Anda di halaman 1dari 61

EFEKTIVITAS MODEL LATIHAN SPBT-DESAIN BOLA VOLI

SEBAGAI BENTUK AKTIVITAS BELAJARUNTUK


MENINGKATKAN KETERAMPILAN PASSING
BAWAH BOLA VOLI DALAM
PEMBELAJARAN PJOK
PADA SISWA KELAS
VIII SMPN SATAP 2
GOLEWA

SKRIPSI

OLEH
FELIKSIA DHIU
NIM. 201701008

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
CITRA BAKTI
2021
i
EFEKTIVITAS MODEL LATIHAN SPBT-DESAIN BOLA VOLI
SEBAGAI BENTUK AKTIVITAS BELAJARUNTUK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PASSING
BAWAH BOLA VOLI DALAM
PEMBELAJARAN PJOK
PADA SISWA KELAS
VIII SMPN SATAP 2
GOLEWA

SKRIPSI

Diajukan kepada
STKIP CITRA BAKTI
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi

FELIKSIA DHIU
NIM. 201701008

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
CITRA BAKTI
2021

ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi oleh Feliksia Dhiu ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing
untuk mengikuti ujian.
Malanuza, September 2021
Pembimbing I

Yohanes Bayo Ola Tapo, S.Pd, M.Or


NIDN. 0823058601
Pembimbing II
ss

Nikodemus Bate, S.Pd. M.Pd


NIDN. 0821108001

iii
LEMBAR PERSETUJUAN TIM PENGUJI

Skripsi oleh Feliksia Dhiu telah berhasil dipertahankan didepan tim penguji
dan dinyatakan diterima sebagai sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar
sarjana Pendidikan di Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan
Rekreasi, STKIP Citra Bakti.
Disetujui pada tanggal: .........................

Tim Penguji

Ketua Penguji
.........................................., Yohanes Bayo Ola Tapo., S.Pd, M.Or
NIDN.0823058601

Penguji Utama
.........................................,Dr. Dek Ngurah Laba Laksana, M.Pd
NIDN.0831108501

Anggota Penguji 1
........................................, Yohanes Bayo Ola Tapo., S.Pd, M.Or
NIDN.0823058601

Anggota Penguji 2
........................................, Nikodemus Bate., S.Pd, M.Or
NIDN.0821108001

Mengetahui
Ketua STKIP Citra Bakti

Prof.Dr.I Wayan Koyan, M.Pd


NIDN.8837030016

iv
v
MOTTO

“KEMISKINAN

BUKANLAH PENGHALANG

MENCAPAI

KESUKSESAN”

vi
PERSEMBAHAN

Karya tulis ini saya persembahkan kepada:


1. Tuhan yang Maha Kuasa yang menjadi sumber segalanya yang telah
menyertai dan menuntut penulis menuju kesuksesan.
2. Bapak Yoseph Taji dan Ibu Sovia Ninu serta kakak astin Inu, kakak Dinn
Wago, Oma Monce, Opa Herman yang dengan susah payah dan kasih
sayang telah mereka berikan demi membiayai penulis menuju
keberhasilan.
3. Bapak dan mama kos sekeluarga yang membantu serta mendukung dalam
penyusunan skripsi.
4. Sahabat-sahabatku: Kalis, Yongki, Vinsen,Riki, Aldi, Fian,Mertin, Iren
dan teman-teman seperjuangan yang telah membantu penulis dengan
caranya masing-masing menyelesaikan tulisan ini, khususnya Prodi PJKR.
5. Almamaterku tercinta STKIP Citra Bakti Ngada.

vii
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan anugerahNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi denganjudul
“Efektivitas Model Latihan SPBT-DESAIN Bola Voli Sebagai Bentuk
Aktivitas Belajar UntukMeningkatkanKeterampilan Passing Bawah Bola
Voli dalam PembelajaranPJOK pada Siswa Kelas VIII SATAP 2 Golewa “.
Dalampenulisan skripsi ini penulis memperoleh banyak arahan, bimbingan
dandukungan moral dari berbagai pihak yang sifatnya membangun dan
meningkatkankemampuan personal penulis. Untuk itu dengan rendah hati penulis
mengucapkanterima kasih kepada :
1. Wilfridus Muga, S.E.,M.Pd., selaku Ketua YAPENTRI yang telah memberikan
wadah pendidikan di Kabupaten Ngada.
2. Prof.Dr.I Wayan Koyan, M.Pd., selaku ketua STKIP Citra Bakti Ngada.
3. YohanesBayoOlaTapo,S.Pd, M.Or.,selaku koordinator program studi
Pendidikan JasmaniKesehatanDanRekreasidan staf dosen pengajar atas
kesediaan mereka dapat memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis
selama menyelesaikanskripsi ini.
4. YohanesBayo Ola Tapo,S.Pd,M.Or.,sebagai dosen pembimbing I atas
kesediaannya memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama
menyelesaikan skripsi ini.
5. Nikodemus Bate, S.Pd, M.Pd.,sebagai dosen pembimbing II atas kesediaannya
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama menyelesaikan
skripsi ini.
6. Bapak dosen Prodi PJKR selaku pengajar yang telah yang memberikan
pencerahan keilmuan selama perkuliahan dan telah banyak memberikan
motivasi kepada penulis selama perjalanan studi dan penyusunan skripsi ini.
7. Kepala Sekolah SMPN SATAP 2 GOLEWA serta seluruh keluarga besar
SMPN SATAP 2 GOLEWA yang senantiasa mendukung penulis dalam
melakukan penelitian sebagai proses untuk menyusun tugas akhir.

viii
8. Kedua orang tua, kakak berdua yang telah banyak membantu secara material
dan moral selama perjalanan studi sampai pada penyusunan skripsi.
9. Teman-teman seangkatan di Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan
Rekreasi yang dengan caranya masing-masing mendukung penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis juga menyadari bahwa skripsipenelitian ini masih jauh
darikesempurnaan baik dari segi isi maupun sistematika penulisnya disebabkan
olehketerbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena
itu,segala bentuk masukan yang membangun sangat penulis harapkan baik itu dari
segi metodologi maupun teori yang digunakan untuk perbaikan lebih lanjut.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya.

Malanuza, September 2021

Penulis

ix
ABSTRAK

Dhiu, Feliksia(201701008). Efektivitas Model Latihan SPBT_DESAIN


Bola Voli Sebagai Bentuk Aktivitas Belajar UntukMeningkatkanKeterampilan
Passing Bawah Bola Voli dalam Pembelajaran PJOK pada Siswa Kelas VIII
SMPN SATAP 2 Golewa. Skripsi, program studi Pendidikan Jasmani Kesehatan
Dan Rekreasi. STKIP CITRA BAKTI NGADA.
Skripsi ini sudah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing (1): Yohanes Bayo Ola
Tapo., S.Pd. M.Or dan pembimbing (2): Nikodemus Bate, S.Pd. M.Pd
Kata-kata kunci: Model latihan SPBT-Desain bola voli, aktivitas belajar dan
keterampilan passing bawah bola voli.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penggunaan model latihan
SPBT sebagai bentuk aktivitas belajar untuk meningkatkan keterampilan passing
bawah bola voli pada pembelajaran Pjok siswa kelas VIII SMPN SATAP 2
GOLEWA.Jenis penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimentime series
dengan desain one grop pretest-posstest. Sampel dalam penelitian ini adalah
siswa/i kelas VIII SMPN SATAP 2 GOLEWA yang berjumlah 22 orang dengan
kriteria (16 orang putri dan 6 orang putra). Data dari penelitian di ambil
menggunakan tes dan pengukuran, untuk aktivitas belajar menggunakan lembar
observasi dan keterampilan passing menggunakan instrumen tes
keterampilanpassing bawah bola voli menurut AAHPERD, yang di nilai oleh dua
orang penilai. Hasil penelitian ini adalah: (a) Uji rata-rata, rata-ratapengukuran
nilai aktivitas belajarpada seri pertama minggu pertama antara pretest (O1) dan
posstest dalam minggu pertama (O2), rata-rata nilai aktivitas belajar adalah
(53,0)meningkat menjadi (73,0) dengan selisih peningkatan sebesar (20,0), pada
seri kedua minggu kedua dan posstest dalam minggu kedua (O3), rata-rata nilai
aktivitas belajar adalah (73,0) meningkat menjadi (78,0) dengan selisih
peningkatan sebesar (5,0), pada seri ketiga minggu ketiga dan posstest dalam
minggu ketiga (O4), rata-rata nilai aktivitas belajar adalah (78,0) meningkat
menjadi (85,0) dengan selisih peningkatan sebesar (7,0), dan rata-rata pengukuran
nilai keterampilan passing bawah pada seri pertama minggu pertama antara
pretest (O1) dan posstest dalam minggu pertama (O2), rata-rata nilai
keterampilan adalah (25,0) meningkat menjadi (28,0) dengan selisih peningkatan
sebesar (3,0), pada seri kedua minggu kedua dan posstest dalam minggu kedua
(O3), rata-rata nilai keterampilan passing bawah adalah (28,0) meningkat
menjadi (35,0) dengan selisih peningkatan sebesar (7,0), pada seri ketiga minggu
ketiga dan posstest dalam minggu ketiga (O4), rata-rata nilai keterampilan passing
bawah adalah (35,0) meningkat menjadi (46,0) dengan selisih peningkatan sebesar
(11,0), (b) Uji statistik, uji hipotesis menggunakan tekhnik analisis uji beda
statistik non parametrik dengan uji wilcoxon signed ranks testkarena terdapat data
penelitian yang tidak berdistribusi normal, dengan hasil uji antara nilai pretest
(O1) dan seri ke tiga minggu ke tiga (O4) adalah: 0,00 < 0,05. Berdasarkan hasil
analisis yang dilakukan menunjukan perubahan rata-rata nilai aktivitas belajar dan
keterampilan passing yang selalu cenderung meningkat ke arah baik. Hal ini
menunjukan bahwa model latihan SPBT efektiv digunakan sebagai bentuk

x
aktivitas belajar untuk meningkatkan keterampilan passing bawah bola voli dalam
pembelajaran PJOK pada siswa kelas VIII SMPN SATAP 2 GOLEWA.

