Anda di halaman 1dari 10

ARTI DAN MANFAAT BERMAIN

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bermain dan Permainan Anak

Dosen Pengampu:
Laily Nur Aisiyah, S.Pd, M.Pd.
Reski Yulina Widiastuti, S.Pd., M.Pd.

Kelas C
Disusun Oleh :
Syifa Kartika Putri (190210205082)
Okta Arina Manasykhana (190210205093)
Deniesya Fiyanda Wardhanie (190210205094)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PAUD


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum. Wr. Wb.


Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. karena atas limpahan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dapat kami
selesaikan karena dukungan dan bantuan dari banyak pihak. Maka dari itu kami
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak terutama kepada dosen pengampu mata kuliah
“Bermain dan Permainan Anak”.
Tujuan kami membuat makalah ini adalah menyelesaikan tugas dari dosen kami,
selain itu tujuan pembuatan makalah ini yaitu untuk mempelajari lebih dalam tentang materi
“Arti dan Manfaat Bermain”.
Makalah ini kami buat dengan sebaik-baiknya, jika terdapat kesalahan atau
kekurangan penulisan dalam makalah ini kami bersedia menerima kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Kami berharap makalah yang kami buat dapat memberikan manfaat kepada pembaca,
serta mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini.
Wasalamualaikum. Wr.Wb

Jember, 27 September 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................................................1
BAB 2. PEMBAHASAN......................................................................................................................2
2.1 Arti Bermain dan Teori Bermain...........................................................................................2
2.1.1 Arti Bermain.........................................................................................................................2
2.1.2 Teori Bermain.......................................................................................................................2
2.2 Manfaat Bermain dan Nilai – nilai Bermain................................................................................3
2.1.1 Manfaat Bermain bagi Anak Usia Dini :...............................................................................3
2.1.2 Nilai – nilai Bermain.............................................................................................................4
2.3 Kegiatan Bermain Perlu Bagi Anak Usia Dini menurut Herbert Spencer..............................5
2.4 Kegiatan Bermain Perlu Bagi Anak Usia Dini menurut Freud...............................................5
2.5 Kegiatan Bermain Perlu Bagi Anak Usia Dini menurut Moriz Lazarus.................................5
BAB 3. PENUTUP...............................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................6
3.2 Saran......................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................7

iii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bermain merupakan kegiatan yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan
fisik, sosial, emosi, intelektual, dan spiritual anak sekolah dasar. Dengan bermain anak
dapat mengenal lingkungan, berinteraksi, serta mengembangkan emosi dan imajinasi
dengan baik. Pada dasarnya anak-anak gemar bermain, bergerak, bernyanyi dan menari,
baik dilakukan sendiri maupun berkelompok.
Bermain adalah kegiatan untuk bersenang-senang yang terjadi secara alami. Anak
tidak merasa terpaksa untuk bermain, tetapi mereka akan memperoleh kesenangan,
kenikmatan, informasi, pengetahuan, imajinasi, dan motivasi bersosialisasi Bermain
memiliki fungsi yang sangat luas, seperti untuk anak, untuk guru, orang tua dan fungsi
lainnya bagi anak. Dengan bermain dapat mengembangkan fisik, motorik, sosial, emosi,
kognitif, daya cipta (kreativitas), bahasa, perilaku, ketajaman pengindraan, melepaskan
ketegangan, dan terapi bagi fisik, mental ataupun gangguan perkembangan lainnya.
Fungsi bermain bagi guru dan orangtua adalah agar guru dan orangtua dapat
memahami karakter anak, jalan pikiran anak, dapat intervensi, kolaborasi dan
berkomunikasi dengan anak. Fungsi lainnya adalah rekreasi, penyaluran energi,
persiapan untuk hidup dan mekanisme integrasi (penyatuan) dengan alam sekitar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa arti bermain dan teori permainan?
2. Apa manfaat bermain dan nilai-nilai bermain?
3. Mengapa kegiatan bermain perlu bagi anak usia dini menurut Herbest Spenser?
4. Mengapa kegiatan bermain perlu bagi anak usia dini menurut Frued?
5. Mengapa kegiatan bermain perlu bagi anak usia dini menurut Moriz Lazarus?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi bermain dan teori permainan.
2. Untuk mengetahui manfaat dan nilai-nilai bermain.
3. Untuk mengetahui kegiatan bermain pada anak usia dini menurut teorinya.

