SKRIPSI
OLEH
FELIKSIA DHIU
NIM. 201701008
SKRIPSI
Diajukan kepada
STKIP CITRA BAKTI
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi
FELIKSIA DHIU
NIM. 201701008
ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi oleh Feliksia Dhiu ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing
untuk mengikuti ujian.
Malanuza, September 2021
Pembimbing I
iii
LEMBAR PERSETUJUAN TIM PENGUJI
Skripsi oleh Feliksia Dhiu telah berhasil dipertahankan didepan tim penguji
dan dinyatakan diterima sebagai sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar
sarjana Pendidikan di Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan
Rekreasi, STKIP Citra Bakti.
Disetujui pada tanggal: .........................
Tim Penguji
Ketua Penguji
.........................................., Yohanes Bayo Ola Tapo., S.Pd, M.Or
NIDN.0823058601
Penguji Utama
.........................................,Dr. Dek Ngurah Laba Laksana, M.Pd
NIDN.0831108501
Anggota Penguji 1
........................................, Yohanes Bayo Ola Tapo., S.Pd, M.Or
NIDN.0823058601
Anggota Penguji 2
........................................, Nikodemus Bate., S.Pd, M.Or
NIDN.0821108001
Mengetahui
Ketua STKIP Citra Bakti
iv
v
MOTTO
“KEMISKINAN
BUKANLAH PENGHALANG
MENCAPAI
KESUKSESAN”
vi
PERSEMBAHAN
vii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan anugerahNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi denganjudul
“Efektivitas Model Latihan SPBT-DESAIN Bola Voli Sebagai Bentuk
Aktivitas Belajar UntukMeningkatkanKeterampilan Passing Bawah Bola
Voli dalam PembelajaranPJOK pada Siswa Kelas VIII SATAP 2 Golewa “.
Dalampenulisan skripsi ini penulis memperoleh banyak arahan, bimbingan
dandukungan moral dari berbagai pihak yang sifatnya membangun dan
meningkatkankemampuan personal penulis. Untuk itu dengan rendah hati penulis
mengucapkanterima kasih kepada :
1. Wilfridus Muga, S.E.,M.Pd., selaku Ketua YAPENTRI yang telah memberikan
wadah pendidikan di Kabupaten Ngada.
2. Prof.Dr.I Wayan Koyan, M.Pd., selaku ketua STKIP Citra Bakti Ngada.
3. YohanesBayoOlaTapo,S.Pd, M.Or.,selaku koordinator program studi
Pendidikan JasmaniKesehatanDanRekreasidan staf dosen pengajar atas
kesediaan mereka dapat memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis
selama menyelesaikanskripsi ini.
4. YohanesBayo Ola Tapo,S.Pd,M.Or.,sebagai dosen pembimbing I atas
kesediaannya memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama
menyelesaikan skripsi ini.
5. Nikodemus Bate, S.Pd, M.Pd.,sebagai dosen pembimbing II atas kesediaannya
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama menyelesaikan
skripsi ini.
6. Bapak dosen Prodi PJKR selaku pengajar yang telah yang memberikan
pencerahan keilmuan selama perkuliahan dan telah banyak memberikan
motivasi kepada penulis selama perjalanan studi dan penyusunan skripsi ini.
7. Kepala Sekolah SMPN SATAP 2 GOLEWA serta seluruh keluarga besar
SMPN SATAP 2 GOLEWA yang senantiasa mendukung penulis dalam
melakukan penelitian sebagai proses untuk menyusun tugas akhir.
viii
8. Kedua orang tua, kakak berdua yang telah banyak membantu secara material
dan moral selama perjalanan studi sampai pada penyusunan skripsi.
9. Teman-teman seangkatan di Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan
Rekreasi yang dengan caranya masing-masing mendukung penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis juga menyadari bahwa skripsipenelitian ini masih jauh
darikesempurnaan baik dari segi isi maupun sistematika penulisnya disebabkan
olehketerbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena
itu,segala bentuk masukan yang membangun sangat penulis harapkan baik itu dari
segi metodologi maupun teori yang digunakan untuk perbaikan lebih lanjut.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya.