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii
LEMBAR PERSETUJUAN TIM PENGUJI ............................................... iv
SERTIFIKAT PLAGIASI ............................................................................. v
MOTTO........................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN .......................................................................................... vii
PRAKATA ...................................................................................................... viii
ABSTRAK....................................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian ................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 5
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 5
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori ...................................................................................... 7
2.2 Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan ............................................ 17
2.3 Kerangka Berpikir ............................................................................ 20
2.4 Perumusan Hipotesis ........................................................................ 21
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian ...................................................................... 22
3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian ....................................................... 24
3.3 Variabel Penelitian Dan Defenisi Variabel ...................................... 24
3.4 Metode Pengumpulan Data Dan Instrumen Penelitian..................... 24
3.5 Metode Analisis Data ....................................................................... 28

xii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian ................................................................................ 29
5.2 Pembahasan hasil penelitian ............................................................ 37
5.3 Keterbatasan Penelitian .................................................................... 40
BAB V PENUTUP
5.1 kesimpulan ........................................................................................ 42
5.2 saran ................................................................................................. 42
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar2.1 Tahap Awal Passing Bawah ......................................................... 15


Gambar2.2 Sikap Pelaksanaan Passing Bawah ............................................... 15
Gambar2.3 Sikap Akhir Passing Bawah .......................................................... 16
Gambar2.3 Bagan Kerangka Berpikir .............................................................. 21
Gambar 3.1 Desain Penelitian Pra-Eksperimen Time Series Dengan
One Grop Pretest-Posstest .......................................................... 22
Gambar 3.4 Bentuk dan Ukuran Lapangan
Tes Passing dari AAHPERD ...................................................... 27
Gambar 4.1. Diagram Nilai Rata-Rata Aktivitas dan Keterampilan
Passingbawah bola voli .............................................................. 32

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel2.1 Aktivitas Kegiatan Siswa Dalam Belajar .......................................... 8


Tabel2.2 AktivitasKegiatanSiswa .................................................................... 9
Tabel 3.4 Lembar observasi aktivitas belajar materi passing bawah
bola voli .......................................................................................... 25
Tabel 3.5 Deskripsi lembar observasi aktivitas belajar materi passing
bawah bola voli ................................................................................ 25
Tabel 3.6 Hasil Tes Keterampilan Passing Bawah Bola Voli ........................ 28
Tabel 4.1. Data Hasil Penelitian....................................................................... 30
Tabel 4.2 Tests of Normality Aktivitas Belajar ............................................... 33
Tabel 4.3 Tests of Normality Keterampilan Passing Bawah ........................... 34
Tabel 4.3 Output Uji wilcoxon signed ranks test Aktivitas Belajar ................ 35
Tabel 4.4 Output Uji Test Statisticsa Aktivitas Belajar...................... ....... 35
Tabel 4.5 Output Uji wilcoxon signed ranks test Keterampilan Passing ....... 36
Tabel 4.4 Output Uji Test Statisticsa Keterampilan Passing Bawah................ 37

xv
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadia, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU Nomor 20 Tahun
2003).
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Berbagai implementasi mata pelajaran sebagai proses pembelajaran siswa
yang salah satunya adalah mata pelajaran Pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan (PJOK) dalam mencapai sebuah tujuan Pendidikan nasional. Esensi
dasar dari PJOK yang disebutkan pada SK Menpora nomor
0534A/MENPORA/1994 dalam Tapo, (2019:19) menjelaskan bahwa pendidikan
jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang di lakukan secara sadar dan
sisematis melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh
kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan fisik, kecerdasan dan
pembentukan watak. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan
sebuahi nvestasi jangka Panjang jasmani, olahraga dan kesehatan pada hakekatnya
merupakan suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang secara sadar
dan sistematis untuk meningkatkan kebugaran, pertumbuhan serta perkembangan
aspek kognitif, afektif dan psikomotor (Tapo, 2019:20). Peningkatan kebugaran
jasmani melalui Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan saat ini merupakan

1
2

sebuah keharusan. Hal ini mengingat aspek kesehatan merupakan komponen


utama untuk pemenuhan kesehatan yang pernah baik secara fisik, mental maupun
social (Tapo & Bile, 2020: 55). Pendidikan jasmani dan olahraga merupakan
bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan dengan karakteristik pola
pembelajaran yang banyak melibatkan aktivitas gerak jasmani dalam berbagai
kagiatan baik aktivitas prmainan, olahraga, maupun latihan (Sarjono dan Sumarjo,
2010).
Melalui penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa pengertian Pendidikan
jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan sebuah proses pembelajaran melalui
aktivitas jasmani yang secara sadar dan sistematis untuk meningkatkan kebugaran,
pertumbuhan, pemenuhan kesehatan, serta meningkatkan berbagai ranah aspek
dalam sebuah pembelajaran. Melalui Pendidikan jasmani proses pembelajaran
sebagai sarana belajar siswa yang berfokus pada pengembangan dan keterampilan
fisik berbagai aktivitas jasmani dan keterampilan dalam setiap cabang olahraga
seperti bola voli. Tapo (2019: 20) menjelaskan bahwa pendidikan jasmani
memiliki dua makna adalah: (1) pendidikan untuk jasmani; proses pembelajaran
sebagai sarana yang berfokus pada pengembangan dan keterampilan fisik berbagai
aktivitas jasmani dan keterampilan cabang olahraga, (2) pendidikan melalui
jasmani proses pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai aktivitas jasmani
dan keterampilan gerak cabang olahraga sebagai sarana belajar guna mencapai
Pendidikan Nasional. Aktivitas belajar meliputi aktivitas yang bersifat fisik
maupun mental menurut Sardiman (2006: 100). Kedua aktivitas tersebut selalu
berkaitan dalam kegiatan pembelajaran, dengan kata lain bahwa pendidikan
jasmani di sekolah selain meningkatkan kebugaran jasmani namun juga
meningkatkan mental peserta didik untuk bisa lebih berani dalam melaksanakan
praktek materi yang di berikan.
Muatan ruang lingkup materi PJOK pada jenjang pendidikan salah satunya
ialah aktivitas fisik dan berbagai kegiatan pada cabang olah raga sepak bola, bola
voli, dan bola basket yang merupakan salah satu materi kompetensi isi yang
termuat pada jenjang pendidikan. Teknik dasar bola voli merupakan materi dasar
yang di ajarkan dalam PJOK, dan salah satu teknik dasar yang diajarkan dalam
3

pendidikan jasmani adalah teknik dasar passing bawah bola voli seperti yang
dijelaskan dalam Pemendikbud nomor 21 tahun 2016 (dalam Tapo 2019: 20).
Cabang olahraga bola voli merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang
banyak di gemari oleh masyarakat termasuk anak-anak usia sekolah. Dengan
karakteristik gerak permainan yang cepat, atraktif dan menyenangkan, cabang
olahraga voli menjadi olahraga yang popular di dunia FIVB 2016: 7). Menurut
Tapo (2019: 21) bahwa permainan bola voli merupakan olahraga permainan bola
besar yang di mainkan pada lapangan khusus oleh dua tim dengan masing-masing
tim terdiri atas enam orang pemain, yang memainkan bola melewati net dengan
teknik dan ketentuan khusus untuk menempatkan bola agar menyentuh permukaan
lapangan permainan lawan serta mempertahankan bola agar tidak menyentuh area
lapangan permainan sendiri.
Secara teknis dalam permainan bola voli terdapat banyak teknik dasar yang
harus di kuasai oleh pemain, antara lain servis, passing, smash dan block yang
merupakan syarat mutlak yang harus di kuasai oleh setiap pemain bola voli (Tapo,
2019: 22). Dalam permainan bola voli terdiri dari empat tekhnik dasar yaitu:
Service, passing, blocking, smash (Nuril, 2007: 20). Salah satu keterampilan
teknik dasar yang wajib di kuasai dengan baik oleh pemain bola voli adalah teknik
passing (Tapo 2019: 22). Hal ini di karenakan passing merupakan satu-satunya
teknik dasar memukul bola dalam permainan bola voli yang bertujuan untuk
mengoper dan/atau mengumpan (Tapo, 2019:22). Passing adalah upaya seorang
pemain dengan menggunakan suatu tekik tertentu untuk mengoperkan bola yang
di mainkannya kepada teman seregunya untuk di mainkan di lapangan sendiri.
Passing dapat di lakukan dengan cara passing bawah dan passing atas
(Kardiyanto, 2013: 23). Teknik-teknik yang ada dalam permainan bola voli salah
satunya adalah teknik dasar passing bawah. Passing bawah adalah salah satu
teknik yang harus di kuasai siswa dalam pembelajaran PJOK disekolah.
Sirkuit passing bawah training desain atau dengan singkatan SPBT-Desain
ini merupakan sebuah model latihan passing bawah yang di kembangkan
menggunakan unsur latihan sirkuit yang didesain untuk menerapkan bentuk-
bentuk latihan passing bawah bola voli.
4

Keunggulan dari latihan SPBT-Desain ini yaitu: (1) model latihan memiliki
variasi latihan yang beragam dan berbeda-beda, (2) model latihan memungkinkan
siswa untuk belajar secara bertahap dan aktivitas yang mudah sampai aktivitas
yang kompleks, karena latihan di lakukan secara bagian perbagian, (3) model
latihan memungkinkan keterlibatan banyak siswa, (4) model latihan dapat
mengatasi kekurangan sarana belajar, (5) siswa dapat belajar bertanggung jawab
dan saling bekerja sama.
Berdasarkan hasil pengenalan lapangan persekolahan (PLP 2) di SMPN
SATAP 2 GOLEWA peneliti menemukan beberapa kekurangan yang menjadi
kendala dalam pelaksanaan pembelajaran PJOK pada materi passing bawah bola
voli terutama pada aktivitas belajar siswa dalam mencapai sebuah tujuan
pembelajaran sesuai indikator pembelajaran PJOK, hal ini disebabkan karena
model latihan yang kurang atau tidak bervariasi, model latihan tidak dibuat bagian
perbagian, kurangnya sarana, dan proses latihan tidak di laksanakan dari model
latihan yang sederhana ke model latihan yang kompleks. Ini dapat disimpulkan
bahwa permasalahan rendahnya atau kurangnya aktivitas belajar siswa yang akan
kemudian berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa sesuai dengan indikator
pembelajaran. Dengan model latihan SPBT-Desain bola voli yang diterapkan
secara efektif dan dapat mengaktifkan siswa sehingga pelaksanaan pembelajaran
berjalan dengan baik.
Berdasarkan masalah-masalah yang di temukan di lokasi, peneliti ingin
menghadirkan model passing bawah yang efektif, berdasarkan literature yang
mampu dijadikan sebagai model latihan yang lebih bervariatif, latihan dibuat
bagian perbagian, kurangnya variasi latihan, dan proses latihan di laksanakan dari
model latihan yang sederhana ke model latihan yang kompleks. Sehingga model
latihan SPBT-Desain sebagai solusi dalam mengatasi masalah-masalah
pelaksanaan aktivitas belajar siswa sekolah menengah.
Berdasarkan permasalahan di atas peneliti ingin menguji penelitian ini
dengan judul: “Efektifitas model latihan SBPT- Desain bola voli sebagai bentuk
aktivitas belajar untuk meningkatkan keterampilan passing bawah dalam
5

pembelajaran PJOK materi pasing bawah bola voli pada siswa kelas VIII SMPN
Satap 2 Golewa”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka, peneliti dapat merumuskan
masalah sebagai berikut: “Apakah model latihan SPBT-Desain efektif terhadap
aktivitas belajar untuk meningkatkan keterampilan passing dalam pembelajaran
PJOK bola voli pada siswa kelas Vlll SMPN SATAP 2 GOLEWA”
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin di capai
dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui apakah model latihan SPBT-
Desain efektif terhadap aktivitas belajar untuk meningkatkan keterampilan
passing dalam pembelajaran PJOK bola voli pada siswa kelas Vlll SMPN
SATAP 2 GOLEWA.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian yang dibuat diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoritis maupun manfaat secara praktis dalam pelatihan bola voli.
1.4.1 Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah untuk menambah wawasan dan
pengetahuan teoritis tentang latihan dan teknik dasar permainan bola voli,
terutama dengan latihan SPBT-Desain terhadap aktivitas belajar materi passing
bawah .
1.4.2 Manfaat praktis
Adapun beberapa manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Manfaat untuk siswa dan atlet bola voli: semoga dengan hasil penelitian
dapat memberikan tambahan informasi tentang bentuk latihan SPBT-
Desain dapat meningkatkan hasil belajar teknik dasar passing bawah bola
voli.
2) Manfaat untuk guru, pelatih atau pendamping tim bola voli: hasil
penelitian ini di jadikan revrensi, alternatif, contoh, dan solusi serta
6

informasi dalam usaha meningkatkan kemampuan passing bawah bola


voli dalam meningkatkan hasil belajar dan kegiatan bola voli.
3) Manfaat untuk penelitian lebih lanjut: menjadi bahan refrensi informasi
sebagai acuan dalam melakukan penelitian sejenis yang merupakan
lanjutan dari penelitian ini untuk dilihat dari aspek-aspek lain baik untuk
cabang olahraga bola voli maupun cabang olahraga lainnya.
7

