Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bermain dan Permainan Anak
Dosen Pengampu:
Laily Nur Aisiyah, S.Pd, M.Pd.
Reski Yulina Widiastuti, S.Pd., M.Pd.
Kelas C
Disusun Oleh :
Syifa Kartika Putri (190210205082)
Okta Arina Manasykhana (190210205093)
Deniesya Fiyanda Wardhanie (190210205094)
i
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................................................1
BAB 2. PEMBAHASAN......................................................................................................................2
2.1 Arti Bermain dan Teori Bermain...........................................................................................2
2.1.1 Arti Bermain.........................................................................................................................2
2.1.2 Teori Bermain.......................................................................................................................2
2.2 Manfaat Bermain dan Nilai – nilai Bermain................................................................................3
2.1.1 Manfaat Bermain bagi Anak Usia Dini :...............................................................................3
2.1.2 Nilai – nilai Bermain.............................................................................................................4
2.3 Kegiatan Bermain Perlu Bagi Anak Usia Dini menurut Herbert Spencer..............................5
2.4 Kegiatan Bermain Perlu Bagi Anak Usia Dini menurut Freud...............................................5
2.5 Kegiatan Bermain Perlu Bagi Anak Usia Dini menurut Moriz Lazarus.................................5
BAB 3. PENUTUP...............................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................6
3.2 Saran......................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................7
iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi bermain dan teori permainan.
2. Untuk mengetahui manfaat dan nilai-nilai bermain.
3. Untuk mengetahui kegiatan bermain pada anak usia dini menurut teorinya.
1
BAB 2. PEMBAHASAN
2
mereka membutuhkan pengalaman langsung dalam interaksi sosial agar mereka memperoleh
dasar kehidupan sosial.
3. Froebel
Froebel terkenal dengan pendekatan dan ide-idenya yang berpusat pada anak yang kita kenal
sekarang sebagai bermain bebas. Froebel percaya bahwa anak-anak membutuhkan
pengalaman nyata dan aktif secara fisik. Di sini lah terdapat kaitan antara bermain dan
belajar. Lagu dan ritme diperkenalkan dan menjadi stimulasi lanjutan. Froebel juga
menunjukkan pentingnya permainan out-door dan alat main natural yang diperoleh dari
lingkungan sekitar. Froebel lalu mendirikan Taman Kanak-kanak yang kemudian banyak
berpengaruh terhadap teori-teorinya di kemudian hari.
3
Kreativitas seorang anak usia dini akan berkembang melalui permainan. Ide-ide
yang orisinal akan keluar dari pikiran mereka, walaupun kadang terasa abstrak untuk
orang tua. Manfaat bermain juga dapat membantu seorang anak usia dini untuk lepas
stress kehidupan sehari-hari. Stress pada seorang anak usia dini biasanya disebabkan
oleh rutinitas harian yang membosankan.
5. Melatih motorik dan mengasah daya analisa anak usia dini
Melalui permainan, seorang anak usia dini dapat belajar banyak hal. Di antaranya
melatih kemampuan menyeimbangkan antara motorik halus dan kasar. Hal ini
sangat mempengaruhi perkembangan psikologisnya. Permainan akan memberi
kesempatan seoarang anak usia dini untuk belajar menghadapi situasi kehidupan
pribadi sekaligus memecahkan masalah. Seorang anak usia dini akan berusaha
menganalisa dan memahami persoalan yang terdapat dalam setiap permainan.
2.1.2 Nilai – nilai Bermain
1. Nilai Fisik
Dengan bermain aktif, anak dapat mengembangkan otot, melatih bagian tubuh,
menyalurkan energi yang berlebihan, meregangkan ketegangan, memberikan
kesempatan kepada anak untuk mengontrol diri dan sekaligus mengembangkan sel-
sel otaknya.
2. Nilai Terapi
Mengingat bermain merupakan kesempatan untuk mengekspresikan emosinya, dan
demikian anak mampu melepaskan kegiatan maka dibawah bantuan psikolog anak
dapat mengikuti terapi bermain.
3. Nilai Pendidikan
Melalui bermain anak dapat mengembangkan berbagai keterampilan yang dapat
mengembangkan berbagai keterampilan yang bermanfaat untuk menguasai
dunianya.