Penulis
ix
ABSTRAK
x
aktivitas belajar untuk meningkatkan keterampilan passing bawah bola voli dalam
pembelajaran PJOK pada siswa kelas VIII SMPN SATAP 2 GOLEWA.
xi
DAFTAR ISI
xii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian ................................................................................ 29
5.2 Pembahasan hasil penelitian ............................................................ 37
5.3 Keterbatasan Penelitian .................................................................... 40
BAB V PENUTUP
5.1 kesimpulan ........................................................................................ 42
5.2 saran ................................................................................................. 42
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR TABEL
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
pendidikan jasmani adalah teknik dasar passing bawah bola voli seperti yang
dijelaskan dalam Pemendikbud nomor 21 tahun 2016 (dalam Tapo 2019: 20).
Cabang olahraga bola voli merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang
banyak di gemari oleh masyarakat termasuk anak-anak usia sekolah. Dengan
karakteristik gerak permainan yang cepat, atraktif dan menyenangkan, cabang
olahraga voli menjadi olahraga yang popular di dunia FIVB 2016: 7). Menurut
Tapo (2019: 21) bahwa permainan bola voli merupakan olahraga permainan bola
besar yang di mainkan pada lapangan khusus oleh dua tim dengan masing-masing
tim terdiri atas enam orang pemain, yang memainkan bola melewati net dengan
teknik dan ketentuan khusus untuk menempatkan bola agar menyentuh permukaan
lapangan permainan lawan serta mempertahankan bola agar tidak menyentuh area
lapangan permainan sendiri.
Secara teknis dalam permainan bola voli terdapat banyak teknik dasar yang
harus di kuasai oleh pemain, antara lain servis, passing, smash dan block yang
merupakan syarat mutlak yang harus di kuasai oleh setiap pemain bola voli (Tapo,
2019: 22). Dalam permainan bola voli terdiri dari empat tekhnik dasar yaitu:
Service, passing, blocking, smash (Nuril, 2007: 20). Salah satu keterampilan
teknik dasar yang wajib di kuasai dengan baik oleh pemain bola voli adalah teknik
passing (Tapo 2019: 22). Hal ini di karenakan passing merupakan satu-satunya
teknik dasar memukul bola dalam permainan bola voli yang bertujuan untuk
mengoper dan/atau mengumpan (Tapo, 2019:22). Passing adalah upaya seorang
pemain dengan menggunakan suatu tekik tertentu untuk mengoperkan bola yang
di mainkannya kepada teman seregunya untuk di mainkan di lapangan sendiri.
Passing dapat di lakukan dengan cara passing bawah dan passing atas
(Kardiyanto, 2013: 23). Teknik-teknik yang ada dalam permainan bola voli salah
satunya adalah teknik dasar passing bawah. Passing bawah adalah salah satu
teknik yang harus di kuasai siswa dalam pembelajaran PJOK disekolah.
Sirkuit passing bawah training desain atau dengan singkatan SPBT-Desain
ini merupakan sebuah model latihan passing bawah yang di kembangkan
menggunakan unsur latihan sirkuit yang didesain untuk menerapkan bentuk-
bentuk latihan passing bawah bola voli.
4
Keunggulan dari latihan SPBT-Desain ini yaitu: (1) model latihan memiliki
variasi latihan yang beragam dan berbeda-beda, (2) model latihan memungkinkan
siswa untuk belajar secara bertahap dan aktivitas yang mudah sampai aktivitas
yang kompleks, karena latihan di lakukan secara bagian perbagian, (3) model
latihan memungkinkan keterlibatan banyak siswa, (4) model latihan dapat
mengatasi kekurangan sarana belajar, (5) siswa dapat belajar bertanggung jawab
dan saling bekerja sama.