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 KAJIAN TEORI


2.1.1 Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan
2.1.1.1 Pengertian Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang
memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistic dalam
kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental serta emosional. DEPDIKNAS
(2006) menegaskan bahwa pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (PJOK)
adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk
meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,
pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan
emosi untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah,
jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa. Menurut Tapo (2019: 19)
mejelaskan bahwa pendidikan jasmani merupakan proses pembelajaran melalui
aktivitas jasmani yang di lakukan secara sadar dan didesain secara sistematis
untuk meningkatkan kebugaran, pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah
atau aspek yang meliputi: aspek jasmani, psikomotor, kognitif,dan afektif.
Penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa pengertian pendidikan jasmani
adalah proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang dilakukan secara sadar
dan didesain secara sistematis untuk meningkatkan kebugaran, pertumbuhan dan
perkembangan seluruh ranah atau aspek, yang meliputi: aspek jasmani, aspek
psikomotor, aspek kognitif, dan afektif pada setiap siswa.
2.1.1.2 Makna Pendidikan Jasmani
Melalui pendidikan jasmani proses pembelajaran sebagai sarana belajar
siswa yang berfokus pada pengembangan dan keterampilan fisik berbagai
aktivitas jasmani dan keterampilan dalam setiap cabang olahraga seperti voli.
Tapo (2019: 20) menjelaskan bahwa pendidikan jasmani memiliki dua makna
adalah: (1) pendidikan untuk jasmani; proses pembelajaran sebagai sarana yang
berfokus pada pengembangan dan keterampilan fisik berbagai aktivitas jasmani

7
8

dan keterampilan cabang olahraga, (2) pendidikan melalui jasmani proses


pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai aktivitas jasmani dan keterampilan
gerak cabang olahraga sebagai sarana belajar guna mencapai Pendidikan
Nasional.
Dengan melalui pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan lebih fokus
pada peningkatan gerak manusia dan keterampilan fisik lebih khusus lagi
pendidikan jasmani dan olahraga berkaitan dengan hubungan antara gerak
manusia dan wilayah pendidikan lainnya, misalnya pada hubungan dan
perkembangan tubuh-fisik dengan pikiran dan jiwanya.
2.1.1.3 Aktivitas Pendidikan Jasmani
Aktivitas belajar pendidikan jasmani meliputi aktivitas yang bersifat fisik
maupun mental (Sardiman, 2006: 100). Kedua aktivitas tersebut selalu berkaitan
dalam kegiatan pembelajaran, dengan kata lain bahwa pendidikan jasmani di
sekolah selain meningkatkan kebugaran jasmani namun juga meningkatkan
mental peserta didik untuk bisa lebih berani dalam melaksanakan praktek materi
yang di berikan. Diedrich (Sardiman, 2006: 101), menyatakan bahwa kegiatan
siswa meliputi: Visual activities, Oral activities, Listening activities, Writing
activities, Motoractivities, Mental activities, Emotional activities, ini dapat
dijelaskan hubungannya dengan pendidikan jasmani di sekolah.
Tabel 2.1 Aktivitas Kegiatan Siswa Dalam Belajar
1. Visual activities 1) Siswa di minta agar bisa membaca teori atau
materi yang berhubungan dengan materi yang
akan diberikan guru
2) Siswa juga memperhatikan contoh yang
diberikan guru melalui video belajar atau
gambar.
2. Oral activities 1) Siswa memberkan tanggapan yang berupa
memberikan pendapat, merumuskan atau
bertanya mengenai apa yang telah di
perhatikan atau dibacanya.
3. Listening 1.) Siswa mendengarkan apa yang dijelaskan guru
activities sehingga dapat di mengerti mengenai sesuatu
yang belum jelas bagi siswa.

4. Writing activities 1.) Penjelasan-penjelasan tersebut dapat dibuat


dalam rangkuman yang menjadi catatan untuk
9

siswa belajar dirumah

5. Motoractivities 1.) Siswa mempraktekkan apa yang sudah


dijelaskan oleh guru
6. Mental activities 1.) Siswa dalam menanggapi pembelajaran yang
telah diberikan oleh guru
7. Emotional 1.) Guru dapat mengetahui respon dari siswa dalm
activities mengikuti pembelajaran seperti merasa
gembira, bergairah, atau gugup dan tidak
gembira.

Berikut kegiatan siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga


dan kesehatan yang dapat dijelaskan sesuai dengan judul pada penelitian diatas
adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2 Kegiatan Siswa
1. Visual activities 1.) Siswa membaca materi passing bawah yang
sudah diberikan oleh peneliti atau guru
2.) siswa memperhatikan contoh gerak passing
bawah yang diperagakan oleh peneliti atau
guru
2. Oral activities 1.) Siswa memberikan tanggapan berupa pendapat
tentang gerak passing bawah yang di
peragakan oleh peneliti atau guru
3. Listening activities 1.) Siswa mendengarkan peneliti atau guru pada
saat menjelaskan materi passing bawah .
4. Motoractivities 1.) Siswa mempraktekan Teknik dasar passing
bawahsesuai dengan arahan dan bimbingan
peneliti atau guru
5. Mental activities 1.) Siswa mampu mempraktekan sendiri tentang
dasar passing bawah tanpa arahan atau
bimbingan dari peneliti atau guru sebagai hasil
belajar yang di laksanakan sebelumnya.
6. Emotional 1.) Siswa bersemangat, sungguh-sungguh dan
activities tekun dalam mempelajari materi passing
bawah .

2.1.2 Permainan Bola Voli


2.1.2.1 Pengertian Bola Voli
Bola voli merupakan olahraga yang menggunakan bola berbahan karet atau
kulit dan dimainkan secara berkelompok oleh dua tim, setiap tim terdiri dari 6
orang pemain yang area permainannya dipisahkan oleh net. Federation
10

International De Volleyball (FIVB) (dalam Tapo, 2019: 21) menyebutkan, bahwa


bola voli adalah salah satu olahraga kompetitif dan rekreasi paling sukses dan
populer di dunia. Permainan yang cepat (fast), menyenangkan (exiting), aksi yang
meledak (explosive) dan terdiri dari berbagai elemen yang interaktif yang
menjadikannya unik diantara permainan reli (rally) lainnya. Menurut Tapo, (2019:
21) bahwa permainan bola voli merupakan olahraga permainan bola besar yang di
mainkan pada lapangan khusus oleh dua tim dengan masing-masing tim terdiri
atas enam orang pemain, yang memainkan bola melewati net dengan teknik dan
ketentuan khusus untuk menempatkan bola agar menyentuh permukaan lapangan
permainan lawan serta mempertahankan bola agar tidak menyentuh area lapangan
permainan sendiri.
Permainan bola voli adalah merupakan salah satu jenis permainan bola
besar. Permainan bola voli dilakukan oleh dua regu terdiri atas enam pemain.
Setiap regu saling memantulkan bola yang melewati atas net dan jaring, Walaupun
begitu permainan bola voli sangat cepat berkembang dan merupakan salah stau
cabang olahraga yang sangat populer di indonesia setelah cabang olahraga sepak
bola dan bulu tangkis (Sutarmin dan Sri Wahyuni 2010: 25).
Permainan bola voli diciptakan olehWiliam G. Morgan pada tahun 1895, ia
adalah seorang Pembina pendidikan jasmani pada suatu asasi bernama Young Men
Cristian Association (YMCA) di kota Holyoke, Amerika Serikat. Permainan bola
voli di samping dapat meningkatkan pengetahuan siswa juga dapat menambah
pelaksanaan teknik dasar passing bawah. Permainan bola voli sendiri merupakan
jenis permainan di atas lapangan persegi empat yang lebarnya 900 cm dan
panjangnya 1800 cm, di batasi garis-garis besar 5 cm, ditengah-tengahnya di
pasang jaring yang lebarnya 900 cm, dengan tingginya 2,42 m untuk putra dan
untuk putri 2,24 m.
Menurut Tapo (2019: 21) menjelaskan bahwa terdapat dua tujuan dari
permainan bola voli, yaitu: (1) menempatkan bola agar menyentuh permukaan
lapangan pada daerah lawan, dan (2) mempertahankan bola agar tidak menyentuh
permukaan lapangan pada daerah sendiri. Tujuan dari olahraga ini adalah
memukul bola hingga melewati net sekaligus menjatuhkannya ke lantai lapangan
11

diarea lawan. Dilihat dari tujuan permainan bola voli menurut FIVB ini dapat
disimpulkan bahwa, permainan bola voli adalah suatu permainan yang dimainkan
oleh dua tim dengan melewatkan bola melalui net untuk menjatuhkan bola
didaerah lawan sehingga mendapatkan poin. Dalam permainan bola voli, suatu tim
tidak hanya berusaha atau berjuang mendapatkan poin dengan menjatuhkan bola
di daerah lawan, namun suatu tim juga harus menjaga daerah permainannya
sehingga lawan tidak dapat menjatuhkan bola di daerah permainannya. Adapun
beberapa tujuan lain permainan bola voli adalah sebagai berikut: (1) melewatkan
bola di atas net agar bisa jatuh kelapangan lawan, (2) menjaga kesehatan tubuh,
(3) mencari prestasi, (4) memperagakan teknik dan taktik permainan di lapangan
untuk meraihkan kemenangan dalam setiap pertandingan.
2.1.2.2 Teknik Dasar Bola Voli
Teknik dasar dalam permainan bola voli terbagi menjadi 4 yaitu Block,
Service, Smash, dan Passing, dimana semua Teknik ini harus dikuasai oleh semua
pemain bola voli. berikut adalah penjelasan dari masing-masing gerakan.
1.) Service
Teknik dasar service adalah pukulan yang dilakukan dari daerah garis
belakang lapangan permainan hingga melambung keatas net dan mendarat di
dalam daerah lawan. Teknik servis dilakukan saat awal permainan, saat
terjadi penambahan point dan terjadi pelanggaran. Servis merupakan pukulan
permulaan untuk memulai suatu permainan yang dilakukan dari daerah servis
di belakang lapangan dengan panjang ke belakang tidak terbatas (Yunus,
1992: 137). Melalui pendapat di atas ini dapat disimpulkan bahwa servis
merupakan tindakan memukul bola yang dilakukan dari garis belakang
lapangan permainan (daerah service) dengan ketentuan harus melampaui
rintangan atau jaringan net ke daerah lawan.
2.) Passing atas
Teknik dasar passing atas adalah salah satu teknik dasar yang harus di
kuasai siswa/siswi pada saat pembelajaran PJOK di sekolah. Dan passing
atas itu sendiri merupakan teknik dasar yang biasa digunakan untuk
memberikan umpan atau set up dari toser ke pemain yang akan melakukan
12

smash, karena itu teknik passing atas ini sangat berguna dalam permainan
bola voli. Menurut Beutelstahl (2007) menyatakan passing atas
(overheadpass) adalah salah satu jenis teknik dasar bola dengan
melambungkan bola dengan kedua telapak tangan untuk memberi bola
kepada rekan setim, selain itu Teknik dasar passing atas juga digunakan
untuk menerima bola yang berada di atas kepala, passing atas dapat
diimplementasikan sebagai umpan terakhirsebelum samsh (spike) dilakukan
ke arah daerah pertahanan lawan.
3.) Passing bawah
Teknik dasar passing bawah adalah teknik dasar memukul bola dalam
permainan bola voli dengan menggunakan dua lengan tangan dengan posisi
bola yang lebih rendah dari dada, dengan tujuan untuk menerima bola dari
hasil servis lawan untuk kemudian mengoper bola tersebut kepada teman
untuk di dimainkan lagi selanjutnya. Menurut Yunus (1992: 79) passing
adalah mengoper bola pada teman sendiri dalam satu regu dengan suatu
teknik tertentu, sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada
regu lawan. Berdasarkan pengertian passing diatas ini dapat dirumuskan
bahwa passing bawah merupakan teknik dasar memainkan bola dengan
menggunakan kedua tangan yaitu perkenaan bola pada kedua lengan bawah
yang bertujuan untuk mengoperkan bola kepada teman seregunya untuk
dimainkan di lapangan sendiri atau sebagai awal untuk melakukan serangan.
4.) Smash
Smash merupakan bentuk serangan yang paling banyak digunakan dalam
upaya memperoleh nilai suatu tim, pukulan keras smash dapat juga disebut
spike. Menurut Yunus (1992: 108) menjelaskan bahwa smash merupakan
pukulan yang utama dalam penyerangan dalam usaha mencapai kemenangan.
5.) Block
Block merupakan benteng pertahanan yang utama untuk menahan serangan
lawan (Yunus, 1992: 119). Jika ditinjau dari teknik gerakan, block bukanlah
merupakan teknik yang sangat sulit. Presentase keberhasilan suatu smash
relatif kecil karena arah bola smash di block dapat dikendalikan. Block dapat
13

