Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENGANTAR KURIKULUM

JENIS-JENIS ORIENTASI KURIKULUM

Oleh :
Kelompok III
1. Erlinda Novriani Saputri 1830208032
2. Irene Dwi Agustin 1830208034
3. Radesi Sauli Nurjanah 1830208042

Dosen Pengampu :
Ravensky Yulianti, S.Pd, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Subhanahu wata’ala yang telah memberikan


nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan
sehingga kami bisa menyelesaikan makalah mata kuliah “Pengantar
Kurikulum”. Shalawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita
Muhammad Shalaullahu ‘alaihi wassalam yang telah memberikan pedoman
hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Pengantar
Kurikulum di program studi Pendidikan Kimia Universitas Islam Negeri
Raden Fatah Palembang. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Ibu Ravensky Yulianti, M.Si selaku dosen
pembimbing mata kuliah Pengantar Kurikulum dan kepada segenap pihak
yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang, 17 Febuari
2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan.....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
A. Kurikulum Berdasarkan Mata Pelajaran (Subject Centered).................................3
B. Kurikulum yang mengutamakan peranan siswa (Student Centered).....................6
C. Kurikulum yang berorientasi pada tujuan (Goal Centered)...................................8
D. Kurikulum Orientasi pada Masalah (Problem centered)......................................10
BAB III PENUTUP.........................................................................................................12
A. Kesimpulan...........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik
dengan peserta didik dalam rangka membantu peserta didik dalam
menguasai materi pengajaran dan mencapai tujuan-tujuan pendidikan.
Dengan demikian, setiap pendidikan diarahkan pada pencapaian
tujuan-tujuan tertentu baik pada penguasaan ilmu pengetahuan,
pengembangan pribadi, komunikasi sosial dan kemampuan kerja.
Oleh karenanya dalam mencapai tujuan pendidikan dan
mengembangkan komponen-komponen dasar peserta didik, maka
diperlukan kurikulum, metode penyampaian, media dan sumber
belajar serta alat evaluasi yang tepat.
Untuk memberikan gambaran komprehensif tentang model
kurikulum yang dikembangkan pada sekolah, perlu dideskripsikan
makna dan urgensi kurikulum dalam pendidikan, pendekatan dan
orientasi kurikulum dimaksudkan untuk memudahkan anak belajar.
Selain itu kurikulum juga menentukan apa yang akan dipelajari,
kapan waktu yang tepat untuk mempelajarinya, keseimbangan bahan
pelajaran dan keseimbangan antara aspek-aspek pendidikan yang
akan disampaikan. Adapun organisasi atau desain kurikulum
berkaitan erat dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan.
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memegang
peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Kurikulum akan
membantu kita untuk dapat mengajar secara lebih efektif dan
sistematis dengan materi serta metode yang telah dipersiapkan.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu. Sebelum mengenal lebih jauh tentang
kurikulum maka kita harus mengetahui jenis-jenis orientasi

1
kurikulum tersebut, oleh karena itu dalam makalah ini akan
membahas tentang jenis-jenis orientasi kurikulum.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis-jenis orientasi kurikulum ?
2. Apakah kelebihan dan kekurangan dari masing-masing jenis- jenis
orientasi kurikulum?
C. Tujuan
1. Menjelaskan jenis-jenis orientasi kurikulum
2. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing jenis-
jenis orientasi kurikulum

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kurikulum Berdasarkan Mata Pelajaran (Subject Centered)