Berdasarkan hasil pengenalan lapangan persekolahan (PLP 2) di SMPN
SATAP 2 GOLEWA peneliti menemukan beberapa kekurangan yang menjadi
kendala dalam pelaksanaan pembelajaran PJOK pada materi passing bawah bola
voli terutama pada aktivitas belajar siswa dalam mencapai sebuah tujuan
pembelajaran sesuai indikator pembelajaran PJOK, hal ini disebabkan karena
model latihan yang kurang atau tidak bervariasi, model latihan tidak dibuat bagian
perbagian, kurangnya sarana, dan proses latihan tidak di laksanakan dari model
latihan yang sederhana ke model latihan yang kompleks. Ini dapat disimpulkan
bahwa permasalahan rendahnya atau kurangnya aktivitas belajar siswa yang akan
kemudian berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa sesuai dengan indikator
pembelajaran. Dengan model latihan SPBT-Desain bola voli yang diterapkan
secara efektif dan dapat mengaktifkan siswa sehingga pelaksanaan pembelajaran
berjalan dengan baik.
Berdasarkan masalah-masalah yang di temukan di lokasi, peneliti ingin
menghadirkan model passing bawah yang efektif, berdasarkan literature yang
mampu dijadikan sebagai model latihan yang lebih bervariatif, latihan dibuat
bagian perbagian, kurangnya variasi latihan, dan proses latihan di laksanakan dari
model latihan yang sederhana ke model latihan yang kompleks. Sehingga model
latihan SPBT-Desain sebagai solusi dalam mengatasi masalah-masalah
pelaksanaan aktivitas belajar siswa sekolah menengah.
Berdasarkan permasalahan di atas peneliti ingin menguji penelitian ini
dengan judul: “Efektifitas model latihan SBPT- Desain bola voli sebagai bentuk
aktivitas belajar untuk meningkatkan keterampilan passing bawah dalam
5
pembelajaran PJOK materi pasing bawah bola voli pada siswa kelas VIII SMPN
Satap 2 Golewa”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka, peneliti dapat merumuskan
masalah sebagai berikut: “Apakah model latihan SPBT-Desain efektif terhadap
aktivitas belajar untuk meningkatkan keterampilan passing dalam pembelajaran
PJOK bola voli pada siswa kelas Vlll SMPN SATAP 2 GOLEWA”
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin di capai
dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui apakah model latihan SPBT-
Desain efektif terhadap aktivitas belajar untuk meningkatkan keterampilan
passing dalam pembelajaran PJOK bola voli pada siswa kelas Vlll SMPN
SATAP 2 GOLEWA.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
7
8
diarea lawan. Dilihat dari tujuan permainan bola voli menurut FIVB ini dapat
disimpulkan bahwa, permainan bola voli adalah suatu permainan yang dimainkan
oleh dua tim dengan melewatkan bola melalui net untuk menjatuhkan bola
didaerah lawan sehingga mendapatkan poin. Dalam permainan bola voli, suatu tim
tidak hanya berusaha atau berjuang mendapatkan poin dengan menjatuhkan bola
di daerah lawan, namun suatu tim juga harus menjaga daerah permainannya
sehingga lawan tidak dapat menjatuhkan bola di daerah permainannya. Adapun
beberapa tujuan lain permainan bola voli adalah sebagai berikut: (1) melewatkan
bola di atas net agar bisa jatuh kelapangan lawan, (2) menjaga kesehatan tubuh,
(3) mencari prestasi, (4) memperagakan teknik dan taktik permainan di lapangan
untuk meraihkan kemenangan dalam setiap pertandingan.
2.1.2.2 Teknik Dasar Bola Voli
Teknik dasar dalam permainan bola voli terbagi menjadi 4 yaitu Block,
Service, Smash, dan Passing, dimana semua Teknik ini harus dikuasai oleh semua
pemain bola voli. berikut adalah penjelasan dari masing-masing gerakan.
1.) Service
Teknik dasar service adalah pukulan yang dilakukan dari daerah garis
belakang lapangan permainan hingga melambung keatas net dan mendarat di
dalam daerah lawan. Teknik servis dilakukan saat awal permainan, saat
terjadi penambahan point dan terjadi pelanggaran. Servis merupakan pukulan
permulaan untuk memulai suatu permainan yang dilakukan dari daerah servis
di belakang lapangan dengan panjang ke belakang tidak terbatas (Yunus,
1992: 137). Melalui pendapat di atas ini dapat disimpulkan bahwa servis
merupakan tindakan memukul bola yang dilakukan dari garis belakang
lapangan permainan (daerah service) dengan ketentuan harus melampaui
rintangan atau jaringan net ke daerah lawan.