dilakukan oleh satu, dua atau tiga pemain tergantung pada kualitas lawan, dan
block dapat dilakukan secara aktif dan pasif.
2.1.3 Hakekat Passing Bawah Bola Voli.
Passing bawah pada dasarnya digunakan untuk menerima bola-bola liar
terkendali seperti service, smash atau bola memantul dari net. Ditinjau dari
permainan bola voli pada umumnya passing bawah biasanya menjadi teknik
pertama yang digunakan tim yang menerima service dari tim lawan. Secara
khusus teknik dasar passing bawah adalah teknik dasar memukul bola dalam
permainan bola voli dengan menggunakan dua lengan tangan dengan posisi bola
yang lebih rendah dari dada, dengan tujuan untuk menerima bola dari hasil servis
lawan untuk kemudian mengoper bola tersebut kepada teman untuk di dimainkan
lagi selanjutnya.
Passing bawah atau operan lengan bawah merupakan teknik dasar bola voli
yang harus di pelajari lebih tegasnya Barbara (2004: 19) mengatakan bahwa
“operan ini biasanya menjadi teknik pertama yang digunakan tim bila tidak
memegang servis. Operan ini digunakan untuk menerima servis, menerima spike,
memukul bola setinggi pinggang kebawah dan memukul bola terpantul di net.
Secara khusus bahwa teknik dasar passing bawah adalah salah satu teknik
dasar memukul bola dalam permainan bola voli dengan menggunakan dua lengan
tangan dengan posisi bola yang lebih rendah dari dada, dengan tujuan dasarnya
adalah menerima bola dari hasil servis lawan untuk kemudian mengoper bola
tersebut kepada teman untuk dimainkan lagi selanjutnya, sehingga perlu
diperhatikan bahwa hasil dari passing bawah harus tepat, lembut dan tidak
menyusahkan teman seregu.
Salah satu keterampilan teknik dasar yang wajib dikuasai dengan baik oleh
pemain bola voli adalah teknik passing (Tapo, 2019: 22). Hal ini dikarenakan
passing merupakan satu-satunya teknikdasar memukul bola dalam permainan
bola voli yang bertujuan untuk mengoper dan atau mengumpan (Tapo 2019: 22).
Teknik dasar passing terbagi menjadi 2 yakni passing atas dan passing bawah .
Passing bawah dalam permainan bola voli biasanya berfungsi untuk menerima
servis atau dapat juga digunakan untuk menahan serangan dari lawan.
14

Berdasarkan penjelasan bahwa keterampilan gerak teknik dasar passing


bawah dapat di simpulkan dari berbagai tahapan passing bawah sebagai berikut:
1.) Sikap awal (tahap persiapan)
Bentuk gerak dasar passing bawah , berikut rangkaian gerak dasar sikap
awal dalam passing bawah adalah: (a) kedua kaki dibuka selebar bahu, (b)
kedua lutut ditekuk rendah, (c) badan sedikit dicondongkan ke depan, (d)
kedua tangan lurus disatukan dengan teknik genggaman jari, (e) kedua mata
memperhatikan arah datangnya bola, (f) dan selalu menempatkan badan
sejajar dengan bola.

Gambar 2.1 Tahap Awal Passing Bawah (Peneliti, 2021).


2.) Sikap pelaksanaan
Tahap persiapan dalam melakukan passing bawah adalah bentuk
melakukan gerakan memukul bola denganmenggunakan tangan (saat
dimana perkenaan bola dengan tangan), rangkaian keterampilan geraknya
adalah: mengayunkan kedua lengan tangan sejajar ke arah datangnya bola
sebelum bola terlebih dahulu bersentuhan dengan tangan, pada saat
mengayunkan tangan kedua siku tangan tidak ditekukan, ayunan tangan
terus lurus sampai sejajar dengan dagu, perkenaan bola tepat seimbang
antara kedua lengan tangan dengan poros ayunan kedua lengan pada kedua
bahu.
15

Gambar 2.2 Sikap Pelaksanaan Passing Bawah (Peneliti, 2021).


3.) Sikap akhir (tahap lanjutan)
Berikut gerakan sikap akhir dalam melakukan passing bawah sebagai
berikut: setelah memukul bola (sentuhan lengan tangan dengan bola)
gerakan dilanjutkan dengan terus mengamati secara saksama arah jalannya
bola dan kemudian kembali pada sikap awal atau melakukan tahap
persiapan untuk gerakan atau teknik dasar lainnya atau selanjutnya.

Gambar 2.3 Sikap Akhir Passing Bawah (Peneliti, 2021).

2.1.4 Model Latihan SPBT-Desain Bola Voli


Model latihan sirkuit training Brett Klika dan Cris Jordan (Klika, B &
Jordan, C : 2013) dalam artikel menjelaskan bahwa latihan dengan metode circuit
training dilakukan dalam 9 sampai 12 pos latihan, di mana peserta melakukan
latihan dengan intensitas sedang dalam sejumlah repetisi atau waktu tertentu
16

dalam satu pos dan pindah ke pos latihan berikutnya dengan waktu istirahat yang
singkat.
Sirkuit passing bawah training desain atau dengan singkatan SPBT-Desain
ini merupakan sebuah model latihan passing bawah yang di kembangkan
menggunakan unsur latihan sirkuit yang didesain untuk menerapkan bentuk-
bentuk latihan passing bawah bola voli. SPBT- Desain di rangkai dalam 5 pos
latihan yang dilakukan secara kontinyu dan 3 pos latihan yang dilakukan dalam
bentuk game atau permainan passing bawah bola voli, sehingga bentuk sirkuit
model ini menggunakan 8 pos latihan yang memiliki bentuk, sesuai dengan
ketentuan dan level latihan yang berbeda-beda.
Adapun tujuan dari model latihan SPBT-Desain ini adalah: (a) digunakan
sebagai variasi dalam aktivitas belajar siswa pada kegiatan inti pembelajaran
PJOK di sekolah, (b) sebagai salah satu program latihan passing bawah bola voli
pada aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahrga dan
kesehatan.
Model latihan passing bawah yang efektif dalam meningkatkan aktivitas
pembelajaran pjok terlebih khusus aktivitas pembelajaran passing bawah bola
voli ialah: (a) pola latihan di lakukan dalam pos-pos latihan sebanyak 8 pos
sebagai berikut: (1) Pos 1; Latihan passing bawah bola diam, (2) Pos 2; Latihan
menangkap bola bentuk passing awah , (3) Pos 3: Latihan passing bawah bola
dipantulkan, (4) Pos 4: Latihan passing bawah 1 arah bola dilambungkan, (5) Pos
5: Latihan passing Bawah 3 arah bola dilambungkan, dan ke tiga posnya lagi
dibuat dalam bentuk game dan permainan (6) Pos 6: Latihan passing bawah 1
arah berpasangan, (7) Pos 7: Latihan passing bawah 3 arah berkelompok (8) Pos
8; Game passing bawah 6 vs 6, (b) bentuk latihan dari pos pertama sampai pos
terakhir dibuat dengan urutan latihan mulai dari yang sederhana ke yang
kompleks, (c) setiap pos memiliki ketentuan ulangan dan waktu latihan yang
berbeda-beda, (d) durasi waktu istirahat antar pos dibuat sesingkat mungkin antara
10 sampai 15 detik.
17

2.2 Kajian Penelitian Yang Relevan


Berikut merupakan penelitian yang dilakukan berkaitan dengan penggunaan
model latihan passing bawah. Penelitian ini merupakan penelitian pra-eksperimen
dengan rancangan one grop pretest-posttest. Kajian relevan yang terdapat pada
penelitian ini adalah sebagai berikut: Yohanes Bayo Ola Tapo, 2019 Penelitian ini
merupakan penelitian pengembangan (research and development) level 3 menurut
Borg and Gall dalam Sugiyono (2016) dan merupakan penelitian multi years yang
dilaksanakan dalam dua tahap penelitian yaitu; Penelitian tahap 1; berfokus pada
penelitian dan pengembangan produk sampai pada uji kelayakan penggunaan, dan
Penelitian tahap 2; berfokus pada penelitian uji efektivitas produk pada aktivitas
dan hasil belajar siswa. Tujuan penelitian ini adalah: (a) Mengembangkan model
latihan Sirkuit Pasing Bawah training desain (SPBT-Desain) Bola Voli yang dapat
digunakan sebagai bentuk aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PJOK untuk
tingkat sekolah menengah, (b) Menguji kelayakan penggunaan produk yang
dikembangkan dalam hal pelaksanaan pembelajarannya. Subyek dalam penelitian
ini adalah siswa dari beberapa sekolah menengah yang ada di Kecamatan Golewa
dan Bajawa. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan instrument validasi ahli
dan instrument uji kelayakan penggunaan produk yang diberikan pada 3 (tiga)
orang ahli yaitu: 1 orang dosen, 1 orang pengawas PJOK dan 1 guru PJOK tempat
pelaksanaan penelitian. Hasil penelitian berupa produk akhir pengembangan
disusun dalam sebuah buku pedoman yang dilengkapi dengan video aktivitas
latihan dan diberi judul: “Buku Panduan Model Latihan Sirkuit Passing Bawah
training desain (SPBT-Desain) Bola Voli“, sedangkan hasil validasi dan uji
kelayakan penggunaan produkdianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif
kuantitatif, dan diperoleh simpulan penelitian bahwa:berdasarkan hasil penilaian
dari para ahli dalam uji kelayakan penggunaan produk pada uji skala kecil dan uji
skala besar menunjukan bahwa: model latihan Sirkuit Pasing Bawah training
desain (SPBT-Desain) Bola Voli “Baik dan Layak” digunakan sebagai bentuk
aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PJOK materi permainan bola besar
(bola Voli) untuk tingkat sekolah menengah.
18

Rendy Abrasyi, Bambang Sujiono, Hernawan, dan Dupri. (2018). Model


Latihan Passing Bawah Bola Voli Pada Siswa Sekolah Menengah PertamaTujuan
dari penelitian dan pengembangan ini adalah untuk menghasilkan produk yaitu
model latihan passing bawah bola voli pada siswa sekolah menengah pertama.
Peneltian dan pengembangan ini dilakukan untuk memperoleh informasi secara
mendalam, mengetahui kebutuhan pada kegiatan latihan dan menguji keefektifitas
model yang telah dikembangkan. Penelitian dan pengembangan pada penelitian
ini menggunakan instrument angket, kuisioner, dan intrument tes keterampilan
gerak passing bawah bola voli yang digunakan untuk mengumpulkan data
kuantitatif dan kualitatif. Penelitian dan pengembangan yang dilakukan peneliti
mempunyai tahapan-tahapan yaitu: (1) analisis kebutuhan, (2) model produk
berupa prototipe, (3) mengembangkan desain produk dan tahapan-tahapan
pelaksanaan, (4) uji pakar ahli, (5) revisi, (6) uji lapangan lebih luas (7) revisi
produk, (8) uji kelayakan, (9) produk final, (10) penyebaran secara luas. Uji
keefektifitas melalui tes awal memperoleh nilai rata-rata sebesar 51,00 dan tes
akhir memperoleh nilai rata-rata 72,05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa
model latihan passing bawah bola voli efektif untuk meningkatkan keterampilan
gerak passing bawah. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari uji efektifitas model
maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan model latihan passing bola voli
yang telah diterapkan mengalami peningkatan, dibuktikan dengan tes awal dan tes
akhir, adanya perbedaan yang signifikan dan dinyatakan layak untuk digunakan
pada kegiatan latihan siswa sekolah menengah pertama.