Subject centered design curiculum merupakan bentuk desain
yang paling populer, paling tua dan paling banyak digunakan. Disain
kurikulum ini mengacu pada desain kurikulum berorientasi pada
disiplin ilmu. Desain kurikulum jenis ini dinamakan juga desain
kurikulum subjek akademis. Desain kurikulum ini merupakan desain
kurikulum yang berpusat kepada pengetahuan (The Knowlage
Centered Design) yang dirancang berdasarkan struktur disisplin ilmu.
Penekanannya diarahkan untuk mengembangkan intelektual siswa.
Para ahli mamandang desain kurikulum ini berfungsi sebagai
pengembangan proses kognitif. Tujuan yang ingin dicapai oleh
kurikulum ini adalah pengembangan kemampuan berpikirsiswa
melalui latihan menggunakan gagasan dan melakukan proses
penelitian ilmiah. Terdapat tiga bentuk organisasi kurikulum yang
berorientasi pada disiplin ilmu, yaitu :
1. Subject Centered Curriculum
Pada Subject centered curriculum, bahan atau isi
kurikulum disusun dalam bentuk mata pelajaran yang terpisah
pisah misalnya sejarah, ilmu bumi, kimia, fisika,berhitung dan
lain sebagainya. Mata pelajaran- mata pelajaran itu tidak
berhubungan satu sama lain. Pada pengembangan kurikulum di
dalam kelas atau pada kebiasaan belajar mengajar, setiap guru
hanya bertanggung jawab pada mata pelajaran yang
diberikannya. Kalaupun mata pelajaran itu diberikan oleh guru
yang sama, maka hal ini juga dilaksanakan secara terpisah-pisah.
Oleh karena organisasi bahan atau isi kurikulum berpusat pada
mata pelajaran secara terpisah pisah, maka kurikulum ini juga
dinamakan separated subject curriculum. Kelemahan-kelemahan
kurikulum ini ialah

3
a. Kurikulum ini memberikan matapelajaran yang lepas-lepas
yang tidak berhubungan satu dengan yang lain.
b. Kurikulum ini tidak memperhatikan masalah-masalah sosial
yang dihadapi anak-anak dalam kehidupannya sehari-hari.
c. Kurikulum ini menyampaikan pengalaman umat manusia
yang lampau dalam bentuk yang sistematis dan logis.
Sesuatu yang logis tidak selalu psikologis ditinjau dari segi
minat dan perkembangan anak.
d. Tujuan kurikulum ini terlampau batas.
e. Kurikulum ini kurang mengembangkan kemampuan
berpikir.
f. Kurikulum ini cenderung menjadi statis dan ketinggalan
zaman.
2. Correlated Curriculum
Kurikulum jenis ini mengandung makna bahwa sejumlah
mata pelajaran dihubungkan antara satu dengan yang
lain,sehingga ruang lingkup bahan yang tercakup semakin luas.
Sebagai contoh yaitu pada mata pelajaran fikih dapat
dihubungkan dengan mata pelajaran Al-Qur’an dan Hadis. Pada
saat anak didik mempelajari shalat,dapat dihubungkan dengan
pelajaran Al-Qur’an (surah al-fatihah dan surah lainnya) dan
hadis yang berhubungan dengan shalat dan lain sebagainya.
Masih banyak cara lain menghubungkan pelajaran dalam
kegiatan kurikulum. Korelasi tersebut dengan memerhatikan tipe
korelasinya,yaitu:
1) Korelasi okkasional/incidental, maksudnya korelasi
didasarkan secara tiba-tiba atau incidental.
2) Misalnya : pada pelajaran sejarah dapat dibicarakan tentang
geografi dan tumbuh-tumbuhan.
3) Korelasi etis,yang bertujuan mendidik budi pekerti sehingga
konsentrasi-konsentrasi pelajarannya dipilih pendidikan
Agama.Misalnya pada pendidikan agama itu dibicarakan

4
cara-cara menghormati tamu, orang tua, tetangga, teman dan
lain sebagainya.
4) Korelasi sistematis, yang mana korelasi ini biasanya
direncanakan oleh guru. Misalnya, bercocok tanam padi
dibahas dalam geografi dan ilmu tumbuh-tumbuhan.
Berikut ini kelebihan dan kekurangan correlated
curriculum ditinjau dari berbagai sudut :
No Ditinjau dari Kelebihan Kekurangan
sudut
1 Tujuan  Untuk memecahkan  Kadang kadang kabur
pengajaran masalah secara bulat, utuh, karena kompleks
dan luas.
2 Bahan  Bahan dapat disusun secara  Bahan tidak
fleksible sistematis.
 Sumber bahan tidak  Luas bahan tidak
terbatas. ditentukan
 Penyusunan tidak batasannya.
terperancang pada satu  Sumber bahan
bidang pengetahuan. tersebar.