1
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Arti Bermain dan Teori Bermain


2.1.1 Arti Bermain
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan anak secara berulang-ulang demi
kesenangan tanpa adanya tujuan dan sasaran yang hendak dicapai (M. Hariwijaya, 2009 :
103). Anak dibawah usia 6 tahun mempunyai masa bermain yang cukup panjang adapaun
yang dilakukan anak dapat menimbulkan kesenangan. Bermain adalah dunia main bagi anak
usia 5-6 tahun dan menjadi hak pada anak untuk dapat selalu bermain. Sebab masa mereka
hanya untuk bermain. Pada saat bermain itulah, mereka dapat mempraktikan semua gerakan
motorik kasar seperti berlari, melompat, meloncat dan gerakan yang lainnya dengan tujuan
gerak-gerik mereka itu meskipun tidak beraturan secara sistematis tetapi bermakna atau yang
diinginkan tercapai yaitu memfungsikan gerakan motorik kasarnya. Anak-anak terdorong
untuk mengangkat, membawa, berjalan atau meloncat, berputar, dan beralih respon untuk
irama yang mereka dengar. Langkah-langkah seperti di atas harus bisa dibuktikan dalam
proses kegiatan belajar mengajar dan guru pun harus partisipatif, aktif, kreatif, inovatif dan
menyenangkan, guru melakukan pembelajaran dengan melakukan kegiatan-kegiatan tersebut
bisa juga disebut Pembelajaran Aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan (PAKIEM).
2.1.2 Teori Bermain
Banyak ahli yang membahas bermain menurut riset dan pandangan mereka masing-
masing. Para ahli sepakat, anak-anak perlu bermain agar mereka dapat mencapai
perkembangan yang optimal. Tanpa bermain, anak akan bermasalah di kemudian hari.
Berikut ini, pandangan singkat para ahli tentang bermain:
1. Herbert Spencer
Menurut Herbert Spencer (Catron & Allen, 1999) anak bermain karena mereka punya energi
berlebih. Energi ini mendorong mereka untuk melakukan aktivitas sehingga mereka terbebas
dari perasaan tertekan. Hal ini berarti, tanpa bermain, anak akan mengalami masalah serius
karena energi mereka tidak tersalurkan.
2. Erikson
Menurut Erikson (1963), bermain membantu anak mengembangkan rasa harga diri.
Alasannya adalah karena dengan bermain anak memperoleh kemampuan untuk menguasai
tubuh mereka, menguasai, dan memahami benda-benda, serta belajar keterampilan sosial.
Anak bermain karena mereka berinteraksi guna belajar mengkreasikan pengetahuan. Bermain
merupakan cara dan jalan anak berpikir dan menyelesaikan masalah. Anak bermain karena

2
mereka membutuhkan pengalaman langsung dalam interaksi sosial agar mereka memperoleh
dasar kehidupan sosial.
3. Froebel
Froebel terkenal dengan pendekatan dan ide-idenya yang berpusat pada anak yang kita kenal
sekarang sebagai bermain bebas. Froebel percaya bahwa anak-anak membutuhkan
pengalaman nyata dan aktif secara fisik. Di sini lah terdapat kaitan antara bermain dan
belajar. Lagu dan ritme diperkenalkan dan menjadi stimulasi lanjutan. Froebel juga
menunjukkan pentingnya permainan out-door dan alat main natural yang diperoleh dari
lingkungan sekitar. Froebel lalu mendirikan Taman Kanak-kanak yang kemudian banyak
berpengaruh terhadap teori-teorinya di kemudian hari.