2.) Passing atas
Teknik dasar passing atas adalah salah satu teknik dasar yang harus di
kuasai siswa/siswi pada saat pembelajaran PJOK di sekolah. Dan passing
atas itu sendiri merupakan teknik dasar yang biasa digunakan untuk
memberikan umpan atau set up dari toser ke pemain yang akan melakukan
12
smash, karena itu teknik passing atas ini sangat berguna dalam permainan
bola voli. Menurut Beutelstahl (2007) menyatakan passing atas
(overheadpass) adalah salah satu jenis teknik dasar bola dengan
melambungkan bola dengan kedua telapak tangan untuk memberi bola
kepada rekan setim, selain itu Teknik dasar passing atas juga digunakan
untuk menerima bola yang berada di atas kepala, passing atas dapat
diimplementasikan sebagai umpan terakhirsebelum samsh (spike) dilakukan
ke arah daerah pertahanan lawan.
3.) Passing bawah
Teknik dasar passing bawah adalah teknik dasar memukul bola dalam
permainan bola voli dengan menggunakan dua lengan tangan dengan posisi
bola yang lebih rendah dari dada, dengan tujuan untuk menerima bola dari
hasil servis lawan untuk kemudian mengoper bola tersebut kepada teman
untuk di dimainkan lagi selanjutnya. Menurut Yunus (1992: 79) passing
adalah mengoper bola pada teman sendiri dalam satu regu dengan suatu
teknik tertentu, sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada
regu lawan. Berdasarkan pengertian passing diatas ini dapat dirumuskan
bahwa passing bawah merupakan teknik dasar memainkan bola dengan
menggunakan kedua tangan yaitu perkenaan bola pada kedua lengan bawah
yang bertujuan untuk mengoperkan bola kepada teman seregunya untuk
dimainkan di lapangan sendiri atau sebagai awal untuk melakukan serangan.
4.) Smash
Smash merupakan bentuk serangan yang paling banyak digunakan dalam
upaya memperoleh nilai suatu tim, pukulan keras smash dapat juga disebut
spike. Menurut Yunus (1992: 108) menjelaskan bahwa smash merupakan
pukulan yang utama dalam penyerangan dalam usaha mencapai kemenangan.
5.) Block
Block merupakan benteng pertahanan yang utama untuk menahan serangan
lawan (Yunus, 1992: 119). Jika ditinjau dari teknik gerakan, block bukanlah
merupakan teknik yang sangat sulit. Presentase keberhasilan suatu smash
relatif kecil karena arah bola smash di block dapat dikendalikan. Block dapat
13
dilakukan oleh satu, dua atau tiga pemain tergantung pada kualitas lawan, dan
block dapat dilakukan secara aktif dan pasif.
2.1.3 Hakekat Passing Bawah Bola Voli.
Passing bawah pada dasarnya digunakan untuk menerima bola-bola liar
terkendali seperti service, smash atau bola memantul dari net. Ditinjau dari
permainan bola voli pada umumnya passing bawah biasanya menjadi teknik
pertama yang digunakan tim yang menerima service dari tim lawan. Secara
khusus teknik dasar passing bawah adalah teknik dasar memukul bola dalam
permainan bola voli dengan menggunakan dua lengan tangan dengan posisi bola
yang lebih rendah dari dada, dengan tujuan untuk menerima bola dari hasil servis
lawan untuk kemudian mengoper bola tersebut kepada teman untuk di dimainkan
lagi selanjutnya.
Passing bawah atau operan lengan bawah merupakan teknik dasar bola voli
yang harus di pelajari lebih tegasnya Barbara (2004: 19) mengatakan bahwa
“operan ini biasanya menjadi teknik pertama yang digunakan tim bila tidak
memegang servis. Operan ini digunakan untuk menerima servis, menerima spike,
memukul bola setinggi pinggang kebawah dan memukul bola terpantul di net.
