PROPOSAL SKRIPSI
Disusun oleh :
ALIEF NURDIANA
NIM. P27820722150
PROPOSAL SKRIPSI
Disusun oleh :
ALIEF NURDIANA
NIM. P27820722150
i
TAHUN 2022
PROPOSAL SKRIPSI
Mengetahui,
NIM : P27820722150
Program Studi : Program Studi Alih Jenjang Sarjana Terapan
Judul Skripsi : Hubungan Pola Asuh Orang Tua terhadap Motivasi Belajar
Remaja di Wilayah Kedung Baruk Surabaya.
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-
benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
ALIEF NURDIANA
NIM. P27820722150
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan Proposal Skripsi yang berjudul “Hubungan Pola Asuh
Surabaya”
3. Dwi Adji Norontoko, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi
Sarjana
Surabaya
Skripsi ini.
6. Dr. Joko Suwito, SKp., M.Kes selaku dosen Ketua Penguji yang telah
Proposal
Skripsi ini.
7. Seluruh dosen pengajar dan staf program studi sarjana terapan keperawatan
8. Kedua orang tua saya, Bapak Hery Wijayanto dan Ibu Mukarti, yang selalu
9. Saudara saya yang turut membantu baik secara materi maupun materi,
10. Teman-teman alih jenjang sarjana terapan keperawatan angkatan 2022 yang
Proposal
Skripsi ini.
11. Semua pihak yang telah membantu saya dalam proses penyusunan Proposal
Skripsi ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa Proposal Skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu tidak lupa kami mohon maaf dan menerima kritik dan saran
Penulis
Alief Nurdiana
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
ilmu akan terbentuk ketika motivasi seseorang itu tinggi dalam belajar.
Dilihat dari banyaknya prestasi dan jenjang pendidikan dari seseorang itu.
partisipasi orang tua amat dibutuhkan. Orang tua adalah pendidik yang
orang tua agar menjadi orang tua yang positif adalah hal penting yang
remaja di Kota Surabaya tahun 2020 adalah 418 ribu yang terdiri dari
kelompok usia 10-14 tahun sebanyak 193 ribu dan usia 15-19 tahun
sebanyak 225 ribu (BPS Kota Surabaya, 2020). Angka ini menunjukkan
apabila jumlah remaja yang cukup besar tersebut tidak menjadi generasi
6
dan hasil wawancara yang dilakukan peneliti ditemukan bahwa masih
banyak remaja yang merasa malas dan tidak memiliki motivasi dalam
belajar.
banyak mereka harus belajar (Bomia et al 1997). Menurut Feng, Fan, &
Yang (2013) Motivasi belajar yang tinggi dan peserta didik yang percaya
diri biasanya akan menghasilkan prestasi belajar yang baik. Peran orang
dalam keluarga dimana anak berada dan belajar. Suasana rumah yang
gaduh atau ramai dan pola kepemimpinan orang tua yang kurang
Sebagian besar orang tua sadar atau tidak, kurang memperhatikan akan
7
1.2 Rumusan Masalah
Adakah hubungan pola asuh orang tua terhadap motivasi belajar remaja di
Untuk mengetahui adakah pengaruh pola asuh orang tua terhadap motivasi
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara terminologi pola asuh orang tua adalah cara terbaik yang
terutaman dalam kehidupan anak karena dari mereka lah anak mendapat
Kata pola asuh terdapat dua kata yaitu “pola” yang artinya adalah
“pola berarti corak, model, sistem, cara kerja, bentuk (struktur) yang tetap,
sedangkan “asuh” yang artinya adalah dapat berati menjaga (merawat dan
lembaga (Husna, 2018). Pola asuh adalah sikap orang tua dalam
kehidupan ini (Fatmawati, et al, 2021). Dalam hal ini, interaksi terjadi
antara anak dan orang tua dengan orang tua mendidik, membimbing dan
9
tua mengekspresikan sikapsikap atau perilaku, nilai-nilai, minat dan
disebut sebagai bapak dan ibu". Seorang bapak atau ayah dan ibu dari
untuk diurus dan dibina oleh orang tuanya hingga beranjak dewasa.
MAKASSAR).
Menurut Hurlock (1990) pola asuh orang tua dibedakan menjadi tiga
yaitu pola asuh otoriter , pola asuh demokratis, dan pola asuh permissive.