3  Metode mengajar:  Sarana dan


pendekatannya student prasarana : kadang-
centered dan CBSA dapat kadang tidak tersedia
dilaksanakan secara wajar. dan mahal
4 Evaluasi  Yang dievaluasi tidak  Ujian dilakukan
hanya evaluasi produk secara local
tetapijuga evaluasi proses  Dalam rapot tidak
menggambarkan
peserta didik itu
pandai atau tidak
 Hanya dapat
dilakukan secara
konsekuen oleh
sekolah swasta.
5 Guru  Guru lebih kreatif, inisiatif,  Guru kurang bisa
dan tidak terperancang melaksanakan, karena
pada waktu. disekolah guru tidak
 Guru akan mempunyai dilatih correlated
pengetahuan yang luas dan curriculum.
dalam.  Pembagian tugas
 Secara team teaching tidak pada team teaching
melelahkan. perlu penyesuaian.
 Tidak semua guru
sanggup
melaksanakan.

5
6 Peserta didik  Peserta didik mempunyai  Kurang mempunyai
pengetahuan yang praktis pengetahuan yang
dan luas, minatnya. dalam.
 Peserta didik tidak hanya  Kurang mempunyai
diasah otaknya saja, tetapi pengetahuan yang
secara keseluruhan. seimbang antar
bidang studi untuk
setiap bidang studi
pengetahuan.

3. Broad Fields Curriculum


Broad Fields itu menyatukan beberapa matapelajaran
yang berdekatan atau berhubungan menjadi satu bidang studi.
Kurikulum Broad Fields kadang-kadang disebut kurikulum fusi.
Taylor dan alexander menyebutkan dengan The Broad Fields Of
Subject Matter, Broad Fields menghapuskan batas-batas dan
menyatukan mata pelajaran (subject matter) yang berhubungan
dengan erat. Sebagai contoh : Sejarah,Geografi,Ilmu Ekonomi
dan Ilmu Politik disatukan menjadi Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS).
Keunggulan kurikulum broad fields adalah adanya
kombinasi mata pelajaran sehingga manfaatnya akan semakin
dirasakan dan memungkinkan adanya mata pelajaran yang kaya
akan pengertian dan mementingkan prinsip dasar serta
generalisasi. Sedangkan kelemahannya adalah hanya
memberikan pengetahuan secara sketsa, abstrak, dan kurang
logis dari suatu mata pelajaran.

B. Kurikulum yang mengutamakan peranan siswa (Student


Centered)
Ada beberapa pendekatan yang digunakan dalam kurikulum ini,
yaitu :
1. Kurikulum berpusat pada anak didik (Student centered)
Di dalam pendidikan atau pengajaran yang belajar dan
berkembang adalah peserta didik sendiri. Guru atau pendidik
hanya berperan menciptakan situasi belajar mengajar, mendorong

6
dan memberikan bimbingan sesuai dengan kebutuhan peserta
didik. Peserta didik bukanlah tiada daya, dia adalah suatu
organisme yang punya potensial untuk berbuat, berperilaku,
belajar dan juga berkembang sendiri. Student Centered
bersumber dari konsep Rousseau menekankan perkembangan
peserta didik. Pengorganisasian kurikulum didasarkan atas minat,
kebutuhan dan tujuan peserta didik. Ada variasi model ini, yaitu
Activity atau Experience Centered.

2. Kurikulum berpusat pada pengalaman (The Activity atau


Experience Centered)
Beberapa ciri utama Activity atau Experience adalah
pertama, struktur kurikulum ditentukan oleh kebutuhan dan
minat peserta didik. Dalam mengimplementasikan ciri ini guru
hendaknya:a) Menemukan minat dan kebutuhan peserta didik, b)
Membantu para siswa memilih mana yang paling penting dan
urgen. Kedua, karena struktur kurikulum didasarkan atas minat
dan kebutuhan peserta didik, maka kurikulum tidak dapat
disusun jadi sebelumnya, tetapi disusun bersama oleh guru
dengan para siswa. Ketiga, desain kurikulum tersebut
menekankan prosedur pemecahan masalah.
Ada beberapa kelebihan dari kurikulum ini, yaitu:
a. Kegiatan pendidikan didasarkan atas kebutuhan dan minat
peserta didik. 
b. Pengajaran memperhatikan perbedaan individual. Mereka
turut dalam kegiatan belajar kelompok karena
membutuhkannya, demikian juga kalau mereka melakukan
kegiatan individual.
c. Kegiatan-kegiatan pemecahan masalah memberikan bekal
kecakapan dan pengetahuan untuk menghadapi kehidupan di
luar sekolah.