2.3 Kerangka Berpikir


Berdasarkan hasil observasi awal (PLP 1) di SMPN SATAP 2 GOLEWA
pada siswa kelas VIII, dalam Pembelajaran Pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan khususnya pada materi teknik dasar passing bawah bola voli. Hal ini
menyebabkan siswa kurang aktif belajar.
Berdasarkan permasalahan tersebut perlu adanya perubahan dalam
penggunaan model pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran
untuk dapat meningkatkan keterampilan passing bawah bola voli.
19

Salah satu bentuk model latihan SPBT-Desain adalah salah satu model
latihan sirkuit yang di lakukan dalam pos-pos latihan yang terdiri dari bentuk
latihan yang berbeda-beda yang harus dilalui atau dilakukan peserta latihan
dengan ketentuan ulangan atau waktu latihan tertentu dari pos pertama ke pos
berikutnya sampai pos yang terakhir secara kontinyu dengan durasi waktu istirahat
yang sangat singkat antar pos latihan. Pentingnya dari penelitian ini adalah untuk
meningkatkan aktivitas belajar teknik dasar passing bawah bola voli, pada siswa
kelas VIII SMPN SATAP 2 GOLEWA.
Berdasarkan uraian diatas dapat diasumsikan bahwa dengan model latihan
SPBT-Desain dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada teknik dasar
keterampilan passing bawah bola voli, karena dengan model latihan ini siswa
dapat secara aktif dan efektif dalam meningkatkan aktivitas belajar pada teknik
dasar keterampilan passing bawah bola voli. Kerangka berpikir untuk penelitian
ekperimen ini adalah sebagai berikut:
Masalah Penelitian kurangnya variasi
latihan pada aktivitas belajar dan
keterampilan passing bawah bola voli

Aktivitas Belajar Siswa Menjadi Keterampilan Passing bawah


Tidak Efektiv
Bola voli

Model Latihan Sirkuit Passing Bawah


T-Desain

Pengaruh Terhadap Aktivitas Pengaruh Terhadap Keterampilan


Belajar Siswa Pada PJOK Passing Bawah bola voli

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir


20

2.4 Hipotesis Penelitian


Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, jadi hipotesis penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut: “Terdapat pengaruh yang siginifikan dari
penggunaan model latihan SPBT-Desain bola voli sebagai bentuk aktivitas belajar
untuk meningkatkan keterampilan passing bawah bola voli pada siswa kelas VIII
SMPN SATAP 2 GOLEWA.
21

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain peneltian
pra-eksperimen times series dengan rancangan one grop pretest-posttest untuk
melihat pengaruh perubahan aktivitas belajar dan keterampilan passing bawah
bola voli.
Sampel penelitian diberikan perlakuan dalam bentuk pelaksanaan
pembelajaran PJOK menggunakan desain model latihan SPBT-Desain sebagai
bentuk aktivitas belajar siswa materi passing bawah sebanyak 3 seri perlakuan
dan 4 seri pengukuran yang terdiri dari:
a) Seri Perlakuan
1. Seri I : Perlakuan I pada minggu I, sebanyak satu kali
pembelajaran.
2. Seri II : Perlakuan II pada minggu II, sebanyak satu kali
pembelajaran.
3. Seri III : Perlakuan III pada minggu III, sebanyak satu kali
pembelajaran.
b) Seri Pengukuran
1. Seri I : Pengukuran awal (test awal/pretest)
2. Seri II : Pengukuran akhir seri II
3. Seri II : Pengukuran akhir seri III
4. Seri IV : Pengukuran akhir seri III

Desain penelitian pra-eksperimen time series dengan rancangan one grop


pretest-posstest agar lebih jelas dapat di lihat pada gambar 3.1 di bawah ini.

21
22

Gambar 3.1 Desain Penelitian pra-eksperimen time series


O1 X1 O2 Seri Pertama Minggu Pertama

O2 X2 O3 Seri Kedua Minggu Kedua

O3 X3 O4 Seri Ketiga Minggu Ketiga

KETERANGAN:
O1 = Pretest sebelum perlakuan.
O2 = Posttest Seri Pertama & Pretest Seri Kedua.
O3 = Posttest Seri Kedua & Pretest Seri Ketiga.
O4 = Posttest Seri Ketiga.
X1 = Perlakuan Seri Pertama.
X2 = Perlakuan Seri Kedua.
X3 = Perlakuan Seri Ketiga.

Berdasarkan desain penelitian eksperimen time series dengan rancangan one


grop pretest-posstest maka langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Tes pengukuran awal/pretest (O1)
Tes ini dilakukan untuk menilai pada aktivitas belajar siswa dan keterampilan
passing bawah bola voli sebelum diberikan perlakuan.
2. Perlakuan dan seri pertama minggu pertama (X1)
Perlakuan seri pertama minggu pertama (X1) dilakukan sebanyak satu kali
yang dihitung sebagai satu kali pertemuan pembelajaran PJOK materi passing
bawah bola voli menggunakan desain model latihan SPBT. Pengukuran seri
kedua minggu kedua (O2) dilakukan dengan observasi aktivitas belajar siswa
dan pengukuran tes keterampilan passing bawah bola voli dengan
menggunakan instrument penilaian aktivitas belajar dan tes keterampilan
passing bawah yang telah disiapkan peneliti.
3. Perlakuan seri kedua minggu kedua (X2)
Perlakuan seri kedua minggu kedua (X2) dilakukan sebanyak satu kali yang di
hitung sebagai satu kali pertemuan pembelajaran PJOK materi passing bawah
bola voli menggunakan desain model latihan SPBT. Pengukuran seri kedua
23

minggu kedua (O3) dilakukan dengan observasi aktivitas belajar siswa dan
pengukuran keterampilan passing bawah bola voli dengan menggunakan
instrument penilaian aktivitas belajar dan keterampilan passing bawah bola
voli yang telah disiapkan peneliti.
4. Perlakuan seri ke tiga minggu ketiga (X3)
Perlakuan seri ketiga minggu ketiga (X3) dilakukan sebanyak satu kali yang
dihitung sebagai satu kali pertemuan pembelajaran PJOK materi passing
bawah bola voli menggunakan desain model latihan SPBT. Pengukuran seri
ketiga minggu ketiga (O4) dilakukan dengan observasi aktivitas belajar siswa
dan pengukuran keterampilan passing bawah dengan menggunakan
instrument penilaian aktivitas belajar dan keterampilan passing bawah yang
telah disiapkan peneliti.

3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian


Populasi adalah keseluruhan objek yang di teliti. Sampel adalah sebagian
atau sebagai wakil populasi yang akan diteliti, subjek dalam penelitian ini di
lakukan untuk didampingi oleh peneliti dalam penelitian, dan mampu mematuhi
seluruh pertokol covid-19. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII
SMPN SATAP 2 GOLEWA dengan berjumlah sampelnya 22 orang dengan
kriteria 16 orang putri dan 6 orang putra.

3.3 Variabel Penelitian Dan Defenisi Variabel


Dalam penelitian ini ada dua macam variabel yaitu variabel bebas yakni
Model latihan SPBT-Desain bola voli dan variabel terikatnya adalah aktivitas
belajar Keterampilan passing bawah .

3.4 Tekhnik Pengumpulan Data Dan Instrumen Penelitian


3.4.1 Tekhnik Pengumpulan Data
Berdasarkan rancangan desain penelitian yang di gunakan serta jenis dan
jumlah variabel dalam penelitian ini, maka metode pengumpulan data penelitian
(pretest dan posttest) melalui tes dan pengukuran,melalui observasi, melalui
dokumentasi.
24

3.4.2 Instrumen Penelitian


Seperti yang di kemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2002: 136)
mengatakan bahwa instrument penelitian adalah salah satu alat atau fasilitas
yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan sebuah data agar pekerjaannya
lebih mudah dan baik.
3.4.2.1 Instrumen Penelitian Aktivitas Belajar
Dalam penelitian ini instruemen untuk menilai aktivitas belajar menggunakan
lembar observasi aktivitas belajar SPBT sebagai berikut:
Tabel 3.4: Lembar observasi aktivitas belajar materi passing
bawah bola voli
Aspek Yang Diamati
Skor
Kode Visual Oral Listening Motor Mental Emotiona
No. Sampel activities activities activities activities activities l
activities
1 2 1 1 1 1 1
1 .........
2 .........
3 .........
4 ..........
5 .........
Ds .........
t
Catatan: Setiap kolom penilaian diberikan penilaian dengan rentang nilai 1-5
yaitu: 1 (kurang sekali), 2 (kurang), 3 (Cukup), 4 (Baik), 5 (Baik sekali).
Tabel 3.5 Deskripsi lembar observasi aktivitas belajar materi passing
bawah bola voli
No Indikator aktivitas belajar siswa Skor
1 2 3 4 5
1 Visual activities dengan indikator aktivitas belajar :
1) Siswa membaca materi passing
bawah yang sudah diberikan
oleh peneliti atau guru
2) siswa memperhatikan contoh
gerak passing bawah yang
diperagakan oleh peneliti atau
guru
25

2 Oral activities dengan indikator aktivitas belajar :


1) Siswa memberikan tanggapan
berupa pendapat tentang gerak
passing bawah yang di
peragakan oleh peneliti atau
guru
3 Listening activities dengan indikator aktivitas belajar :
1) Siswa mendengarkan guru pada
saat menjelaskan materi passing
bawah .
4 motor activities dengan indikator aktivitas belajar :
1) Siswa mempraktekan Teknik
dasar passing bawah sesuai
dengan arahan dan bimbingan
peneliti atau guru
5 Mental activities dengan indikator aktivitas belajar :
1) Siswa mampu mempraktekan
sendiri tentang dasar passing
bawah tanpa arahan atau
bimbingan dari peneliti atau
guru sebagai hasil belajar yang
di laksanakan sebelumnya.
6 Emotional activities dengan indikator aktivitas belajar :
1) Siswa bersemangat, sungguh-
sungguh dan tekun dalam
mempelajari materi passing
bawah .

3.4.2.2 Instrumen Keterampilan Passing


Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
mengover bola (passing) bola voli dari AAHPERD (Winarno,2006: 35).
Penjelasan lebih lanjut mengenai tes ini adalah sebagai berikut:
Tes Mengover Bola(Passing )

1) Tujuan Tes: Mengukur keterampilan mengover bola (passing ) dengan


teknik dasar passing bawah .
2) Alat dan Fasilitas Tes: bola voli minimal 3-5 buah, lapangan bola voli
yang dibuat petak-petak sasaran sesuai ketentuan, tiang dan tali
sepanjang lebar lapangan untuk pembatas ketinggian passing paling
rendah, stop watch, peluit, alat tulis dan formulir tes.
26

3) Bentuk lapangan tes: Lapangan tes menggunakan ukuran lapangan dan


net voli yang sebenarnya dengan salah satu bagian lapangan dibagi
menjadi 2 bagian dan dibatasi oleh tali setinggi 8 feet (2,43 m) sejajar
dengan net. Bagian pertama dengan ukuran 10 feet (3,04 m) antara net
dengan tali yang di dalamnya terdapat dua bidang sasaran di sebelah
kanan dan kiri lapangan dengan ukurannya masing-masing bidang
panjang 6 feet (1,82 m) dengan lebar 4 feet (1,21 m). Bagian yang lain
dengan ukuran 20 feet (6,09 m) adalah bidang yang digunakan sebagai
tempat berdirnya peserta tes dan pelempar bola. lapangan tes mengover
bola (passing ) bola voli seperti pada gambar 3.4 .