Pada pola asuh ini orang tua cenderung lebih memaksakan sesuatu pada
anak, anak harus mengikuti semua peraturan yang dibuat orang tua
10
menuntut anak untuk mengikuti perintah orang tua dan
Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang menerapkan kerja sama
dengan anak, melakukan diskusi antara orangtua dan anak. Orang tua
Pola asuh permisif adalah pola asuh yang memberikan kebebasan penuh
kepada anak tanpa batasan. Tidak ada aturan yang mengikat antara
orang tua dan anak sehingga anak merasa bebas. Pola asuh permisif
dalam hal ini, orangtua tidak memiliki keterlibatan aktif atau langsung
penting daripada kehidupan anak, ciri pola asuh ini antara lain kurang
bisa mengontrol diri, anak tidak mandiri dan tidak termotivasi untuk
11
tua memiliki keterlibatan dalam mengasuh anak akan tetapi tidak
kebebasan pada anak untuk melakukan apa saja yang mereka inginkan
besar akan lebih mengutamakan dirinya untuk bekerja, baik itu ayah
12
2. Status Pendidikan
tak heran apabila pendidikan yang diterima oleh anak pun berbeda.
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjadi lebih siap dalam
otoriter yaitu pola yang lebih menekankan pada aturan dan hukuman,
tidak salah jika orang tua jaman sekarang menerapkan pola asuh
keluarga pertama adalah Ayah, Ibu dan individu itu sendiri. Hubungan
13
tentunya ingin yang terbaik bagi anak-anak mereka. Keinginan ini
pendewasaan.
anak-anaknya.
5. Keyakinan
Bila orang tua merasa bahwa orang tua mereka dahulu berhasil
menerapkan pola asuhnya pada anak dengan baik, maka mereka akan
14
merasa pola asuh yang digunakan orang tua mereka tidak tepat, maka
orang tua akan beralih ke tehnik pola asuh yang lain (Rasidi & Salim,
2021).
2.1.5
Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai daya upaya
dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk
individu atau peserta didik untuk mengarahkan, serta menjaga tingkah laku
15
disampaikan, membaca materi sehingga bisa memahaminya, dan
belajar. Dalam hal ini, peran guru sangat penting. Bagaimana guru
Untuk dapat belajar dengan baik diperlukan proses dan motivasi yang baik
pula.
bawaan dan motif yang dipelajari. Motif bawaan berarti motif yang
dibawa sejak lahir, motivasi ini ada tanpa harus dipelajari. Sementara
itu, motif yang dipelajari berarti motif yang timbul akibat proses
belajar atau motif yang dipelajari. Motif ini juga sering disebut
16
b. Motivasi menurut pembagian Woodworth dan Marquis terdiri dari
dan sebagainya.
perlu ada rangsangan dari luar. Hal ini karena dalam diri individu
a. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang bersumber dari dalam diri siswa
17
1) Perhatian
2) Emosi
belajarnya.
18
menyanyi. Bakat kita mempengaruhi belajar, orang yang
membuatnya seimbang.
4) Motif
proses pembelajaran.
19
5) Kematangan
melaksanakan
6) Kesiapan
b. Faktor eksternal
20
Faktor eksternal yang mempengaruhi motivasi belajar peserta didik
1. Faktor Keluarga
b. Suasana Rumah
21
Di mana anak akan merasa sedih, bingung dirundung
2. Faktor sekolah
efektif.
22
Biasanya bila anak menyukai pendidik, akan suka pula pada
oleh teman-temannya.
kurang menyenangkan.
3. Faktor lingkungan
sebagainya
23
mundur sekali dalam hal ini perlu penugasan dan pengaturan
ditekan.
a) Kehadiran di sekolah
24
b) Mengikuti PBM di kelas
c) Belajar di rumah
a) Penyelsaian tugas/PR
dewasa
25
Berdasarkan indikator – indikator diatas dapat disimpulkan bahwa
dewasa
diulang – ulang.
26
5. Kekuatan perilaku akan melemah, bila akibat dari perbuatan itu
27
BAB III
Keterangan :
: diteliti
: tidak diteliti
Gambar 3.1 Kerangka konseptual pengaruh pola asuh orang tua terhadap motivasi
belajar remaja di wilayah Kedung Baruk .
28
3.2 Penjelasan
keyakinan, dan persamaan dengan pola asuh yang diterima orang tua
permisif. Pola asuh yang diterapkan orang tua erat hubungannya dengan
anak, anak harus mengikuti semua peraturan yang dibuat orang tua tanpa ada
jenis pola asuh kedua yaitu demokratis lebih menerapkan kerjasama dengan
berekspresi tetapi memilki batas. Lalu pola asuh yang terakhir yaitu permisif
orang tua tidak memberikan aturan kepada anak. Ciri pola asuh ini antara lain
kurang bisa mengontrol diri, anak tidak mandiri dan tidak termotivasi untuk
berprestasi.
