidik bertanggung jawab untuk memonitor aktivitas peserta didik selama
menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara memfasilitasi peserta
didik pada setiap proses. Agar mempermudah peroses monitoring, dibuat sebuah
rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
5. Mengukur ketercapaian peserta didik
Penilaian dilakukan untuk membantu pendidik dalam mengukur ketercapaian
standar. Selain itu penilaian juga berperan untuk mengevaluasi kemajuan masing-
masing peserta didik. Penilaian juga berfungsi untuk memberi umpan balik
tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik dan membantu
pendidik dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
6. Mengevaluasi
Pada akhir proses pembelajaran, pendidik dan peserta didik melakukan
refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan.Proses refleksi
dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini pesertadidik
diminta untuk mengungkapkan pengalamannya selama menyelesaikan proyek.
2.2 Kajian Hasil-Hasil Penelitian Yang Relavan
21
Bahan ajar merupakan segala sesuatu yang di dalamnya memuat KI, KD,
indikator serta materi ajar yang akan dipelajari siswa untuk kemudian dapat
dijadikan sebagai salah satu sumber belajar. Menurut Depdiknas (2006) bahan
ajar merupakan seperangkat yang disusun secara sitematis yang memungkin kan
siswa untuk belajar dan disesuaikan dengan kurikulum yang ada.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan yang berhubungan dengan
pengembangan bahan ajar berbasis PjBL diantaranya Yulianti (2014)
mengembangkan bahan ajar berupa LKS berbasis Project Based Learning untuk
meningkatkan kreatifitas sains dalam pembelajaran fisika. Namun, LKS yang
dikembangkan oleh Yulianti (2014) tidak dilengkapi latihan soal. Pada hal latihan
soal penting untuk mengevaluasi ketercapaian kreatifitas. Selain itu materi yang
dijabarkan juga sangat singkat dan hanya berupa printah dalam membuat proyek
sehingga memungkinkan peserta didik kurang memiliki gambaran pelaksanaan
proyek. Ditambah pula jadwal pelaksanaan proyek dalam LKS ini disediakan oleh
guru sehingga akan mengurangi aspek kemandirian dan kreatifitas siswa (Utami,
2017: kenanga, 2017). Oleh karena itu perlu adanya bahan ajar yang dilengkapi
petunjuk penggunaan, latihan soal evaluasi dan beberapa aspek lainnya yang
mendidik kemandirian dan kreatifitas.
Berdasarkan review terhadap penelitian terdahulu diatas, modul atau bahan
ajar yang berbasis pada PjBL disarankan memperhatikan aspek kemandirian,
kekereatifitasan, dan berpikir tingkat tinggi peserta didik. Aspek tambahan lainnya
yang tidak kalah penting adalah mendidik peserta didik terampil dalam
berkomunikasi ( Sari, Satrijono, dan Sihono 2015).
Hasil-hasil penelitian yang relevan diatas menjadi acuan bagi peneliti
untuk mengembangkan bahan ajar berbasis project based learning. Perbedaan
penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah
terletak pada produk akhir.
2.3 Kerangka Berpikir
IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan
manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikaikan.
Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk
22
Permasalahan:
Guru memang telah membuat bahan ajar, namun bahan ajar
yang dibuat oleh guru hanya berupa materi ajar serta
latihan soal. Pada hal yang sebenarnya pembelajarn IPA
merupakan pembelajaran yang berbasis alam, siswa akan
lebih banyak belajar dari alam
Solusi
Pengembangan bahan ajar berbasis Project Based
Learning materi sistem pernapasan manusia pada
pembelajaran IPA
Dihasilkan
Bahan ajar yang layak digunakan dalam pembelajaran
IPA materi sitem pernapasan pada manusia, sehingga
23
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian dan Model Penelitian
Jenis penelitiam yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
pengembangan. Dan model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah model pengembangan 4D yang mengikuti alur dari Thiagarajan, Semmel
Dan Semmel (1974). Tahapan model pengembangan 4D antara lain define
(pendefenisian), design (perancangan), defelop (pengembangan), dan disseminate
(penyebaran), akan tetapi pada penelitian ini sampai pada model pengembangan
24
media, dan ahli desain pembelajaran). Berikut beberapa kegiatan yang akan
dilakukan pada tahap perancangan ini:
1)Tahap validasi produk oleh Tim ahli ( ahli materi, ahli bahasa, ahli media,
dan ahli desain pembelajaran).
2) Tahap uji coba terbatas
3.3 Uji Coba Produk
3.3.1 Desain Uji Coba
Desain uji coba penting dilakukan untuk mengetahui kualitas bahan ajar yang
dihasilkan. Sebelum diuji cobakan bahan ajar yang dibuat terlebih dahulu
divalidasikan oleh validator. Terdapat empat validator yakni ahli materi yang
menilai kelengkapan isi bahan ajar, ahli media, yang menilai media berupa bahan
ajar, ahli bahasa yang menilai penggunaan bahasa, ahli desain untuk menilai
kelayakan desain pengembangan bahan ajar. Hasil dari penilaian produk
kemudian akan dilakukan revisi tahap I.
Selain dinilai oleh validator, bahan ajar juga akan dinilai oleh guru mata
pelajran IPA, untuk kemudian dilakukan revisi tahap 2. setelah itu, bahan ajar
diujicobakan kepada siswa dan siswa juga diberikan angket penilaian untuk
melihat sejauh mana kepraktisan penggunaan bahan ajar yang Berbasis Project
Based Learning tersebut dalam pembelajaran IPA untuk siswa SMP kelas VIII
Sekala
1 2 3 4
A. Aspek konsisten¥si
1 Ketepatan penggunaan bahasa dalam bahan ajar
2 Penggunaan bahasa dan istilah yang konsisten
3 Penggunaan bentuk dan huruf yang konsisten
c. Validator ketiga yaitu ahli media yang akan memvalidasi produk bahan ajar
project based learning.
Tabel 3.3 tabel instrumen lembar validasi bahan ajar untuk ahli media
No Indikator Rentangan skala
A. Aspek konstruksi 1 2 3 4
B Aspek teknis
30
3 Kemenarikan sampul
8 Pemilihan background
11 Tampilan warna
No Interval Kriteria
1 2,7-3,6 Valid
2 1,8-2,7 Kurang valid
3 0,9-1,8 Tidak valid
4 3,6-4,5 Sangat valid
Sumber Rinduwan (2012) yang dimodifikasi
Berdasarkan tabel 3.7 bahan ajar berbasis project based learning dikatakan
valid pada interval 2,7-3,6.
2.Teknik Analisis Data Hasil Uji Coba
Tahap analisis data hasil uji coba dilakukan hanya untuk menguji kepraktisan
dari produk yang telah dihasilkan. Data yang digunakan untuk menilai
kepraktisan bahan ajar ini berupa data kuantitaif dengan 4 skala: Skala 1 tidak
praktis, skala 2: kurang praktis, skala 3:praktis, skala 4: sangat praktis.
Tabel 3.8 kriteria penilaian uji coba kepraktisan
No Interval Kriteria
1 2,7-3,6 Valid
2 1,8-2,7 Kurang valid
3 0,9-1,8 Tidak valid
4 3,6-4,5 Sangat valid
Berdasarkan tabel 3.8 bahan ajar berbasis project based learning dikatakan praktis
pada 2,7-3,6 dengan kriteria praktis.
DAFTAR PUSTAKA
35
Jamilah, R. 2017. Pengembangan bahan ajar teks ulasan berbasis proyek pada
siswa kelas VII SMP Negeri 2 bululawang. NOSI 5 (3 ): 395-414.