Secara khusus bahwa teknik dasar passing bawah adalah salah satu teknik
dasar memukul bola dalam permainan bola voli dengan menggunakan dua lengan
tangan dengan posisi bola yang lebih rendah dari dada, dengan tujuan dasarnya
adalah menerima bola dari hasil servis lawan untuk kemudian mengoper bola
tersebut kepada teman untuk dimainkan lagi selanjutnya, sehingga perlu
diperhatikan bahwa hasil dari passing bawah harus tepat, lembut dan tidak
menyusahkan teman seregu.
Salah satu keterampilan teknik dasar yang wajib dikuasai dengan baik oleh
pemain bola voli adalah teknik passing (Tapo, 2019: 22). Hal ini dikarenakan
passing merupakan satu-satunya teknikdasar memukul bola dalam permainan
bola voli yang bertujuan untuk mengoper dan atau mengumpan (Tapo 2019: 22).
Teknik dasar passing terbagi menjadi 2 yakni passing atas dan passing bawah .
Passing bawah dalam permainan bola voli biasanya berfungsi untuk menerima
servis atau dapat juga digunakan untuk menahan serangan dari lawan.
14
dalam satu pos dan pindah ke pos latihan berikutnya dengan waktu istirahat yang
singkat.
Sirkuit passing bawah training desain atau dengan singkatan SPBT-Desain
ini merupakan sebuah model latihan passing bawah yang di kembangkan
menggunakan unsur latihan sirkuit yang didesain untuk menerapkan bentuk-
bentuk latihan passing bawah bola voli. SPBT- Desain di rangkai dalam 5 pos
latihan yang dilakukan secara kontinyu dan 3 pos latihan yang dilakukan dalam
bentuk game atau permainan passing bawah bola voli, sehingga bentuk sirkuit
model ini menggunakan 8 pos latihan yang memiliki bentuk, sesuai dengan
ketentuan dan level latihan yang berbeda-beda.
Adapun tujuan dari model latihan SPBT-Desain ini adalah: (a) digunakan
sebagai variasi dalam aktivitas belajar siswa pada kegiatan inti pembelajaran
PJOK di sekolah, (b) sebagai salah satu program latihan passing bawah bola voli
pada aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahrga dan
kesehatan.
Model latihan passing bawah yang efektif dalam meningkatkan aktivitas
pembelajaran pjok terlebih khusus aktivitas pembelajaran passing bawah bola
voli ialah: (a) pola latihan di lakukan dalam pos-pos latihan sebanyak 8 pos
sebagai berikut: (1) Pos 1; Latihan passing bawah bola diam, (2) Pos 2; Latihan
menangkap bola bentuk passing awah , (3) Pos 3: Latihan passing bawah bola
dipantulkan, (4) Pos 4: Latihan passing bawah 1 arah bola dilambungkan, (5) Pos
5: Latihan passing Bawah 3 arah bola dilambungkan, dan ke tiga posnya lagi
dibuat dalam bentuk game dan permainan (6) Pos 6: Latihan passing bawah 1
arah berpasangan, (7) Pos 7: Latihan passing bawah 3 arah berkelompok (8) Pos
8; Game passing bawah 6 vs 6, (b) bentuk latihan dari pos pertama sampai pos
terakhir dibuat dengan urutan latihan mulai dari yang sederhana ke yang
kompleks, (c) setiap pos memiliki ketentuan ulangan dan waktu latihan yang
berbeda-beda, (d) durasi waktu istirahat antar pos dibuat sesingkat mungkin antara
10 sampai 15 detik.
17
Salah satu bentuk model latihan SPBT-Desain adalah salah satu model
latihan sirkuit yang di lakukan dalam pos-pos latihan yang terdiri dari bentuk
latihan yang berbeda-beda yang harus dilalui atau dilakukan peserta latihan
dengan ketentuan ulangan atau waktu latihan tertentu dari pos pertama ke pos
berikutnya sampai pos yang terakhir secara kontinyu dengan durasi waktu istirahat
yang sangat singkat antar pos latihan. Pentingnya dari penelitian ini adalah untuk
meningkatkan aktivitas belajar teknik dasar passing bawah bola voli, pada siswa
kelas VIII SMPN SATAP 2 GOLEWA.