Gambar 3.4 Bentuk dan Ukuran Lapangan Tes Passing dari AAHPERD

(Sumber: Winarno, 2006: 35)

4) Petugas Tes: Petugas waktu merangkap pemberi aba-aba dan petugas


penghitung gerakan merangkap pencatat hasil.
5) Pelaksanaan Tes:
(a) Mempersiapkan peserta tes berdiri bebas menghadap ke arah jaring
(net) pada tempat yang disiapkan (petak T) dan pelempar bola
27

berdiri menghadap ke arah peserta tes pada tempat yang disiapkan


(petak P).
(b) Kedua petugas tes saling memberikan aba-aba persiapan dengan
sinyal apapun yang dapat dimengerti.
(c) Jika masing-masing petugas tes telah bersiap, selanjutnya tes
dilaksanakan dengan pemberian aba-aba persiapan “SIAP” dan pada
aba-aba pelaksanaan “YA” pelambung bola segera melambungkan
bola ke arah peserta tes dan kemudian peserta tes melakukan passing
bawah ke arah daerah sasaran (daerah yang diarsir) secara
bergantian ke kiri dan ke kanan masing-masing sebanyak 10 kali
ulangan. Jika bola yang dilambungkan pelambung tidak tepat pada
peserta tes maka tidak dihitung sebagai kesempatan, sehingga
lambungan harus diulang.
6) Penilaian Hasil Tes: Hasil yang dicatat adalah jumlah banyaknya bola
yang berhasil dipassing menggunakan teknik dasar passing bawah yang
baik dan benar dengan cara yang syah yaitu: bola melewati bagian atas
tali 8 feet (2,43 m) dengan sempurna tanpa menyentuh tali dan bola jatuh
tepat pada daerah sasaran, skor nol diberikan jika pada saat melaukan
passing : bola tidak sampai pada bidang sasaran, bola menyentuh tali
atau tidak melewati bagian atas tali, dan bola tidak tepat pada daerah
sasaran, nilai akhir peserta tes adalah jumlah skor yang berhasil
dikumpulkan selama melakukan passing sebanyak 5 kali ulangan ke
arah kiri (ki) dan 5 kali ulangan ke arah kanan (ka).
Tabel 3.6 Hasil Tes Keterampilan Passing Bawah Bola Voli

No Kode Hasil Tes Jumlah


sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
K Ka ki Ka ki ka ki ka ki Ka
i
1. ............
2. ............
3. ............
4. ...........
5. ...........
28

Dst ...........

3.5 Tekhnik Analisis Data


Analisis data dalam penelitian ini di lakukan secara terpisah atau sesuai
dengan ketentuan-ketentuan aktivitas belajar dan keterampilan passing bawah
yang di gunakan yaitu penjelasan analisis data:
1) Kecenderungan aktivitas belajar siswa ke arah kenaikan atau peningkatan
presentase keaktivan belajar siswa secara klasikal.
2) Kecenderungan perubahan kearah kenaikan/peningkatan rata-rata nilai
aktivitas belajar dan keterampilan passing bawah bola voli siswa secara
klasikal.
3) Analisis statistik uji beda nilai hasil pengukuran aktivitas belajar dan
keterampilan passing bawah dari data pretest (O1) dan posstest seri ke-3
minggu ke 3 (O4)

Uji persyaratan analisis data uji beda adalah sebagai berikut


3.5.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji normal tidak sebaran data yang
dianalisis pengujian normalitas sebaran data menggunakan uji Shapiro-Wilk
dengan bantuan aplikasi IBM-SPSS Statistic versi 23, dengan syarat uji normalitas
adalah: jika (p > 0,05) maka data berdistribusi normal dan jika (p< 0,05) maka
data tidak berdistribusi normal.

3.5.2 Uji Homogenitas


Uji homogenitas penelitian ini tidak dilakukan karena desain penelitian ini
menggunakan penelitian pra-eksperimen time series dengan rancangan one grop
pretest posstest dengan analisis statistik uji beda yang dilakukan pada data pretest
dan posstest sampel berpasangan, sehingga sampel penelitian berasal dari
kelompok yang sama.

3.5.3 Uji Analisis Hipotesis


Untuk menguji hipotesis penelitian ini digunakan uji beda dengan bantuan
wilcoxon signed ranks test dengan bantuan aplikasi IBM SPSS Statistics 23, uji
29

hipotesis: terdapat pengaruh penggunaan model latihan SPBT-Desain terhadap


aktivitas belajar dan keterampilan passing bawah bola voli pada siswa kelas VIII
SMPN SATAP 2 GOLEWA. Dengan syarat uji normalitas adalah jika p >0,05
maka data berdistribusi normal dan jika p < 0,05 maka data tidak berdistrubusi
normal.
30

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian pra eksperimen time series
yang di laksanakan sebanyak 3 seri perlakuan yaitu: (a) seri pertama minggu
pertama dengan satu kali posstest (O2) , (b) seri kedua dengan minggu kedua (O3)
dengan satu kali posstest, (c) seri 3 minggu ke tiga (O4) satu kali posstest. Data
hasil penelitian terdiri dari dua data yang berbeda yaitu: (1) data penilaian
aktivitas belajar siswa yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas belajar pada
pretest/tes awal (O1) dan 3 kali observasi (posstest) pada setiap seri perlakuan
(O2,O3,dan O4), dan (2) data penilaian keterampilan passing bawah bola voli yang
diperoleh dari pretest/tes awal (O1) dan 3 kali tes keterampilan (posstest) pada
setiap seri perlakuan (O2,O3, dan O4), dengan langkah pengujian setiap seri
sebagai berikut.

a) Tes Awal (O1)


Pengambilan data untuk tes awal/pretest (O1) baik untuk aktivitas belajar
dan keterampilan passing bawah di laksanakan pada tanggal 28 juli 2021.
Dalam penilaian ini menggunakan dua instrumen yaitu instrumen aktivitas
belajar dan instrumen keterampilan passing bawah bola voli dan di nilai
oleh dua orang tim penilai yaitu dosen dan guru mata pelajaran PJOK.
b) Mingu pertama (O2)
Pengambilan data untuk minggu pertama (O2) baik untuk aktivitas belajar
dan keterampilan passing bawah di laksanakan pada tanggal 29 juli 2021
sampai dengan tanggal 30 juli 2021, dan di nilai oleh dua orang penilai
yaitu dosen dan guru mata pelajaran pjok. Untuk penilaian dari dosen,
peneliti menggunakan vidio pembelajaran dan untuk guru melakukan
penilain secara langsung.

30
31

c) Minggu kedua (O3)


Pengambilan data untuk minggu kedua (O3) baik untuk aktivitas belajar
dan keterampilan passing bawah di laksanakan pada tanggal 5 agustus
2021 sampai dengan tanggal 6 agustus 2021, dan di nilai oleh dua orang
penilai yaitu dosen dan guru mata pelajaran pjok, penilaian dari masing-
masing tim penilai untuk dosen peneliti menggunakan vidio pembelajaran
dan untuk guru melakukan penilain secara langsung.
d) Minggu ketiga (O4)
Pengambilan data untuk minggu kedua (O4) baik untuk aktivitas belajar
dan keterampilan passing bawah di laksanakan pada tanggal 11 agustus
2021 sampai dengan tanggal 12 agustus 2021, dan di nilai oleh dua orang
penilai yaitu dosen dan guru mata pelajaran pjok, penilaian dari masing-
masing tim penilai, untuk dosen peneliti menggunakan vidio pembelajaran
dan untuk guru melakukan penilain secara langsung.

Berdasarkan pelaksanaan pengukuran dalam penelitian, maka data hasil tes


seperti yang ditampilkan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Data Hasil Penelitian

Kode Aktivitas Belajar Keterampilan Passing


No
Sampel O1 O2 O3 O4 O1 O2 O3 O4
1 KS 1 50,0 71,4 72,9 85,7 20,0 30,0 30,0 40,0
2 KS 2 47,2 75,7 77,2 84,3 20,0 30,0 30,0 30,0
3 KS 3 57,2 74,3 74,3 87,2 30,0 40,0 20,0 40,0
4 KS 4 47,2 74,3 80,0 85,8 40,0 50,0 20,0 60,0
5 KS 5 45,8 71,4 75,7 87,2 20,0 20,0 60,0 70,0
6 KS 6 47,2 75,7 75,7 85,8 30,0 30,0 60,0 60,0
7 KS 7 57,1 71,4 80,0 88,6 30,0 20,0 20,0 40,0
8 KS 8 50,0 68,6 77,2 87,2 10,0 30,0 20,0 40,0
9 KS 9 57,1 71,4 78,6 84,3 30,0 30,0 40,0 50,0
10 KS 10 45,7 74,3 80,0 85,8 20,0 30,0 30,0 50,0
11 KS 11 60,0 74,3 80,0 85,8 30,0 30,0 30,0 30,0
12 KS 12 54,3 67,1 78,6 85,7 30,0 30,0 30,0 40,0
13 KS 13 52,9 75,7 78,6 83,2 30,0 20,0 50,0 50,0
14 KS 14 57,2 70,0 77,2 87,2 30,0 30,0 40,0 60,0
15 KS 15 54,3 71,4 78,6 87,2 20,0 30,0 20,0 30,0
16 KS 16 61,5 74,3 78,6 85,7 20,0 20,0 40,0 50,0
32

17 KS 17 51,4 70,0 75,7 87,2 20,0 20,0 40,0 50,0


18 KS 18 57,1 74,3 80,0 88,6 20,0 20,0 40,0 60,0
19 KS 19 47,2 74,3 78,6 88,6 30,0 30,0 30,0 40,0
20 KS 20 54,3 75,7 78,6 88,6 20,0 30,0 40,0 40,0
21 KS 21 57,2 74,3 80,0 85,7 20,0 10,0 50,0 50,0
22 KS 22 54,3 75,7 80,0 87,2 30,0 30,0 30,0 30,0
Jumlah 1,165 1,605 1,715 1,870 550,0 610,0 770,0 1010,0
Rata-Rata 52,95 72,95 77,95 85,00 25,0 27,72 35,00 45,90
Pembulatan 53 73 78 85 25 28 35 46
Selisih 20 5 7 32 3 7 11 21
Berdasarkan data pada tabel 4.1 di atas adapun deskripsi data hasil penelitian
dapat dijelaskan sebagai berikut.

a) Deskripsi Aktivitas Belajar


a) Pengukuran Pretest/Tes Awal (O1)
Pengukuran nilai rata-rata klasikal pada pretest (tes awal) pada seri
pertama minggu pertama untuk nilai rata-rata aktivitas belajar adalah
(53,0)
b) Pengukuran Seri Pertama Minggu Pertama (O2)
Perubahan nilai rata-rata klasikal aktivitas belajar pada seri pertama
minggu pertama antara pretest (O1) dan posstest dalam minggu pertama
(O2), rata-rata nilai aktivitas belajar adalah (53,0) meningkat menjadi
(73,0) dengan selisih peningkatan sebesar (20,0)
c) Pengukuran Seri Kedua Minggu Kedua (O3)
Perubahan nilai rata-rata klasikal aktivitas belajar pada seri kedua
minggu kedua dan posstest dalam minggu kedua (O3), rata-rata nilai
aktivitas belajar adalah (73,0) meningkat menjadi (78,0) dengan selisih
peningkatan sebesar (5,0)
d) Pengukuran Seri Ketiga Minggu Ketiga (O4)
Perubahan nilai rata-rata klasikal aktivitas belajar pada seri ketiga
minggu ketiga dan posstest dalam minggu ketiga (O4), rata-rata nilai
aktivitas belajar adalah (78,0) meningkat menjadi (85,0) dengan selisih
peningkatan sebesar (7,0)
b) Deskripsi Keterampilan Passing
a) Pengukuran Pretest/tes awal (O1)
33

