Manajemen PAUD
DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH
Kelompok 1:
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat
beserta salam terlimpahkan kepada baginda kita yakni Nabi Muhammad SAW
atas segala jasa dan kesungguhannya di muka bumi ini dan semoga beliau
memberikan syafaatnya kepada kita di Hari Kiamat.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang............................................................................ 1
C. Tujuan Makalah........................................................................... 4
A. Kesimpulan ................................................................................ 13
B. Saran ........................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan
pendidikan. Oleh karena itu Pengelolaan pendidikan yang baik akan dapat
menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, sehingga pada
gilirannya mereka mampu mempertahankan eksistensi bangsa dan negaranya di
dalam percaturan dunia internaional. Menyikapi perkembangan anak usia dini,
perlu adanya suatu program pendidikan yang didisain sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
Hal ini tentu cukup menyulitkan guru sekolah dasar, karena mereka harus
menerima input yang cukup beragam, ada yang sudah memiliki pondasi dari
kelompok bermainnya (PAUD), dan ada yang kosong (blank) sama sekali.
2
Di Singapura, masyarakat diminta untuk berperan mendirikan kelompok-
kelompok belajar, dan semua anak bersekolah. Mereka telah merasakan berbagai
manfaat digalakkannya PAUD sehingga dalam kurun waktu yang relative singkat,
kurang dari tiga puluh tahun telah banyak kemajuan dan perkembangan
masyarakat dan negarannya, dan ini berkat didikan serta penggalakan kelompok
belajar usia dini.
3
PAUD akan menjadi cikal bakal pembentukan karakter bangsa (nation
character building), sebagai titik awal dari pembentukan SDM berkualitas, yang
memiliki wawasan, intelektual, kepribadian, tanggung jawab, inovaitf, kreatif,
proaktif, dan partisipatif serta semangat mandiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian manajemen PAUD ?
2. Apa tujuan dari manajemen PAUD ?
3. Apa Fungsi dari manajemen PAUD ?
4. Apa saja yang termasuk prinsip mnajemen PAUD ?
C. Tujuan Makalah
1. Menjelaskan Pengertian Manajemen Paud
2. Menjelaskan Tujuan Manjemen Paud
3. Menjelaskan Fungsi Manajemen Paud
4. Menjelaskan Prinsip Manajemen Paud
D. Manfaat Makalah
1.Untuk Mengetahui Pengertian Manjemen Paud
2.Untuk Mengetahui Tujuan Manajemen Paud
3.Untuk Mengetahui Fungsi Manajemen Paud
4.Untuk Mengetahui Prinsip Manajemen Paud
4
BAB II
PEMBAHASAN
PAUD adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak usia dari
lahir hingga enam tahun secara menyeluruh, yang mencakup aspek fisik dan non
fisik. Perkembangan lembaga-lembaga PAUD di Indonesia mengalami
peningkatan yang sangat pesat. Keberadaan lembaga tersebut tidak saja muncul di
daerah pusat perkotaan tetapi juga sudah merambah sampai ketingkat pedesaan.
Masyarakat juga menyambut baik, hal ini diindikasikan dengan adanya kesadaran
orangtua akan pentingnya memberikan rangsangan lebih awal untuk membantu
tumbuh kembangnya brbagai potensi anak.
5
Manajemen adalah suatu hal penting yang menyentuh, mempengaruhi dan
bahkan merasuki hampir seluruh aspek kehidupan manusia layaknya darah dan
raga. Dengan manajemen, manusia mampu mengenali kemampuannya, kelebihan
serta kekurangannya sendiri. Manajemen menunjukan cara-cara yang lebih efektif
dan efisien dalam pelaksanaan suatu pekerjaan. Manajemen telah memungkinkan
kita untuk mengurangi hambatan-hambatan dalam rangka pencapaiansuatu tujuan,
memberikan prediksi dan imajinasi agar kita dapat mengantisipasi perubahan
lingkungan yang serba cepat
6
Permasalahan yang sering muncul pada manajemen di lembaga PAUD
adalah hal-hal seperti kesabaran tenaga pendidikan dan tenaga kependidikan
dalam mengawal pembelajaran anak-anak PAUD. Kesabaran maupun perilaku
para pendidik dan tenaga kependidikan adalah pokok pembicaraan yang utama
bagi setiap pengelola sebuah lembaga PAUD. Manajemen yang dimiliki juga akan
memotivasi para staff untuk lebih bersemangat, berinovasi, dan mengembangkan
motivasi kerja.
Namun, staff pada lembaga PAUD terutama mereka yang bekerja di dalam
kelas (guru pendamping) seringkali dikarakteristikan hanya sebagai baby sitter,
dan terkadang banyak guru yang memandang mereka sebagai pengelola/pengasuh
anak-anak yang sedang bermain. Saat manajemen membantu staff untuk melihat
diri mereka sebagai professional akan lebih sulit ketika pengetahuan dan keahlian
yang dibutuhkan untuk pekerjaan mereka tidak dikenal/diakui oleh publik atau
bahkan oleh lembaga PAUD.
Bagi staff yang bekerja dengan anak usia dini, padahal mereka tidak
memiliki rasa suka terhadap anak yang membuat mereka tidak bisa menikmati
bekerja dengan anak maka akan membuat manajemen sulit untuk mengelola
mereka karena walaupun keahlian untuk membimbing anak itu bisa dilatih,
namun ketika ada anak yang merespon negatif, agresif, tetap akan membuat staff
ini lelah dan bahkan mungkin juga akan marah atau bahkan takut.