Berdasarkan uraian diatas dapat diasumsikan bahwa dengan model latihan
SPBT-Desain dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada teknik dasar
keterampilan passing bawah bola voli, karena dengan model latihan ini siswa
dapat secara aktif dan efektif dalam meningkatkan aktivitas belajar pada teknik
dasar keterampilan passing bawah bola voli. Kerangka berpikir untuk penelitian
ekperimen ini adalah sebagai berikut:
Masalah Penelitian kurangnya variasi
latihan pada aktivitas belajar dan
keterampilan passing bawah bola voli
BAB III
METODE PENELITIAN
21
22
KETERANGAN:
O1 = Pretest sebelum perlakuan.
O2 = Posttest Seri Pertama & Pretest Seri Kedua.
O3 = Posttest Seri Kedua & Pretest Seri Ketiga.
O4 = Posttest Seri Ketiga.
X1 = Perlakuan Seri Pertama.
X2 = Perlakuan Seri Kedua.
X3 = Perlakuan Seri Ketiga.
minggu kedua (O3) dilakukan dengan observasi aktivitas belajar siswa dan
pengukuran keterampilan passing bawah bola voli dengan menggunakan
instrument penilaian aktivitas belajar dan keterampilan passing bawah bola
voli yang telah disiapkan peneliti.
4. Perlakuan seri ke tiga minggu ketiga (X3)
Perlakuan seri ketiga minggu ketiga (X3) dilakukan sebanyak satu kali yang
dihitung sebagai satu kali pertemuan pembelajaran PJOK materi passing
bawah bola voli menggunakan desain model latihan SPBT. Pengukuran seri
ketiga minggu ketiga (O4) dilakukan dengan observasi aktivitas belajar siswa
dan pengukuran keterampilan passing bawah dengan menggunakan
instrument penilaian aktivitas belajar dan keterampilan passing bawah yang
telah disiapkan peneliti.
Gambar 3.4 Bentuk dan Ukuran Lapangan Tes Passing dari AAHPERD
Dst ...........
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
30
31
Pengukuran nilai rata-rata klasikal pada pretest (tes awal) pada seri
pertama minggu pertama untuk nilai rata-rata keterampilan passing
bawah bola voli adalah (25,0)
b) Pengukuran Seri Pertama Minggu Pertama (O2)
Perubahan nilai rata-rata klasikal keterampilan passing bawah pada seri
pertama minggu pertama antara pretest (O1) dan posstest dalam minggu
pertama (O2), rata-rata nilai keterampilan adalah (25,0) meningkat
menjadi (28,0) dengan selisih peningkatan sebesar (3,0)
c) Pengukuran Seri Kedua Minggu Kedua (O3)
Perubahan nilai rata-rata klasikal keterampilan passing bawah pada seri
kedua minggu kedua dan posstest dalam minggu kedua (O3), rata-rata
nilai keterampilan passing bawah adalah (28,0) meningkat menjadi
(35,0) dengan selisih peningkatan sebesar (7,0)
d) Pengukuran Seri Ketiga Minggu Ketiga (O4)
Perubahan nilai rata-rata keterampilan passing pada seri ketiga minggu
ketiga dan posstest dalam minggu ketiga (O4), rata-rata nilai
keterampilan passing bawah adalah (35,0) meningkat menjadi (46,0)
dengan selisih peningkatan sebesar (11,0)
Perubahan rata-rata nilai aktivitas belajar dan keterampilan passing bawah di atas,
dapat digambarkan dalam bentuk diagram batang berikut.