Motivasi belajar pada diri seseorang juga memiliki dua faktor yang
29
indikator yang dapat digunakan dalam meniliai motivasi seperti ketekunan
baik atau bahkan sangat baik. Seseorang juga dikatakan memiliki motivasi
yang tinggi, jika perilaku nya memiliki ciri seperti seorang individu
suatu perilaku terus diulang - ulang, dan kekuatan perilaku akan melemah,
3.3 Hipotesis
1. Hipotesis nol (H0): tidak ada pengaruh antara pola asuh orang tua
2. Hipotesis alternatif (H1) : ada pengaruh antara pola asuh orang tua
30
BAB IV
METODE PENELITIAN
pola asuh orang tua terhadap motivasi belajar anak. Penelitian ini
4.2.1 Populasi
dibagi menjadi dua macam yaitu yang bersifat Non Random Sampling/ Non
penelitian ini semua anggota populasi dijadikan sampel maka penelitian ini
31
4.2.3 Sample
obyek yang akan dilakukan suatu pengukuran atau pengamatan) yang sitarik
dari kerangka atau beberapa kerangka (daftar unit sampling), yang dapat
yang berubah dari satu subyek ke subyek lain. Variabel memiliki dua jenis,
independen dalam penelitian ini adalah pola asuh orang tua dan variabel
atau sifat atau nilai dari objek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
Tabel 4.1 definisi hubungan operasional pola asuh orang tua terhadap
motivasi belajar remaja di wilayah kedung baruk
32
orang tua orang tua di otoriter l 1.Otoriter :
wilayah a. Banyak aturan Nilai 73 - 96
Kedung dan tuntutan 2.Demokratis
Baruk, b. Berorientasi : Nilai 49 -72
Surabaya. pada hukuman 3.Permisif :
c. Menghindari Nilai 24 - 48
musyawarah
d. Jarang
memberi pujian
2. Pola asuh
demokratis
a) Mengarahkan
perilaku dengan
rasional
b) Mendorong
remaja untuk
berpendapat
c) Memberi
pujian
d) Tanggap pada
kebutuhan remaja
3. Pola asuh
permisif
a) Acuh pada
remaja
b) Remaja bebas
mengatur dirinya
c) Tidak pernah
memberi
hukuman
d) Tidak pernah
memberi pujian
Motivasi Motivasi 1. Adanya Kuisioner Ordina Kategori :
Belajar belajar Keinginan untuk l 1.Rendah :
remaja remaja di berhasil. ≤55%
wilayah 2. Adanya 2.Sedang : 56
Kedung dorongan dan – 75 %
Baruk, kebutuhan dalam 3.Tinggi : 76
Surabaya. belajar – 100 %
3. Adanya cita –
33
cita masa depan.
4. Adanya
penghargaan
dalam belajar.
5. adanya
kegiatan yang
menarik dalam
belajar.
6. Adanya
lingkungan
belajar yang
menarik.
bab 2, dan bab 3. Peneliti memilih topik penelitian yaitu “Hubungan Pola
34
peneliti melakukan penelusuran subjek untuk dijadikan subjek penelitian,
subjek penelitian diminta untuk mengisi informed consent dan soal pada
terlebih dahulu oleh peneliti cara pengisiannya yang benar secara langsung.
yang tidak dipahami oleh responden akan dibantu dengan wawancara yang
berpedoman kuisioner.
kuesioner berisi pernyataan tentang Hubungan pola asuh orang tua terhadap
motivasi belajar remaja. Soal bersifat positif dengan jawaban benar dan
35
Instrumen penelitian pola asuh orang tua menggunakan kuesioner
bertujuan untuk untuk menilai pola asuh apa yang diterima oleh
36
Motivasi Adanya hasrat dan keinginan 1,3,8,22 4
Belajar berhasil
Adanya dorongan dan 2,10,20,23 4
kebutuhan dalam belajar
Adanya cita – cita masa depan 11,21,6,19 4
Adanya penghargaan dalam 4 1
belajar
Adanya kegiatan yang menarik 5 1
dalam belajar
Adanya lingkungan belajar 13,14 2
yang menarik
sebaga upaya menjaga kualitas data agar dapat diproses lebih lanjut.
Pada tahap ini adalah merubah data yang berbentuk kalimat menjadi
angka.
c. Skor (scoring)
berikut:
37
4. Tidak pernah : Nilai skor 1
𝑝 = 𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 = 96 – 24 = 72 = 24
banyak 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 3 3
Sehingga dapat ditentukan instrumen nilai skor penelitian:
38
5. Sangat setuju : Nilai skor 5
SM = Skor maksimum
a) Tinggi : 76 – 100%
b) Sedang : 56 – 75%
c) Rendah : ≤55%
d. Tabulating
39
4.10 Analisa data
Spearman Rank untuk menentukan ada atau tidaknya hubungan pola asuh
berikut:
1. Menilai korelasi
remaja.
remaja.
sebagai berikut.
40
dalam lembar persetujuan jelas dan mudah dipahami sehingga
secara sukarela.
2. Anonimitas
3. Confidentiality ( Kerahasiaan )
41