4. Nilai Kreatif
Bermain memberi kesempatan pada anak untuk mengembangkan kreativitasnya di
luar sekedar pengembangan kecerdasannya saja. Hal tersebut di atas tergantung pula
pada orangtua alat mainan apa yang diberikan kepada anaknya.
5. Nilai Pengenalan diri
Melalui bermain dengan orang lain, anak akan lebih mengenal dirinya sendiri
kekuatan maupun kekurangannya.
6. Nilai Sosial
4
Dengan bermain bersama orang lain, anak akan belajar bagaimana membina
hubungan sekaligus dalam memecahkan masalah dalam bersosialisasi.
7. Nilai Moral
Bermain memberikan sumbangan dalam pembentukan pelatihan moral, karena
bermain anak-anak dapat belajar sikap jujur, menerima kekalahan serta
mengendalikan diri. Bermain bersama anak yang dicapai bukan hanya semata-mata
hasil akhirnya tetapi lebih pada prosesnya.
2.3 Kegiatan Bermain Perlu Bagi Anak Usia Dini menurut Herbert Spencer
Menurut Herbert Spencer (Catron & Allen, 1999) anak bermain karena mereka punya
energi berlebih. Energi ini mendorong mereka untuk melakukan aktivitas sehingga mereka
terbebas dari perasaan tertekan. Hal ini berarti, tanpa bermain, anak akan mengalami masalah
serius karena energi mereka tidak tersalurkan. Dan bermain pada awalnya belum mendapat
perhatian khusus dari para ahli, karena terbatasnya pengetahuan tentang psikologis
perkembangan anak dan kurangnya perhatian mereka pada perkembangan anak.
2.4 Kegiatan Bermain Perlu Bagi Anak Usia Dini menurut Freud
Sigmund Freud (1920) melihat bermain dari kaca mata psikoanalitis. Dengan
demikian, teorinya disebut teori bermain psikoanalisis. Menurutnya, bermain bagi anak
merupakan suatu mekanisme untuk mengulang kembali peristiwa traumatik yang dialami
sebelumnya sebagai upaya untuk memperbaiki atau menguasai pengalaman tersebut demi
kepuasan anak. Dengan demikian, Freud melihat bermain sebagai sarana melepaskan
kenangan dan perasaan yang menyakitkan. Hal ini berarti anak bermain karena mereka butuh
melepaskan desakan emosi secara tepat (Freud, 1958; Isenberg & Jalongo, 1993). Para
mahasiswa juga perlu tahu bahwa Freud lah yang mengembangkan teori perspektif
psikoanalisis untuk Bermain Dan Permainan Anak. Gagasan Freud (1958) ini telah
mempengaruhi perkembangan terapi bermain, dan wilayah ini cukup diminati sebagai topik-
topik penelitian dewasa ini.
2.5 Kegiatan Bermain Perlu Bagi Anak Usia Dini menurut Moriz Lazarus
Menurut Moritz Lazarus, anak bermain karena mereka memerlukan penyegaran
kembali atau mengembalikan energi yang habis digunakan untuk kegiatan rutin sehari-hari.
Hal ini mengandung pengertian bahwa apabila tidak bermain anak akan menderita kelesuan
akibat ketiadaan penyegaran.
5
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan anak secara spontan karena disenangi
dan sering tanpa tujuan tertentu. Selain bermain mempunyai fisik, kognitif, bahasa dan sosial-
emosional anak, bermain juga bermanfaat untuk memicu kreativitas, menanggulangi konflik,
melatih empati. Fungsi bermain bagi guru dan orangtua adalah agar guru dan orangtua dapat
memahami karakter anak, jalan pikiran anak, dapat intervensi, kolaborasi dan berkomunikasi
dengan anak. Fungsi lainnya adalah rekreasi, penyaluran energi, persiapan untuk hidup dan
mekanisme integrasi (penyatuan) dengan alam sekitar.
3.2 Saran
Sebaiknya orangtua dan guru memberikan fasilitas bagi anak agar dapat bermain
dengan cara alat yang sesuai dengan bakat, minat, perkembangan dan kebutuhan anak.
6
DAFTAR PUSTAKA