2.2 Manfaat Bermain dan Nilai – nilai Bermain


2.1.1 Manfaat Bermain bagi Anak Usia Dini :
1. Memahami diri sendiri dan mengembangkan harga diri.
Ketika sedang melakukan dan mendapatkan manfaat bermain, seorang anak usia dini
akan menentukan pilihan. Mereka harus memilih apa yang akan dimainkan. Seorang
anak usia dini juga memilih dimana dan dengan siapa mereka mendapatkan manfaat
bermain. Semua pilihan itu akan membantu terbentuknya gambaran tentang diri
mereka dan membuatnya merasa mampu mengendalikan diri. permainan memotong
kertas, mengatur letak atau mewarnai misalnya dapat dilakukan dalam beragam
bentuk.
2. Menemukan apa yang dapat mereka lakukan dan mengembangkan kepercayaan diri.
Permainan mendorong berkembangnya keterampilan, fisik, sosial dan intelektual.
Misalnya perkembangan keterampilan sosial dapat terlihat dari cara seseorang anak
usia dini mendekati dan bersama dengan orang lain, berkompromi serta
bernegoisasi.
3. Melatih mental anak usia dini
Ketika melakukan manfaat bermain, seorang anak usia dini berimajinasi dan
mengeluarkan ide-ide yang tersimpan di dalam dirinya. Seorang anak usia dini
mengekspresikan pengetahuan yang dia miliki sekaligus mendapatkan pengetahuan
baru. Orang tua akan dapat semakin mengenal seorang anak usia dini dengan
mengamati saat manfaat bermain.
4. Meningkatkan daya kreativitas dan membebaskan anak usia dini dari stress

3
Kreativitas seorang anak usia dini akan berkembang melalui permainan. Ide-ide
yang orisinal akan keluar dari pikiran mereka, walaupun kadang terasa abstrak untuk
orang tua. Manfaat bermain juga dapat membantu seorang anak usia dini untuk lepas
stress kehidupan sehari-hari. Stress pada seorang anak usia dini biasanya disebabkan
oleh rutinitas harian yang membosankan.
5. Melatih motorik dan mengasah daya analisa anak usia dini
Melalui permainan, seorang anak usia dini dapat belajar banyak hal. Di antaranya
melatih kemampuan menyeimbangkan antara motorik halus dan kasar. Hal ini
sangat mempengaruhi perkembangan psikologisnya. Permainan akan memberi
kesempatan seoarang anak usia dini untuk belajar menghadapi situasi kehidupan
pribadi sekaligus memecahkan masalah. Seorang anak usia dini akan berusaha
menganalisa dan memahami persoalan yang terdapat dalam setiap permainan.
2.1.2 Nilai – nilai Bermain
1. Nilai Fisik
Dengan bermain aktif, anak dapat mengembangkan otot, melatih bagian tubuh,
menyalurkan energi yang berlebihan, meregangkan ketegangan, memberikan
kesempatan kepada anak untuk mengontrol diri dan sekaligus mengembangkan sel-
sel otaknya.
2. Nilai Terapi
Mengingat bermain merupakan kesempatan untuk mengekspresikan emosinya, dan
demikian anak mampu melepaskan kegiatan maka dibawah bantuan psikolog anak
dapat mengikuti terapi bermain.
3. Nilai Pendidikan
Melalui bermain anak dapat mengembangkan berbagai keterampilan yang dapat
mengembangkan berbagai keterampilan yang bermanfaat untuk menguasai
dunianya.
4. Nilai Kreatif
Bermain memberi kesempatan pada anak untuk mengembangkan kreativitasnya di
luar sekedar pengembangan kecerdasannya saja. Hal tersebut di atas tergantung pula
pada orangtua alat mainan apa yang diberikan kepada anaknya.
5. Nilai Pengenalan diri
Melalui bermain dengan orang lain, anak akan lebih mengenal dirinya sendiri
kekuatan maupun kekurangannya.
6. Nilai Sosial

4
Dengan bermain bersama orang lain, anak akan belajar bagaimana membina
hubungan sekaligus dalam memecahkan masalah dalam bersosialisasi.
7. Nilai Moral
Bermain memberikan sumbangan dalam pembentukan pelatihan moral, karena
bermain anak-anak dapat belajar sikap jujur, menerima kekalahan serta
mengendalikan diri. Bermain bersama anak yang dicapai bukan hanya semata-mata
hasil akhirnya tetapi lebih pada prosesnya.

2.3 Kegiatan Bermain Perlu Bagi Anak Usia Dini menurut Herbert Spencer
Menurut Herbert Spencer (Catron & Allen, 1999) anak bermain karena mereka punya
energi berlebih. Energi ini mendorong mereka untuk melakukan aktivitas sehingga mereka
terbebas dari perasaan tertekan. Hal ini berarti, tanpa bermain, anak akan mengalami masalah
serius karena energi mereka tidak tersalurkan. Dan bermain pada awalnya belum mendapat
perhatian khusus dari para ahli, karena terbatasnya pengetahuan tentang psikologis
perkembangan anak dan kurangnya perhatian mereka pada perkembangan anak.

