Oleh:
LilikFauzah
BAB I PENDAHULUAN
Nasional.
Pendidikan).
1
2
terhadap lingkungannya.
Guru mencapai kualitas peserta didik dilihat dari potensi seperti yang
dinyatakan di atas titik tolaknya tidak lain adalah kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru beserta para siswanya sebagai subyek belajar. Karenanya
dilaksanakan secara mantap sehingga dapat mencapai tujuan dan hasil belajar
secara maksimal.
Husna pada pokok bahasan asmaul husna al-ghaffar dan al-afuww masih
rendah. Dari rata-rata nilai yang diperoleh tersebut sudah sepatutnya menjadi
perhatian bersama, mengingat Asmaul Husna adalah mengenai sifat wajib dari
Allah yang merupakan hal penting yang harus dipahami anak. Nilai yang
diharapkan tergambar dalam sikap afektif anak. Nilai yang tinggi di barengi
dengan sikap dan perilaku yang baik dalam kehidupan merupakan harapan
Guru yang baik adalah guru yang mampu memilih dan menggunakan
kurang pas dengan yang dalam tujuan instruksional. Metode ceramah seringkali
menjadi bahan andalan. Padahal berbagai metode lain masih ada yang lebih
2
3
3
4
4
5
5
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
1. a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah pencapaian dalam memperoleh
kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan. Hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya".
Hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang
telah dilakukan dalam belajar. Kulminasi akan selalu diiringi dengan
kegiatan tindak lanjut. Hasil belajar harus menunjukkan suatu
perubahan tingkah laku atau perolehan perilaku yang baru dari siswa
yang bersifat menetap, fungsional, positif dan disadari. Bentuk
perubahan perilaku harus menyeluruh secara komperhensif sehingga
menunjukkan perubahan tingkah laku. Aspek perilaku keseluruhan dari
tujuan pembelajaran menurut Benyamin Bloom (1956) yang dapat
menunjukkan gambaran hasil belajar, mencakup aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
Menurut Romizoswki yang dikutip oleh Sri Anita W. dkk
dalam bukunya yang berjudul Strategi Pembelajaran di SD
menyebutkan dalam skema kemampuan yang dapat menunjukkan hasil
belajar yaitu:
1) Motor skills
2) Verbal information
3) Intelectual skills
4) Attitudes
5) Cognitive strategies
Seperti telah dikemukakan di atas bahwa hasil belajar
merupakan perubahan perilaku secara menyeluruh bukan hanya pada
satu aspek saja tetapi terpadu secara utuh. Oleh karena itu, guru harus
memperhatikan secara seksama supaya perilaku tersebut dapat di capai
sepenuhnya dan menyeluruh oleh siswa. Perwujudan hasil belajar akan
selalu berkaitan dengan kegiatan evaluasi pembelajaran sehingga di
perlukan adanya teknik dan prosedur evaluasi belajar yang dapat
menilai secara efektif proses dan hasil belajar.
Untuk melihat hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan
berfikir kritis dan ilmiyah pada siswa Sekolah Dasar, dapat dikaji
proses maupun hasil berdasarkan:
2) Keterampilan intelektual
3) Strategi kognitif
4) Sikap
5) Keterampilan motoris
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan
instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin
Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu
sebagai berikut:
1) Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enam aspek, yakni:
a. Tipe Hasil Belajar Pengetahuan
a. Pengertian Akidah
Menurut bahasa, akidah berasal dari bahasa Arab: „aqada-
ya‟qidu-uqdatan-wa „aqidatan artinya ikatan atau perjanjian.
Sedangkan pengertian akidah menurut A. zainuddin yang dikutip oleh
Rosihon Anwar dalam bukunya yang berjudul Akidah Akhlak adalah
“sesuatu yang menjadi tempat bagi hati dan hati nurani terikat
kepadanya”.
Istilah akidah di dalam istilah umum dipakai untuk menyebut
keputusan pikiran yang mantap, benar maupun salah. Jika keputusan
pikiran yang mantap itu benar, itulah yang disebut akidah yang benar,
seperti keyakinan umat Islam tentang keesaan Allah. Namun jika salah,
itulah yang disebut akidah yang batil, seperti keyakinan umat Nashrani
bahwa Allah adalah salah satu dari tiga oknum tuhan (trinitas).