Pengukuran nilai rata-rata klasikal pada pretest (tes awal) pada seri
pertama minggu pertama untuk nilai rata-rata keterampilan passing
bawah bola voli adalah (25,0)
b) Pengukuran Seri Pertama Minggu Pertama (O2)
Perubahan nilai rata-rata klasikal keterampilan passing bawah pada seri
pertama minggu pertama antara pretest (O1) dan posstest dalam minggu
pertama (O2), rata-rata nilai keterampilan adalah (25,0) meningkat
menjadi (28,0) dengan selisih peningkatan sebesar (3,0)
c) Pengukuran Seri Kedua Minggu Kedua (O3)
Perubahan nilai rata-rata klasikal keterampilan passing bawah pada seri
kedua minggu kedua dan posstest dalam minggu kedua (O3), rata-rata
nilai keterampilan passing bawah adalah (28,0) meningkat menjadi
(35,0) dengan selisih peningkatan sebesar (7,0)
d) Pengukuran Seri Ketiga Minggu Ketiga (O4)
Perubahan nilai rata-rata keterampilan passing pada seri ketiga minggu
ketiga dan posstest dalam minggu ketiga (O4), rata-rata nilai
keterampilan passing bawah adalah (35,0) meningkat menjadi (46,0)
dengan selisih peningkatan sebesar (11,0)

Perubahan rata-rata nilai aktivitas belajar dan keterampilan passing bawah di atas,
dapat digambarkan dalam bentuk diagram batang berikut.

90
78 85
80 73
Rata-rata nilai

70
Aktivitas belajar
60 53
50 46 Keterampilan passing

40 35
25 28
30

20

10

0
O1 O2 O3 O4

Gambar 4.1. Diagram Nilai Rata-Rata Aktivitas dan Keterampilan Passing


34

4.1.2 Uji Persyarat Analisis Data Dan Uji Hipotesis Data Penelitian
1. Uji Prasyarat Analisis Data
Uji persyarat anlisis data uji beda antara data pretest (O1) dan Posstest seri
ke tiga minggu ke tiga (O4) untuk masing -masing indkator penelitian yaitu:
aktivitas belajar dan keterampilan passing bawah sesuai dengan hasil uji
normalitas dan homogenitas.

a) Uji Normalitas Data


Uji nomalitas ini menggunakan Uji Shapiro-Wilk dengan bantuan aplikasi
IBM-SPSS Statistic versi 23. Syarat uji normalitas adalah: jika (p > 0,05)
maka data berdistribusi normal dan jika (p< 0,05) maka data tidak
berdistribusi normal.

1) Uji Normalitas Data Aktivitas Belajar


Perhitungan uji normalitas data pretest (O1) dan Posstest (O4) untuk aktivitas
belajar dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk karena sampel berjumlah dibawah
50, seperti pada tabel berikut.

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelompok Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Hasil O1 .202 22 .020 .904 22 .035

O4 .186 22 .046 .913 22 .053


Tabel 4.2 Tests of Normality Aktivitas Belajar

Berdasarkan perhitungan pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai sig (2-
tailed) aktivitas belajar, data pretest (O1)= (0,035 < 0,05) sehingga berdistribusi
tidak normal, sedangkan data posstest (O4) = (0,053 > 0,05) sehingga data
berdistribusi “normal”
35

2) Uji Normalitas Data Keterampilan Passing Bawah


Perhitungan uji normalitas data pretest (O1) dan Posstest (O4) untuk
keterampilan passing bawah dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk karena
sampel berjumlah di bawah 50, seperti pada tabel berikut.

Tabel 4.3 Tests of Normality Keterampilan Passing Bawah

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Kelompok Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

Hasil O1 .271 22 .000 .823 22 .001

O4 .198 22 .025 .916 22 .062

Berdasarkan perhitungan pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa nilai sig (2-tailed)
keterampilan passing bawah, data pretest (O1)= (0,001 < 0,05) sehingga
berdistribusi tidak normal, sedangkan data posstest (O4) = (0,062 > 0,05) sehingga
data berdistribusi “normal”.

b) Uji Homogenitas
Uji homogenitas pada penelitian ini tidak dilakukan, karena desain penelitian
ini menggunakan pra eksperimen time series one group pretest-posstest dengan
analisis statistik uji beda yang dilakukan pada data pretest dan posstest sampel
berpasangan, sehingga sampel penelitian berasal dari kelompok yang sama.

2. Analisis Hipotesis Data Penelitian


Berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas maka dapat ditentukan
pengujian statistik uji komparatif atau uji beda, untuk data aktivitas belajar dan
keterampilan passing sesuai dengan hasil uji normalitas dan uji homogenitas.
a) Uji Beda Aktivitas Belajar Siswa
Hasil uji normalitas data posstest seri ke tiga minggu ke tiga (O4) untuk
aktivitas belajar siswa berdistribusi “tidak normal”, maka uji beda menggunakan
statistik non parametrik uji wilcoxon signed ranks test dengan bantuan aplikasi
IBM SPSS Statistics 22. Syarat uji adalah: jika (p<0,005) maka terdapat
perbedaan yang signifikan antara data pretest dan posstest, sehingga terdapat
36

pengaruh penggunaan metode latihan SPBT-Desain bola voli terhadap


aktivitas belajar siswa.

Tabel 4.3 Output Uji wilcoxon signed ranks test Aktivitas Belajar

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

posttest – PreTest Negative Ranks 0a .00 .00

Positive Ranks 22b 11.50 253.00

Ties 0c

Total 22

Berdasarkan output “Ranks” hasil uji wilcoxon signed ranks test dapat
dijelaskan bahwa: (1) Negatif Ranks atau selisih (negatif) antara nilai aktivitas
belajar pada pretest dan posstest untuk nilai N, Mean Rank, Sum Rank
menunjukan nilai “0” yang berarti tidak adanya penurunan (pengurangan) dari
nilai aktivitas belajar antar nilai pretest ke nilai posstest, (2) Positif Ranks atau
selisih (positif) antara nilai aktivitas belajar pada pretest dan posstest
menunjukan 22 nilai positif (N) yang berarti 22 siswa mengalami peningkatan
aktivitas belajar dari nilai pretest ke nilai posstest dengan Mean Rank atau rata-
rata peningkatan adalah sebesar (11,50), (3) Ties menunjukan nilai “0” yang
berarti tidak adanya kesamaan nilai pretest dan posstest.

Tabel 4.4 Output Uji Test Statisticsa Aktivitas Belajar

Test Statisticsa

posttest -
PreTest

Z -4.108b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000

Berdasarkan output “Test Statistics” dapat dijelaskan bahwa: Asymp.Sig.


(2-tailed) bernilai (0,000) sehingga (0,000 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa
“Hipotsis Ha diterima” yang berarti: terdapat perbedaan aktivitas belajar pasing
bawah antara hasil pretest (tes awal) dengan hasil posttest, sehingga dapat
37

disimpulkan bahwa “Adanya Pengaruh Penggunaan model latihan SPBT-Desain


terhadap aktivitas belajar, hal ini dibuktikan dengan selalu adanya peningkatan
nilai aktivitas belajar siswa mulai seri pertama minggu pertama (O1) sampai seri
ketiga minggu ketiga (O4).

b) Uji Beda Keterampilan Passing Bawah


Data pretest (O1) dan data posstest seri ke tiga minggu ke tiga (O4) untuk
keterampilan passing bawah berdistribusi “tidak normal”, maka uji beda
menggunakan statistik non parametrik uji wilcoxon signed ranks test dengan
bantuan aplikasi IBM SPSS Statistics 22. Syarat uji adalah: jika (p<0,005)
maka terdapat perbedaan yang signifikan antara data pretest dan posstest,
sehingga terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran SPBT-Desain
bola voli terhadap kemampuan keterampilan passing siswa.
Tabel 4.5 Output Uji wilcoxon signed ranks test Keterampilan Passing

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

posttest – PreTest Negative Ranks 0a .00 .00

Positive Ranks 20b 10.50 210.00

Ties 2c

Total 22

Berdasarkan Output “Ranks” hasil uji Wilcoxon, dapat dijelaskan bahwa:


(1) Negative Ranks atau selisih (negatif) antara nilai keterampilan pasing bawah
bola voli pada Pretest dan Posstest untuk nilai N, Mean Rank, dan Sum Rank
menunjukan nilai “0”, yang berarti tidak adanya penurunan (pengurangan) dari
nilai keterampilan belajar antara nilai Pretest ke nilai Post Test, (2) Positif Ranks
atau selisih (positif) antara nilai keterampilan passing bawah bola voli pada
Pretsest dan Posstest menunjukan 20 nilai positif (N) yang berarti 20 siswa
mengalami peningkatan keterampilan pasing bawah bola voli dari nilai Pretest ke
nilai Posttest dengan Mean Rank atau rata-rata peningkatan adalah sebesar 10,50,
(3) Ties menunjukan nilai “2” yang berarti adanya kesamaan nilai Pretest dan
Posstest untuk dua siswa.
38

Tabel 4.4 Output Uji Test Statisticsa Keterampilan Passing Bawah

Test Statisticsa

posttest –
PreTest

Z -3.958b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000

Berdasarkan output “Test Statistics” dapat dijelaskan bahwa: Asymp.Sig.


(2-tailed) bernilai 0,000, sehingga(0,000 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa
“Hipotsis Ha diterima” yang berarti: terdapat perbedaan keterampilan pasing
bawah antara hasil pretest (tes awal) dengan hasil posttest, sehingga dapat
disimpulkan bahwa “Adanya Pengaruh Penggunaan model latihan SPBT-Desain
terhadap keterampilan pasing bawah pada siswa, hal ini dibuktikan dengan selalu
adanya peningkatan nilai keterampilan pasing bawah siswa mulai seri pertama
minggu pertama (O1) sampai seri ketiga minggu ketiga (O4).