2.4 Kegiatan Bermain Perlu Bagi Anak Usia Dini menurut Freud
Sigmund Freud (1920) melihat bermain dari kaca mata psikoanalitis. Dengan
demikian, teorinya disebut teori bermain psikoanalisis. Menurutnya, bermain bagi anak
merupakan suatu mekanisme untuk mengulang kembali peristiwa traumatik yang dialami
sebelumnya sebagai upaya untuk memperbaiki atau menguasai pengalaman tersebut demi
kepuasan anak. Dengan demikian, Freud melihat bermain sebagai sarana melepaskan
kenangan dan perasaan yang menyakitkan. Hal ini berarti anak bermain karena mereka butuh
melepaskan desakan emosi secara tepat (Freud, 1958; Isenberg & Jalongo, 1993). Para
mahasiswa juga perlu tahu bahwa Freud lah yang mengembangkan teori perspektif
psikoanalisis untuk Bermain Dan Permainan Anak. Gagasan Freud (1958) ini telah
mempengaruhi perkembangan terapi bermain, dan wilayah ini cukup diminati sebagai topik-
topik penelitian dewasa ini.

2.5 Kegiatan Bermain Perlu Bagi Anak Usia Dini menurut Moriz Lazarus
Menurut Moritz Lazarus, anak bermain karena mereka memerlukan penyegaran
kembali atau mengembalikan energi yang habis digunakan untuk kegiatan rutin sehari-hari.
Hal ini mengandung pengertian bahwa apabila tidak bermain anak akan menderita kelesuan
akibat ketiadaan penyegaran.

5
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan anak secara spontan karena disenangi
dan sering tanpa tujuan tertentu. Selain bermain mempunyai fisik, kognitif, bahasa dan sosial-
emosional anak, bermain juga bermanfaat untuk memicu kreativitas, menanggulangi konflik,
melatih empati. Fungsi bermain bagi guru dan orangtua adalah agar guru dan orangtua dapat
memahami karakter anak, jalan pikiran anak, dapat intervensi, kolaborasi dan berkomunikasi
dengan anak. Fungsi lainnya adalah rekreasi, penyaluran energi, persiapan untuk hidup dan
mekanisme integrasi (penyatuan) dengan alam sekitar.

3.2 Saran
Sebaiknya orangtua dan guru memberikan fasilitas bagi anak agar dapat bermain
dengan cara alat yang sesuai dengan bakat, minat, perkembangan dan kebutuhan anak.

6
DAFTAR PUSTAKA

Anggunpaud. 2016. Nilai Bermain Pada Anak Usia Dini.


http://anggunpaud.kemdikbud.go.id/index.php/berita/index/20161226224728/Ciri-
Nilai-dan-Kiat-kiat-Bermain-pada-Anak-Usia-Dini
Arby Suharyanto. 2018. Manfaat Bermain Pada Anak Usia Dini.
https://dosenpsikologi.com/manfaat-bermain-bagi-anak-usia-dini/amp
Catron & Allen, Herbert Spencer. 1999. Teori Bermain pada Anak Usia Dini Menurut Para
Ahli. https://sabyan.org/teori-bermain-pada-anak-usia-dini-menurut-para-ahli/
Erikson. 1963. Teori Bermain pada Anak Usia Dini Menurut Para Ahli.
https://sabyan.org/teori-bermain-pada-anak-usia-dini-menurut-para-ahli/
Freud Sigmund.1920.Teori Bermain pada Anak Usia Dini Menurut Para Ahli.
https://sabyan.org/teori-bermain-pada-anak-usia-dini-menurut-para-ahli/
Morizt Lazarus. Teori Bermain pada Anak Usia Dini Menurut Para Ahli.
https://sabyan.org/teori-bermain-pada-anak-usia-dini-menurut-para-ahli/
Hariwijaya, M. 2009. Pengertian bermain (konsep pendidikan).
http://www.definisi-pengertian.com/2015/04/pengertian-bermain-konsep-
pendidikan.html
Rara, Bekti. 2017. Teori Permainan.
https://slideplayer.info/slide/2703660/
Website, Sabyan. 2020. Teori Bermain pada Anak Usia Dini Menurut Para Ahli.
https://sabyan.org/teori-bermain-pada-anak-usia-dini-menurut-para-ahli/

Anda mungkin juga menyukai