Akidah adalah kumpulan dari hukum-hukum kebenaran yang
jelas yang dapat diterima oleh akal, pendengaran dan perasaan yang
diyakini oleh hati manusia, dan dipujinya dipastikan kebenarannya,
ditetapkan keshahihannya dan tidak melihat ada yang menyalahinya,
dan bahwa ia itu benar serta berlaku selamanya.
Jadi dari beberapa tujuan pendidikan agama di atas, mata pelajaran Akidah
Akhlak adalah suatu bidang studi yang mengajarkan dan membimbing untuk
dapat mengetahui, memahami dan menyakini akidah Islam serta dapat
membentuk dan mengamalkan tingkah laku yang baik yang sesuai dengan
ajaran Islam. Selain itu mata pelajaran Akidah Akhlak merupakan satu-
satunya materi pelajaran yang mempunyai peranan yang besar dalam
mendidik dan menciptakan siswa menjadi manusia yang berbudi luhur,
berakhlak mulia, serta berpegang teguh dengan ajaran agama. Pendidikan
Akidah Akhlak adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapakan para
siswa untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengimani Allah
SWT, dan merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia dalam
kehidupan sehari-hari melalui bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan
pengalaman dan kebiasaan. Dalam kehidupan masyarakat yang majemuk
dalam bidang keagamaan, pendidikan ini juga diarahkan pada peneguhan
akidah di satu sisi dan peningkatan toleransi serta saling menghormati
dengan penganut agama lain dalam rangka mewujudkan kesatuan dan
persatuan bangsa.
15
Asmaul Husna perlu diberikan sejak dini termasuk tingkat anak sekolah
sebagai berikut:
would finish what he had to say, he would hold out the talking stick,
and whoever would speak after him would take it. In this manner, the
stick would be passed from one individual to another until all who
wanted to speak had done so. The stick was then passed back to the
elder for safe keeping.
D. Hipotesa Tindakan
Berdasarkan teori dan konsep yang telah dikemukakan oleh peneliti,
maka rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan
metode talking stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 6 MI
Nidhomiyah Tanjungwadung Kabuh Jombang dalam mata pelajaran
Akidah Akhlak materi pokok asmaul husna al-ghaffar dan al-afuww.
19
BAB III
METODE PENELITIAN
a. Perencanaan
b. Observasi
direncanakan
d. Refleksi
dan tahap evaluasi guna melakukan kegiatan tindakan kelas pada siklus
berikutnya .
20
C. Instrumen Penelitian
1. Lembar Observasi
Tabel 1
Pertanyaan
Lembar Penilaian Observasi Skor
Metode Talking Stick Jumlah
No Nama Kelompok
1 2 3 Tambahan Skor
1 Kelompok 1
2 Kelompok 2
3 Kelompok 3
22
3. Dokumentasi
Tabel 2
Kisi-kisi instrumen tes siklus 1
No Kopentemsi Materi Proses Indikator Soal Bentuk Nomor
Dasar Kognitif Soal Soal
1 3.2 Memahami makna Mengenal Memahami Menjelaskan bahwa PG 1
al- Ghaffaar dan al- Allah (C2) Allah memiliki
Afuww melalui asma al-ghaffar
asmaul
husna al-
ghaffar
2 Menerapka Menentukan salah satu PG 2
n(C3) sikap penghuni surga
Tabel 3
Tabel 4
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Metode
tes ini penulis gunakan untuk mendapatkan hasil prestasi belajar siswa
setelah diterapkan proses pembelajaran dengan menggunakan metode
talking stick di kelas 6 MI Nidhomiyah Tanjungwadung Kabuh Jombang
4. Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara
(interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Wawancara
ini peneliti gunakan untuk memperoleh informasi sebanyak-banyaknya
baik kepada guru maupun siswa sebagai bahan penelitiann.