90
78 85
80 73
Rata-rata nilai
70
Aktivitas belajar
60 53
50 46 Keterampilan passing
40 35
25 28
30
20
10
0
O1 O2 O3 O4
4.1.2 Uji Persyarat Analisis Data Dan Uji Hipotesis Data Penelitian
1. Uji Prasyarat Analisis Data
Uji persyarat anlisis data uji beda antara data pretest (O1) dan Posstest seri
ke tiga minggu ke tiga (O4) untuk masing -masing indkator penelitian yaitu:
aktivitas belajar dan keterampilan passing bawah sesuai dengan hasil uji
normalitas dan homogenitas.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelompok Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Berdasarkan perhitungan pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai sig (2-
tailed) aktivitas belajar, data pretest (O1)= (0,035 < 0,05) sehingga berdistribusi
tidak normal, sedangkan data posstest (O4) = (0,053 > 0,05) sehingga data
berdistribusi “normal”
35
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Berdasarkan perhitungan pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa nilai sig (2-tailed)
keterampilan passing bawah, data pretest (O1)= (0,001 < 0,05) sehingga
berdistribusi tidak normal, sedangkan data posstest (O4) = (0,062 > 0,05) sehingga
data berdistribusi “normal”.
b) Uji Homogenitas
Uji homogenitas pada penelitian ini tidak dilakukan, karena desain penelitian
ini menggunakan pra eksperimen time series one group pretest-posstest dengan
analisis statistik uji beda yang dilakukan pada data pretest dan posstest sampel
berpasangan, sehingga sampel penelitian berasal dari kelompok yang sama.
Tabel 4.3 Output Uji wilcoxon signed ranks test Aktivitas Belajar
Ranks
Ties 0c
Total 22
Berdasarkan output “Ranks” hasil uji wilcoxon signed ranks test dapat
dijelaskan bahwa: (1) Negatif Ranks atau selisih (negatif) antara nilai aktivitas
belajar pada pretest dan posstest untuk nilai N, Mean Rank, Sum Rank
menunjukan nilai “0” yang berarti tidak adanya penurunan (pengurangan) dari
nilai aktivitas belajar antar nilai pretest ke nilai posstest, (2) Positif Ranks atau
selisih (positif) antara nilai aktivitas belajar pada pretest dan posstest
menunjukan 22 nilai positif (N) yang berarti 22 siswa mengalami peningkatan
aktivitas belajar dari nilai pretest ke nilai posstest dengan Mean Rank atau rata-
rata peningkatan adalah sebesar (11,50), (3) Ties menunjukan nilai “0” yang
berarti tidak adanya kesamaan nilai pretest dan posstest.
Test Statisticsa
posttest -
PreTest
Z -4.108b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
Ranks
Ties 2c
Total 22
Test Statisticsa
posttest –
PreTest
Z -3.958b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
(0,000 < 0,05), dengan ini dapat disimpulkan bahwa model pembelajara SPBT-
Desain bola voli efektif untuk dipake sebagai bentuk aktivitas belajar kearah yang
lebih baik/aktif, baik secara individu atau klasikal.
2) Keterampilan Passing Bawah
Berdasarkan hasil analisis data uji beda dengan desain penelitian pra-
eksperimen time series dengan rancangan one grop pretest-posstest untuk
keterampilan passing dapat dijelaskan (a) rata-rata pengukuran seri pertama
minggu pertama (O2) = (28,0) lebih baik dari pengukuran pretest (O1) = (25,0),
(b) rata-rata pengukuran seri kedua minggu kedua (O3)= (35,0) lebih baik dari
pengukuran seri pertama minggu pertama (O2)= (28,0), rata-rata pengukuran seri
ketiga minggu ketiga (O4)= (46,0) lebih baik dari pengukuran seri kedua minggu
kedua(O2)= (35,0).
Berdasarkan hasil pengukuran pada seri terakhir (O4) dengan rata-rata
keterampilan passing = (46,0) sesuai dengan model latihan SPBT-DESAIN bola
voli terhadap keterampilan passing bola voli yang lebih baik dikatakan “Efektif”.