7
Ada beberapa kelemahan dari model disain kurikulum ini, yaitu:
a. Penekanan pada minat dan kebutuhan pada peserta didik
belum tentu cocok dan memadai untuk menghadapi
kenyataan dalam kehidupan.
b. Kurikulum hanya menekankan minat dan kebutuhan peserta
didik. Kurikulum tidak mempunyai pola dan struktur. Kedua
kritik ini tidak semuanya benar, sebab beberapa tokoh
activity design telah mengembangkan struktur ini.

C. Kurikulum yang berorientasi pada tujuan (Goal Centered)


Desain kurikulum yang berorientasi tujuan adalah kurikulum
berpusat pada tujuan (goal-oriented) dan kurikulum berbasis
kompetensi (competence-based)
1. Kurikulum yang berorientasi pada tujuan (Goal Oriented)
Penyusunan kurikulum dengan orientasi berdasarkan
tujuan, artinya bahwa tujuan pendidikan dicantumkan terlebih
dahulu. Tujuan pendidikan di Indonesia tertera pada GBHN.
Atas dasar tujuan-tujuan yang telah ada, selanjutnya ditetapkan
pokok-pokok bahan pelajaran dan kegiatan belajar mengajar,
yang kesemuanya itu diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan
yang diinginkan. Pengembangan kurikulum yang menganut
pendekatan berorientasi pada tujuan ini mendasarkan diri pada
tujuan-tujuan pendidikan yang telah dirumuskan secara jelas dari
tujuan nasional sampai tujuan instruksional.
Dalam hal ini kegiatan pertama adalah merumuskan
tujuan-tujuan pendidikan yang akan dilaksanakan dan dicapai
melalui kegiatan belajar mengajar mengajar. Tujuan-tujuan
pendidikan yang dirumuskan biasanya bersifat menyeluruh,
mencakup aspek-aspek, mulai aspek pengetahuan, nilai-nilai,
keterampilan maupun sikap. Dalam pengembangan semacam ini
yang menjadi persoalan adalah menentukan tujuan-tujuan atau
harapan apa yang diinginkan dari tercapainya hasil pembelajaran

8
tersebut. Pengembangan kurikulum yang semacam ini di
Indonesia adalah kurikulum 1975. Berdasarkan tujuan yang
dirumuskan tersebut maka disusun atau diterapkanlah bahan
pelajaran yang meliputi pokok-pokok dan sub-sub pokok
bahasan sehingga lebih terarah.
Adapun beberapa kelebihannya, yaitu :
a. Tujuan yang ingin dicapai sudah jelas dan tegas, sehingga
bahan, metode, jenis-jenis kegiatan juga jelas dalam
menetapkannya. Karena telah ada tujuan-tujuan yang jelas
maka memudahkan penilaian- penilaian untuk mengukur
hasil kegiatan.
b. Hasil penilaian yang terarah akan mampu membantu para
pengembang kurikulum mengadakan perbaikan-perbaikan /
perubahan-perubahan penyesuaian yang diperlukan.
2. Kurikulum Berbasis Kompetensi (Competence Based)
Pengembangan KBK mempunyai beberapa keunggulan
dibandingkan model-model kurikulum sebelumnya. Pertama,
KBK bersifat alamiah (konstekstual), karena berangkat berfokus
dan bermuara pada hakekat peserta didik untuk mengembangkan
berbagai kompetensi sesuai dengan potensinya masing-masing.
Dalam hal ini peserta didik merupakan subjek belajar dan proses
belajar berlangsung secara alamiah dalam bentuk bekerja dan
mengalami berdasarkan standar kompetensi tertentu, bukan
transfer pengetahuan (transfer of knowledge). Kedua, KBK boleh
jadi mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain.
Penguasaan ilmu pengetahuan dan keahlian tertentu dalam suatu
pekerjaan, kemampuan  memecahkan masalah dalam kehidupan
sehari-hari, serta aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara
optimal berdasarkan standar kompetensi tertentu. Ketiga, ada
bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam
pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan
kompetensi, terutama yang berkaitan dengan ketrampilan.