4.2 Pembahasan hasil Penelitian


1) Aktivitas Belajar
Berdasarkan hasil analisis data uji beda dengan desain penelitian pra-
eksperimen time series dengan rancangan one grop pretest-posstest untuk
aktivitas belajar dapat di jelaskan bahwa (a) rata-rata pengukuran seri pertama
minggu pertama (O2)= ( 73,0) lebih baik dari pengukuran Pretest (O1)= (53,0), (b)
rata-rata pengukuran seri kedua minggu kedua (O3) = (78,0) lebih baik dari
pengukuran seri pertama minggu pertama (O2)= (73,0), (c) rata-rata pengukuran
seri ketiga minggu ketiga (O4)= (85,0), lebih baik dari pengukuran seri kedua
minggu kedua (O2)= (78,0).
Berdasarkan hasil pengukuran pada seri terakhir (O4) dengan rata-rata
aktivitas belajar = (85,0) sesuai dengan model pembelajaran SPBT terhadap
perubahan aktivitas belajar siswa yang lebih aktif dikatakan “Efektif”.
Ditinjau dari hasil analisis data uji beda menggunakan statistik uji wilcoxon
signed ranks test antara data pretest (O1) dan posstest perlakuan seri ketiga
minggu ketiga (O4), ditemukan bahwa nilai sig. (2-tailed) aktivitas belajar =
39

(0,000 < 0,05), dengan ini dapat disimpulkan bahwa model pembelajara SPBT-
Desain bola voli efektif untuk dipake sebagai bentuk aktivitas belajar kearah yang
lebih baik/aktif, baik secara individu atau klasikal.
2) Keterampilan Passing Bawah
Berdasarkan hasil analisis data uji beda dengan desain penelitian pra-
eksperimen time series dengan rancangan one grop pretest-posstest untuk
keterampilan passing dapat dijelaskan (a) rata-rata pengukuran seri pertama
minggu pertama (O2) = (28,0) lebih baik dari pengukuran pretest (O1) = (25,0),
(b) rata-rata pengukuran seri kedua minggu kedua (O3)= (35,0) lebih baik dari
pengukuran seri pertama minggu pertama (O2)= (28,0), rata-rata pengukuran seri
ketiga minggu ketiga (O4)= (46,0) lebih baik dari pengukuran seri kedua minggu
kedua(O2)= (35,0).
Berdasarkan hasil pengukuran pada seri terakhir (O4) dengan rata-rata
keterampilan passing = (46,0) sesuai dengan model latihan SPBT-DESAIN bola
voli terhadap keterampilan passing bola voli yang lebih baik dikatakan “Efektif”.
Ditinjau dari hasil analisis data uji beda menggunakan statistik uji wilcoxon
signed ranks test antara data pretest (O1) dan posstest perlakuan seri ketiga
minggu ketiga (O4), ditemukan bahwa nilai sig. (2-tailed) keterampilan passing =
(0,000 < 0,05), dengan ini dapat disimpulkan bahwa model latihan SPBT-Desain
bola voli efektif untuk dipake sebagai bentuk aktivitas belajar keterampilan
passing bawah bola voli yang lebih baik
Berdasarkan temuan peneliti pada aktivitas belajar dan keterampilan passing
yang digunakan pada penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa model latihan
SPBT-Desain dapat memberikan pengaruh yang efektif pada aktivitas belajar dan
keterampilan passing bawah siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya penigkatan
pada masing-masing indikator baik aktivitas belajar maupun keterampilan passing
bawah yang selalu berubah meningkat ke arah baik. Secara umum tidak terdapat
perubahan ke arah penurunan nilai selama seri-seri perlakuan baik untuk nilai
aktivitas belajar maupun nilai keterampilan passing bawah bola voli.
40

Pengaruh perubahan-perubahan pada aktivitas belajar maupun keterampilan


passing yang selalu mengalami penigkatan, karena beberapa hal seperti: (a)
Bentuk latihan pada model SPBT-Desain yang dilakukan secara sirkuit yang
dibagikan dalam pos-pos latihan, sehingga siswa dapat melakukan latihan secara
bertahap detail keterampilan gerak melakukan passing bawah, (b) siswa tidak
belajar passing secara langsung secara keseluruhan keterampilan gerak passing
tapi siswa akan belajar passing bawah secara bertahap yang berulang dan terus
meningkat sampai belajar keterampilan passing secara keseluruhan, (c) aktivitas
latihan sirkuit memiliki banyak variasi sehingga siswa tidak jenuh dalam
mengikuti pembelajaran, (d) Siswa selalu mendapatkan giliran belajar passing
yang cukup, sesuai dengan hasil penelitian (Tapo, 2019) yang menjelaskan
kelebihan-kelebihan dari SPBT sebagai berikut: (1) model latihan memiliki variasi
latihan yang beragam dan berbeda-beda, (2) model latihan memungkinkan siswa
untuk belajar secara bertahap dan aktivitas yang mudah sampai aktivitas yang
kompleks, karena latihan di lakukan secara bagian perbagian, (3) model latihan
memungkinkan keterlibatan banyak siswa, (4) model latihan dapat mengatasi
kekurangan sarana belajar, (5) siswa dapat belajar bertanggung jawab dan saling
bekerja sama, sehingga memungkinkan terjadinya peningkatan aktivitas belajar
siswa dimana siswa lebih cenderung aktif dalam mengikuti pembelajaran
berlangsung. Sehingga memungkinkan peningkatan keterampilan passing bawah
siswa karena siswa belajar secara bertahap atau bagian perbagian sebelum siswa
belajar keterampilan passing bawah secara utuh.

Terdapat perubahan pada aktivitas belajar dan keterampilan passing bawah


yang selalu berubah kearah peningkatan, karena model latihan keterampilan yang
dilakukan secara berulang-ulang, latihan di buat dari tingkat yang sederhana ke
yang kompleks sampai belajar passing bawah secara keseluruhan. Rendy Abrasyi,
Bambang Sujiono, Hernawan, dan Dupri (2018) menjelaskan bahwa untuk
penguasaan tekhnik dasar passing bawah dalam meningkatkan keterampilan gerak
dasar salah satunya dengan cara melakukan latihan secara berulang-ulang dengan
tingkat kesulitan yang lebih mudah sampai dengan ketingkat kesulitan yang lebih
41

sulit. ini dapat memungkinkan peningkatan keterampilan passing siswa menjadi


lebih baik karena siswa belajar secara berulang-ulang dari tingkat kesulitan yang
lebih mudah sampai ke tingkat yang lebih sulit.

4.3 Keterbatasan Penelitian


Dalam penelitian pra-eksperimen times series dengan rancangan one grop
pretest-posstest ada beberapa keterbatasan penelitian, antara lain:

1) Keterbatasan waktu
Waktu dalam penelitian ini hanya berlangsung pada sore hari, mengapa
demikian? karena pada saat penelitian keadaan sekolah masih belum bisa
melaksanakan pembelajaran secara langsung, karena masih dalam keadaan
covid-19 dan sekolah tidak di ijinkan untuk mengumpulkan banyak orang.
Oleh karena itu pihak sekolah diberikan ijinan kepada peneliti melakukan
penelitian pada sore hari.
2) Keterbatasan Sarana dan Prasarana
Pada saat melaksanakan penelitian, di sekolah tersebut masih kekurangan
fasilitas olahraga. Dengan hal ini peneliti harus menyiapkan segala sesuatu
yang berkaitan dengan kebutuhan selama penelitian misalkan peneliti harus
menyiapkan lapangan bola voli dengan cara modifiksi dan menyediakan bola
voli sendiri, karena kurangnya sarana dan prasarana peneliti tidak bisa
memberikan model latihan SPBT secara keseluruhan.
3) Keterbatasan Jenis dan Desain Penelitian
Menggunakan penelitian pra eksperimen dengan desain penelitian time series,
sehingga tidak semua variabel yang dapat mengganggu variabel utam
penelitian dapat dikontrol secara khusus dan maksimal, seperti: aktivitas
diluar perlakuan, jumlah kebutuhan kalori asupan gizi per sampel, dan hal-hal
lain diluar variabel penelitian.

Berdasarkan penjelasan keterbatasan penelitian, diharapkan dapat


memberikan gambaran yang cukup tentang bagaimana model latihan SPBT dapat
42

diaplikasikan pada pembelajaran penjas lebih khusus pada keterampilan passing


bawah bola voli dengan penyesuaian proses, sarpras, sehingga dapat memberikan
pengaruh peningkatan dalam pembelajaran bola voli lebih khusus pada
keterampilan passing.
43

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan
Berdasarkan analisis data pembahasan, ditemukan peningkatan aktivitas
belajar dan keterampilan passing bawah bola voli, hal ini dapat dilihat dari rata-
rata nilai aktivitas belajar dan keterampilan passing bawah bola voli yang selalu
cenderung meningkat ke arah baik melalui model latihan SPBT, untuk mengetahui
perubahan aktivitas belajar dengan menggunakan model latihan SPBT terhadap
keterampilan passing bawah bola voli dalam setiap minggu pertama (O2) sampai
minggu ketiga (O4), sebelum dan sesudah perlakuan, sehingga terdapat perbedaan
nilai pretest dan posstest untuk aktivitas belajar dan keterampilan passing bawah
bola voli. Untuk penilaian pada aktivitas belajar dan keterampilan passing dalam
setiap minggu selalu ada peningkatan oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
dengan adanya model latihan SPBT efektif terhadap aktivitas belajar dan
keterampilan passing bawah bola voli pada siswa kelas VIII SMPN SATAP 2
GOLEWA.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat diajukan saran-saran sebagai


berikut.

1) Dengan adanya penelitian model latihan SPBT guru dapat berpartisipasi


aktif dalam menerapkan proses pembelajaran agar siswa lebih termotivasi
dalam belajar khususnya materi tekhnik dasar passing bawah bola voli.
2) Dalam proses pembelajaran guru mampu menerapkan keterampilan passing
bawah bola voli dengan model latihan SPBT, agar mampu meningkatkan
aktivitas belajar.

43
44

3) Siswa disarankan untuk menyampaikan pendapat serta selalu aktif dalam


mengikuti proses pembelajaran khususnya pada materi tekhnik dasar
keterampilan passing bawah bola voli.
4) Bagi calon peneliti lain yang berminat untuk meneliti lebih lanjut dengan
menggunakan model latihan SPBT-Desain, hendaknya mempertimbangkan
faktor-faktor lain yang mungkin menghambat proses dan hasil penelitian
yang dalam penelitian ini tidak dikontrol secara ketat oleh peneliti.
45

DAFTAR PUSTAKA

Barbara L Viera & Fergusen B.J (2004). Bola voli tingkat pemula. Jakarta, PT:
Raja Grafindo Utama Slameto.
Beutelstahl, D. (2009). Belajar bermain bola voli. Bandung, C.V: Pioner Jaya.
Depdiknas. (2006). Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
No 23 tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta BSNP.
Depdiknas. (2006). Kurikulum tingkat satuan untuk sekolah dasar. Mata
Pelajaran Pendidikan Jasmani.Jakarta:Dikdasmen.
Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta, PT: Rineke Cipta.
Fédération Internationale de Volleyball (FIVB). (2016). Official Volleyball Rules
2017-2020 - Approved by the 35th FIVB Congress 2016. FIVB.

Lenberg, K (2016). Volleyball Skills & Drills, American Volleyball Coaches


Association. United States: Human Kinetics.

Nuril. (2007). Panduan olahraga bola voli.Solo, Era Pustaka Utama


Permendikbud (2016), No 21 Tahun 2016; Tentang standar isi pendidikan dasar
dan menengah. Indonesia.
Sajoto Mochamad. (1995). Peningkatan dan pembinaan kekuatan kondisi fisik
dalam olahraga. Semarang: Dahara Prize.

Sardiman. 2006. Interaksi dan motivasi belajar-mengajar. Jakarta, PT: Raja


Grafindo Persada.
SK Menpora nomor 053A/MENPORA/1994 (1994). Tentang pola dasar
pembangunan olahraga Nasional. Indonesia.

Sri Wahyuni dkk.(2010). Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan. Eureka.


SuprijonoAgus. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta, Gramedia: Pustaka
Jaya.
Sutarmin, 2007, Terampil berolahraga tenis meja. Surakarta: Era Intermedia.

45
46

Tapo, Y, B, O. (2019). Pengembangan Model Latihan Sirkuit Passing Bawah T-


Desain (SPBT-Desain) Bola Voli Sebagai Bentuk Aktivitas Belajar Siswa
Dalam Pembelajaran PJOK Untuk Tingkat Sekolah Menengah. Imedtech
vol.3, no.2, halaman 18-34.
Undang-Undang RI (2003), Nomor 20 Tahun 2003; Tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Indonesia.
Kardiyanto Deddy Whinata. (2013), Bola voli, Surakarta: UNS Press.
Yunus Muhammad. (1992). Olahraga pilihan bola voli. Jakarta: Depdikbud
Dikjen Dikti.

Anda mungkin juga menyukai