Begitu pula dengan orang tua yang tidak bisa bekerjasama ketika anak
mereka bermasalah. Berinteraksi dengan anak adalah suatu hal yang serius yang
harus bisa dilakukan oleh setiap staff yang bekerja dilembaga PAUD. Oleh karena
7
itu dokumentasi ilmiah mengenai manajemen dilembaga PAUD sangat
dibutuhkan oleh setiap lembaga PAUD yang ada agar proses pelayanan terhadap
masyarakat dalam bidang PAUD terlayani dengan baik.
2. Efisien
Inti efektif dan efisien dalam manajemen paud sering dikaitkan dengan
pengambilan cara atau keputusan yang tepat dan pemberdayaan seluruh
komponen paud yang ada untuk mencapai tujuan semaksimal mungkin. Untuk
memahami konsep efektif dan efisien contohnya sebagai berikut: Dalam rangka
8
menyediakan alat permainan edukatif, sekolah tidak perlu membeli APE yang
beredar di pasaran baik yang murah atau mahal karena manajemen sekolah dapat
melibatkan guru dan peserta didik -termasuk orang tua anak- untuk bisa dilibatkan
membuat alat permainan sendiri dengan menggunakan bahan yang ada di sekitar
lingkungan misalnya kardus bekas, tangkai buah, kertas, daun kering, dll yang
tentunya ape buatan sendiri lebih murah jika dibanding ape dari hasil membeli.
Nah, nilai efektif dan efisien sudah ada pada contoh di atas karena kita
tahu manfaat ape adalah untuk menstimulasi perkembangan anak. Dari segi
manfaat yang dikatakan sama dan dengan pengeluaran biaya untuk
mendapatkannya lebih murah dari pada ape buatan pabrik, maka bisa dikatakan
membuat ape paud yang melibatkan guru dan anak didik dalam membantu
menstimulasi anak dikatakan efektif dan efisien (manfaatnya dapat, hematnya
dapat).
9
mengendalikan. Dengan adanya manajemen paud, akan mempermudah bagi
pengelola atau kepala paud untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian,
pengendalian, dan pengawasan.
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
Selain perencanaan yang matang, hal yang tidak kalah penting dalam keberhasilan
program paud adalah pengorganisasian. Bagilah tugas secara profesional sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing sumber daya individu yang ada.
3. Kepemimpinan
Seorang pengelola paud tidak boleh disibukkan dengan perkerjaan intern lembaga
yang dipimpinyya. Ia harus melihat keluar mencari ide dan inspirasi baru agar
paud yang dipimpinnya bisa maju. Pengelola paud juga harus mengajar di kelas
dan tentu jam mengajarnya tidak sebanyak guru-guru lain karena ia juga harus
tahu kondisi lapangan dengan instansi yang dipimpinnya sehingga ia mengetahui
persis program yang bagaimana yang seharusnya dilaksanakan.
4. Pengawasan
Dengan adanya manajemen paud pengawasan akan menjadi lebih mudah karena
pengelola paud akan membagi pekerjaan terhadap individu-individu yang terlibat
10
guna mencapai tujuan. Sebuah rencana program harus diawasi / dikontrol / di
supervisi yang tujuannya bukan untuk menilai baik atau buruk akan tetapi seorang
kepala sekolah harus memberikan motivasi, arahan, dalam lebih mengoptimalkan
lagi hasil kerja yang dicapai para individu.
2. Profesionalisme
11
akan lebih unggul dan tampak lebih rapi, disiplin, teratur, dan jelas dalam
melaksanakan program.
Dalam sebuah lembaga paud pasti melibatkan banyak komponen sumber daya
manusia, tugas pengelola paud (kepala sekolah) adalah mengkomunikasikan dan
mengkoordinasikan program yang sedang berjalan sehingga program terlaksana
sesuai harapan dengan hasil yang efektif dan efisien.
Tanpa komunikasi dan koordinasi, manajemen sebaik apapun tidak akan berhasil
menjalankan roda kelembagaan paud, karena akan memunculkan sikap lempar
tanggung jawab, menghindari beban pekerjaan antar personel.
4. Kompetisi
Seorang kepala sekolah yang baik harus membebaskan guru-guru dalam mendidik
anak-anak tanpa campur tangan yang dapat mengganggu seorang guru dalam
menjalankan tugasnya. Caranya adalah dengan memberikan reward (hadiah) dan
punishment (hukuman) guna menciptakan iklim kompetisi yang sehat.
Dengan adanya iklim kompetisi yang sehat dengan cara pemberian hadiah /
penghargaan bagi guru yang berprestasi dibidang tertentu, pernah menjuarai
lomba pembuatan ape tingka provinsi misalnya, maka guru tersebut harus
mendapatkan penghargaan dari sekolah. Hal ini akan menjadi penyemangat
motivasi guru lain untuk dapat memacu diri mereka agar lebih baik dan hasilnya
adalah paud yang dipimpin akan maju.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Chabibah, Siti. (2009).Manajemen Pendidikan PAUD Full Day School Muadz bin
Jabal Yogyakarta, tidak diterbitkan
Mulyasa, Manajemen Paud. (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, Cetakan III,
2014)) h. 26
14