b. Interpretasi Data
Keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran pada Penelitian
Tindakan Kelas ialah sebagai berikut :
a. Perhatian dan keaktifan siswa dalam kelompok (siswa dikatakan
memperhatikan dan aktif dalam proses pembelajaran jika dapat
memenuhi indikator perhatian dan keaktifan yang dilakukan oleh
siswa dalam kelompok)
27
c. Hasil belajar (sesuai acuan nilai KKM 70, bahwa nilai antara 80-100
masuk dalam kriteria nilai tinggi, nilai antara 70-75 masuk
dalam kriteria nilai sedang dan nilai dibawah 65 masuk dalam
kriteria nilai rendah)
28
BAB IV
DESKRIPSI HASIL PENELITIAN
Jumlah 445
Rata-Rata Kelas 65
Nilai Tertinggi 80
Nilai Terendah 55
c. Tahap Pengamatan
1) Catatan Lapangan
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran
pada saat siklus I berlangsung dengan menggunakan metode talking
stick diperoleh catatan lapangan sebagai berikut:
Catatan siklus I yaitu pada saat peneliti menyampaikan materi
pokok yaitu penjelasan tentang asmaul husna al-ghaffar, Ketika
peneliti menjelaskan materi terlihat ada beberapa yang anggotanya
berbicara dan ada yang bercanda. Dan ketika peneliti tegur dan
diberikan nasehat siswa tersebut ada yang merespon dan langsung
memperhatikan penjelasan dari peneliti, namun ada juga siswa yang
bernama Fandi dan Ria cuek dan terus saja bercanda.
Pada saat tongkat berputar berkeliling pada satu kelompok,
33
terlihat kelompok lain sebagian anggotanya kurang memperhatikan
kelompok yang sedang melakukan talking stick terutama kelompok 2
sehingga berpengaruh pada saat kelompok 2 melakukan talking
stick, anggota kelompok 2 tidak siap untuk menjawab pertanyaan
sehingga hanya mendapatkan skor 10.
Tabel. 7
Perolehan Skor
Dalam Pembelajaran Siklus I
No. Kelompok Jumalah Skor
1 Kelompok 1 20
2 Kelompok 2 10
3 Kelompok 3 50
Jumlah Skor 80
Rata-rata Keaktifan 26,66
Jumlah 500
Rata-Rata Kelas 71,42
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 65
Berdasarkan tabel 8 di atas, dapat dilihat bahwa hasil belajar dari siswa
nilai terbesarnya adalah 90 dan nilai terkecilnya adalah 65 dengan jumlah
total 500 dengan nilai rata-rata kelas 71,42. Dengan begitu ketuntasan
hasil belajar dapat di lihat dari nilai KKM di atas 70 yang diperoleh pada
siklus I adalah71,42. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
metode talking stick mengalami peningkatan. Namun penelitian ini
harus dilanjutkan pada siklus II untuk melihat seberapa besar peningkatan
yang akan dicapai.
Tabel 9
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siklus I
No. Nilai Frekuensi Frekuensi Relatif
1 65-76 6 6 : 7 x 100 = 85,71 %
2 77-88 0 0 : 7 x 100= 0%
3 89-100 1 1 : 7 x 100 = 14,28%
Jumlah 7 100 %
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa yang masuk dalam rentang
65-76 sebanyak 6 siswa dengan dengan presentase 85,71%, nilai 77-88
didapat 0%, dan nilai 89-100 sebanyak 1 dengan presentase 14,28 %.
d. Tahap Refleksi
Dari hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I terdapat
36
peningkatan minat belajar siswa yang terlihat dari peningkatan
perhatian dan keaktifan siswa dalam proses mengikuti pembelajaran
serta peningkatan dari hasil belajar siswa. Adapun peningkatan
tersebut belum maksimal, sehingga perlu adanya revisi pembelajaran
dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa. Hasil observasi
yang telah dilaksanakan pada siklus I terdapat beberapa kendala
dalam penerapan pembelajaran kooperatif, diantaranya sebagai
berikut:
1) Siswa masih merasa canggung dan malu-malu dalam proses
pembelajaran
2) Siswa masih belum terbiasa menerapkan metode talking stick
dalam pembelajaran Akidah Akhlak
3) Masih ada beberapa siswa yang kurang mendengarkan dan
memperhatikan ketika peneliti menjelaskan materi dan pada saat
metode talking stick berlangsung. Untuk selanjutnya guru lebih
memberikan motivasi atau pujian kepada siswa yang
memperhatikan dan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.
4) Masih belum tercipta pembelajaran yang efektif, kerena siswa
masih malu-malu dan rasa takut untuk aktif menjawab
pertanyaan.
5) Alokasi waktu pembelajaran harus lebih diperhatikan, agar
proses pembelajaran berlangsung lebih maksimal.