9
D. Kurikulum Orientasi pada Masalah (Problem centered)
Problem Centered menekankan manusia dalam kesatuan
kelompok yaitu kesejahteraan masyarakat. Konsep pendidikan para
pengembang model kurikulum ini berangkat dari asumsi bahwa
manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup bersama. Dalam
kehidupan bersama ini manusia menghadapi masalah-masalah
bersama yang harus dipecahkan bersama pula. Mereka berinteraksi,
berkooperasi dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang
mereka hadapi untuk meningkatkan kehidupan mereka.
Problem Centered menekankan pada isi maupun perkembangan
peserta didik. Ada dua variasi model desain kurikulum ini, yaitu:
1. Kurikulum yang berorientasi pada situasi hidup (Life Situations)
Life situations seperti Student Centered menekankan
prosedur belajar melalui pemecahan masalah. Ciri lain dari
model desain ini adalah menggunakan pengalaman dan situasi-
situasi nyata dari peserta didik sebagai pembuka jalan dalam
mempelajari bidang-bidang kehidupan. Adapun beberapa
kelebihan-kelebihannya dibandingkan dengan bentuk-bentuk
desain lainnya, yaitu:
a. Pemisahan antara subject dihilangkan oleh problema-
problema kehidupan sosial.
b. Kurikulum diorganisasikan di sekitar problema-problema
peserta didik dalam kehidupan sosial, maka desain ini
mendorong penggunaan prosedur belajar pemecahan
masalah.
c. Menyajikan bahan ajar dalam bentuk yang fungsional
d. Motivasi belajar datang dari dalam diri peserta didik, tidak
perlu dirangsang dari luar.
Adapun beberapa kelemahan-kelemahannya, yaitu:

10
a. Penentuan lingkup dan sekuens dari bidang-bidang
kehidupan yang sangat esensial (penting) sangat sukar,
timbul organisasi isi kurikulum yang berbeda-beda.
b. Kurangnya integritas dan kontinuitas organisasi isi
kurikulum.
c. Mengabaikan warisan budaya.
d. Guru maupun buku dan media lain tidak banyak yang
disiapkan.
2. Kurikulum yang berorientasi pada rekonstruksi sosial (Social
Reconstruction)
Kurikulum ini lebih menekankan pada problem-problem
yang dihadapi murid dalam kehidupan masyarakat. Konsepsi
kurikulum ini mengemukakan bahwa pendidikan bukanlah upaya
sendiri, melainkan kegiatan bersama, interaksi dan kerja sama.
Interaksi itu terjadi pada siswa dengan guru, siswa dengan siswa,
siswa dengan orang dilingkungannya dan sumber-sumber belajar
lainnya. Dengan kerja sama semacam ini, siswa dapat berusaha
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam masyarakat
dapat menjadi masyarakat yang lebih baik.
Kurikulum rekonstruksi sosial ini adalah model
kurikulum yang lebih memusatkan perhatian pada problema-
problema yang dihadapinya dalam masyarakat. Melalui interaksi
dan kerja sama antara guru dan peserta didik berusaha
memecahkan problema-problema yang dihadapinya dalam
masyarakat menuju pembentukan masyarakat yang lebih baik.
Kelemahan dari kurikulum rekonstruksi sosial adalah sukar
diterapkan dan kemampuan siswa berbeda-beda.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas didapat kesimpulan bahwa jenis-jenis
orientasi kurikulum terdapat 4 jenis yaitu :
1. Kurikulum Berdasarkan Mata Pelajaran (Subject Centered)
2. Kurikulum yang mengutamakan peranan siswa (Student
Centered)
3. Kurikulum yang berorientasi pada tujuan (Goal Centered)
4. Kurikulum Orientasi pada Masalah (Problem centered)
Masing-masing jenis-jenis orientasi diatas memiliki kelebihan dan
kelemahannya.

12
DAFATAR ISI

Dakir.2010. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: PT Rineka


Cipta.
Idi, Abdullah. Safarina.2014. Pengembangan Kurikulum, Teori & Praktik.
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Sanjaya, Wina.2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Sanjaya Wina.2015. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
http://ratnasari15.blogspot.com/2014/11/jenis-jenis-orientasi-kurikulum.html
diakses pada tanggal 17 Febuari 2020

Anda mungkin juga menyukai