Ditinjau dari hasil analisis data uji beda menggunakan statistik uji wilcoxon
signed ranks test antara data pretest (O1) dan posstest perlakuan seri ketiga
minggu ketiga (O4), ditemukan bahwa nilai sig. (2-tailed) keterampilan passing =
(0,000 < 0,05), dengan ini dapat disimpulkan bahwa model latihan SPBT-Desain
bola voli efektif untuk dipake sebagai bentuk aktivitas belajar keterampilan
passing bawah bola voli yang lebih baik
Berdasarkan temuan peneliti pada aktivitas belajar dan keterampilan passing
yang digunakan pada penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa model latihan
SPBT-Desain dapat memberikan pengaruh yang efektif pada aktivitas belajar dan
keterampilan passing bawah siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya penigkatan
pada masing-masing indikator baik aktivitas belajar maupun keterampilan passing
bawah yang selalu berubah meningkat ke arah baik. Secara umum tidak terdapat
perubahan ke arah penurunan nilai selama seri-seri perlakuan baik untuk nilai
aktivitas belajar maupun nilai keterampilan passing bawah bola voli.
40
1) Keterbatasan waktu
Waktu dalam penelitian ini hanya berlangsung pada sore hari, mengapa
demikian? karena pada saat penelitian keadaan sekolah masih belum bisa
melaksanakan pembelajaran secara langsung, karena masih dalam keadaan
covid-19 dan sekolah tidak di ijinkan untuk mengumpulkan banyak orang.
Oleh karena itu pihak sekolah diberikan ijinan kepada peneliti melakukan
penelitian pada sore hari.
2) Keterbatasan Sarana dan Prasarana
Pada saat melaksanakan penelitian, di sekolah tersebut masih kekurangan
fasilitas olahraga. Dengan hal ini peneliti harus menyiapkan segala sesuatu
yang berkaitan dengan kebutuhan selama penelitian misalkan peneliti harus
menyiapkan lapangan bola voli dengan cara modifiksi dan menyediakan bola
voli sendiri, karena kurangnya sarana dan prasarana peneliti tidak bisa
memberikan model latihan SPBT secara keseluruhan.
3) Keterbatasan Jenis dan Desain Penelitian
Menggunakan penelitian pra eksperimen dengan desain penelitian time series,
sehingga tidak semua variabel yang dapat mengganggu variabel utam
penelitian dapat dikontrol secara khusus dan maksimal, seperti: aktivitas
diluar perlakuan, jumlah kebutuhan kalori asupan gizi per sampel, dan hal-hal
lain diluar variabel penelitian.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan analisis data pembahasan, ditemukan peningkatan aktivitas
belajar dan keterampilan passing bawah bola voli, hal ini dapat dilihat dari rata-
rata nilai aktivitas belajar dan keterampilan passing bawah bola voli yang selalu
cenderung meningkat ke arah baik melalui model latihan SPBT, untuk mengetahui
perubahan aktivitas belajar dengan menggunakan model latihan SPBT terhadap
keterampilan passing bawah bola voli dalam setiap minggu pertama (O2) sampai
minggu ketiga (O4), sebelum dan sesudah perlakuan, sehingga terdapat perbedaan
nilai pretest dan posstest untuk aktivitas belajar dan keterampilan passing bawah
bola voli. Untuk penilaian pada aktivitas belajar dan keterampilan passing dalam
setiap minggu selalu ada peningkatan oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
dengan adanya model latihan SPBT efektif terhadap aktivitas belajar dan
keterampilan passing bawah bola voli pada siswa kelas VIII SMPN SATAP 2
GOLEWA.
5.2 Saran
43
44
DAFTAR PUSTAKA
Barbara L Viera & Fergusen B.J (2004). Bola voli tingkat pemula. Jakarta, PT:
Raja Grafindo Utama Slameto.
Beutelstahl, D. (2009). Belajar bermain bola voli. Bandung, C.V: Pioner Jaya.
Depdiknas. (2006). Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
No 23 tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta BSNP.
Depdiknas. (2006). Kurikulum tingkat satuan untuk sekolah dasar. Mata
Pelajaran Pendidikan Jasmani.Jakarta:Dikdasmen.
Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta, PT: Rineke Cipta.
Fédération Internationale de Volleyball (FIVB). (2016). Official Volleyball Rules
2017-2020 - Approved by the 35th FIVB Congress 2016. FIVB.
45
46